Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:01:33ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2023-09-21T07:29:19Z2023-09-21T07:29:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60480This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/604802023-09-21T07:29:19ZMAKNA AHL AL-ZIKR DALAM AL-QUR’AN (Studi Analisis Semantik al-Qur’an Toshihiko Izutsu)Dalam beberapa kosakata dalam Alquran, seringkali terikat dengan makna konteks turunnya ayat. Ketergantungan ini menyebabkan pada hasil pembacaan yang stagnan. Hal ini disebabkan oleh kesederhanaan dalam proses analisis makna yang dilakukan. Salah satu kata yang memiliki kelekatan dengan satu peristiwa turunnya ayat adalah kata Ahl al-Zikr. Kosakata tersebut banyak dimaknai dengan konteks turunnya ayat yaitu Ahl al-Kitab. Keterikatan tersebut menyebabkan kata Ahl al-Zikr terbaca hanya pada satu makna saja. Pendekatan yang dapat melepaskan keterikatan makna adalah analisis semantik Alquran Toshihiko Izutsu. Akan tetapi ditemukan problematika akademik dalam pengaplikasian konsep tersebut terhadap kata Ahl al-Zikr. Izutsu merancang konsep ini hanya mengarah pada kata tunggal, sedangkan kata tersebut termasuk term idafah. Dalam penelitian ini tergolong pengembangan pengaplikasian semantik terhadap term id}afah. Berdarsarkan problematika akademik tersebut, maka pengkajian kata Ahl al-Zikr dengan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah menggali makna dasar dan makna relasional kata Ahl al-Zikr , menelusuri perkembangan sinkronik diakronik kata Ahl al-Zikr , dan weltanschauung kata tersebut. Metode yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan aplikasi teori Semantik Alquran Toshihiko Izutsu sekaligus mengembangkannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menggunakan kepustakaan sebagai sumber data (Library Research).
Kata Ahl mengandung makna dasar “keberhakan/kepantasan” sedangkan kata al-Zikr memiliki makna dasar “memgingat sesuatu yang telah diperoleh”. Keduanya membentuk relasi dan membangun makna relasional bersama sebagai makna “kredibilitas dalam informasi atau pengetahuan yang diperoleh”. Dalam rantai historis makna Ahl al-Zikr, tidak ditemukan secara jelas penggunaannya pada masa sebelum turunnya Alquran, sedangkan dalam rentang waktu turunnya Alquran dimaknai sebagai pemeluk agama sebelum turunnya Alquran (Ahl al-Kitab). Kemudian setelah turunnya seluruh Alquran, kata tersebut dimaknai sebagai kredibilitas dalam informasi dan pengetahuan. Kata Ahl al-Zikr menjadi istilah kunci berdasarkan relasi yang terbangun dengan kata-kata yang ada di dalam Alquran walaupun tidak banyak digunakan.NIM.: 18105030085 Muhamad Arju Shidqol Yaqin2023-07-07T02:54:01Z2023-07-07T02:54:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59611This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596112023-07-07T02:54:01ZPENANAMAN NILAI RELIGIUS DAN PENGEMBANGAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI MAJELIS DZIKIR SHOLAWAT DAN TA’LIM DI IPNU IPPNU KECAMATAN MLARAK PONOROGOPenelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan bahwa kebanyakan pelajar saat ini terjadi degradasi moral, tawuran pelajar, banyaknya dispen nikah, banyak pelajar yang kecanduan judi online (slot), serta mulai terpapar radikalisme khususnya di daerah Ponorogo. Seharusnya pelajar memiliki jiwa religiusitas yang baik, karena sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, hadir sebuah organisasi IPNU IPPNU sebagai salah satu solusi dalam meminimalisir problem pelajar. Akan tetapi dalam berorganisasi juga perlu adanya kemampuan sebagai penunjang. Problematika dilapangan, bahwa tidak semua anggota IPNU IPPNU Kecamatan Mlarak memiliki kemampuan tersebut, khususnya dalam interaksi antar anggota. Tak jarang masih ditemukan antara anggota IPNU dengan IPPNU tidak terjalin komunikasi yang baik. Terdapat sifat malu ketika mereka saling berbicara. Atas dasar problematika tersebut, peneliti berusaha menemukan jawaban dengan meneliti IPNU IPPNU Kecamatan Mlarak mengenai penanaman nilai religius dan pengembangan kecerdasan interpersonal. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan sosiologi dan fenomenologi. Sumber data dari penelitian ini diambil secara langsung dari informan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Miles dan Huberman yaitu mereduksi data, menyajikan data kemudian mengambil kesimpulan dengan triagulasi.
Hasil penelitian ini bahwa anggota IPNU IPPNU Kecamatan Mlarak memiliki nilai religius yang baik dengan terjadinya perubahan sikap bagi para pelajar IPNU IPPNU Kecamatan Mlarak. Hal ini dikarenakan bahwa IPNU IPPNU merupakan organisasi berbasis keagamaan, maka terdapat tuntutan bagi anggota IPNU IPPNU untuk memiliki nilai religius yang baik. Lain sisi, seorang organisatoris juga harus memiliki kemampuan interaksi antar sesama dengan baik. Organisasi tidak dapat berjalan dengan baik jika antar anggota tidak memiliki komunikasi yang baik. Sedangkan untuk penanaman nilai religius bagi anggota IPNU IPPNU Kecamatan Mlarak menggunakan lima tahapan sesuai dengan teori David R. Krathwohl yaitu proses penerimaan informasi oleh jamaah, menanggapi informasi tersebut, kemudian menilai informasi dari mubaligh, membiasakan dalam kehidupan sehari-hari serta akan menjadi karakter yang melekat pada diri jamaah. Sedangkan dalam pengembangan kecerdasan interpersonal terdapat beberapa proses yaitu kesadaran diri anggota IPNU IPPNU, beretika dalam bersosial, pemecahan masalah, komunikasi dengan santun, dan mendengarkan secara efekti. Adapun implikasinya dalam nilai religius berupa tiga aspek yaitu akidah berupa akidah ahlus sunnah wal jamaah an nahdliyah, aspek ibadah berupa istiqomah dan disiplin serta aspek akhlak berupa sopan dan persaudaraan. Sedangkan implikasinya kecerdasan interpersonal berupa sikap bekerjasam, membangun relasi baru, beretika dan kemampuan komunikasi yang efektif. Kata Kunci : Penanaman Nilai, Religius, InterpersonalNIM.: 21204011051 Muhammad Husnurridlo Az Zaini2023-05-09T03:01:52Z2023-05-09T03:01:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58403This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/584032023-05-09T03:01:52ZZIKIR DAN RELASI SOSIAL AJARAN TAUHID SOSIAL DALAM DOKTRIN TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH DI DUSUN BALAK MAGELANGTarekat merupakan salah satu perkumpulan yang menjadikan zikir sebagai aktifitas utamanya. Tarekat juga tercatat telah melakukan berbagai gerakan perubahan sosial di berbagai lokasi.Penulis mengambil lokasi di dusun Balak tempat Pondok Pesantren Suryabuana sebagai sebuah Pondok Pesantren Tarekat, Pondok Pesantren ini adalah salah satu cabang dan perwakilan Pondok Pesantren Suryalaya yang ada di Tasikmalaya Jawa Barat. Riset ini berusaha memberikan sebuah gambaran bagaimana relasi dan interaksi sosial masyarakat di dusun Balak yang dibangun oleh dua kesadaran yaitu kesadaran hubungan dengan Allah dan kesadaran hubungan dengan sesama manusia, dua kesadaran tersebut digerakan dengan kesadaran Tauhid sebagai motivasi utama.
Penulis terdorong untuk menjadikan tarekat ini sebagai objek penelitian adalah kondisi masyarakat saat ini yang selalu mudah terlena pada hal-hal yang kurang baik, padahal masyarakat kita sudah memiliki ahli di berbagai bidang.
Penulis menggunakan sebuah teori yaitu representasi kolektif sebagai acuan teori dalam menyusun riset ini, oleh karena itu penulis menyesuaikan bahwa Tauhid dijadikan sebagai pegangan untuk mengiringi seluruh pengamal tarekat ini dalam berainteraksi dan menjalin relasi sosial mereka.
Riset ini menemukan fakta bahwa tarekat ini mengurangi intensitas menyepi (khalawat/uzlah) sebagai salah satu praktek ritual, tetapi lebih memperbanyak kegiatan di masyarakat, oleh karena itu, penulis menuangkan dua jenis amalan dalam riset ini yaitu amalan dasar dan amalan bentuk aplikasi.
Bentuk ikatan persaudaraan dalam tarekat ini yang dibangun oleh semangat dan penghayatan Tauhid tergambar dalam kegiatan diskusi dan gotong royong yang selalu dilaksanakan serta kesadaran tentang hakikat persamaan status dalam pengembangan ajaran tarekat ini di luar lingkungan tarekat ini. Diskusi yang diselenggarakan mencontoh yang dilakukan oleh Rasulullah dan dan para sahabat dengan membentuk halaqah yang menyiratkan pentingnya persatuan yang tak terputus dan persamaan peran dan status, tidak ada pembicara utama karena semua ikut berperan. Gotong royong dalam interaksi masyarakat dusun Balak telah terbangun dengan motivasi Tauhid sebagai penggeraknya, karena para pelakunya berkesadaran semua adalah hakikatnya untuk mengabdi kepada Allah dan Rasulnya tanpa ada harapan imbalan apa-apa sehingga yang terlihat adalah saling bahu membahunya para pengamal tarekat ini sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing.NIM.: 05540007 Taufik Rahman2023-03-03T02:24:35Z2023-03-03T02:24:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56854This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/568542023-03-03T02:24:35ZZIKIR DALAM TAFSIR SUFISTIK (STUDI KITAB TAFSIR AL-QUR’AN AL-KARIM KARYA SYAIKH MUHYIDIN IBNU ARABI)afsiran secara sufistik. Dalam konteks ini, kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim menjadi bahan kajian utama untuk menentukan makna-makna Al-Qur’an dari segi tinjauan tasawuf. Adapun jika dilihat dari segi penulisnya, kitab ini merupakan sebuah mahakarya syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi. Karena pada faktanya, kitab ini begitu populer dengan nama Ibnu Arabi yang tercantum jelas di judul buku. Hal lain yang menjadikan kitab ini menarik untuk dibahas, dikarenakan bahwa pengarang kitab tersebut adalah Ibnu Arabi, yang tidak lain merupakan sosok yang terkenal sebagai pencetus wahdatul wujud. Bukan hanya itu, selain menjadi tokoh tasawuf falsafi, Ibnu Arabi juga ahli dalam segala bidang ilmu pengetahuan agama. Dengan demikian, dalam hal ini dia mendapatkan gelar syaikh al-Akbar. Namun di lain sisi, hal yang menarik bagi para peneliti, khususnya penulis sendiri, penulis berinisiatif untuk mencoba mengulik makna dibalik pemikiran-pemikiran yang juga banyak menuai kontroversi.
Penelitian ini berfokus pada dua rumusan masalah utama yang meliputi, penjelasan tentang karakteristik kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim dan makna z{ikir menurut Ibnu Arabi dalam kitab tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami maksud atas pemaparan-pemaparan rumusan masalah dan memiliki kegunaan penelitian secara teori dan praktis. Kemudian, tinjauan pustaka dalam penelitian ini terdiri dari tiga kajian utama, yaitu kajian tentang zikir, kajian tentang tafsir sufistik, dan kajian tentang pemikiran tasawuf falsafi syaikh Muhyidin Ibnu Arabi. Sifat penelitian dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Lalu, Sumber data primer didapatkan dari kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim karya syaikh Muhyidin Ibnu Arabi. Teknik pengumpulan data, menggunakan kajian pustaka (library research). Kemudian yang terakhir teknik pengolahan data, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah penelitian secara deskriptif-analitik
Penelitian ini menghasilkan beberapa sudut pandang mengenai tafsiran tentang zikir yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim. Adapun pembahasan akhir dalam penelitian ini, berfokus pada tiga poin utama yang dinilai cukup penting untuk mengetahui makna zikir yang sebenarnya dari segi kacamata tasawuf. Pertama, pengklasifikasian macam-macam zikir menurut Ibnu Arabi dalam kitab tafsirnya. Kedua, zikir menurut Ibnu Arabi dengan makna zahir. Ketiga, zikir menurut Ibnu Arabi dengan makna sufistik.NIM.: 19105030070 Ahmad Samiya Balya2023-03-01T07:09:27Z2023-03-01T07:09:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56769This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/567692023-03-01T07:09:27ZPENANAMAN NILAI RELIGIUS MELALUI RANGKAIAN KEGIATAN DZIKIR MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR AL - JAELANI
UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK MAHMUDAH SANTRI
DI PONDOK PESANTREN AINUL YAQIN JEMBERThe development of the times at this time greatly affects changes in a person's character, so that it has an impact on weakening manners, manners, ethics, and others. This is due to minimal or lack of religious education from an early age, so many factors influence it, starting from family factors, environmental factors. , as well as peer factors. Therefore it is necessary to inculcate religious values in shaping the morals of every child. The objectives of this study include: 1. To describe the inculcation of religious values through the recitation of Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani's dhikr to improve the morals of students' mahmudah. 2. Tracing the supporting and inhibiting factors of inculcating religious values through reciting the dhikr of Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani to improve the morals of the mahmudah students. 3. Analyzing the implications of instilling religious values through reciting the dzikir manaqib of Sheikh Abdul Qadir Al-Jaelani to improve the morals of the mahmudah students.
This study uses a type of qualitative research, by taking samples of data sources using purposive sampling. Data was collected using semi-structured interview techniques, observation and documentation. For data analysis, researchers used the Milles Hubberan version, namely data condensation, data presentation, and verification or conclusion.
The results of the study showed that (1) the inculcation of religious values at the Ainul Yaqin Jember Islamic Boarding School was carried out through activities at the Islamic boarding school, one of which was through dzikir manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. Other forms of religious cultivation include doing tawasul, dhikr, sunnah prayers, and prayers. (2) Inhibiting and supporting factors in instilling religious values, namely, supporting factors: good background for students, environmental factors of Islamic boarding schools, cooperation between Islamic boarding schools, parents, and students. As for the inhibiting factors, among others, the background is not good for students, they are closed from advice. (3) the implications of instilling religious values include: from the habluminallah side, namely dhikr, praying, cultivating trustworthiness, cultivating piety. From the perspective of habluminnas, namely cultivating an attitude of wara' and patience.NIM.: 20204012038 Dani Dwi Nur Hidayat2023-02-01T06:42:19Z2023-02-01T06:42:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55758This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/557582023-02-01T06:42:19ZTERAPI DZIKIR UNTUK MENYEMBUHKAN DEPRESI AKIBAT PERCERAIAN (STUDI KASUS TERHADAP SEORANG WARGA DESA SENDANGHARJO, KECAMATAN BRONDONG, LAMONGAN)Kasus perceraian di sejumlah daerah di tanah air dewasa ini
mengalami peningkatan, terutama di daerah-daerah dengan populasi yang
besar. Perceraian selalu dilatarbelakangi oleh adanya faktor yang
menyebabkan perceraian. Di samping itu, peristiwa perceraian senantiasa
membawa dampak yang cukup mendalam khususnya dalam hal psikologis.
Dampak psikologis yang sering terjadi akibat dari perceraian adalah depresi.
Salah satu penanganan depresi adalah dengan terapi dzikir. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan tahap-tahap
terapi dzikir untuk menyembuhkan depresi akibat perceraian. Penelitian ini
dilakukan menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan data deskriptif.
Subjek pada penelitian ini yaitu SU warga Desa Sendangharjo, Kecamatan
Brondong, Lamongan yang mengalami depresi akibat perceraian. Sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan, wawancara,
dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis dengan tahapan data
reduction, data display, dan data conclusion drawing/ verification. Uji
keabsahan datanya menggunakan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap-tahap terapi dzikir yang
dilakukan oleh subjek penelitian secara mandiri dilaksanakan melalui tiga
tahap, pertama tahap pendahuluan, yaitu pemilihan tempat, kesopanan dan
takzim dalam berdzikir, pemilihan posisi duduk, berwudhu. Kemudian tahap
pelaksanaan, yaitu niat, membaca basmalah dan Surat Al-Fatihah beserta
tawasul, membaca bacaan-bacaan dzikir, keseriusan dan kesungguhan dalam
berdzikir. Terakhir adalah tahap penutup, yaitu berdiam diri.NIM.: 19102020006 Ashimatul Wahdah Al-Faidah2022-09-28T02:53:46Z2022-09-28T02:53:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53550This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/535502022-09-28T02:53:46ZTAREKAT UNTUK ORANG AWAM: KIAI MUSLIH MRANGGEN DAN KITAB-KITABNYA TENTANG TASAWUFKelompok reformis puritan antitarekat sering kali menuduh ajaran dan amaliah
tarekat sebagai sesuatu yang bidah, tidak memiliki dasar dalam Islam, dan bahkan
menjadi sumber kemunduran umat Islam. Ajaran sufisme yang mewujud dalam
tarekat-tarekat juga kerap dinilai hanya bisa diakses oleh sekelompok elit agama,
karena memberikan prasyarat yang rumit, mulai dari aspek penyucian jiwa, zikir,
hingga makrifat. Kiai Muslih Mranggen, melalui karya-karyanya: ‘Umdat as-Sa>lik
fi Khairi al-Masa>lik, al-Futu>hat ar-Rabbaniyya>t, an-Nur al-Burhani fi Tarjamati
al-Lujain ad-Dany fi Z}ikri Nubz}atin min Manaqibi as-Syaikh Abdi al-Qadir al-
Jilany, dan Risalah Tuntunan Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah menjawab
tuduah-tudahan kelompok reformis puritan antitarekat sekaligus merumuskan
ajaran tarekat yang ia orientasikan untuk masyarakat awam.
Menggunakan metode library research dengan penelusuran dokumen atas karyakarya
Kiai Muslih Mranggen di atas, penelitian ini berupaya menganalisis mengapa
dan bagaimana ia menuliskan amaliah-amaliah tarekat lengkap dengan
argumentasinya, dan bagaimana ia merumuskan ajaran tarekatnya yang ia
orientasikan kepada masyarakat awam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kiai
Muslih Mranggen menulis amaliah tarekat dan argumentasinya untuk secara
eksternal untuk merespons tuduhan kaum reformis puritan antitarekat sedangkan
secara internal sebagi penguat bagi pengikutnya, khususnya berkaitan dengan
rabit}ah, pembacaan manakib Syekh Abdul Qodir Jilani, dan tawasul. Ia
memperkuat argumentasi amaliah tarekat tersebut teks-teks yang bersumber dari
Alquran, hadis, dan perkataan ulama. Ia merumuskan ajaran tarekatnya untuk
masyarakat awam dengan mengutamakan aspek zikir, ketimbang penyucian jiwa
dan makrifat. Kiai Muslih melakukan pemudahan (taysir) dengan menjadikan zikir
sebagai alat penyucian jiwa, melalui pelenyapan nafsu-nafsu yang buruk dan
internalisasi nafsu-nafsu yang baik melalui penghayatan secara mendalam di
bagian-bagian tubuh tertentu. Ia mendorong masyarakat awam untuk masuk ke
dalam tarekat, tanpa memandang kemampuan syariatnya, agar mereka terbiasa
berzikir.NIM.: 20200011064 Moh. Salapudin2022-04-08T03:16:39Z2022-04-08T03:16:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50393This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/503932022-04-08T03:16:39ZRELAKSASI ZIKIR UNTUK MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN PADA SISWI SMK DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN QORYATUL QUR’AN PUTRI SUKOHARJOThis research aims to determine the effect of Zikir Relaxation to increase students happiness in SMKTQ (Tahfidz Quran Vocational High School) at Putri Sukoharjo Islamic Boarding School. The research method used was true experimental by providing treatment with Zikir relaxation to intervention for the subject. The sample technique used in this research used a purposive sampling technique with 11 students in SMKTQ. The design used was two group pretest-posttest design, which is an experimental design that uses two groups consisting of an experimental group with 6 students and control group 5 students, with data collection techniques using happiness scale. Statistical analysis of differences in the valuo of pre-test and post-test using technique of Wilcoxon Signed Rank and Mann Whitney U. The research result showed the value of p=0.462 (p>0.05) with z score -735, which means that the hypothesis declared insignificant. So that there is no effect of giving dzikir relaxation for student happiness at Vocational High School of Tahfidzul Quran Putri Islamic Boarding School Sukoharjo.NIM.: 15710097 Fildzah Lina Rohmatina2022-02-04T02:36:17Z2022-02-04T02:36:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49101This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/491012022-02-04T02:36:17ZAMALAN-AMALAN YANG MENAKJUBKAN.Tulisan ini membahas tentang amalan-amalan yang
menakjubkan meski yang dilakukan tidak memberatkan.
Amalan-amalan yang menakjubkan adalah amalan-amalan
yang ringan untuk dilakukan, namun fadhilah dan
manfaatnya sangat besar. Amalan ini jika dilakukan tidak
memakan banyak waktu dan juga tidak menghabiskan energi
sehingga secara umum setiap orang akan mampu melakukan
dengan mudah- Khoiro Ummatin2022-01-19T07:11:26Z2022-01-19T07:12:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48716This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/487162022-01-19T07:11:26ZKRITIK KH. MISBAH BIN ZAINIL MUSTAFA (1916-1994 M.) TERHADAP IDEOLOGI ISLAM TRADISIONAL DALAM TAFSIR AL-IKLIL FI MA’ANI AL-TANZILThe theme studied in this research is why KH. Miṣbāḥ
criticized traditional Islam and said that it was NU representation,
while he himself was ulama of NU. The study focused on 1) How
was the ideology criticism followed by KH. Miṣbaḥ when Tafsir al-
Iklil fi Ma‘ani al-Tanzil was composed constructed? 2) Why did KH.
Miṣbaḥ criticize traditional Islam ideology in his Tafsir al-Iklil fi
Ma‘ani al-Tanzil? 3) What implications were there following KH.
Miṣbaḥ’s criticism of traditional Islam ideology in the Tafsir al-Iklil
fī Ma‘ani al-Tanzil?
This qualitative study applies the history of thought theory
formulated by Kuntowijoyo and utilizes three approaches. First, text
study; it involves the genesis of thought, the consistence of thought,
the evolution of thought, the systematics of thought, the development
and changes of ideology, the variant of thought, the communication
of thought, the internal dialectic and the continuity of thought and
intertextuality. Second, context study; the term ‘context’ in this study
means the surrounding situation and condition of the reader
(interpreter). Third, text and community study; it includes the
influence of thought, the implementation of thought, the
dissemination of thought, and the introduction of thought.
The results shows the followings. First, when criticizing the
traditional Islam ideology, KH. Miṣbaḥ inserted it in his book of
interpretation entitled al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil. The criticism is
divided into three scopes, namely observance, social, and cultural
scopes. Not only is al-Iklil interpretation an explaination of the
Quran verses, but it also is a criticism of the reality of social, politics, and culture or traditions that are not in line with the Quran and
hadith. KH. Misbah tried to be an intermediary whenever different
opinions appeared and tried to find the solutions so one party did not
claim to be true and the other was wrong. Second, there are two
factors that influence KH. Misbah to criticize traditional Islam
ideology, i.e. 1) internal factors 2) external factors. Third, al-Iklil interpretation affects the ideology of some of his relatives and those
who follow his mind set. It should be underlined that although KH.
Miṣbāḥ criticized traditional Islam, in particular NU, it did not mean
he was against NU traditions. The criticism he made or he inserted in
al-Iklīl interpretation was a way or method of practicing the tradition.NIM.: 17300016085 Nur Hadi2021-12-02T02:33:54Z2021-12-02T02:33:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47427This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/474272021-12-02T02:33:54ZTERAPI DZIKIR UNTUK MENGHILANGKAN KECEMASAN PRA-PERTANDINGAN PADA ATLET TAPAK SUCI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini karena melihat banyaknya fenomena dikalangan atlet yang mengalami kecemasan pra-bertanding, sehingga performa atlet ketika di lapangan menurun. Oleh karena itu, program terapi dzikir yang diberikan dapat memberikan power sehingga kecemasan pra-pertandingan berkurang. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan terapi dzikir dapat menghilangkan kecemasan pra-bertanding pada atlet TAPAK SUCI di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan terapi dzikir pada atlet TAPAK SUCI di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan mengambil latar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sumber data ialah dua pelatih tetap sebagai subjek utama, tiga orang mahasiswa dan Ketua UKM TAPAK SUCI UMY sebagai subjek pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul diuji keabsahannya dengan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan tiga metode yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terapi dzikir dapat membantu menghilangkan kecemasan pada atlet TAPAK SUCI.NIM.: 17102020053 Laila Khusnul Mar’ati2021-11-02T03:46:54Z2021-11-02T03:46:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46223This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/462232021-11-02T03:46:54ZRESEPSI FUNGSIONAL DZIKIRYA LATIF PETANI DUKUH KRAJAN, KAIBONPETANGKURAN, KEC. AMBAL, KABUPATEN KEBUMEN, PROV. JAWA TENGAHPenelitian tesis ini tentang Living Qur‘an di Dukuh Krajan Kabupaten Kebumen.
Penanaman kelapa di dukuh ini melibatkan bacaan-bacaan tertentu dari mulai
pembacaan ayat kursi hingga dzikir Yā Laṭīf. Pembacaan ayat dan dzikir tersebut
tentu bukanlah pembacaan tunggal, melainkan didahului oleh prosesi rangkaian
simbolik yang teratur. Pembacaan ayat dan dzikir Yā Laṭīf menjadi signifikan dalam
penanaman, karena dianggap menjadi faktor utama kualitas hasil tanam dan tolak
bala. Pembacaan ayat atau dzikir yang digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu erat
kaitannya dengan resepsi. Semula penanaman dilakukan secara normatif, namun pada
akhirnya karena hama atau hal-hal lain, hasil panen selalu gagal. Hal ini membuat
modal masyarakat petani habis. Pada titik ini Kiai langgar memberikan ijazah kepada
santrinya agar menggunakan bacaan-bacaan tertentu dalam melakukan penanaman.
Motif awalnya dalam rangka untuk pertanian untuk meningkatkan mutu hasil panen,
namun dalam konflik agraria dengan TNI-AD, dzikir Yā Laṭīf memiliki makna
tersendiri dalam melakukan perlawanan. Di samping itu, dzikir Yā Laṭīf juga
digunakan dalam pengobatan terhadap penyakit.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Data diperoleh dengan melakukan
wawancara tokoh-tokoh masyarakat Dukuh Krajan baik Kiai langgar, tokoh aktivis
masyarakat hingga masyarakat umum Dukuh Krajan baik dengan wawancara
langsung atau via aplikasi WhatsApp. Fokus penelitian ini untuk mengungkapkan
prosesi penanaman pohon kelapa kaitannya dengan penggunaan dzikir Yā Laṭīf, latar
belakang penggunaan dzikir Yā Laṭīf dalam penanaman pohon kelapa di Dukuh
Krajan serta resepsi fungsional masyarakat terhadap dzikir Yā Laṭīf kaitannya dengan
perlawanan sosial yang digunakan dalam prosesi penanaman kelapa.
Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini: Pertama, proses penanaman
tidaklah tunggal, namun bervariasi. Kedua, menghadapi petani yang kerap rugi dalam
melakukan penanaman lantaran hama, mengingatkan Seniman, sebagai tokoh
masyarakat Dukuh Krajan mendapat ijazah dari Kiainya agar melakukan penanaman
a la santri dengan harap mampu menanam dengan modal yang minimal, untuk
mendapat keuntungan yang maksimal. Maka, ijazah tersebut yang pokok adalah
dzikir Yā Laṭīf. Setelah itu, muncul permasalahan konflik agraria. Dengan dzikir Yā
Laṭīf menunjukkan simbolisasi perlawanan. Ketiga, terdapat tiga macam resepsi
fungsional masyarakat Dukuh Krajan, yakni dzikir Yā Laṭīf dalam rangka pengobatan.
Kedua, dzikir Yā Laṭīf dalam penanaman pohon kelapa untuk menghasilkan kualitas
tanaman dan terhindar dari bala. Ketiga, dzikir Yā Laṭīf dalam rangka perlawanan
terhadap klaim sepihak TNI-AD atas tanah masyarakat.NIM.: 18205010021 Al-Faiz Muhammad Robbany Tarman2020-12-30T05:59:50Z2020-12-30T05:59:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41760This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/417602020-12-30T05:59:50ZPENGARUH RELAKSASI ZIKIR ASMAUL HUSNA TERHADAP PEMAAFAN PADA DEWASA AWAL YANG PERNAH MENGALAMI BULLYINGForgiveness is a process of action as an attempt by
someone to involve themselves by changing negative
emotions into positive emotions and showing forgiveness by
not revenging to individuals who hurt. Forgiveness is also
another way for individuals to open themselves to be
evaluative and develop positive life values. This study aims
to determine the level of forgiveness in early adulthood who
have experienced bullying after receiving relaxation training
of Asmaul Husna dhikr. The subjects in this study were 5
early adults aged 18-23 years who had a moderate to low
level of forgiveness. The sampling technique used in the
study is purposive sampling. While the data collection
techniques using the forgiveness scale by Zechmeister and
Romero. The forgiveness scale instrument is arranged in the
form of a Likert scale. The data analysis technique used is
Wilcoxon. This technique used to see the difference between
the pretest, posttest, and follow-up results. The Wilcoxon
score results showed that the Pre-Post-Test test obtained a
value of Z = -2.023 with a value of p = 0.43 (p <0.05). Post
Test-Follow Up scores obtained Z = -2,041 with p = 0.041 (p
<0.05). The Pre Test-Follow Up scores obtained Z values = -
2,032 with p = 0.042 (p <0.05). This shows that there are
significant differences in the pretest, posttest, and follow-up
of this group after receiving relaxation training of Asmaul Husna dhikr. Based on this analysis, it can be concluded that
the relaxation of Asmaul Husna dhikr can have an effect on
forgiveness in early adults who have experienced bullying.NIM. 14710007 Diyah Dwi Ningrum2019-03-18T01:20:21Z2019-03-18T01:20:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32670This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/326702019-03-18T01:20:21ZPEMBACAAN ḪIZIB NAHDLATUL WATHAN KARYA TGKH. M.
ZAINUDDIN ABDUL MAJID
(Analisis Fonetik)Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena keanekaragaman
bunyi bacaan dalam Ḫizib Nahdlatul Wathan masyarakat Lombok khususnya
jama‟ah/kelompok hizib di Desa Pancor. Keanekaragaman berupa variasi-variasi
ucapan itulah yang mengakibatkan adanya perbedaan wujud ataupun bentuk.
terjadinya kesalahan bacaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kesalahan serta
menganalisa berbagai bentuk kesalahan yang terjadi dalam pembacaan Ḫizib
Nahdlatul Wathan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Langkah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tahap penyediaan data yakni metode
teknik cakap semuka, teknik catat, dan teknik rekam. Berikutnya tahap analisa
data yakni peneliti menggunakan pendekatan sinkronis. Dan terakhir tahap
penyajian data yakni peneliti menggunakan dua model penyajian informal dan
penyajian formal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan fonetik terjadi pada
pembacaan Ḫizib Nahdlatul Wathan yaitu kesalahan bunyi vokal dan kesalahan
bunyi konsonan, serta ditemukan sebab mengapa kesalahan bunyi bacaan Ḫizib
Nahdlatul Wathan itu terjadi.NIM : 1620510049 Uswatun Hasanah2017-09-26T06:37:11Z2017-09-26T06:37:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27378This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/273782017-09-26T06:37:11ZEFEKTIVITAS MEDITASI ZIKIR GUNA MENURUNKAN KANTUK
BERLEBIHAN PADA SIANG HARI
(Studi Eksperimen Santri Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al-Muhsin Yogyakarta)Sering mengantuk adalah gejala penyakit tidur yang dialami pada siang
hari saat individu sedang sibuk beraktivitas. Sering mengantuk dapat tetap datang
meski sudah tidur malam. Gejala yang dalam ilmu psikologi disebut kantuk
berlebihan pada siang hari ini terjadi karena ada gangguan metabolik, gangguan
psikologis, depresi, kurang tidur, overweight, faktor usia dan merokok. Kantuk
berlebihan pada siang hari akut dapat menyebabkan gangguan fungsi sosial,
defisit kognitif, defisit produktivitas, gangguan kardiovaskular, malagizi,
kecelakaan dan kematian. Kantuk berlebihan pada siang hari ditangani dengan dua
jalan, yaitu terapi kualitas tidur dan penanganan medis.
Konsensus dalam literatur tentang penanganan kantuk berlebihan pada
siang hari dikenal luas secara konvensional, meskipun uji coba ilmiah lebih fokus
dibidang psikologis dan medis. Untuk menyajikan strategi penanganan dibidang
psikologi religius, penulis mencoba untuk menguji coba meditasi zikir guna
menurunkan kantuk berlebihan pada siang hari.
Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan hasil penelitian
kuantitatif, desain penelitian true eksperimen dengan Prettest-Posttest Control
Group Design. Populasi penelitian adalah santri Pondok Pesantren Aji Mahasiswa
Al-Muhsin Yogyakarta yang berjumlah 153 santri. Sampel penelitian berjumlah
20 orang, masing-masing kelompok memiliki anggota 10 orang. Subyek diambil
secara acak sebagai kontrol terhadap proactive history untuk menyetarakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skala yang digunakan adalah skala
kantuk Epworth. Manipulasi kepada kelompok eksperimen adalah meditasi zikir,
sedangkan kelompok kontrol adalah zikir.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Meditasi zikir efektif
menurukan kantuk berlebihan pada siang hari secara signifikan dengan hasil uji
thitung = 3,748 dan nilai p = 0,001. Santri yang mendapat perlakuan meditasi zikir
memperoleh rerata penurunan kantuk berlebihan pada siang hari lebih tinggi
(80,0%) dibandingkan dengan kelompok santri yang mendapat perlakuan zikir
(32,0%). (2) Ada perbedaan kantuk berlebihan pada siang hari antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut kriteria keefektifan kualitas
pembentukan kompetensi dari segi hasil, meditasi zikir lebih efektif untuk
menurunkan kantuk berlebihan pada siang hari santri, karena 100% santri yang
mengalami kantuk berlebihan pada siang hari patologis berubah menjadi normal.
Sedangkan dengan zikir hanya 40% yang berubah menjadi normalNIM: 1420410199 Elvi Leili Hadiyatika2017-07-14T00:51:02Z2017-07-14T00:51:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25911This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/259112017-07-14T00:51:02ZSHALAT DAN DZIKIR SEBAGAI TERAPI BAGI KORBAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA-DlPONDOK PESANTREN
INABAH-13 NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
( STUDI KASUS TAHUN 2003 )Penelitian ini bertujuan tmtuk mengetahui lebih dalam mengenai
pelaksanaan, tahapan, dan metode terapi shalat dan dzikir bagi korban Narkotika
di Pondok Pesantren .Inabah-13 Gam ping Sleman Y ogyakarta, kemudian
bagaimana basil yang diperoleh dari pelaksanaan, tahapan, dan metode sholat dan
dzikir bagi koiban Narkotika di Pondok Pesantren Inabah-13.
Sumber data diperoleh dari seluruh informan yang berhubungan atau
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Pengasuh, pengurus harian Pondok
Pesantren Inabah-13, serta pasien korban narkotika. Penelitian ini bersifat
kualitatif, pengumpulan datanya dengan metode wawancara (interview), observasi
non partisipan dan dokumentasi. Setelah data tersebut terkumpul, kemudian
dianalisis dengan metode-deskriptif=kualitatif. --
Pelaksanaan yang hams dilalui para korban narkotika yaitu: Tahap Awal;
Tahap ini merupakan tahap pemabaman tentang e:fek penyalahgunaan narkotika
dan cara menanggulanganinya. Kedua Tahap Terapi Melalui Shalat dan Dzikir; a.
P enyadaran, para korban narkotika mulai disadarkan kondisinya dengan berbagai
cara, antara lain dengan Shalat, dzikir, membaca kalimat shahadat serta berniat
berserah diri kepada Allah. b. Penyembuhan, setelah melalui tahap awal dan
penyadaran maka korban narkotika mulai disembuhkan dengan metode mandi
taubat, shalat dan zikir, sholat yang dikerjakan sehari semalam sejumlah 165
rekaat, baik shalat fardu maupun shalat sunnat. c. Pemeliharaan, apabila korban
narkotika dirasakan sudah cukup baik kondisinya fisik maupun psikisnya, maka
akan digabungkan dengan santri lain yang tidak terlibat penyalahgtmaan narkotika
untuk sekolah ataupun mengaji.
Selama masa penelitian dan berdasarkan pada data yang berhasil dibimpun
oleh penyusun, secara kuantitatif, Pondok Inabah 13 Y ogyakarta dapat dikatakan
berhasil dalam menyembuhkan korban atau santri yang pemah dirawat disana.
Selama tahun 2003, dari 10 pasien yang dirawat di Pondok tersebut yang sudah
berhasil disembuhkan adalah 7 (tujuh) orang.NIM. 99522821 DEWI INDRAWATI2017-07-07T05:51:52Z2017-07-07T05:54:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25830This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/258302017-07-07T05:51:52ZPENAFSIRAN AYAT-AYAT ZIKIR
M. QURAISH _SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISHBAH
SURAT ALI 'IMRAN DAN SURAT AN-NISA'Term iikir mcmiliki posisi sentral bagi penccrahan jiwa manusia dalam
membimbing dan menemukan kebahagiaan dan kebenaran yang sejati. Kata iikir
dalam al-Qur'an dcngan bentuk derivasinya terulang sebanyak 286 kali, yang
scbahagiannya menjadi ungkapan simbolik (metaforiY) yang menunjuk kepada
bcbcrapa makna. Zikir (ingat) sclalu mcnjadi kiasan pilihan spritual dan
digunakan untuk menunjukkan pengctahuan sebagai lawan dari lalai.
M. Quraish Shihab mcrupakan seorang ulama bcsar Indonesia dan seorang
pemikir sinkrctik-kreatif dalam Islam, ia mampu menggabungkan pelbagai
pemikiran dalam suatu corak yang bisa diterima umat, termasuk di bidang
penafsiran ai-Qur'an. Hal ini dilakukan olchnya dalam rangka berusaha untuk
mcngantarkan pcmbaca agar mcngetahui petunjuk Ilahi yang dianugerahkan
kepada Nabi Muhammad dan umatnya. Melalui sudut pandang M. Quraish
Shihab inilah permasalahan di atas dicoba untuk dikaji lebih dalam. Bagaimana
penafsiran M. Q.!-_!raish Shihab terhadap ayat-ayat tentang iikir dalam tafsir a/Mishh;/
h sural Ali 'Im6in Jan sural an-Nisa'?, Jan bagaimana manfaat dan
pengaruh iikirtcrhadap kchidupan?.
Kajian ini bersifat kepustakaan murni (library reseach) yang didasarkan
p<~dH karya Tafli: Hl-.¥ishb.iih '.'olumc 1 scbagai sumbcr data primer dan karya
karya lainnya yang bcrhubungan dcngan tcma di atas bcrupa buku-buku, kitab,
jumal dan lain-lain yang bcrkaitan dcngan tcma pokok pembahasan sebagai data
penunjang. Adapun mctode untuk mengolah data digunakan metode DeskriptifAna/
itis yakni mengumpulkan data yang ada, menafsirkannya dan mengadakan
analisa yang interpret at if dengan cara menyelami kemudian mengungkap arti dan
nuansa yang dimaksud olch scorang tokoh. Selanjutnya merumuskan kesimpulan
alas pcnafsiran Quraish Shihab yang bcrkaitan dcngan kajian ini, sehingga
dipcrolch gambaran yang jclas tcntang detail-detail pcmikiran Quraish Shihab
dalam mcnafsirkan ayat al-Qur' an tentang tildr.
Dari pcnelitian ini ditcmukan jawaban, bahwa kata iildr selain dapat
diartikan sebagai mcnyebut dan mcngingat Allah, juga dapat bermakna sebagai
ai-Qur'an dan juga scbagai suatu pelajaran. Manfaat dan pengarub ii.kir bagi
seseorang yaitu tidak hanya sckcdar sebagai kewajiban dan mengharapkan pahala
serta terhindar dari api neraka semata, akan tetapi agar iikir menjadi kebutuhan
dengan meningkat lagi scbagai wujud cinta dan rasa syukur seorang hamba
kepada Allah SWT.NIM. 00530075 ASEP SAEFUL ROHMAN2022-10-18T03:50:37Z2022-10-18T03:52:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2109This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21092022-10-18T03:50:37ZAKTIVITAS DZIKIR DAN KONTROL DIRI Studi Kasus pada Tiga Ustadz di Pondok Pesantren Nurul Hidayah PurworejoABSTRAK Penelitian ini bertujan untuk mengungkap tentang metode atau cara yang digunakan dalam dzikir ustadz, dampaknya terhadap usaha meningkatkan kontrol diri dan hambatan-hambatan yang dialami oleh ustadz dalam meningkatkan kontrol diri pada ustadz di pondok pesantren Nurul Hidayah Purworejo. Teori yang digunakan adalah teori menurut Goleman yang menerangkan bahwa kontrol diri adalah proses mengelola atau menjaga emosi yang mengganggu atau menghambat serta impuls-impulsnya secara benar dan efektiif.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran berkenaan dengan fakta yang terjadi pada saat penelitian dan mengkaji apa adanya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara mendalam (indept nterview), dan dokumentasi dari arsip pondok. Adapun analisis datanya dilakukan secara kualitatif dengan interpretasinya bersifat deskriptif non statistic dengan penyajian pola berpikir induktif yang didukung dengan triangulasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dampak dari dzikir bagi tiga ustadz dalam meningkatkan kontrol diri adalah sangat berarti positif. Disebutkan bahwa dari ketiga kasus yang dialami ustadz ada perbedaan keadaan psikis antara sebelum dan sesudah melakukan dzikir. Jiwa yang semula penuh amarah, emosi tinggi, dapat dikendalikan melalui dzikir yang khusyuk yang semata-mata hanya ingin mendapat ridho dan ampunan dari Allah SWT.NIM.: 03220025 Hania Mariasani Maulinda