Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:30:52ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2022-09-15T07:57:58Z2022-09-15T07:57:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53061This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530612022-09-15T07:57:58ZUSLUB AL MUALLAFAH FI AL SHI'IR SUAL FI HUDUD AL DZAKIRAH LI AHLAM MOSTEGHANEMI (TAHLIL GENOKRITIK ELAINE SHOWALTER)Penelitian ini fokus pada gaya pengarang perempuan dalam Puisi Sual Fi Hududi Dhakirah karya Ahlam Mosteghanemi. Puisi ini berisi kenangan tentang citra dan pengalaman perempuan baik sebagai karakter dalam karya sastra maupun sebagai subjek sejarah. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk mendeskripsikan gaya pengarang perempuan dari segi bahasa yaitu bahasa tersurat, bahasa tersirat, ekspresi tubuh dan unsur multivokal dalam puisi tersebut, kedua untuk mendeskripsikan gaya pengarang perempuan dari segi budaya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis bahasa dan budaya perempuan dalam Puisi Sual Fi Hududi Dhakirah karya Ahlam Mosteghanemi. Metode ini dimulai dari mencari data primer maupun referensi pendukung, kemudian mendeskripsikan dan menganalisisnya. Data primer yaitu puisi itu sendiri sedangkan referensi pendukung yaitu kamus, buku dan literatur lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Adapun teori yang dipakai adalah Teori Ginokritik Elaine Showalter yang merupakan jenis kritik sastra feminis bagi sastra dari perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan.
Penelitian ini mengantarkan peneliti sampai pada tiga kesimpulan yaitu, (1) Aspek bahasa tersirat lebih dominan dibanding dengan tiga aspek lainnya, (2) Citra dan pengalaman perempuan dituliskan secara apa adanya, baik penyifatan yang baik maupun yang buruk, atau juga tokoh yang memiliki watak yang bertentangan, seperti karakter biarawati dan pelacur, perempuan dari neraka dan perempuan dari salju, kehinaan dan kehormatan, ibu dan anak, mimpi indah dan mimpi buruk, (3) Atribut bahasa dan budaya yang disematkan pada perempuan cukup beragam, yaitu dengan representasi mata Elsa, kulit cokelat Angela, gaya rambut Kleopatra, keteguhan Jamila, tata rias Veleda, kesucian Rabiah, pemberontakan Elektra, kesetiaan Penelope dan misteri Mona Lisa.NIM.: 16110036 Rois Nur Bayin2020-12-23T03:42:38Z2020-12-23T03:42:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41672This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/416722020-12-23T03:42:38ZMahfum Al Insaniyyah Fi Al Syi'ri Manfa Fi Al Diwan Ka Al Zahra Al Lauzi Au Ab'ad Li Mahmud Darwisy (dirasah Tahliliyyah Li Michael Riffaterre)Penelitian ini berjudul Mahfum Al-Insaniyyah fi Al Syi‘ri Manfa fi Al Diwan Ka Al Zahra Al Lauzi Au Ab‘ad Li Mahmud Darwisy (Dirasah Tahliliyyah Li Michael Riffaterre. Persoalan yang dirumuskan terkait dengan sastra perlawanan Palestina, analisis puisi perlawanan Mahmoud Darwish yang berjudul Manfa, yang menghasilkan bagaimana konsep humanisme Mahmoud Darwish, dan hubungan intertekstual puisi yang berjudul Manfa karya Mahmoud Darwish. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep humanisme Mahmoud Darwish dalam puisi Manfa karya Mahmoud Darwish.
Objek material tulisan ini adalah puisi Manfa dalam antologi puisi Ka Al Zahra Al Lauzi Au Ab‘ad karya Mahmoud Darwish dan objek formalnya adalah konsep humanisme dengan menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre. Dalam teorinya, Michael Riffaterre mengenalkan dua level pembacaan, yaitu heuristik (pembacaan mimetis, didasarkan pada arti kamus, bercirikan ketidakgramatikalan) dan retroaktif atau hermeneutik (proses pembacaan dekoding dengan mencari model, matriks, varian dan hipogram.
Penelitian ini menghasilkan bahwa konsep humanisme Mahmoud Darwish dapat dilihat pada simbol-simbol yang ada di puisi Manfa . bagaimana ia menggambarkan rasa kepedulian pada rakyat Palestina, dengan memompa semangat juang rakyat Palestina melalui puisinya untuk berpartisipasi melakukan perlawanan. Puisi Manfa dalam pembacaan heuristik masih tersebar, tepisah-pisah, dan belum memusat. Dalam pembacaan hermeneutik, menunjukkan gagasan bahwa si aku memiliki kehidupan seperti labirin yang penuh teka-teki, seperti takdir yang tidak satu pun di antara manusia yang mengetahuinya, dan seperti baja yang ditempa namun tetap kuat. Model dari puisi ini adalah la ard}a d}ayyiqatu kaas}is}u al wurud kaard}aka anta, al samau al qadimatu s}afiyatu al launi wa al zihni in lam yukhanniy al khayal taz}ullu ‘ala khaliha mis|lu s}urataha fi mukhayyalatiy, ‘ala zagabi al ard}i—qala, fainna al gurub yu‘idu al garib ila biarihi, mis|lu agniyah la tuganni, kaanna al majazi yanamu ‘ala d}affati al nahari. Matriks puisi yaitu 'humanisme' yang diasosiasikan dengan filsafat utilitarianisme. Hipogram aktual yang menjadi latar terbentuknya matriks adalah sikap manusia dalam menghadapi masalah kehidupan. Hal ini menampilkan perbedaan sikap manusia dalam menghadapi suatu permasalahan. Seseorang memutuskan suatu pilihan itu pastilah dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antarnya usia, keluarga, kematangan emosi, pengalaman dan lingkungan sosial.
Kata kunci: Sastra Perlawanan, Mahmoud Darwish, Humanisme, Simbol-Simbol PerlawananNIM. 16110083 Anna Zakiah Derajat2020-12-23T02:16:04Z2023-12-12T07:16:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41664This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/416642020-12-23T02:16:04ZAl Af'al Al Kalimiyah Al Hazimah Gi Al Riwayah Al Karnak Li Najib Mahfuz (dirasah Tahliliyah Tadawuliyah)Objek formal kajian ini adalah tindak tutur asertif. Sementara itu, objek material yang digunakan adalah novel al-Karnak karya Najib Mahfuz. Dalam novel al-Karnak terdapat berbagaimacam bentuk dan jenis tindak tutur asertif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur asertif yang terdapat dalam novel al-Karnak karya Najib Mahfuz. Penelitian akan menggunakan teori pragmatik khususnya tindak tutur asertif untuk melihat teks dalam bahasa sastra yang digunakan pada novel al-Karnak karya Najib Mahfuz. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data dalam penelitian ini adalah novel al-Karnak karya Najib Mahfuz. Data diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif untuk menganalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini berupa bentuk dan fungsi tindak tutur asertif dalam novel al-Karnak karya Najib Mahfuz. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mendapatkan 19 tuturan data dari berbagai bentuk dan fungsi tuturan. Bentuk tuturan asertif terdiri dari tiga bentuk kalimat, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Sedangkan berdasarkan fungsinya data tersebut meliputi tuturan asertif kalimat berita yang berfungsi untuk menyatakan berjumlah tiga tuturan, fungsi memberitahukan berjumlah lima tuturan, fungsi menyarankan satu tuturan, fungsi membanggakan satu tuturan, fungsi mengeluh satu tuturan, dan fungsi melaporkan satu tuturan. Tuturan asertif kalimat tanya yang berfungsi untuk menyatakan berjumlah tiga tuturan, fungsi memberitahukan berjumlah dua tuturan, fungsi mengeluh berjumlah satu tuturan. Adapun tuturan asertif kalimat perintah yang berfungsi untuk menuntut berjumlah satu tuturan. Di antara fungsi yang terdapat pada tuturan tokoh dalam novel al-Karnak karya Najib Mahfuz, fungsi menyatakan dan memberitahukan merupakan fungsi tuturan terbanyak. Kata kunci: Najib Mahfuz, Pragmatik, Tindak Tutur, Asertif.NIM. 15110048 Suriyati2020-11-23T03:52:01Z2020-11-23T03:52:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41312This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/413122020-11-23T03:52:01ZMafhum Al Hanifiyyah Fi Al Khutabi Al Jahiliyyah (dirasah Tahliliyyah Al Khuttab Al Naqli Teun A Van Dijk)Khutbah merupakan salah satu jenis karya sastra yang berkembang sejak zaman jahiliyah. Karya sastra
pada saat itu terbagi menjadi dua bagian yaitu syair dan prosa. Prosa sendiri terbagi menjadi
beberapa jenis yang salah satunya yaitu khutbah. Khutbah juga ada beberapa periode dalam
perkembangannya seperti khutbah masa Islam, khutbah Umawiy, Khutbah Abbasiy, khutbah dzahabiy,
khutbah Hadits, dan khutbah Jahiliyah. Khutbah Jahiliyah ini sendiri berkembang dizaman jahiliyah
atau zaman sebelum masuknya Islam yaitu tahun sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul
Allah SWT. Keadaan tersebut merujuk pada situasi bangsa arab kuno yaitu pada masa masyarakat Arab
pra-Islam. Khutbah yang disampaikan pada saat itu memuat ideologi dari para orator dengan tujuan
untuk dapat mempengaruhi, memberi nasehat dan menyampaikan maksud serta tujuan para orator dalam
khutbah- khutbahnya.
Wacana yang berkembang dizaman jahiliyah tersebut pastinya ada beragam, salah satunya yaitu wacana
agama Ibrahim AS atau yang sering kita kenal dengan agama Hanif. Agama hanif sendiri merupakan asal
muasal dari agama Islam yang berkembang sebelum datangnya Islam. Dari sini kita tidak bisa menampik
jika khutbah merupakan sarana atau media yang digunakan untuk konstruksi dan produksi makna dalam
sebuah realitas. Untuk mengetahui produksi berita khususnya tentang konsep hanifiyah dari
khutbah-khutbah jahiliyah maka akan timbul beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana wacana hanifiyah
yang ditampilkan dalam khutbah- khutbah jahiliyah? Bagaimana model kognisi social khutbah-khutbah
jahiliyah dalam menampilkan konsep hanifiyah? Bagaimana konteks social khutbah-khutbah jahiliyah
dalam menyampaikan wacana konsep hanifiyah?
Dalam menjawab rumusan masalah ini, teori yang penulis gunakan adalah teori analisis wacana kritis
dengan model Teun A Van Dijk yang analisisnya lebih mendekatkan dengan kognisi social, melihat
bagaimana kognisi social yang dibangun dalam hal ini adalah para orator jahiliyah. Selain itu,
kognisi juga bukan tercipta dengan sendirinya tetapi merupakan produk konstruksi social dari
lingkungan kognisi itu lahir, yaitu konteks social. Konteks social ini juga sangan berperan dalam
menentukan kognisi social seseorang.
Maka, melalui kajian pustaka dan analisis deskriptif yang peneliti lakukan, bahwa khutbah-khutbah
jahiliyah menjadi media yang digunakan oleh para oratornya untuk menyampaikan ideologinya yang
salah satu ideologinya yaitu konsep hanifiyah. Dari khutbah-khutbah jahiliyah tersebut, bukan
hanya seruan wacana hanifiyah saja yang ingin disampaikan, akan tetapi banyak juga penambahan
kalimat dan makna serta pernyataan yang mendukung wacana hanifiyah ini agar bisa diterima
و
oleh objek khutbah mereka. Pemilihan teks dan skema komposisi khutbah yang menjadi alasan bentuk
ketimpangan tersebut. Peneliti juga melihat bahwa khutbah- khutbah jahiliyah yang disampaikan
tidaklah hadir dengan sendirinya, akan tetapi hasil dari kognisi social dari penulis disertai
konteks social yang melatar belakanginya.
Kata Kunci: Kognisi Sosial, Konteks Sosial, Hanifiyah, Khutbah JahiliyahNIM. 15110072 Panggayuh Noto Wibowo2019-03-26T01:41:20Z2019-03-26T01:41:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33747This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/337472019-03-26T01:41:20ZAkhta' Fi Kitabat Al Tarkib Al Idafiy Wa Al Wasfiy Fi Al Buhuth Al Ilmiyyah Li Talabah Qism Al Lughat Al Arabiyyah Wa Al Adabiha Jama'ah Sunan Kalijaga Al Islamiyyah Al Hukumiyyah : Dirasah Tahliliyyah NahwiyyahBahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya dengan menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan.
Di dunia ini terdapat banyak bahasa, salah satunya adalah bahasa Arab. Bahasa
Arab adalah salah satu bahasa Semit yang memiliki banyak penutur dari pada
bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Bahasa Arab ini adalah
bahasa resmi dari dua puluh lima Negara, dan merupakan bahasa peribadatan
dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai dalam al-Quran.
Dalam bahasa terdapat banyak hal, salah satunya adalah frasa. Frasa
adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata atau
lebih yang memiliki satu makna gramatikal. Singkatnya frasa adalah gabungan
dari dua kata atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena
tidak memiliki predikat.
Dalam pembahasan kali ini, penulis akan membahas tentang bentuk tarkib
idhafi dan tarkib washfi dalam skripsi mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Arab
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan bentuknya dalam
kaidah nahwu. Dalam pembelajaran bahasa Arab, nahwu merupakan materi paling
penting karena termasukn salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa Arab, dan
pengertiannya menurut bahasa Arab adalah ilmu yang menunjukkan kepada kita
bagaimana cara menggabungkan kata benda, kata kerja, atau partikel untuk
mebentuk kalimat yang bermanfaat.
Dilakukannya pembahasan ini karena penulis telah melakukan penelitian
pada beberapa skripsi yang ditulis oleh mahasiswa jurusan bahasa dan sastra
Arab, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam menggunakan idhafah dan
naat man’ut dalam kalimat atau tidak sesuai dengan kaidah nahwu. Atas dasar
permasalahan di atas, maka tujuan penulisan skripsi, penulis ingin mengetahui apa
sajakah persoalan yang muncul dalam struktur idhafi dan washfi yang ditulis oleh
mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Arab Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta dalam skripsi mereka.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan berbasis pustaka,
penulis menganalisis skripsi dengan dua sumber data, yaitu sumber data primer,
antara lain skripsi yang ditulis oleh mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Arab
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan
sumber data sekunder, antara lain buku-buku, literatur, atau apapun yang
berhubungan dengan topik yang menjadi sumber pembahasan penulis.
Kata kunci: Tarkib Idhafi, Trakib WashfiNIM. 14110103 Dida Ganis Prameswari