Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:19:38ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2024-01-05T04:04:10Z2024-01-05T04:04:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62712This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/627122024-01-05T04:04:10ZGERAKAN PP. ‘AISYIYAH DALAM PEMBINAAN WANITA DESA DI INDONESIA (1978-1995 M)Upaya pembangunan negara masa Orde Baru dilakukan dengan menciptakan ideologi gender negara atau ibuisme negara. Ibarat sebuah keluarga hal ini dilakukan bahwa perempuan memiliki peran ibu melengkapi kekuasaan suami (negara). Dalam mewujudkan ideologi ini maka organisasi wanita di wadahi dengan Dharma Wanita, yang dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan pemerintah dan mengontrol gerakan perempuan dalam ideologi pembangunan Orde Baru. Selain menciptakan ideologi baru pemerintah pada tahun 1978 dalam GBHN menyatakan memberikan hak dan kesempatan serta tanggung jawab kepada perempuan dalam pembangunan negara. Salah satu organisasi perempuan yakni ‘Aisyiyah memberikan respons kepada kebijakan pemerintah tersebut dengan program Pembinaan Waita Desa sebagai upaya turut serta dalam pembangunan negara.
Penelitian menggunakan pendekatan sosial politik. Hal ini bertujuan untuk menganalisa untuk menganalisa kebijakan-kebijakan politik yang diterapkan pemerintah. ‘Aisyiyah sebagai organisasi wanita berupaya menanggapi hal tersebut dengan sebuah gerakan pembinaan wanita desa yang berkembang menjadi Qaryah Thayyibah. Konsep yang digunakan yakni konsep sosial movement. Konsep ini berangkat dari gerakan sosial yang memperjuangkan kebutuhan dan eksistensinya. Konsep ini merupakan hal utama bagi pergerakan perempuan untuk melakukan aksi kolektifnya. Teori yang digunakan yaitu struktural-fungsional yang ditemukan Talcott Parsons, untuk melihat keberhasilan gerakan ‘Aisyiyah dalam Pembinaan Wanita Desa yang dilanjutkan Qaryah Thayyibah. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah meliputi: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.
Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, Pada masa Orde Baru ‘Aisyiyah memberikan respons terhadap tujuan pemerintah dalam proses pembangunan. Berbagai aktivitas yang dilakukan ‘Aisyiyah pada masa ini sesuai dengan kebijakan Orde Baru. Kedua, Program yang dilakukan sebagai respon dari kebijakan Orde Baru yakni Pembinaan Wanita Desa (1978) yang dilanjutkan dengan Qaryah Thayyibah (1989). Situasi politik yang demikian menjadikan ‘Aisyiyah mengadopsi kebijakan Orde Baru agar dapat menjalankan cita-cita dan perjuangan terhadap kaum perempuan. PWD yakni program pemberdayaan yang diberikan kepada para wanita agar dapat mempunyai peran dan keterampilan. Ketiga, Pada 1989 program pembinaan wanita desa berubah menjadi program Qaryah Thayyibah. Program ini merupakan suatu pembinaan dalam desa guna mewujudkan keluarga sakinah. Perbedaan kedua program ini yakni jika PWD berfokus hanya kepada kaum perempuan sementara Qaryah Thayyibah berfokus tidak hanya kaum perempuan namun juga anggota keluarga.NIM.: 20201021004 Halimah Nur Febriyani2023-10-23T02:57:42Z2023-10-23T02:57:42Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61644This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/616442023-10-23T02:57:42ZPERAN ORGANISASI SANTRI DARUL HIKMAH
DALAM MENEGAKKAN DISIPLIN SHOLAT FARDHU BERJAMAAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH KUTOARJODisiplin berarti tata tertib untuk bisa mengendalikan tingkah laku, melatih membentuk kemampuan mental seseorang, serta kesadaran diri untuk mengikuti dan menaati peraturan. Sholat fadhu adalah kewajiban bersifat individual (fardlu ‘ain) yang penyelenggaraannya disunatkan berjamaah. Peneliti menemukan kenyataan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo bahwa Organisasi Santri Darul Hikmah (OSDH) dan ustadz telah ikut membina kedisiplinan santri. Meski sudah memiliki peraturan tetapi masih ada santri yang berani melanggar peraturan tersebut. Penelitian bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui kedisiplinan sholat fardhu berjamaah santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo; 2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran OSDH dalam menegakkan disiplin sholat fardhu berjamaah santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo; 3) Untuk mengetahui dan menganalisa hambatan yang dihadapi dan solusi yang diberikan dalam membina kedisplinan sholat fardhu berjamaah santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data mengunakan triangulasi data jenis metode. Analisis data mengunakan Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Kedisiplinan shalat fardhu berjama’ah di Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo tergolong cukup disiplin walaupun masih terdapat beberapa santri yang terlambat mengikuti shalat berjama’ah dan hampir tidak ada santri yang tidak melaksanakan sholat fardhu berjamaah. 2) Peran OSDH dalam menegakkan disiplin sholat fardhu berjama’ah santri yaitu dengan menjadikan pengurus suri tauladan bagi para santri, organisasi yang menjadi wadah untuk mengembangkan karakter dan softskill bagi seluruh santri, serta sebagai penegak dan pengawas dalam kedisiplinan shalat berjama’ah para santri. 3) Hambatan dalam membina kedisplinan sholat fardhu berjamaah santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo yaitu kurangnya monitoring pembina terhadap para pengurus OSDH, teman sebaya, serta berbagai latar belakang pola asuh keluarga santri yang membuat lama beradaptasi dengan ketentuan pondok.
Pendidikan lewat pembiasaan/habiting peserta didik, suritauladan kakak kelas dan teman sebaya, serta kepemimpinan lewat sebuah ekosistem pondok pesantren perlu dipertahankan dan kembangkan lagi kualitasnya lewat monitoring dan evaluasi sehingga dapat dicontoh oleh institusi pendidikan lainnya di tengah isu global tentang moralitas dan mental generasi muda yang makin mengkhawatirkan.NIM.: 16410040 Helmi Afif Purwataruna2023-10-06T08:29:58Z2023-10-06T08:29:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60866This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/608662023-10-06T08:29:58ZPENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJERIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAPenelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan dan sejauh mana pengaruh budaya organisasi (X1) dan iklim organisasi (X2) terhadap peningkatan kompetensi manajerial mahasiswa (Y). Penelitian ini didasarkan pada teori Robbins, Boyatiz, dan Wirawan. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 233 mahasiswa, penelitian ini dilakukan di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan pada rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 147 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan random sampling dikombinasikan dengan metodologi probablity sampling. Budaya Organisasi (X1) dan Iklim Organisasi (X2) merupakan variabel independen dalam penelitian ini, sedangkan kompetensi manajerial (Y) merupakan variabel dependen. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi. Dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Sciences), analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Uji korelasi bivariat didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,745 dan nilai signifikansi 0.000 < a = 0.05 antara budaya organisasi dengan kompetensi manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki hubungan yang positif pada kompetensi manajerial pada kategori kuat. Sedangkan menurut hasil uji korelasi parsial pengaruh budaya organisasi (X1) terhadap kompetensi manajerial (Y) dimediasi oleh iklim organisasi (X2) memperoleh nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,165, dan tingkat signifikansi adalah 0.046 < 0.05. Perbandingan koefisien korelasi bivariat dengan koefisien korelasi parsial ialah sebesar rxy ˃ rxyz = 0,745 ˃ 0,165. Karena mediasi variabel iklim organisasi (X2) maka variabel budaya organisasi (X1) tidak berhubungan langsung dengan variabel kompetensi manajerial (Y). Selain itu, analisis regresi linier berganda menghasilkan R² sebesar 0.689. Artinya, variabilitas efektivitas kompetensi manajerial mampu diterangkan oleh variabilitas budaya organisasi dan iklim organisasi sebesar 68.9%. Sementara itu 31.1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam skripsi ini. Persamaan regresi adalah Y = 3.891 +0.196 X1+ 0.697 X2. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X1 memberikan kontribusi sebesar 19.6% terhadap variabel Y, sedangkan variabel X2 memberikan kontribusi sebesar 69.7% terhadap variabel Y.NIM.: 18104090077 Windiatul Jannah2023-09-14T01:59:33Z2023-09-14T01:59:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60267This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/602672023-09-14T01:59:33ZIPNU DAN PEMBINAAN GENERASI MUDA DI SLEMAN 1988-1999Kabupaten Sleman sebagai kabupaten yang berdekatan dengan kota Yogyakarta banyak mendapat pengaruh dari persoalan tersebut. kondisi seperti ini membuat kabupaten Sleman mempunyai berbagai problematika yang berkaitan dengan masalah remaja yang begitu pelik. IPNU cabang Sleman dalam perjalanannya telah banyak berkiprah dalam meningkatkan kehidupan sosial keagamaan masyarakat. Salah satu kontribusinya yakni terhadap generasi muda Kabupaten Sleman.metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yaitu sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis yang digunakan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan bagi sejarah dan menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa dari hasil-hasilnyaKenakalan remaja terjadi karena 2 hal, yakni sebab dalam diri individu, kedua sebab dari luar individu. IPNU merupakan organisasi otonom NU yang secara fungsional menjadi pelangsung dan pelopor NU. Aktivitasnya di Sleman ditandai dengan dibentuknya pimpinan Cabang IPNU pada 1979. Tahun 1987 merupakan periode peralihan yang ditandai dengan pergantian nama semula Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Aktivitas IPNU di Sleman dalam membantu problem generasi muda khususnya yang menjadi anggota IPNU diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang meliputi bidang pendidikan, keagamaan, sosial dan budaya.NIM.:00120121 Istikomah2023-07-13T02:09:04Z2023-07-13T02:09:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59843This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598432023-07-13T02:09:04ZANAK MUDA DAN PENCARIAN IDENTITAS KEAGAMAAN (TREN KADER IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH DALAM PENGAJIAN SALAFI DI KOTA SURABAYA)Tesis ini mengkaji tren pencarian identitas anak muda di tengah keberagaman paham keagamaan. Pencarian identitas agama tersebut didasarkan atas gagasan bahwa agama adalah kebutuhan spiritualitas yang menjadi pegangan utama dalam kehidupan sehari-hari. Kajian ini penting untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang aktif mengikuti kajian keagamaan kelompok salafi. Alasan peneliti mengkaji penelitian ini karena IMM sebagai kader muda Muhammadiyah seharusnya turut berperan menghidupkan kajian milik persyarikatan bukan justru beralih kepada kelompok diluarnya. Fokus penelitian ini lebih lanjut menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi kader IMM yang lebih tertarik dengan kegiatan keagamaan salafi dengan analisa teori konstruksi sosial Peter L Berger, serta menjelaskan respons struktural IMM Surabaya terhadap fenomena penetrasi salafi.
Penelitian kualitatif ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan kader IMM terhadap kajian salafi disebabkan faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain masifnya gerakan salafi melalui akses perkembangan teknologi dan informasi, serta interaksi sosial melalui pertemanan. Adapun faktor internal yang mempengaruhi berasal dari dinamika psikologis yakni timbulnya perasaan kagum atas kepribadian dan sikap religiusitas, serta perasaan aman karena telah menaruh kepercayaan atas dalil dan argumen yang dianggap benar sehingga merasa aman dalam beragama. Selain itu juga berasal dari latar belakang keagamaan keluarga, sikap seseorang dalam beragama, serta pemahaman keagamaan salafi terutama menyangkut ajaran aqidah tauhid.
Adapun respons struktural IMM terhadap kader yang mengikuti kajian salafi diwujudkan melalui penerapan beberapa program diantaranya adalah: (1) membentuk Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3), (2) membentuk Pelatihan Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah (PM3), (3) membuat laboratorium dakwah, (4) menyeleksi secara aktif ustaz atau mendata kembali mubalig Muhammadiyah, (5) menggiatkan kajian rutinan, (6) menguatkan ideologi melalui kegiatan napak tilas di tempat bersejarah, (7) mengemas kajian dakwah yang lebih kreatif dan inovatif, (8 ) mempromosikan channel Youtube Muhammadiyah kepada para kader dengan mengenalkan dai ternama dari kalangan persyarikatan. Berdasarkan temuan dari penelitian ini menguatkan, bahwa kebijakan program tersebut menjadi sebuah langkah strategis IMM dalam memberikan jawaban terhadap proses pencarian identitas kadernya di tengah keberagamaan paham keagamaan.NIM.: 19205022049 Datin Rafiliah2023-07-13T01:56:59Z2023-07-13T01:56:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59839This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598392023-07-13T01:56:59ZPERBEDAAN PANDANGAN ORMAS ISLAM DAN MASYARAKAT NELAYAN PADA RITUAL HAJAT LAUT PANTAI PANGANDARAN DI DESA PANGANDARAN KAB. PANGANDARANPenelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan terhadap tradisi yang bernuansa budaya lokal yaitu ritual Hajat Laut di pesisir Pangandaran. Kebudayaan masyarakat pesisir yang bersifat simbolis sebagai bagian dari ekspresi keagamaan yang cenderung mengarah pada “sinkretis” yaitu suatu pencampuran antara Islam dengan budaya lokal. Berangkat dari permasalahan tersebut, dalam skripsi ini penulis merumuskan dua rumusan yaitu mengenai bagaimana gambaran pelaksanaan ritual Hajat Laut di pantai Pangandaran dan juga bagaimana perbedaan pandangan ormas di Pangandaran terhadap pelaksanan ritual Hajat Laut tersebut.
Di dalam penelitan ini, penulis menggunakan dua teori untuk menganalisis dua rumusan masalah pada skripsi ini. Yang pertama teori simbol ritual yang dirumuskan oleh Victor Turner memiliki arti bahwa ritual dalam masyarakat dianggap telah berperan memperkukuh integrasi sosial dan yang kedua teori tindakan sosial yang dirumuskan oleh Max Weber. Selain itu, penelitian yang penulis kaji disini juga menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dipilih karena dianggap sesuai dengan tema dan judul yang diajukan sehingga peneliti akan lebih leluasa untuk menampilkan data-data yang diperoleh dengan bentuk deskripsi tulisan dari sumber data yang didapat dalam penelitian. Sehingga, hasil yang didapatkan yaitu, temuan dari penelitian ini bahwa ritual Hajat Laut pantai Pangandaran biasa dilaksanakan setiap bulan Syura menurut penanggalan Jawa atau pada bulan Muharram menurut penanggalan Hijriah. Selain itu menurut bagaimana pandangan ormas Islam Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan MUI di Pangandaran ketika memandang ritual Hajat Laut bahwasany dipandang menggunakan dua tindakan, yaitu tindakan rasionalitas instrumental dan tindakan tradisional yang mana ormas Islam Muhammadiyah dan MUI mereka memandang ritual Hajat Laut hanya sebuah mitos kemudian tindakan tradisional yang mana ormas Islam NU di Pangandaran memandang ritual Hajat Laut hanya sebuah tradisi yang tidak hanya terjadi di laut saja, tetapi di bumi juga bisa terjadi ketika ada pertanian yang dinamakan sedekah bumi. Dengan demikian NU di Pangandaran perlahan memperbolehkan budaya dan kegiatan tradisi tetap dilakukan akan tetapi tetap dilakukan dengan kegiatan keagamaan. Sedangkan ormas Islam Muhammadiyah dan MUI memiliki tujuan yang sama ingin merubah budaya Hajat Laut dari kegiatan berbau mitos berubah menjadi kegiatan yang diisi dengan kegiatan yang lebih terarah sesuai ajaran agama Islam yang mana ormas Muhammadiyah dan MUI melarang keras apabila kegiatan yang tidak sesuai sariat agama Islam dilakukan pada acara Hajat Laut di pantai Pangandaran.NIM.: 19105040025 Yusi Wahidah2023-07-05T07:28:07Z2023-07-05T07:28:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59552This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/595522023-07-05T07:28:07ZDINAMIKA RELASI ORGANISASI PELAJAR STUDI KASUS FORUM IKATAN ROHIS (FIKR) SLEMAN YOGYAKARTALearners are individuals who are searching in various ways and containers, one through a network of interactions in organizations. One such organization is the rohis (FIKR) Sleman association forum, an islamic spiritual organization (rohis) at the level of the district that has the aim of addressing students who wish to indige Islam. The fundamental issues that developed in the internal dynamics of FIKR Sleman were intolerance, radicalism, and the effects of a pandemic affecting relationships. This research has a purpose for: (1) to illustrate the background (history), the development of the rohis (FIKR) Sleman bond forums, and (2) to find out how organizational relations dynamics in the FIKR Sleman. This research provides a descriptive qualitative study by taking a case study of the data done through observation, interview, and documentation on FIKR Sleman Yogyakarta. Next, for the researchers' data analysis technique using Miles and Huberman’s analysis covering the three stages, the data reduction, data display, and a deduction deduction. The results of these studies include: (1) the organizational connections created in FIKR Sleman are dynamic, influenced by individual interests, character, and individual backgrounds; (2) there are 2 types of organizational relations: associative relations of cooperation and dissociative relations of conflict(3) association theory, however, has found a type of relationship in the form of exchange, conflict, domination, and sociability, but the relation of prostitution is not found in FIKR Sleman.NIM.: 19107020028 Anisa Hidayati2023-05-09T02:06:44Z2023-05-09T02:06:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58394This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/583942023-05-09T02:06:44ZINTERAKSI SOSIAL FRONT PEMBELA ISLAM DENGAN KELOMPOK KEAGAMAAN LAIN DI KECAMATAN REWULU, SLEMAN, YOGYAKARTADalam tulisan ini, penulis menunjukkan bahwa, gerakan Front Pembela Islam yang muncul pada tahun 1998 merupakan bagian dari respons terhadap berbagai macam peristiwa yang pernah terjadi, sejak era kemerdekaan hingga era reformasi. Respons tersebut muncul didasarkan pada logika teori konspirasi dan ajaran agama, amar ma‟ruf nahi munkar. Tafsir amar ma‟ruf nahi munkar yang mereka gunakan menjustifikasi respons yang mereka lakukan. Respons tersebut kemudian penulis letakkan dalam konteks relasi FPI dengan negara dan masyarakat sipil.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan instrumen pengumpulan datanya melalaui observasi, interview, dan dokumentasi. Analisis data dengan melalui reduksi, display dan verifikasi.
Terinspirasi dari teori Menurut Clifford Geertz, suatu masyarakat dikatakan majemuk jika masyarakat tersebut terbagi-bagi kedalam beberapa sub-sub sistem yang saling berdiri sendiri, namun demikian masing-masing subsistem menyatu dan berada dalam ikatan-ikatan yang bersifat primordial. Dengan bersandar pada pendapat diatas, maka dapat dipahami jika kemudian dalam sebuah bangunan masyarakat majemuk relatif sering mengalami konflik. Namun demikian, secara konseptual, konflik dapat terjadi baik pada masyarakat majemuk maupun homogen. Kondisi konflik merupakan salah satu sisi yang hampir selalu ada pada setiap interaksi sosial. Pada sisi lain, interaksi masyarakat juga selalu mengandaikan adanya kerjasama.
Hasil penelitian menunjukkan Paham keagamaan FPI berbeda dengan aliran keagamaan yang lainnya di antara dalam khutbah Jum‟at di masjid FPI menggunakan bahasa Arab dan setelah shalat Jum‟at baru diterangkan maksud dari khutbah tersebut, warga FPI menghindari berjabat tangan ketika laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim bertemu. Atas dasar pandangan tersebut di atas, kelompok ini berusaha mengadakan keagamaan tersendiri mengadakan kelompok pengajian di mana tujuan utamanya adalah mengadakan telaah kembali terhadap Al-Qur‟an dan Hadist yang dikaitkan dengan permasalahan kehidupan yang dipandangnya sebagai ajaran yang benar. Di samping itu juga terus mengupayakan pengamalan ajaran agama tersebut dalam semua aspek kehidupan.NIM.: 04541754 Kukuh Pambudi2023-04-12T04:23:07Z2023-04-12T04:23:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57926This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/579262023-04-12T04:23:07ZKONFLIK ELIT ORGANISASI KEAGAMAAN (STUDI DI DUKUH JETIS PONOWAREN, TAWANGSARI, SUKOHARJO)Dalam kehidupan masyarakat Jawa khususnya tradisi atau kebudayaan
merupakan tradisi yang tidak dapat ditinggalkan. Misalnya rasulan/bersih desa,
selamatan, kenduren dll. Tradisi atau kebudayaan itu merupakan salah satu sarana
untuk melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak nenek moyang. Selain itu
pula tradisi semacam itu sebagai sarana untuk melestarikan budaya lokal dan
sarana menjalin persatuan dan kesatuan warga masyarakat.
Dengan adanya pelaksanaan tradisi atau kebudayaan tersebut, maka tak
semuanya elit di dukuh Jetis Ponowaren mengikutinya. Hal ini karena dari mereka
terlibat dalam pergumulan organisasi, baik Muhammadiyah, Majlis Tafsir Al-
Qur’an, dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Dengan keterlibatannya dalam
pergumulan organisasi tersebut, maka elit-elit masyarakat tersebut menolak
mengikuti tradisi atau kebudayaan. Sedangkan elit yang tidak terlibat dalam
pergumulan organisasi keagamaan sepakat untuk mengikuti pelaksanaan tradisi
atau kebudayaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa konflik itu terjadi
dan bagaimana resolusi konflik dalam meminimalisasi konflik tersebut. Penelitian
ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam upaya
meminimalisasi konflik elit yang berada dalam masyarakat, khususnya di dukuh
Jetis Ponowaren. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Demi
sebuah hasil yang objektif maka penelitian ini dilakukan dengan cara teknik
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi. Setelah data
terkumpul maka data ini dianalisis dengan menggunakan teori konflik Coser
dengan mengacu pada kerangka berfikir deduktif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik elit organisasi
keagamaan yang terjadi di dukuh Jetis Ponowaren disebabkan oleh perbedaan
pendapat dan kesalahpahaman elit yang terlibat dalam pergumulan organisasi
dalam melihat suatu tradisi atau kebudayaan. Bagi elit organisasi keagamaan yang
terlibat dalm pergumulan organisasi mengatakan bahwa tradisi atau kebudayaan
itu adalah syirik karena tidak sesuai dengan ajaran Islam sedangkan elit
masyarakat yang sepakat melaksanakan tradisi atau kebudayaan sebagai sarana
untuk melestarikan tradisi nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun
dan melestarikan tradisi atau kebudayaan yang telah ada. Dan tradisi semacam itu
dijadikan sebagai salah satu sarana untuk menjalin persaudaraan antar warga
masyarakat.NIM.: 07720019 Tommy Setiawan2023-03-06T07:08:49Z2023-03-06T07:08:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56936This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/569362023-03-06T07:08:49ZISLAM PENELANDO: STUDI DINAMIKA KEAGAMAAN KOMUNITAS ADAT DI DESA PENEKECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMURIslam Penelandomerupakan salah satu khazanah Islam yang terdapat dalam tradisi keagamaan masyarakat Sasak yang memiliki serangkaian ritual khas salah satunya adalah tradisi beqen(ritus peralihan musim). Islam Penelando sebagai salah satu khazanah Islam masyarakat Sasak yang dipahami sebagai masyarakat yang berpegang teguh pada warisan leluhur mereka terus mengalami dinamika. Dewasa ini terjadi perubahan pada konstruksi keagamaan masyarakat Islam Penelando mulai dari dimensi ritual seperti ritual tontong soet yang tidak lagi dilakukan hingga dimensi material seperti eksistensi bale beleq (rumah adat) yang sedikit demi sedikit digerus oleh pembangunan dan pertumbuhan penduduk.
Tesis ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pola atau konstruksi keagamaan masyarakat Islam Penelando yaitu mulai dari sistem kepercayaan, praktek-praktek keagamaan hingga struktur sosial masyarakat seperti pelapisan dalam masyarakat, pimpinan dalam masyarakat serta sistem kekerabatan yang ada di dalam masyarakat. Di samping itu, kajian dalam tesis ini juga difokuskan pada dinamika keagamaan masyarakat Islam Penelando mulai dari eksistensi masyarakat Islam Penelando, pergeseran-pergeseran dalam konstruksi keagamaan hingga media konstruksi keagamaan masyarakat Islam Penelando. Kajian ini berdasarkan penelitian kualitatif dengan sumber data yaitu tokoh masyarakat Islam Penelando seperti ketua adat, kiyai, serta masyarakat Islam Penelando pada umumnya. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi tersebut kemudian diinterpretasi menggunakan teori konstruksi atas realitas Peter L. Berger.
Hasil analisis menunjukan bahwa masyarakat Islam Penelando dengan ciri khas dan karakteristik keagamaannya terus mengalami dinamika. Hal tersebut dapat dilihat dari pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam serangkain ritual dan sistem kepercayaan masyarakat Islam Penelando seperti maliqatau pamali yang tidak lagi terlalu dihiraukan oleh masyarakat dan seterusnya. Adanya perubahan dalam konstruksi keagamaan masyarakat Islam Penelando disebabkan oleh faktor pendidikan dan adanya kontak dengan kebudayaan lain seperti modernisasi. Masyarakat Islam Penelandodenganrangkaian dinamika atau perubahan-perubahan terus berupaya untuk menghidupkan serta menjaga konstruksi keagamaan yang diwariskan oleh leluhur masyarakat yaitu melalui tradisi-tradisi warisan leluhur mereka seperti tradisi beqen (peralihan musim), maulid adat hingga terus mempertahankan eksistensidari rumah adat atau bale beleq.NIM.: 20205022009 Hablun Ilhami2023-02-14T04:11:47Z2023-02-14T04:11:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56205This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562052023-02-14T04:11:47ZKADERISASI ORGANISASI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN: STUDI KASUS HMI CABANG PADANGSIDIMPUANMaraknya problematika serta konflik yang muncul akhir-akhir ini disebabkan oleh
minimnya pemahaman terhadap nilai sosial, agama, dan budaya pada diri individu.
Dampak yang sering terjadi seperti kasus korupsi, kriminalitas, ini merupakan cerminan
dari krisis karakter kepemimpinan. Dalam konteks penelitian ini adalah upaya preventif
menekan penurunan kriminalitas dengan jalan melatih generasi muda di suatu organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan pelbagai hal terkait
proses pendidikan karakter kepemimpinan dalam kaderisasi organisasi Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) di Cabang Padangsidimpuan.
Untuk melihat sejauh mana proses pendidikan karakter berlangsung, analisis yang
dilakukan dengan menggunakan konsep pendidikan karakter John Locke. Karakteristik
Kepemimpinan yang akan dicapai dan dihasilkan oleh kaderisasi HMI yaitu dengan
melihat pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan
sebagai role model pemimpin yang berhasil dalam sejarah Islam sehingga menjadi layak
dijadikan teladan. Pemimpin yang ideal sepantasnya memiliki dan menunjukkan tipe
karakteristik kepemimpinan Nabi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Teknik
pengumpulan data menggunakan triangulasi. Mencakup kegiatan observasi partisipatif di
organisasi HMI cabang Padangsidimpuan, para senior, kader Cabang Padangsidimpuan,
Ketua Umum HMI Cabang Padangsidimpuan, Ketua Umum Komisariat se-kawasan HMI
Cabang Padangsidimpuan, Ketua Umum Badan Pengelola Latihan, dan Ketua KOHATI
cabang Padangsidimpuan. Dokumentasi berbagai proses kaderisasi dan seluruh kegiatan
HMI cabang Padangsidimpuan. Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan
fenomenologi, untuk memotret peristiwa unik dan sesuai fokus kajian penelitian yaitu
proses kaderisasi organisasi HMI dalam berbagai program kajian yang fungsinya melatih
para kader.
Penelitian ini menemukan beberapa poin urgen, di antaranya: 1) Perkaderan dalam
organisasi HMI Cabang Padangsidimpuan mencakup program pelatihan seperti
perkaderan formal meliputi Latihan Kader I dan Latihan Kader II dengan materi-materi
khusus yang berbeda. Budaya organisasi HMI Cabang Padangsidimpuan mencakup tiga
hal, yaitu budaya intelektual, budaya literasi, dan budaya keagamaan. 2) Adapun konsep
pembentukan karakter leadership di HMI Cabang Padangsidimpuan didukung oleh
berbagai kegiatan perkaderan non formal seperti LKK, diskusi dan bincang literasi, bakti
sosial, serta pengajian rutin. Melalui penelitian ini penulis menemukan bahwa
serangkaian proses kaderisasi dan kegiatan lain di dalam HMI, semua itu agar para kader
memiliki karakteristik leadership sebagaimana meneladani karakter Nabi Muhammad
SAW., diantaranya menjadi teladan yang baik, sosok yang selalu memberikan motivasi,
mengedepankan bermusyawarah, dan berkomunikasi dengan efektif.NIM.: 20200011116 Aprizal Harahap2023-02-03T06:49:17Z2023-02-03T06:49:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55858This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/558582023-02-03T06:49:17ZPENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN STABILITAS POLITIK TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDY KASUS: NEGARA-NEGARA OKI)Indeks pembangunan manusia merupakan indikator yang digunakan PBB untuk mengukur kesejahteraan dan mengklasifikasi negara-negara di dunia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap indeks pembangunan manusia pada negara-negara anggota OKI periode 2011-2020 dengan stabilitas politik sebagai variabel moderasi. Teknik analisis yang digunakan adalah panel dinamis GMM (Generalized Method Moment). Sedangkan MRA (Moderated Regresion Analysis) digunakan untuk mengetahui jenis moderasi yang terpilih. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa inflasi dan pengangangguran tidak berpengaruh terhadap IPM, sedangkan keterbukaan perdagangan berpengaruh positif signifikan terhadap IPM dan investasi asing langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap IPM. Stabilitas politik hanya dapat memoderasi pengaruh pengangguran terhadap IPM yang termasuk dalam Quasi Moderator (moderasi semu). Penelitian ini berimplikasi pentingnya kerjasama antar negara OKI dalam berbagai bidang terutama dalam peningkatan perdagangan, investasi dan penciptaan lapangan kerja guna mendukung pertumbuhan pembangunan manusia negara-negara OKI sehingga tercipta kesejahteraan yang berkelanjutan.NIM.: 19208010044 Izzatu Dzihny2023-01-27T03:05:15Z2023-01-27T03:05:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55710This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/557102023-01-27T03:05:15ZSISTEM REKRUTMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM KEPENGURUSAN DAERAH IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA (IPHI) KABUPATEN SLEMAN MASA BAKTI 2020-2025Alasan penelitian ini dilakukan adalah bagaimana kebijakan rekrutmen SDM dalam menghadapi perubahan dan perkembangan organisasi dari waktu kewaktu dan juga merespon SDM di PD IPHI Kabupaten Sleman yang terdiri dari berbagai latar belakang organisasi masyarakat, ekonomi, faham keagamaan, pendidikan dan pekerjaan serta profesi. Rekrutmen SDM merupakan kunci sukses dan gagalnya dalam sebuah kepengurusan organisasi di masa kini dan masa mendatang. Rekrutmen kepengurusan terjadi setelah pergantian dari kepengurusan organisasi lama ke kepengurusan organisasi yang baru.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sistem rekrutmen SDM kepengurusan di IPHI Kabupaten Sleman masa bakti 2020-2025. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem rekrutmen SDM yang di terapkan dalam organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Sleman. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun metode analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik uji kebsahan data menggunakan triangulasi sumber data data triangulasi sumber metode pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem rekrutmen SDM yang diterapkan di PD IPHI Kabupaten Sleman sudah terlaksana dengan baik dan dapat dipertimbangkan bahwasanya pelaksanaan rekrutmen menggunakan prosedur serta regulasi yang menjadi acuan untuk rekrutmen yang sudah disebutkan di Anggaran Rumah Tangga IPHI pasal 35 ayat 8. Kualifikasi SDM sudah di atur dalam peraturan tata tertib musawarah daerah IPHI kabupaten Sleman tahun 2020 bab X ayat 2 tentang tata cara pemilihan ketua dan formatur. Metode rekrutmen yang digunakan di PD IPHI Kabupaten Sleman yaitu metode internal dan eksternal. kemudian terdapat tim dalam perekrutan SDM yang disebut dengan tim formatur PD IPHI. SDM yang terdiri dari berbagai latar belakang merupakan potensi yang dapat diperdayakan secara optimal untuk mengaktualisasikan diri dalam berkhidmat kepada bangsa dan negara, ikut mengatasi masalah keumatan, ikut mengatasi masalah-masalah sosial dalam rangka mencapai kesejahteraan dan kemaslahatan bersama.NIM.: 18102040077 Abdul Rozaq2023-01-05T03:15:23Z2023-01-05T03:15:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55497This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/554972023-01-05T03:15:23ZPERAN ORGANISASI EKSTRA KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN INTELEKTUAL, MORAL, SOSIAL, BAGI MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
(STUDI KASUS ORGANISASI KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2009/2010)Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, mengenai sejarah dan perkembangan KAMMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Kedua, mengenai peran KAMMI dalam pengembangan intelektual, moral dan sosial mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan para pendiri KAMMI UIN Sunan Kalijaga, Pengurus KAMMI UIN Sunan Kalijaga, serta anggota KAMMI UIN Sunan Kalijaga.
Peran KAMMI di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata, secara umum adalah sebagai sebuah organisasi ekstra kampus yang memilki kegiatan yang dapat mengembangkan ide dan kreativitas anggotanya. Seiring dengan proses pembelajaran yang ada di UIN Sunan Kalijaga yogyakarata, konsep yang dikembangkan dalam upaya pembinaan dan pengembanagan kegiatan kemahsiswan UIN Sunan Kalijaga, dibangun atas tiga prinsip dasar dalam memandang karakter yang melekat pada diri mahasiswa sebagai agent perubahan. Ketiga prinsip tersebut adalah bahwa mahasiswa adalah insan akademik yang memiliki ide dan kreativitas, sebagai insan akademik, maka mahasiswa yang ideal adalah yang memiliki kaidah moral keislaman dan etika intelektual, serta memiliki kecerdasan yang bermanfaat bagi masyarakat akademis dan masyarakat umum. Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KAMMI yang merupakan turunan dari visi, misi, prinsip ser paradigma gerakan ternyata dapat berjalan seiring dengan apa yang menjadi cita-cita pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktivitas yang dilakukan oleh KAMMI sebagai organisasi mahasiswa ternyata terbukti dapat meningkatkan aspek intelektual, moral serta sosial bagi anggotanya.
Aktivitas KAMMI yang dapat meningkatkan aspek intelektual anggotanya antara lain: Douroh Marhalah, Madrasah KAMMI, Kajian Rutin, Silaturahmi antar Alemen Gerakan Mahasiswa, Douroh Siyasi, Training Menejemen Aksi dan Training Jurnalistik. Adapun aktifitas KAMMI yang meningkatkan aspek moral adalah: Douroh Marhalah, Madrasah KAMMI Khos, Mabit, Douroh Qur’an, Douroh Siyasi, Douroh Militansi, serta Bakti Sosial. Sedangkan kegiatan KAMMI yang dapat meningkatkan aspek sosial anggotanya antara lain: Madrasah KAMMI, silaturahmi Angkatan, Silaturahmi Tokoh, Silaturahmi Antar Elemen gerakan mahasiswa, Bazar Wisuda, Welcom To Campus (WTC), Silaturahmi antar Komisariat, Bakti Sosial dan Kultum Ramadhan.
Adapun untuk mengetahui hasil dari penelitian ini maka digunakan indikator sebagai berikut : Indikator Intelektual antara lain mudah menagkap pelajaran, mudah mengingat kembali, memiliki perbendaharaan kata yang banyak, penalaran tajam, serta daya konsentrasi yang baik. Indikator Moral yang bagus adalah memiliki akhlaq mulia sebagaimana yang diajarkan Islam terwujud dalam hikmah, keberanian, ifah, keadilan, amanah, menepati jani, toleransi, suka menolong, pemurah dan lainnya. Sedangkan indikator baik secara sosial adalah sebagai seorang yang memiliki jiwa sosial yang bagus maka seseorang harus bisa menjadi sosok yang senantiasa mudah bergaul dengan masyarakat serta memiliki kepedulian serta peka terhadap lingkungan.NIM.: 06410013 Nur Hidayati2022-11-28T08:20:36Z2022-11-28T08:20:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55232This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/552322022-11-28T08:20:36ZMAJELIS TA’LIM WAL MUJAHADAH MALAM AHAD PON SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN RELIGIUSITAS REMAJA DI SOROWAJAN PANGGUNGHARJO SEWON BANTULLatar belakang masalah ini adalah kurangnya pengetahuan agama pada
seseorang akan berpengaruh pada kesadaran manusia dalam beribadah. Normanorma
dan aturan yang ada akan begitu saja di tinggalkan. Sehingga seringkali
dalam sikap dan perilaku tidak sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Melihat
kondisi yang demikian, maka perlu adanya suatu tindakan dan upaya pembenahan
kembali nilai-nilai Islam pada kehidupannya. Nilai dan ajaran Islam tersebut
bukan hanya dikenal dan dimengerti, akan tetapi harus di lembagakan dan di
budayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari, karena nilai dan ajaran
Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam kehidupan manusia.
Penanaman nilai-nilai inilah yang seharusnya diterapkan kepada pada remaja
penentu dan penerus masa depan. Manakala remaja tidak dibekali dengan ajaranajaran
agama yang sesuai dengan syariat Islam, maka akan sulit bagi remaja untuk
melangkah menuju masa depan. Majelis Ta’lim Wal Mujahadah Malam Ahad Pon
yang ada di Sorowajan Panggungharjo Sewon Bantul merupakan sebuah lembaga
non formal yang bergerak dalam bidang pembinaan keagamaan. Yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: apa yang melatarbelakangi berdirinya
Majelis Ta’lim Wal Mujahadah Malam Ahad Pon, kegiatan apa saja yang ada di
dalam Majelis, dan apakah Majelis ta’lim Wal Mujahadah Malam Ahad Pon
mampu meningkatkan religiusitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengkaji Majelis Ta’lim Wal Mujahadah Malam Ahad Pon
sebagai sarana meningkatkan religiusitas remaja di Sorowajan Panggungharjo
Sewon Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar
kegiatan Mujahadah Malam Ahad Pon di Sorowajan Panggungharjo Sewon
Bantul. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara,
angket, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola pikir
induktif yaitu cara menarik kesimpulan dengan berangkat dari fakta-fakta yang
khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Majelis Ta’lim Wal Mujahadah Malam
Ahad Pon berdiri atas dasar kondisi remaja yang kurang tertarik dengan kegiatan
sosial keagamaan yang ada di Sorowajan sehingga mempunyai tujuan untuk
mengaktifkan kembali para remaja dalam bidang sosial keagamaan. (2) Majelis
Ta’lim Wal Muajahadah Malam Ahad Pon telah mengkonsep kegiatan
sedemikian rupa, yaitu dengan dzikir bersama dan pengajian yang mampu
meningkatkan religiusitas remaja. (3) Majelis Ta’lim Wal Mujahadah Malam
Ahad Pon melalui kegiatannya mampu menjadikan remaja aktif kembali
mengikuti kegiatan keagamaan, ini ditandai dengan meningkatnya intensitas
keberangkatan remaja dan banyak bermunculan kegiatan keagamaan yang dapat
dijadikan wadah bagi remaja untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Menjadikan remaja semakin taat beribadah dan selalu dekat dengan Allah.NIM.: 08410264 Siti Nur Inayah2022-11-28T06:55:11Z2022-11-28T06:55:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55226This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/552262022-11-28T06:55:11ZPELAKSANAAN PENGAJARAN SHALAT DI FORUM PENGAJIAN MALAM JUMAT JAMAAH MASJID AL-HIDAYAH KRAGILAN SINDUADI MLATI SLEMANLatar belakang penelitian ini adalah seorang muslim wajib bisa melakukan ibadah shalat secara baik dan benar, mulai dari melaksanakan ketentuan-ketentuannya, melafalkan bacaan-bacaannya, serta melakukan gerakan-gerakannya. Namun dalam kenyataannya masih banyak para jamaah masjid yang melakukan kesalahan dalam gerakan dan bacaan shalat seperti yang terjadi pada jamaah masjid Al-Hidayah Kragilan Sinduadi Mlati Sleman. Sadar akan hal tersebut, para jamaah berinisiatif membentuk kegiatan pengajaran shalat di forum pengajian. Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pengajaran shalat di forum pengajian tersebut, apa saja metode yang digunakan dalam pengajaran shalat di forum pengajian tersebut, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat pengajaran shalat di forum pengajian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pengajaran shalat di forum pengajian tersebut, mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam pengajaran shalat di forum pengajian tersebut, serta mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat pengajaran shalat di forum pengajian tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi masyarakat untuk melaksanakan pengajaran shalat di forum pengajian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar masjid Al-Hidayah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif, yakni memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan, kemudian ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pelaksanaan pengajaran shalat di forum pengajian malam Jumat jamaah masjid Al-Hidayah Kragilan Sinduadi Mlati Sleman dimulai pukul 20.00 wib hingga 22.00 wib, dengan acara pembukaan, belajar membaca dan menghafal surat-surat pendek, pengajian inti (Pengajaran Shalat), lain-lain, dan penutup. (2) Metode yang digunakan dalam pengajaran shalat di forum pengajian malam Jumat jamaah masjid Al-Hidayah Kragilan Sinduadi Mlati Sleman adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi, drill (latihan), dan pembiasaan. (3) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pengajaran shalat di forum pengajian malam Jumat jamaah masjid Al-Hidayah Kragilan Sinduadi Mlati Sleman berasal dari beberapa faktor. Untuk faktor pendukung berasal dari waktu, tempat, jamaah pengajian, dan ustad pengisi pengajian, seperti adanya motivasi yang tinggi untuk bisa melaksanakan shalat dengan baik dan benar, ustad tidak terkesan menggurui. Sedangkan faktor penghambat berasal dari waktu serta sarana prasarana yang ada, seperti kurangnya juz amma.NIM.: 08410133 Susi Susanti2022-11-28T06:48:46Z2022-11-28T06:48:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55224This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/552242022-11-28T06:48:46ZPERAN ORGANISASI KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) DALAM MEMBENTUK PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MAN YOGYAKARTA 1Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang
peran Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) dalam membentuk perilaku keagamaan
siswa MAN Yogyakarta I. Penelitian ini menarik dikaji karena subjek yang diteliti
adalah tentang perilaku keagamaan remaja. Masa remaja merupakan masa transisi
untuk mulai bertanggung jawab dan membuat pilihan. Pada masa inilah remaja
mengalami kegoncangan batin. Remaja sering merasa bingung dengan keadaan
lingkungan yang tidak sesuai dengan apa yang dia ketahui. Maka dari itu remaja
sangatlah mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan. Melihat kenyataan yang
demikian, maka peran Rohis sangatlah diperlukan dalam pembentukan perilaku
keagamaan siswa agar dia mempunyai keimanan yang teguh dan tidak mudah
terpengaruh oleh perbuatan tercela yang ada di sekitarnya. Adapun rumusan
masalahnya ada tiga, yaitu: bagaimana peran Rohis dalam membentuk perilaku
keagamaan siswa MAN Yogyakarta I, apa saja faktor pendukung dan penghambat
peran Rohis dalam membentuk perilaku keagamaan siswa MAN Yogyakarta I, dan
bagaimana perubahan perilaku keagamaa siswa pasca mengikuti kegiatan-kegiatan
Rohis. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan oleh pengurus
Rohis di sekolah lain untuk meningkatkan kualitas dan mempertahankan perannya
dalam membentuk perilaku keagamaan siswa khususnya dan dan juga peran-peran
lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menggunakan pendekatan
psikologi, dengan mengambil subyek Rohis MAN Yogyakarta I. Pengumpulan data
dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan menelaah seluruh data, mereduksi, menyusunnya dalam satuan dan
mengkategorikannya kemudian memeriksa keabsahan data serta menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) Peran Rohis dalam membentuk
perilaku keagamaan siswa MAN Yogyakarta I, yaitu: sebagai inisiator, teladan
sponsor program 5S, motivator, inspirator dan agen pembaharu. (2) Faktor
pendukung peran Rohis dalam membentuk peilaku keagamaan siswa antara lain:
adanya fasilitas pendukung, dukungan dari madrasah, serta adanya motivasi dari
masing-masing pengurus dan anggota Rohis. Namun demikian peran Rohis ini juga
belum maksimal dikarenakan beberapa faktor, yaitu: kondisi peserta didik yang
heterogen, sulitnya mengatur waktu bagi para pengurus dan anggota untuk bertemu
dan merencanakan suatu agenda, serta adanya pengaruh negatif dari luar madrasah
dan media yang kurang mendidik. (3) Perubahan perilaku keagamaan siswa setelah
mengikuti kegiatan-kegiatan Rohis diantaranya: adanya kedaran-kesadaran siswa
dalam melaksanakan shalat jamaah, berperilaku sopan dan santun, serta memiliki
kepedulian sosial yang cukup tinggi.NIM.: 08410121 Siti Nadhirotul Khoiriyah2022-10-17T02:44:34Z2022-10-17T02:44:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54219This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/542192022-10-17T02:44:34ZMANAJEMEN KADERISASI DALAM PENINGKATAN KUALITAS SENI BACA AL-QUR’AN PADA ANGGOTA DIVISI TILAWAH UKM JQH AL-MIZAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA PERIODE 2020Based on its documentation and track record, Tilawah Division of UKM JQH al-Mizan often results in achievements achieved by members, especially in the Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) both at the regional and national levels. However, unlike previous periods, the 2020 Tilawah Division is faced with a pandemic that requires all activities to be converted to virtual. Therefore, this study aims to determine the cadreization management process in improving the quality of the art of reciting the Qur'an for members of the Tilawah Division of UKM JQH al-Mizan for the 2020 period.
This study uses a descriptive qualitative research approach. The technique of determining the research subject used by the researcher is a purposive sampling technique. The research subjects selected were: the General Chairman, Coordinator, and the Cadreization Section of the Tilawah Division with a total of 4 informants to find out a comprehensive picture of the organization and management of cadreization and the art of reciting the Qur'an. In conducting this study, the researcher used a source triangulation technique by matching and comparing the data or information obtained from the four informants as the main source. The data that has been collected is then analyzed by transcribing the results of the interviews, coding, grouping by theme, and presenting in a descriptive narrative.
The results of the study found that the members' cadreization of the Tilawah Division of UKM JQH al-Mizan was carried out through the stages of planning, organizing, actuating, and monitoring. Then the cadreization process is carried out through various work programs that support the improvement of the art of reciting the Qur'an such as routine exercises, class division, Haflah of Tilawah, and Tilawah Roadshow. In addition, there are several members who have won MTQ competitions both at regional and national levels and are able to be distributed as recitation teachers in the internal scope of UKM and in various places outside the UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta campus.NIM.: 15490059 Naufal Zainul Adzkiya2022-10-12T08:47:00Z2022-10-12T08:47:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54094This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540942022-10-12T08:47:00ZEFEKTIVITAS PEMANFAATAN GRUP WHATSAPP SEBAGAI MEDIA DAKWAH OLEH ANGGOTA ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH SEWON SELATANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas pemanfaatan grup WhatsApp sebagai media dakwah oleh anggota AMM Sewon Selatan. Penelitian ini dilakukan pada anggota AMM Sewon Selatan yang masuk dalam grup WhatsApp AMM Sewon Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 84 dan sampel dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi karena kurang dari 100. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori efektivitas komunikasi dari Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa penyebaran kuesioner secara online menggunakan google form dan wawancara dengan pengurus AMM Sewon Selatan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran, analisis tabulasi sederhana, dan skor rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan pada angka 3,18 yang termasuk dalam kategori efektif. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan grup WhatsApp efektif sebagai media dakwah oleh anggota AMM Sewon SelatanNIM.: 15210093 Qulfa Khoirunnisa2022-10-12T01:52:08Z2022-10-12T01:52:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54053This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540532022-10-12T01:52:08ZAKTIVITAS YAYASAN SANTRI AMANAH MADANIYAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DUSUN SEMANU UTARA KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017-2022 MPenulis tertarik mengkaji tentang aktivitas Yayasan Santri Amanah Madaniyah karena letak kantor yayasan yang berada di wilayah Semanu Utara pada zaman dahulu wilayah tersebut terkenal sebagai komplek perjudian. Selain itu, dalam waktu singkat yayasan ini mampu berkembang dengan pesat di tengah pandemi covid-19. Peneliti juga tertarik tentang perhatiannya terhadap permasalahan sosial. Untuk mengetahui secara detail, peneliti menjabarkan rumusan masalah sebagai berikut; 1. Bagaimana sejarah pendirian Yayasan Santri Amanah Madaniyah? 2. Bagaimana peran yang dilakukan oleh Yayasan Santri Amanah Madaniyah dalam pemberdayaan masyarakat di Dusun Semanu Utara, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2022 M? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam aktivitas pemberdayaan? 4. Bagaimana dampaknya untuk masyarakat?
Penelitian ini merupakan jenis tulisan sejarah sosial yang berusaha menganalisa peristiwa sejarah. Penelitian ini menggunakan teori peran untuk melihat pola, tingkah laku maupun strategi yang digunakan Yayasan Santri Amanah Madaniyah dalam pemberdayaan masyarakat wilayah Semanu Utara. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode sejarah yang mencangkup empat langkah yaitu, heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejarah pendirian Yayasan Santri Amanah berawal pada tahun 2017 dari perkumpulan keluarga Tri Astuti yang ingin berkontribusi untuk masyarakat. Penolakan justru merangsang perkumpulan ini untuk memikirkan bentuk yang ideal yaitu bentuk yayasan Islam dan telah sah pada bulan Maret 2021 dengan nama Yayasan Santri Amanah Madaniyah. Peran Yayasan Santri Amanah Madaniyah dalam pemberdayaan masyarakat didasarkan pada empat pokok bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang sosial. Faktor pendukung seperti banyaknya lembaga lain yang menjadi mitra. Sedangkan faktor penghambatnya seperti idealisme masing-masing pendiri dan pengurus. Peningkatan prestasi anak-anak melalui Rumah Anisa, terciptanya lapangan kerja dan peningkatan penghasilan masyarakat khususnya jamaah Masjid Besar Mujahidin merupakan dampak nyata dari peran yang dimainkan oleh Yayasan Santri Amanah Madaniyah.NIM.: 15120063 Brian Dwiki Anggara2022-10-11T03:53:16Z2022-10-11T03:53:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54039This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540392022-10-11T03:53:16ZKIPRAH FORUM PERSAUDARAAN UMAT BERIMAN (FPUB)
YOGYAKARTA TAHUN (1997-2018)Gagasan pendirian Forum Persaudaraan Umat Beriman di Yogyakarta berawal dari fenomena dan maraknya berbagai kerusuhan sosial keagamaan pada tahun 1996 yang berawal di Situbondo Jawa Timur hingga Yogyakarta. Adanya kesadaran dari semua pihak baik organisasi ataupun masyarakat akan pentingnya menjalin relasi yang harmonis terhadap masyarakat yang serba Plural, lahirlah FPUB pada tanggal 27 Februari 1997. Pada awal tahun 1998 sampai 2002 konsolidasi FPUB ditandai dengan semakin menguat kerjasama dari berbagai elemen hingga Internasional. Sehingga FPUB pada tahun 2001 mendapat banyak penghargaan dan masih berjalan hingga sekarang.
Penelitian ini bertujuan, Pertama menjelaskan mengenai latar berdirinya Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Yogyakarta tahun 1997-2018. Kedua menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) di Yogyakarta. Ketiga, menjelaskan kegiatan forum persaudaraan umat beriman (FPUB) di Yogyakarta memunculkan berdirinya forum antar umat beragama. Teori yang digunakan adalah teori Fungsionalisme Structural yaitu fungsi dari sebuah Lembaga yang ditemukan oleh Talkot Person sebagaiman dijelaskan oleh Peter Burke. Merupakan penelitian kualitatif menggunakan studi pustaka serta metode Sejarah lisan dengan menerapkan prinsip dalam metode penelitian sejarah. Pelaksanaanya meliputi tahap pengumpulan data, kritik sumber, dan historigrafi.NIM.: 15120049 Aina Dyah Muji Tristiani2022-10-07T08:20:28Z2022-10-07T08:20:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54008This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540082022-10-07T08:20:28ZPERAN IPNU DAN IPPNU DALAM MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA DI DESA BANYUDONO, DUKUN, MAGELANG, 2013-2020 MIPNU-IPPNU Banyudono merupakan organisasi kepemudaan tingkat desa. Kehadiran organisasi tersebut sebagai wadah para pelajar dan pemuda setempat untuk pengembangan diri. Pengembangan diri dan membina generasi muda agar memiliki semangat dan supaya mereka tidak kehilangan jati diri sebagai warga Nahdhiyin. Sebagai organisasi kepemudaan diharapkan juga mampu membentuk generasi muda yang berkarakter. Dapat dipastikan tujuan tersebut adalah hal umum di setiap organisasi kepemudaan. IPNU-IPPNU Banyudono membuktikan di dalam prosesnya, yaitu mampu membentuk karakter generasi muda dalam hal ini adalah pelajar dan pemuda di Desa Banyudono.
Penelitian ini merupakan penelitian sejarah. Secara metodologis penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi, dan historiografi. Sebagai ilmu bantu analisis penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologiserta teori peran. Penelitian ini dibagi beberapa rumusan permasalahan yaitu Bagaimana latar belakang berdirinya IPNU-IPPNU di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, apa saja kegiatan IPNU-IPPNU dalam membangun karakter generasi muda, dan apa kontribusi IPNU-IPPNU terhadap pembangunan karakter generasi muda di Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
Hasil penelitian menunjukan IPNU dan IPPNU adalah organisasi kepemudaan, organisasi sosial, agama dan kemasyarakatan, yang berdiri sejak tahun 1954 diorientasikan untuk mewadahi kader-kader NU (Nahdhatul Ulama) di kalangan pelajar, santri dan pemuda. IPNU-IPPNU Banyudono dalam upayanya pembentukan karakter generasi muda diwujudkan dengan membuat program kegiatan. Kegiatan untuk anggota (pelajar dan pemuda desa) dan untuk masyarakat. Program tersebut adalah Jamiiyah (maulid diba’ & sholawatan bareng), doa bersama bersama muslimat NU menjelang ujian nasional, ziarah/wisata religi dan keakraban, tadarusan serta kajian rutin keagamanan (pengajian selapanan) dan pengajian akbar masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan dampak berupa terbentuknya karakter religius (kesadaran menjalankan ajaran agama yang dianutnya), disiplin, karakter berjiwa besar, karakter bertanggung jawab. Karkater tersebut terbentuk seriring dengan tugas-tugas yang diberikan di dalam keanggotaan IPNU-IPPNU pada saat menjalankan amanah.NIM.: 15120017 Ahmad Faiz Febry Putra Prayogi2022-09-30T02:35:27Z2022-09-30T02:35:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53668This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/536682022-09-30T02:35:27ZINKLUSIVITAS DAN INOVASI SOSIAL LEMBAGA FILANTROPI ISLAM DI INDONESIA: PERSPEKTIF MAQASID SYARIʿAHThis dissertation analyzes the patterns of social innovation
within civil society-based Muslim philanthropic organizations,
which are referred to as Lembaga Amil Zakat (LAZ). Social
innovation is one of the keys to the sustainability of Islamic
philanthropic organizations amidst the complex problems of
modern society. The study of sustainability of LAZ, as a nonprofit
organization, is necessary as because the legitimacy of
philanthropic organizations is contingent upon public trust. To
increase the legitimacy and sustainability of LAZ in managing
Islamic philanthropic funds, LAZ has utilized various
strategies to ensure organizational resilience to both internal
and external organizational changes by, among other things,
upholding maqāsid syarīʿah (goals of sharia) of zakat and
fostering public welfare.
In conducting this research, I have used the qualitative
method. Data were collected through interviews, observations
and documentation to describe the organizational development
of LAZ. The case study approach was utilized to explore the
nature of social innovation, organizational scales and
institutional networks of two major philanthropic
organizations (LAZ) in Indonesia: Dompet Dhuafa (DD) and
Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). To enrich and strengthen my analysis, I also use the contemporary concept of maqāsid
theory developed by Jasser Auda (2015).
By analyzing the organizational patterns of two Islamic
philanthropic organizations, this dissertation shows how two
types of social innovation (institutional expansion and
empowerment projects) have had profound impacts on the
sustainability and legitimacy of LAZ. DD and PKPU have
made attempts to foster social innovation by maintaining their
Islamic identity, strengthening entrepreneural concepts and
intensifying resource mobilization. Beneth the surface, social
innovation promoted by DD and PKPU is in line with maqāsid
syarīʿah (the objectives of Islamic law). Based on the
principles Islamic law, these two philanthropic organizations
have also promoted inclusive values and ideas in philanthropy
such as justice, equality, tolerance, and humanistic approach
to alleviate poverty.
In order to attain the objective of Islamic law, DD and
PKPU has initiated organizational changes while consistently
preserving Islamic identity. As DD and PKPU relied their
sources on public support and donation, especially from the
Muslim communities, preserving Islamic identity became
DD’s and PKPU’s priority. One of the most important finding
that this dissertation would argue is that social innovation
formulated in LAZ has led to the inception of “religious
values” that underpin giving (zakat and sedekah) behavior among urban Muslim communities. This “religious value”
adds new value creation parameters from social innovations
that were previously developed by Luis Portales (2019):
economic, social, environmental and institutional values
creation. Above all, by referring to maqāsid syarīʿah, Islamic
philanthropic organizations are expected to address a broder
economic dimension of poverty by comprehensively paying
attention to a multidimensional poverty.NIM.: 17300016024 Indah Piliyanti2022-09-30T02:26:31Z2022-09-30T02:26:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53666This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/536662022-09-30T02:26:31ZEKSPLORASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU DALAM PENGELOLAAN DANA FILANTROPI ISLAM: STUDI KOMPARASI LAZNAS RUMAH ZAKAT YOGYAKARTA DENGAN LAZNAS BAITUL MAAL HIDAYATULLAH YOGYAKARTAThis dissertation examines and compares two Islamic
philanthropic fund management organizations, LAZNAS Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) and LAZNAS Rumah Zakat (RZ), in
Yogyakarta. Both RZ and BMH, according to the researcher, have run
their Islamic philanthropic funds professionally, where RZ is superior
to BMH. Three major issues are addressed in this research: (1) How is
the institutional management in BMH and RZ? (2) How is the
management of the collection and distribution of Islamic philanthropic
funds in the two institutions? (3) Why is RZ more successful than
BMH in managing Islamic philanthropic funds and which quality
management principles have been implemented, Quality Control
(QC), Quality Assurance (QA), or Total Quality Management (TQM)?
This type of research is a field study with a comparative research
framework; quantitative and qualitative data were employed. The
primary data sources were the results of interviews with BMH and RZ
leaders and other administrators. The 32 respondents included 20
employees of BMH, 12 employees of BMH outlets under the
supervision of BMH Yogyakarta, and 16 RZ employees. The
secondary data sources included books, brochures, magazines,
newspapers, and others. Inductive methods were used in conjunction
with the descriptive data analysis. For quantitative data, descriptive
statistical analysis techniques were used. By applying QC, QA, and
TQM concepts, the management of Islamic philanthropic funds at
BMH and RZ Yogyakarta was analyzed.
The results show that both BMH and RZ have effective
institutional management. The two institutions perform the collection
and distribution of funds through planning, implementation,
monitoring, and evaluation. QC and QA are implemented in their
management. However, based on the requirements and phases of TQM
implementation, neither RZ nor BMH have yet fulfilled the TQM
criteria. Nevertheless, the principles of TQM are identified in their activities, although they are not yet optimal and require further
advancement.
RZ uses TQM principles to a greater extent than BMH. RZ gave
a high average score of 4.66 to the eleven TQM principles. While
BMH's average score is 4.16. Of the 11 indicators, BMH has eight
indicators with good values. They cover indicators of leadership,
strategic approach, focus on customers, continuous system
improvement, teamwork and unity of purpose, total involvement,
measurement of analysis and knowledge management, and results
achievement. While the level of implementation of the remaining three
indicators on amil, commitment to high quality, and education and
training, is quite satisfactory.
Although having fewer human resources and a lower level of
education, RZ is more successful than BMH due to its greater
application of TQM principles. The researcher comes to the
conclusion that in order to maximize the success of Islamic
philanthropic fund management, both LAZNAS and BAZNAS must
implement TQM as it is not sufficient just to implement QC or QA.NIM.: 17300016018 Edi Santosa2022-09-28T03:55:35Z2022-09-28T03:55:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53565This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/535652022-09-28T03:55:35ZFENOMENA MAIYAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONVERSI DAN KEMATANGAN BERAGAMA JAMAAHNYA: STUDI FENOMENOLOGI JAMAAH MAIYAH MOCOPAT SYAFAAT YOGYAKARTAThis thesis explains the Maiyah phenomenon and its implications for the conversion process and religious maturity of the Maiyah Mocopat Syafaat Yogyakarta. The conversion in question is the theory of Walter Houston Clark which states that conversion is a change in attitudes, behavior and religious actions to a deeper direction. This thesis attempts to answer the questions: (a) What is the role and position of Maiyah in the social circle of Indonesian society? (b) What is the conversion process for the Maiyah Mocopat Sayfaat Jamaat? (c) What are the implications of the values taught by Maiyah for the religious maturity of the Maiyah Mocopat Syafaat Congregation?
This research is a qualitative descriptive-analytical type with a phenomenological approach. The data obtained in the form of primary and secondary data. Four congregations of Maiyah Mocopat Syafaat are the subjects of research in this paper. The four worshipers have different backgrounds, ranging from losing the meaning of life, former thugs, former Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) activists and also alumni of traditional Islamic boarding schools who finally found peace through Maiyah. From their experiences and thoughts, I analyzed religious maturity using Gordon Allport's theory.
The results provide data that their conversion experience is unique and personal but has similar stages. These stages include a period of calm, a period of instability, a period of conversion, a period of peace and expression of life after conversion. Their experiences and thoughts show that they have a fairly good religious maturity when viewed from Gordon Allport's 6 criteria of religious maturity. They meet the criteria, which include having a broad perspective and being open to criticism, having the ability to motivate, having moral consistency, having an integral view of life, having comprehensive thinking and being heuristic.NIM.: 20200011100 Helmi Denada Ari Shandy2022-09-20T01:40:44Z2022-09-20T01:40:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53208This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/532082022-09-20T01:40:44ZPENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PENGGERAKAN OLEH PENGURUS DAERAH IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA (PD IPHI) KABUPATEN SLEMAN MASA BAKTI 2020-2025 TAHUN 2021Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi pra penelitian penyusun, bahwa Pengurus Daerah IPHI Kabupaten Sleman masa bakti 2020-2025 kebanyakan usia diatas 50 tahun, yang didominasi oleh para lansia, namun mereka sangat antusias dan giat untuk beraktifitas menjalankan kegiatan IPHI. Menurut hipotesis sementara penyusun, bahwa hal ini adalah adanya penggerakan. Sehingga penyusun sebagai peneliti mengangkat judul skripsi ini adalah “Penerapan Fungsi Manajemen Penggerakan Oleh Pengurus Daerah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PD IPHI) Kabupaten Sleman Masa Bakti 2020-2025 Tahun 2021”, dengan kerangka teori fungsi manajemen oleh George R. Terry tentang actuating atau penggerakan, yang meliputi 3 indikator, yaitu motivasi (motivation), kepemimpinan (leadership), serta komunikasi (communication).
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah dengan pengumpulan data menggunakan teori Miles dan Humberman Flow Model, yakni reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Sedangkan teknik pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi metode pengumpulan data dan metode triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPHI Daerah Kabupaten Sleman telah menerapkan Fungsi Manajemen Penggerakan dengan baik di dalam organisasinya. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya 3 indikator motivasi (motivation), kepemimpinan (leadership), serta komunikasi (communication). Kendala yang dihadapi diantaranya ialah tidak semua pengurus bisa aktif di organisasi karena kesibukan kerja, dapat diatasi dengan Saling membantu pengurus yang aktif dalam melaksanakan program kegiatan IPHI.NIM.: 18102040035 Dessy Amalia Asa Prita Putri2022-09-08T06:59:19Z2022-09-08T06:59:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52826This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/528262022-09-08T06:59:19ZTAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI DAN PERUBAHAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PADANG 2000-2021 MKota Padang memang tidak terlepas dari berbagai permasalahan modernitas
seperti kecemasan harta, kematian, stress, depresi dan sakit mental spiritual menjadi
salah satu rangkaian masalah bagi masyarakat Kota Padang sejak bencana alam
2004 terjadi di Aceh dan 2010 terjadi di Padang. Tarekat Naqsyabandi Haqqani
bersama pihak masyarakat dan birokrat bekerjasama untuk memulihkan semangat
spiritual agama bagi masyarakat reformis-modernis dan tradisionalis dalam
kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan Tarekat
Naqsyabandi Haqqani Padang. Penelitian ini didasarkan rumusan masalah:
Bagaimana kondisi sosial-keagamaan masyarakat Padang sejak era reformasi
Indonesia? Bagaimana perkembangan Tarekat Naqsyabandi Haqqani di Padang?
dan Mengapa Tarekat Naqsyabandi Haqqani berperan aktif terhadap perubahan
keagamaan masyarakat perkotaan di Padang?
Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan sejarah dan sosiologi agama
dengan mengkaji gerakan sosial dan menjelaskan gejala perubahan dalam
pemahaman keagamaan masyarakat Padang dengan mencoba menganalisis
perkembangan historisnya dengan memperhatikan perkembangan prinsip-prinsip
umum dari tingkah laku religius dan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian
khusus.Prosedur penelitian sejarah ini meliputi empat tahapan: heuristik, berupa
pengumpulan sumber; kritik sumber berupa kritik intern-ekstern; interpretasi
berupa pengklasifikasian data dan mencari hukum kausalnya; dan eksplanasi dalam
bentuk historiografi.
Hasil penelitian adalah: pertama, Tarekat Naqsyabandi Haqqani Kota Padang
berkembang dalamkegiatan keagamaan atas kerja sama pemangku adat dan pihak
birokrat. Tarekat inimampu melaksanakan kegiatan keagamaan dan
membangkitkan spiritualitas. Kedua, Tarekat Naqsyabandi Haqqani masuk ke
Padang pada awal abad ke-21 melalui Syekh Mustafa Mas’ud (khalifah Tarekat
Naqsyabandi Haqqani di Indonesia). Tarekat ini mampu memberikan perubahan
stigma terhadap tarekat pada umumnya yang dikenal cenderung eksklusif dan kuna
bagi masyarakat perkotaan, yaitu melalui ajaran dzikir spiritual, cinta, dan
harmonisasi tasawuf dalam kehidupan modern. Ketiga, peranan Tarekat
Naqsyabandi Haqqani terhadap perubahan keagamaan masyarakat Padang
mempunyai dampak signifikan dalam pelaksanaan ibadah mereka sehari-hari
terutama bagi kalangan jamaah tetap dan masyarakat simpatisan. Jamaah Tarekat
Naqsyabandi Haqqani rata-rata berasal dari kalangan reformis-modernis, tetapi
kemudian diikuti masyarakat tradisionalis dan masyarakat awam non-Islamis.NIM.: 20201021011 Johan Septian Putra2022-08-01T06:28:12Z2022-08-01T06:28:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52365This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523652022-08-01T06:28:12ZPELATIHAN KEPEMIMPINAN KADER ORGANISASI EKSTRA ISLAM KAMPUS PADA MASA PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus pada Organisasi PMII, HMI, IMM, dan KAMMI di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)Pelatihan kepemimpinan merupakan proses yang wajib dilakukan oleh sebuah organisasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia) n adalah Organisasi Ekstra Islam Kampus yang merupakan organisasi kaderisasi yang selalu mencetak pemimpin berkarakter, beridiologi dan berlandaskan keislaman terus melakukan pelatihan kepemimpinan setiap tahunya. Terjadinya Corona virus 19 (CoVid-19) menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi organisasi ekstra kampus karena seluruh aktivitas manusia dipaksa untuk berhenti. Bencana tersebut berdampak kepada proses pelatihan kepemimpinan kader yang sudah seharusnya di selenggarakan oleh Organisasi Mahasiswa Ekstra Islam Kampus, ini menjadi tujuan peneliti untuk menjawab pertanyaan terkait bagaimana bentuk pelatihan kepemimpinan kader PMII, HMI, IMM, KAMMI pada masa Pandemi CoVid-19, strategi dan faktor apa saja yang menjadi pendukung serta hambatan dalam melaksanakan pelatihan kepemimpinan kader di masa pandemi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara dengan BPH (Badan Pengurus Harian) organisasi, dan dokumentasi. Peneltian ini dilakukan di lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di bulan Februari 2022. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan Huberman dan Miles yang disebut sebagai model Interatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data. Tekhnik keabsahan data menggunakan tekhnik tringaluasi metode yaitu dengan menguji data hasil wawancara dengan dokumentasi.
Hasil penelitiannya adalah yang pertama bentuk pelatihan kepemimpinan kader di PMII seperti (Pelatihan Kader Dasar) PKD, di HMI seperti Latihan Kader 1 (LK1), di IMM Seperti Darul Arqom Dasar (DAD), dan di KAMMI Seperti Daurah Marhalah 1 (DM1) pada masa Pandemi CoVid-19 dengan menggunakan Virtual Leadership Training. Kedua strategi adaptasi yang dilakukan oleh organisasi ekstra kampus dalam menghadapi situasi pandemi adalah melalui dua tahapan yaitu defensive strategy dan adaptive dynamic strategy, faktor pendorong dan kelebihan pelatihan during ini adalah media online, akses yang mudah seperti pemateri dan prasarana. Dan untuk penghambat dan kekurangan pelatihan during adalah sarana seperti alat webinar yang masih harus menyewa, kendala sinyal dan perbedaan waktu, psikologi peserta dikarenakan waktu yang terlalu lama menghadap ke monitor kejenuhan dan mengaburkan fokus peserta.NIM.: 16490041 Ichsan kamal2022-07-21T04:36:51Z2022-07-21T04:36:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52171This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/521712022-07-21T04:36:51ZRESILIENSI SOSIAL KOMUNITAS SYIAH (STUDI KASUS KORBAN KONFLIK SYIAH SAMPANG DI PENGUNGSIAN RUMAH SUSUN PUSPA AGRO, SIDOARJO, JAWA TIMUR)Penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2017 yang bertujuan
untuk membahas terkait resiliensi sosial komunitas Syiah di pengungsian.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh konflik di Sampang yang melibatkan
komunitas Syiah dan Sunni (NU) dan berakibatkan pengusiran komunitas
Syiah Sampang,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus, jumlah
informan yang terlibat dipenelitian ini 5 orang informan, 4 informan
merupakan pengungsi Syiah dan 1 informan merupakan pengelola rumah
susun. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling dan
teknik pengambilan data dilakukan dengan pengamatan (observasi),
wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis
data penelitian dengan menelaah hasil lapangan dan melakukan reduksi
data. Untuk melihat kevalidatan penelitian, peneliti menggunakan
trianggulasi dan diskusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas Syiah Sampang berresilien
tetapi tidak maksimal karena jika dilihat dari tolak ukur
kesejahteraan seperti kemiskinan, pendapatan dan pengeluaran pengungsi
yang tidak seimbang. Hal yang mempengaruhi komunitas ber-resilien
adalah dengan pendekatan keagaaman yang meliputi positive thinking,
positive acting dan positive hoping. Selain dari pendekatan keagamaan
faktor yang mempengaruhi resiliensi mereka adalah loyalitas komunitas
terhadap Syiah dan figure pemimpin yang dikaguminya.NIM.: 13250067 Khalilatul Khalqi2022-07-04T07:24:14Z2022-07-04T07:24:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51662This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/516622022-07-04T07:24:14ZPERENCANAAN PROGRAM PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN WIRAUSAHA BAGI ANGGOTA IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA (IPHI) KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2021Perencanaan merupakan fungsi manajemen paling mendasar dan paling pertama dilikukan dalam kegiatan manajemen. IPHI Kabupaten Sleman merencanakan program Pembinaan dan Pendampingan Wiarausaha Bagi Anggotanya untuk memperbaiki ekonominya melalui wirausaha.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif-kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun metode analisis data yang digunakan model Miles dan Hubberman.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan program Pembinaan dan Pendampingan Wirausaha bagi anggota di IPHI Kabupaten Sleman sudah tersusun dengan baik berdasarkan indikator yang digunakan dalam tahapan perencanaan (1) menetapkan sasaran atau perangkat tujuan, IPHI Kabupaten Sleman menetapkan sebuah tujuan melalui Musyawarah Daerah (MUSDAH) 5 Tahun sekali dan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) triwulan (tiga bulan berturut-turut), (2) menentukan keadaan, situasi, dan keadaan sekarang, program ini bentuk perhatian IPHI Kabupaten Sleman pada anggotanya karena dengan program ini akan memberikan alternatif usaha bagi anggotanya, (3) mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dengan mendapat dukungan penuh baik dari pemerintah maupun dari internal IPHI Kabupaten Sleman serta anggotanya dan mempersiapkan alternatif lain jika terjadi hambatan-hambatan, (4) mengembangkan rencana dan menjabarkanya dengan mempermosikan melalui pengajian, dan kegiatan lainya supaya anggota IPHI Kabupaten Sleman mengetahui program ini dan memahami konsepnya. Sementara program ini belum bisa terlaksana akibat pandemi covid 19.NIM.: 17102040046 Bayu Gusweri2022-06-27T08:02:13Z2022-06-27T08:02:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51457This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/514572022-06-27T08:02:13ZPERAN MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI (MPI) DALAM PERKEMBANGAN ORGANISASI ISLAM MUHAMMADIYAHThis research discusses the role of Library and Information Assembly (MPI) in Muhammadiyah Islamic organization development. The purpose of this study was to determine the role of MPI in Muhammadiyah Islamic organization development and its relevance to the needs of Muhammadiyah Islamic organization and its strategy in carrying out its duties as a library for Muhammadiyah Islamic organization. The method used is a qualitative method with the type of descriptive research. The subjects in this study were the leadership of Library and Publishing division and librarians and their staff who were involved with library activities at the research location. The formal object of this research is the role of Library and Information Assembly (MPI) in Muhammadiyah Islamic organization development, while the material object is MPI of the Central Leadership of Muhammadiyah. In collecting data, researchers used three techniques, namely interviews, observation, and documentation. Data validation used triangulation and re-checking techniques. Then, the data is reduced and presented in the form of a sentence description for further conclusions to be drawn. The results of this study indicate that the role of MPI is to document ancient and modern archives belonging to Muhammadiyah from 1912 to 1989 through collaboration with the National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI) and publishing several books since 1996. MPI also supports Muhammadiyah product development research activities and provides collections for meet the information needs, both Muhammadiyah residents and people outside Muhammadiyah. In addition, MPI also held a Muhammadiyah Corner at the Central Library of the University of Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). MPI's vision and development program are already relevant to the vision and development program of Muhammadiyah Islamic organization. MPI has also met the criteria for the establishment of a special library based on the 2011 Indonesian National Standard. MPI's obstacle in carrying out its role is inadequate human resources (HR). On the other hand, MPI has a fairly good strategy in carrying out its role as a library for Muhammadiyah Islamic organization so that these obstacles can be overcome, although not optimally. In summary, the first strategy of MPI is to equip library facilities; secondly, increasing the ability to master information technology and publications; and third, developing cooperation in the management of library materials and publications.NIM.: 17101040080 M. William Romadlon2022-06-23T08:13:03Z2022-06-23T08:13:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51261This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512612022-06-23T08:13:03ZIDEOLOGI GERAKAN ORGANISASI MAHASISWA ISLAM EKSTRA KAMPUS DI UIN SUNAN KALIJAGA
(STUDI ORGANISASI HMI, KAMMI,IMM,PMII)Isu radikalisme Agama sedang marak terjadi dan ironisnya kalangan akademisi pun banyak yang sudah terjangkit. Saat ini organisasi ekstra kampus yang banyak diminati oleh mahasiwa adalah organisasi kemahasiswaan islam. Hal ini tidak hanya dikarenakan jumlah pemeluk agama Islam yang menjadi mayoritas masyarakat Indonesia, tapi juga karena semangat Islam untuk membawa perubahan sosial yang lebih baik. Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terdapat dinamika yang cukup intens antar organisasi ekstra islam. Dengan maraknya isu radikalisme tadi dan tanggungjawab mahasiswa elite intelektual maka penting untuk memahami peta gerakan dan ideologi organisasi mahasiswa Islam ekstra kampus di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan analisis kualitatif dengan metode pengmpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis yang dikembangkan olehg Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data. Teknik keabsahan data menggunakan teknik trangulasi metode yaitu menguji data hasil wawancara dengan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap organisasi mahasiswa Islam kampus di UIN Sunan Kalijaga memiliki ciri khas dan karakter masing-masing. Pertama, HMI memiliki gerakan intelektual yang dilakukan secara sistematis dan gerakan sosial sebagai implementasi tanggungjawab keumatan. HMI MPO memiliki gerakan spiritual dan gerakan politik. Kedua, KAMMI memiliki gerakan spiritual,gerakan dakwah, dan gerakan politik. Ketiga, IMM memiliki gerakan intelektual, gerakan sosial dan gerakan kerohanian. Keempat, PMII memiliki gerakan intelektual, gerakan spiritual, dan gerakan sosial. Sedangkan ideologi dalam penelitian ini terpetakan menjadi tiga yaitu pertama, ideologi tradisionalis-progresif organisasi mahasiswa islam ekstra kampus yang termasuk dalam peta ideologi ini yaitu PMII. kedua,ideologi modernis organisasi mahasiswa Islam yang termasuk dalam kategori ideologi ini yaitu IMM dan HMI. Ketiga, ideologi revivalis,
organisasi yang termasuk dalam kategori ideologi ini yaitu HMI MPO dan KAMMI.NIM.: 13490058 Mohammad Shofiyulloh2022-04-26T02:50:51Z2022-04-26T02:50:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50797This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/507972022-04-26T02:50:51ZANALISIS PENGARUH ISLAMIC FINANCE ASSET DAN MAKROEKONOMI TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI HALAL PERIODE 2016-2020 (STUDI KASUS 7 NEGARA OKI)This study aims to analyze how the influence of Islamic financial assets and macroeconomics on the development of the halal industry for the 2016 – 2020 period. By using the panel data regression estimation method with the fixed effect model, the data used are secondary originating from Salaam Gateway, the World Bank and Investing. The estimation results show that Islamic financial assets and foreign direct investment have a significant positive effect on the halal industry. Meanwhile, world oil prices have a significant negative effect and inflation has an insignificant negative effect on the halal industry.NIM.: 18108010022 Muhammad Ihsan2022-04-20T06:51:59Z2022-04-20T06:51:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50651This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/506512022-04-20T06:51:59ZPERKEMBANGAN DIVISI SELAWAT UNIT KEGIATAN MAHASISWA JAM’IYYAH AL-QURRA’ WA AL HUFFAZH AL-MIZAN UIN SUNAN KALIJAGA, YOGYAKARTA (2003-2017 M)Unit Kegiatan Mahasiswa Jam’iyyah Al-qurra Wa Al-Huffazh Al-Mizan (UKM JQH Al-Mizan) berdiri sejak tahun 1998 yang terdiri dari 5 divisi di dalamnya, yaitu: Divisi Tilawah, Tahfidz, Tafsir, Kaligrafi, dan Selawat. Divisi Selawat merupakan divisi termuda di UKM JQH Al-Mizan. Meskipun termuda, namun divisi selawat memiliki perkembangan yang pesat di bidang infrastruktur maupun prestasi di dalam dan di luar UIN Sunan Kalijaga. Perkembangan itulah yang membuat Divisi Selawat menjadi salah satu divisi yang paling diminati di UKM JQH AL-Mizan setelah Divisi Tilawah dan Tahfidz. Oleh karena itu penelitian ini penting dilakukan, guna menelaah dan menjabarkan perkembangan-perkembangan yang dilakukan oleh Divisi Selawat. Adapun penjabaran yang dilakukan berkaitan dengan maksud dari divisi selawat didirikan, perkembangan-perkembangan, serta kontribusi divisi selawat terhadap UKM JQH Al-Mizan.
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan sejarah, serta menggunakan teori Continuity and Change. Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu suatu cara untuk memahami kejadian dan peristiwa masa lampau. Metode sejarah memiliki empat tahapan yang dilalui, yaitu: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan menggambarkan bahwa perkembangan yang terjadi di Divisi Selawat merupakan hasil dari keresahan yang dirasakan oleh anggota yang menginginkan suatu gagasan-gagasan baru untuk menunjang dan mengembangkan bakat-bakat mereka. Landasan utama dinamisasi ini bermula dari gagasan genre pertama mereka yaitu genre klasik yang dikembangkan menjadi genre mizanan, seiring berjalannya waktu genre mizanan mengalami perkembangan dengan dibentuknya genre kontemporer. Adapun genre arabic ensamble dan akustik ada karena beberapa anggota mencoba untuk mengadopsi kesenian-kesenian dari kampung halaman mereka dan diaplikasikan ke dalam Divisi Selawat. Selain itu, perkembangan yang terjadi juga merupakan hasil dari keresahan anggota divisi selawat yang ingin mendakwahkan selawat di kalangan masyarakat luas.NIM.: 15120072 Ahmad Albar2022-04-18T05:40:57Z2022-04-18T05:40:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50534This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/505342022-04-18T05:40:57ZKELOMPOK ZIKIR SYAIKH ABDUL RAUF
SINGKEL, DI NAGARI LUBUK MALAKO,
KECAMATAN SANGIR JUJUAN, KABUPATEN
SOLOK SELATAN (PENDEKATAN FENOMENOLOGI HISTORIS)Permasalahan pokok dari penelitian ini adalah
bagaimana tata cara pelaksanaan dan ajaran kelompok zikir
Syaikh Abdul Rauf Singkel di Nagari Lubuk Malako,
kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan, serta
dengan adanya kelompok zikir ini ada beberapa orang dari
anggota kelompok zikir ini tidak mau melaksanakn sholat,
karna bago mereka dengan berzikir itu sudah lebih baik untuk
mengingat Allah.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan
(field research), yang dilakukan di Nagari Lubuk Malako,
Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok. Teknik
penelitian disini adalah observasi, wawancara, ednografi,
serta analisa data dilakukan dengan dekriftif analisis. Adapun
yang peneliti lihat dari kelompok zikir Syaikh Abdul Rauf
Singkel di Nagari Lubuk Malako diantaranya: sejarah
muncul, ajaran dan tata cara pelaksanaan, fakto-faktor yang
mendorong perkembangan dan yang menghambat, makna
zikir bagi kelompok zikir Syaikh Abdul Rauf Singkel di
Nagari Lubuk Malako.
Dampak yang ditimbulkan oleh kelompok zikir
Syaikh Abdul Rauf Singkel di Nagari Lubuk Malako adalah
banyaknya surau-surau yang mengadakan ajaran zikir pada
setiap malam, serta terjalinnya ukwah Islamiah yang baik di
tengah masyarakat Nagari Lubuk Malako.NIM.: 18205010004 Randi Isdendi2022-04-18T04:20:41Z2022-04-18T04:20:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50523This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/505232022-04-18T04:20:41ZPENGARUH KEGIATAN KEAGAMAAN TERHADAP KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA STUDI KASUS PADA ORGANISASI PMII RAYON PEMBEBASAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan untuk mengungkap atau mengekpolarsi sisi lain dari gambaran umum mengenai organisasi PMII Rayon Pembebasan dalam hal perilaku sosial angotanya. Hal demikian dikarenakan adanya stigma masyarakat khususnya mahasiswa kalangan non organisasi yang secara umum memandang Organisasi PMII identik dan aktif dalam hal “pemberontakan” melalui aksi demontrasi, penggerak aksi unjuk rasa dan kritiknnya pada isu-isu tertentu, yang membuat organisasi tersebut memiliki “label” kurang baik dalam beberapa perilakunya. Namun di sisi lain, organisasi ini juga memiliki kegiatan keagamaan bersifat kultural yang dijaga sebagai bentuk pola ritual dalam organisasi itu sendiri, dimana kegiatan keagamaan itu sendiri dapat disebut sebagai suatu proses internalisasi dari sebuah nilai dan norma agama yang dapat mempengaruhi perilaku seorang individu, termasuk halnya perilaku kesalehan sosialnya. Tema ini penelitian, sebagai sebuah studi akademis, akan membentuk suatu diskursus mengenai keterhubungan organisasi di muka dengan realitas praksis keseharian mahasiswa. PMII, secara umum, merupakan wadah kemahasiswaan yang eksklusif secara ideologis namun inklusif dalam praksis keorganisasiannya. Di titik ini, penelitian ini menarik karena bersinggungan dengan eksklusifitas di satu sisi, dan inklusifitas di sisi yang lain. Signifikansi yang berbeda dari tema ini terletak pada mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang rerata menjadi kader organisasi PMII sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kesalehan sosial mahasiswa sedikit banyak dipengaruhi oleh kegiatan keagamaan organisasi tersebut.
Bentuk penelitian ini adalah field research yang menggunakan teknik partisipatoris, wawancaran dan dokumentasi, dan pendekatan sosiologis sebagai alat metodologisnya. Untuk membedah subjek penelitian, penulis meminjam pendekatan adaption, goal attainment, integration, dan latency dari Talcott Parson. Keempat pendekatan ini, akan sangat signifikan dalam menarasikan hasil analisis mengenai pengaruh organisasi PMII Rayon Pembebasan dalam mengimplementasikan kegiatan keagamaan terhadap kesalehan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa, kesalehan sosial mahasiswa dapat terbentuk melalui kegiatan keagamaan berupa pengajian kitab kuning, dzikir dan tahlil bersama dan juga kegiatan sholat wajib berjamaah yang dilakukan dalam Organisasi PMII Rayon Pembebasan. Dalam kegiatan keagamaan tersebut terkandung nilai dan ajaran religiusitas dalam hal kesalehan individu, kesalehan sosial dan juga kesalehan alam, sehingga dapat mempengaruhi karakter para anggota organisasi tersebut untuk melakukan kebaikan terhadap sesama. Kegiatan keagamaan tidak hanya berperan sebagai kegiatan pemenuh kebtuhan rohaniah semata, tetapi juga berperan dalam menumbuhkan sikap kepedulian sosial, dimana sikap kepedulian sosial tersebut merupakan salah satu bentuk dari kesalehan sosial seorang individu.NIM.: 16540037 Eva Brenda Bellinda2022-04-08T08:13:34Z2022-04-08T08:13:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50416This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/504162022-04-08T08:13:34ZMODEL KEPEMIMPINAN PEMUKA AGAMA DALAM MEMBENTUK KESALEHAN SOSIAL: STUDI PADA KOMUNITAS HAMKA DARWIS YOGYAKARTAPenelitian ini mengkaji model kepemimpinan pemuka agama dalam membentuk kesalehan sosial dengan studi kasus pada Komunitas Hamka Darwis di Yogyakarta. Komunitas yang berjumlah 2.418 orang ini memiliki angka kenakalan remaja (juvenile delinquency) dan kriminalitas (criminality) yang kuat sehingga memerlukan model kepemimpinan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat model kepemimpinan yang cenderung digunakan dalam membentuk kesalehan sosial mereka. (2) Mengetahui sebab-sebab pola kepemimpinan di komunitas Hamka Darwis yang berhasil meningkatkan kesalehan sosial para anggotanya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan yang berjumlah 9 orang tokoh senior dan 1 orang pemimpin komunitas Hamka Darwis. Dalam menetapkan subyek penelitan, peneliti menggunakan purposive sampling karena informan dipilih dengan melihat kriteria tertentu secara sengaja. Proses pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori utama yang dipakai adalah teori kepemimpinan James Mcgregor Burns dan House
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemuka agama komunitas Hamka Darwis menggunakan model kepemimpinan karismatik. Kepemimpinan karismatik ini dibangun dengan kepribadian atau sikap teladan yang kuat oleh pemimpinnya. Sikap teladan tersebut adalah (1) Lima sikap integritas yang terdiri dari: jujur, tanggung jawab, disiplin, mandiri, berani). (2) Memiliki kecakapan-kecakapan khusus yaitu, mampu menyesuaikan kepatutan sosialnya dengan para anggotanya yang mayoritas memiliki kenakalan remaja dan angka kriminalitas yang kuat, (3) Tujuan ideologis yang digunakan oleh pemimpin sesuai dengan iklim komunitas yaitu, penyelesaiaan masalah berbasis komunitas, (4) Mengomunikasikan harapan dengan para pengikutnya untuk memperbaiki tingkah laku. Model kepemimpinan karismatik komunitas ini menjadi khas karena diperkuat dengan dua komponen. Pertama, komponen pengakuan yang merujuk pada pengakuan pengikut kepada pemimpin yang didasarkan pada persepsi yang mereka miliki atas pemimpin mereka. Kedua, komponen perilaku yang merujuk pada observasi pengikut akan perilaku pemimpin mereka. Impact kepemimpina tersebut adalah kesalehan sosial yang dimaknai sebagai bentuk ekspresi filantropis dengan perubahan akhlaq dan kaidah sosial sehingga akan secara otomatis memperbaiki hubungan dengan masyarakat melalui kegiatan sosial kemasyarakatan. Perubahan tersebut tercermin dalam kegiatan tadarus sosial yang dilaksanakan oleh anggota yang mayoritas memiliki angka kenakalan remaja (juvenile delinquency) dan kriminalitas (criminality) yang kuat.NIM.: 18200010108 Herlambang Andi Prasetyo Aji, S.Ag.2022-03-09T07:14:00Z2022-03-09T07:14:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49913This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/499132022-03-09T07:14:00ZDETERMINAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI NEGARA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) (STUDI ENVIRONMENTAL KUZNETS CURVE)Globalization that continues to grow massively every year, can be felt globally and regionally. This study is intended to determine the effect of economic growth, population, and industrial production on environmental damage using the EKC study in the Organization of Islamic Cooperation (OIC). Usesquantitative research methods with the Eviews 9 analysis tool. This study uses panel data regression analysis with Fixed Effect Model (FEM) as the best model analysis. The results of statistical tests show that the variable economic growth can have a influence on environmental damage with the EKC study. Then the population variable shows direction towards environmental damage and industrial production has a influence on environmental damage with the EKC study in the Organization of Islamic Cooperation (OIC).NIM.: 19208012016 Erlin Socalina2022-03-01T03:27:28Z2022-03-01T03:27:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49774This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/497742022-03-01T03:27:28ZPERAN IPNU PAC PRAMBANAN DALAM MEMBANGUN KESALEHAN SOSIAL DI DESA SUMBERHARJOPeran ormas Islam di masyarakat memberikan dampak positif yang signifikan. Kehadirannya memberikan perubahan tidak hanya dalam hal religiositas, akan tetapi perubahan dalam kesalehan sosial juga turut dirasakan masyarakat. Kehadiran ormas Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Kepanewon Prambanan merupakan satu contoh yang cocok untuk diteliti dengan melihat peran dalam membangun kesalehan sosial di masyarakat Desa Sumberharjo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga mendukung validitas dalam penelitian. Terdapat empat subjek penelitian yang berasal dari pengurus dan demisioner IPNU PAC Prambanan. Untuk menganalisis peran IPNU PAC Prambanan, peneliti menggunakan teori struktural fungsional dengan skema A.G.I.L yang di populerkan oleh tokoh sosiolog kontemporer Talcott Parsons. Teori tersebut berasumsi bahwa sebuah sistem sosial harus memenuhi empat prasyarat A.G.I.L agar dapat tetap langgeng.
Hasil temuan dari penelitian yang dilakukan menemukan beberapa temuan yang unik. Pertama, kami menemukan bahwa kehadiran IPNU di respon positif oleh masyarakat. Kedua, sistem yang berjalan di IPNU telah memenuhi syarat keteraturan sosial pada teori struktural fungsional yang dicetuskan oleh Talcott Parsons. Ketiga, peneliti menemukan bahwa pengaruh IPNU di Kepanewon Prambanan lebih luas dari apa yang menjadi asumsi penulis. IPNU mampu mempengaruhi kesadaran masyarakat khususnya remaja untuk merubah pola pikir dan mainside. Hal demikian akan berdampak pada moral remaja yang semakin baik. Sadar pentingnya pendidikan dan pada akhirnya bisa meminimalisir angka pernikahan di usia dini.NIM.: 17105040074 Ahmad Mustofa2022-03-01T01:55:14Z2022-03-01T01:55:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49672This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496722022-03-01T01:55:14ZISLAM DAN DISIPLIN TUBUH:
HAPUS TATO DAN JALAN DAKWAH KOMUNITAS HIJRAH CARETesis ini mengkaji gerakan hijrah yang dalam waktu beberapa dekade ini menjadi pembicaraan di ruang publik, tesis ini akan fokus mengkaji Komunitas Hijrah Care dengan medium Gerakan Hapus Tato Gratis. Kemunculan Hijrah Care dan Gerakan Hapus Tato Gratis berangkat dari dakwah street culture dan fokus pada anak jalanan yang ingin berhijrah namun masih memiliki tato dalam tubuhnya, sehingga Hijrah Care berupaya untuk mewadahi jalan pertaubatan anak jalanan dengan mengadakan Program Hapus Tato Gratis. Tato sendiri dalam pandangan masyarakat arus utama di Indonesia cenderung terstigma negatif, ditambah lagi dengan perspektif penafsiran agama yang cenderung melarang tato. Berangkat dari hal tersebut kemudian lahir Hijrah Care dengan Program Hapus Tato Gratis. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan mengkaji data yang diperoleh melalui wawancara, observasi terhadap akun media sosial Hijrah Care dan informasi berita pada media online, serta data dari video di Youtube.
Tesis ini menunjukkan bahwa Gerakan Hapus Tato Gratis hanya menjadi jalan dakwah Komunitas Hijrah Care dalam membangun wacana ideologis melalui kajian keagamaan yang harus diikuti oleh peserta hapus tato. Tesis ini juga melihat aspek representatif tato dari peserta hapus tato gratis, serta alasan mengapa mereka menghapus tato. Tesis ini mencoba memaparkan bagaimana perspektif peserta hapus tato gratis memaknai tato baik sebelum berhijrah maupaun setelah berhijrah. Sebelum mengikuti program hapus gratis, mereka terlebih dahulu mengikuti kajian agama di internet untuk mengetahui aspek hukum tato secara lebih mendalam, kemudian mereka mencari legitimasi dalil agama untuk menguatkan keyakinannya melakukan penghapusan tato. Setelah mengikuti beragam kajian agama di internet, perspektif mereka tentang tato berubah sangat fundamental, karena sebelum memutuskan untuk berhijrah, mereka cenderung melihat tato sebagai seni yang memiliki sisi keindahan, tato dianggap sebagai bentuk ekspresi maupun representasi mereka yang mentato tubuhnya, namun pasca berhijrah perspektif mereka tentang tato berubah sangat fundamental. Tato dalam pandangan mereka tidak lagi memiliki unsur seni, mereka melihat tato dengan pandangan skeptis, bahkan diantara mereka aktif menyabrakna wacana larangan mentato dari aspek hukum maupun dalil agama melalui media sosial.NIM.: 19200010025 Amar Muhyi Diinis Sipa2022-02-24T04:24:01Z2022-02-24T04:24:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49678This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496782022-02-24T04:24:01ZADAPTASI MASKULINITAS DAN FAKTOR PENDORONG
KETERLIBATAN PEREMPUAN DI RESIMEN MAHASISWA
MAHAKARTA SATUAN 03 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAMENWA identik dengan kegiatan semi militer dan sifat maskulinitasnya.
Umumnya, organisasi ini diikuti oleh mahasiswa laki-laki. Namun, dalam beberapa
tahun terakhir ada peningkatan jumlah mahasiswa putri yang bergabung di
organisasi intra kampus ini. Misalnya pada MENWA UIN Sunan Kalijaga periode
2020/2021, terdapat peningkatan anggota perempuan yang cukup signifikan, yakni,
9 orang perempuan dan 5 laki-laki. Tentu hal ini menjadi sangat menarik untuk
diteliti dan diketahui. Apa yang menjadi daya tarik dan yang diinginkan oleh
anggota putri terjun di sana? Dan setelah bergabung apa yang mereka rasakan
sebagai anggota MENWA yang identik dengan sisi-sisi maskulinitas tersebut?
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif-deskriptif dengan analisis. Di dalam mencari dan mengumpulkan data,
peneliti menggunakan model triangulasi (observasi, wawancara dan dokumentasi),
pertama, peneliti melakukan seleksi dalam pemilihan narasumber yang sesuai
dengan kriteria yang tentunya telah di tentukan sebelumnya. Kemudian, pisau
analisis yang digunakan, yakni teori maskulinitas milik Halberstam dan Peter
Lehman.
Tesis menemukan bahwa sejumlah faktor yang melatarbelakangi anggota
perempuan untuk terjun ke organisasi ini antara lain: faktor sosial (masih patriarki),
faktor orang tua (menginginkan anaknya menjadi pribadi yang kuat dan penerus
jejak orangtuanya), faktor pengalaman (pernah mendapatkan perlakuan tidak
menyenangkan dari sosialnya). Sifat maskulinitas yang diadopsi oleh para
MENWA perempuan yaitu: kekuatan, keberanian, kepahlawanan dan
kepemimpinan. Adapun pembentukan maskulinitas anggota putri MENWA
merasakan kendala saat beradaptasi dengan lingkungan organisasi tersebut seperti
fisik, mental dan sosial. Identitas maskulin yang dilabeli pada organisasi MENWA
dalam membentuk kadernya agar menjadi pribadi yang kuat baik secara fisik
maupun mental harus dijalankan oleh laku yang ada di dalamnya. Hal tersebut
membuat sebagian dari mereka emosional ketika berproses di UKM tersebut.
Dengan demikian, anggota putri ingin melakukan sebuah pembuktian agar tidak
dianggap lemah oleh lingkungan sosial di sekitarnya. Namun demikian, walaupun
telah terpenuhi aspek maskulinitasnya, tetap saja keberadaan anggota putri tidak
sepenuhnya diterima oleh masyarakat karena masih mendapatkan ketidakadilan
dari sosialnya.NIM.: 19200010141 Sulistiawati2022-02-24T02:15:50Z2022-02-24T02:15:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49610This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496102022-02-24T02:15:50ZDAKWAH ANAK MUDA DAN OTORITAS KEAGAMAAN BARU DI LOMBOK: STUDI TERHADAP KOMUNITAS PEMUDA HIJRAH LOMBOK (PHL)Tesis ini mengkaji fenomena dakwah anak muda di Lombok dengan fokus
perhatian pada komunitas Pemuda Hijrah Lombok (PHL). Meskipun topik diskusi
mengenai gerakan dakwah anak muda telah banyak dikaji, fokus selama ini
cenderung lebih banyak tertuju pada gerakan dakwah anak muda di kota-kota
besar di Indonesia dan kerap dikaitkan dengan transmisi gerakan Islam
transnasional, terutama negara-negara Timur Tengah. Sementara itu, ketertarikan
mengkaji dakwah anak muda di wilayah tepian, terutama Lombok, yang justru
secara masif mendapat transmisi gerakan Islam transregional tampak masih belum
begitu mendapat perhatian. Berangkat dari pembacaan ini, tesis ini berusaha
menjawab beberapa persoalan: (a) mengapa dan seperti apa konteks kemunculan
fenomena dakwah anak muda di Lombok? (b) seperti apa karakter dakwah anak
muda dan sejauh mana ruang lingkup gerakannya? (c) bagaimana gerakan dakwah
anak muda berkontribusi dalam melahirkan otoritas keagamaan baru di Lombok?
Berdasarkan kerja lapangan dan data-data online selama kurang lebih 6
bulan, tesis ini menunjukkan bahwa munculnya fenomena dakwah anak muda
tidak bisa dipisahkan dari konteks perkembangan dakwah Islam di Lombok. Hal
ini terutama berkait erat dengan kehadiran Islamic Center yang berhasil menjelma
sebagai ruang keislaman baru dan landmark wisata religi terbesar di Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB). Faktanya, sejak diresmikan pada 2016 lalu, Islamic
Center tidak pernah absen menggelar berbagai kegiatan, mulai dari pengajian
hingga kegiatan yang bersifat ekstravaganza. Terlebih, kegiatan-kegiatan tersebut
kerap menghadirkan berbagai figur dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai
dari kalangan agamawan luar maupun dalam negeri, motivator, novelis, hingga
sejumlah selebriti hijrah yang tergabung dalam berbagai komunitas keislaman.
Tak pelak, keadaan ini telah mendorong kalangan anak muda terlibat aktif
mengikuti kegiatan dakwah. Puncaknya adalah pada saat mereka berhasil
membentuk komunitas-komunitas dakwah yang secara khusus diisi oleh anak
muda sejawat. Meskipun gerakan dakwah bukanlah ihwal baru di Lombok,
dakwah anak muda tidak serta-merta dapat disamakan dengan dakwah yang telah
berkembang selama ini. Mereka justru menampilkan model dan gaya dakwah baru
serta mengusung ekspresi keislaman baru yang pada gilirannya semakin
memperkaya warna dakwah dan ekpresi keislaman di Lombok. Ihwal lain yang
juga mengemuka sepanjang keberadaan dakwah anak muda adalah munculnya
aktor-aktor keagamaan baru. Para aktor keagamaan baru ini berasal dari berbagai
daerah dan memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda-beda pula. Meski
demikian, mereka berhasil menuai popularitas yang tinggi di masyarakat dan
berhasil menjelma sebagai otoritas keagamaan baru yang dipromosikan dan
diperkuat oleh gerakan dakwah anak muda. Tesis ini berargumen bahwa
fenomena gerakan dakwah anak muda di Lombok lahir lewat transimisi gerakan
dakwah transregional yang difasilitasi oleh Masjid Islamic Center.NIM.: 17200010027 Miftahuddin Khairi2022-02-24T02:15:23Z2024-03-13T01:46:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49612This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496122022-02-24T02:15:23ZISLAM DAN PEMBANGUNAN: AKTIVISME MASJID SYUHADA DALAM PEMBANGUNAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKATPenelitian ini bertujuan mengesplorasi lembaga non negara dalam
mensejahterakan masyarakat. Masjid Syuhada adalah Masjid yang berada di
Kotabaru, yang mana terdapat dua gereja dan zending Bhetesda yang ditahun awal
terdapat kontestasi agama, terdapat isu-isu mesionaris. Kemudian dalam
perjalnnanya aktivisme keislaman diawali dengan pendirian lembaga non-formal
dibidang keagamaan, seperi Pendidikan Anak-anak Masjid Syuhada (PAMS),
Pendidikan kader Masjid Syuhada (PKMS), Lembaga pengkajian Al-Quran
Masjid Syuhada (LPQMS), dan Corp Dakwah Masjid Syuhada (CDMS). Masjid
syuhada dalam perkembangannya mengalami perubahan dari hal kajian keagaman
menuju ke isu-isu kesejahteraan sosial. Berkembangnya gerakan charity yang ada
di Indonesia oleh para sarjanawan menghubungkan pada lemahnya negara dalam
mendidtribusikan kesejahteraan pada masyarakat.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Data
dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara
kepada kepala pengurus Yasma, pengurus Lazis Syuhada dan penerima program
dari Lazis Syuhada. Penelitian ini pun menggunakan analisis Martin van
Bruinessen yang mengatakan bahwa munculnya lembaga filantropi di seluruh
dunia terkait dengan semakin berkurangnya keterlibatan negara (state) dalam
mensejahterakan rakyat di bawah kendali neoliberalisme. Penelitian ini juga
memakai kerangka analisis Minako Sakai tentang peranan state and non state
actors dalam mensejahterakan masyarakat. Tesis ini menunjukkan bahwa
meluasnya program-program dari Masjid Syuhada terkait dengan berkembangnya
lembaga karitas diberbagai tempat di Indonesia.
Praktik filantropi Lazis Syuhada dimulai sejak tahun 2004. Praktik
filantropi ini pun dikelola melalui tiga divisi, yaitu divisi pendayagunaan dan
pendidtribusian, divisi marketing dan komunikasi, dan divisi operasional
(keuangan dan tata usaha) yang didukung dengan dana wakaf, infak sodakoh dan
zakat oleh para masyarakat dan donatur. Tesis ini juga menunjukkan bahwa Lazis
Syuhada muncul terkait dengan semakin berkurangnya keterlibatan negara dalam
mensejahterakan masyarakat. Kehadirannya sangat berperan penting sebagai aktor
non negara dalam mendistribusikan kesejahteraan. Program-progam filantropinya
difokuskan pada isu-isu charity dan pemberdayaan ekonomi. Charity seperti
pemberian beasiswa, alat perlengkapan sekolah bagi anak yatim dan anak duafa,
santunan pada fakir miskin dengan pemberian sembako, pemeriksaan geratis,
bantuan biaya pengobatan, bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana,
pembangunan masjid, pelatihan ketakmiran, bantuan air berish kepada masjidmasjid
yang
kesulitan
air,
pelatihan
perawatan
jenazah.
Dalam
hal
pemberdayanan
Lazis
Syuhada memberikan modal usaha pada orang iskin yang mau merintis
udaha dan pemberdayaan perkampungan ternak mandiri. Sebagian besar bantuan
yang diberikan kepada masyarakat tersebut belum tersentuh oleh perhatian negara.NIM.: 17200010030 Siti Munawaroh2022-02-11T05:52:22Z2022-02-11T05:52:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49203This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/492032022-02-11T05:52:22ZAliran dan Gerakan Modern Dalam IslamBuku berjudul Aliran dan Gerakan Modern Dalam Islam ini memberikan gambaran terkait perkembangan aliran dan gerakan yang dipelopori oleh pemikir Islam dari Arab sampai dengan Indonesia. Buku ini meyajikan beberapa tema yang menunjukkan keterhubungan antara tema satu dengan yang lain. Buku ini dimulai dengan pembahasan seputar pengertian dasar Aliran dan Gerakan Modern Dalam Islam yang dijelaskan secara singkat. Bab kedua dalam buku ini adalah pelaku, tugas dan metodologi sejarah pemikir. Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan pisau analisis terkait sejarah pemikiran yang bisa digunakan untuk memahami sejarah pemikiran beberapa tokoh pembaharu Muslim- Dian Nur Anna2022-01-27T06:05:42Z2022-01-27T06:05:42Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48983This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/489832022-01-27T06:05:42ZKarakteristik Jamaah Tabligh di IndonesiaSalah satu organisasi transnasional yang populer dan
mempunyai pengikut terbesar di dunia adalah Jamaah Tabligh. Sesuai
dengan namanya, jamaah ini memiliki kegiatan utama menyebarkan
ajaran agama Islam ke berbagai belahan bumi. Hampir setiap negara
memiliki pengikut jamaah yang identik dengan gamis dan jenggot
panjang ini. Meskipun Jamaah Tabligh sudah ada sejak lebih dari
lima puluh tahun yang lalu, masih banyak masyarakat yang belum
memahami tentang Jamaah Tabligh. Keberadaan Tabligh masih
banyak dipertanyakan orang, bahkan di beberapa tempat dicurigai
sebagai gerakan sesat. Beberapa kali kegiatan Jamaah Tabligh dihalangi
dan dibubarkan, pernah beberapa anggotanya ditanggap oleh aparat
pemerintah. Sebagai gerakan dakwah yang tidak berpolitik dan
terbukti tidak berpaham sesat, maka Jamaah Tabligh justru semakin
mendapatkan simpati masyarakat. Berbagai kegiatan Jamaah Tabligh
terus berkembang dan berkelanjutan di berbagai wilayah dunia,
termasuk di Indonesia.- Maharsi2022-01-24T06:58:32Z2022-01-24T06:58:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48882This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/488822022-01-24T06:58:32ZKONVERGENSI SANTRI PASCA KEBIJAKAN BLK KOMUNITAS DI PESANTRENTesis ini merupakan penelitian kebijakan yang melihat dampak
implementasi kebijakan memasukkan kegiatan pelatihan keterampilan (BLK
Komunitas) di pesantren. Di masa lalu, pesantren merupakan lembaga keagamaan
yang tujuan utamanya untuk menciptakan santri yang sholeh, alim, dan
berakhlakul karimah. Belajar di pesantren hanya belajar ilmu agama karena jika
agamanya sudah baik maka bidang yang lain akan mengikuti. Pendidikan
pesantren model ini dikenal sebagai pendidikan model salaf. Namun dalam
perkembangannya mulai timbul kekhawatiran dari masyarakat, khususnya wali
santri mengenai pekerjaan anaknya setelah lulus dari pesantren. Di beberapa
tempat kemudian melahirkan pesantren modern. Selain itu kegelisahan tersebut
melahirkan kebijakan baru di pesantren yaitu adanya BLK Komunitas di
pesantren, salah satunya di Pesantren Krapyak Ali Maksum. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui dampak dari kebijakan tersebut, terkait lulusannya? Apakah
kebijakan tersebut berdampak pada lahirnya konvergensi lulusan pesantren?
Untuk menjawab rumusan penelitian tersebut penelitian ini mencoba
mendeskripsikan kebijakan dan dampak BLK Komunitas di Pesantren Krapyak
Ali Maksum. Peneliti melakukan wawancara terhadap pengelola BLK Komunitas,
mulai dari pembina atau pemimpin, instruktur, dan para peserta pelatihan. Peneliti
juga melakukan wawancara kepada sembilan alumni yang dihasilkan dari
kebijakan program tersebut. Selain wawancara peneliti juga melakukan
dokumentasi dan observasi. Peneliti melakukan analisis data menggunakan
triangulasi melalui beberapa tahap yaitu, reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data.
Penelitian ini menemukan fakta bahwa kebijakan BLK Komunitas di
pesantren berdampak pada munculnya konvergensi lulusan pesantren.
Berdasarkan alumni yang lahir maka muncul tiga tipologi alumni, yaitu alumni
santri agamis, tipologi alumni santri entrepreneur, dan tipologi hybrid atau
kombinasi dari keduanya. BLK Komunitas pesantren diharapkan menghasilkan
tipe yang ketiga, namun yang terjadi ada santri yang tetap menonjolkan santrinya
dan tidak ada hubungan dengan agama lagi, namun ada yang bekerja menjadi
entrepreneur namun sisi keagamaannya tidak banyak berkembang. Munculnya
tiga tipologi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain latar
belakang keagamaan, latar belakang ekonomi dan juga cara pandang dalam
melihat peluang yang ada.NIM.: 18200010191 Imas Widiyanti2022-01-13T03:50:00Z2022-01-13T03:50:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48438This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/484382022-01-13T03:50:00ZDETERMINAN ISLAMIC HUMAN DEVELOPMENT INDEX (I-HDI) DI NEGARA OKI DENGAN GOOD GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI TAHUN 2010-2019Human development or improving the quality of human resources is very important in the national development strategy. The Islamic Human Development Index (I-HDI) is a new concept whose basic concept begins with the Human Development Index (HDI) then developed with the maqashid sharia concept. The achievement of HDI and I-HDI numbers is a measure of how strong the quality of sharia is in the maqashid sharia-based human development agenda. This study seeks to determine the effect of government spending, level of concern and economic growth on I-HDI in the OIC countries with good governance as moderation in 2010-2019. MRA (Moderated Regression Analysis) analysis was used to analyze the good governance variable. The results of statistical testing show that the variable government expenditure and unemployment rate have no effect on I-HDI, while the variable economic growth has a negative effect. In addition, good governance is not able to moderate the effect of government spending on the I-HDI, while the unemployment rate and economic growth can be moderated in their effect on the I-HDI. Thus, it can be concluded that in order to increase the human development index in the Islamic perspective, there is a need for good governance so that human development in the OIC country is increasing.NIM.: 19208012004 Hasbi2022-01-10T06:35:07Z2022-01-10T06:35:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48235This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/482352022-01-10T06:35:07ZPERANAN LEMBAGA FILANTROPI DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DIKABUPATEN KEBUMEN (STUDI KASUS PADA LAZISNU KABUPATEN KEBUMEN)Penelitian ini berangkat dari latar belakang tingkat kemiskinan menjadi problem utama setiap negara terutama Negara Indonesia. Angka kemiskinan di Indonesia salah satunya di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan. Hal tesebut menjadi perhatian yang serius. Sedangkan angka kemiskinan dengan jumlah paling tinggi yaitu Kabupaten Kebumen. Tujuan penelitian ini adalan untuk menggambarkan peran LAZISNU Kebumen dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Subjek dari penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 Direktur LazisNU Kebumen, 1 Wakil Ketua LazisNU Kebumen, 1 Wakil Sekertaris LazisNu Kebumen, 1 pedagang sayur keliling sebagai penerima manfaat dari program LazisNU Kebumen, dan 1 pedagang sate sebagai penerima manfaat dari program LazisNU Kebumen. Objek penelitian ini adalah peran LazisNU dalam menanggulangi kemiskinan. Penelitian ini menggunakan teori yang berkaitan tentang kemiskinan dan filantropi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LazisNU telah berperan dalam upaya penanggulan kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Dana yang telah dikumpulkan melalui GENUK, infaq, shadaqah, Koin NU, dan zakat digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan. Program tersebut berupa bantuan-bantuan sembako, terdampak covid-19, anak yatim, jompo, makanan jumat berkah, ambulan gratis, serta penunjang pendidikan. Selain itu pengadaan program yang memberdayakan berupa bantuan gerobak untuk UMKM dan pelatihan-pelatihan.NIM.: 16250088 Kalim Syaeful Fajri2022-01-10T02:43:47Z2022-01-10T02:43:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48196This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/481962022-01-10T02:43:47ZPERUBAHAN SIKAP KEAGAMAAN KOMUNITAS TAREKAT SYADZILIYAH DI KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG, 1990-2021This study discusses changes in religious attitudes in
the Syadziliyah congregation in Muntilan in 1931-1990. The
presence of the Syadziliyah congregation in the community of
Muntilan District, Magelang Regency has an impact on
changes in religious attitudes. Such as, belief systems, work
ethic, and social attitudes. The problems discussed in this
study: the religious situation at the beginning of the
development of the Syadziliyah congregation in Muntilan
Magelang, the dynamics of the development of the
Syadizliyah congregation in Muntilan Magelang, and
changes in religious attitudes in the Syadziliyah congregation
community in Muntilan Magelang.
This research includes a study of local history. The
approach used is a sociological approach. This approach is
used to describe and analyze the background of the process
of changing religious attitudes of the Syadziliyah
congregation. Analyzed through several concepts and
theories, namely, the concept of tarekat, community, and
changes in religious attitudes. The theory of social change
proposed by Selo Soemarjan, is a reference in analyzing the
object of research. The research method used is the historical
method, which consists of four stages: heuristics, criticism,
interpretation, and historiography.
The results of this study conclude as follows: First,
the religion adhered to by the Kejawen Islamic community,
and syncretic cultural practices become guidelines for
people's lives. The presence of K.H Dalhar in the spread of
Islam as well as being a murshid in the Syadziliyah
congregation. The spread starts from the family, then extends
to the community in Muntilan. The Syadziliyah Order has the
aim of fortifying society from confusing teachings mixed with
animism and dynamism in people's lives. Second, the
development of the Syadziliyah order was influenced by a
murshid who had a role and authority in his leadership. The
followers who come from various circles make this tarekat
grow very large. The majority follower mobility comes from
farmers. There are several practices The teachings, which
are given by a mursyid at the time of allegiance, must be
practiced every day. Third, aspects of changing religious
attitudes in the Syadziliyah congregation. Occurs in the
Islamic religious attitudes of students, student obedience to
murshid individually or in groups, zuhud attitudes, and
flexible practice of teachings.NIM.: 19201020010 Neneng Irwanti, S. Hum2022-01-10T02:40:28Z2022-01-10T02:40:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48195This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/481952022-01-10T02:40:28ZWACANA PEREMPUAN DALAM RASIONALISASI AGAMA PADA MAJALAH SUARA ‘AISYIYAH 1930-1970Majalah Suara „Aisyiyah merupakan surat kabar yang lahir dari organisasi „Aisyiyah, sebuah gerakan perempuan dengan akar gerakan pembaruan Islam yang berusaha untuk menciptakan sebuah adaptasi nilai Islam dan kemajuan zaman. Munculnya majalah Saura „Aisyiyah kemudian menjadi salah satu pendorong utama bagai gerakan „Aisyiyah untuk tampil sebagai gerakan perempuan modern. Terbit sejak tahun 1926 hingga kini, majalah Suara „Aisyiyah menjadi saksi bagi dinamika dan dialektika gerakan perempuan Indonesia yang turut menyempurnakan gerakan kebangsaan. Meskipun awalnya majalah Suara „Aisyiyah merupakan sebuah official organ milik „Aisyiyah namun majalah ini tidak bersikap eksklusif dan terbatas bagi lingkungan organisasi nya saja. Majalah Suara „Aisyiyah secara sadar menjadi ruang terbuka bagi diskusi dan dialektika gerakan perempuan pada tiap zaman sekaligus menjadi wakil dari gerakan perempuan Islam untuk menerjemahkan cita-cita Islam dan memastikan keterlibatannya dalam perjuangan gerakan perempuan yang bersifat universal. Hal tersebut kemudian dapat ditemukan sebagai suatu benang jika Suara „Aisyiyah merupakan sebuah wadah yang merekam perdebatan dan wacana „Aisyiyah dan gerakan perempuan selainnya dalam beberapa aspek, yaitu: akar historis kelahiran majalah Suara „Aisyiyah, dinamika dan konstruksi wacana yang terjadi, serta faktor yang mempengaruhi perubahan wacana dalam majalah Suara „Aisyiyah di masa selanjutnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah kritis yang terdiri dari: herusitik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berangkat dari kesadaran akan kosmopolitanisme yang menjadi perfektif dari penelitian ini, maka peneliti menggunakan teori disrupsi media untuk menjelaskan Suara „Aisyiyah sebagai majalah merupakan fenomena suatu gejala dalam perubahan sosial. Sementara itu untuk menjelaskan kepentingan gender yang bersifat universal penelitian ini akan menggunakan teori disrupsi kepentingan gender yang terus mengalami proses dialektika dalam majalah Suara „Aisyiyah.
Penelitian ini menemukan jika arus modernisasi di Hindia Belanda pada awal abad 20, menghasilkan fenomena booming surat kabar gerakan pembaruan Islam yang menjadi faktor pendukung dari lahir nya majalah Suara „Aisyiyah. Fondasi nilai modernisasi majalah Suara „Aisyiyah kemudian dibangun melalui independensi dan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan. Gagasan dan pemikiran tentang modernisasi Islam pada gerakan perempuan Islam kemudian ditemukan dalam dinamika wacana yang berkembang dari tahun 1930-1960an pada tema politik gerakan perempuan, upaya rekontruksi ajaran Islam terkait perempuan, hingga perdebatan ideologis antar gerakan perempuan. Memasuki tahun 1970 seiring dengan perubahan politik di Indonesia, majalah Suara „Aisyiyah menghadirkan sebuah wacana baru dengan usahanya membawa gerakan perempuan Islam Indonesia dalam ranah global melalui partisipasi dalam forum internasional dan perhatian pada isu-isi universal dari gerakan perempuan. Kemunculan wacana tersebut kemudian menjadi langkah dari majalah Suara „Aisyiyah untuk melangkah dari sebuah majalah perempuan modernis menunu gerakan perempuan Islam yang kosmopolit.NIM.: 19201020006 Muhammad Ichsan Budi Prabowo, S.S2022-01-07T07:57:46Z2022-01-07T07:57:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48173This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/481732022-01-07T07:57:46ZDIVISI TAHFIZH DALAM MEMBINA PARA KADER HUFFAZH DI UKM JQH AL-MIZAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TAHUN 1998-2019Lembaga UKM JQH Al-Mizan adalah organisasi pengembangan bakat dan minat mahasiswa bagi yang ingin mengembangkan wawasan tentang Islam, khususnya dalam mendalami Al-Qur’an. Salah satu divisi lembaga ini adalah Divisi Tahfizh, yang menjadi pusat bagi mahasiswa yang ingin menghafal Al-Qur’an. Lembaga ini banyak melahirkan kader yang unggul dan berprestasi, maka dari sini peneliti ingin meneliti peran divisi ini dalam mengembangkan prestasi anggotanya.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial. Pendekatan ini dijadikan sebagai pisau analisis dan elaborasi dalam menjelaskan dinamika divisi Tahfiz JQH Al-Mizan. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori peran.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa Divisi Tahfizh memiliki peran penting dalam mengembangkan prestasi kader mereka. Pertama, pengembangan keilmuan, yang meliputi kajian kitab qiroah, pengembangan metode hafalan, apresiasi dan reward, serta pengadaan musabaqah. Dalam pengembangan bidang keilmuan ini Divisi Tahfizh juga mendorong anggota untuk mendalami ilmu tafsir. Program ini diupayakan guna memperkuat daya ingat sekaligus menginternalisasikan makna yang terkadung dalam Al-Qur’an. Kedua, pengembangan keterampilan menghafal melalui setoran, hafalan, sima’an syi’ar dan dakwah, serta halaqoh. Ketiga, interkoneksi dan integrasi antar divisi seperti satu divisi dengan divisi lain saling membutuhkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing divisi, dan keempat, pengembangan kemampuan pendidikan dan dakwah, dengan menambah relasi dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat. Bidang pendidikan divisi Tahfizh memiliki kader unggul yang mengajar di lembaga pendidikan agama, seperti TPQ dan Mts, sedangakan pengabdian masyarakat seperti, masjid-masjid yang dijadikan tempat kegiatan sima’an Al-Qur’an.Lembaga UKM JQH Al-Mizan adalah organisasi pengembangan bakat dan minat mahasiswa bagi yang ingin mengembangkan wawasan tentang Islam, khususnya dalam mendalami Al-Qur’an. Salah satu divisi lembaga ini adalah Divisi Tahfizh, yang menjadi pusat bagi mahasiswa yang ingin menghafal Al-Qur’an. Lembaga ini banyak melahirkan kader yang unggul dan berprestasi, maka dari sini peneliti ingin meneliti peran divisi ini dalam mengembangkan prestasi anggotanya.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial. Pendekatan ini dijadikan sebagai pisau analisis dan elaborasi dalam menjelaskan dinamika divisi Tahfiz JQH Al-Mizan. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori peran.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa Divisi Tahfizh memiliki peran penting dalam mengembangkan prestasi kader mereka. Pertama, pengembangan keilmuan, yang meliputi kajian kitab qiroah, pengembangan metode hafalan, apresiasi dan reward, serta pengadaan musabaqah. Dalam pengembangan bidang keilmuan ini Divisi Tahfizh juga mendorong anggota untuk mendalami ilmu tafsir. Program ini diupayakan guna memperkuat daya ingat sekaligus menginternalisasikan makna yang terkadung dalam Al-Qur’an. Kedua, pengembangan keterampilan menghafal melalui setoran, hafalan, sima’an syi’ar dan dakwah, serta halaqoh. Ketiga, interkoneksi dan integrasi antar divisi seperti satu divisi dengan divisi lain saling membutuhkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing divisi, dan keempat, pengembangan kemampuan pendidikan dan dakwah, dengan menambah relasi dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat. Bidang pendidikan divisi Tahfizh memiliki kader unggul yang mengajar di lembaga pendidikan agama, seperti TPQ dan Mts, sedangakan pengabdian masyarakat seperti, masjid-masjid yang dijadikan tempat kegiatan sima’an Al-Qur’an.NIM.: 15120126 Yeni Indah Andriyani2022-01-03T07:28:46Z2022-01-03T07:28:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47668This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/476682022-01-03T07:28:46ZANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOREIGN DIRECT INVESTMENT NEGARA-NEGARA PENDIRI APECForeign Direct Investment (FDI) is one of the important sources of capital for a country in addition to revenue from the tax sector. The contribution of FDI is quite large in funding development that occurs in asset transfer, technology transfer and management transfer. In reducing trade and investment barriers, then between countries forming regional integration, one of which is APEC where in 2014 half of the world's FDI went to this organization. This study explains the influence of GDP, trade openness, labor force and infrastructure on foreign direct investment of the 12 APEC founding countries, namely Australia, New Zealand, Canada, United States of America, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Thailand, Philippines. , Japan, and South Korea. The research method used in this study is multiple linear regression analysis with panel data from 12 countries in the 2009-2018 period. The best model used is the fixed effect model (FEM). The results of the study with eviews 9 show that all variables simultaneously have a significant effect on foreign direct investment in the founding countries of APEC. Partially, the GDP variable has a significant positive effect, the trade openness variable has a significant but negative direction, while the labor force and infrastructure variables have no significant effect on foreign direct investment in the founding countries of APECNIM.: 17108010039 Ali Zahidin2021-12-06T02:34:36Z2021-12-06T02:34:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46377This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/463772021-12-06T02:34:36ZPOLITIK HUKUM KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PELARANGAN ORMAS FPI (FRONT PEMBELA ISLAM) DI INDONESIA
PERSPEKTIF SIYASAH SYAR’IYYAHOrganisasi masyarakat yang biasa disebut Ormas yaitu organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat dan bertujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan pancasila. FPI (Front Pembela Islam) adalah salah satu contoh ormas yang ada di Indonesia, pada 30 Desember 2020 yang lalu, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 6 Menteri No. 220-4780 Tahun 2020, No. M. HH-14.HH.05.05 Tahun 2020, No. 690 Tahun 2020, No. 264 Tahun 2020, No. KB/3/XII/2020, dan No. 320 Tahun 2020 Tentang pelarangan aktivitas kegiatan FPI. Kebijakan pemerintah tersebut bukan tanpa sebuah alasan, FPI secara De Jure telah bubar pada 21 Juni 2019, dan secara ideologi FPI bertentangan dengan asas Pancasila sebagaimana diatur didalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2017 Tentang Organisasi Masyarakat. Namun hal itu tentu menimbulkan problem dan tidak diterimah begitu saja oleh ormas FPI. Keberadaan ormas kerap kali dibatasi dengan adanya Undang-Undang Keormasan, akan tetapi hal itulah yang menjadi control terhadap ormas yang ada di Indonesia apabila terdapat ormas yang melanggar atau bertentangan dengan UUD 1945, maka akan disanksi bahkan bisa saja dibubarkan jika dianggap menyimpang dari ketentuan yang ada dalam undang-undang tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dengan pendekatan yuridis normatif dan analitik. Sedangkan sifat dalam penelitian ini menggunakan deskriptif-analitik yaitu mengelola dan mendeskripsikan data yang diperoleh secara sistematis. Analisis data menggunakan literatur-literatur atau data mengenai organisasi kemasyarakatan di Indonesia dan kebijakan pemerintah terhadap pelarangan ormas FPI. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer UU No. 16 Tahun 2017 Tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2017 Tentang perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Masyarakat, SKB (Surat Keputusan Bersama) 6 Menteri Tentang Pelarangan kegiatn aktivitas FPI, literatur tentang FPI, Ormas, Politik Hukum dan Siyasah Syar’iyyah.
Hasil penelitian ini akan menunjukan bahwa keputusan politik hukum pemerintah dalam pelarangan ormas FPI di Indonesia apakah telah sesuai dengan dasar/landasan hukum yang ada di Indonesia dan sesuai dengan apa yang ada didalam teori Siyasah Syar’iyyah, pemerintah tentu harus membuat kebijakan yang menimbulkan kemaslahatan yang lebih banyak kepada masyarakat, dengan menghindari kemudharatan atau keburukan yang lebih besar. Apalagi menyangkut perihal yang bersifat umum/universal.NIM.: 17103070063 Mardika Repansah2021-12-01T08:03:19Z2021-12-01T08:03:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47410This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/474102021-12-01T08:03:19ZEFEKTIFITAS ORGANISASI PELAJAR PONDOK MODERN DALAM PEMBENTUKAN KEPEMIMPINAN DAN IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR KAMPUS 10 JAMBIThis research was conducted at Pondok Modern Darussalam Gontor
Kampus 10 Jambi i, by research background that activity process of Organization
of student at pondok modern which is a means for students to train themselves to
become leaders in the future. The purpose of this research are: First, to know the
process of carrying out activities Organization of student at pondok modern
Darussalam Gontor campus 10 Jambi. Second, to know the concept of leadership
formation through the organization at pondok modern Darussalam Gontor campus
10. Third, to Know the effectiveness of pondok modern student organization in
the Formation of Leadership at pondok modern Darussalam Gontor campus 10.
Fourth, to find out the Gontor kampus 10 modern boarding school student
organization on Islamic religious education.
This research is qualitative research approach which purpose to find out
more about how effective organisasi pelajar pondok modern in the formation of
leadership at pondok modern Darussalam Gontor kampus 10. The method in this
reseacrh is the method of observatiuon, interviews and documentation.
The result of this research are: First, the implementation process of
pondok modern student organization is carried out based on the duties of each of
the chairmen to the diesel. Second, methods in the formation of leadership are
carried out by methods of direction, training, assignment, habituation, escort,
uswah hasanah and approach. Third, the effectiveness of pondok modern student
organization in the formation of leadership is really effective because many
responses or answers are satisfactory. Fourth, the existence of a OPPM at the
Darussalam Gontor modern boarding school campus 10 that students are more
responsible and diligent in carrying out their duties as students in studying Islamic
religion.NIM.: 19204010075 Hamdani Saputra2021-11-25T02:58:17Z2021-11-25T02:58:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46867This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/468672021-11-25T02:58:17ZMANAJEMEN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) KOMISARIAT PONDOK SAHABAT UIN SUNAN KALIJAGA TAHUN 2019Nabbiul Maarif, 15240029, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Pondok Sahabat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2019, Komisariat Pondok Sahabat merupakan struktur kepengurusan dalam organisasi PMII yang berada di level kampus atau perguruan tinggi. PMII yang merupakan organisasi berideologi Pancasila dan berhaluan Ahlussunnah wal jama’ah bergerak dalam upaya menghimpun kader untuk melaksanakan tanggung jawab membentuk kader ideologis yang bertaqwa, berilmu cakap serta berkomitmen untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui penanaman nilai yang kemudian dapat dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seorang kader.
Kondisi sosial serta tantangan perubahan seiring berkembangnya zaman menjadi suatu tantangan untuk dapat dihadapi oleh PMII Komisariat Pondok Sahabat dalam kegaiatan pengembangan sumber daya manusia yang berfungsi sebagai upaya mempersiapkan sumbe rdaya yang unggul, mampu bersaing serta jeli dalam melihat persaoalan kebangsaan maupun keislaman, yang kemudian hal itu perlu disusun dalam kaderisasinya yang bertujuan sebagai sarana penguatan wawasan keilmuan serta kecakapan baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan (soft skill) untuk dapat bertahan dan eksis sampai hari ini serta tidak melenceng tujuan berdirinya organisasi PMII.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses manajemen pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dalam proses kaderisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan menggunakan teori manajemen menurut A.F. Stoner yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan serta pengendalian dengan beberapa metode pengembangan sumber daya manusia. Subjek Penelitian ini yaitu PMII Komisariat Pondok Sahabat, dan objek Penelitian manajemen pengembangan SDM dalam pengkaderan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pengembangan SDM dalam pengkaderan PMII Komisariat pondok sahabat sudahberjalan cukup baik dengan pengembangan SDM yang didasarkan kembali pada tujuanberdirinya organisasi PMII. Namun masih ada kelemahan dalam hal pengendalian yang masih mencakup kader secara umum atau belum ada metode pengendalian yang bersifat objektif personal kader di bawah naungan Komisariat Pondok Sahabat.NIM.: 15240029 Nabbiul Ma’arif2021-11-23T03:47:06Z2021-11-23T03:47:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47058This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/470582021-11-23T03:47:06ZPERAN ORGANISASI BERBASIS IMAN (FBOs) DALAM WACANA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SDGs): STUDI KASUS DOMPET DHUAFA YOGYAKARTATesis ini meneliti peran Organisasi Berbasis Iman (Faith Based- Organisations/FBOs) dalam hubungannya dengan wacana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan studi kasus di Dompet Dhuafa Yogyakarta. Berangkat dari studi tentang agama dan pembangunan yang sebelumnya tidak saling bersinergi, penelitian ini mengulas tentang bagaimana eksistensi agama mempengaruhi wacana pembangunan terutama pada negara yang mayoritas masyarakatnya beragama. Penelitian ini berkontribusi pada studi filantropi Islam khususnya yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Studi ini berargumen bahwa agama, yang dalam penelitian ini dicontohkan oleh FBOs, merupakan salah satu elemen kunci yang penting dalam membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif terhadap upaya-upaya yang dilakukan Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam mendukung terwujudnya SDGs. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data seperti wawancara langsung dengan pihak lembaga serta mustahik atau penerima manfaat program.
Kesimpulan tesis ini menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam mendukung SDGs dapat terlihat dari program-program lembaga yang mengusung konsep sustainability atau keberlanjutan. Program-program yang dilaksanakan antara lain mencakup aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial. Dalam mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Dompet Dhuafa Yogyakarta telah berhasil mencapai 5 dari 17 poin target SDGs yang telah ditetapkan sebagai agenda pembangunan dunia. Target yang dicapai oleh Dompet Dhuafa antara lain poin 1, 3, 4, 6 dan 8, yaitu tanpa kemiskinan, menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia, pendidikan berkualitas, akses air bersih dan sanitasi, dan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Berangkat dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama dan pembangunan di negara yang mayoritas beragama, seperti Indonesia, tidak saling mendominasi dan telah bersinergi demi mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi msyarakat.NIM.: 18200010165 Ulfiyatun Nadzifah2021-11-23T02:01:20Z2021-11-23T02:01:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47021This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/470212021-11-23T02:01:20ZJILBAB DAN CADAR DALAM UPAYA PENGUATAN IDENTITAS (KAJIAN PADA PIMPINAN PUSAT ‘AISYIYAH)Tubuh perempuan seperti lahan yang subur dalam menyemai benih pendisiplinan dan juga sebagai upaya menjaga identitas. Berbagai narasi dipakai untuk menjadikannya sebagai objek kontrol, salah satunya narasi agama. Pengontrolan baik dalam bentuk pelarangan maupun pemaksaan penggunaan jilbab dan cadar tengah hangat belakangan. Seolah perempuan tidak memiliki otoritas penuh akan tubuhnya. Sehingga model pakaiannya harus diatur dalam sebuah regulasi. Ironinya laki-laki jarang mengalami hal serupa. Dalam sejarah Indonesia ada beragam cerita tentang bagaimana perempuan mengekspresikan identitas agamanya melalui pakaian. Salah satu organisasi perempuan muslim turut serta dalam wacana ini. Bahkan sejak awal pembentukannya, ‘Aisyiyah telah tegas mendakwahkan aturan menutup aurat bagi perempuan muslim.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model kajian pustaka dan penelitian lapangan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri literatur terkait dan situs resmi yang memuat data yang dibutuhkan. Selain itu wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui penelusuran pustaka. Teori relasi kuasa Michel Foucault digunakan dalam penelitian ini guna melihat bentuk relasi kuasa dan bagaimana kuasa ini beroperasi dalam upaya pengaturan cara berpakaian, khususnya di lingkungan ‘Aisyiyah berdasarkan Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid dan SK Seragam Nasional ‘Aisyiyah.
Melalui penelitian ini ditemukan bahwa kuasa pengetahuan dalam bentuk narasi agama yang digunakan ‘Aisyiyah dalam mendisiplinkan cara berpakaian perempuan muslim didasarkan pada fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bersifat moderat pada ranah pemahaman namun bersifat progresif pada implementasinya. Kuasa pengetahuan ini tidak dijalankan dengan represif namun dengan cara diajarkan atau dipahamkan melalui strategi dialog dan regulasi. Regulasi dalam bentuk SK Seragam Nasional ‘Aisyiyah dibuat dengan tujuan menguatkan identitas ‘Aisyiyah sebagai organisasi islam moderat melalui cara berpakaian yang sederhana dan tentunya tidak menggunakan cadar. Selain itu sekolah juga dapat menjadi sarana mengoperasikan kuasa pengetahuan mengingat ‘Aisyiyah telah banyak mendirikan sekolah dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Namun relasi kuasa ini tidak terlepas dari pengaruh patriarki mengingat ‘Aisyiyah merupakan organinasi otonom di bawah Muhammadiyah. Walaupun berdasarkan data, kuasa patriarkhi ini mulai berkurang salah satunya dengan masuknya Pimpinan ‘Aisyiyah dalam struktur Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.NIM.: 17200010122 Alfita Trisnawati Adam, S.Th.I2021-11-15T05:10:10Z2021-11-15T05:10:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46666This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/466662021-11-15T05:10:10ZDISKURSUS SERTIFIKASI KHOTIB: PANDANGAN ORGANISASI KEAGAMAAN DI PAMEKASANSertifikasi khotib yang diwacanakan Kemenag RI sejak 2017 sebagai upaya mencetak
khotib profesional menuai pro-kontra di kalangan individu maupun kelompok.
Kelompok organisasi keagamaan seperti SI, Muhammadiyah, dan NU Cabang
Pamekasan juga memiliki narasi keagamaan dan kebangsaan serta logika berpikir
yang berbeda tentang wacana program sertifikasi khotib ini. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan tradisi fenomenologi dan teknik
pengumpulan data wawancara mendalam yang diperjelas dengan observasi serta
penelusuran dukumen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan narasi
keagamaan dan kebangsaan. Narasi keagamaan SI menganggap wacana sertifikasi
khotib bagian dari upaya menodai keluhuran tujuan dakwah itu sendiri. Narasi
keagamaan Muhammadiyah menganggap bahwa program sertifikasi khotib
menganggu misi kerasulan yang sekaligus berpotensi mempersempit ruang gerak
khotib. Narasi keagamaan NU menganggap wacana sertifikasi khotib menjadi upaya
pemerintah agar syiar Islam disampaikan oleh figur yang betul-betul memiliki
pemahaman Agama mumpuni. Narasi kebangsaan Muhammadiyah menganggap
program sertifikasi sebagai langkah berlebihan pemerintah untuk terlalu ikut campur
mengatur wilayah yang sebaiknya tidak perlu disentuh. Narasi kebangsaan NU
menganggap secara doktrinal negara memiliki otoritas sehingga program sertifikasi
khotib pantas diakui dan dijalankan. Penelitian ini juga menunjukkan adanya
penggunaan logika berpikir tersendiri yang diklasifikasikan pada poros, kesamaan,
dan campuran pandangan. Poros pandangan ini terlihat dari SI yang menegaskan agar
program sertifikasi khotib tidak dilanjut oleh pemerintah karena bertendesi
menghalang-halangi kegiatan dakwah. Adapun Muhammadiyah berpegang pada
keyakinannya bahwa setiap khotib pada hakikatnya sudah mengerti tentang sumber
Islam yang mengatur tata cara dalam cara menyampaikan pesan sehingga wacana
sertifikasi ini dinilai tidak jelas fungsinya kecuali menambah beban. Sedangkan asas
poros pandangan NU didasarkan pada kontribusi pemerintah untuk mewujudkan
khotib profesional yang anti radikal dan ekstrimisme. Kesamaan pandangan SI,
Muhammadiyah, dan NU tentang program sertifikasi khotib terletak pada praktiknya
agar pemerintah atau Kemenag RI sekadar menjadi fasilitator. Artinya, pemerintah
dan isntansinya hanya cukup menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam
mewujudkan penceramah profesional. Campuran pandangan tentang sertifikasi
terlihat dari penggunaan isu lain yang sengaja dikait-kaitkan. SI mengaitkan wacana
sertifikasi khotib dengan ketidak-puasan pemerintah terhadap konten ceramah yang
kemudian menyebakan penceramah tersandung hukum. Muhammadiyah mengaitkan
wacana sertifikasi khotib dengan rilis pemerintah terkait khotib radikal sehingga
wacana sertifikasi khotib ini dinilai tidak akan transparan. NU mengaitkan wacana
sertifikasi khotib dengan negara lain yang telah sukses memberlakukan program
sertifikasi khotib seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Brunai.NIM.: 19202010005 Abd Munib, S.Sos.2021-11-11T03:53:54Z2021-11-11T03:53:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46576This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/465762021-11-11T03:53:54ZPEMBERITAAN KONFLIK FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DENGAN POLISI PADA REPUBLIKA.CO.ID DAN DETIK.COM EDISI 1 DESEMBER 2020 – 19 DESEMBER 2020Konflik Front Pembela Islam dengan polisi bermula dari penolakan panggilan
polisi oleh Habib Rizieq Shihab atas kerumunan di Petamburan. Puncak dari
konflik ini adanya baku tembak yang terjadi antara pengawal Habib Rizieq Shihab
dengan polisi yang sedang melakukan pengintaian. Baku tembak yang terjadi pada
7 Desember 2020 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50, mengakibatkan enam
pengawal Habib Rizieq yang disebut laskar FPI meninggal dunia. Muncul dua
versi dari FPI dan polisi mengenai kronologi kejadian penembakan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dan memakai
analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Objek kajiannya
adalah berita konflik FPI dengan Polisi, sedangkan subjek kajiannya adalah teks
berita berjumlah 10 berita, 6 berita dari Republika.co.id dan 4 berita dari
Detik.com edisi 1 Desember 2020 hingga 19 Desember 2020.
Diambil kesimpulan bahwa Republika.co.id dengan ideologi Islamnya lebih
memberikan frame konflik FPI dengan polisi dengan perspektif kemanusiaan.
Republika.co.id menonjolkan adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
pihak polisi terhadap keenam anggota laskar FPI yang menjadi korban
penembakan. Sedangkan, Detik.com dengan ideologi nasionalismenya
memberikan frame penegakan nilai-nilai demokrasi pada kasus konflik FPI
dengan Polisi. Detik.com menonjolkan upaya-upaya demokrasi dari para
narasumber untuk menjaga tegaknya nilai-nilai demokrasi di Indonesia.NIM.: 17102010071 Gama Mandala Tama2021-11-08T03:56:07Z2021-11-08T03:56:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46428This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/464282021-11-08T03:56:07ZUPAYA HARMONISASI SOSIAL KOMUNITAS IKATAN JAMA’AH AHLUL BAIT INDONESIA (IJABI) SYI’AH DENGAN MASYARAKAT SUNNI DI WONOSOBO (2001 - 2021)Penelitian ini mengkaji tentang upaya harmonisasi sosial antara komunitas Ikatan Jama‘ah Ahlul Bait (IJABI) Syi‘ah dengan masyarakat Sunni, terdiri dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah di Wonosobo dalam kurun waktu tahun 2001 hingga 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi agama dan teori struktural fungsional Talcott Parson. Struktur fungsional Parson terdiri dari empat komponen yaitu, adaptation (adaptasi), goal attainment (pencapaian tujuan), integration (integrasi), dan latency (pemeliharaan pola). Keempat konsep ini yang akan membantu peneliti dalam menelaah upaya harmonisasi sosial antara Sunni dan Syi‘ah di Wonosobo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan komunitas IJABI dengan masyarakat Sunni pada umumnya berlangsung harmoni, meskipun terdapat sedikit gesekan dalam bidang sosial-ekonomi berupa pemboikotan. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Wonosobo agar terciptanya masyarakat harmoni di antara keduanya melalui dua cara yaitu, membuka diri dan mengedepankan nilai-nilai sosial kemasyarakatan sehingga, terjalinlah bentuk-bentuk keharmonisan dalam bidang pelaksanaan ibadah, ritual kematian, gotong royong, dan peringatan-peringatan hari besar. Adapun faktor pembangun keharmonisan tersebut ialah faktor sosial-agama, sosial-budaya, dan ekonomi. Sedangkan, dampak yang ditimbulkan berupa dampak sosial, budaya, dan keagamaan.NIM.: 15120107 Salwa Gholda Mawaddah2021-11-01T02:05:10Z2021-11-01T02:05:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46136This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/461362021-11-01T02:05:10ZPENGARUH BELAJAR AGAMA MELALUI MEDIA SOSIAL DAN ORGANISASI KEAGAMAAN TERHADAP RELIGIUSITAS MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAThis research is motivated by the problem of the low religiosity of the students of the Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Kalijaga, namely that many students are still less aware of their worship, and there are still many female students who open their hijab while outside campus. From this phenomenon, this study aims to examine the relationship between learning Islamic religious knowledge through social media and religious organizations alone with student religiosity, and to examine the relationship between learning Islamic religious knowledge through social media and religious organizations together with student religiosity, as well as variable contributions. free of religiosity.
This study uses a quantitative approach. The subjects that were used as respondents were 60 students of the Faculty of Science and Technology who are members of a religious organization called the Forum for Islamic Studies and Science Technology. The study used a sample determined through purposive sampling technique from a total population of 1200 students of the Faculty of Science and Technology. The data collection technique used a closed questionnaire. The data analysis technique used simple linear regression analysis and multiple linear regression analysis which were processed with the help of a computer program SPSS version 23 for windows.
The findings of this study are: (1) Learning Islamic religious knowledge through social media has a significant correlation with the religiosity of students of the Faculty of Science and Technology UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta which is indicated by a price of R = 0.642 which is included in the moderate / sufficient category. The magnitude of the influence of social media on religiosity is 41.3% as evidenced by R2 = 0.413. (2) Learning Islamic religious knowledge through religious organizations has a significant correlation with the religiosity of students of the Faculty of Science and Technology UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta which is indicated by a price of R = 0.855 which is in the strong / high category. The magnitude of the influence of religious organizations on religiosity is 73.1% as evidenced by R2 = 0.731. (3) Learning Islamic religious knowledge through social media and religious organizations simultaneously has a significant correlation with the religiosity of students of the Faculty of Science and Technology UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta which is indicated by a price of R = 0.870 which is included in the strong / high category. The magnitude of the influence of social media and religious organizations on religiosity is 75.7% as evidenced by R2 = 0.757. While the remaining 24.3% is assumed to be influenced by other variables outside of this study.NIM.: 18204010082 Achmad Farid, S.Pd2021-10-26T07:25:30Z2021-10-26T07:25:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45945This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/459452021-10-26T07:25:30ZDETERMINASI KESINAMBUNGAN FISKAL DI SEPULUH NEGARA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) PERIODE 2009 – 2018Fiscal sustainability is an indication of the condition of a healthy government budget, which makes expenditures without having to incur debt. In writing the study aims to analyze the effect of macroeconomic variables on fiscal sustainability. Where fiscal sustainability research is seen from the ratio of debt to GDP. This study uses panel data regression with the best model approach is the Random Effect Model (REM). The results of this study based on the results of the T test explain macroeconomic variables such as GDP, inflation, government spending, interest rates, have a significant effect on fiscal sustainability.NIM.: 17108010049 Deni Candra2021-10-13T08:18:15Z2021-10-13T08:18:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45407This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/454072021-10-13T08:18:15ZPERSEKUTUAN MUSLIM JAWA DAN ETNIS TIONGHOA MELAWAN BELANDA DALAM PERANG SABIL DI LASEM (1750 M)The dynamics of the relationship between the natives and ethnic Chinese throughout the history of the archipelago is an interesting study, especially in the Dutch colonial era. In the case of the Sabil war in Lasem in 1750, raised questions regarding their alliance against the Dutch, bearing in mind that many negative sentiments arose as a result of the Dutch racist policies at that time, especially as Chinese were an exclusive ethnicity, so this alliance is interesting to study.
This research method is a historical research method starting from data collection, criticism, interpretation to historiography. The theory of resource mobilization, jihad and acculturation is used as an analysis tool as well as a research guide, with a sociological approach.
The results of this study indicate that there are two factors in the occurrence of alliance between Javanese Muslims and Chinese ethnicities namely trigger and support factors. The trigger factors include social mobilization (the main axis of movement) and being the oppressed group. Then the supporting factors include, the existence of trade, business cooperation, marriage, and fraternity, and then give rise to acculturation and social assimilation, thus forming social integration. These supporting factors will be mobilized by figures to form social movements embodied in the Sabil war.NIM.: 18201020011 Abdul Aziz2021-10-11T07:04:52Z2021-10-29T06:21:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45253This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/452532021-10-11T07:04:52ZKADERISASI PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII) PADA MASA PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA 1985-1998Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan organisasi yang lahir pada 4 Mei 1947 yang dipelopori oleh Djoesdi di Yogykarta. PII adalah organisasi bertipologi sebagai organisasi kader yang berarti orientasi gerakannya fokus pada kegiatan kaderisasi. PII mendefinisikan kaderisasi adalah proses sosialisasi, transformasi dan ideologisasi tata nilai melalui sistem organisasi. Sosialisasi adalah penanaman tata nilai yang dianut oleh suatu komunitas tertentu kepada satu generasi ke generasi berikutnya. Transformasi adalah dinamisasi tata nilai dimaksud untuk menghadapi tantangan perubahan yang dihadapi oleh komunitas tersebut. Sedangkan ideologisasi adalah penanaman nilai-nilai Ilahiyah dan kejuangan dalam rangka mewujudkan tata nilai yang dijadikan misi perjuangan. Oleh karena itu PII memiliki sistem kaderisasi yang dirumuskan untuk mencapai maksud tersebut. Namun aktivitas PII mendapat hambatan pada tahun 1985, sebab PII berani menyuarakan untuk menolak kebijakan pemerintah Orde Baru menerapkan Asas Tunggal Pancasila sebagai asas organisasi. Dua tahun kemudian PII dibubarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 120 pada tanggal 10 Desember 1987. PII dibubarkan, karena tidak mengikuti prinsip-prinsip fundamental Undang-Undang Keormasan. Hal itu berdampak pada kaderisasi PII karena setiap kegiatan yang menggunakan PII dibubarkan oleh pemerintah, sehingga PII mengubah strategi gerakan dan sistem kaderisasinya.
Peneliti dalam mengkaji Kaderisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Pada Masa Pemberlakuan Asas Tunggal Pancasila 1985-1998 menggunakan pendekatan sosiologi dan pendekatan politik. Penelitian menggunakan teori konflik Lewis A. Coser untuk mengkaji fungsi konflik yang terjadi antara PII dan pemerintah Orde Baru yang berdampak terhadap aktivitas pengkaderan dan sistem kaderisasi di PII pada periode 1985-1998. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan melakukan empat tahap, yaitu tahap pengumpulan data dan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), penafsiran (interprestasi), dan penulisan sejarah (historiografi).
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan pemberlakuan Asas Tunggal Pancasila berpengaruh terhadap pengkaderan anggota PII pada periode 1985-1998. Pertama, pada periode 1985-1998 PII beralih dari organisasi formal legal menjadi organisasi informal. Hal ini mengakibatkan pengkaderan di daerah-daerah menurun drastis sehingga untuk memperkuat solidaritas dan mempertahankan organisasi, PII membuat strategi kulit bawang dengan membuat nama-nama komunitas kecil tetapi tetap melakukan pengkaderan dengan sistem training alternatif. Kedua, pada periode 1996, PII merasa pemerintah Orde Baru tidak lagi menjadi ancaman serius, sehingga atas nasihat dari beberapa tokoh nasional, PII mendaftarkan diri kembali ke Departemen Dalam Negeri RI (Depdagri). Ketiga, selama PII menjadi organisasi informal, sistem kaderisasi PII mengalami berbagai macam perubahan disebabkan pengkaderan di berbagai Pengurus Wilayah PII tidak memiliki hambatan yang sama. Oleh karena pada tahun 1985 itu dibuatlah pedoman alternatif pelatihankarena sistem training PII yang sudah ada sejak 1979 tidak dapat digunakan di segala kondisi. PII terus melakukan reformulasi sistem kaderisasi PII dikarenakan PII terus mengikuti perkembangan zaman hingga akhirnya pada tahun 1998 PII berhasil merumuskan sistem kaderisasi dengan nama Ta’dib sebagai sistem kaderisasi PII.NIM.: 15120096 Afian Dwi Prasetiyo2021-10-06T08:25:33Z2021-10-06T08:25:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45071This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450712021-10-06T08:25:33ZGERAKAN PEMUDA ANSOR DAN KELOMPOK MINORITAS KEAGAMAAN (STUDI ATAS PANDANGAN GP ANSOR TERHADAP KELOMPOK KRISTEN BOGOR, AHMADIYAH BOGOR DAN SYIAH SAMPANG PERIODE 1996 - 2018)Relasi antar umat beragama di Indonesia mengalami beberapa persoalan
yang eskalasinya meningkat pada masa reformasi. Persoalan tersebut
menimbulkan berbagai dampak seperti diskriminasi bahkan persekusi. Kelompokkelompok
yang
disebut
sebagai
kelompok
minoritas
keagamaan
seperti
Kristen
di
Bogor,
Ahmadiyah di Bogor, dan Syiah di Sampang menjadi contoh kelompokkelompok
yang mengalami hal tersebut. Dalam persoalan tersebut, Gerakan
Pemuda Ansor mengambil peranan sebagai kelompok yang melakukan pembelaan
dan advokasi terhadap kelompok-kelompok tersebut.
Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif melalui
wawancara dan studi pustaka ini bertujuan menjawab pertanyaan penulis dan
mungkin banyak orang mengenai latar belakang pandangan yang memunculkan
sikap dari GP Ansor. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua GP Ansor
memiliki pandangan dan tindakan yang sama terhadap persoalan yang berkaitan
dengan relasi antar umat beragama khususnya yang dialami kelompok-kelompok
minoritas keagamaan yang disebutkan di atas. Perbedaan pandangan dan tindakan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu, pertama, ketaatan GP Ansor
terhadap keputusan NU sebagai induk organisasinya yang ditetapkan dalam
bahtsul mashail. Kedua, ketaatan pada kiai dan ulama sebagai pemimpin agama
yang dihormati dan diikuti yang ternyata juga memiliki sikap yang berbeda dalam
memandang kelompok-kelompok minoritas keagamaan. Ketiga, situasi politik
yang terjadi saat itu, yang mana GP Ansor dikenal tidak terpisahkan dengan politik di Indonesia, sehingga situasi dan kepentingan politik dari Ansor maupun
NU mempengaruhi pandangan dan tindakan mereka.
Namun demikian, GP Ansor dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa
mereka juga melakukan apa yang disebut Robert Hefner sebagai konsep Civil
Islam atau Islam yang berkedaban. Wajah Islam yang selalu menjunjung tinggi
karakter Islam yang toleran, pluralis, demokratis, inklusif, humanis, mendukung
perubahan sosial, dan menjunjung tinggi nilai keadaban. Pemahaman Islam yang
sesuai dengan konsep Aswaja dan Islam Rahmatan lil Alamin atau rahmat bagi
semua.NIM.: 18200010153 Rully Antonius Haryanto2021-10-06T04:39:51Z2021-10-06T04:39:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45030This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450302021-10-06T04:39:51ZGERAKAN JIHADISME MAHASISWA PECINTA ISLAM (MPI) DI SURAKARTATesis ini mengkaji gerakan Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) di Surakarta. MPI
merupakan satu gerakan mahasiswa yang terbentuk di era pasca reformasi yang
secara resmi terbentuk pada awal tahun 2010. MPI termasuk dalam gerakan ekstra
kampus yang pergerakannya bersifat semi underground. Secara ideologis MPI
berhaluan jihadis, akan tetapi MPI tidak mendukung jihad dalam bentuk fisik.
Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mengapa MPI yang
berideologi jihadi menolak jihad dalam bentuk kekerasan dan bagaimana mereka
memobilisasi gerakannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis
melakukan observasi lapangan dan wawancara baik secara langsung maupun
online. Selain itu, penulis menggunakan data sekunder berupa buku, majalah dan
website.
Penulis berargumen bahwa MPI adalah bentuk mobilisasi dari Salafi-Jihadi yang
baru. MPI merupakan gerakan kritik terhadap aktivisme Islam yang telah ada
sebelumnya. Tesis ini menunjukkan bahwa lahirnya gerakan MPI tidak lepas dari
dinamika keislaman yang ada di Indonesia. MPI adalah gerakan baru dengan
ideologi jihadi, akan tetapi mereka tidak menyetujui adanya jihad dalam bentuk
kekerasan. Hal tersebut tidak lepas dari tekanan politik yang ada di Indonesia.
Selain itu sumber daya MPI yang belum memadai menjadikan mereka
melunakkan makna jihad. Adapun upaya lain untuk menunjukkan identitas
jihadinya mereka terus mengkampanyekan jihad, terutama jihad di negara konflik
Timur Tengah.NIM.: 18200010071 Claudia Tevy Wulandari2021-09-16T02:37:34Z2021-09-16T02:46:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44365This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/443652021-09-16T02:37:34ZANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA-NEGARA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) PERIODE 2005-2019This study aims to examine the effect of inflation, Unemployment, Exports,
Imports and Corruption to economic growth in the countries of the Islamic
Cooperation Organization (OIC) for the period 200-2019. This study uses annual
data for 15 years. Eviews 9 software is used to process data. Data analysis
techniques used panel data consisting of time series from 2005-2019 with cross
section data of twenty OCI countries. The Chow test is used to see one of the
models in the panel data regression between the fixed effect model (FEM) and the
common effect model (CEM) fixed coefficent model. The Hausman test is used to
select a model in panel data regression between fixed effect model (FEM) and
random effects model (REM), Langrangge Multiplier (LM) test is used to select a
model in panel data regression between coefficients. Fixed common effect model
(CEM) and random effects model random effect model (REM). The results showed
that the Inflation variable had a negative and insignificant effect, Unemployment
has no significant positive effect, Exports have a positive and significant effect,
Imports have a positive and significant effect, and Corruption has a significant
negative effect.NIM.: 18208010014 Zaiful Anas2021-09-15T08:20:16Z2021-09-15T08:20:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43288This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/432882021-09-15T08:20:16ZCUSTOMER VS CITIZENS: MEMPERKUAT POSITIONING MAHASISWA DALAM MANAJEMEN PELAYANAN DAN REFORMASI BIROKRASI PERGURUAN TINGGI ISLAMThe term world class university is becoming a trending topic in the tertiary education environment in Indonesia. One of the study programs at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta that take the vision seriously is the Da'wah Management Study Program under the auspices of the Da'wah and Communication Faculty. This study program continues to boost efforts to internationalize institutions through a variety of academic and collaborative activities. But the question is whether the external strengthening has been balanced with internal reinforcement, in this case the service management and the campus bureaucratics reform. Based on this, further questions arise about how students' positions as service users, are treated as customers or citizens. This research uses a qualitative method and a descriptive approach. The results of comparative analysis based on New Public Management and New Public Service theories show that in service management and bureaucratic reform in the Da'wah Management Study Program, students are treated more as citizens, not as customers. This can be seen from several points of findings such as: (1) services are not based on individual interests, but overall students are based on the principle of equality, (2) service delivery is conducted in a fair manner in this case not interpreted as equal to absolute, but in accordance with conditions and needs or prioritizing inclusiveness, (3) service is not market-oriented where study programs open as wide a negotiation space as possible for each student interest, provide access and response to various student complaints, and (4) pay attention to multiple aspects of service such as accountability in law, community values, political norms, professional standards, and fulfilling the interests of students as citizens.M. Rosyid RidlaBayu Mitra Adhyatma KusumaMunif Solikhan2021-09-11T04:45:35Z2021-09-11T04:45:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44180This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/441802021-09-11T04:45:35ZIDEOLOGI DAN DEOTORISASI TAFSIR DI MEDIA BARU (STUDI ATAS WACANA PENAFSIRAN DALAM MEDIA ORMAS ISLAM DI INDONESIA)Mediatisasi agama di era digital nyatanya telah menguji kemapanan otoritas dan
ideologi ormas Islam di Indonesia. Dalam menjawab tantangan teknologi,
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai ormas Islam arus utama secara
bersamaan terjun di dunia nyata dan dunia maya untuk menyapa komunitasnya.
Secara senada upaya tersebut juga dilakukan Majelis Mujahidin Indonesia dan
Majelis Tafsir Al-Qur’an sebagai ormas yang identik dengan gaung “Kembali
kepada Al-Qur’an dan Sunah”. Tidak mau ketinggalan, muslim.or.id dan
tafsiralquran.id turut hadir sebagai otoritas baru yang kiprahnya mendominasi
ruang maya. Melalui situs-situs resminya, keenam komunitas religius tersebut
mendiseminasikan pengetahuan tafsir Al-Qur’annya melalui rubrik-rubrik dan
artikel tafsir. Di satu sisi telah terjadi deotorisasi tafsir Al-Qur’an di situs
keislaman, sementara pada sisi lainnya konsistensi ideologi ormas Islam tengah
diuji. Dari sini rumusan masalah yang hendak dijawab adalah bagaimana
dinamika konsep otoritas keagamaan hingga ke media baru?, apa makna
deotorisasi dalam konsep otoritas keagamaan? dan bagaimana konsistensi ormas
Islam dalam tafsir Al-Qur’an di media baru? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, penelitian ini menggunakan teori otoritas dan ideologi, di mana teori
otoritas digunakan untuk menganalisis dinamika yang terjadi dalam lintasan
periode media dalam Islam hingga ke media baru, kemudian teori ideologi
Johanna Pink untuk menganalisis konsistensi ideologi ormas Islam di situs
keislaman. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis library research serta
menggunakan metode netnografi untuk menganalisis objek material penelitian
berupa situs keislaman. Akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi
perubahan konsep otoritas ketika memasuki media baru, di mana secara
bersamaan otoritas keagamaan tradisional tetap langgeng di dunia nyata, di mana
sebelumnya hubungan ketersambungan sanad sangat diperhatikan. Ketika
memasuki media baru konsep sanad diabadikan begitu saja. Selanjutnya, untuk
menjawab rumusan masalah kedua, proses deotorisasi sama sekali tidak
meleburkan otoritas tradisional yang sudah mapan, seperti NU, Muhammadiyah,
MTA dan MMI, namun mereka turut beradaptasi dengan perkembangan media
baru dan turut bersanding dengan otoritas baru. Kemudian dapat disimpulkan
bahwa ideologi ormas Islam dalam tafsir offline dan tafsir online tidak begitu
mengalami perubahan. Bahkan Suara Muhammadiyah, Risalah Mujahidin dan
MTA Online melakukan copy paste dari versi cetaknya ke situs keislaman. Suara
Muhammadiyah membawa paradigma modernis, Risalah Mujahidin berafiliasi ke
ideologi Islamis serta MTA Online cenderung ke Salafi. Sementara NU Online di
era digital tetap mempertahankan konsep offlline-nya, hanya saja melakukan
modifikasi sehingga berubah menjadi modernis, di antaranya ketika melakukan
kontekstualisasi ayat untuk merespon isu-isu di tengah masyarkat.NIM.: 18205010090 Fatikhatul Faizah, S. Ag.2021-09-09T03:33:26Z2021-09-09T03:33:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44084This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/440842021-09-09T03:33:26ZORIENTASI KEAGAMAAN MASYARAKAT KRISTEN DALAM BERPARTISIPASI PADA ACARA KAJIAN RUTIN UMAT MUSLIM DI DESA PRINGOMBO TEMPURAN MAGELANGPemahaman agama seseorang akan mempengaruhi orientasi, sikap, dan
perilaku seseorang, Demikian juga dengan motivasi dari masyarakat Kristen dalam
berpartisipasi pada acara kajian rutin masyarakat muslim Desa Pringombo. Orientasi
keagamaan seseorang dibagi menjadi dua yaitu intrinsik “patuh pada ajaran agama”
dan ekstrinsik “memanfaatkan agama untuk kepentingan tertentu”. Untuk sikap
seseorang dapat inklusif dan eksklusif, lalu kemudian mempengaruhi pada perilaku
seseorang terhadap aspek ibadah, aspek perilaku sosial, serta cara berpenampilan.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk memahami orientasi, sikap, dan perilaku
keberagamaan dari masyarakat Kristen dalam berpartisipasi pada acara kajian rutin
masyarakat muslim Desa Pringombo.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research). Dengan
mengambil data melalui observasi partisipasi dengan ikut serta dalam keseharian atau
kegiatan-kegiatan dari masyarakat Kristen Desa Pringombo. dan melakukan
mengelompokan wawancara kedalam empat elemen masyarakat yaitu masyarakat
Kristen yang berpartisipasi, tokoh agama, perangkat Desa, serta masyarakat muslim
Desa Pringombo. dan dokumentasi untuk data tambahan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan psikologi agama dengan teori dari Raymond F. Palouzian, dan untuk
pengolahan datanya menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Gambaran toleransi antara masyarakat
Kristen dan masyarakat muslim Desa Pringombo, berjalan dengan sangat baik, dan
tidak pernah ada dinamika atau konflik keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat
masyarakat, karena muslim dan Kristen sudah memahami satu sama lain tentang
makna dari nilai-nilai toleransi beragama. melalui prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi
prinsip kebebasan beragama, prinsip saling menerima, prinsip saling menghargai,
prinsip saling kerjasama atau (gotong-royong), dan prinsip kesabaran menjaga
kerukunan beragama. 2) Masyarakat Kristen Desa Pringombo yang ikut berpartisipasi
dalam acara keagamaan masyarakat muslim, memiliki kebergamaan yang intrinsik itu
karena masyarakat Kristen menjadikan agama sebagai hal yang utama dalam
kehidupannya, dan hal terebut melahirkan sikap empati yang tinggi, hal tersebut
ditunjukan dengan perasaan senang ketika masyarakat Kristen ikut berpartisipasi atau
ikut menghadiri dalam acara keagamaan dari masyarakat muslim. sedangkan dari aspek
perilaku, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat menjadi peranan penting
dalam membetukan perilaku masyarakat Kristen, terutama membentuk perilaku sosial
dan hal tersebut dibuktikan dengan sifat keikhlasan serta kesabaran dari masyarakat
Kristen. 3) masyarakat muslim merasa senang dan sangat memberikan apresiasi yang
tinggi ketika masyarakat Kristen ikut berpartisipasi atau menghadiri pada acara
keagamaan masyarakat muslim.NIM.: 16520023 Tisna Pangestu2021-07-26T05:56:41Z2021-07-26T05:56:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43071This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/430712021-07-26T05:56:41ZPERAN PROGRAM KEGIATAN ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PPM MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini adalah upaya penanaman dan pembinaan karakter sejak dini yang dilakukan secara terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat, sampai saat ini, hasilnya masih belum maksimal. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan-pelatihan tentang kecakapan dan keterampilan hidup (life skill), dan wawasan global di Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dilaksanakan dengan berbasis pada organisasi otonom Muhammadiyah. Oleh sebab itu, sebagai organisasi kepesertadidikan utama, IPM di Muhammadiyah Boarding School memiliki peran penting dalam membentuk dan membina karakter peserta didik yang dapat diwujudkan dalam bentuk programprogram kegiatan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti peran program kegiatan organisasi IPM dalam pelaksanaan PPK di Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian field research dengan latar PPM Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan dua metode yaitu analisis deskriptif kualitatif dan ananlisis isi. Adapun uji keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Semua bidang IPM memiliki peran penting dalam pelaksanaan PPK, namun ada empat bidang yang memiliki program kerja paling kelihatan dalam pelaksanaan PPK yaitu Bidang Kajian Dakwah Islam, Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Bidang Perkaderan dan Bidang Keamanan. (2) a. Bidang KDI memiliki peran di antaranya menanamkan dan membina karakter ibadah, serta mencetak santri yang beraqidah kuat, dan taat mejalankan ajaran agama Islam sesuai tuntunan Assunah, b. Bidang PIP memiliki peran menanamkan dan membina karakter semangat menuntut ilmu, serta mencetak santri sebagai manusia yang unggul dalam bidang akademik, tanpa mengesampingkan nilai-nilai religiusitas. c. Bidang PKD memiliki peran menanamkan dan membina karakter disiplin, serta mencetak santri menjadi manusia tangguh dan kuat jiwa dan raga, serta pikiran untuk mengahadapi tantangan zaman yang semakin global. d. Bidang Keamanan memiliki peran menanamkan dan membina karakter disiplin, serta mencetak santri sebagai pribadi berkarakter dan menerapkan norma-norma dalam segala tindak tanduk, pergaulan dan bermasyarakat. (3) a. Faktor Pendukung meliputi, dukungan pesantren terhadap semua program kegiatan IPM, totalitas Pembina dalam mengawal setiap kegiatan, dan sikap santri yang senantiasa kooperatif, b. Faktor Penghambat meliputi hal-hal bersifat teknis yaitu terbatasnya akses komunikasi dan transportasi.NIM.: 16410089 Kristiawan2021-07-23T04:33:04Z2021-07-23T04:33:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42941This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/429412021-07-23T04:33:04ZNAHDLATUL ULAMA (NU) DI KOTAGEDE TAHUN 1986-2020NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang berhaluan Ahlusunnah waljamaah. NU didirikan oleh sekelompok ulama tradisionalis di rumah KyaiAbdul Wahab Chasbullah pada 1926 dan mampu menyebar hingga ke KecamatanKotagede Yogyakarta, yang merupakan basis Muhammadiyah 1912. Meskipun NUberada di daerah yang mayoritas Muhammadiyah hubungan antara NU dengan Muhammadiyah bersifat harmonis. Pada 1986 eksistensi NU semakin menguatsetelah didirikan Pondok Pesantren Nurul Ummah oleh KH. Asyhari Marzuqi. Momen tersebut menyebabkan kegiatan-kegiatan NU semakin bermunculan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sejarah munculnya NU di Kotagede dan perkembangannya serta kontribusi yang diberikan NU terhadap masyarakatKotagede. Melalui pendekatan sosiologis, dapat diketahui bahwa masyarakatKotagede menerima keberadaan NU sebagai sebuah organisasi sosial keagamaandengan terbuka. Teori struktural fungsional Talcott Parson, memperjelas tahapanperkembangan NU struktural (MWCNU) ditinjau dari hubungan internal antaranggota MWCNU dan hubungan eksternal dengan masyarakat Kotagede. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dilakukan dengan cara : 1.Pengumpulan data baik primer maupun skunder melalui wawancara danpengumpulan sumber pustaka, 2. Kritik internal dan eksternal terhadap datasehingga diperoleh data yang benar, 3. Interpretasi atau penafsiran data yang telah diperoleh, 4. Langkah terakhir adalah penulisan hasil penelitian sehingga menjadisuatu karya ilmiah. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa secara kultural NU telah ada diKotagede sejak lama. Lahirnya NU di Kotagede didasari oleh visi misi NU yaitumenyebarkan Islam berfaham Ahlusunnah wal Jamaah, dan keinginan para tokohuntuk mewariskan ajaran ulama-ulama terdahulu. Perkembangan NU di Kotagedediawali dengan dakwah kultural melalui pengajian, majelis dzikir dan shalawat.Perkembangan NU memasuki tahap Struktual ketika MWCNU Kotagde berdiripada tahun 1928. Sampai saat ini debut NU di Kotagede, memberikan kontribusiyang signifikan terhadap masyarakat, diantaranya di bidang keagamaan, sosial,budaya dan pendidikan.NIM.: 16120018 Moh. Alfi Nursyamsuddin2021-07-21T02:59:43Z2021-07-21T02:59:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42937This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/429372021-07-21T02:59:43ZGERAKAN KMNU (KELUARGA MAHASISWA NAHDLATUL ULAMA) DALAM MENANGKAL PAHAM RADIKAL DI UIN SUNAN KALIJAGASkripsi ini adalah sebuah usaha untuk menganalisa gerakan mahasiswa
berhaluan moderat, dalam kasus ini KMNU, dalam menangkal paham radikal
yang terdapat di UIN Sunan Kalijaga. Di UIN Sendiri terdapat beberapa
kelompok yang dianggap memiliki afiliasi, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan gerakan yang cenderung radikal. Penelitian ini penting untuk dilakukan
setidaknya karena dua alasan. Pertama, karena gerakan radikal telah menjadi
ancaman, bukan hanya bagi kehidupan keberagaman antar pemeluk agama, lebih
jauh, radikalisme, juga mengancam keutuhan negara. Kedua, penelitian yang
sering dilakukan hanya menganalisa bagaimana sebuah gerakan sosial radikal.
Penelitian ini berusaha melihat golongan yang melakukan gerakan anti radikal.
Penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif ini akan menggunakan
teori gerakan sosial, yang juga mencaakup teori mobilisasi massa dan teori
pembingkaian ideologi sebagai pisau analisa dalam memahami gerakan kelompok
anti radikal dalam usaha mereka sebagai bentuk “perlawanan” terhadap
persebaran paham radikal. 6 Sumber data dalam penellitian ini mencakup
wawancara dengan selain kader dan juga pengurus KMNU, wawancara juga
mencaakup orang-orang yang pernah masuk dalam golongan radikal, serta
beberapa mahasiswa UIN Sunan Kalijaga secara umum. Selain itu, sumber data
penelitian juga berasal dari buku, jurnal, media massa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada 4 kelompok mahasiswa yang
berhaluan radikal di UIN Sunan Kalijaga. Mereka biasanya tergabung dalam
lingkaran organisasi yang mengusung ideologi radikal seperti Muslimah HTI,
Gema Pembebasan/LSPI dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh KMNU UIN
Sunan Kalijaga adalah membentengi mahasiswa yang berhaluan moderat agar
tidak “terjebak” dalam kelompok ini. Mereka memobilisasi mahasiswa yang
moderat dalam wadah organisasi dengan melaakukaan beberapa kegiatan yang
khas ada pada NU serta melakukan beberapa bingkai ideologi guna
mempermudah mereka dalam menyampaikan paham keagamaan yang mereka
perjuangkan. Bingkai mereka seperti ayo tafaqqahu fiddin, mahasiswa santrisantri
mahasiswa,
santri
ulama
sepuh
dan lain
sebagainya.NIM.: 14540003 Hamdani Mubarok2021-07-16T08:48:28Z2021-07-16T08:48:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42899This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/428992021-07-16T08:48:28ZRESISTENSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN (Studi Kasus Penolakan Arema terhadap Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI di Malang)Pada hari jumat 2 November 2018 dibeberapa daerah telah berlangsung
Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI Jilid 2 oleh sejumlah organisasi keagamaan
(Ormas). Aksi tersebut adalah lanjutan dari aksi sebelumnya pada 26 Oktober
2018. Aksi di bawah komando PA 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa
(GNPF) Ulama didasari oleh video pembakaran bendera yang bertuliskan
kalimat tauhid dilakukan oleh oknum Ansor di Garut saat upacara Hari Santri.
GNPF Ulama dan berbagai ormas lainnya menganggap bahwa tindakan oknum
Ansor telah melakukan penodaan terhadap agama Islam sehingga pelaku harus
dihukum. Sebelumnya, polisi menyatakan bendera bertulisan kalimat tauhid
yang dibakar itu adalah bendera HTI yang telah dinyatakan terlarang oleh
pemerintah. Gerakan Pemuda Ansor sebelumnya juga menegaskan bendera
bertuliskan tauhid yang dibakar personel organisasinya merupakan bendera HTI.
Pernyataan Polisi dan GP Ansor ini yang menjadi penyebab GNPF Ulama
bersama ormas lainnya memutuskan untuk melakukan Aksi Bela Pembakaran
Bendera HTI . GNPF Ulama merasa bahwa bendera yang dibakar oleh oknum
Ansor merupakan bendera agama Islam. Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI
menuntut agar pelaku pembakaran bendera ditindak tegas dan diproses secara
hukum. Ormas-ormas Islam melakukan aksi di kota Solo, di Banten, dan di
Makasar. Di daerah tersebut Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI berjalan
dengan lancar dan tanpa penolakan. Namun Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI
di Malang mendapat penolakan hingga urung dilaksanakan. Penolakan tersebut
berasal dari warga Malang yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aremania.
Penelitian ini merupakan jenis studi kasus dengan sumber data wawancara
dan dokumentasi berupa teks dan gambar. Sementara itu sumber data sekunder
yang diperoleh dari literatur buku, website, jurnal dan artikel dengan teknik
analisa data model miles dan huberman dengan berlandaskan teori resistensi dari
Henry A. Lasberger, James C. Scott dan Jack D. Dauglas.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa alasan dari penolakan aksi
tersebut berlandaskan: 1) pembakaran bendera tidak berada di Malang jadi tidak
perlu melibatkan Malang dalam aksi demonstrasitersebut. 2) Warga Malang
sudah merasa bahwa Malang sudah kondusif jadi warga Malang berupaya agar
kondusifitas Malang tidak dirusak dengan adanya aksi tersebut, sebab Aksi Bela
Pembakaran Bendera HTI dapat memicu kerusuhan dan keributan di Malang.
Sedangkan dari beberapa penolakan yang dilakukan oleh warga Malang
diantaranya: 1) penolakan tersebut dilakukan dengan cara mengimbau,
sayangnya himbauan ini tidak dihiraukan oleh peserta aksi. 2) memasang
spanduk sebagai peringatan penolakan Aksi Bela Pembakaran Bendera HTI
yang akan digelar di Malang. 3) bergerak dalam membubarkan Aksi Bela
Pembakaran Bendera HTI yang berlangsung di alun-alun Malang.NIM.: 12540097 Ahmad Mush’ab Asadulloh2021-06-24T07:32:27Z2021-06-24T07:32:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42556This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/425562021-06-24T07:32:27ZSTRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR FILSAFAT (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Program Ngaji Filsafat di Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta)For people who have studied philosophy, when hearing the word
philosophy will think of complicated science, boring science, annoying, or even
also consider it to be something to be stray. Very few laypeople who want and
able to study it. Since April 2013 the Koran Philosophy Program at the Jendral
Sudirman Mosque (MJS) Yogyakarta is a place for people to study philosophy.
The purpose of this study is to figure out how the persuasive
communication strategy by the speaker of the Ngaji Filsafat so that interest in
studying philosophy increased at that program, using The Communication
Strategy Theory of Persuasion Melvin L. De Fleur and Sand J. Ball-Roceach
(1989). The research uses a qualitative descriptive approach. Researchers use
interviews, observations, and document as data collection methods, and
descriptive analysis as a data analysis technique.
The results of this study indicate that the persuasive communication
strategy which has been done by Dr. Fahruddin Faiz, M. Ag. as a Koran speaker
Philosophy through simplelanguage, the material associated with daily life, and
new knowledge that can attract students to study philosophy through the Ngaji
Filsafat Program at the Jendral Sudirman Mosque (MJS) Yogyakarta.NIM.: 14730020 Endah Zahrani2021-06-24T07:19:21Z2021-06-24T07:27:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42557This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/425572021-06-24T07:19:21ZSTRATEGI KOMUNIKASI DALAM BERDAKWAH UNTUK MENJAGA PERILAKU AKHLAQUL KARIMAH (Studi Deskriptif Kualitatif pada Kader Lembaga Dakwah Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)On the surroundings of campus, there’s movement called as college
islamic preaching. The purpose is to preach the message of Islam and people
around the area of university to join the islamic life as better Muslims. This
sheltered by kind of league commonly called as “Lembaga Dakwah Kampus”
(LDK), which literally means “Campus Islamic Preaching League”. A peacher
who involved requires some provisions such as akhlaqul karimah. To keep their
akhlak (morale, manner) between the preachers, communication pattern is
required. Kind of communication which purposely required to spread Islamic
messages by their preachers to the mad’u (preaching object) called as “missionary
communication”. This recearch uses a descriptive method qualitative
approaching to gain the complete explanation on the process of missionary
communication of the preachers of LDK Sunan Kalijaga abot how they keep the
akhlak between the preachers. The result of this research shows that on LDK
Sunan Kalijaga, the process of missionary communication works by the
cooperation between the main administrators (chairman, secretary, and
department supervisors) and the regular staffs. Based on the case, the research
about missionary communication which related to akhlaqul akrimah needs some
advanced follow-up. On every condition, morevoer when communicating through
social media, the preachers need to communicate with good words and good
manner. Especially the chairman. Because the leader figure will be an uswah
(example) and a qudwah (role mode) to his personnels. It will affect all the work
and the result on Islamic preaching.NIM.: 14730067 Umair Shoddiq2021-03-16T05:34:12Z2021-06-21T06:42:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42143This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/421432021-03-16T05:34:12ZGERAKAN AKSI SILAT MUSLIMIN INDONESIA (GASMI) PONDOK
PESANTREN LIRBOYO KEDIRI: PERAN DAN PERJUANGANNYA 1966-1986 MGerakan Aksi Silat Muslim Indonesia (GASMI) merupakan salah satu perguruan silat yang sangat terkenal di kalangan para pesilat Nahdlatul Ulama. GASMI juga menjadi alasan tersendiri bagi para santri untuk belajar di Pondok Pesantren Lirboyo. GASMI juga menjadi pelopor terbentuknya Perguruan Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PSNU-Pagar Nusa). Salah satu kegiatan GASMI yang sampai saat ini masih dilestarikan yaitu Pencak Dor. Sebuah pertandingan tarung bebas yang diadakan dilakuan diatas ring dari bambu. Pencak Dor memiliki selogan “diatas lawan dibawah kawan”. Hal itu bertujuan untuk mengurangi keributan liar yang sering terjadi antar perguruan silat di Kediri. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Peneliti membahas dalam tiga rumusan masalah yaitu Bagaimana gambaran Pondok Pesantren Lirboyo sebelum dibentuknya GASMI, Bagaimana latar belakang GASMI berdiri di Pondok Pesantren Lirboyo, dan Bagaimana Peran dan Perjuangan GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo tahun 1966-1986 M.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, dan menggunakan pendekatan Sejarah, yang kemudian dibantu dengan pendekatan Antropologi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu dengan mengumpulkan sumber atau data sejarah yang ada. Penelitain ini bersifat kualitatif, dengan analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan GASMI di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri 1966-1986 M.
Hasil penelitian atau kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh, Pertama GASMI pertama kali terbentuk di PP Lirboyo Kediri merupakan suatu pergerakan para pendekar muslim untuk melawan Partai Komunis Indonesia (PKI). GASMI merupakan perguruan silat yang resmi berdiri pada tanggal 11 Januari 1966 M. Perguruan silat GASMI merupakan salah satu ekstrakulikuler di PP Lirboyo dan langsung dinaungi oleh pendiri pondok dan penerusnya.Kedua Pencak Silat ini merupakan murni Olahraga (seni tinju) bukan sebuah pencak silat karomah yang membuat seseorang tiba tiba menjadi kuat tanpa latihan. Salah satu amalan bagi para pendekar GASMI yaitu Hisbul Autad Ketiga, selain memiliki andil yang cukup besar dalam menumpas PKI, GASMI juga berperan dalam menciptakan perdamian antar perguruan silat dengan pertandingan Pencak Dor. GASMI juga menjadi pelopor dalam terbentuknya Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PSNU Pagar Nusa) yaitu satu satunya perguruan pencak silat resmi yang dinaungi oleh organisasi Nahdlatul Ulama.NIM.: 14120048 Fahad Muqtadinnidzom2021-02-09T22:00:19Z2021-10-25T12:42:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42011This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/420112021-02-09T22:00:19ZSAREKAT ISLAM PELOPOR GERAKAN KEBANGSAANSarekat Dagang Islam (1905) yang didirikan H. Samanhudi
merupakan cikal bakal Sarekat Islam (1912) yang pada tahun
1923 berubah menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) dan tahun 1929
berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sarekat
Islam merupakan pelopor organisasi politik pertama yang bercita-cita mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini telah melahirkan
banyak tokoh dari organisasi-organisasi PNI, PKI, Masyumi dan lain�lain yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Didirikannya SDI pada awalnya adalah untuk menjadi wadah bagi
pedagang-pedagang batik (muslim) agar dapat bersaing dan dapat
membendung pedagang-pedagang Tionghoa di Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, organisasi ini tidak hanya bergerak di bidang
ekonomi dan agama namun lebih luas lagi yaitu bidang politik, sosial
dan kebudayaan. SDI/SI menjadikan agama Islam sebagai pengikat
umat karena saat itu di Indonesia belum mengenal kata nasionalisme
maupun kebangsaan. Islam menjadi pembeda antara pribumi dan
bangsa asing.- Zuhrotul Latifah2021-02-09T21:45:39Z2021-07-13T04:41:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42010This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/420102021-02-09T21:45:39ZMajelis Mujahidin Indonesia (MMI) - Sejarah, Pemikiran, dan GerakanMMI merupakan organisasi yang secara formal berdiri pasca
Orde Baru jatuh. Namun, secara historis, berdirinya MMI tidak
datang secara tiba-tiba, organisasi ini memiliki kaitan dengan para
aktivis Islam yang dari awal pembentukan Republik ini berusaha
memformalisasikan syariat Islam sebagai dasar negara. Para aktivis
gerakan ini mengagumi pemikiran Natsir dalam pandangan
kenegaraan. Berbeda dari Natsir, para aktivis dakwah Islam yang getol
mengampanyekan formalisasi syariat Islam ini juga bersinggungan
dengan aktivis dakwah internasional, terutama gerakan-gerakan
Islam politik di Timur Tengah.- Fatiyah2021-02-07T13:06:44Z2022-01-02T05:41:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41965This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/419652021-02-07T13:06:44ZPembinaan Keagamaan Terhadap Jamaah Pengajian MTQ (Majelis Ta'lim Al-Qur'an) Pada Masa Pandemi Covid-19 di Srimulyo Piyungan BantulProgram pengabdian ini bernama Pembinaan Keagamaan Terhadap Jamaah Pengajian
MTQ (Majelis Ta’lim Al-Quran) Pada Masa Pandemi Covid 19 Desa Srimulyo Kecamatan
Piyungan Kabupaten Bantul. Bahwa kebijakan pembatasan pergerakan manusia telah
merubah banyak hal, termasuk pembinaan keagamaan terhadap anggota jamaah pengajian
MTQ. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali pada Kamis Malam
“malam Jumat”. Seperti lazimnya pembinaan, posisi pembina dan materi yang sudah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini, menjadi faktor penentu tingkat
keberhasilannya. Pembinaan keagamaan pada masa pandemi yang dilaksanakan secara
online ini masih membuka celah kekurangan yang harus ditutup dengan aspek-aspek lain
dalam pelaksanaannya.
Untuk menjembatani kekurangan yang ada, maka seluruh peserta diajak untuk membuat
ilustrasi dan beberapa contoh praktik yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Nara
sumber kemudian memotivasi peserta untuk terus belajar di lingkungannya sendiri-sediri.
Langkah ini menjadi inovasi untuk mengisi celah dan kekurangan dari harapan peserta.
Kegiatan ini sudah selesai dilaksanakan, dan hasilnya sudah dirasakan manfaatnya oleh
peserta, terutama pilihan materi yang menekankan aspek-aspek yang sifatnya aplikatif.
Penekankan untuk membangun kesadaran kolektif dan tindakan bersama dalam lingkup
kecil pada jamaah pengajian yang menjangkau seluruh aspek kehidupan tetap dipandang
penting. Lahirnya kebiasaan baru harus terus dijalankan dengan tetap mengacu pada
pembatasan pergerakan manusia. Inovasi pembinaan keagamaan ini sebagai upaya agar
kegaiatan keagamaan di masyarakat tidak mengalami kekosongan. Dengan tetap
mengedepankan protokol kesehatan, pembinaan keagamaan harus tetap berjalan
sebagaimana biasa, hanya saja bedanya dijalankan dengan menggunakan media sosial.
Meski dengan berbagai keterbatasan, kegiatan ini sudah dirasakan manfaatnya oleh peserta
yang terlibat aktif dalam kegiatan- Khoiro Ummatin2021-01-25T15:30:43Z2022-02-17T05:27:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41898This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/418982021-01-25T15:30:43ZPerjuangan Konstitusional Partai Keadilan Sejahtera dan Tantangan IslamismeSebagai sebuah partai bercorak Islamis yang relatif baru muncul
di era reformasi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menarik untuk
dikaji. Partai ini muncul pada momentum yang tepat. Pertama, partai ini muncul di tengah gelombang revivalisme Islam di dunia dan juga maraknya (re)-Islamisasi di Indonesia. Kedua, partai ini muncul di saat pergantian politik Orde Baru ke Era Reformasi. Keinginan dan kerinduan akan Islam di pentas politik sebagai efek dari kebangkitan Islam dijawab terjawab dengan munculnya partai yang merupakan manifestasi dari pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Di Indonesia, partai ini juga dikenal sebagai gerakan Tarbiyah. Bagaimana sejarah, perkembangan, dan dinamika internalnya akan dibahas dalam artikel ini.- Muhammad Wildan2021-01-22T03:53:52Z2021-10-21T13:48:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41879This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/418792021-01-22T03:53:52ZPOSISI DAN JATIDIRI 'AISYIYAH: Perubahan dan PerkembanganBuku yang hadir di hadapan pembaca ini adalah salah
satu karya yang Penerbit Suara Muhammadiyah pilih dalam
konteks program itu. Buku ini adalah referensi penting dan
dokumentasi historis yang sangat kuat tentang ‘Aisyiyah. Buku
ini mengungkap banyak hal tentang ‘Aisyiyah: bagaimana
proses berdirinya, signifikansi gerakannya di tengah gejolak
penjajahan, Orde Lama, dan Orde Baru, bahkan menyinggung
hingga pasca-Orde Baru. Pengungkapannya pun bukan hanya fokus pada aspek sejarahnya, melainkan bagaimana ‘Aisyiyah
berartikulasi sebagai gerakan perempuan yang diperhitungkan
pada saat itu hingga kini. Bagaimana ‘Aisyiyah hadir sebagai
pionir gerakan perempuan Islam yang berhasil bukan hanya
berkontribusi untuk kemerdekaan RI, tetapi bahkan berhasil
“mengangkat derajat” perempuan.- Ro'fah2020-11-19T09:59:52Z2020-12-31T08:54:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41292This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412922020-11-19T09:59:52ZPEMAHAMAN MASYARAKAT MUHAMMADIYAH TERHADAP TRADISI LOKAL: Studi Kasus di Dusun Ngijo, Srimulyo, Piyungan, BantulMuhammadiyah merupakan organisasi yang bersifat gerakan. Organisasi tersebut menginginkan adanya revitalisasi dalam berbagni bidang Tentu saja perubahan yang diharapkan merupakan perubahan yang bersifat progresif dengan berpegang pada nilai-nilai Islam. Dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah berusaha meluruskan praktek-praktek yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Usaha tersebut dikenal dengan purifikasi. Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkembang di masyarakat dibersihkan dari unsur-unsur BKT (Bid'ah, Khurafat, dan Takhayul) dengan berpedoman pada al-Qur'an dan al-Hadis Masyarakat Dusun Ngijo, Srimulyo, Piyungan, Bantul, memberikan pengakuan bahwa sebagian besar dari mereka merupakan simpatisan Muhammadiyah. Sejak tahun 1975 kehidupan masyarakatnya telah tertata dan menjadi percontohan bagi dusun-dusun lain yang ada di kecamatan Piyungan Setiap kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat sambutan baik dari masyarakat termasuk kegiatan keagamaan. Banyak kegiatan keagamaan yang diadakan seperti pengajian umum tadarus, kultum, dan pengajian khusus (pengajian malam Jum'at). Sebagian besar kegiatan keagamaan dilakukan secara bersama-sama di lingkungan dusun mereka. Disamping kegiatan keagamaan, juga terdapat kegiatan yang bersifat tradisi, yaitu kegiatan yang biasa dilakukan oleh nenek moyang dan diwariskan secara turun-temurun Tradisi-tradisi yang ada ialah Jagong Bayen, Rasulan, Rnwalan, dan tradisi-tradisi lain baik yang bersifat individu maupun yang bersifat kelompok Beberapa tradisi mengandung unsur BKT (Bid'ah, Khurafat, dan Takhavul) yang tidak sesuai dengan salah satu doktrin Muhammadiyah yaitu menegakkan tauhid yang murni. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi dan mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Muhammadiyah Dusun Ngijo, Desa Srimulyo, terhadap tradisi-tradisi lokal Setelah mengetahui persepsi masyarakat Muhammndiyah peneliti merasa perlu mengetahui bagaimana implementasi persepsi masyarakat Muhammadiyah ketika menghadapi tradisi-tradisi lokal. Penelitian ini berguna untuk melihat kondisi riil masyarakat Muhammadiyah di tingkat grass root ketika berhadapan dengan persoalan persoalan agama Islam yang bercampur dengan budaya lokal. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi elit Muhammadiyah dalam menentukan metode dakwah yang tepat ketika berhadapan dengan obyek dakwah yang serupa. Disamping itu, penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi semua pihak yang berkehendak mengkaji dinamika masyarakat dan budaya. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maksimal, dan representatif, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mendasarkan analisisnya pada data dan fakta yang diperoleh di lapangan. Setelah data terkumpul data kemudian direduksi, diseleksi, dan dianalisis dengan analisis kualitatif. Untuk mempermudah dalam menganalisa data, peneliti menggunakan pendekatan antropologis Hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara persepsi masyarakat Muhammadiyah terhadap tradisi lokal dengan tindakan konkret mereka ketidaksesuaian tersebut karena adanya peran ganda dalam masyarakat, di satu sisi sebagai orang Muhammadiyah di sisi lain sebagai orang Jawa Sebagai orang Muhammadiyah mereka tidak ingin mempertahankan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan al-Qur'an dan al-Hadis. Sedangkan sebagai orang Jawa mereka memiliki rasa hormat terhadap orang lain sesuai dengan tata krama tata aturan orang Jawa) dan berusaha menjaga harmoni sosial yaitu berusaha menjaga persatuan dan kesatuan (rukun) dengan menghindari terjadinya konflik terbukaNIM. 00520335 Wafirotul Maghfiroh2020-11-18T21:31:49Z2020-12-31T08:30:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41288This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412882020-11-18T21:31:49ZPANDANGAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA TERHADAP TOLERANSI BERAGAMA DI YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pandangan Partai Keadilan Sejahtera terhadap toleransi beragama di Yogyakarta. Adanya toleransi beragama di Yogyakarta ini memiliki kaitan yang sangat signifikan dalam kelangsungan hidup beragama yang harmonis, antara agama Islam, Kristen, Hindu dan agama lainnya. Seperti diketahui, bahwa penduduk Yogyakarta pada umumnya beragama Islam, namun agama selain Islam mendapatkan perlindungan dan dapat menjalankan agamanya masing-masing Sehingga, toleransi beragama dalam hal ini sebagai wadah kerukunan antaragama, merupakan pertemuan kebudayaan yang berbeda dan menjadi ciri khas masyarakat Yogyakarta. Melihat dari latar belakang, penulis mengambil rumusan masalah, bagaimanakah pandangan Partai Keadilan Sejahtera terhadap toleransi beragama dan bagaimana sikap Partai Keadilan Sejahtera dalam toleransi beragama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi agama. Data dikumpulkan dengan teknik interview (wawancara). dokumentasi, observasi dan analisis data. Toleransi beragama dalam pandangan Partai Keadilan Sejahtera diwujudkan dalam bentuk-bentuk sosial keagamaan terhadap agama lain, tanpa mengikuti keyakinan agama mereka. Keberagamaan masyarakat Indonesia menyebabkan adanya tuntuun untuk saling toleran kepada masyarakat yang berbeda agama, sehingga melahirkan sebuah masyarakat yang hidup rukun, harmonis dan dinamis antaragama dalam kehidupan sehari-harinya. Demikian halnya toleransi beragama sudah ada sejak zaman Rasullulah SAW dan hingga saat ini. Namun di sisi lain. wleransi harus tetap merujuk pada firman-firman Allah SWT schingga tidak di intoleran terhadap agama lain. Sebaliknya bersikap tetap toleran tanpa lurus kehilangan substansi keislamannya. Selanjutnya berdasarkan pandangan dan sikap Partai Keadilan Sejahtera dalam toleransi beragama di Yogyakarta ini penulis menemukan adanya sikap toleransi terhadap agama yang berbeda, sehingga mampu mewujudkan rasa saling menghormati dan saling menghargai untuk mencapai keharmonisan dalam kehidupan beragama dan masyarakat.NIM. 00520262 Fikry Phasa2020-11-16T02:30:50Z2020-11-16T02:30:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39994This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/399942020-11-16T02:30:50ZKHILAFAH AHMADIYAH SEBAGAI
SISTEM ASKESI DAN SUMBER ETOS
KERJA SOSIAL-KEMANUSIAAN-Abd. Aziz Faiz2020-11-01T15:54:26Z2020-11-01T15:54:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41260This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/412602020-11-01T15:54:26ZTHE ROLE OF NAHDHATUL ULAMA-BASED UNIVERSITIES IN MAINSTREAMING MODERETE ISLAM: CASE STUDIES FROM MALANG EAST JAVAThe Paper discusses the programs and activities of universities that are closely related to Nahdhatul Ulama in mainstreaming moderete Islam. Universitas Islam Malang (Unisma) and Universotas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki), both are located at an important site of the radical movement in East Java, will be two cases the paper will analyse. It focuses on best practices that demonstrate how two universities develop their moderate Islam policies and strategies in light of development os Islamism in Malang in general, and at Islamic universities in particular.- Fatimah Husain2020-08-19T06:43:51Z2020-08-19T06:43:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40441This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/404412020-08-19T06:43:51ZHTI Bergerilya di antara Islam dan IslamismeAda amsal yang begitu mengakar di masyarakat Muslim, bahwa agama yang mereka peluk, yaitu Islam, memiliki pengertian ganda din wa daulah. Din adalah agama, dan daulah adalah negara. Dalam perjalanan sejarah umat Islam, amsal tersebut telah dipahami dalam berbagai persepsi dan coba diwujudkan dalam aneka praksis politik yang berbeda. Di satu sisi konsep din dirumuskan dengan kewenangan yang luas mencakup juga urusan daulah (sampai muncul keyakinan tanpa adanya daulah maka eksistensi agama akan pudar). Di sisi lain sisi kuasa din dipahami terbatas dengan daulah adalah zona otonom yang diatur secara tersendiri berdasarkan hukum politik dan prinsip-prinsip kenegaraan modern. Semestinya din (sebagai keyakinan agama) dan daulah (sebagai praksis politik kenegaraan) adalah dua gatra yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Dalam wacana keilmuan kontemporer, konsep din dipakai mewakili elemen “Islam” dan daulah adalah ekspresi sosial-politik dari din yang biasa diistilahkan dengan “Islamisme.” Dua elemen ini ternyata berayun bagai bandul yang bergerak begitu dinamis menggambarkan betapa lekatnya hubungan antara aspirasi keagamaan dan kehidupan politik di masyarakat Muslim, seperti tercermin pada sejarah dan kiprah ormas HTI di Indonesia.- Musa2020-08-09T07:06:41Z2020-08-09T07:06:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39995This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/399952020-08-09T07:06:41ZKHILAFAH AHMADIYAH,
SPIRITUALITAS, DAN
NASIONALISME BERKETUHANAN-Abd. Aziz Faiz2020-07-16T04:29:03Z2020-07-16T04:29:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38154This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/381542020-07-16T04:29:03ZPELAYANAN MASYARAKAT MELALUI AKSI DAN PENGORGANISASIAN ANGGOTA (STUDI KASUS KOMUNITAS TENTARA MASJID)Organisasi adalah sekelompok manusia atau unit sosial yang sengaja dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Ada banyak macam organisasi di masyarakat, salah satunya adalah organisasi Tentara Masjid yang bersifat non formal. Tentara Masjid adalah organisasi sosial keagamaan yang mengkhususkan pada aksi bersih masjid, selain itu Tentara Masjid juga mengorganisir anggotanya yang mempunyai latar belakang jauh dari agama. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berjuan untuk mengetahui strategi dan hasil pelayanan masyarakat melalui aksi dan pengorganisasian oleh Tentara Masjid di Pasekan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik purposive yaitu informan yang dipilih berdasarkan ciri atau karakter yang ditetapkan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Semua data dianalisis menggunakan model interaktif yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelian menunjukkan bahwa strategi pelayanan masyarakat yang dilakukan Tentara Masjid yaitu berupa aksi bersih masjid, proses pengorganisasian Tentara Masjid dan membangun kesadaran religi. Tujuan dari Tentara Masjid yaitu untuk memakmurkan masjid melalui aksi bersih masjid sekaligus menjadikan Tentara Masjid sebagai komunitas sosial keagamaan. Implementasinya yaitu melakukan bersih-bersih masjid secara kolektif, melakukan aksi sosial pada bulan Ramadhan dan melakukan pengorganisasian pada anggota. Adapun hasil dari pelayanan masyarakat melalui aksi dan pengorganisasian Tentara Masjid adalah meningkatkan kesadaran religi, meningkatkan rasa gotong royong dan kepedulian terhadap kebersihan masjid dan mengubah pandangan masyarakat.
Kata kunci: Pelayanan Masyarakat, Aksi Bersih Masjid, Tentara Masjid, dan Meningkatkan Kesadaran Religi.NIM 14230031 Binaul Mubarok2020-03-27T01:59:28Z2020-03-27T01:59:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37525This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/375252020-03-27T01:59:28ZBUDAYA ORGANISASI PONDOK PESANTREN WARIA AL FATAH
JAGALAN, BANGUNTAPAN, BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAABSRTRAK
Syamsul Arifin (15240070), Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang Budaya Organisasi Pondok Pesantren Waria Al Fatah Jagalan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam penelitian kali ini fokus kajiannya pada Pondok Waria Pesantren Al Fatah merupakan pondok yang santrinya di khususkan untuk waria (transgender) yang ingin mempelajari agama (Islam), waria yang tinggal atau mondok di pondok pesantren Al Fatah mempunyai latar belakang yang berbeda-beda mulai dari pengamen, pegawai salon , pekerja seks, hingga pekerja di LSM. Secara sosiologis, masyarakat cenderung menganggap kehadiran waria ditengah-tengah mereka adalah sebagai penyakit atau patologi sosial. Anggapan itu muncul karena mereka (masyarakat) menggangap orientasi waria tersebut menyimpang dari heteronormatif atau peran seksual yang masyarakat konstruk, yakni hanya ada pria dan wanita.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pembina, ketua, dan santri Pondok Pesantren Waria Al Fatah. Objek penelitian ini adalah budaya organisasi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik dari data wawancara, pengamatan lapangan kemudian ditarik kesimpulan. Metode dalam memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan metode Tringulasi Sumber, Tringulasi Teknik dan Tringulasi Waktu.
Hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi yang dibangun pondok pesantren tersebut bertujuan untuk membangun asumsi yang sama antar anggota pondok waria tersebut untuk menghapuskan persepsi warga masyarakat bahwa waria merupakan patologi masyarakat. Usaha dalam menghapuskan anggapan tersebut melalui usaha membuka catering pesanan makanan, mengadakan kegiatan-kegiatan didalam pondok tersebut yang bernuansa keagamaan. Anggapan masyarakat juga terbantahkan terbukti dengan terdapat satu anggota pondok tersebut yang menjadi Pengawai Negeri Sipil (PNS), dan beberapa kali diundang dibeberapa kampus untuk mengisi acara seminar atau mata kuliah tentang gender untuk menghapuskan persepsi negative tentang waria. Eksistensi pondok pesantren tersebut dilindungi oleh Lembaga Badan Hukum (LBH), sehingga pesantren tersebut tetap bertahan hingga sekarang. Karena beberapa kegiatan dalam pondok tersebut bernilai posistif.
Kata Kunci : Budaya Organisasi, Pondok Pesanteren, WariaNIM 15240070 SYAMSUL ARIFIN2020-02-03T04:52:48Z2020-02-03T04:55:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37484This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/374842020-02-03T04:52:48ZPROFIL ORGANISASI PERKUMPULAN AHLI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM INDONESIAPerkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam merupakan organisasi profesi keahlian bagi Penyuluh serta Konselor Islam, sekaligus organisasi yang memediasi Program Studi- Program Studi BPI/BKI (Bimbingandan Penyuluhan Islam serta Bimbingan dan Konseling Islam di selurug Indonesia. Organisasi ini menjadi jawaban yang bisa mengakomodir berbagai pihak yang selama ini gelisah terhadap keberlangsungan Program Studi tersebut. Melalui organsasi in, diatur berbagai ketentuan terkait pengembangan akademik dan profesionalisme para alumni serta profesi Penyuluh, Guru Pembimbing, Konselor Islam yang akan memantapkan status keprofesiannya di berbagai bidang kehidupan. Organisasi ini sudah diinisasi sejak 2013 di Semarang tetapi belum berhasil, kemudian di Bandung tahun 2014 berhasil melahirkan Aspro BKPI (Asosiasi Profesi Bimbingan Konseling dan Penyuluhan Islam), dan akhirnya di Surabaya juga menginisasi forum Program Studi pada tahun 2015, akan tetapi tidak berhasil, baru pada tahun 2016, setelah melalui komunikasi dan diskusi, berhasil mendeklarasikan ABKI (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Islam. Dan kemudian tahun 2017 berhasil melantik susunan pengurus Pimpinan Pusat di Yogyakarta. Dan berubah nama menjadi PABKI (Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam, pasca dikeluarkannya ijin dari Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia.UIN Sunan Kalijaga INDONESIAA. Said Hasan Basri2020-01-21T04:34:20Z2020-01-21T04:34:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37516This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/375162020-01-21T04:34:20ZBUDAYA ORGANISASI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANTULABSTRAK
Eka Kurniawati, 14240055, Budaya Organisasi di
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Program
studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2019.
Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan
sosial yang tidak nampak, yang dapat menggerakkan
orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan
aktivitas kerja. Budaya organisasi dalam realitanya sering
kali hanya menjadi simbol maupun slogan saja di sebuah
organisasi. Mengingat bahwa budaya ini juga harus selaras
dengan visi dan misi maka seharusnya setiap organisasi
mampu menjadikan budaya organisasi sebagai acuan
dalam bekerja untuk menjadikan kinerja karyawan atau
pegawai sesuai dengan tujuan organisasi. Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bantul sebagai instansi
pemerintah di tingkat Kabupaten yang membidangi urusan
agama merupakan salah satu contoh organisasi pemerintah
tingkat kabupaten yang juga memiliki persoalan seperti
yang telah dijabarkan di atas. Persoalan tersebut meliputi
kedisiplinan dan tanggung jawab pegawai yang masih
harus diperhatikan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif. Data penelitian ini dianalisa dengan
mengoleksi data, reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data. Uji keabsahan data yang digunakan yaitu
uji credibility, uji transferability, uji dependability dan uji
confirmability.
Setelah melakukan penelitian dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bantul dalam praktiknya menerapkan unsurunsur
yang terkandung dalam budaya organisasi yaitu
artefak, nilai-nilai, dan asumsi dasar. Artefak yang ada di
Kantor Kemenag Bantul meliputi dekorasi bangunan,
seragam pegawai, dan logo. Kemudian Nilai-nilai yang
xii
ada di Kantor Kemenag Bantul mengacu pada Lima Nilai
Budaya Kerja Kemenag yaitu Integritas, profesionalitas,
inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan. Unsur yang
ketiga yaitu asumsi dasar, asumsi dasar yang diberikan
atau di tekankan kepada pegawai Kantor Kemenag Bantul
ialah seluruh pegawai harus bekerja sesuai dengan aturan
yang berlaku karena selain ada pihak-pihak yang selalu
mengawasi pegawai ketika di Kantor, masyarakat Bantul
pun ikut berpartisipasi dalam hal pengawasan terhadap
kinerja pegawai tersebut.
Kata kunci: Budaya, Budaya Organisasi, Kantor
Kemenag BantulNIM 14240055 EKA KURNIAWATIhttp://digilib.uin-suka.ac.id/36589/1.hassmallThumbnailVersion/Sampul%20-%20Nurus%20Sa%27adah%20-%20Bunga%20Rampai%20Sosiologi%20Agama.jpg2019-10-31T02:44:42Z2019-10-31T02:44:42Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36589This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365892019-10-31T02:44:42ZMengenali Komunitas Marginal dalam Organisasi KeagamaanSalah satu karakter keilmuan Jurusan Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan terhadap komunitas marginal. Istilah marginal berasal dari kata margin yang bermakna batas. Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata marginal berhubungan dengan batas (tepi), tidak terlalu menguntungkan, dan berada di pinggir yang terkadang dipandang negatif.
Individu-individu yang berada dalam kelompok marginal ini sangat banyak. Rahman (2006) menyatakan bahwa komunitas marginal adalah mereka yang sangat miskin, sudah tua, tidak berdaya, tidak memiliki tempat tinggal, kurang pendidikan, dan tidak memiliki ketrampilan. Komunitas-komunitas ini merupakan komunitas marginal yang sudah dipahami oleh masyarakat baik kaum akademisi maupun penggerak masyarakat sebagai komunitas yang layak diberdayakan. Karena itu, tugas pendamping masyarakat adalah membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas marginal ini melalui pemberdayaan.Nurus Sa'adah2019-10-18T04:05:19Z2019-10-18T04:05:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36580This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/365802019-10-18T04:05:19ZMengenali Komunitas Marginal dalam Organisasi KeagamaanSalah satu karakter keilmuan Jurusan Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan terhadap komunitas marginal. Istilah marginal berasal dari kata margin yang bermakna batas. Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata marginal berhubungan dengan batas (tepi), tidak terlalu menguntungkan, dan berada di pinggir yang terkadang dipandang negatif.
Individu-individu yang berada dalam kelompok marginal ini sangat banyak. Rahman (2006) menyatakan bahwa komunitas marginal adalah mereka yang sangat miskin, sudah tua, tidak berdaya, tidak memiliki tempat tinggal, kurang pendidikan, dan tidak memiliki ketrampilan. Komunitas-komunitas ini merupakan komunitas marginal yang sudah dipahami oleh masyarakat baik kaum akademisi maupun penggerak masyarakat sebagai komunitas yang layak diberdayakan. Karena itu, tugas pendamping masyarakat adalah membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas marginal ini melalui pemberdayaan.Nurus Saadah2019-08-01T03:07:24Z2019-08-01T03:07:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35642This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/356422019-08-01T03:07:24Zkemandirian pemimpinan perempuan dalam melaksanakan keputusan organisasiFenomena menguatnya konsep yang tidak
berkemajuan di masyarakat menjadikan laju
organisasi perempuan kurang cepat bergerak.
Hal ini salah satunya dikarenakan penafsiran
relasi suami istri terkait dengan kata IZIN. Para
pimpinan perempuan terkadang tidak segera siap
melaksanakan tugas yang menjadi kesepakatan
bersama dalam organisasi dengan dalih "mau izin
dulu sama suami." Sementara hal ini hampir tidak
terjadi pada pimpinan laki-laki, jarang sekali mereka
tidak siap melaksanakan hasil putusan organisasi
karena akan izin dulu sama istri. Dengan kata lain
laki-laki lebih mempunyai kemandirian (otonomi)
dari pada perempuan dalam beroganisasi. Jika hal
ini terjadi secara terus menerus dan menjadi budaya
organisasi maka akan tidak menutup kemungkinan
bahwa organisasi perempuan hanya tinggal nama
atau para pimpinan perempuan tidak dapat melaju
bergerak cepat, sebagaimana para pimpinan lakilaki.
Fenomena perbedaan kemandirian laki-laki dan
perempuan terse but biasanya didasarkan pada pemahaman
secara tekstual terhadap Qur'an dan Hadist terkait
dengan kepemimpinan, posisi perempuan di rumah,
ketaatan istri pada suami, dan izin puasa istri dari suami.Alimatul Qibtiyah2019-04-25T02:01:39Z2019-04-25T02:01:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34807This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/348072019-04-25T02:01:39ZIDEOLOGI, TRANSNASIONALISME,
DAN JARINGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMCurrent global Islamic discourse cannot be separated from
the movements of Salafism and Shi'ism. Both ideologies
spread to Indonesia as a result of the competition between
Saudi Arabia and Iran which emerged after the 1979 Iranian
revolution and culminated in the aftermath of the Arab
revolution movement, known as The Arab Spring in 2011.
They also experienced a rapid increase in Indonesia through
their respective actors and the development of their
institutional network.
This dissertation aims to describe the development of
global Salafism and Shi'ism, explain the role of Salafi and Shia
ideologies in constructing Islamic understanding in Indonesia,
explain the strategies and institutional networks of LIPIA and
STFI Sadra, and analyze the extent of transnationalization of
these two ideologies and movements in Indonesia.
This study uses a transnational Islamic approach of Peter
Mandaville with a pattern of comparing Salafi and Shia
expansion through educational institutions. The literature data
are carried out by collecting books, journals, research reports,
and other information that has a relationship with the two
ideologies, while field data collection is done by observation,
documentation, and interviews.
The results of the study show that Saudi Arabia and Iran
make educational and da'wah institutions as a means of
diplomacy to support their political interests. Geo-politics and
geo-strategy played by Saudi Arabia and Iran in the context of
conflict of interest is more directed to the creation of state of
mind than the physical struggle for territory. Salafism is able to
create new Islamic discourses in Indonesia through the "new
movement of political Salafism" while Shi'ism emphasizes
more on strengthening tasawwuf ‘irfannazhāri rather than the
theological or fiqh forms. The thought of Shia’s tasawwuf
‘irfannazhāricannot be separated from the concept of the
Imam’skema'shūman. SalafiDa'wah is carried out in a blatant
manner because it is considered to have similarities with the
majority of Sunni Muslims in Indonesia while Shiada'wah is
carried out with taqiyah through a strategy of hiding its Syrian
identity and adaptation strategies.NIM. 1530016049 Ali Muhtaromhttp://digilib.uin-suka.ac.id/30606/1.hassmallThumbnailVersion/cover_issue_199_en_US.jpg2018-11-05T08:53:14Z2018-11-05T08:53:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30606This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/306062018-11-05T08:53:14ZSTRATEGI PENGORGANISASIAN LEMBAGA
KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA (LKNU) DALAM
PENGELOLAAN PROGRAM HIV/AIDSSome problems could arise when religious social organizations run
the program of managing HIV/AIDS. Religious organizations are
required to run the program effectively. However, the implementation
of the program sometime is not easy since they have to faced
the “body of knowledge” of managing the HIV/AIDS programs.
Therefore, the ability of the religious organization to undertake this
program is crucial. Religious organizations have a role to preserve
the significance of religious values, and at the same time, to avoid
conflict with the strategies possessed in HIV programs. This study
explores three issues in the clinic institutions of the Nahdlatul Ulama:
the interaction of values and norms, efforts to establish the organization
legitimacy, and the ability to perform knowledge management.
Qualitative research methods is used to explore these three issues.
The study results showed that the clinic institution of the Nahdlatul
Ulama as a socio-religious organization is able to answer sensitive
issues in HIV/AIDS programs to reduce stigma and discrimination,
building the organizational legitimacy and conducting the knowledge
management effectively.Henri Puteranto2018-09-04T06:56:12Z2018-09-04T06:56:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29624This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/296242018-09-04T06:56:12ZSetelah “Bela Islam”:Gerakan Sosial Islam, Demokratisasi,
dan Keadilan Sosial Suatu PengantarAksi Bela Islam (ABI) yang berlangsung tiga kali di penghujung tahun 2016 lalu meninggalkan banyak pertanyaan.Di antara banyak pertanyaan itu adalah: mengapa tiba-tiba terjadi serangkaian peristiwa itu? Apa (atau adakah)
dampaknya yang lebih jauh bagi demokrasi Indonesia? Apakah ini telah mengubah peta gerakan Islam Indonesia? Edisi Jurnal MAARIF ini berangkat dari jawaban pertama yang bisa segera diberikan dan tidak sulit disepakati:bahwa peristiwa ini tidak terjadi dengan “tiba-tiba”. Tugas selanjutnya adalah menarasikan dengan lebih cermat faktor-faktor yang menyumbang rangkaian peristiwa tersebut—dan itu perlu dilacak hingga ke beberapa tahun sebelumnya, sampai sekitar tahun 1998, atau bahkan lebih jauh.Ahmad Imam Mujadid RaisZainal Abidin Bagir2018-04-23T03:11:35Z2018-04-23T03:11:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29892This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/298922018-04-23T03:11:35ZHarga Diri Dalam Organisasi, Efikasi Kolektif, dan Perilaku Ideal Kolektif Mempengaruhi Kesiapan Organisasi Untuk berubah, yang Dimediasi oleh Kepemimpinan TransformasionalKesiapan orgqnsio-; oa* krubah merupakan suatu rangkah awar untuk merakukan lybafun rcrhadap sumfut ti,r_,a yang dimiliki agar berkemampuan menghad.api kompetisi global Qngersoll, Kirsch. Mer* & & Ligh -tfoot, 2000; Timmor A Zi ZO\O; R;fferty, li^_iu"r, Annenakis, 2013: ffeiner. )008: Weiner, Amick, & tei, ZOOA1. iini -"nuniu*r, perusah-aan mengalami kefuteia-uian bira tidak berhas berhasir merakukan perubolro, yong
d-iperluknn, dan sebalila-t;a lcthasit bangkit seterah merakukan perubahan @epxepnui ai,
201 3; Epochtime, 201 3).
Organization-Based klf-Esteem (OBSE), Collective Efficacy (CE), dan Collective
Agani:ational Citizenship Behotior (C-OCB), dihipotesiskan
-berpLrain
iig"fikon terhadap
organi;anon Readiness for Chadge (oRC.) , secara laigsung maupui melarui Tiansformasionil
Lead*ship (TL). Responden sefun-rak 168 orang yaig mewaaii perseroan Terbltas (pr) di
Propinsi lIY dan Jawa Tengah rcrah furynisipasi dalam peneritian. pengujian 'deigan
smrctural equation model (sEw n'nderyr*a kq*okan nnder daram *"ffinrtrutoikon
hipolests, dan mendapatkan temuan. OBSE tergrgaruh ngrlirt*on terhadap ftil: O,ZAI, p .
<0.051 dan terhadap ORC 0, = 0,321. p < r,,.0j L CE furpery@ah ngnifiLzn terhadap IL fu:
0,2!8-.
-p
< 0,05) dan terhadap ORC (; = 0.215. p < 0"0_;t. C-ACB turtitearuh signilkan IL : A_ 0.284. p < 0,05) dan terhadap ORC (; = a.)jt. p < 0.05t tur n b".O."g;i signifikon
terhadap ORC 6 : 0,234, p < 0,05).
Berdasar .hasil tersebut disimpurkan, moder lwrg dtajukan cocok digunakan untuk
menjelaskan kesiapan organisasi untuk berubah (ORCr melalui OCB, CE, C_OCB, d"ngo,
!"!r:ro, kepemimpinan transformasional. Seluruh ekogen berpengaruh signifkan terhaiap
ORC secara langsung maupun melalui kepemimpinan transformasional.
Kata Kunci : Kesiapan organisasi untuk berubah, harga dii dalam organisasi, efilatsi kolelaif
perilalat ideal secara kolehif kepemimpinan transfot masional, moiel keterkaitin
antar yaiIbel.. MIKHRIANI2017-11-16T01:24:12Z2017-11-16T01:24:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28010This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/280102017-11-16T01:24:12ZUSHUL WAHABIYAH ( DITINJAU DARI SEGI PEMURNIAN PENGAMALAN ISLAM DAN KEBANGKITAN UMAT ISLAM )Negeri tempat kelahiran beliau adalah 'Uyalnah di daerah Najd. suatu daerah yang sangat terpencil di pedalaman Arab Saudia, daerah yang tandus dan tidak banyak diperhatikan orang, sebelum timbulnya faham Wahabi. Walaupun daerah ini secara resmi merupakan daerah jajahan Turki, akan tetapi pemerintah Turki tidak begitu memperhatikan daerah ini, dan tidak mempunyai wakil pemerintahan yang efektif di daerah yang tidak penting ini, sehingga kabilah-kabilah Arab yang mendalami daerah ini tetap sebagai kelompok-kelompok yang bebas dibawah bimbingan kepala- kepala suku (amir-amir) mereka. Apalagi dalam masa ini kebesaran dan kekuasaan kerajaan Turki Usmaniyah memang sudah sangat merosot.. Simuh2017-08-02T02:13:37Z2017-08-02T02:15:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27176This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/271762017-08-02T02:13:37ZVISI CIVIL SOCIETY DALAM POLA
GERAKAN ORMAS ISLAM DI INDONESIACivil Society dapat dimaknai sebagai kekuatan masyarakat yang
terdiri atas berbagai institusi non-pemerintah yang mengimbangi
institusi-institusi sentral negara. Dalam perspektif Islam transformatif,
pemberian peran yang besar pada dvil society justru menjadi landasan
pokok dan komitmen moral dalam setiap pengambilan keputusan
kolektif.
Artikel ini merupakan saripati dari hasil penelitian yang ingin
melihat visi civil society dalam pola atau model gerakan dua ormas
Islam di Yogyakarta, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa visi civil society Muhammadiyah
lebih menekankan pada fungsi melaksanakan sebagian peran-peran
negara, seperti mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan, sosial,
dan pelayanan kesehatan, serta mementingkan kelas menengah yang
kuat untuk menciptakan kemandirian organisasi dan masyarakatnya
di tengah kekuatan negara. Sedangkan NU lebih cenderung untuk
mensinergikan ajaran agama Islam dengan budaya lokal, baik pada
tingkat pemberdayaan maupun pada tataran pelestarian kearifan lokal
dalam masyarakat. Dalam konteks tersebut, NU memposisikan diri sebagai pilot kebudayaan Islam dalam mendorong penguatan dan
perluasan ruang terbuka bagi aktivitas agama dan kebudayaan yang
menjadi dinamika umat untuk menjauhkan intervensi negara.
Keywords: Civil Society, Organisasi Kemasyarakatan. Masroer2023-01-05T02:26:16Z2023-01-05T02:27:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1620This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16202023-01-05T02:26:16ZPENGORGANISASIAN DAN PENGGERAKAN DAKWAH DI YAYASAN KODAMA (KORPS DAKWAH MAHASISWA) KRAPYAK YOGYAKARTAABSTRAK Pengorganisasian dan penggerakan Dakwah di Yayasan Kodama (Korps Dakwah Mahasiswa) Krapyak Yogyakarta.Skripsi, Manajemen Dakwah, Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga Yogyakarta, H. Okrisal Eka Putra, Lc, M.Ag. Yayasan adalah merupakan suatu bagian dari perkumpulan yang berbentuk Badan Hukum dengan pengertian/definisi yang dinyatakan dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yaitu suatu Badan Hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan Kodama Yogyakarta merupakan merupakan sebuah yayasan atau lembaga dakwah yang bergerak dibidang lembaga sosial keagamaan kepada masyarakat melalui jalur dakwah dan pendidikan. Yayasan kodama yang terletak di lokasi Jln K.H Ali Maksum, 4 krapyak Yogyakarta, merupakan sebuah lembaga yang berlatar belakang Pondok pesantren Almunawir krapyak Yogyakarta. Yayasan Kodama yang terletak di jln K.H Ali Maksum Krapyak Yogyakarta ini merupakan lembaga yang berkembang pesat dan dikelola oleh mayoritas mahasiswa tentu memiliki pengelolaan manajemen yang baik dan terarah, terutama pengorganisasian dan penggerakan.
Penelitian ini lebih menekankan kepada dua dari empat fungsi manajemen, yaitu pengorganisasian dan penggerakan dakwah yang dilakukan di Yayasan Kodama Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan, peneliti mendapatkan beberapa hasil penelitian yaitu pengorganisasian. Pengorganisasian di Yayasan Kodama dilkukan melalui berbagai tahap yaitu, spesialisasi kerja, departementilisasi, pendelegasian wewenang, dan rantai komando. Sedangkan untuk penggerakan ada beberapa tahapan yaitu Pemberian motivasi, Penjalinan hubungan/komunikasi Melakukan bimbingan. Data data ini diperoleh melalui metode penelitan yaitu: hasil wawancara/interview, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif sehingga analisis datanya menggunakan analisa data diskriptif, yang merupakan penelitian non hipotesis langkah penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesis.Disebut deskriptif karena bersifat menjelaskan, menerangkan dan menggambarkan suatu peristiwa. Menurut Suharsimi Arikunto, apabila suatu penelitian bermaksud mengetahui keadaan sesuatu, atau mengenai, bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya maka penelitian bersifat menjelaskan.NIM.: 03240044 MUNIF SOLIKHAH2023-07-18T01:19:55Z2023-07-18T01:24:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6512This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65122023-07-18T01:19:55ZPERJUANGAN POLITIK PERSATUAN MUSLIMIN INDONESIA (PERMI) DI MINANGKABAU 1931-1937 MMasa menjelang kemerdekaan Republik Indonesia merupakan era perjuangan bangsa Indonesia yang tersekat oleh ideologi dan ide-ide baru dalam melawan kolonial Belanda. Tidak bisa dipungkiri perjuangan-perjuangan lokal yang terjadi pada saat itu masih menitik beratkan pada kepentingan-kepentingan tertentu maupun golongannya masing-masing. Perjuangan Partai Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi salah satu partai politik yang mampu menggabungkan ideologi Islam dengan ideologi nasionalis. Permi juga mampu membuka sekat-sekat politik dengan partai nasionalis. Hal ini mencerminkan usaha bersama-sama dalam menjalankan politik untuk mengusir penjajah Belanda dari Indonesia. Selain itu, Politik Permi menunjukkan kebangkitan kaum muda Minangkabau untuk bergerak memperjuangkan hak-hak politiknya.
Partai Politik Persatuan Muslimin Indonesia di Minangkabau merupakan representasi dari perjuangan politik kearah yang lebih modern dengan menampilkan ideologi baru, Islam-Nasionalis yang berkembang pada masa pra kemerdekaan. Perjuangan politik ini diawali dengan memasukan ide-ide baru oleh pendiri Permi yaitu Mukhtar Lutfi dan Ilyas Yakub serta persinggungannya dengan partai-partai berbasis nasionalis di Jawa seperti PNI. Perjuangan Permi dilakukan dalam rangka melawan hegemoni Belanda dengan kebijakan-kebijakannya yang menghambat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penelitian terhadap Permi ini penting sebagai studi terhadap Sejarah Islam di Indonesia dalam perspektif politik, serta khususnya bagi pengembangan bidang studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di UIN Sunan Kalijaga.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah perjuangan politik Permi dalam menghadapi kolonial Belanda serta konflik ideologi yang terjadi di Minangkabau pada tahun 1931-1937 M. Masalah ini mengacu pada kerangka pemikiran bahwa perjuangan politik yang dilakukan oleh Permi merupakan usaha dari bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah Belanda. Perjuangan Permi juga merupakan hasil perkembangan politik modern yang diarahkan pada perjuangan nasional dengan ideologi yang berbeda dari Partai politik Islam yang lain di Indonesia pada waktu itu.
Persoalan tersebut merupakan masalah sejarah yang diteliti melalui pendekatan politict. Fakta tentang proses perjuangan politik di paparkan dan di analisis dengan pendekatan politik. Penjabaran pembahasannya menggunakan teori konflik. Perjuangan partai politik dan konflik-konflik ideologi yang terjadi diungkapkan berdasarkan analisis mendalam dengan menggunakan kerangka teoritis tersebut. Sementara Pengumpulan sumber dilakukan melalui studi pustaka/ library research. Adapun analisis data beserta penyimpulannya mempergunakan metode kualitatif, sehingga mengandalkan pada analisis komprehensif terhadap data dari sumber-sumber yang ditemukan. divNIM.: 07120002 RAHMAN SOLEH