Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T11:05:21ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2024-03-14T07:28:33Z2024-03-14T07:28:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64364This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/643642024-03-14T07:28:33ZPENGARUH JUMLAH WISATAWAN, JUMLAH TENAGA KERJA, JUMLAH HOTEL TERHADAP PENDAPATAN SEKTOR PARIWISATA (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)Pariwisata merupakan sektor bisnis berbasis jasa yang berpotensi dalam pengembangan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan industri yang bergerak cepat karena memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, jumlah tenaga kerja, jumlah hotel terhadap pendapatan sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata Yogyakarta, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel 5 kabupaten di DIY (cross section) dan 5 tahun dari tahun 2017-2021 (time series). Hasil regresi yang tepat pada penelitian ini adalah fixed effect model dengan menggunakan aplikasi E-views.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel jumlah wisatawan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan sektor pariwisata. Variabel jumlah tenaga kerja metidak mempunyai pengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata. Jumlah hotel tidak memberikan pengaruh atau dampak yang signifikan terhadap pendapatan sektor pariwisata.NIM.: 19108010099 Adimas Sidiq Nurfahmi Andriansyah2024-03-13T03:59:16Z2024-03-13T03:59:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64341This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/643412024-03-13T03:59:16ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI OBJEK WISATA PRINGLEDOK BERBASIS LINGKUNGAN DI DUSUN TINJONPemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Tantangan atau masalah dalam pemberdayaan masyarakat adalah segala sesuatu yang menghambat upaya pengembangan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan pengunjung karena mempunyai sumberdaya atau keindahan alam yang menarik perhatian atau unik. Objek wisata Pring Ledok Tinjon berada di Dusun Tinjon, Kalurahan Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menjadi penting karena latar belakang pemberdayaan masyarakat melalui objek wisata Pring Ledok Tinjon adalah perlawanan dalam wacana pembangunan tempat pembuangan sampah umum. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap proses dan tantangan dalam pemberdayaan masyarakat melalui objek wisata Pring Ledok Tinjon berbasis lingkungan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data valid yang telah dilakukan proses analisis berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian proses pemberdayaan masyarakat melalui objek wisata Pring Ledok Tinjon dengan beberapa tahapan, antara lain penyadaran yakni dengan melakukan penyadaran kepada masyarakat Dusun Tinjon akan potensi di Dusun Tinjon itu sendiri, transformasi pengetahuan dengan memohon surat keputusan kepada kalurahan Madurejo agar objek wisata Pring Ledok Tinjon dapat legal, pengayaan intelektualitas dengan memberdayakan masyarakat agar dapat saling bermanfaat dengan objek wisata Pring Ledok Tinjon. Adapun tantangan dalam pemberdayaan masyarakat di objek wisata Pring Ledok Tinjon adalah kurang tepatnya perencanaan, inovasi tidak berkembang, konflik pengelolaan, perubahan cuaca. Hasil dari analisis penelitian ini adalah: pertama, penyadaran menjadi proses pertama dalam proses pemberdayaan masyarakat di objek wsiata Pring Ledok Tinjon, kedua, transformasi pengetahuan dan keterampilan, ketiga, pengayaan. Adapaun hasil analisis penelitian tentang tantangan adalah: kurangnya perencanaan, inovasi tidak berkembang, konflik manajemen pengeleolaan, perubahan cuaca. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses dan tantangan di dalam pemberdayaan masyarakat melalui objek wisata Pring Ledok Tinjon sesuai dan tidak terpaut jauh dari teori yang dipakai.NIM.: 19102030014 Muhammad Miftahul Fadlan2024-03-06T01:22:50Z2024-03-06T01:22:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64292This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/642922024-03-06T01:22:50ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA BLUE LAGOON DI DESA WIDODOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMANPemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata bisa menjadi salah satu inovasi dalam mengupayakan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat. Hal yang dilakukan bisa diupayakan melalui pemanfaatan lokasi dan potensi di dalam daerah yang dapat dikembangkan melalui tata Kelola desa wisata. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakat di Dalem Desa Widodomartani melalui pengembangan desa wisata serta meneliti faktor-faktor pendukung dan penghambat yang memiliki pengaruh strategis dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu proses interaktif dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini dalam meneliti proses pemberdayaan Masyarakat selama pengembangan desa wisata Blue Lagoon yang telah melalui beberapa tahapan diantaranya tahap persiapan dengan ditemukannya gagasan terkait tata Kelola wisata, tahap assessment melalui pemetaan asset potensi wisata, tahap perencanaan melalui pelibatan dan musyawarah dengan Masyarakat, tahap pelaksanaan melalui pengkapasitasan dengan pengadaan pelatihan dan kesempatan kerja bagi Masyarakat, tahap evaluasi, dan implementasi terhadap program pemberdayaan yang telah dilakukan melalui pemberian daya dengan pengalokasian pendapatan yang diperoleh untuk wisata, dan masyarakatnya.
Dilain sisi terdapat faktor-faktor baik pendukung dan penghambat yang mengindikasi bahwa terdapat asset-asset di Dusun Dalem yang memiliki potensi wisata dan mempengaruhi bagi keberlanjutan pengembangan desa wisata selanjutnya. Pengembangan desa wisata di Dusun Dalem selanjutnya dapat memberikan manfaat dan memberdayakan masyarakat sekitar karena dapat menuai pendapatan dan mengembangkan kapabilitas Masyarakat dalam tata Kelola wisata. Dilain sisi masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari tambahan pemasukan yang diperoleh dan membuka peluang lapangan kerja bagi sekitarnya.NIM.: 19102030036 Alvin Mahiransyah2024-02-20T01:45:13Z2024-02-20T01:45:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63876This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/638762024-02-20T01:45:13ZPERATURAN PARIWISATA HALAL DI INDONESIA DITINJAU DARI SISTEM HUKUM LAWRENCE M. FRIEDMANThe projected growth of world Muslim tourists according to the Global
Muslim Travel Index (GMTI) in 2022 will continue to increase to reach 160 million
in 2024. The increase in the number of Muslim tourists certainly has a good impact
on improving Indonesia's economy, because in the last 5 years Indonesia has always
been ranked in the top 10 According to GMTI's assessment, it attracts tourists to
visit Indonesia. However, the implementation of halal tourism in Indonesia is
subject to multiple interpretations because it does not have specific regulations
regarding halal tourism. So far, the implementation of halal tourism is guided by
Law Number 10 of 2009 concerning tourism, in which there is no comprehensive
discussion of halal tourism regulations. This gives rise to different views on the
implementation of halal tourism in Indonesia which is caused by the absence of
specific regulations governing the concept of halal tourism in Indonesia, so it
becomes interesting to research what the halal tourism laws are in Indonesia? And
how is the halal tourism law in Indonesia viewed from Lawrence M. Friedman's
legal system?
This research is a qualitative research with the type of library research,
using an analytical approach (analytical approach) which aims to examine halal
tourism regulations in Indonesia as primary (main) legal material, while secondary
legal material is obtained from Law Number 9 of 2009, Law Number 33 2014, Law
Number 11 of 2020. The descriptive method of analysis in this research is a method
for discussing Halal Tourism Regulations which are analyzed using Lawrence M.
Friedman's legal system theory to obtain a research conclusion.
Based on the findings obtained in this research, the substance of halal
tourism law as seen from the regulations relating to halal tourism in Indonesia is
the Tourism Law, the Halal Product Guarantee Law, the Job Creation Law and the
Regulation of the Minister of Tourism and Creative Economy. These regulations
tend to regulate business which includes halal product certification, regulation of
tourism business actors and sustainable tourism development which focuses on
economic equality. From the existing regulations, halal tourism is shaped into
tourism branding for Muslim tourists, which will have a large economic impact on
Indonesian society. This is in line with tourism legal culture which places
community halal awareness as part of the living law that has developed in society.
This means that halal tourism has been accepted and developed among Indonesian
people. So its implementation requires strengthening regulations that specifically
regulate halal tourism.NIM.: 21203012078 Dewi Rahmawati, S.H.2024-02-16T04:54:38Z2024-02-16T04:54:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63798This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/637982024-02-16T04:54:38ZDAMPAK KEBERADAAN WISATA HUTAN PINUS TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT (STUDI KASUS WISATA HUTAN PINUS PENGGER DAN WISATA HUTAN PINUS ASRI DI KECAMATAN DLINGO, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA)Pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian, sektor ini memberikan peluang pergerakan atau perubahan kegiatan ekonomi masyarakat serta secara cepat dalam menyediakan lapangan kerja yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah kunjungan wisata dan pengembangan wisata berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 77 sampel dari 77 populasi diambil dari masyarakat yang bekerja di Hutan Pinus Pengger dan Hutan Pinus Asri. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan software eviews 10. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kunjungan wisata dan pengembangan wisata secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian masyarakat.NIM.: 17108010095 Annisa Yuliantika2024-01-24T07:14:51Z2024-01-24T07:14:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63197This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/631972024-01-24T07:14:51ZPENGARUH JUMLAH OBJEK WISATA, JUMLAH WISATAWAN, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENERIMAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2000-2019Penelitian ini berfokus pada beberapa faktor yang mempengaruhi optimalisasi penerimaan sektor pariwisata dengan dilatar belakangi oleh adanya fenomena kurang maksimalnya kontribusi dan pengelolaan potensi pada sektor wisata yang berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Maksud tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui adakah pengaruh antara Jumlah Objek Wisata, Jumlah Wisatawan, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Bojonegoro tahun 2000-2019. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), serta menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian: Jumlah Objek Wisata tidak mempengaruhi Penerimaan Sektor Pariwisata; Jumlah Wisatawan mempengaruhi Penerimaan Sektor Pariwisata; dan Pertumbuhan Ekonomi mempengaruhi Penerimaan Sektor Pariwisata. Hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya peningkatan pada jumlah kunjungan wisatawan dan pertumbuhan ekonomi akan memberikan peningkatan pada penerimaan sektor pariwisata Kabupaten BojonegoroNIM.: 19108010035 Syahroni Nuril Amri2024-01-19T03:12:35Z2024-01-19T03:12:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63082This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/630822024-01-19T03:12:35ZDETERMINAN MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATA HALAL DENGAN SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS: WISATA DANAU LUT TAWAR ACEH TENGAH)Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang memengaruhi minat kunjung kembali wisatawan di Danau Lut Tawar dengan variabel kualitas pelayanan, citra destinasi, daya tarik wisata dan fasilitas sebagai variabel independen dan kepuasan sebagai variabel intervening. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 273 data kuesioner dari responden penelitian yang disebar melalui Google form dengan menggunakan metode non-probability sampling (purposive sampling) sebagai cara untuk mencari sampel penelitian. Adapun responden penelitian ini merupakan wisatawan yang telah berkunjung ke destinasi wisata Danau Lut Tawar. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan aplikasi komputer SmartPLS versi 3 dengan metode analisis statistik SEM-PLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jika citra destinasi dan fasilitas berpengaruh posiif dan signifikan terhadap minat kunjung kembali. Adapun kualitas pelayanan dan daya tarik wisata berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat kunjung kembali. Namun, kualitas pelayanan, citra destinasi, daya tarik wisata dan fasilitas melalui kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat kunjung kembali wisatawan Danau Lut Tawar, Aceh Tengah.NIM.: 21208012013 Lathifah Aini2024-01-11T07:22:53Z2024-01-11T07:22:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62901This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/629012024-01-11T07:22:53ZSTRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA NEPAL VAN JAVA DUSUN BUTUH KALIANGKRIK MAGELANG JAWA TENGAHPengembangan masyarakat ialah suatu tahapan dalam ranah penyadaran masyarakat mengunakan tata cara yang beragam, inklusif dan mengacu ke dalam kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dengan tujuan untuk meningkatkan nilai kehidupan dengan cara yang diinginkan. Desa wisata merupakan salah satu bentuk dari program dari pengembangan masyarakat. Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam bentuk kehidupan yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa wisata Nepal Van Java berada di Dusun Butuh berada di ketinggian 1750 mdpl tepatnya di desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Rumusan masalah yang diangkat ialah menganalisis mengenai strategi pengembangan desa wisata Nepal Van Java beserta dampak dari desa wisata Nepal van java terhadap masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap strategi pengembangan desa wisata Nepal Van Java serta menganalisis dampak yang terjadi akibat adanya desa wisata Nepal Van Java terhadap masyarakat Dusun Butuh Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data valid setelah dilakukannya proses analisis berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian merupakan strategi pengembangan desa wisata Nepal Van Java dengan beberapa proses, proses tersebut antara lain planning yakni dengan melakukan penyadaran terhadap seluruh masyarakat akan adanya potensi pada Dusun Butuh, organizing dengan membentuk organisasi kepengurusan, actuating dengan membangun sarana pra sarana guna menunjang nilai desa wisata Nepal Van Java dan pengajuan proposal terhadap pihak ketiga agar hendak membantu berjalannya desa wisata Nepal Van Java, dan controlling melakukan pengawasan tiap hari pada desa wisata Nepal Van Java. Adanya desa wisata Nepal Van Java ini juga membawa dampak terhadap masyarakat Dusun Butuh yang mana merupakan lokasi dari desa wisata Nepal Van Java. Dampak yang muncul ialah meningkatnya pendapatan masyarakat, munculnya lapangan pekerjaan baru, meningkatnya kualitas masyarakat, meningkatnya indikator polusi, dan meningkatnya angka kesejahteraan masyarakat. Uraian tentang dampak desa wisata Nepal Van Java terhadap masyarakat Dusun Butuh Kaliangkrik Magelang Jawa Tengah dianalisis mengunakan sustainability compass yang menganalisis keberlanjutan mengunakan empat aspek. Aspek alam, ekonomi, kemasyarakatan, dan kesejahteraan. Dari segala aspek penilaian tersebut akan menganalisis mengenai dampak dari munculnya desa wisata Nepal van java kepada masyarakat.NIM.: 19102030007 Dewangga Dwipayana Asshidiq2024-01-11T07:15:25Z2024-01-11T07:19:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62899This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/628992024-01-11T07:15:25ZSTRATEGI REVITALISASI WISATA MALIRAN DEER FEEDING SEBAGAI KAWASAN WISATA KESAMBI TREES PARK DESA MALIRAN KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITARSektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Keindahan pariwisata di Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga pemerintah Kabupaten Blitar mulai gencar dalam mengembangkan sektor pariwisata. Namun, sebuah wisata juga rentan akan kemundurannya, sehingga wisata menjadi sepi atau kurang menarik minat wisatawan. Sehingga penelitian ini difokuskan pada Strategi Revitalisasi Wisata Maliran Deer Feeding Sebagai Kawasan Wisata Kesambi Tress Park, guna mengetahui strategi yang telah digunakan pengelola dalam mengelola wisata yang telah mengalami kemunduran dan hasil yang didapat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi revitalisasi kawasan wisata Kesambi Trees Park. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik interaktif dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapatkan merupakan data yang sudah valid dan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam analisisnya penelitian ini menggunakan analisis SWOT(strength, weakness, opportunity, threat).
Hasil dari penelitian ini menunjukan strategi revitalisasi wisata maliran deer feeding telah melalui beberapa tahapan revitalisasi, yaitu tahap intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi dan revitalisasi sosial. Selain tahapan tersebut pengelola juga melakukan beberapa langkah tindakan, yaitu mengidentifikasi peluang dan kendala dengan menggunakan analisis SWOT, menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan, dan menentukan serangkaian langkah tindakan. Hasil dari dilakukannya strategi revitalisasi berhasil merubah wisata maliran deer feeding yang semula hanya penangkaran rusa menjadi kawasan wisata kesambi tress park yang diminati oleh pengunjung.NIM.: 19102030005 Nurul Indah Dwi Lestari2024-01-10T03:54:44Z2024-01-10T03:54:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62832This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/628322024-01-10T03:54:44ZPOTENSI, PROSPEK, DAN TANTANGAN: PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KEAGAMAAN DI DESA CARINGIN, INDONESIAPariwisata keagamaan merupakan sektor penting dalam pembangunan sosial, ekonomi dan budaya. Desa Caringin sebagai salah satu lokasi yang menyediakan beragam potensi dan aset lokal untuk pengembangan wisata berbasis keagamaan di Kabupaten Pandeglang-Indonesia. Selain itu, Desa ini merupakan kawasan yang unik dimana lokasi wisata keagamaan berada dibibir pantai sehingga menambah keindahan alam. Terlebih lokasi yang sering dijadikan salah satu tujuan wisata Desa Caringin banyak menawarkan destinasi wisata lain. Hal lain yang menjadi menarik untuk melakukan penelitian ini adalah saat ini pemerintah Kab. Pandeglang sedang memberanikan diri menamai daerahnya sebagai Kota wisata. Sehingga perlu mengetahui bagaimana strategi pemerintah dalam membangun sektor pariwisata. Destinasi wisata di Pandeglang memang beragam salah satunya wisata keagamaan di Desa Caringin, namun masih terbatas dalam pengelolaan sehingga mengalami kesulitan dalam mengembangkan destinasi wisata baru sebagai tujuan untuk peningkatan kesejahteraan dan pengembangan masyarakat.NIM.: 18102030047 M. Jia Ulhaq2024-01-08T03:40:15Z2024-01-08T03:40:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62746This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/627462024-01-08T03:40:15ZSTRATEGI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) PULUTAN DALAM MENGELOLA WISATA LEMBAH DESA PULUTAN, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDULThis research is based on the management of Pulutan village valley tourism
which was initially stopped, but was redeveloped by BUMDes Pulutan by utilizing
village treasury land and organizing it with the concept of educational, culinary
and natural tourism which can have a positive impact on the surrounding
community. Therefore, researchers are interested in researching the BUMDes
strategy in managing village valley tourism and what impact it has on the lives of
the Pulutan village community.
This research uses qualitative research. Data collection techniques use
interviews, observation and documentation. The data analysis method used is Miles
and Huberman analysis, namely data collection, data reduction, data display and
conclusions. The theory used in this research is Marrus' strategy theory, namely
the process of determining leaders' plans that focus on the long-term goals of the
organization, accompanied by the preparation of a method or effort for how these
goals will be achieved.
The research results show that the strategies used by BUMDes Pulutan to
increase tourism in the Pulutan Village Valley include: 1) developing village valley
tourism; 2) maximizing human resources; 3) forming MSMEs; and 4) program
planning. The impact felt by the community is increasing the village's original
income, economy, social, and the formation of cooperation with several parties.NIM.: 19102030023 Intan Ayu Pertiwi Putri2023-12-06T06:30:24Z2023-12-06T06:30:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62526This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/625262023-12-06T06:30:24ZDISKURSUS HALAL DAN DILEMA AGAMA DI RUANG PUBLIK Wacana Pariwisata Halal pada Daerah Minoritas Muslim di IndonesiaTesis ini mengkaji pergumulan wacana halal di ruang publik dengan fokus pariwisata halal di daerah minoritas muslim di Indonesia. Diskusi mengenai pariwisata halal di kalangan para sarjana kebanyakan memberi perhatian pada pada aspek normatif dan pengembangan industri. Tesis ini akan melanjutkan diskursus pariwisata halal di ranah sosiologis. Penelitian ini berkontribusi pada kajian ruang publik Habermasian yang dengan penekanan pada pengembangan diskursus agama di ruang publik. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analitik-deskriptif. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi dokumentasi. Sumber data didapatkan dari dokumentasi berupa cetak maupun online baik dari media, laporan, buku, keputusan, dan lain sebagainya. Tesis ini membagi wacana pariwisata halal di Indonesia menjadi dua kategori, yakni pariwisata halal di daerah mayoritas muslim dan pariwisata halal di daerah minoritas muslim. Tesis ini melihat adanya penolakan-penolakan wacana pariwisata halal di beberapa daerah minoritas muslim seperti Bali, NTT, Toba, dan Tana Toraja. Penolakan tersebut didasarkan pada anggapan bahwa wacana pariwisata halal adalah agenda politik identitas, dapat menggerus budaya lokal, hegemoni agama, dan ancaman islamisasi. Tesis ini berargumen adanya tiga faktor terjadinya penolakan, yakni eksklusivitas halal, nihilnya konsistensi pemahaman, dan lemahnya sosialisasi oleh pemerintah. Terlepas dari itu, tesis ini juga beragumen bahwa wacana halal, khususnya di Indonesia, adalah suatu kebijakan negara yang pada awalnya berorientasi pada keuntungan pasar namun berimbas pada dominasi norma yang mencederai prinsip keterbukaan (openness). Dominasi norma inilah yang kemudian memicu adanya perlawanan terhadap kebijakan pemerintah di ruang publik (counter public).NIM.: 21200011083 Arisy Abror Dzukroni2023-12-06T04:19:28Z2023-12-06T04:19:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62521This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/625212023-12-06T04:19:28ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL WISATA NEGERI KAHYANGAN DI DUSUN SURODADI DESA WONOLELO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu upaya dan hasil Pemberdayaan Masyarakat berbasis Potensi Lokal. Tujuan dari penelitian ini yaitu ntuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal serta hasil dari upaya yang telah dilakukann. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu untuk mengumpulkan data dalam wawancara dan observasi, dengan data Wisata Negeri Kahyangan di Dusun Surodadi, Desa Wonolelo. Upaya yang dilakukan oleh BUMDes memiliki tiga tahapan yaitu tahapan Penyadaran yang berbentuk sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, pengembangan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya modal. tahapan transformasi yang berbentuk gotong royong untuk pembangunan, pelatihan untuk menambah atau membentuk kemampuan, penyewaan tanah secara aktif yang digunakan untuk pembangunan kafe sebagai tempat berjualan masyarakat dan penampilan kesenian. Terakhir tahapan peningkatan kemampuan intelektual yang berbentuk berjualan ditempat wisatasebagai salah satu cara agar pendapatan tetap masuk, live musik untuk mendukung fasilitas wisata, dan camping. sehingga mendapatkan hasil yaitu terbentuknya lapangan pekerjaan, meningkatkan ekonomi, menciptakan hubungan yang lebih baik antar masyarakat, meningkatkan nama baik desa, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kemandirian masyarakat, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini dengan adanya pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal yang disesuaikan menurut rencana sudah berjalan sesuai dengan yang sudah disusun yaitu sebagai trobosan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan juga sebagai tempat rekreasi, hal ini dapat diketahui berjalan sesuai rencana yaitu pembangunan yang terus berlanjut dan ekonomi yang terus meningkat.NIM.: 19102030046 Umi Sholiatun2023-11-23T08:22:23Z2023-11-23T08:22:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62367This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/623672023-11-23T08:22:23ZSTRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA HALAL DALAM PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL NETWORK PROCESSS (ANP)Ekonomi Islam semakin berkembang ke beberapa sektor termasuk industri Pariwisata Halal. Kabupaten Pamekasan memiliki banyak tempat wisata menarik dan asri dengan tingkat religiusitas yang tinggi sehingga pariwisata halal di Pamekasan seharusnya lebih efektif dibandingkan dengan wilayah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi, solusi yang tepat, serta strategi kebijakan apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata halal di Kabupaten Pamekasan Madura dengan menggunakan metodologi Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas masalah adalah aspek internal dari cluster masalah Sumber Daya Manusia yaitu rendahnya kemampuan manajemen pariwisata halal. Dan prioritas solusi adalah aspek internal dari cluster masalah Sumber Daya Manusia yaitu melakukan pembinaan dan pelatihan manajemen pengelolaan pariwisata halal. Sedangkan strategi yang paling prioritas adalah Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat tentang pariwisata halal.NIM.: 21208011001 Muhammad Isbad Addainuri2023-11-08T03:49:09Z2023-11-08T03:49:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62128This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/621282023-11-08T03:49:09ZPROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PENGEMBANGAN WISATA KEBUN TEH NGLINGGO KALURAHAN
PANGERHARJO SAMIGALUH KULON PROGO YOGYAKARTASektor pariwisata pedesaan merupakan sumber penting aset pedesaan yang dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Industri pariwisata sangat perlu meningkatkan pembangunan pariwisata melalui pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan pariwisata nasional dan daerah, menjadikannya sebagai kegiatan ekonomi yang handal untuk meningkatkan devisa atau pendapatan asli daerah, memperluas dan menyeimbangkan peluang usaha dan lapangan kerja, terutama bagi masyarakat setempat. Wisata Kebun Teh Nglinggo menjadi objek wisata yang cukup terkenal di Kulon Progo. Kebun teh Nglinggo terletak di Padukuhan Nglinggo Timur, Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo. Kebun Teh Nglinggo ini letaknya di atas ketinggian 900-1000 meter di atas permukaan laut dan berada di pegunungan Menoreh. Area tanam kebun teh ini memiliki luas sekitar 72 hektar dengan rincian 57 hektar merupakan kebun teh yang produktif dan 15 hektar merupakan kebun teh yang kurang produktif. Wilayah kebun teh ini mayoritas 98% dimiliki masyarakat setempat sedangkan 2% sisanya dimiliki oleh PT. Pagilaran. Berdasarkan latarbelakang tersebut peneliti berkeinginan untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan wisata Kebun Teh Nglinggo Kalurahan Pangerharjo, Samigaluh, Kulon Progo? dampak pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan wisata Kebun Teh Nglinggo Kalurahan Pangerharjo, Samigaluh, Kulon Progo?
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yanng bersifat deskriptif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan wisata kebun teh Nglinggo ada tiga tahapan yaitu pertama tahap penyadaran, dimana proses penyadaran ini dilakukan dengan musyawarah dan berdiskusi langsung dengan masyarakat. kedua tahap pengkapasitasan, pada proses ini masyarakat diberikan pelatihan, seminar, dan pendampingan secara bertahap. Ketiga, tahap pendayaan, masyarakat diberikan bantuan dana dan peluang kerja. Sedangkan dampak yang dirasakan adanya pengembangan wisata kebun teh nglinggo antara lain (1) Menciptakan lapangan kerja di sektor wisata, (2) Meningkatkan Pendapatan, (3) Pelestarian Kebudayaan setempat oleh wisatawan, dan (4) Mendorong pembengunan berupa sarana dan prasarana.NIM.: 16230021 Elis HIdayaturrohmah2023-11-08T02:56:20Z2023-11-08T02:56:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62127This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/621272023-11-08T02:56:20ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA TINALAH DI KALURAHAN PURWOHARJO, SAMIGALUH, KULON PROGO, YOGYAKARTADesa wisata merupakan salah satu bentuk penerapan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan yang banyak di manfaatkan sebagai peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga mampu memisahkan diri dari ketidakberdayaan dan membebaskan dari kemiskinan sehingga dapat berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. tidak lepas dari peran masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan desa melalui program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pariwisata yang resmi berdiri pada tanggal 1 Oktober 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakat serta mendeskripsikan dampak dari pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Wisata Tinalah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penarikan informan menggunakan teknik kriteria. Informan dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kalurahan Purwoharjo dan Pengelola Desa Wisata Tinalah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam proses pemberdayaan masyarakat melaui pengembangan Desa Wisata Tinalah melalui tiga proses. Pertama, Proses penyadaran dilakukan melalui musyawarah yang dilakukan oleh FKMT dan sosialisasi kepada masyarakat. Kedua,Proses pengkapaitasan melalui pendampingan dari kampus oleh Universitas Gajah Mada dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan berbagai pelatihan dari Dinas Pariwisata, Kampus, maupun secara mandiri. Ketiga, zona potensi dan inovasi digitalisasi wisata. Sedangkan dampak pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata yaitu dampak fisik berupa fasilitas pembangunan yang berkembang sedangkan non fisik berupa meningkatnya kepedulian masyarakat, penghargaan yang diperoleh, meningkatnya kegiatan studi banding dan kunjungan wisata, membuka lapangan pekerjaan baru serta meningkatkan pendapatan masyarakat.NIM.: 16230057 Rahmawati Ika Septyaningrum2023-09-08T06:52:21Z2023-09-08T06:52:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60205This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/602052023-09-08T06:52:21ZASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT DALAM PENGEMBANGAN WISATA SENDANG SOMBOMERTI DI KAMPUNG SOMBOMERTEN KELURAHAN MAGUWOHARJO, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTAPotensi alam yang dianugrahkan oleh Tuhan seharusnya menjadi pemakmur oleh masyarakat sekitar. Namun ironisnya tidak banyak masyarakat menyadari akan potensi yang dimiliki. Sehingga tidak sedikit potensi alam yang dikelola menjadi destinasi wisata, dikuasi oleh pihak luar tanpa melibatkan partipasi masyarakat, yang dimana pada akhirnya masyarakat sekitar hanya dijadikan kuli dalam pengembangan wisata. wisata Sendang Sombomerti merupakan salah satu wisata alam yang lahir dari inisiatif masyarakat dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. Sehingga skripsi ini, dilatar belakangi sebuah bentuk keberhasilan masyarakat kampung sombomerten dalam mengelola asset yang mereka miliki hingga menjadi wisata.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahap-tahap asset-based community development dalam pengembangan wisata Sendang Sombomerti, selain itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil dari pengembangan wisata Sendang Sombomertibagi masyarakat lokal. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian lapangan. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkankan analisis datanya menggunakan analisis intraktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap-tahapan dalam pengembangan wisata berbasis aset di Kampung Sombomerten dimulai dari, yaitu: Pertama, tahapan Discovery terwujud dalam bentuk masyarakat menyadari asset yang dimiliki. Kedua, tahapan Dream yakni terwujud bagaimana masyarakat memiliki mimpi untuk membangun destinasi wisata air. Ketiga, tahapan Design diwujudkan dalam membuat rencana secara sistematis dalam mewujudkan mimpi, yang dimulai dengan melengkapi struktur organisasi, perencanaan konsep kolam renang, perencanaan anggaran dan perencanaan promosi. Keempat, tahapan Destiny dilakukan dengan memastikan apa yang telah direncanakan benar-benar terlaksana dan melakukan evaluasi sebagai upaya melakukan perbaikan baik dari internal komunitas dan infrastuktur wisata agar menjaga keberlanjutan wisata. Adapun hasil dari pengembangan wisata Sendang Sombomertibagi masyarakat lokal terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek sosial yang ditandai dengan meningkatnya kepedulian dan kedekatan masyarakat. Selanjutnya dari aspek ekonomi ditandai dengan adanya lapangangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat.NIM.: 19102030033 Hakimatul Uslimah2023-05-03T06:39:40Z2023-05-03T06:39:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58263This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582632023-05-03T06:39:40ZMANAJEMEN KOMUNIKASI PARIWISATA PADA PROGRAM “AYO DOLAN SEPLAWAN”
(Studi Deskriptif Kualitatif pada Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo)Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (DINPORAPAR) of Purworejo Regency is running an innovation the "Ayo Dolan Seplawan" program to invite people to travel there through collaborative action and social media. The "Ayo Dolan Seplawan" program is aimed at the people of Purworejo and outside Purworejo, especially the community to jointly drive Seplawan Cave tourism. Communication plays an important role in the running of a tourism program. Communication plays a role in establishing cooperation between DINPARAPAR and stakeholders and the community. The success of a the tourism program depends on the management of tourism communication carried out. The existence of this is a challenge for the DINPORAPAR of Purworejo Regency to manage tourism communication properly so that the programs provided can run optimally.This research uses a qualitative descriptive method and uses a management analysis unit communication counseling Suprapto (2009) in Abidin (2021).Data collection was carried out by interviews, observation, literature study and documentation.The subjects of this study were two field heads and one member of the "Ayo Dolan Seplawan" program team. The results of the study indicate that there is an implementation of tourism communication management in the "Ayo Dolan Seplawan" program including identifying audiences in opinion leaders and audience groups; determining cognitive, affective, and psychomotor goals; planning of rational and moral appeal message; and selecting message channels in the form of interpersonal channels, social media channels and outdoor media channels have been carried out well by the DINPORAPAR of Purworejo Regency through real action collaboration and social media.NIM.: 19107030008 Nabiila Azzahra2023-04-28T02:43:06Z2023-04-28T02:43:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58192This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581922023-04-28T02:43:06ZDAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEADAAN MASYARAKAT DI DESA WISATA STUDIO ALAM GAMPLONG SUMBERRAHAYU MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTAPariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah pada umumnya dan pendapatan masyarakat sekitar pada khususnya. Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak berbeda dengan sektor ekonomi lainya karena dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh di sektor sosial dan ekonomi. Perkembangan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat akan menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat itu sendiri baik dalam hal ekonomi, sosial-budaya maupun lingkungan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu karyawan Studio Alam Gamplong, pedagang sekitar area Studio Alam Gamplong serta masyarakat sekitar Studio Alam Gamplong. Teori yang digunakan yakni Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism). Teknik pengumpulan data menggunakan 3 metode yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun dalam menganalisis data peneliti menggunakan pengumpulan data, reduksi data, display data serta menarik kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pengembangan pariwisata di Studio Alam Gamplong oleh masyarakat dan stakeholder lainnya maka terdapat beberapa dampak yang dirasakan oleh masyarakat yakni, pertama dengan adanya pengembangan pariwisata ini memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat sekitar sektor wisata seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru, pendirian bisnis pariwisata. Kedua, dampak secara sosial yakni perubahan fungsi lahan perkebunan menjadi pariwisataserta penurunan angka pengangguran. Ketiga, dampak budaya seperti pengenalan budaya tradhisional desa oleh kelompok Jeep Adventure dan TEGAR. Keempat , dampak pengembangan wisata Studio Alam Gamplong juga berdampak pada lingkungan yakni akses jalan banyak yang rusak. Kelima yakni dampak politik dimana keberadaan golongan yang mempunyai privilege masyarakat tertentu yang mendominasi pelaksanaan pengembangan pariwisata. Dengan adanya dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negative diharapkan baik masyarakat, pengelola maupun pemerintah diharapkan terus bekerja sama dalam proses pengembangan pariwisata Studio Alam Gamplong dimasa yang akan datang.NIM.: 18107020024 Desi Retnoati2023-04-18T06:34:49Z2023-04-18T06:34:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58110This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581102023-04-18T06:34:49ZStrategi Pengembangan Kawasan Wisata Kayangan Cafe dan Space Desa Brubuh, Kecamatan Jogorogo, NgawiPengembangan wisata berbasis masyarakat tanpa melibatkan masyarakat, merupakan salah satu fakta kritik dalam pengelolaan kepariwisataan. Persoalan timbul ketika ada fakta suatu produk kebudayaan yang berkembang pesat namun tidak sejalan dengan kesejahteraan anggota masyarakat. Oleh sebab itu pentingnya strategi dalam pengelolaan pariwisata yang harus berada pada landasan prinsip pariwisata untuk masyarakat. Maka penelitian ini difokuskan pada Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kayangan Cafe dan Space guna mengetahui formula strategi yang dipakai saat mengembangkan wisata.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan strategi dan dampak pengembangan ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan ekonomi masyarakat Desa Wisata Brubuh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik interaktif dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapatkan merupakan data yang sudah valid dan dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan strategi pengembangan kawasan wisata Kayangan Cafe dan Space melalui beberapa tahapan yaitu mandat organisasi, misi organisasi, analisis SWOT, identifikasi isu strategis, perumusan strategi, pengesahan rencana strategi. Dampak pengembangan kawasan wisata Kayangan Cafe dan Space meliputi tiga aspek yaitu secara ekonom meningkatkan penghasilan masyarakat dan ketergantungan. Secara sosial-budaya terjalinnya rasa kekeluargaan dan kecemburuan sosial. Secara lingkungan menimbulkan dampak positif untuk alam.NIM.: 19102030016 Nurul Istikomah2023-03-20T03:44:43Z2023-03-20T03:44:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57272This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/572722023-03-20T03:44:43ZRELIGI DAN KOMODIFIKASI PARIWISATA
STUDI KASUS :
PARIWISATA MAKAM SUNAN PANDANARANTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses
pengelolaan pariwisata makam Sunan Pandanaran serta mendeskripsikan hasil
dari proses pengelolaan pariwisata makam Sunan Pandanaran. Metode penelitian
ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik penarikan informan menggunakan
purposive berdasarkan kriteria. Selain itu, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data yang
dilihat menggunakan teknik triangulasi sumber dan data, kemudian dianalisis
melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengeloaan pariwisata makam
Sunan Pandanaran melalui pihak atau instansi yang terkait yang kemudian
dikelola melalui beberapa tahapan. Mengenai hasil dari proses pengelolaan
pariwisata makam Sunan Pandanaran menunjukkan bahwa dengan adanya pihak
yang membawahi objek wisata tersebut memberikan perubahan dan
pengoptimalan dalam menjalankan aktivitas wisata ziarah serta adanya pariwisata
makam Sunan Pandanaran memberikan dampak yang positif dalam
perekonomian, keagamaan dan kebudayaan bagi masyarakat dan lingkungan.NIM.: 19102030053 Adam Bashori2023-03-16T03:04:09Z2023-03-16T03:09:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57205This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/572052023-03-16T03:04:09ZPENGEMBANGAN MUBALIG HIJRAH DALAM REGENERASI KADER MUHAMMADIYAH: STUDI FENOMENOLOGI DI MA. MU’ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAFenomena hijrah telah menjadi representasi identitas kelompok
gerakan Islam transnasional dengan beberapa stigma negatif seperti
radikal, ekstremis, konservatif, intoleran, dan fundamentalis. Program
Mubalig Hijrah hadir sebagai fenomena sosial keagamaan yang mengisi
kekosongan makna lain tentang hijrah di era modern dengan penggunaan
terminologi lain dalam isu gerakan hijrah generasi milenial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif MA. Mu‟allimaat
Muhammadiyah melaksanakan program Mubalig Hijrah dan mengetahui
pengembangan program Mubalig Hijrah. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun
instrumen dalam pengumpulan data berasal dari hasil observasi
partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan
dengan recording, horizonalisasi, cluster of meaning, interpretasi data, dan
penulisan laporan. Selanjutnya tahap validasi data yaitu dengan triangulasi
sumber data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif MA. Mu‟allimaat
Muhammadiyah melaksanakan program Mubalig Hijrah adalah
meneruskan pengabdian yang sudah lama dijalankan sejak Madrasah
Mu‟allimaat didirikan pada tahun 1918 dan untuk mencetak kader dalam
mendukung pencapaian tujuan Muhammadiyah. Mubalig Hijrah juga
menjadi wadah bagi siswi MA. Mu‟allimaat Muhammadiyah untuk
mewarnai metode dakwah dalam pengabdian masyarakat. Adapun
pengembangan program Mubalig Hijrah meliputi pengembangan karakter
siswi, penguatan ideologi keorganisasian, dan internalisasi modal sosial.
Selanjutnya modal sosial pada program Mubalig Hijrah yaitu hubungan
melalui jaringan sosial yang baik bersama pimpinan-pimpinan
Muhammadiyah dan Aisyiyah, pengurus TPA, dan masyarakat di lokasi
Mubalig Hijrah yang dijaga dengan kepercayaan dan juga tata tertib yang
berlaku. Implikasi hasil penelitian digunakan sebagai masukan bagi guru
yang melanjutkan estafet kepanitiaan Mubalig Hijrah sehubungan dengan
inovasi pelatihan, pendampingan bagi siswi pasif, dan perluasan
jangkauan wilayah dakwah.NIM.: 18102030017 Salva Kalimatin Sava2023-03-16T02:41:58Z2023-03-16T02:41:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57194This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/571942023-03-16T02:41:58ZSTRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA WADUK GONDANG DI DESA GONDANGLOR, SUGIO, LAMONGAN, JAWA TIMURWaduk Gondang salah satu tempat wisata buatan yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan dan dioperasikan oleh Dinas Pariwisata di Desa Gondanglor Kecamatan Sugio. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor terbengkalainya fasilitas, penurunan jumlah pengunjung dan untuk mengetahui strategi dalam pengembangan di Waduk Gondang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang diambil dalam penelitian ini diperoleh menggunakan pedoman wawancara, dokumentasi dan observasi. Adapun teknik validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi kemudian data dianalisis dengan metode interaktif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor terbengkalainya fasilitas penunjang (taman bermain dan musholla) adalah kurangnya perhatian dari pihak pengelola, apabila ada fasilitas yang rusak tidak segera diperbaiki, pengunjung yang tidak menjaga fasilitas dengan baik. Faktor tersebut juga menjadi salah satu penyebab menurunnya pengunjung di Waduk Gondang. Selanjutnya ada 6 tahapan menurut teori Richard Butler eksplorasi, keterlibatan, pengembangan, konsolidasi, kestabilan, penurunan kualitas atau peremajaan kembali. Berdasarkan teori tersebut, Waduk Gondang berada pada tahap penurunan kualitas dengan ciri-ciri fasilitas yang terbengkalai dan menurunnya jumlah pengunjung.NIM.: 18102030066 Mirza Ghulam Bhaktiar2023-02-10T04:01:37Z2023-02-10T04:01:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56079This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/560792023-02-10T04:01:37ZPARTISIPASI MASYARAKAT MARGINAL
DALAM PENGEMBANGAN OBYEK PARIWISATA PANTAI GLAGAHPartisipasi masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Hal tersebut dikarenakan masyarakat dapat berperan aktif dan terlibat secara langsung dalam setiap tahapan pengembangan pariwisata. Akan tetapi realitanya keberadaan masyarakat ini seringkali diabaikan dalam pengembangan pariwisata. Salah satu daerah yang sedang mengembangkan pariwisata adalah Kabupaten Kulon Progo, yaitu mengembangkan Pantai Glagah. Pada pengembangan Pantai Glagah ini masyarakat marginal tidak dilibatkan, sehingga mereka berusaha berpartisipasi dalam pengembangan Pantai Glagah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, pertama, bagaimana partisipasi masyarakat marginal dalam mengembangkan Pantai Glagah. Kedua, apa saja faktor yang mendorong dan menghambat partisipasi masyarakat marginal dalam pengembangan Pantai Glagah. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, mendeskripsikan partisipasi yang dilaksanakan masyarakat marginal dalam mengembangkan Pantai Glagah. Kedua, mendeskripsikan mengenai pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat marginal dalam rangka turut serta mengembangkan Pantai Glagah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumen. Selanjutnya guna menganalisis data menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, partisipasi yang dilaksanakan oleh masyarakat marginal diantaranya adalah menata warung warung, melaksanakan kerja bakti rutin dan memperbaiki akses menuju Pantai Glagah. Karena keadaan masyarakat marginal yang terpinggirkan, minimnya modal dan rendahnya tingkat pendidikan sehingga mereka berpartisipasi sesuai dengan ide dan kreatifitas yang mereka miliki. Kedua, faktor pendorong partisipasi masyarakat marginal dalam mengembangkan Pantai Glagah diantaranya adalah terdapat lahan kosong, faktor internal masyarakat, kapasitas dan kreatifitas masyarakat, kesempatan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah faktor ekonomi, tidak ada pelibatan masyarakat dalam DED dan masterplan serta stratifikasi sosial masyarakat.NIM.: 20200012048 Bintang Virgo, S.Sos2023-02-08T04:44:57Z2023-02-08T04:44:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55981This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559812023-02-08T04:44:57ZTIPOLOGI DAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA SAWAH SURJAN DI PEDUKUHAN IV PLERET PANJATAN KULON PROGOPembangunan di sektor pariwisata merupakan salag satu upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, pembangunan daerah serta kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Seperti halnya di Pedukuhan IV Pleret, Panjatan, Kulon Progo mengadakan pembangunan pariwisata melalui Sawah Surjan. Seiring dengan pengelolaan ekowisata Sawah Surjan tersebut, menimbulkan berbagai perbedaan pendapat yang menimbulkan berbagai konflik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi dan manajemen konflik yang terjadi dalam pengelolaan ekowisata Sawah Surjan di Pedukuhan IV Pleret, Panjatan, Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini merujuk dengan teori konflik dan manajemen konflik menunjukan terdapat tipologi konflik jika dilihat dari pihak yang terlibat yakni, konflik antar individu antar pengelola lahan parkir di Wisata Sawah Surjan, konflik individu dengan kelompok antara pengelola lahan parkir dengan BUM Desa dan konflik antar kelompok antara pengelola terdahulu (Pokdarwis dan Karang taruna) dengan BUM Desa. Manajemen konflik yang sudah dilakukan yakni, a) negosiasi dalam penyelesaian konflik antar individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok, b) mediasi dan c) konsiliasi.NIM.: 18102050070 Ana Widiastuti2023-01-25T04:28:38Z2023-01-25T04:28:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55677This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/556772023-01-25T04:28:38ZPENDEKATAN TEORI KONFLIK GEORG SIMMEL TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA RAMAH DIFABEL DI YOGYAKARTA
(Studi Kasus : Walking-Walking)Konsep kawasan inklusif dan isu difabel memang sudah menjadi isu yang hangat di berbagai daerah Indonesia. Peraturan Pemerintah DIY Nomor 70 Tahun 2019 tentang Perencanaan, Penyelenggaraan dan Evaluasi terhadap Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas menunjukan bahwa Yogyakarta peduli terhadap isu difabel dan sedang dalam tahap mengupayakan dengan berbagai hal, salah satunya pelayanan wisata yang inklusif dan aksesibel. Pencapaian wisata yang inklusif tentunya akan melibatkan banyak pihak didalamnya, khususnya difabel. Namun minimnya pengetahuan tentang difabel dapat memicu konflik atau masalah terhadap pengembangan wisata inklusif. Penelitian ini menggunakan Walking-walking sebagai salah satu perusahaan travel yang memiliki konsep wisata inklusif dan dapat meminimalisir terjadinya konflik dalam pengembangan wisata inklusif.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi bagaimana pendekatan teori konflik George Simmel terhadap pengembangan wisata inklusif di Yogyakarta serta agar dapat mengetahui proses dan cara pengembangan wisata inklusif di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori konflik milik George Simmel yakni menganalisis bagaimana dan apa saja konflik yang terjadi terhadap pengembangan wisata inklusif di Yogyakarta yang dihubungkan dengan peran Walking-walking sebagai perusahaan travel yang memiliki konsep wisata untuk semua dan memberikan pelayanan wisata yang inklusif dan aksesibel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Hasil dari penelitian ini adalah, konflik yang terjadi pada pengembangan wisata inklusif di Yogyakarta berupa stigma negatif, diskriminasi, dan bullying/perundungan terhadap difabel yang berasal dari (dalam diri difabel) dan eksternal (masyarakat/wisatawan, pengelola wisata, dan pemerintah Adanya walking-walking sebagai triad/pihak ketiga dapat meminimalisir konflik dengan konsep wisata inklusif yang dimilikinya yakni dengan melakukan penyesuaian akses terhadap ragam difabel yang berbeda. Cara yang dilakukan oleh walking-walking dalam meminimalisir konflik melalui induksi, negosiasi, dan diplomasi dalam proses pelayanan wisata.NIM.: 18107020041 Winingsih2022-10-25T07:56:45Z2022-10-25T07:56:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54505This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/545052022-10-25T07:56:45ZKOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN SELAMA PANDEMI COVID-19
(Studi Deskriptif Kualitatif pada Objek Wisata Bukit Rhema di Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang)This study entitled marketing communication in increasing tourist visits during Covid-19 pandemic. The purpose of this study is to analyze the components of marketing communication used in Bukit Rhema as tourism objects to increase the tourist visits during Covid 19 pandemic. The types of research is descriptive qualitative, with deepth observation techniques and interviews with two informants, a senior supervisor and a junior supervisor at the Bukit Rhema. The issues discussed in this research is the succeed of Bukit Rhema as a tourist attraction in increasing tourist visits during the Covid-19 pandemic through the seven components of marketing communication from Kotler & Keller, those are: advertising, sales promotion, events and experiences, public relations, direct marketing, word of mouth marketing, and marketing via the internet. The results of this study indicates that the most advertising components in marketing communication that play a role in increasing tourist visits in Bukit Rhema during the covid 19 pandemic is Instagram and Facebook.NIM.: 15730025 Dinda Bekti Pertiwi2022-10-21T06:52:22Z2022-10-21T06:52:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54391This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/543912022-10-21T06:52:22ZPARTISIPASI SAHABAT ANSOR DALAM PENGEMBANGAN WISATA SUNGAI GUNUNG (SUGUN) PULAU BURUNG INDRAGIRI HILIR RIAUWisata Sungai Gunung (SUGUN) merupakan wisata yang memperlihatkan keindahan alamnya dan luasnya hamparan kebun kelapa. Pada tahun 2019, Sahabat Ansor dan Banser Kecamatan Pulau Burung mulai melakukan gotong royong sekaligus ziarah di makam Syekh Yakub. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk proses pengembangan wisata SUGUN. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi Sahabat Ansor, faktor pendukung dan faktor penghambat serta Sinergi Sahabat Ansor dalam pengembangan wisata SUGUN. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial Max Weber, yang terbagi menjadi empat tipe tindakan yakni tindakan rasional intrumental, tindakan rasionalitas berorientasi nilai, tindakan tradisional/tindakan karena kebiasaan, dan tindakan afektif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga bentuk partisipasi yakni partisipasi ide/gagasan, partisipasi tenaga, partisipasi keahlian, kreatifitas dan inovasi serta terdapat faktor pendukung dan penghambat partisipasi Sahabat dalam pengembangan wisata SUGUN. Adapun empat faktor-faktor pendukung partisipasi diantaranya; adanya amanah dari Habib Umar Muttohar, kewajiban tugas Sahabat Ansor, adanya keyakinan dan kepercayaan mengenai keberkahan seorang ulama, adanya rasa ingin tahu pada wisata SUGUN setelah makam waliyullah. Sedangkan faktor penghambat partisipasi terbagi menjadi tiga yakni; kondisi cuaca yang tidak menentu dan lebih sering hujan, adanya masalah dalam internal sahabat Ansor, masih kurangnya tingkat kepedulian masyarakat setempat dengan potensi wisata SUGUN.NIM.: 17107020052 Alfi Hidayah2022-10-21T02:52:29Z2022-10-21T02:52:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54382This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/543822022-10-21T02:52:29ZRELASI KUASA DI BALIK INDUSTRI TAMBAK UDANG LOKAL DI DESA ROMBEN BARAT KECAMATAN DUNGKEK KABUPATEN SUMENEPSecara umum industri tambak udang di kabupaten sumenep wilayah timur daya sudah menjadi penghasilan pokok bagi beberapa pemilik kuasa, dan relasi kuasa yang terjadi di balik industri tersebut melahirkan sebuah persaingan yang kemudian dikhawatirkan menimbulkan persaingan yang tidak sehat demi sebuah perebutan kekuasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk relasi kuasa dan mengungkap aktor-aktor pemilik kuasa di balik pembangunan industri tambak udang, penelitian ini dilakukan di Desa Romben Barat Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep, yang menurut peneliti ada beberapa bentuk relasi kuasa dan beberapa aktor yang sangat berpengaruh dalam kekuasaan di balik pembangunan tersebut. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori kekuasaan milik Michel Foucault.
`Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya bentuk relasi kuasa yang didominasi oleh beberapa aktor pemilik kuasa di balik industri tambak udang di Romben Barat, serta terbentuk tiga kelompok dalam bentuk manajemen yang berbeda guna untuk memperkuat kekuasaan aktor dalam relasi kuasa yang ada. Kekuasaan tersebut muncul karena adanya relasi yang kuat dengan beberapa pihak kuasa dan dukungan dari bawah yaitu anggota-anggota yang terus mendukung dalam kekuatan relasi kerjasama kelompok dengan beberapa pihak, seperti pihak pakan dan suplier lainnya.NIM.: 17107020061 Khairul Umam2022-09-20T02:54:39Z2022-09-20T02:54:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53224This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/532242022-09-20T02:54:39ZMANAJEMEN WISATA RELIGI PROGRAM PASAR RAKYAT JOGOKARIYAN YOGYAKARTA TAHUN 2021Penelitian ini berlatar belakang dari adanya program wisata religi berupa pasar rakyat yang diselenggarakan oleh Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk mengentaskan ekonomi UMKM warga Jogokariyan yang sempat menurun karena dampak dari pandemi covid-19. Program wisata religi pasar rakyat jogokariyan ini berhasil menumbuhkan kembali perekonomian warga Jogokariyan dengan cara memberikan stimulan berupa kupon bagi setiap warga yang berjamaah subuh di Masjid Jogokariyan, kemudian warga yang telah mendapatkan kupon bisa membelanjakannya kepada para pedagang yang telah menjadi UMKM binaan Masjid Jogokariyan Yogyakarta seusai kajian subuh. Berdasar latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai manajemen dalam wisata religi pasar rakyat jogokariyan yang diselenggarakan oleh Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana manajemen wisata religi yang diterapkan dalam program pasar rakyat di Masjid Jogokariyan Yogyakarta Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen wisata religi yang diterapkan pada program pasar rakyat di Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa manajemen wisata religi yang diterapkan dalam program pasar rakyat di Masjid Jogokariyan sudah baik dengan menjalankan empat fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan, walaupun dalam beberapa langkah pada perbedaan dengan teori yang telah dituliskan. Program Pasar Rakyat Jogokariyan ini sukses mengembalikan jumlah Jemaah salat lima waktu yang sempat berkurang Ketika PPKM berlangsung dan berhasil menumbNIM.: 18102040054 Mohammad Thomtowi2022-07-14T07:55:25Z2022-07-14T07:55:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51984This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/519842022-07-14T07:55:25ZPEMANFAATAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA DI KABUPATEN BANTUL
(Studi Deskriptif Pada Akun Instagram @explore.bantul)Saat ini, pemnggunaan smarthphone dan internet telah membuat kemajuan pesat sehingga tidak bisa dipungkiri jika popularitas media sosial juga berbanding lurus dengan presentase penggunaan smarthphone dan internet.
Penelitian ini difokuskan pada media sosial Instagram yang kini banyak digunakan oleh pelaku bisnis dalam mempromosikan produknya, salah satunya dalam promosi obyek wisata. @explore.bantul Wisata Kabupaten Bantul merupakan obyek wisata yang telah menggunakan peggunaan Instagram sebagai media mempromosikannya.
Studi ini mengulas bagaimana penggunaan fitur Instagram yang terkait dengan bentuk promosi sesuai dengan bauran promosi termasuk advertising, sales promotion, public relations dan personal selling dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif pada akun @explore.bantul.
Dalam proses pemanfaatan Instagram sebagai media promosi online Wisata Kabupaten Bantul, fitur instagram yang digunakan @explore.bantul telah memenuhi kriteria yang terkandung dalam elemen bauran promosi. Sehingga, penggunaan instagram berdasarkan fitur posting, followers, hashtag, quotes, geotagging, comment dan likes telah mendukung proses promosi yang baik.NIM.: 15730045 Siti Nurjanah2022-07-01T03:45:26Z2022-07-01T03:45:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51387This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/513872022-07-01T03:45:26ZPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
PADA ERA OTONOMI LUAS DI KABUPATEN GUNUNGKIDULKabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta yang identik dengan pesona keindahan pesisir pantai selatan, jajaran pegunungan seribu, goa karst serta wisata budaya dan religi. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dan masib asri merupakan aset Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam memajukan daerahnya. Otonomi daerah menjadi kunci dalam pengembangan potensi destinasi pariwisata. Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RP JPN) Tahun 2005 - 2025 memposisikan pariwisata sebagai salab satu prioritas sektor unggulan yang diharapkan mampu meningkatkan devisa negara di sektor non migas. Selaras dengan kebijakan nasional pada sektor pariwisata, penelitian in.i bertujuan untuk menjawab dan menemukan seperti apa kebijakan peogembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul dengan adanya otonomi seluas - Luasnya.
Metode penelitian yang digunakao peayusun adalab metode peoelitian lapangan (field reseach) dengan sifat penelitian deskriptif-analitis. Metode tersebut guna menganalisa kebijakan pengembangan destinasi pariwisata yang diambil oleb Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan meaggunakan teori politik bukum, desentralisasi, dan otonomi daerah. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan yuridis-empiris yakn.i penelitian yang dilakukan terbadap keadaan nyata dalam lingkungan Pemerintab Daerab Kabupaten Gunungkidul yang membidangi sektor pariwisata untuk selanjutnya diidentifikasi menggunakan peraturan perundang-undangan dan teori bukum.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan pengembangan destioasi pariwisata yang di ambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidu l belum mengoptimalkan asas otonomi daerah dengan memunculkan kreati vitas dan inovasi daerab. Selain itu, masih terdapat aturan pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahua 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tabun 2014 - 2025 (Perda RIPARDA) yang belum di bentuk sehingga meaimbulkan kekosongan hukum yang akan berakibat beberapa ketentuan dalam perda tersebut tidak dapat dilaksanakan dan tentunya akan menghambat capaian visi misi Bupati di sektor pariwisata.NIM.: 15340062 Endang Tri Utami2022-04-20T04:21:17Z2022-04-20T04:21:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50633This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/506332022-04-20T04:21:17ZTINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM
TERHADAP PRAKTIK DESTINASI PARIWISATA HALAL
(STUDI PADA MASYARAKAT PANTAI KUTE MANDALIKA LOMBOK)Provinsi Nusa Tenggara Barat mayoritas penduduknya beragama Islam, memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat bervariasi dan prospek bagi pengembangan kepariwisataan. Keberadaan geografis yang letaknya berdekatan dengan Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia ini menciptakan dan memberikan keuntungan tersendiri dalam distribusi wisatawan mancanegara, karena Provinsi NTB dianggap menjadi daerah tujuan wisata alternatif setelah Bali. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Daerah menjadikan Provinsi NTB sebagai destinasi pariwisata halal. Pariwisata halal dan secara umum terdapat perbedaan pada konsepnya. Pariwisata halal merupakan isu penting, karena menunjukkan lingkungan wisata yang mengacu pada ibadah dan kehalalan makanan dan minuman, untuk itu perlu mengetahui kesesuaian Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2016 tentang pariwisata halal dengan praktiknya di lapangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan di kawasan pantai Kute Mandalika Lombok, khususnya wisatawan tamu hotel dan wisatawan di tempat penyedia makanan dan minuman. Metode pengambilan sampel yang digunakan Accidental Sampling. Jumlah sampel wisatawan tamu hotel sebanyak 60 orang dan wisatawan di tempat penyedia makanan dan minuman 50 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan kuesioner wisatawan tamu hotel dan di tempat penyedia makanan dan minuman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 2 Tahun 2016 tentang Pariwisata Halal dalam hal industri pariwisata halal (akomodasi dan penyedia makanan dan minuman) di pantai Kute Mandalika Lombok belum berjalan dengan efektif dan maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya makanan dan minuman yang tidak halal seperti minuman beralkohol di restoran hotel. Manajemen yang dilakukan pengelola pariwisata halal dalam hal akomodasi masih kurang baik dan kurang profesional sebagai contoh: identitas tamu hotel tidak diminta, restoran yang meragukan kehalalan makanan, informan yang tidak menemukan peralatan sholat. Jual beli yang tidak sama-sama ridha seperti pedagang asongan yang memaksa wisatawan untuk dibeli barangnya. Hal tersebut sudah diatur pada pasal 14 dan 15 tentang akomodasi (pelayanan), penyedia makanan dan minuman yang bertujuan sebagai pedoman bagi pengelola pariwisata dalam memberikan pelayanan pariwisata halal kepada wisatawan. Hal ini berarti seluruh aspek kegiatan wisata tidak terlepas dari sertifikasi halal yang harus manjadi acuan bagi setiap pelaku pariwisata. Untuk itu, Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2016 tentang pariwisata halal harus ditegakkan.NIM.: 16380060 Hilman Jayadi,2022-04-06T06:30:33Z2022-04-06T06:30:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50328This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/503282022-04-06T06:30:33ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS WISATA TOP SELFIEDI KAKI GUNUNG MERBABU KUNCI YOGYAKARTAIndonesia terkenal sebagai negara kepulauan dengan sumberdaya alam yang melimpah. Namun masih saja negara ini tergolong sebagai negara berkembang atau negara dengan taraf kesejahteraan yang masih rendah. Perlu berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya yaitu dengan mengali potensi alam yang ada untuk dijadikan wahana wisata, seperti wisata Top Selfie yang berada di Dusun Kragilan, Desa Pogalan, Kecamataan Pakis, Kabupaten Magelang. Peneliti tertarik untuk menkaji bagaiman proses serta mendeskripsikan hasil dari pemberdayaan masyarakat berbasis wisata Top Selfie.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengujian data untuk memperoleh keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber.
Adapun proses pemberdayaan yang ada di “Top Selfie” dimulai dari proses penyadaran yang diawali dari tahapan sosialisasi dan tahap pemberian cantoh yang baik. Proses yang kedua adalah proses masyarakat mendapatkan imbalan yang sesuai dengan pengorbannya. Proses yang ketiga adalah proses pendayaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan berbasis wisata Top Selfie menghasilkan, satu adalah sosial keorganisasian. Hasil yang kedua adalah Ekonomi. Sedangkan hasil pemberdayaan yang ketiga adalah pendidikan.NIM.: 16230058 Wahyudi2022-03-01T02:11:11Z2022-03-01T02:11:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49750This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/497502022-03-01T02:11:11ZPENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019The tourism sector is one of the strategic sectors that support national development. The development of tourism also encourages and accelerates economic growth. Tourism activities create demand, both consumption and investment which in turn will give rise to the production of goods and services. This study examines the influence of the tourism sector on economic growth in Indonesia in 2015-2019. This research approach uses a quantitative approach. The data used is panel data from 34 provinces in Indonesia. Based on the results of testing the model specifications, it is found that the best model used is REM (Random Effect Model). The results showed that the investment variables and the number of businesses had a positive and significant effect on economic growth in Indonesia. Meanwhile, the variable number of tourists and the average length of stay have no effect on economic growth in Indonesia.NIM.: 19208012022 Yuliana2022-02-18T10:29:08Z2022-11-15T02:26:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49417This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/494172022-02-18T10:29:08ZFactors Affecting Tourist Satisfaction on Halal Tourism in Bukittinggi City, West SumatraThe objectives of this study are to test the relationship between tourism motivations and tourist satisfaction, and to test how ‘Religion’ moderates the relationship. The variable ‘Religion’ is represented by the availability of Islamic norms and practices which are relevant to tourism at the destination. The results of the Partial least square (PLS) indicated that the tourism motivations are significantly and positively related to tourist satisfaction. The results also showed that Islamic attribute significantly affect the tourist satisfaction. Travel motivation consisting of pull motivation and push motivation has also been shown to have a significant effect on tourist satisfaction. travel motivation relationship between pull motivation and tourist satisfaction.- Akhmad Yusuf Khoiruddin2022-02-16T02:36:32Z2022-02-16T02:36:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49002This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/490022022-02-16T02:36:32ZFIKIH PARIWISATA INDONESIA (STUDI FATWA DSN-MUI NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PARIWISATA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM KERANGKA ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMINPariwisata syariah mulai berkembang di Indonesia sejak dicanangkannya Wisata Syariah Indonesia dalam Indonesia International Halal Expo (INDHEX) di Jakarta pada tahun 2013. Untuk memastikan aspek syariahnya, pemerintah lalu menggandeng DSN-MUI sehingga dikeluarkanlah Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. Sejauh ini, fatwa tersebut cenderung menggiring pariwisata ke arah yang eksklusif dan hanya menguat terhadap pengendalian akidah dan ubudiah para pelaku wisata muslim. Penelitian ini secara spesifik mengkaji mengapa fatwa tersebut cenderung eksklusif, sejauh mana fatwa tersebut memenuhi kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin, serta bagaimana ketentuannya dalam perspektif filsafat ilmu.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan jenis library research dan bersifat deskriptif-analitik-kualitatif. Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan filsafat ilmu. Data yang digunakan adalah data primer berupa Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah, buku Fikih Akbar dan buku Filsafat Pariwisata. Data-data tersebut diperoleh dengan teknik penelaahan atau pembacaan kemudian diinventarisir dan dijadikan bahan analisis dengan menggunakan teori Islam rahmatan lil ‘alamin.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya kecenderungan eksklusivisme dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah karena hegemoni fatwa MUI tentang keharaman pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama dan dominasi dalil-dalil normatif (syar’i), sementara “dalil-dalil sosiologis” yang dapat mengarah pada inklusivisme fatwa tidak disinergikan dan dimasukkan dalam pertimbangan dalilnya. Dalam aspek kebijaksanaan dan budaya musyawarah, fatwa tersebut telah memenuhi kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin. Sedangkan dari sisi aspek ilmu pengetahuan, realisme dan pengalaman masyarakat lain, fatwa tersebut belum memenuhi kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin. Kemudian dalam perspektif filsafat ilmu, fatwa tersebut tidak memenuhi aspek ontologi pariwisata yang menempatkan manusia sebagai objek yang diteliti. Dari sisi epistemologi, fatwa pariwisata syariah tersebut telah memenuhi aspek epistemologis yang dibuktikan dengan adanya dalil-dalil syar’i ditetapkan berdasarkan metodologi hukum Islam oleh para ulama yang otoritatif di lingkungan DSN-MUI. Adapun aspek aksiologi dalam fatwa tersebut berada pada posisinya sebagai acuan normatif (syar’i) penyelenggaraan pariwisata syariah di Indonesia, dengan tujuan mewujudkan kemaslahatan universal dan inklusif. Adapun aksiologi fatwa dalam kaitannya dengan kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin, ialah mewujudkan hidup baik dengan indikator sejahtera, damai dan bahagia. Untuk mewujudkan hidup baik, memerlukan sinergi antara fatwa dan aspek kebijaksanaan, realisme, ilmu pengetahuan, hasil musyawarah dan pengalaman masyarakat lain sebagai paradigma Islam rahmatan lil ‘alamin.NIM.: 19203010017 Moh. Rasyid2021-12-07T03:12:03Z2021-12-07T03:12:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47560This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/475602021-12-07T03:12:03ZPENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN OBJEK WISATA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (STUDI KASUS DI DINAS PARAWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA AMBON)Tourist attraction is a potential place to be developed as a source of regional income that can provide benefits to the area where tourist attractions are located. In Indonesia, there are many tourist attractions that become tourist attractions, one of which is in the city of Ambon. Ambon City has quite a lot of tourism potential so that it makes visitors confused in determining the tourist attractions to be visited given the lack of tourist information in the city of Ambon. For that we need a system that is able to facilitate in providing recommendations and information on attractions that will be visited.
There are problems in determining tourist destinations, conducted research that aims to create a decision support system for selecting the best tourist attraction using Analytical Hierarchy Process methods and Techniques for Order Preference with Similarities to Ideal Solutions. The Analytical Hierarchy Process method is used to determine the weighting criteria, then the results of the weighting of the Analytical Hierarchy Process method will then be inputted in the calculation of the Technical method for Order Preference with Similarity to an Ideal Solution. The final results of this study the higher the percentage results, the higher the tour will be preferred by selected tourists.
The results of this study indicate that Namalatu Beach gets the highest percentage of 0.831. So it can be said that this system is relevant to be used in decision making to determine the Ambon city tourist attractionNIM.: 16650010 Muhammad Wahyu Lambulusy2021-12-06T04:02:27Z2021-12-06T04:02:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46895This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/468952021-12-06T04:02:27ZSTRATEGI PROMOSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
TEMANGGUNG DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA PADA
MASA PANDEMI COVID-19Strategy is the important way to increase the number of visitors. Tourism
activists are required to innovate so that is expected to increase tourist attraction. The
existence of this covid-19 pandemic certainly has a bad impact on tourism sector
especially because of the government regulations in the form of the 3M Health Protocol
(Wearing masks, maintaining distance, and washing hands with soap). During this
Covid-19 pandemic, the visitors of tourism district is decreasing. for this reason, an
analytical strategy carried out by the Temanggung Regency Culture and Tourism
Office is needed to increase the number of tourist visits.
This study aims to identify and describe the tourism promotion strategy carried
out by the Temanggung Regency Culture and Tourism Office in developing regional
tourism during the COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative method with
primary and secondary data sources. The main data used is from the Temanggung
Regency Office, then interviews with the agency and stakeholders in the tourism sector
of the Temanggung area. Data analysis was carried out through data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results of this study conclude that the promotional strategy carried out by
the Temanggung Culture and Tourism Office is the application of health protocols and
optimization of social media platforms. The promotional strategy used in developing
Temanggung tourism has Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats.
The strength of a social media strategy that has been used is very suitable for
this pandemic situation. The weaknesses of the strategy that has been used is there is
no content creator special team to handle that promotion strategy. Furthermore, the
opportunity for the promotional strategy to be used is it does not require large amounts
of accommodation. The drawback of this strategy is that some other areas that have the
same promotional strategy have better and more interesting content and websites.NIM.: 16730066 Annida Rafida Fitri2021-12-02T03:40:10Z2021-12-02T03:40:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47442This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/474422021-12-02T03:40:10ZSTRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BATU PANDANG RATAPAN ANGIN SEBAGAI DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN WONOSOBOPenelitian ini menjelaskan tentang strategi dan hasil pengembangan Objek Wisata Batu Pandang Ratapan Angin Dieng yang terletak di Dusun Jojogan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini menggali konsep pengembangan destinasi Objek Wisata Batu Pandang Ratapan Angin yang berbasis alam dengan pendekatan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis dengan menggali kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman objek wisata. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil dari penelitian ini mendeskripsikanbahwa strategi pengembangan Objek Wisata Batu Pandang Ratapan Angin adalah merencanakan pengembangan wisata dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Strategi tersebut juga memperhatikan faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi penghambat maupun potensi dalam pengembangan objek wisata. Hasil dari strategi pengembangan tersebut yaitu meningkatkan kepedulian penduduk terhadap objek wisata, meningkatkan kemandirian penduduk, meningkatkan pendapatan penduduk dan membuka lapangan pekerjaan penduduk Dusun Jojogan.NIM.: 17102030074 Ahmad Maulana Yusuf2021-11-25T03:04:05Z2021-11-25T03:04:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46987This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/469872021-11-25T03:04:05ZPENGARUH MENONTON VIDEO TRAVELLING CHANNEL YOUTUBE “DEKJAW SABAR” TERHADAP MINAT BERWISATA ANGGOTA KOMUNITAS APES (ANAK PONDOK EDAN SCOOTER)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menonton traveling video menggunakan vespa keliling Indonesia pada channel Youtube “Dekjaw Sabar” terhadap minat atau ketertarikan berwisata pada anggota komunitas APES (Anak Pondok Edan Scooter). Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori terpaan media, teori S-O-R, dan minat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Survey merupakan metode riset dengan menggunakan kuesioner.
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi pearson product moment menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,404 dan nilai signifikansi 0,001, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara menonton akun Youtube “Dekjaw Sabar” terhadap minat berwisata anggota Komunitas Apes. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha (Hipotesis Alternatif) diterima dan H₀ (Hipotesis Nol) ditolak.NIM.: 16210030 Dina Rizky Fitriana2021-11-18T07:23:13Z2021-11-18T07:23:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46981This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/469812021-11-18T07:23:13ZPENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016-2020The development of the tourism sector in the last few decades has increased significantly. The tourism sector is considered to have an important role in encouraging economic growth, with its contribution to GDP increasing. This study aims to observe the influence of the tourism sector on regional economic growth in the province of Central Java. The variables of the tourism sector in this study are the number of tourists, tourist attractions, tourism sector workers, hotels and tourism sector income. The data used in this study is panel data, namely all districts/cities in Central Java in 2016-2020. This study uses panel data regression analysis using the FEM (Fixed Effect Model) model. The results showed that the number of tourist attractions, tourism sector workers, hotels and tourism sector income had a significant positive effect on regional economic growth. The number of tourist visits has no significant effect on the economic growth of the Central Java region. The findings of this study can be taken into account by policy makers to manage the tourism sector well so that tourism's contribution can increase economic growth.NIM.: 19208010051 Imam Syafi’i2021-10-22T08:22:07Z2021-10-22T08:22:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45726This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/457262021-10-22T08:22:07ZMANAJEMEN PERJALANAN HAJI DI KABUPATEN KEBUMEN PERSPEKTIF PARIWISATAPemerintah sebagai penyelenggara ibadah haji berkewajiban memberikan layanan pembinaan dan perlindungan yang baik bagi seluruh jamaah haji. Urgensi penelitian ini menjelaskan tentang manajemen perjalanan haji yang dilakukan pemerintah mulai dari pembuatan rencana, tahap pengorganisasian, sistem pelaksanaan dan pengawasan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ibadah haji sejatinya tidak hanya urusan teologi saja, tetapi terdapat unsur pariwisata sebagai pelengkap perjalanan ibadah haji (complementarity). Konsep manajemen pariwisata reinvensi dengan sistem layanan peserta haji. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan melakukan wawancara yang dilakukan kepada pejabat yang berwenang dan sumber lain yang terkait (key person) serta studi pustaka.
Fokus studi penelitian ini menjelaskan tentang manajemen perjalanan haji yang dilakukan pemerintah. Perencanaan haji yang dipersiapkan setiap tahunnya mengalami pergeseran-pergeseran yang disesuaikan dengan regulasi pemerintah. Pengorganisasian haji dilakukan seirama dengan jumlah jamaah dan peraturan baik di dalam negeri maupun peraturan Arab Saudi. Pelaksanaan haji banyak ditentukan oleh situasi dan kondisi di tanah suci. Dengan alasan karena proses ibadah haji terfokus di Arab Saudi secara bersamaan waktu, lokasi, dan semua aktivitasnya. Evaluasi haji banyak dilakukan oleh negara asal jamaah haji dengan menilai kegiatan haji secara keseluruhan yang dilakukan oleh masing-masing negara. Permasalahan haji dalam penelitian ini terletak pada bagaimana potret manajemen perjalanan haji di Kabupaten Kebumen dan mengapa model pengelolaan pariwisata dapat diterapkan kedalam pengelolaan haji. Metodologi penelitian ini merupakan merupakan penelitian deskriptif yang menjelaskan potret manajemen perjalanan haji di Kabupaten Kebumen dan model pengelolaan pariwisata. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan menggunakan data primer yang berupa hasil wawancara. Sedangkan data sekunder berasal dari studi pustaka.
Hasil penelitian ini terdapat potret manajemen perjalanan haji di Kabupaten Kebumen yang menerangkan bahwa Kabupaten Kebumen menyelenggarakan ibadah haji dengan melaksanakan bimbingan manasik haji dan pemberangkatan jamaah haji dari Kabupaten Kebumen ke mbarkasi Donohudan serta pemulangan jamaah haji dari Debarkasi Donohudan ke Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian yang lain, mengapa manajemen pariwisata dapat diterapkan kedalam manajemen haji, sebab manajemen pariwisata reinvensi dengan manajemen haji. Manajemen pariwisata berupa aset wisata, akomodasi, transportasi dan pelayanan serta pemasaran dapat diimplementasikan kedalam manajemen haji berupa pendaftaran haji, BPIH, pembimbingan ibadah haji dan akomodasi serta transportasi haji.NIM.: 1330016006 Mugiyanto, Bc.T., S.E., M.Si.2021-09-24T09:19:47Z2021-09-24T09:19:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44752This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/447522021-09-24T09:19:47ZKEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DUSUN BAROS PENDEKATAN MAṢLAḤAH MURSALAH
(STUDI IMPLEMENTASI SURAT KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 284 TAHUN 2014 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN PESISIR DI KABUPATEN BANTUL)Sejak tahun 2014 pemerintah kabupaten Bantul menetapkan daerah pesisir di Dusun Baros, Desa Tirtoharjo sebagai kawasan konservasi taman pesisir berupa
pengelolaan hutan mangrove dan penangkaran Penyu. Kawasan hutan mangrove di dusun Baros menjadi salah satu pencadangan kawasan konservasi pesisir yang paling
potensial di kabupaten Bantul. Pemerintah kabupaten Bantul mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 284 tentang pencadangan Kawasan Konservasi Pesisir. Secara
struktural kebijakan ini berada di bawah kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. Kebijakan tersebut memprioritaskan bantaran muara sungai Opak
sebagai objek utama penyelamatan lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Hutan Mangrove, Dusun Boros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Hutan Mangrove selain dapat menghindari bencana, telah menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat dengan pengelolaan kalangan pemuda desa dengan
mendirikan organisasi KP2B (Keluarga Pemuda-Pemudi Baros).
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana implementasi kebijakan pengelolaan hutan mangrove berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor
248 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir di Kabupaten Bantul serta bagaimana dampak kebijakan pengelolaan hutan mangrove terhadap kemaslahatan masyarakat dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek,
Kabupaten Bantul DIY. Penelitian ini memiliki jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat
deskriptif analisis. Selanjutnya data yang didapat dianalisis dengan teori maṣlaḥah mursalah. Objek kajian ini adalah hutan mangrove dan Surat Keputusan Bupati Nomor 248 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir di Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini menemukan Keputusan Bupati Bantul Nomor 284 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir di Kabupaten Bantul ditinjau dari
aspek hukum administrasi negara sudah sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat. Namun keputusan ini tidak diimbangi dengan program jangka panjang.
Pemerintah kabupaten Bantul terkesan kurang maksimal untuk menindaklanjuti potensi wisata yang ada di kawasan hutan mangrove baros. Selain itu tidak ada
persoalan substansial peneliti temukan, hanya saja kendala teknis dalam mengumpulkan data. Hal ini perlu diperhatikan oleh peneliti selanjutnya. Selain itu diperlukan penelitian lebih mendalam terkait efektivitas kebijakan pemerintah dalam
mengelola kawasan hutan mangrove baros.NIM.: 13370070 Nur Rika Cahyanto2021-09-20T07:44:09Z2021-09-20T07:44:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43144This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/431442021-09-20T07:44:09ZMODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA (STUDI DI OBJEK WISATA UMBUL SUSUHAN DESA MANJUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN)Sektor pariwisata penting dalam pembangunan ekonomi bagi masyarakat. Objek wisata dapat membuka peluang usaha untuk warga sekitar. Dengan membangun kerjasama yang baik, maka tujuan dalam pengembangan wisata dapat tercapai dengan mudah, salah satunya dengan modal sosial. Modal sosial merupakan sumber daya dalam hubungan antar manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam mengelola objek wisata Umbul Susuhan, modal sosial masyarakat sangat penting untuk menjadi awal dalam pengembangan objek wisatanya. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga proses, yaitu reduksi data, display dan verifikasi data. Lokasi penelitian dilakukan di wisata Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Sejak diresmikan tahun 2017, wisata ini mengandalkan warganya sebagai penggerak agar bisa mengembangkan
wisata dengan modal sosial yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan objek wisata Umbul
Susuhan Desa Manjungan sampai saat ini berjalan dengan baik, meskipun ada hambatan yang terjadi karena miskomunikasi dan kurang maksimalnya pengelolaan. Pengembangan objek wisata ini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menjadikan ekonomi lebih baik. Hasil pendapatan juga disumbangkan ke tempat ibadah, santunan, dan iuran BPJS masyarakat kurang mampu. Modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat sangat berguna bagi
pengembangan objek wisata Umbul Susuhan Desa Manjungan. Pada aspek kepercayaan, diantara pengelola tergolong lemah. Hal ini terjadi karena krisis kepercayaan dan menganggap pengelola lain tidak memiliki kemampuan untuk
mengelola objek wisata Umbul Susuhan. Pada aspek norma, diwujudkan dalam bentuk AD/ART organisasi BUMDes dan peraturan non formal yang harus ditaati bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam pengeloaan objek wisata Umbul
Susuhan. Pada aspek jaringan, terdapat keterlibatan secara aktif dari pengelolan, PKK, dan karyawan. Selain itu, juga diadakan beberapa rapat pengelola. Tetapi rapat karyawan baru dilakukan sekali. Sejauh ini, belum ada kegiatan bersama
antara pengelola, PKK, dan karyawan.NIM.: 16720022 Veri Titis Widiawatin2021-09-09T01:48:25Z2021-09-09T01:48:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44074This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/440742021-09-09T01:48:25ZDAMPAK PERKEMBANGAN WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI DUSUN MENGGORAN II, DESA BLEBERAN, PLAYEN, GUNUNGKIDULPariwisata sebagai sektor yang cukup menjanjikan memiliki potensi dalam mengembangkan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, pariwisata juga ketika dihadapkan pada kondisi saat ini, dimana wabah merebak menjadi salah satu yang terpukul dan memaksanya untuk menutup diri. Sehingga hasil perolehan dari sektor ini nyaris nihil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak perubahan sosial ekonomi dikarenakan objek wisata Air Terjun Sri Gethuk. Selanjutnya peneliti juga bertujuan melihat bagaimana Covid-19 berdampak pada kondisi sosial ekonomi mereka berhubungan dengan objek wisata.
Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial ekonomi yang di dalamnya mencakup bagaimana perubahan ini terjadi termasuk sumber-sumber dan bentuk perubahan, hingga dampak-dampak perubahan ini, baik dampak langsung dan dampak tidak langsung. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Sedangkan tenik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi di lingkungan objek wisata Air Terjun Sri Gethuk. Wawancara dilakukan kepada sebelas (11) informan meliputi kepala dusun dan kepala dukuh, serta penduduk yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata ini, dan dokumentasi mengenai objek wisata air terjun Sri Gethuk. Teknik analisis yang digunakan mengacu pada model Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data pada data yang dipandang menyimpang dari fokus penelitian, penyajian data berupa teks naratif deskriptif, dan verifikasi untuk kemudian disimpulkan dari hasil pemaparan data atau temuan yang telah dianalisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Sri Gethuk yang dimulai sejak tahun 2010, memberikan dampak bagi perubahan sosial-ekonomi masyarakat di Desa Bleberan, khususnya mereka yang tinggal di Menggoran II tempat objek wisata itu berada. Sumber-sumber perubahan ini meliputi potensi alam, ide, tradisi, dan kondisi ekonomi warga. Selain itu perubahan dirasakan warga cenderung ke arah positif, adanya local empowerment, pengembangan sumber daya manusia, dan pergeseran secara positif ekonomi warga sebagai bentuk perubahan sosioekonomi. Dampak pengembangan objek wisata ini selama pandemi Covid-19 sendiri bagi penghasilan warga yang mengelola Sri Gethuk secara umum sementara hilang mata pencaharian dari objek wisata dan mendorong mereka mencari alternatif perolehan lain dan mulai secara penuh menggeluti lagi sektor pertanian. Pandemi juga berdampak secara tidak langsung kepada penguatan solidaritas sosial mereka.NIM.: 15720043 Reni Tri Hastuti2021-07-19T00:06:19Z2021-07-19T00:06:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42913This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/429132021-07-19T00:06:19ZKOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA TEBING BREKSI
MELALUI AKUN INSTAGRAM @tebingbreksi_official
(Suatu Studi Deskriptif Kualitatif)In running a business entity to achieve the purpose of promoting such products
using the stage of marketing communications for enterprises including tourism. This
study describes how the implementation stages of marketing communications on social
media in Taman Wisata Tebing Breksi Yogyakarta to promote tourism in particular
through @tebingbreksi_official Instagram account. This study used the descriptive
qualitative method. Data collection in this study was conducted by interview and
documentation methods. To Check the validity of the data using the triangulation
method of data from trusted sources. The results of this study indicate that the
marketing communication stage on social media, especially Instagram, can be used as
a means to promote tourism. There are 3 stages of marketing communication, namely
Market Segmentation (Segmentasi Pasar), Target Pemasaran, and positioning. The
application of these 3 stages is used for social media Instagram when the process of
providing information in the form of persuasive sentences and reminders through
features including, Followers, Hashtags, Arrobas, Social Networks (Jejaring Sosial),
Uploads, Photo Effects (Efek Foto), Captions, and Likes. Taman Wisata Tebing Breksi
Yogyakarta has implemented marketing communication stages to promote its tourism.NIM.: 13730080 Bonita Rausyni Kareem2021-06-09T07:44:15Z2021-06-09T07:44:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42250This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/422502021-06-09T07:44:15ZANALISIS JUMLAH HOTEL, JUMLAH RESTORAN, JUMLAH WISATAWAN, DAN JUMLAH OBJEK WISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI BALI TAHUN 2010-2018This study aims to analyze the effect of the number of hotels, the number of restaurants, the number of tourists and the number of attractions on employment in the Province of Bali in 2010-2018. This research includes quantitative research using secondary data obtained from the Central Statistics Agency and the Bali Provincial Tourism Office The method used in this research is panel data regression (combination between time series and cross section). The population in this study were 9 districts registered with the Central Statistics Agency of Bali Province during the period 2010-2018. The analysis technique used panel data regression analysis of random effect models using EViews 9. The results showed that in the period 2010 to 2018 the variable number of hotels, the number of restaurants, the number of tourists and the number of attractions together had a significant and positive effect on employment in the Province of Bali. Value of determination coefficient obtained by 70,76%. Means that the independent variable is able to explain the dependent variable of 70,76% while the remining 29,24% is explained by the variable outside the model.NIM.: 16810036 M. Rahmadan2021-02-27T00:16:35Z2021-02-27T00:16:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42048This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/420482021-02-27T00:16:35ZMODEL OF HALAL TOURISM MANAGEMENT IN BUKITTINGGI CITY, WEST SUMATRA PROVINCE, INDONESIAThe development of the halal tourism industry in Indonesia has increased in recent
years. It is along with the support of the central government and also some local
governments. Bukittinggi City in the Province of West Sumatra is a tourist city that
has the potential to develop halal tourism. This study examines the model of managing
Halal Tourism in the Bukittinggi City, West Sumatra Province, with the Penta Helix
model that must involve various parties. The data was obtained from a questionnaire
filled out by tourism policy stakeholders in the Bukittinggi City, which included
business operators, local government officials, academics, religious leaders, and
community leaders. The data is then processed by calculating the Priority matrix to
produce alternative policies for the development of halal tourism. Collaboration
between all components is very crucial. Policy priorities that must be selected and
implemented by the Bukittinggi City government and all tourism people to develop
halal tourism based on Analytical Hierarchy Process (AHP) and SWOT analysis are a
collaboration with all tourism stakeholders, increase awareness of the importance of
halal products, including in the field of tourism, and overcoming the limitations of halal
restaurants and sharia hotels certified by Indonesian Ulama Council (MUI). This
research contributes to the development of halal tourism in other areas to remain in
accordance with Islamic values but also in harmony with local customs and culture.- Akhmad Yusuf Khoiruddin- Muhammad Ghafur Wibowo2021-01-08T02:55:51Z2021-01-08T02:55:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41827This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/418272021-01-08T02:55:51ZTATA KELOLA KEUANGAN BUMDES BANGUN KARYA DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DESA : STUDI KASUS DI DESA GIRIKARTO KABUPATEN GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan dampak tata kelola keuangan BUMDes Bangun Karya dalam mengembangkan pariwisata Desa Girikarto Kabupaten Gunungkidul. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara, dan lacak dokumentasi. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah analisis interaktif diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penyajian data penelitian ini dalam bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya data yang diperoleh dalam penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa proses tata kelola keuangan BUMDes Bangun Karya dalam mengembangkan pariwisata desa melalui proses perencanaan kinerja dan anggaran, pelaksanaan dan pertanggung jawaban keuangan, pencatatan dan pelaporan keuangan, serta menyusun rencana induk pengembangan. Dari proses tersebut terlihat perputaran keuangan BUMDes Bangun Karya yang banyak dihasilkan dari pengelolaan pariwisata di kawasan pantai Desa Girikarto. Sebagai badan usaha yang baru saja berdiri selama kurang lebih 3 tahun dengan modal 42 juta mampu memberikan perubahan, ditandai dengan tata kelola keuangan yang baik dalam mengembangkan pariwisata desa sehingga menumbuhkan peluang usaha bagi masyarakat Desa Girikarto. Dalam proses tata kelola keuangan BUMDes Bangun Karya menerapkan prinsip teori good governance yaitu transparansi dan akuntabilitas sebagai upaya mewujudkan asas keterbukaan dan pertanggungjawaban pelaporan keuangan. Adapun dampak yang ditimbulkan dengan adanya tata kelola keuangan tersebut adalah membuka lapangan pekerjaan, menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan memberdayakan organisasi karang taruna.NIM 16230056 Nurmaidhah2020-10-13T02:20:20Z2020-10-13T02:20:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38613This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/386132020-10-13T02:20:20ZIMPLENTASI PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2016
PASAL 4 AYAT (1) PADA DINAS PERIZINAN PARIWISATA
PERHOTELAN PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYYAHABSTRAK
Sektor pariwisata merupakan sektor yang diandalkan oleh Pemerintahan
Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya adalah pariwisata
perhotelan. Yogyakarta adalah kota pariwisata dan budaya, maka tidak heran
banyak wisatawan yang berlibur. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, tak
lupa meningkat pula pembangunan hotel. Pada dasarnya pembangunan
dimaksudkan untuk memfasilitasi wisatawan. Dengan meningkatnya
pembangunan hotel secara terus-menerus tanpa terkendali, akan menimbulkan
permasalahan pada lingkungan fisik maupun masyarakat.
Penelitian ini menganalisis deskripsi Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2016
yang mengatur tentang pemberhentian sementara hotel, kondotel dan apartemen.
Dilihat dari pembangunan hotel yang menyebabkan permasalahan, Diantaranya
permasalahan daya tampung lingkungan, saluran air, pengelolaan limbah serta
ruang terbuka. Penelitian tersebut dianalis dengan siyasah dusturiyyah, dimana
metode penelitian yang menggariskan kebijakan-kebijakan, asas-asas, muatan
materil dan sumber hukum dari agama Islam. Kebijakan yang sesuai dengan
prinsip Islam yaitu mengedepankan kemaslahatan masyarakat.
Hasil dari penelitian mengemukakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 6
Tahun 2016 pasal 4 Ayat 1 yang menerangkan pemberhentian sementara
pembangunan hotel dinilai tepat untuk disahkan. Alasan pertama, permasalahan
infrastuktur yaitu fasilitas umum belum mencukupi di wilayah Sleman dan
menata kembali sarana yang belum terpenuhi. Sehingga pembangunan hotel
dengan pembangunan infrastuktur akan seimbang. Kedua, dampak lingkungan
hal ini timbul karena aktifitas hotel yang padat terutama pada musim liburan,
baik itu berupa limbah ataupun penggunaan air tanah secara berlebihan. Ketiga,
dampak sosial yaitu dampak terjadi adanya gesekan masyarakat disekitar hotel,
baik dari segi manajemen, pengelolaan limbah ataupun lainnya. Hal ini yang
menjadi pemicu konflik warga dengan hotel karena hak warga yang dilanggar.
Dalam sudut pandang tata negara Peraturan ini disahkan guna sebagai pemecah
masalah baik dilingkungan tata kelola kota, memperbaiki sarana-prasarana dan
mencegah konflik warga dengan pihak hotel. Sementara dalam sudut pandang
hukum yaitu melindungi hak-hak yang dilanggar. Masyarakat berharap
pembangunan dapat sejalan dengan konsep kemaslahatan dan pembangunan
secara berkelanjutan. Dari beberapa alasan ditetapkapkann pola peraturan
mengandung kesesuaian yang ada dalam ajaran Islam. Meliputi konsep
kemaslahatan pada masyarakat dan perlindungan hukum14370071 KIKI KUSMAYANA2020-08-11T06:52:17Z2020-08-11T06:52:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40056This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/400562020-08-11T06:52:17ZIMPLICATIONS OF HALAL TOURISM SECTOR TO OPTIMIZE REGIONAL OWN SOURCE REVENUE OF TAX AND TOURISM CHARGES IN EAST LOMBOK REGENCYThe conduction of the present study was motivated by proliferation of authority of Regional Government regarding the enactment of a Regional Regulation on tourism which is not followed by a synchronized functions. All involved parties had a strong argument in defending a religious regulation, thus, it consequently led to a multi-interpreted, conflictual and disobedient legal situations which created a disharmony between one and other rules. The type of the present study is a normative legal research. It emphasizes literature study with the focus of the research in principles of law, systematics of law, synchronization of law and legal history. Besides, this was also a descriptive research. The conclusions of the present study are, (1) the decentralization of tourism management gave authority to the Regional Government in forming legal products to increase Regional Own- source Revenue, (2) the Regional Government of West Nusa Tenggara Province needs to pay more attention to the principles and basis of lex superior derogat legi inferiori in establishment of the West Nusa Tenggara Province Regulation No. 2 Year 2016 concerning Halal Tourism. This can be seen from the material regulated in the Regional Government Regulation which had a religious nuance, so that Halal tourism did not maximally contribute to the Regional Own-source Revenue in recreation and sport center charges.Fadjar HarimurtiAbdul Kadir JaelaniIswantoro Iswantoro2018-01-17T06:38:36Z2018-01-17T06:38:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29030This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/290302018-01-17T06:38:36ZPEMBANGUNAN TERINTEGRASI DALAM MEWUJUDKAN KOTA PARIWISATA BERTARAF INTERNASIONAL: STUDI KASUS DI KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi yang diterapkan pemerintah daerah guna melaksanakan pembangunan terintegrasi dalam mewujudkan Banyuwangi sebagai kota pariwisata internasional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam mewujudkan Banyuwangi sebagai kota pariwisata internasional, pembangunan terintegrasi dilakukan melalui tiga langkah konsolidasi utama. Hal tersebut antara lain peningkatan infrastruktur untuk akses menuju wisata unggulan, konsolidasi kekayaan budaya lokal, dan konsolidasi komunitas pariwisata. Melalui langkahlangkah tersebut, angka kunjungan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun serta Banyuwangi mendapatkan berbagai penghargaan atas prestasi dan kontribusinya di sektor pariwisata.Bayu Mitra Adhyatma Kusuma2018-01-17T06:32:04Z2018-01-17T06:32:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29026This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/290262018-01-17T06:32:04ZRELEVANCY OF LAW NO. 10 YEAR 2009 ABOUT TOURISM TOWARDS CREATIVE ECONOMY AS A NEW PLATFORM OF TOURISM DEVELOPMENT IN INDONESIAIt is necessary for human beings to become as creative as possible in order to maintain their viability. It can be said that human creativity emerges ever since the existence of humans on planet earth itself. Since year 2011 until now, Indonesia is the only country in the world having a big institution that uses the term creative economy that is the Ministry of Tourism and Creative Economy, formerly known as Ministry of Culture and Tourism. The emergence of the term Creative Economy itself hints that within the tourism development in Indonesia, the government is seeking to optimize creative economy sector, besides the country’s natural and cultural heritage. On the other hand, up until now Indonesia still uses the Law No. 10 Year 2009 about Tourism as a platform in Indonesia’s tourism development. This matter of course brings up challenges about several issues such as why does the government of Indonesia emphasizes on creative economy in their tourism development and is Law No. 10 Year 2009 about Tourism still relevant towards the development of creative economy in Indonesia. This research is based on a qualitative type, descriptive approach, and emphasize on the literature study.Akiko Nada AtsmaraBayu Mitra Adhyatma Kusuma