Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:35:25ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2024-02-15T06:33:29Z2024-02-15T06:33:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63739This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/637392024-02-15T06:33:29ZDAMPAK FATHERLESS PADA PROSES PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI PAUD D.I. YOGYAKARTAIndonesia mengalami masalah darurat terkait peran seorang ayah dalam pengasuhan anak, sehingga dinobatkan sebagai fatherless country atau negara tanpa keberadaan ayah secara psikologis. Padahal mengabaikan peran ayah berarti membiarkan terjadinya bias perkembangan anak. Untuk itu, peneliti merasa penting menelusuri bagaimana dampak fatherless bagi perkembangan sosial-emosional anak usia dini dengan mengangkat dua rumusan masalah yakni, apa saja yang menyebabkan terjadinya fatherless pada anak usia dini dan bagaimana dampak fatherless pada perkembangan sosial-emosional anak usia dini di PAUD D.I. Yogyakarta. Penelitian ini berupa penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif dan desain deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria, anak usia dini 4-6 tahun yang mengalami fatherless, orang tua anak dan guru yang mengajar di PAUD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan sosial-emosional anak yang mengalami fatherless akibat kematian memiliki perkembangan sosial-emosional yang mulai berkembang dengan baik, sedangkan fatherless akibat perceraian dan sibuk bekerja bekerja belum berkembang. Hal ini terlihat dari kemampuan mengembangkan rasa percaya diri, diterima dalam kelompok, mengembangkan kemampuan dan bakat, kemandirian, bekerja sama, mematuhi aturan dan saling berbagi, berkembang dengan baik pada anak akibat ayah yang meninggal, sedangkan pada anak akibat perceraian dan ayah yang sibuk bekerja belum berkembang bahkan sangat kurang. Adapun dampak negatif pada perilaku anak fatherless akibat kematian, menunjukkan dampak yang lebih sedikit dibandingkan dengan fatherless akibat perceraian dan kesibukan kerja. Ditemukan bahwa, anak yang mengalami fatherless akibat kematian tidak menunjukkan agresifitas, tidak hiperaktif dan memiliki kepercayaan diri serta bertanggung jawab. Namun, lebih pendiam, tertutup dan ada kesedihan yang dipendam yang membuat anak mudah menangis jika terjadi masalah. Berbeda dengan fatherless akibat perceraian orang tua dengan terjadinya konflik berkepanjangan terlebih dahulu sebelum berpisah menunjukkan dampak yang lebih negatif. Di antaranya memiliki agresifitas yang tinggi, hiperaktif, tidak bertanggung jawab, sulit bergaul, emosional, kurang mampu mengambil keputusan dan bermasalah dengan teman sebaya, serta mengalami kecemburuan. Sedangkan, anak yang sebelumnya sangat dekat dengan ayahnya merasakan kesepian dan kehilangan sosok ayahnya. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi pendiam, menjauh dari keramaian dan suka termenung sendirian serta tampak murung. Anak yang mengalami fatherless sebab ayah yang sibuk bekerja juga mengalami dampak yang negatif. Terlihat dari tingkat kontrol diri yang rendah, agresif, hiperaktif, tidak bertanggung jawab, bermasalah dengan teman sebaya dan merasakan kesepian dan kecemburuan.NIM.: 21200012074 Nuraisyah2024-02-15T06:31:18Z2024-02-15T06:31:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63738This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/637382024-02-15T06:31:18ZKOPING RELIGIUS DALAM MENGATASI STRESS KERJA PENJAGA TOKO KELONTONG MADURA 24 JAMPenelitian ini memberikan eksplanasi tentang stress kerja yang dialami oleh para penjaga toko kelontong Madura 24 jam, khususnya daerah Pamulang. Jam operasional toko kelontong Madura yang dikenal tidak pernah tutup, membuat para karyawan yang menjaganya harus banting tulang dengan waktu istirahat yang sangat singkat. Studi ini berfokus pada stressor atau penyebab stress kerja yang terjadi pada para penjaga toko kelontong Madura. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi stretegi koping religius yang diimplementasikan oleh para subjekyang dipilih, yaitu sebagian penjaga toko kelontong Madura di dua toko daerah Pamulang. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengungkap stressor yang menyebabkan terjadinya stress kerja pada para penjaga toko kelontong Madura. Teknik pengumpulan datanya diperoleh melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisi data. Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap subjek memiliki perbedaan terkait stressor yang dialami, seperti tuntutan agar lekas menikah, tanggung jawab ganda, tekanan keluarga, tingginya beban kerja, ruju‟ dengan istri lama atau tidak, kurang tidur, dan lain-lain. Dengan berbagai stressor yang dialami oleh para subjek penelitian, menimbulkan berbagai variasi bentuk koping religius yang diimplementasikan olehnya antara lain; berpikir positif terhadap takdir, berdo‟a, mencari dukungan spiritual, sholat berjamaah di masjid, bersyukur, sowan kiai dan guru-guru, berpuasa, dan introspeksi diri/muhasabah. Dengan penelitian ini, diharapkan untuk para peneliti maupun pembaca agar lebih peka dan memberi perhatian terhadap kondisi psikologis para pekerja, khususnya para penjaga toko kelontong Madura.NIM.: 21200012073 Abul Khair2024-02-13T03:48:58Z2024-02-13T03:48:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63684This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/636842024-02-13T03:48:58ZPERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI DI TK MASYITOH NDASARI BUPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan perkembangan sosial pada anak usia dini di TK Masyitoh Ndasari Budi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah guru di TK Masyitoh Ndasari Budi yang berjumlah 8 guru. Data dikumpulkan melalui proses wawancara terhadap guru serta mendokumentasikan beberapa kegiatan guru dan peserta saat aktifitas pembelajaran dimulai, selain itu peneliti juga mendokumentasikan kegiatan ekstrakulikuler. Adapun hasil penelitian ini Peran guru di TK Masyitoh Ndasari Budi Yogyakarta telah dijalankan dengan baik dan optimal. Hal ini mungkin dapat menjadi contoh pada sekolah-sekolah lainnya agar tidak menjalankan proses belajar mengajar hanya secara eksklusif atau hanya transfer ilmu namun juga memerhatikan sisi perkembangan sosial pada anak yang juga sangat penting dimiliki oleh seseorang sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat.NIM.: 19200012040 Yeni Jamilatuz Zuhairah2024-01-26T06:47:47Z2024-01-26T06:47:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63268This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/632682024-01-26T06:47:47ZRESILIENSI KESEHATAN MENTAL PADA KORBAN PELECEHAN SEKSUAL STUDI KASUS SENTRA PARAMITA MATARAMVictims of sexual abuse often experience sleep disorders, trauma, anxiety, depression, and post-traumatic stress disorder. Sentra Paramita Mataram is a forum for the rehabilitation of victims of sexual abuse in the center of Mataram City. This study aims to determine how Sentra Paramita Mataram's strategy in restoring mental health in victims of sexual abuse and the variables that can affect the mental health of children who experience sexual abuse. Qualitative, descriptive and analytical research methodology was used in this study three data collection methods were used: documentation, interview, and observation. This research utilizes Reivich and Shatte's theory of Resiliency. The results of this study indicate that 1. The service strategies carried out by Sentra Paramita Mataram for victims of sexual harassment are: a). Providing a sense of security and comfort to the victim, b). Trauma Healing to Victims, c). Cooperation with the Authorities,d). Monitoring Progress After Assistance at the Paramita Center. Furthermore, there are two factors that influence mental health resilience in victims of sexual harassment, namely internal factors: a). Optimism, b). Self-efficacy, c). Empathy, d). Cusal Analysis, e). Reaching Out. Furthermore, external factors: a). Family Support, b). Social Worker Support at Sentra Paramita, c). Sibling Support, d). Support from the Authorities.NIM.: 21200012013 Nurul Fajri Assakinah2024-01-26T06:28:02Z2024-01-26T06:28:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63265This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/632652024-01-26T06:28:02ZSELF REGULATED LEARNING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN MAHASISWA BERBICARA BAHASA INGGRIS DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPOTesis ini menjelaskan tentang self regulated learning untuk mengatasi kecemasan mahasiswa berbicara bahasa Inggris di IAIN Palopo. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis aspek-aspek dan strategi self regulated learning untuk mengurangi kecemasan mahasiswa berbicara bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara kepada subjek yang berkenaan dengan penelitian, dan dokumentasi sebagai pelengkap dan pendukung data penelitian. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa aspek self regulated learning membantu dalam mengelola emosi, mengidentifikasi dan mengatasi rasa cemas, serta membangun rasa percaya diri dalam kemampuan berbicara bahasa Inggris. Dengan demikian, aspek self regulated learning memberikan mahasiswa alat yang kuat untuk mengatasi kecemasan dan mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan lebih efektif dan percaya diri. Dan strategi self regulated learning untuk mengurangi kecemasan mahasiswa berbicara bahasa inggris dapat memperoleh kendali yang lebih besar atas proses pembelajaran mahasiswa, mengurangi kecemasan, dan mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan lebih percaya diri dan kompeten. Meminimalisir kecemasan mahasiswa berbicara bahasa Inggris dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan self regulated learning, oleh karena itu perlu untuk menjaga dan selalu menerapkan self regulated learning dengan memberikan dukungan dan lingkungan yang sesuai.NIM.: 21200012023 Tirta Rhamadanty2024-01-26T05:14:58Z2024-01-26T05:14:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63262This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/632622024-01-26T05:14:58ZDINAMIKA KONSEP DIRI PADA REMAJA PECANDU GAME ONLINE : PERSPEKTIF TEORI BEHAVIORISTIKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis mengenai konsep diri pada remaja pecandu game online, faktor-faktor yang membentuk konsep diri serta pandangan teori behavioristik mengenai dinamika konsep diri remaja pecandu game online. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai pelengkap dan pendukung data penelitian. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa konsep diri remaja pecandu game online ialah sering merasa terasing dari lingkungan sosial, kehilangan rasa percaya diri, dan mengalami perasaan rendah diri karena kurangnya prestasi di dunia nyata. Konsep diri mereka sering kali terkait erat dengan pencapaian dan popularitas di dalam permainan online, yang dapat memberi mereka perasaan keberhasilan dan pengakuan. Adapun faktor-faktor terbentuknya konsep diri pecandu game online yaitu faktor lingkungan, interaksi yang berlebihan dengan dunia maya, dan pengalaman positif dalam permainan, selain itu ada faktor psikologis juga yang menjadi faktor terbentuknya konsep diri remaja pecandu game online. Mereka menjadikan permainan sebagai bentuk pelarian dari masalah atau ketidakpastian dalam kehidupan nyata, sedangkan game online menciptakan suatu identitas yang diinginkan dan dihargai dalam dunia virtual. Selanjutnya dari perspektif teori behavirostik mengatakan bahwa remaja yang kecanduan terhadap game online cenderung melakukan perilaku tersebut karena mereka mendapatkan penghargaan atau penguatan positif dari aktivitas tersebut. Dalam hal ini, game online memberikan hadiah instan seperti pengakuan, prestise, atau pencapaian, yang mungkin tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.NIM.: 21200012026 Miftahul Ulum2024-01-25T07:05:30Z2024-01-25T07:05:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63217This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/632172024-01-25T07:05:30ZPENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PERSPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK DI SD NEGERI GUMELEM 1 KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANGThis research aims to determine the efforts made by teachers in knowing the learning needs of students at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency, to determine the application of differentiated learning at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency, and to determine the application of differentiated learning from a learning theory perspective. humanistics at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency. The problem formulation in this research is, how do teachers try to find out the learning needs of students at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency? How is differentiated learning implemented at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency? How is differentiated learning implemented from the perspective of humanistic learning theory at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency?
This research uses qualitative research with a case study approach. In obtaining research data using observation, interviews and documentation methods. Researchers conducted interviews with two driving teachers at SD Negeri Gumelem 1 who had implemented differentiated learning. The data was analyzed using the stages of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions.
This thesis examines the application of differentiated learning from the perspective of humanistic learning theory. Researchers made initial observations at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency. From the results of initial observations in the field, it was found that the learning outcomes or grades of students in several classes were still relatively low. This is proven by the daily test scores in almost all subjects in several classes in the 2021/2022 and 2022/2023 academic years, many of which still do not meet the minimum completion requirements (KKM). Apart from that, school exam scores over the last 3 years have also fluctuated (low-high-low). This is because the teaching methods used by some teachers are still said to be less attractive, namely they still use conventional teaching methods, namely the lecture method. The learning process is still one-way where the teacher has full control of the class and students just listen quietly. Therefore, students become less active in class, making learning less interesting. Apart from that, a learning system that is too monotonous and boring makes students lack enthusiasm for learning and results in decreased learning outcomes. Teachers need to realize that good learning outcomes can be achieved through good learning methods. Each student has individual diversity so they have different learning needs. Teachers need to accommodate students' learning needs so that learning can run effectively. Therefore, to improve student learning outcomes and to facilitate the diversity and learning needs of students at SD Negeri Gumelem 1, there must be changes to the learning process that need to be updated. An approach or method that uses current, active and creative learning is needed to carry this out. Differentiated learning strategy (differentiated instruction) is one of them. Differentiated learning can be a solution to meet these diverse learning needs. From the results of observations, this differentiated learning has also been implemented by two driving teachers at SD Negeri Gumelem 1, while other class teachers still use conventional methods so that they only seem to be memorizing, lecturing and not involving students. Humanistic psychologist Carl R. Rogers put forward his ideas about humanistic learning principles, including the desire to learn, learning without threat, and learning on one's own initiative. The focus of attention in differentiated learning is concern for students in paying attention to diversity and students' learning needs. This is what is considered in Carl Rogers' humanistic learning theory. So there is a correlation between differentiated learning and Carl R. Rogers' humanistic learning theory.
The results of this research conclude that the efforts made by teachers to determine the learning needs of students at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency can be seen from three factors, namely learning readiness, learning interest, and learning profile. The application of differentiated learning as an effort to meet the learning needs of students at SD Negeri Gumelem 1 Pakis District, Magelang Regency is implemented using differentiated learning strategies, namely Differentiated Content, Process, Product and Learning Environment. The implementation of differentiated learning at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency is in accordance with Carl Roumson Rogers' humanistic learning theory, namely the desire to learn, learning without threat, and learning on one's own initiative (self-initiated learning). ). Based on the results of this research, it can be concluded that the implementation of differentiated learning at SD Negeri Gumelem 1, Pakis District, Magelang Regency is in accordance with humanistic learning theory which both focuses on the diversity of potential and characteristics of students, and can meet students' learning needs.NIM.: 21200012085 Arip Setiawan2024-01-11T02:34:23Z2024-01-11T02:34:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62881This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/628812024-01-11T02:34:23ZIsu-isu Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer (Bunga Rampai)Mendiskusikan topik psikologi Islam atau psikologi Islami,
bahkan menambah istilah kontemporer dalam rangkaian
kalimat, merupakan isu yang masih memiliki harga kritis dalam
kuliah ilmu-ilmu pendidikan maupun psikologi. Pada kalangan
akademisi, psikologi Islam tidak hanya mengkaji psikologi yang
berbasis Islam semata, tetapi memiliki jangkauan yang jauh,
selama bisa diterima dan tidak bertentangan dengan kaidahkaidah
keIslaman. Inilah yang membuka peluang besar dan
wacana untuk mengkaji lebih jauh dan lebih luas.
Pada dasarnya deskripsi kajian dalam berbagai karya yang
termuat di dalam buku bunga rampai ini, ada beberapa capaian
yang diharapkan diantaranya adalah memahami dasar-dasar psikologi ruhaniah Islam yang menjadi latar belakang lahirnya
sikap dan perilaku manusia berdasarkan informasi Al-Qur’an
dan sunnah, bisa digunakan untuk mencegah penyakit mental
dan perilaku menyimpang, sekaligus dijadikan landasan
melakukan intervensi guna penanggulangan melalui berbagai
layanan, terutama di bidang konseling psikoterapi ruhaniah
Islam. Maka dengan membaca karya antologis dalam bidang isuisu
psikologi pendidikan ini berarti bukan sekedar mengintip,
tetapi juga membuka sedikit wacana terkait teori psikologi
Islam kontemporer, pengantar psikologi Islam, jati diri manusia
menurut Islam, psikologi kepribadian dan sifat dalam Islam,
psikologi perkembangan, memahami motivasi, gangguan mental,
perilaku menyimpang dan penanganannya, psikoterapi ibadah,
merancang teori psikologi kontemporer menggunakan dasar
psikologi ruhaniah Islam dan terapan teknik psikologi umum.- Muhsin Kalida [Editor]2023-12-08T07:00:04Z2023-12-08T07:00:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62545This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/625452023-12-08T07:00:04ZPENGASUHAN ORANG TUA DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA ANAK PUTUS SEKOLAH DI PADUKUHAN TEGALREJOPengasuhan yang diterapkan orang tua dalam mendidik anak akan berpengaruh pada kepribadian anak. Dengan latar belakang yang berbeda dan riwayat pendidikan orang tua yang berbeda menjadikan pengasuhan setiap orang tua mempunyai khasnya masing-masing. Salah satu contohnya pada orang tua yang mempunyai anak putus sekolah pasti mempunyai pengasuhan yang berbeda dengan yang melanjutkan sekolah. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengasuhan orang tua dengan status sosial ekonomi pada anak putus sekolah di padukuhan Tegalrejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mengelompokkan kasus ke dalam sebuah kesimpulan. Unit analisis terdiri dari lima partisipan pada anak putus sekolah beserta orang tua dalam empat keluarga. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara semi-terstruktur dengan Significant others. Pengolahan data menggunakan dengan aplikasi NVivo yang bagian dari pengambilan data yang tersebut diambil dengan objektivitas dari data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang anak putus sekolah dipengaruhi dari dorongan diri sendiri yang diperoleh dari lingkungan anak keseharian seperti malas dan kurang minat dalam belajar, tidak ada dorongan untuk bekerja, tidak ada capaian untuk masa depan dan menganggap ijazah tidak penting. kemudian pengaruh dari lingkungan sekitar yang membuat anak mengambil keputusan putus sekolah meliputi lingkungan pertemanan, kecewa dengan guru dan bullying. Pengasuhan yang diberikan orang tua berdampak dengan pengambilan kepribadian anak dan berpengaruh pada pengambilan keputusan anak untuk putus sekolah. Kemudian dengan kaitan status sosial ekonomi orang tua dengan latar belakang anak putus sekolah dalam penelitian menunjukan bahwa tidak ada kaitannya karena orang tua berusaha untuk membujuk agar anak melanjutkan sekolah tetapi atas kesadaran anak sendiri memilih untuk putus sekolah.NIM.: 21200011109 Ani Widiyawati2023-10-18T07:00:19Z2023-10-18T07:00:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61420This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/614202023-10-18T07:00:19ZDINAMIKA PENGALAMAN SPIRITUAL SANTRI PENGABDIAN PONDOK PESANTREN (STUDI FENOMENOLOGI SANTRI PENGABDIAN PP. AL MUNAWWIR KRAPYAK DAN SANTRI MANDIRI PP. SUNAN PANDANARAN YOGYAKARTA)Spiritual experience is a meaning based on belief in religious teachings which will bring up a response in the form of emotional reactions. This study looks at how the experiences of participants as Santri Pengabdian Pondok Pesantren interpret the dynamics of spiritual experiences experienced daily. This study aims to examine the dynamics of the spiritual experience of Santri Pengabdian Pondok Pesantren using a qualitative approach with a phenomenological research design. Data collection procedures using interviews, observation, documentation and interviews with significant others. Data processing uses the NVivo application which is part of the data collection procedure to increase the objectivity and validity of the research. The results of this study indicate that the dynamics of the participants' spiritual experience have their own uniqueness. The researcher found that the dynamic process of spiritual experience in the community service students consisted of several behaviors that emerged, namely: meditating on the Koran, praying fervently, looking at the universe, writing weights in a diary, reading sholawat, serving the Kiai or Islamic boarding school, not being exposed to danger. by God, met with good people, resigned to all God's destiny, distinguished from others by parents and get support from participants' closest people. Furthermore, in this dynamic process there is something that hinders the dynamic process of spiritual experience in participant I,namely being the son of a Kiai, which has a significant influence on the development of the dynamic process of the participant's spiritual experience. Then, the researcher found a new discovery which according to the researcher was not covered by Underwood and Teresi's theory of spiritual experience, namely the behavior of devoting oneself to the Islamic boarding school in participant II which is a way for participants to feel something that makes joy arise so that it leaves sadness or concern daily. With the hope that this service will have a good impact in the future because it will get blessings from the Kiai and all dzurriyyah Pondok Pesantren. Then, the reason for the two participants serving the pesantren was to follow the preaching of the Kiai or parents.NIM.: 21200011015 Muhamad Fajar Bastian2023-10-18T02:19:24Z2023-10-18T02:19:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61393This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/613932023-10-18T02:19:24ZSIKAP GURU SD MUHAMMADIYAH KLECO DALAM MENGATASI QUARTER LIFE CRISIS PADA MASA PERKEMBANGAN DEWASA AWALTeachers are professional educators who play a role in the success of students in schools who can fulfill educational goals. Quarter life crisis is the phase of individuals entering their 20s. Individuals who are in this phase often experience various problems such as feeling anxious about the future, indecisive in making decisions, comparing self-achievement with others, feeling unsure of their own abilities, depressed because of demands from the surrounding environment, especially the work environment. This study aims to find out how teachers' attitudes and methods minimize quarter life crises in early adulthood, and to find out whether quarter life crises have an impact on teachers' teaching motivation at Kleco Muhammadiyah Elementary School. Formulation of the problem: 1) What is the attitude of SD Muhammadiyah Kleco teachers when experiencing a quarter life crisis during early adult development?; 2) What are the implications of the quarter life crisis for Kleco Muhammadiyah Elementary School teachers?
The method used is qualitative with a phenomenological approach focusing on teacher behavior in minimizing quarter life crises in early adulthood. The research subjects consisted of 5 female teachers at SD Muhammadiyah Kleco aged 25-40 years and were divided into two categories: married and unmarried individuals. Data was collected using observation, interviews, and documentation.
The results showed that the teacher's attitude when experiencing a quarter life crisis was confusion with the additional assignments given, income that did not meet expectations, comparing self-achievement, a supportive work environment affecting the teacher's work, anxiety about relationships and friendships, feeling pressured by the many tasks work, and expectations from the family. The implications of the quarter life crisis for Kleco Muhammadiyah Elementary School teachers are by understanding themselves, learning to deal with various responses to given expectations, starting to recognize themselves, knowing their strengths and weaknesses, being careful in making decisions, and having a professional attitudeNIM.: 20200012008 Rheviana Dian Miranti2023-09-19T01:07:31Z2023-10-02T07:18:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60405This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/604052023-09-19T01:07:31ZPOLA PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI MADRASAH ALIYAH ALI MAKSUM KRAPYAK YOGYAKARTAManusia merupakan makhluk yang paling sempuma diantara makhluk
lain. Manusia difasilitasi dengan berbagai macam potensi dan berbagai
macam kecerdasan. Gardner, seorang profesor pendidikan Harvard, sebagaimana yang dikutip oleh Agus Nggennanto menyatakan bahwa
manusia memiliki kecerdasan multi yang dirumuskan dengan istilah Multiple Imelligences. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu soisal, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.32 Penelitian ini bersifat diskriptif yang rnemberi gambaran secermat mungkin mengena1 suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.
Hasil penelitian, 1. Pola pengembangan kecerdasan emosional di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta mencakup di bi dang strategi pembelajaran, bidang ekstrakurikuler dan bidang kegiatan asrama.
2. Pelaksanaan pola pengembangan kecerdasan emosional di Madrasah Aliyah Ali Makswn Krapyak Y ogyakarta berjalan dengan kegiatankegiatan di bidang strategi pembelajaran, ekstrakurikuler dan bidang kegiatan asrama.
3. Faktor pendukung dan penghambat Pola pengembangan kecerdasan emosional di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta terletak pada pihak Y ayasan Ali Maksum, pihak Madrasah Aliyah Ali Maksum, para guru, siswa dan pembina asrama dan OSIS.NIM.: 00410527 Muhanarif Wahyudi2023-08-16T08:35:26Z2023-08-16T08:35:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60072This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/600722023-08-16T08:35:26ZPOLA ASUH ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER REMAJA PADA ADAT BUDAYA PERNIKAHAN BATAK ANGKOLA PADANG LAWASThe Angkola Batak in terms of managing behavior in the community environment is a group with very high courtesy, it can be seen that every teenager who does not know the partuturon custom as a form of courtesy will get a reprimand from his or her interacting opponent. However, recently there has been a shift in which some unscrupulous young adults have entered into marriages that are prohibited by the Angkola Batak culture, namely marbalik said marriage. Marbalik said marriage is considered a shame for the family in the Angkola Batak community. Teenagers who carry out marbalik say marriages will get sanctioned by Batak cultural customs in social relations, where those who carry out the marriage will be expelled from the village, it is not justified in the makkobar boru custom (deliberation on the arrival of the prospective wife), margondang traditional ceremonies are not allowed, they do not get the title of hamoraon (name of marriage title) and the marriage can change the habitual structure of Na Tolu excuses and partuturon. The interesting thing as a form of study in this Angkola Batak marriage research is that the parenting pattern of parents, family and the community environment instills the paruturon custom as a form of polite behavior in the social relations of the Angkola Batak community. Based on this phenomenon, the authors formulate two problems, namely: 1. What are the values of character education in the traditional Batak Angkola Padang Lawas culture? , 2. What is the parenting style in the traditional marriage of the Angkola Padang Lawas culture? The research method that the authors used in this study was field research directly to the community so that clear data was obtained and data collection techniques were interviews and documentation. Based on the collected data then analyzed using the structural functional theory of goal attainment.
Based on the results of the study, the authors obtained the results that there were several kinds of the emergence of speech-marverse marriages in marriages in Padang Lawas Batak Angkola, namely: to avoid damage to the partuturon system (spoken words), the philosophy of Dalihan Na Tolu, as well as the functions of mora, kahanggi, anakboru, and maintaining shame from the ban. Meanwhile, the impact of marbalik marriage is that there is a change in the exogamous marriage system to become an eleuthero famous marriage system that does not recognize any prohibitions or requirements as is the case in the exogamous marriage system. So that the cultivation of character education and parenting patterns of parents can form self-control of children in the social environment and self-acceptance as a form of acceptance of customary traditions in the Padang Lawas Batak Angkola community.NIM.: 21200011038 Andi Saputra Dasopang2023-07-13T02:34:58Z2023-07-13T02:34:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59855This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598552023-07-13T02:34:58ZDINAMIKA IMPLEMENTASI ISLAMIC LEADERSHIP PADA PEMIMPIN DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Multikasus Kepala Sekolah di MTs N 3 Sleman, MTs Miftahunnajah, dan SMP IT Bakti Insani Rentang Waktu 2019 – 2024)Kepala madrasah merupakan pemeran utama dalam proses keberhasilan lembaga pendidikan melalui kepribadian atau sikap yang diterapkan. Sebagai penggerak di bidang pendidikan Islam, tentu mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan seluruh potensi warga madrasah dan ketercapaian tujuan bersama menuju insan kamil dengan penerapan nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al- Qur’an dan Hadits. Dalam praktiknya, setiap kepala madrasah memiliki cara dan strategi masing-masing yang berbeda dalam mengelola lembaganya. Terlebih lagi, kendala-kendala dan masalah yang dialami juga berbedabeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika implementasi Islamic leadership pada pemimpin pendidikan beserta faktor-faktor yang muncul dalam implementasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan desain multikasus. Unit analisis terdiri dari 7 narasumber dengan rincian (Kepala madrasah dan 2 wakil kepala MTs N 3 Sleman), (Kepala madrasah dan guru SKI MTs Mifathunnajah), dan (Kepala sekolah dan guru IPA SMP IT Bakti Insani). Prosedur pengambilan data menggunakan teknik observasi, wawancara semi-terstruktur, dan dokumentasi untuk menambah kelengkapan data. Sementara peneliti menggunakan aplikasi NVivo sebagai pengolah data yang bertujuan untuk meningkatkan validitas dan objektivitas penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator strategi islah dan itqan di 3 lokasi sangat variatif mulai terlihat kegiatan muhasabah, sikap istiqomah dan komitmen, hingga sikap cenderung yang saling mengingatkan, namun yang membedakan antara MTs N 3 Sleman dengan MTs Mifathunnajah dan SMP IT adalah berfokus untuk selalu melakukan monitoring. Dalam pengembangan values of Islam, uswatun hasanah, dan sikap self-improvement di 3 lokasi juga menerapkan strategi melalui pembiasaan sikap, menunjukkan sikap saling percaya, dan selalu tegur sapa serta menumbuhkan sikap ta’dzim terhadap siswa. Proses pembentukan dan penerapan empat komponen kepemimpinan Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain iklim dan kultur lembaga yang dipimpinnya, permasalahan yang dihadapi, dan tentunya karakteristik kepribadian seorang kepala. Faktor-faktor tersebut memberikan perbedaan pada cara dan strategi masing-masing kepala sehingga penerapan yang ditampilkan pun berbeda.NIM.: 20200011080 Muhammad Ja’far Shodiq2023-07-13T02:31:04Z2023-07-14T02:31:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59853This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598532023-07-13T02:31:04ZMAJELIS KAFI DAN SELF-HEALING MUSLIMAH PERKOTAANThis thesis examines the process of self-healing at the majelis taklim in urban Muslimah life through the frame of the Majelis Kafi. The previous studies, in general, have assessed that majelis taklim is part of a strategy to undermine gender hierarchies and mobilize women with a broader public role. On the contrary, this thesis shows that majelis taklim strengthens the position of women in the domestic space and family institutions. qualitative research applies the life story method which was, conducted for approximately three months. The data in this study were obtained through field observations, namely b directly involved in every activity held. In addition, the author also conducted in-depth interviews with administrators and Muslim women who participated in Majelis Kafi. This thesis shows that mental self-healing which has so far been handled by medical professionals and tends to be science-oriented, does not give satisfaction to urban Muslim women. Thus, the authors consider that urban Muslim women tend to choose religious authorities to become mediators in coping with their household problems. The popularity of the Majelis Kafi as a majelis taklim by offering to preach that have a lot of direct bearing on the realities of household life, has become a necessity and effort for urban Muslim women in solving household problems. Therefore, this thesis argues that the majelis taklim is not only a form of pious practice of urban Muslim women. More than that, it is also a means of self-healing for urban Muslim women in solving household problems in order to create a sakinah family.NIM.: 21200011070 Sheila Hariry2023-07-12T07:43:49Z2023-07-12T07:43:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59836This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598362023-07-12T07:43:49ZDINAMIKA PENERIMAAN DIRI PADA PELAJAR TULI DI KOMUNITAS RUMAH SETARA PALEMBANGPenerimaan diri terjadi pada pelajar tuli ditengah kegelisahan mereka dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin menuntut kesempurnaan. Memiliki harapan setelah lahir yaitu dapat besar, tumbuh, dan diterima dengan baik oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, tidak semua orang terlahir sempurna sesuai dengan yang diharapkan. Menjadi mandiri merupakan keharusan yang mereka pilih dalam mempresentasikan siapa diri mereka untuk mencapai kemandirian yang dibutuhkan. Diterima oleh lingkungan merupakan cita-cita besar yang diinginkan opelajar tuli, namun tidak sedikit dari mereka yang ditolak oleh lingkungan, mereka justru mendapat perlakuan yang tidak baik karena diskriminasi. Penelitian ini berusaha menunjukkan bagaimana pelajar tuli menemukan unsur penerimaan diri dari berbagai kasus yang mereka hadapi beserta hambatan yang mereka alami. Prosedur pengambilan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan adanya dinamika penerimaan diri pada pelajar tuli yang tidak terlepas pada proses penerimaan diri dan dampak pada hidup mereka secara signifikan. Proses dinamika penerimaan diri yang mereka alami pada berbagai katarsis seperti keterasingan, diskriminasi, emosi tidak teratur, upaya bunuh diri merupakan bentuk proses panjang menuju sikap menerima segala sesuatu dengan ikhlas. Setelah melewati katarsis tersebut, masing-masing partisipan mengikuti pola arahan oran-orang terdekat mereka melalui dukungan dan motivasi yang diberikan. Proses panjang yang telah mereka lewati, pada akhirnya mereka menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang telah terjadi, mereka telah memaafkan atas luka perasaan yang dilakukan oleh orang-orang dimasa lalunya. Masing-masing partisipan akhirnya menemukan penerimaan diri yang mereka butuhkan, mereka dapat mengelola dirinya dengan baik sehingga dapat berdamai dengan dirinya.NIM.: 21200011065 Ilham Solihin2023-07-11T04:27:51Z2023-07-11T04:27:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59792This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/597922023-07-11T04:27:51ZDINAMIKA RELASI INTERPERSONAL SANTRI PENGHAFAL QUR’AN: STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK L KRAPYAK YOGYAKARTAThis research is motivated by the essence of humans as individuals and social beings who have the instinct to establish interpersonal relationships with other individuals. This relationship is meant to meet the needs of both primary and secondary life which are expressed in the process of interaction in the social, economic, political, educational and so on. However, in the process of this relationship there is often a process of social disintegration and disharmony. The existence of these conditions is almost found in every aspect of life and social institutions that exist in the social order. Likewise, at the Al-Munawwir Islamic boarding school Komplek L Krapyak Yogyakarta as a salaf Islamic boarding school which has a main concentration on learning and teaching the science of the Koran and the classics, symptoms of interpersonal relationship problems can be found, especially among students who memorize the Koran, namely the existence of difficulties in establishing integrative and harmonious relationships caused by the academic demands of Islamic boarding schools, lectures and memorization targets.The implementation of this research is intended to answer the problems that have been formulated previously, namely to find out the forms and factors of interpersonal relations of students who memorize the Qur'an which are carried out at the Al- Munawwir Islamic Boarding School, Komplek L Krapyak, Yogyakarta. The research method used in this research is descriptive qualitative with a case study approach. Data collection techniques through interviews, observation, and documentation studies. The data analysis uses interactive analysis by Miles and Huberman in the form of data reduction, data presentation and verification.The results of the study describe the existence of forms of interpersonal relations in the
form of social exchanges, roles and games. Meanwhile, the
factors that encourage interpersonal relations of students who
memorize the Qur'an include: physiological factors, security
needs, esteem needs, and Islamic boarding school social and
cultural environmental factors. Meanwhile, the dynamics of
interpersonal relations of students who memorize the Qur'an
include personality dynamics and motivational dynamics.NIM.: 21200011026 M. Sulhan2023-07-11T04:05:55Z2023-07-11T04:05:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59786This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/597862023-07-11T04:05:55ZTAREKAT DAN KESEHATAN MENTAL GENERASI MILENIAL: STUDI ATAS MATAN (MAHASISWA AHLITH THARIQAH AL MU’TABAROH AN NAHDLIYYAH)This study aims to explore the relationship between thariqah and the mental health of the millennial generation with a focus on MATAN (Students of Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah). Many argue that the thariqah is only an activity for the elderly. However, in MATAN, as a thariqah organization, the majority of its members are millennials. The millennial generation's motives in joining MATAN and how their mental health and how the thariqah influences their mental health are what this research tries to find out in this study.
To find out the three problem formulations above, this study used qualitative methods with a type of field research approach. Prior to collecting qualitative data, questionnaires were distributed to measure the mental health level of members of MATAN UIN Sunan Kalijaga (low, medium, high) and to help find suitable participants for interviews. The results showed that the average level of mental health of members of the Matan UIN Sunan Kalijaga was at a moderate level. The qualitative data collection, through in depth interview techniques and observation, was used to gain an understanding of the impact of MATAN's activities on the mental health of its members and for what motives they joined MATAN. The results obtained are that MATAN activities which are based on the five principles of MATAN that have a significant influence on the mental health of its members. In addition, it was found that the motive of the millennial generation to join MATAN is to seek peace and draw closer to God.NIM.: 20200011112 Shifa Rifkiana2023-07-11T03:54:18Z2023-07-11T03:54:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59785This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/597852023-07-11T03:54:18ZMEMBANGUN MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA: STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN KH HASYIM ASY’ARI DAN KI HAJAR DEWANTARA MENGENAI PENANAMAN NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM PENDIDIKANThe rise of cases of violence in education and the many corruption cases committed by educated people are evidence of a decline in the nation's manners and morals. This condition does not reflect the identity of the Indonesian people who are educated with the morals and noble values of the nation. KH. Hasyim Asy'ari and Ki Hajar Dewantara are two figures who are driving education that is unique and native to Indonesia. Their struggles and thoughts always try to build a complete Indonesian human being. The two figures have different focuses in fighting for education, and these differences are very interesting to study in depth to find out how the differences between these two figures have become the style and characteristics of both in struggling and trying to build Indonesian society as a whole by instilling spiritual values in their struggles in the field of education.
This research is descriptive qualitative research with a literature review model. Data collection was carried out by digging into library sources consisting of primary data sourced from books about the two figures being studied, and secondary data sourced from scientific journals, magazines, newspapers, and online media. The data analysis technique used is Miles and Huberman's interactive analysis model which is carried out in four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
The results of this study indicate that: First, spiritual values are an important foundation in forming and implementing education. KH. Hasyim Asy'ari and Ki Hajar Dewantara to develop a complete Indonesian human being by the grand design of education carried out by the Prophet. Second, the environmental background and scientific construction and thoughts of KH. Hasyim Asy'ari and Ki Hajar Dewantara had differences, but these differences later shaped the two of them in fighting for education in Indonesia and became their hallmark in making education a means of building a complete Indonesian human being. Third, in realizing the development of a complete Indonesian human being, both are based on religious, cultural, and nationalist values which can be summed up in three broad frameworks namely; 1) Complete Indonesian people are those who know God, 2) KH. Hasyim Asy'ari and Ki Hajar Dewantara by building education based on the morals and character of the Indonesian nation, 3) The social setting during the colonial period made both of them have the spirit of building the Indonesian nation through nationalism education.NIM.: 21200011024 Ahmad Lailatus Sibyan2023-07-06T04:12:40Z2023-07-06T04:12:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59609This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596092023-07-06T04:12:40ZPERNIKAHAN, TRADISI, DAN RIGHT TO EDUCATION: URGENSI PENDIDIKAN RESPONSIF GENDER DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERPENDIDIKAN BAGI MAHASISWI SULAWESI DI YOGYAKARTAThis thesis examines the phenomenon of marriage tradition and the construction of Sulawesi society which is a challenge for female students who decide to continue their education at an adult or mature age to get married, by looking at how a gender-responsive educational environment can strengthen the decision-making beliefs of Sulawesi female students who are currently studying in Yogyakarta. This study focuses on female students in the early adulthood age range and their relationship to the level of education and cultural traditions towards women. A social psychological approach with the concept of Women's Rights and Equality between Men and Women Mary Wollstonecraft which emphasizes the equality of men and women and the importance of education in overcoming negative social constructions aimed at women, and concept of Ecological Systems Urie Bronfenbrenner is used in this study to determine how is the decision-making process for female students in Sulawesi influenced by the process of lecture education as well as the environment and traditions so that it makes them confident in continuing higher education based on an environmental systems approach that shapes one's development. This study used a qualitative method with descriptive-analytic techniques and data collection techniques in the form of in-depth interviews with 10 Sulawesi female students who were continuing their undergraduate education in Yogyakarta. This research found that tradition, social construction, and negative stereotypes are still a challenge for female students in Sulawesi in accessing higher education. However, the experiences they get in an environment in the form of gender-responsive education and also support from various parties, especially the family, make them feel confident and think more positively, and are increasingly aware of the role of women who can do more than just take care of domestic affairs. Through this research, the authors conclude that gender-responsive education and various experiences, as well as other social contexts in female students' environments, can influence their confidence to continue their education.NIM.: 21200011094 Nurwijayanti2023-07-06T04:07:17Z2023-07-06T04:07:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59607This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596072023-07-06T04:07:17ZSELF REGULATED LEARNING MAHASISWA PERAN GANDA DENGAN IPK TINGGI: STUDI FENOMENOLOGI PADA MAHASISWA DI D.I.YSelf regulated learning is needed by every individual to be able
to direct himself to achieve goals or targets in learning.
Research on self-regulated learning continues to grow with a
variety of different research subjects. Self-regulated learning is
a process of how to set learning goals, students will manage
themselves in learning, independently and actively by
monitoring, managing, motivating themselves towards tasks and
setting learning goals, and managing a conducive environment
for learning with meta-cognitive and behavioral abilities good
study.
This research is a qualitative research. Data collection was
carried out using in-depth interviews, observation, and
documentation. This study aims to analyze in depth the
description and factors of self-regulated learning of dual role
students with high GPA. The subjects in this study amounted to
five people who were taken by purposive sampling and
snowball sampling methods. Informants were interviewed with
questions that referred to Zimmerman's theory regarding
aspects of self-regulated learning. Data analysis in this study
used data analysis techniques from Miles and Huberman and
Interpretive Phenomenological Analysis (IPA). This study found
a picture of self-regulated learning of dual role students with
high GPA which were divided into two categories, namely
students who study while working, and students who study and
get married.
The findings show that the self-regulated learning method for
students with a dual role with a high GPA is to determine
priorities in managing time, relying on memory abilities, setting
behavior to achieve goals, telling stories to lighten the load,
flexible study time, making yourself happy in simple ways,
doing outside assignments. at home, carrying out activities
without a written schedule, always enthusiastic about studying,
good memory skills, thinking that lectures are entertainment,
going to new places, studying at night, and God as a place to share all problems. Self regulated learning can be influenced by
various factors both internal and externalNIM.: 21200011057 Onica Sari2023-07-06T03:53:12Z2023-07-06T03:53:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59603This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596032023-07-06T03:53:12ZKETELADANAN GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA: STRATEGI PENANAMAN NILAI KARAKTER BERBASIS SPIRITUALITAS TERHADAP PERMASALAHAN SISWA MTS MA’ARIF PRINGSURATTo build teachers’ exemplary and students’ discipline, one of the strategies that can be done is to by
instilling spirituality-based character values. This thesis examines about the strategies for instilling
spirituality-based character values for student problems through the application of teachers’ example
and students’ discipline at MTs Ma'arif Pringsurat. This research has a theoretical contribution to the
discipline of Islamic educational psychology, especially in the realm of Islamic education institutions,
namely the inculcation of spirituality-based character values exemplified by teachers has a major
influence to the students’ discipline and ability to overcome the problems. Edward L Thorndike's
Behavioristic learning concept and Albert Bandura's Social-Cognitive learning concept were used in
this study to understand the changes in behavior through modeling methods (behavior with models)
with the aim of disciplining students who are influenced by the teacher's exemplary attitude as a form
of manifestation of instilling spirituality-based character values.
This study uses qualitative methods with descriptive-analytic techniques. Data collection was carried
out using participatory observation techniques in daily learning activities, in-depth interviewing with
school principals, vice principals, subject teachers, homeroom teachers, guidance counselors and
students, as well as the documentation in teacher attendance books, incident log books and teacher
daily journals. The form of data is words, notes, reports and documents obtained from the principal,
vice principal, teacher, homeroom teacher and students of MTs Ma'arif Pringsurat. The credibility test
of the data, namely the triangulation of techniques and sources. Data analysis in this study includes
data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results of this study indicate: (1) the value of meaning in learning strategies and religious activities
is able to instill character values so that they can suppress student problems. (2) The teachers’
exemplary role and students’ discipline are able to instill spirituality-based students’ character at MTs
Ma'arif Pringsurat. Through this research, the authors found that in instilling spirituality-based
character values through the teachers’ example and students’ discipline must be integrated in daily life
and related to the spiritual and emotional values created so that students are able to understand with
meaning.NIM.: 20200012088 Lilih Witjati2023-07-06T02:55:37Z2023-07-06T02:55:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59590This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/595902023-07-06T02:55:37ZINTER-ETHNIC RELATIONS DAN HARMONI SOSIAL MAHASISWA PAPUA DI YOGYAKARTA: STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI PESAN-TREND ILMU GIRI DESA KEBANGSAAN IMOGIRIpengakuan dan sikap saling menghargai terhadap eksistensi kelompok minoritas (out-group) menyebabkan adanya stereotype dan perlakuan diskriminatif pada komunitas tertentu. Hal ini memicu timbulnya kesalahpahaman persepsi dan ketidakseimbangan kekuatan yang mengakibatkan gegar budaya (shock culture) di dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks tersebut, penelitian ini melihat adanya fenomena bentuk perubahan perilaku mahasiswa Papua di Pesan-Trend Ilmu Giri Yogyakarta pasca mengalami stereotype dan perlakuan diskriminatif. Untuk melihat fenomena tersebut secara ilmiah, penelitian ini mengidentifikasinya melalui pendekatan pembelajaran berbasis kearifan budaya (cultural wisdom) dan lingkungan (environmental wisdom).
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji inter-ethnic relations dan harmoni sosial mahasiswa Papua di Yogyakarta dengan menyingkap studi kasus pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri Desa Kebangsaan Imogiri Yogyakarta yang memiliki keunikan tersendiri. Pendekatan psikologis dengan konsep teoritis Behavioristik B. F. Skinner dan konsep konflik segitiga ABC (the conflict triangle) Johan Galtung digunakan untuk memahami bagaimana sebuah konflik dipandang sebagai pola integrasi yang memberikan dampak positif terhadap transformasi perilaku, sikap, dan perubahan sosial terhadap komunitas Mahasiswa Papua di Yogyakarta dalam membangun inter-ethnic relations dan untuk mewujudkan keindahan harmoni sosial sesuai dengan pendekatan konflik dan peacebuilding. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif-analitik dan teknik pengumpulan data seperti observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi terhadap mahasiswa Papua dan Pesan-Trend Ilmu Giri.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri memiliki pelbagai keunikan serta adanya implentasi pembelajaran yang mencakup materi, metode dan kurikulum yang berbeda dengan lembaga-lembaga lainnya, (yaitu melalui pendekatan berbasis kearifan kebudayaan-lingkungan, strategi kepemimpinan lingkungan, serta gagasan keberagamaan yang sesuai dengan keyakinan penganutnya) mampu memberikan kontruksi perubahan perilaku yang positif demi mewujudkan interaksi, komunikasi dan harmoni sosial terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta. Penelitian ini juga menegaskan bahwa terdapat performance kondisi psikologis yaitu adanya transformative sikap dan perilaku mahasiswa Papua di Yogyakarta yang didasari oleh aspek-aspek nasionalisme dan patriotisme untuk mencapai taraf kesejahteraan hidup setelah mengikuti pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri. Penelitian ini berkontribusi pada kajian psiko-sosial dan Pendidikan kebudayaan di Pesan-Trend Ilmu Giri.NIM.: 19200012008 Muhammad Shofiyyul Muna2023-07-03T01:19:44Z2023-07-03T01:19:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59197This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/591972023-07-03T01:19:44ZHUBUNGAN RELIGIUSITAS, INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SEKOLAH ISLAM SWASTA DI KOTA YOGYAKARTATujuan utama pada penelitian ini ialah secara parsial untuk mengetahui adakah hubungan antara religiusitas dengan kenakalan remaja, adakah hubungan antara interaksi teman sebaya dengan kenakalan remaja serta adakah korelasi antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja. Secara simultan guna mengetahui apakah antara religiusitas, interaksi teman sebaya dan keharmonisan keluarga mempunyai hubungan dengan kenakalan remaja. Untuk mengetahui hasil dari tujuan penelitian tersebut, maka dalam tesis ini memakai pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Dalam pengumpulan datanya di lapangan memakai kuesioner dengan skala Likert yang di dalamnya terdapat empat alternatif pilihan jawaban yang memuat pernyataan Farouvable dan Unfarouvable. Untuk mempercepat peneliti, proses pemungutan data kuesioner disebar dengan bantuan Google Form. Dimana dalam pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Selanjutnya pada riset ini memakai analisis regresi linear berganda serta juga untuk mempermudah perhitungan dalam analisis data, menggunakan program Sofware komputer IBM SPSS Statistik versi 26.0 Hasil riset yang didapatkan mengungkapkan bahwa: Pertama, secara bersama-sama antara variabel religiusitas, interaksi teman sebaya, keharmonisan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kenakalan remaja pada sekolah islam swasta di kota Yogyakarta. Hasil tersebut dilihat dari perhitungan sebesar 33,266 > sebesar 2,71. Maka hipotesis mayor diterima. Kedua, secara parsial menyatakan bahwa: 1). Ada hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas (X1) dengan kenakalan remaja yang bisa dilihat pada hasil perhitungan dari nilai sebesar -3,651 > sebesar 1,986 dengan taraf signifikan sebesar. 0,000 di bawah 0,05. 2). Ada hubungan positif namun tidak signifikan antara interaksi teman sebaya (X2) dengan kenakalan remaja hal ini dapat dilihat dari nilai sebesar 492 > nilai sebesar 1,986 dengan nilai taraf signifikan sebesar 624 lebih besar dari 0,05. 3). Ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan keluarga (X3) dengan kenakalan remaja, dapat dilihat dari hasil perhitungan dari nilai sebesar -3,756 lebih besar dari nilai sebesar 1,986 dengan nilai taraf signifkan sebesar 0,000 dibawah 0,05. Dengan begitu hasil dari uji T menunjukkan semua hipotesis baik mayor maupun minor diterima.NIM.: 18200010139 Miftahul Rizki2023-06-21T05:07:34Z2023-06-21T05:07:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59200This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/592002023-06-21T05:07:34ZSTRATEGI KORPS MUBALIGH MAHASISWA MUHAMMADIYAH BANYUMAS DALAM PEMBINAAN RELIGIUSITAS KADERTesis ini bertujuan untuk mengkaji fenomena penggunaan jenis strategi dakwah Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas dalam rangka pembinaan religiusitas kader. Penelitian ini berkontribusi terhadap kajian psikologi pendidikan Islam, organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan perkembangan dakwah mahasiswa. Pendekatan psikologi positif dengan konsep lima dimensi religiusitas dari Rodney S dan C.Y. Glock, serta tiga konsep strategi dakwah dari abu al-Fath al- Bayanuni digunakan dalam penelitian untuk memahami jenis strategi pada program kerja Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas dalam rangka pembinaan religiusitas kader. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif-interpretatif, dan teknik pengumpulan data berupa observasi semi partisipasif, wawancara semi terstuktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas menerapkan program kerja pelatihan mubaligh dasar, malam bina iman dan takwa, pembuatan silabus kajian, training of fasilitator, kunjungan kader, video dakwah, quotes dakwah dan optimalisasi media sosial sebagai strategi pembinaan religiusitas kader. Adapun strategi pada dimensi keyakinan terletak pada saat pemaparan materi ketauhidan, kajian iman, video keutamaan berdzikir, dan quotes dakwah. Strategi pada dimensi praktik agama terletak pada saat praktik wudu, shalat fardu, video minum sambil berdiri, dan video balasan kebaikan. Strategi pada dimensi penghayatan terletak pada saat tadarus alquran, renungan malam, tadabur alam, kajian antara covid dan tauhid, dan video sahabat bawel. Strategi pada dimensi pengetahuan terletak pada saat pemaparan materi mubaligh ikatan, nonton bareng, pembuatan silabus kajian, kajian adab sosial media, video saat bertiga, dan optimalisasi media berbentuk activity of KM3 squad. Strategi pada dimensi konsekuensi terletak pada saat pemaparan materi retorika dakwah, praktik dakwah, kunjungan ke rumah kader, video mari berdakwah, dan optimalisasi media berbentuk pamflet kajian. Dalam taraf pelaksanaan program kerja, berbagai hambatan diatasi dengan cara pendekatan personal dan pendekatan organisatoris. Pendekatan personal berdasarkan kultur sosio-budaya setempat dilakukan dengan cara kunjungan kader, menjadi teman berjuang, dan memberi apresiasi kepada kader prestasi. Sedangkan pendekatan organisatoris berdasarkan mekanisme kerja pimpinan dilakukan dengan cara melakukan pendekatan lebih jauh kepada pengurus Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas, pendekatan kepada seluruh komisariat di Banyumas, serta pendekatan kepada Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas. Adapun terkait prestasi kader, Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas memberi apresiasi penguatan dengan cara apresiasi melalui ucapan lisan sebagai ungkapan bangga terhadapnya, kemudian memposting profil kader prestasi di media sosial, dijadikan sebagai teladan bagi para kader, diberi rekomendasi untuk melanjutkan jenjang perkaderan, dijadikan sebagai narasumber kegiatan, diangkat menjadi pimpinan, serta diberi sertifikat kepadanya.NIM.: 19200012003 Heri Bayu Dwi Prabowo2023-06-21T04:58:14Z2023-06-21T04:58:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59199This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/591992023-06-21T04:58:14ZREGULASI EMOSI IBU SAAT PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19Kondisi pandemi Covid-19 memaksa dunia pendidikan untuk beradaptasi dan menyesuaikan banyak hal, baik dalam metode mengajar, metode pemberian tugas, sampai pada pelibatan orangtua dalam mendampingi anak belajar di rumah. Pada ibu yang juga bekerja, situasi ini menyebabkan bertambahnya peran ibu, yang bukan hanya sebagai istri, namun juga sebagai pengganti guru selama proses pembelajaran daring dilaksanakan. Munculnya berbagai macam konflik peran ini menimbulkan berbagai macam respon emosi, sehingga kemampuan regulasi emosi menjadi sangat penting dalam mencapai keberhasilan saat melakukan study from home. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika yang dihadapi ibu saat pendampingan belajar dan regulasi emosi pada ibu yang mendampingi anak menjalani pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk menjelaskan dan memahami perspektif individu terhadap sesuatu. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak lima informan yang memiliki anak rentan usia 7 sampai 10 tahun dan sedang menjalani pembelajaran daring yang dimana menurut peneliti, anak dengan usia tersebut membutuhkan pendampingan belajar saat study from home. Pengambilan data penelitian ini melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Secara garis besar problematika yang dialami ibu saat melakukan pendampingan belajar terdapat pada kurangnya pemahaman orang tua mengenai materi pelajaran anaknya, manajemen waktu, dan kurangnya motivasi belajar anak serta begitu mahalnya pembelajaran daring. 2) Empat aspek regulasi emosi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada pada masing-masing informan yakni individual differences, dan kognitif dan faktor lain seperti stressor dan kondisi ekonomi keluarga. Sedangkan strategi regulasi emosi yang digunakan oleh informan dalam penelitian ini terdapat tiga strategi yaitu memahami situasi anak, relaksasi dan diskusi. 3) Implikasi religiusitas terhadap regulasi emosi dapat dilihat dari indikator kepedulian dan tanggung jawab atas kewajiban seorang ibu pada pendidikan anak dirumah serta optimis dan sabar dalam menghadapi masalah pada proses pendidikan anak.NIM.: 19200010096 Muhammad Wahid, S.Pd2023-06-05T01:14:26Z2023-06-05T01:14:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59034This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590342023-06-05T01:14:26ZIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMIC MORAL VALUE MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI DI SMP SAINS AL-QUR’AN WAHID HASYIMPandemi Covid 19 pada tahun 2020 sampai tahun 2021 mengakibatkan permasalahan di lembaga pendidikan. Bentuk pembelajaran di masa pandemi tersebut menjadi pembelajaran yang bersifat online dan harus memakai media teknologi. Guru dituntut untuk selalu mencari pola pendidikan yang tepat untuk memaksimalkan pembelajaran pada era ini untuk menciptakan karakter yang dikehendaki sekolah. Karakter yang dikehendaki sekolah berbasis pesantren seperti SMP Sains Al Quran adalah untuk menciptakan karakter Islamic moral value.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam pendidikan karakter nilai moral Islam di SMP Ilmu Al Quran Wahid Hasyim melalui penerapan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif-analitik. Sumber bahan penelitian adalah wawancara mendalam dengan empat orang guru, observasi lapangan dan data dokumentasi.
Penelitian ini memperoleh hasil, pertama pendidikan Islamic moral value diciptakan dengan karakter hubungan horizontal dan vertikal, ikhlas, menguasai bahasa, bersungguh-sungguh dalam belajar, memilihara persahabatan, pemaaf, rela berkorban, mujahadah, kreatif dan inovatif. Kedua Pendidikan Islamic moral value diterapkan dengan media teknologi berupa podcast, konten video, digital learning dengan guru , dan digital learning dengan Kyai. Ketiga, peran teknologi ini efektif untuk membentuk karakter siswa, menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar dan dapat mengaplikasikan program karakter bahasa dengan baik.NIM.: 20200012071 Muhammad Fat Hurroziqy, S.Psi.2023-06-05T01:13:31Z2023-06-05T01:13:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58987This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589872023-06-05T01:13:31ZCOPING SANTRI TAHFIDZ DALAM MENCAPAI SUBJECTIVE WELL-BEING DI PONDOK PESANTREN AR-RAUDHOHSantri yang menginjak masa remaja memiliki jiwa yang belum stabil dan rawan depresi dalam menghadapi tekanan. Santri dituntut memenuhi tata tertib dan kegiatan yang monoton serta minim hiburan. Konflik antar teman, penyesuaian lingkungan, target hafalan, dan rindu akan kehadiran orang tua merupakan beberapa masalah yang ditemukan. Hal ini memungkinkan afek (emosi) negatif lebih dominan ketimbang afek positif. Sehingga, berbagai masalah tersebut dapat menjadi pemicu santri dalam melakukan pemberontakan dan atau pencarian jati diri yang menyimpang. Pondok Pesantren Ar-Raudhoh merupakan pondok pesantren berbasis tahfidz (Berfokus pada penghafalan al-Qur‘an). Permasalahan yang berdampak pada psikologis santri pondok pesantren ar-Raudhoh meliputi tidak diperbolehkan untuk pulang kampung sebelum selesai menghafal 30 juz, tidak boleh sekolah ataupun kuliah, serta kondisi internal santri maupun dari keluarga santri. Maka penelitian ini bertujuan menganalisis lebih jauh mengenai psikologis santri yang mengalami tekanan karena berbagai hal yang dialami selama berada di pondok pesantren Ar-Raudhoh. Menggunakan teori subjective well-being oleh Diener dan teori coping strategy oleh Lazarus dan Folkman, penulis meneliti cara santri coping dengan masalah yang ditemui hingga mampu memiliki subjective well-being yang baik.
Metode pada penelitian ini adalah kualitatif. Penulis melakukan studi lapangan pada para santri di Pondok Tahfidz Ar-Raudhoh, berfokus pada pengalaman subjektif oleh tujuh santri yang telah berada di sana selama lebih dari dua tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur di pondok tersebut.
Berdasar penelitian ini ditemukan bahwa santri lebih sering menggunakan strategi emotion focused coping namun tidak menjadikan maladaptif bagi santri. Santri yang menggunakan emotion focused coping dengan baik juga dinilai memiliki kecerdasan emosional yang baik sebab mereka mampu mengidentifikasi, memahami, dan mengatur emosi serta mampu bertahan menghadapi tekanan. Situasi dan kondisi sekitar santri seperti sifat tawadhu dan atau nderek kyai, serta tidak ada sosok orang tua sangat mendorong santri untuk melakukan coping agar mampu mencapai well-being secepat mungkin. Aspek-aspek Subjektif well-being santri Ar-Raudhoh dapat tercapai setelah santri melakukan strategi coping. Dalam aspek kognitif yang berupa huubungan baik dengan sekitar dan adaptasi yang baik, terpenuhi dari strategi coping santri berupa curhat, jalan-jalan, bercerita dengan orang tua via ponsel, tidur dan sabar. Secara afektif, religiusitas santri berperan penting dalam terpenuhinya afek positif di subjective well-being santri. Rasa optimis terwujud dari coping santri berupa khusnudzon terhadap kyai.NIM.: 19200012002 Maulida Arifatul Munawaroh2023-05-31T07:21:29Z2023-05-31T07:21:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59023This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590232023-05-31T07:21:29ZPENCAPAIAN KEBAHAGIAAN HIDUP MENURUT GURU
SDN KERTIREJO PERSPEKTIF KAWRUH JIWA KI AGENG
SURYOMENTARAMPenelitian ini dilatar-belakangi dari ketertarikan penulis terhadap kebahagiaan
yang menjadi goals bagi kebanyakan orang. Teori kebahagiaan yang dilihat dari
prespektif Ki Ageng Suryomentaram. Beliau termasuk pangeran Yogyakarta yang
tidak mau menyandang gelar pangerannya. Lebih memilih hidup berkelana dan
sederhana. Hingga mencipta sebuah karya kitab Kawruh Jiwa, dijadikan rujukan
kebanyakan orang untuk meraih kebahagiaan. Beliau disebut bapak psikologi
jawa, psikologi humanistik, dan psikologi nusantara. Kebahagiaan universal yang
dapat dirasa oleh kebanyakan orang tanpa melihat strata sosial. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan ingin mengetahui pencapaian kebahagiaan guru SDN
Kertirejo Yogyakarta ketika menjalankan tugas sebagai pendidik, baik di sekolah
dan di lingkungan rumah. Dengan berbagai macam permasalahan yang ditemui di
kehidupannya, seperti KBM yang dilaksanakan secara online dan tatap muka
secara bertahap pada masa pandemic covid-19 yang tentunya mengalami
penyesuaian yang berubah-ubah. Dinamika pencapaian Kebahagiaan, indikator
pencapaian Kebahagiaan serta faktor yang mengkonstruksi kebahagiaan menurut
guru SDN Kertirejo. Penelitian ini termasuk dalam metode kualitatif–dekriptif,
dengan pendekatan psikologi indegenous. Teknik pengumpulan data melibatkan
adanya kunjungan penjajakan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian
analisis data menggunakan tiga rangkaian yaitu reduksi data, penyajian data dan
verifikasi-kesimpulan. Penelitian ini juga melibatkan 3 (tiga) informan yang
menjadi pendidik di SDN Kertirejo Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, pandangan kebahagiaan
guru SDN Kertirejo berorientasi dari kehidupan yang dijalani di lingkungan
sekolah dan rumah. Kedua, indikator pencapaian Kebahagiaan meliputi: tatag,
sesrawung dan jiwa pamomong. Ketiga, dinamika Kebahagiaan melibatkan
proses bungah-susah, mulur mungkret, raos sami, raos langgeng dan nyawang
karep. Keempat, faktor yang mengkonstruksi kebahagiaan guru SDN Kertirejo
yaitu dengan melakukan 3 (tiga) olah gerak (olah raga, olah pikir dan olah rasa)
yang berkaitan dengan semat, drajat dan kramat. Serta menghasilkan olah gerak
yang mempunyai relasi antara sosial dan ranah spiritual.NIM: 18200010237 Atik Ma’rifatun Afifah2023-05-31T04:44:06Z2023-05-31T04:44:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59003This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590032023-05-31T04:44:06ZRELIGIOUS COPING STREET PUNK TEMANGGUNGFenomena punk mengalami perubahan makna seiring dengan perkembangannya. perubahan ini mengkategorikan punk menjadi beberapa kategori; punk murni, punk fesyen, dan punk jalanan (street punk). Perkembangan street punk di Indonesia sangat pesat dan besar. Komunitas punk jalanan yang didominasi oleh anak usia remaja, seolah menjadi punk yang kurang berideologi dengan fakta banyak dari anak punk jalanan yang tidak paham dengan ideologi punk. Bergabungnya anak-anak jalanan ke dunia punk banyak didasari dari masalah yang sebelumnya dialami seperti, kemiskinan, masalah keluarga, dan moral. Faktanya, ditemukan kehidupan anak punk jalanan tidak melepaskan mereka dari masalah seperti yang dihadapi di kehidupan sebelumnya. Kebiasaan mengamen, tidur depan toko dan kebiasaan yang sulit lainnya. Namun, hal ini tidak menyurutkan jumlah anak punk jalanan di Indonesia, bahkan ditemukan dari penelitian sebelumnya bahwa anak punk mampu meraih kebahagiaan. Diasumsikan anak punk memiliki strategi koping tertentu yang dapat mengantarkan anak-anak punk pada kebahagiaan meski menghadapi banyaknya masalah kehidupan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menggali tentang strategi koping yang dilakukan anak punk.
Dengan menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengambil lima anak punk jalanan sebagai partisipan. Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan pertanyaan terbuka. Lima partisipan dipilih berdasarkan kriteria yang dianggap memenuhi untuk penelitian (purposive sampling). Dari hasil penelitian ini, ditemukan dua gaya religious coping yang dilakukan oleh kelima partisipan yaitu gaya penagguhan (deferring toward God) dan juga collaborative religious coping. Dalam penerapan koping religious, anak punk menerapkan hubungan dengan Tuhan (shalat, puasa dan berdo‘a) maupun dengan manusia yang dianjurkan agamanya seperti berbagi dan menjaga perilaku baik.NIM.: 19200010098 Lailati Nazula2023-05-31T03:53:50Z2023-05-31T03:53:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58989This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589892023-05-31T03:53:50ZPERILAKU ALTRUISME JAMA’AH MASJID AL-AZHAR DALAM
MENCAPAI MASJID RAMAH LINGKUNGAN DAN ANAKTesis ini mengkaji tentang konsep perilaku pro-sosial altruisme pada sebuah tempat peribadahan masyarakat di Masjid Al-Azhar Suryowijayan Kota Yogyakarta dalam mencapai predikat masjid ramah lingkungan dan masjid ramah anak. Berbagai permasalahan kehidupan masyarakat diantaranya kekerasan anak dan pencemaran lingkungan menjadi sebuah problematika bangsa yang belum dapat dituntaskan hingga hari ini. Dari berbagai permasalahan tersebut salah satu penyelenggara tempat ibadah berusaha menjadi sebuah solusi dari hal tersebut melalui peran yang dilakukan masjid dengan berbagai kegiatan sosial altruisme sebagai kontribusi untuk Negara. Individu yang mempunyai nilai-nilai pro-sosial yang diwujudkan dalam bentuk praktek altruisme diharapkan akan mampu mengembangkan sebuah konsep ramah anak dan ramah lingkungan dalam sebuah aktifitas kelembagaan masjid. Atas dasar tersebut, penelitian ini mengkaji tentang bagaimana praktek perilaku altruisme pada jama’ah Masjid Al-Azhar dalam mencapai masjid ramah lingkungan dan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian ini berisi tentang hasil wawancara para informan yang terdiri dari jama’ah, relawan, dan pengurus Masjid Al-Azhar Suryowijayan. Kemudian dilakukan pula sebuah pengamatan kondisi yang terjadi. Sehingga pengumpulan data dalam penelitian ada tiga metode yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan praktek altruisme Masjid Al-Azhar diaplikasikan dengan berbagai progeam dan kegiatan diantaranya gerakan ta'awun, pasar sayur gratis, program jumat barokah, berbagi sembako bulanan, berbagi nasi setiap senin, layanan wifi gratis dan program tanggap bencana. Kemudian tantangan praktek altruisme di Masjid Al-Azhar dalam mencapai masjid ramah lingkungan dan anak diantaranya komitmen, konsistensi, globalisasi, permasalahan sosial, kesehatan mental, pendidikan, dan ekonomi. Berdasarkan pengamatan tujuh tantangan tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh Masjid Al-Azhar sehingga usaha dalam mencapai masjid ramah lingkungan dan anak dapat diwujudkan melalui berbagai fasilitas dan kegiatan diantaranya pengumpulan barang bekas jama'ah masjid yang dikelola oleh remaja masjid, penanaman tanaman hijau di pagar masjid, pembagian biji tanaman sayur pada jamaah, pelepasan ikan endemik di sungai. fasilitas lembaga pendidikan bagi anak-anak usia pasca balita yaitu sebuah lembaga formal TK, TPA, kemudian area bermain anak di teras Masjid, dan aula yang luas hal tersebut berkesusaian dengan indikator masjid ramah anak yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.NIM.: 20200011084 Faris Naufal Ali, S.Pd2023-05-31T03:35:38Z2023-05-31T03:35:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58988This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589882023-05-31T03:35:38ZPSIKODINAMIKA AMBIVERSI HIJRAH KEBERAGAMAAN PEREMPUAN: STUDI MAHASISWA DI UKM LDK BAABUL HIKMAH UNIVERSITAS MATARAMMany hijrah phenomena occur among the millennial community and are growing rapidly in Indonesia in general. This is due to the desire of individuals or groups to become better individuals from the perspective of Islam. The decision to emigrate occurs among the middle class, especially students because they are educated and economically richer than rural communities or poor city dwellers in narrow alleys or densely populated settlements, so migration appears because it is already popular on social media.
This study aims to understand in more depth the psychodynamics of women's religious ambiversion of migration by raising the results of the life stories of women who joined the Campus Dakwah Institute (LDK). This disclosure process uses qualitative methods with case studies to describe how the psychodynamic ambiversion of women's religious migration by raising the results of the life stories of women who joined LDK. The duration of data collection was carried out intensively for three months from January to March 2022 with seven informants. The main data collection technique is in-depth interviews with key members and management. While the observation technique is used to observe the activities at LDK Baabul Hikmah. In addition, data collection through documentation was also carried out to collect research-related data.
The results of the study show that female students are motivated to take part in the Baabul Hikmah LDK at the University of Mataram. First, physiological needs; second, LDK Baabul Hikmah is able to fulfill a sense of security; third, the giving of love and acceptance from the board of LDK Baabul Hikmah to members; fourth, LDK Baabul Hikmah is able to fulfill a sense of being appreciated by all members of LDK; fifth, self-actualization is an important part of human beings. Furthermore, Carl G. Jung stated that the phenomenon of migrating at the Dakwah Institute of the Baabul Hikmah Campus, University of Mataram can at least be seen from several aspects: 1) ego, namely there is a wave of tests when they want to make hijrah; 2) personal unconscious which is characterized by bad life experiences before making hijrah; 3) collective unconscious which is characterized by threats from religion which make him realize that what he has been doing so far is not in accordance with religious teachings, and 4) self (self), namely the existence of a life that continues to be fought for after hijrah.NIM.: 20200011001 Bahroni Zainuri Yulien2023-05-29T08:00:58Z2023-05-29T08:00:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58968This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589682023-05-29T08:00:58ZDINAMIKA SELF CONTROL BERBASIS NILAI KALOSARA STUDI KASUS ANGGOTA ORGANISASI MASYARAKAT TAMALAKI TA’AWUNO TOLAKI SULAWESI TENGGARASeveral shocking cases have occurred in the people of Southeast Sulawesi,
and from these cases one of the largest ethnic community organizations residing in
the peninsula of Southeast Sulawesi has been involved in solving them. The
community organization is the Tolaki tribal community organization, namely
Tamalaki Ta'awuno Tolaki Southeast Sulawesi. Tamalaki is the name for Tolaki
knights, which among the general public, especially in the Southeast Sulawesi
Peninsula, sounds frightening. But in essence, Tamalaki is a term for the Tolaki
knights who are tasked with protecting the sovereignty of their territory, be it from
interference by physical contact with a person or group or other matters. Formed as
a bastion of adat, ancestral land and the pride of the Tolaki tribe, in its movement
Tamalaki is based on the philosophy of Kalosara, Inae Kona Sara Lee Pinesara,
Inae Lia Sara Lee Peinekasara, which means whoever respects adat will also be
respected, whoever does not respect adat then he will be punished.
This research is a qualitative research with 6 informants and the approach
used is a case study approach. The research subjects consisted of 4 members of the
Tolaki tamalaki ta'awuno community organization in Southeast Sulawesi, 1 Tolaki
customary council member of Southeast Sulawesi and 1 Tolea person. The data
collection process was carried out by observing, interviewing, documenting, and
data triangulation. Data analysis was carried out by means of data collection, data
reduction, data presentation, and followed by drawing conclusions and verification.
Looking back at the various cases that occurred in Southeast Sulawesi, in
the process of solving them the Tamalaki community organization took part in
them. There are unique things that according to researchers are quite interesting to
study. Based on the facts on the ground, if you look at it, Tamalaki community
organizations tend to look quite anarchic. This is because on several occasions they
were seen carrying sharp weapons during conflicts. This is also what was reported
on a Kendari online media news page. However, if we look back at the process and
results of the settlement of a case, it is found that there were no anarchic acts
committed by members of the Tamalaki community organization. Of course, this
phenomenon is in contrast to the appearance of members of these community
organizations as seen among the public in general. Because of this, the self-control
of members of the Tamalaki community organization is a unique thing to study,
considering that the organization is an organization of the Tolaki tribe which is
guided by Kalosara. The internalization of the Kalosara value also influences the
self-control of members of the Tamalaki Ta'awuno Tolaki community organization,
Southeast Sulawesi.NIM.: 21200011032 Achmad Anshori Fauzi2023-05-29T07:58:05Z2023-05-29T07:58:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58967This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589672023-05-29T07:58:05ZDINAMIKA “BERDAMAI DENGAN INNER CHILD” PADA KOMUNITAS DUTA KESEHATAN MENTAL YANG TELAH MENDAPATKAN TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT)An inner child is an unpleasant experience that happened to someone in their
childhood who did not get a good resolution which will affect the future. This study
aims to examine the dynamics of making peace with the inner child in a community of
mental health ambassadors who have received SEFT therapy. This study used a
qualitative approach and used a single case design. The participants in this study
were three people who are members of the mental health ambassador community.
The data collection procedure used semi-structured interview techniques,
observation, documentation, and interviews with significant others. The NVivo
application was used in data processing, which was part of a data collection
procedure aimed at increasing the validity and objectivity of this study. The results of
the study show that the dynamic process of making peace with the inner child is
inseparable from childhood experiences, parenting wounds, and the impact of the
inner child. The dynamic process of making peace with the inner child of the
participants was influenced by various catharsis, including writing diaries, attending
parenting classes, hypnotherapy, meditation, self-healing, and reading psychology or
parenting books, so someone consulted a psychologist. After going through some of
this catharsis, each participant took part in a workshop that included SEFT therapy.
The therapy aims to restore the balance and harmony of energy in the body, namely
by tapping lightly with two fingertips at certain points in our body. After the SEFT
therapy, each of the participants slowly began to improve themselves, they were
much calmer, began to be sincere, and able to forgive the upbringing wounds caused
by their parents. Finally, each participant can manage himself well, so that he can
make peace with his inner child.NIM.: 21200011025 Siti Nuroh2023-05-29T07:35:18Z2023-05-29T07:35:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58958This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589582023-05-29T07:35:18ZHUBUNGAN DUKUNGAN OTONOMI ORANG TUA, KONTROL PSIKOLOGIS, KONTROL PERILAKU, SOSIALISASI AKADEMIK ORANG TUA, RESPON HUKUMAN DAN RESPON TANPA HUKUMAN PADA NILAI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI OTONOM AKADEMIK SISWA MTs NEGERI DI KABUPATEN SLEMANThe encouragement of autonomous motivation in academics is one of the strategies to prevent students from continuing their education. Early adolescence is a period that reflects many changes in needs such as emotional, cognitive and social, which often causes a decrease in academic performance. Autonomous motivation can be increased through interpersonal relationships that facilitate the satisfaction of basic psychological needs, one of which is the parent-child relationship. This research is to identify the relationship of parenting behavior to encourage academic autonomous motivation of State MTs students in Sleman Regency. The developed model involves seven variables. Variables that have a position as independent variables are parental autonomy, psychological control, behavioral control, response to punishment and response without punishment. Furthermore, the variable that acts as the dependent variable is academic autonomous motivation. Data analysis was performed using the Multiple Linear Regression Analysis approach. The data used are primary and quantitative data. Data were collected from 569 respondents by distributing questionnaires via a Google form using a Likert scale with five answer choices. Data analysis was carried out with the help of the IMB SPSS 22 application. The test results showed that of the six relationships tested, three were significant at 5 percent alpha, and the remaining three other variables were not significant. The insignificant relationship is the relationship of psychological control with academic autonomous motivation, student academic socialization with academic autonomous motivation and the relationship of response without punishment with academic autonomous motivation. Furthermore, the variables of parental autonomy support, behavior control and response without punishment each have a significant relationship with students' academic autonomy motivation.NIM.: 20200012083 Siti Eni Aisyah Simbolon2023-05-29T07:24:29Z2023-05-29T07:24:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58954This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589542023-05-29T07:24:29ZTOLERANSI DALAM PERBEDAAN KEYAKINAN DITINJAU DARI PERSEPSI GURU DAN SISWA DI SEKOLAH MULTIETNIS SDN 013 ARGAMAKMUR BENGKULU UTARAPenghormatan terhadap berbagai perspektif agama dan filsafat disebut sebagai toleransi beragama. Surat Al-Kafirun ayat penanaman Nilai-nilai toleransi sangat penting ditanamkan pada siswa sejak dini, agar tertanam dan diterapkan hingga siswa tersebut dewasa, dengan ditanamkan nilai-nilai toleransi, siswa dapat menghargai perbedaan agar proses pembelajaran menjadi efisien dan sederhana, seperti perbedaan bakat, usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, warna kulit, dan etnis.
metodologi kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi. Untuk mengetahui Bagaimana Guru-guru Pendidikan Agama di sekolah SDN 013 Argamakmur membentuk presepsi siswa terhadap perbedaan keyakinan menggunakan materi Pendidikan Agama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Guru-guru Pendidikan Agama di sekolah SDN 013 Argamakmur membentuk persepsi siswa terhadap perbedaan keyakinan menggunakan materi Pendidikan Agama, untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama yang mengajarkan toleransi dalam perbedaan keyakinan di sekolah multietnis SDN 013 Argamakmur Bengkulu Utara.
Hasil penelitian Bagaimana Guru-guru Pendidikan Agama di Sekolah multietnis SDN 013 Argamakmur membentuk presepsi siswa terhadap perbedaan keyakinan Penanaman nilai-nilai toleransi sangat penting ditanamkan sejak anak-anak usia dini agar tertanam hingga anak itu dewasa, karna kita hidup di negara yang masyarakatnya berbeda suku, bahasa, agama dan budaya, pembelajaran toleransi ini penting agar kita hidup dengan damai. metode dalam menanamkan nilai-nilai toleransi yaitu yang pertama metode qishah atau cerita, yang kedua metode uswah atau keteladanan, yang ketiga metode pembiasaan. Bagaimana presepsi siswa terhadap Pendidikan Agama yang mengajarkan toleransi dalam perbedaan keyakinan di sekolah mutietnis SDN 013 Argamakmur Bengkulu Utara, persepsi siswa terhadap Toleransi bukan hanya karna pembelajaran di kelas, tapi juga karna keteladana langsung yang mereka lihat, dicontohkan langsung oleh tenaga pengajar, bukan saja dari guru agama, tapi juga dari seluruh gurunya, karena tenaga pengajarnya pun dari agama yang berbeda, dan juga presepsi siswa terbentuk dari lingkungannya, karna kebanyakan siswa tinggal di lingkungan yang dinobatkan sebagi desa percontohan umat beragama, lingkungan sekolahnya pun melambangkan toleransi, di sebelah sekolah ada gereja Katolik di belakang sekolah ada gereja umat Kristiani, di belakang gereja Katolik ada pure umat Hindu dan di sebelah kanan gereja Katolik adan vihara, sebelah vihara ada masjid.NIM.: 20200012046 Debby Sulistia2023-05-19T01:55:15Z2023-05-19T01:55:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58715This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/587152023-05-19T01:55:15ZEKSPLORASI UPAYA PSIKOLOGIS GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH BESERTA FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DI KELAS IX MTS NU AL MUNAWWAROH DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2021/2022Latar belakang penelitian ini adalah guru memiliki peran penting dalam proses
belajar, guna mengoptimalkan proses belajar peran guru tidak hanya menguasai
materi dan metode pembelajaran tetapi juga harus memahami dasar-dasar
pendidikan. Dengan ini, guru dapat menjadi peran penting untuk memotivasi pesera
didik dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar baik mata
pelajaran Fiqih, aspek kognitif merupakan salah satu aspek penting dalam
perkembangan peserta didik untuk menentukkan keberhasilan belajar. Ada beberapa
masalah terkait ranah kognitf siswa pada pembelajaran Fiqih di MTs NU Al-
Munawwaroh Dawe Kudus, yaitu pertama, daya konsentrasi dan perhatian siswa
pada mata pelajaran Fiqih berkurang, hanya 50% siswa yang memperhatikan guru.
Kedua, ketika ada PR kebanyakan yang merespon siswa perempuan, yang siswa lakilaki
ada yang mengerjakan PR ada juga yang tidak mengerjakan PR sama sekali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksplorasi upaya Psikologis guru Fiqih dalam
meningkatkan ranah kognitif siswa dan faktor pendukung juga penghambat yang
mempengaruhi ranah kognitif siswa dalam pembelajaran Fiqih.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis
penelitian lapangan (field research). Subjek dari penelitian ini adalah Guru Fiqih dan
4 orang siswa. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis data dari Milles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan
menarik kesimpulan. Kemudian untuk menguji keabsahan datanya menggunakan
triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini adalah eksplorasi upaya psikologis guru Fiqih dalam
meningkatkan ranah kognitif siswa pada pembelajaran Fiqih kelas IX di MTs NU Al-
Munawwaroh Dawe Kudus ialah : 1.) Mengkondisikan kelas dengan memberikan
motivasi dan nasehat kepada siswa. 2.) Melakukan pendekatan pada siswa. 3.)
membangung komunikasi yang interaktif dengan siswa. 4.) Memberikan contoh
teladan kepada siswa. 5.) Melakukan evaluasi dan Melakukan tindak lanjut. Adapun
faktor pendukungnya yaitu: dasar kemampuan, lingkungan, perhatian orangtua dan
penyampaian materi. Selain itu, ada juga faktor penghambat yang terdiri dari:
kesiapan anak, faktor kesadaran juga kemauan menerima pelajaran, dan kurangnya
minat belajar.NIM.: 17104010013 Arifatun Ilmia2023-05-17T07:55:41Z2023-05-17T07:55:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58698This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/586982023-05-17T07:55:41ZLEARNING LOSS PADA SISWA SEKOLAH DASAR
SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN JARAK JAUH
SELAMA PANDEMI COVID-19The COVID-19 pandemic has an impact on the education sector, namely the implementation of distance learning, but its implementation is considered less efficient due to many obstacles. As a result, the lack of learning achievement and the phenomenon of learning loss occur. This research uses a qualitative method with a descriptive case study approach. The data collection technique used interviews and documentation. The results showed that elementary school students experience learning loss due to distance learning during the Covid-19 pandemic. Learning loss in students is influenced by several factors. Students affected by learning loss will experience certain symptoms. In addition, if learning loss is not addressed immediately, it will have a major impact on the world of education. Factors that influence learning loss are inadequate IT facilities, parents' educational background, and family income, inconsistency in learning methods, demands for student independence, one-way communication, and lack of adaptation to the new curriculum. Furthermore, learning loss experienced by students will be characterized by decreased abilities and skills and impaired emotional development of children. The resulting impact is a decrease in student achievement and learning outcomes, as well as a lack of character education, especially in independence, learning discipline and courtesy towards teachers.NIM.: 18107010003 Firyal Nabila Anwar2023-05-04T07:56:46Z2023-05-04T07:56:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58303This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/583032023-05-04T07:56:46ZPEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-GHAZALI DAN NILAI-NILAI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM KITAB AYYUHA AL-WALADAs one of the Muslim intellectuals, al-Ghazali has made many contributions to the realm of Islamic intellectuals, including in the field of education. So far, studies of al-Ghazali's educational thought mostly refer to the book Ihya` 'Ulum al-Diin, be it character education, children's education, moral education, Islamic education, and others. It is still rare for research to examine al-Ghazali's educational concept based on the book Ayyuhaa al-Walad, let alone study it in depth and analyze it using an educational psychology values approach.
This research is a qualitative research based on literature data which aims to explain al-Ghazali's educational thoughts in the book of Ayyuha al-Walad, as well as explain the educational psychology values contained in the concept of thinking about education. The research data were obtained from primary data sources, namely the book of Ayyuha al-Walad and other works by al-Ghazali, and secondary data sources, namely books and articles related to this research topic.
This study found that Al-Ghazali's thoughts on education in the book Ayyuha al-Walad can be categorized into four themes namely al-Ilmu wa al-'Amal (knowledge and practice/action), al-Takhalluq bi al-Khuluq al-Hasan (good behavior), al-Taqarrub ila Allah (closer to the almighty God) and Tazkiyyah al -Nafs (self-purification) who are placed in education according to their individual development, namely al-Janin (fetus), al-Thifl (children), al-Tamyiz (teenager), al-'Aqil (mature/adult) and al-Auliyā/al-Anbiya (saint). The values of educational psychology that can be found in al-Ghazali's view based on the book are the value of learning motivation, the value of intelligence, the value of individual development, the value of memory or memory, the value of thinking and the value of evaluating learning outcomes.NIM.: 20200011055 Faiz Badridduja2023-04-28T04:05:11Z2023-04-28T04:05:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58200This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582002023-04-28T04:05:11ZHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KESEPIAN
TERHADAP PERILAKU CYBERSLACKING PADA MAHASISWA
YANG MENGIKUTI KULIAH DARINGThe increasingly intense use of internet networks during online lectures raises various
kinds of psychological problems, one of which is cyberslacking behavior among students.
This study aims to determine the relationship between self-control and loneliness in
cyberslacking behavior in students who take online lectures. The subjects in this study were
students from class 2019-2021 with a total of 203 student respondents. The method used
in this research is correlational quantitative with a stratified random sampling technique.
The data analysis method used in this research is the multiple regression analysis
techniques. The results showed that there was a significant relationship between selfcontrol
and loneliness toward cyberslacking behavior in college students with p = 0.000
(p <0.05). The first minor hypothesis in this study was accepted, with a value of p = 0.000
(p <0.05) with a negative relationship, which means that there is a negative relationship
between self-control and cyberslacking behavior. So, the higher the self-control, the lower
the Cyberslacking, and vice versa. The second minor hypothesis is accepted with a value
of p = 0.014 (p <0.05) with a positive relationship, which means that the higher the
loneliness, the higher the Cyberslacking behavior among students. Self-control and
loneliness make an effective contribution of 26.4% in influencing Cyberslacking behavior,
while the remaining 73.6% are influenced by other factors not disclosed in this study.NIM.: 17107010117 Cory Hanifah2023-04-28T01:10:51Z2023-04-28T01:10:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58178This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581782023-04-28T01:10:51ZUNSUR-UNSUR KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL (ESQ) DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 1 PIYUNGAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011Latar belakang penelitian ini adalah bahwa seringkali ditemukan anakanak
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi namun tidak pandai mengelola
kecerdasan emosinya, sehingga ia memiliki masalah di dalam kehidupannya,
dikarenakan pelaksanaan pendidikan di Indonesia selama ini terlalu menekankan
arti penting nilai akademik, kecerdasan otak atau IQ saja. jarang sekali ditemukan
pendidikan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan
mental, kebijaksanaan, dan keadilan yang termasuk unsur-unsur ESQ, sehingga
dalam pembelajaran PAI di SMAN 1 Piyungan berusaha menanamkan nilainilai/
unsur-unsur (ESQ) terhadap peserta didiknya. Yang menjadi permasalahan
penelitian ini adalah Bagaimanakah pelaksanaan PAI, Apa sajakah unsur-unsur
ESQ dalam pembelajaran PAI, dan Bagaimana hasil pembelajaran PAI dalam
membentuk Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) siswa di SMAN 1 Piyungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis
tentang pelaksanaan PAI, unsur-unsur ESQ dalam pembelajaran PAI dan hasil
pembelajaran PAI di SMAN 1 Piyungan dalam membentuk ESQ siswa kelas XI.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memotivasi sekolah untuk selalu membina
ESQ siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar
SMAN 1 Piyungan kelas XI. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
pengamatan, wawancara mendalam dokumentasi dan didukung angket. Analisis
data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil
dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan
data dilakukan dengan mengadakan triangulasi dengan meng-crosscheck-kan hasil
wawancara siswa dengan hasil wawancara guru.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Materi PAI di SMA N 1 Piyungan
terdiri dari akhlak, tarikh, fiqih, al-Qur'an dan aqidah yang diajarkan 3 jam dalam
seminggu dengan alokasi waktu 1 X 45 menit. Materi yang berkaitan dengan ESQ
tentang berakhlak kepada Allah SWT, rosul, orang tua, guru dan diri sendiri serta
didukung program-program PAI. (2) Dalam pembelajaran PAI di SMAN 1
Piyungan terdapat unsur-unsur kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang telah
di aktualisasikan oleh siswa yaitu: kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan,
visioner, adil dan empati/kepedulian. (3) Hasil dari angket kecerdasan emosi dan
spiritual siswa dengan sampel 51 siswa, nilai rata-rata/mean 95,049 dan standar
deviasi 3,804 apabila dikonsultasikan dengan patokan nilai standar berskala lima
dapat dikelompokan baik dengan persentase, dalam kategori (kurang/jelek)
berjumlah 15 siswa (29,42%) sedangkan sisanya yaitu 36 siswa (70,58%)
merupakan dalam kategori sedang, baik dan sangat baik. Hal ini berarti secara
mayoritas hasil pembelajaran PAI dalam membentuk ESQ siswa kelas XI Di
SMAN 1 Piyungan dapat dikatakan memiliki nilai atau hasil yang positif.NIM.: 07410044 Musonif Efendi2023-04-12T03:59:16Z2023-04-12T03:59:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57918This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/579182023-04-12T03:59:16ZEFEKTIVITAS CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA SISWA KELAS III SD NEGERI KOTAGEDE I YOGYAKARTAThis study aims to determine the effects of crossword puzzle in improving the
students’ ability to memorize vocabulary in English subject. The subjects in this
study were the third students of SD Negeri Kotagede I Yogyakarta amounting to 22
students and divided into an experimental group were 11 students and a control group
of 11 students.
The experimental group obtained treatment in learning English they were
taught using crossword puzzle while the control group did not taught without using
crossword puzzle. The design of experiments used was two independent groups with
pretest-posttest design. The data collection method used was the ability to memorize
vocabulary test and the analytical method used was two independent samples test.
The result of the research was indicated that the Mann-Withney U value showed
27.500 with p = 0.03 (p < 0.05) mean that the crossword puzzle effective in
improving students ability to memorize vocabulary.NIM.: 07710067 Fatria Sari2023-04-12T03:56:58Z2023-04-12T03:56:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57917This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/579172023-04-12T03:56:58ZHUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA-SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTAThis study aims to determine the correlation between positive thinking with selfefficacy.
The hypothesis in this research is that there is a positive correlation
between positive thingking with self-efficacy. The population in this research were
junior school students Muhammadiyah 3 Depok and the sample were 91 students.
The data were collected in this study using a scale of self-efficacy and positive
thinking scale. It was analyzed by Pearson’s Product Moment correlation.
The results showed that there was a very significant positive correlation
(with rxy = 0.635 with p = 0.000 p <0.001) between positive thinking with selfefficacy.
Contribution efiktif positive thinking to students self-efficacy of 40.3 %.
This means that the higher the positive thinking of students, higher self-efficacy.
Conversely, the lower the positive thinking of students and students self-efficacy
was also lower. So the hypothesis in this research is received.NIM.: 07710057 Abdul Wahid2023-04-11T02:42:09Z2023-04-11T02:42:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57869This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578692023-04-11T02:42:09ZMODEL BIMBINGAN KONSELING ISLAM BAGI SISWA TUNANETRABlind people as individuals who have limited vision have a risk or tendency to experience psychological problems as a result of their limitations. Thinking and treating as a weak person will actually worsen his condition. In fact there are many of them who reject it or not accept it, against the weakening of people who are physically normal, because they feel discriminated against in their lives. Likewise in education, they have the same desire as other normal individuals, want to get a decent education, and not be distinguished. The reality in inclusive schools has not yet led to ideal expectations. Therefore, there needs to be an intensive effort so that inclusive education for them can be as expected. One of them is through this kind of research. The purpose to be achieved in this study is to identify and describe the model of Islamic counseling that is appropriate for blind students.
The study was conducted with a qualitative approach in the MAN Maguwo inclusion school in Yogyakarta, involving two subjects of the BK teacher, and three subjects were blind students. The data collection techniques use interviews, observation and documentation.
The result is that the Islamic guidance and counseling model used for blind students is to use the Nafsiah Islamic counseling model (internalization of religion in every attitude and behavior), Fardiyah (planting religious behavior) and Fi'ah (done in individual, group and classical), and contemporary, where there are five types, namely; constellation of services, development guidance, scientific guidance on activities aimed at, social reconstruction guidance, personal development guidance.- A Said Hasan BasriHairun Hasanah Sagala2023-04-11T02:17:38Z2023-04-11T02:17:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57864This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578642023-04-11T02:17:38ZURGENSI PENGGUNAAN TEKNOLOGI MEDIA
DALAM IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAHGuru BK sebagai sosok konselor yang menjadi sumber bantuan bagi masalah konseli,
serta media pengembangan diri siswa sebagai konseli. Senantiasa dituntut profesional dan
update pengetahuan serta kompetensinya agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,
dan tujuan bimbingan dan konseling tercapai. Tetapi sayang kondisi real di lapangan, masih
banyak guru BK yang belum menguatkan berbagai aspek tersebut. Sehingga kurang mampu
mengimbangi kinerjanya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal
teknologi sabagai hasil pengetahuan menjadi media yang sangat penting dalam implementasi
layanan bimbingan dan konseling.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berbagai bentuk teknologi media
yang digunakan guru BK, dan teknologi apa saja yang paling sering digunakan, serta faktor-
faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung penggunaan teknologi media dalam
implementasi bimbingan dan konseling di sekolah. Empat orang subyek yang terlibat dipilih
secara purposif yakni dua rang guru BK dan dua orang siswa. Adapun teknik pengumpulan
datanya menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasilnya media yang digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling, antara lain
media berbasis manusia, media berbasis teknologi cetak, media berbasis visual, media berbasis
audio visual dan media berbasis komputer. Sedangkan Penggunaan media teknologi dalam
bimbingan dan konseling belum maksimal, hanya menggunakan tiga jenis hardware dan satu
jenis software. Hardware yang digunakan hanya handphone, laptop dan LCD Proyektor.
Sedangkan aplikasi program BK yang berupa software hanya menggunakan program aplikasi
sosiometri. Dan faktor penghambat penggunaan teknologi media bimbingan dan konseling,
atara lain berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah kapasitas guru BK.
Dimana kompetensi guru BK terhadap perkembangan teknologi media masih sangat kurang.
Sedangkan faktor ekternal yang menjadi penghambat adalah jumlah personil BK yang terbatas
(tidak imbang rasionya antara personil BK dengan jumlah siswa), kemudian fasilitas saranan
dan prasarana yang ada juga masih belum memenuhi standar ideal layanan BK. Kemudian
kurangnya dukungan sistem baik dari pihak sekolah, seperti tidak adanya upaya menambah
kemampuan personil BK dengan melatih kemampuannya dalam penguasaan teknologi.A Said Hasan Basri2023-04-10T02:00:02Z2023-04-10T02:00:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57823This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578232023-04-10T02:00:02ZPROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI RELIGIUSITASThis research aimed to examine the correlation between religiosity and the academic procastination. This study also intended to reveal the difference of college student’s religosity and the academic procastination observed from gender, etnics, and programs of study. Purposive sampling was used in this study. The subjects of this study were college students in faculty of Dakwah dan Komunikasi. They were male and female which at least 2011 to 2013 of entering years. There were 185 colleges students involved in this research, 67 males and 118 females. The results of the Pearson Correlation Analysis indicated that there were a significant and negative correlation between religiosity and the the academic procastination. With ”r” scores was 0.410, and“p”< 0.01 was 0.000. The results of independent-sample t test also indicated that there were difference between religiosity and academic procastination observed from studies program. The religiosity of PMI program was the higher than others (KPI, BKI, MD and IKS). And the higher of academic procastination was the IKS program study.Basri A Said Hasan Basri2023-03-06T01:17:03Z2023-03-06T01:17:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56892This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/568922023-03-06T01:17:03ZRELIGIOSITAS SISWA PADA KELOMPOK BERMAIN (KB) MASYITHOH NDASARI BUDI KRAPYAK: NILAI-NILAI RELIGIUS, METODE PENANAMAN DAN IKLIM SEKOLAHPentingnya religiositas pada siswa KB yakni membentuk moral dan etika
yang baik sesuai dengan norma Pancasila atau norma dasar negara dan normanorma
agama yang dapat dikatakan sebagai sosok yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT. Oleh karana itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nilai-nilai religius yang ditanamkan, metode nilai dan pengelolaan iklim sekolah.
Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif- interpretative. Informan
penelitian sebanyak tiga (3) orang, terdiri dari dua (2) orang guru dan seorang (1)
kepala sekolah di Kelompok Bermain (KB) Masyithoh nDasari Budi Krapyak. Data
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Strategi validitas atau
keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data terdiri dari
beberapa tahapan mengolah dan mempersiapkan data, membaca keseluruhan data,
menganalisis dengan menggunakan koding data, menerapkan koding,
mendeskripsikan dan memaknai data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai religius yang ditanamkan
pada siswa KB nDasari Budi yaitu melalui program-program kegiatan keagamaan
di sekolah. Nilai keagamaan dengan menerapkan kegiatan salat, berselawat,
berdo’a dan kegiatan keagamaan lainnya. Nilai keteladanan dengan memberikan
contoh yang baik kepada siswa. Nilai disiplin yang diterapkan untuk membangun
sikap konsisten. Hasil implementasi penanaman nilai menggunakan metode yang
cukup bervariatif, metode bercerita yang disampaikan oleh guru, metode
keteladanan, metode nasihat dan metode pembiasaan. Terdapat beberapa metode
yang memiliki kekurangan dalam penanaman religius, seperti: keterbatasan bahan
materi pembelajaran, sehingga guru kekurangan materi atau bahan ajar. Sedangkan
kelebihan dari metode yang digunakan yakni: guru dapat mengembangkan inovasi
dan kreasi dalam pembelajaran dengan blending berbagai sentra pembelajaran.
Kemudian, pengelolaan iklim sekolah yang diukur menggunakan dua indikator
yaitu dimensi hubungan antar personal dan dimensi pertumbuhan. Dimensi antar
personal yang dilakukan kepala sekolah, guru dan murid untuk mengekspresikan
kemampuan di sekolah dapat dikatakan saling membantu dalam menjalankan
tugasnya. Sedangkan, dimensi pertumbuhan, lingkungan KB mendukung masingmasing
individu untuk tumbuh dan berkembang.NIM.: 19200012036 Nurul Khotimah, S.Psi2023-03-03T07:22:20Z2023-03-03T07:22:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56885This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/568852023-03-03T07:22:20ZPENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU DI PESANTREN PELAJAR MAHASISWA ASWAJA NUSANTARA MLANGIPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyesuaian diri santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi. Hal ini urgen untuk dikaji karna berbagai macam permasalahan yang ditemui oleh santri baru berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Dari permasalahan tersebut dibagi menjadi tiga rumusan masalah. Pertama, bagaimana penyesuaian diri santri baru ? Kedua, bagaimana bentuk-bentuk penyesuaian diri santri baru ? dan Ketiga, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi ? Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang tujuannya adalah untuk memahami fenomena utama. dalam penyesuaian diri di pondok pesantren pada santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi. Penelitian ini melibatkan 8 informan, 1 kyai, 1 ustadz dan 6 santri baru.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) penyesuaian diri santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi terbagi menjadi dua; penyesuaian diri yang baik dan penyesuaian diri yang kurang baik. Penyesuaian diri santri yang baik melalui indikator: kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial dan tanggung jawab. Sedangkan penyesuaian diri santri yang kurang baik melalui indikator: reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan melarikan diri. 2) bentuk-bentuk penyesuaian diri santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi melalui dua aspek yaitu dan adjustive. Bentuk adaptive melalui indikator: transformasi fisik, transformasi tingkah sosial, transformasi penampilan dan daya tarik seksual, sedangkan bentuk adjustive melalui indikator: intensi, nilai, dan empati. 3) faktor-faktor dalam penyesuaian diri santri baru di Pesantren Pelajar Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi meliputi lima faktor yaitu: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor perkembangan dan kematangan, faktor lingkungan, dan faktor budaya dan agama.NIM.: 18200010258 Salman Alparisi2023-02-14T06:56:19Z2023-02-14T06:56:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56221This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562212023-02-14T06:56:19ZPENGARUH FORGIVENESS DAN SPIRITUALITAS TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING TENAGA PENDIDIK TIDAK TETAP DI SMKN SE-KOTA YOGYAKARTAHappiness is an important thing in life because everyone needs to feel
comfortable with happiness. Psychological theory and research prefer to use a
more precise and operationally defined term, namely subjective well-being. The
purpose of this study is to explain the effect of forgiveness and spirituality on
the subjective well-being of non-permanent educators. The research subjects
used non-permanent teaching staff at SMK N in the City of Yogyakarta. The
data collection tool uses the forgivenessscale, spirituality scale and subjective
well-being , each of which has an alpha coefficient (reliability) of 0.769, 0.915
and 0.888. Sampling uses the saturated sample method, which is a sampling
technique when all members of the population are used as samples. Methods of
data analysis using multiple linear regression. The results of the study show that
(1) the variable forgiveness on subjective well-being has an r value of 0.338 and
a significance value or p=0.000. If the significance value = 0.000 (p <0.005) it
means that there is a positive effect between and forgiveness subjective wellbeing
. The more positive forgiveness , the higher the subjective well-being of
non-permanent educators. (2) The variable spirituality on subjective well-being
has an r value of 0.301 and a significance value or p=0.000. If the significance
value = 0.000 (p <0.005) it means that there is a significant positive influence
between spirituality and subjective well-being . The more positive the level of
spirituality, the more positive the subjective well-being of non-permanent
educators.variables Forgiveness and spirituality subjective well-being has an r
value of 0.608 and a significance value or p = 0.000. If the significance value =
0.000 (p <0.005) it means that there is a positive effect of forgiveness and
spirituality on the subjective well-being of educators who are not
simultaneously significant. The higher the value of forgiveness and spirituality,
the higher the value of subjective well-being of non-permanent educators. Thus
the hypothesis in this study is accepted. The effective contribution of the
forgetfulness and spirituality variables to subjective well-being is 0.369
(36.9%), meaning that the higher the forgiveness and spirituality they have, the
higher the subjective well-being of non-permanent educators.NIM.: 20200012057 Radhyatul Hamidah2023-02-14T02:37:26Z2023-02-14T02:37:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56193This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561932023-02-14T02:37:26ZIMPLEMENTASI PRAKTIS HADITS-HADITS MUJAHADAH AN-NAFS TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINIWeak self-adjustment (self-maladjustment) of adolescents to the social environment is not a new issue for Indonesian society. The fact says that there were 12,425 cases of child abuse recorded at KPPPAI as of 2020, and the number has been increasing until now. Many factors cause weak self-adjustment (self-maladjustment) in adolescents, such as a lack of spiritual education in adolescents instilled from an early age. Departing from this phenomenon, this thesis raises the topic of the practical implementation of the hadiths of mujahadah an-nafs (contemplation, reflection, or introspection) and their influence on children's social-emotional development. The purpose of this research is to: this study aims to: (1) find out the planning in implementing the hadiths of mujahadah an-nafs in TK B Ar-Rasyid PAS AY Campus III Pontianak, (2) get information regarding the implementation of teaching hadiths of mujahadah an -nafs in TK B Ar-Rasyid PAS AY Campus III Pontianak, and (3) knowing the impact of the implementation of the hadiths of mujahadah an-nafs in TK B Ar-Rasyid PAS AY Campus III Pontianak.
This research is descriptive qualitative with data mining techniques, namely observation, interviews, and documentation. The findings of this thesis include that the curriculum used by TK B Ar-Rasyid PAS AY Campus III Pontianak is the curriculum for Islamic boarding schools. The methods used in learning hadith are imtaq, practice, tahfiz, talqin and muraja'ah. As for the hadiths of mujahadah an-nafs that are taught such as hadiths prohibiting anger, hadiths saying good things, hadiths prohibiting breaking friendships, hadiths of good morals, hadiths glorifying guests. Then, the conclusion from the interviews and observations is that the hadith education that has been designed by KB/TK PAS AY Campus III has quite a positive impact on children's social-emotional development. This can be seen from the comparison of children's behavior when they just entered school until the time this research was carried out as well as the results of the evaluation of children's development (report cards). Although basically no matter how good the education a child receives at school will be in vain if it is not supported by parents or the environment in which the child lives. As Al-Ghazali said, good morals will be firmly embedded in a soul that always does good habits.NIM.: 20200011032 Nur Azizah2023-02-10T04:32:56Z2023-02-10T04:32:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56080This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/560802023-02-10T04:32:56ZKONTROL DIRI SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI ANAK
TERHADAP DISIPLIN ORANG TUA DI MTSN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kontrol diri terhadap persepsi disiplin orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan persepsi terhadap disiplin orang tua dalam kontrol diri. Subjek penelitian ini merupakan siswa MTSN di Bantul sebanyak 288 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan skala persepsi terhadap disiplin orang tua serta skala kontrol diri yang tiap- tiap mendapatkan koefesien alpha( reliabilitas) sebesar 0, 815 serta 0, 804. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini memakai stratified cluster random sampling yang ialah sesuatu tipe metode sampling dimana peneliti membagi populasi jadi sebagian kelompok yang terpisah yang diucap selaku cluster. Dari sebagian cluster ini diambil sebagian sampel yang diseleksi secara random ataupun acak dari 9 MTSN di Kabupaten Bantul. Tata cara analisis informasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan korelasi. Hasil analisis membuktikan kalau variabel anggapan terhadap disiplin orang tua serta kontrol diri mempunyai nilai r sebesar 0, 732 serta nilai signifikansi ataupun p=0, 000. Bila nilai signifikansi=0, 000( p < 0, 05) berarti perihal ini menunjukan terdapatnya hubungan antara kontrol diri siswa dengan persepsi terhadap disiplin orang tua positif yang signifikan. Semakin positif persepsi terhadap disiplin orang tua, semakin baik kontrol diri pada siswa. Begitu juga sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap disiplin orang tua, semakin buruk kontrol diri pada siswa. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima. Adapun sumbangan efektif variable persepsi terhadap disiplin orang tua dan kontrol diri sebesar 0,536 (53,6%).NIM.: 20200012049 Gita Fitri Handayani, S.Psi.2023-02-10T03:23:00Z2023-02-10T03:23:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56066This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/560662023-02-10T03:23:00ZSTRATEGI MITIGASI LEARNING LOSS PADA PEMBELAJARAN TAHFID PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUNAfter schools reopened due online learning caused to the Covid-19 pandemic, students had extraordinary heterogeneity in terms of learning achievement, including learning outcomes for tahfidz at MITTQUM Surakarta. The problem of learning loss in tahfidz learning is an interesting issue that continues to be studied. School institutions try to design the best learning strategies as a learning loss mitigation measure. This study attempts to describe how the learning loss due to the Covid-19 pandemic in tahfidz learning occurred at MITTQUM Surakarta and how to mitigate it. This study uses the learning loss projection proposed by Kuhfeld which includes scenarios of typical growth, partial absenteeism, Covid-slide and full absenteeism. In the mitigation strategy, this study uses the concept of mitigating learning loss in learning proposed by Carvalho which includes student learning interventions, parental involvement and teacher competency improvement. This study uses a qualitative method with a case study approach. The data collection technique was conducted by interviewing four teachers who were selected by purposive sampling technique and 10 students were selected by random sampling; observation of the tahfidz learning method in the classroom and documentation to explore data in the form of documents such as evaluation of learning outcomes, schedules, written rules and other required documents. The results of the study describe that MITTQUM Surakarta experienced learning loss in the form of a decrease in the quality of memorization in the form of students who did not reach the target and lost memorization when depositing again in the juz'iyah exam. This condition is still better than the prediction of learning loss described by Kuhfeld, because the mitigation plan that has been carried out by the school is in the
ix
form of remediation and reorientation of learning strategies, improving the quality of teachers, good coordination between teachers and parents and efforts to increase motivation that are always given by the teachers to students. Evaluation of learning strategies must always be carried out by schools in order to be able to produce adaptive learning in the development of the learning world. Parents should also take many roles in increasing student motivation and building a conducive atmosphere at home so that children can memorize quietly. Students must also improve self-regulation that can encourage the spirit of memorization.NIM.: 20200012039 Ainus Syifa2023-02-10T02:56:33Z2023-02-10T02:56:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56065This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/560652023-02-10T02:56:33ZDINAMIKA MAJELIS TAKLIM AL-IKHLAS SUBANG
DALAM UPAYA PENGUATAN MENTAL JEMAAH
PADA MASA GELOMBANG COVID-19This research contributes to developing theoretical studies in understanding the mental health coaching program that is being pursued by the Al-Ikhlas Subang Taklim Council as a promotive and preventive method of mental health issues during the Covid-19 wave. Starting from the results of the PDSKJI self-examination which showed that 69% of 2364 respondents had psychological problems, what should be paid attention to from the Covid-19 pandemic is not only physical health, but also mental health. The Taklim Council is a forum that has a strategic role to increase understanding, appreciation and learning experience of Islam as stated in Law no. 20 of 2003. Along with that, the results of pre-study observations revealed that the lectures delivered at the Taklim Assembly meeting also discussed matters related to mental health from an Islamic perspective. In addition, Majelis Taklim has become a medium that has geographical attachment for the congregation in the midst of limited mobility due to the pandemic.
So this research has two problem formulations. First, how to adjust the implementation of the MT Al-Ikhlas program in general during the Covid-19 wave. Second, what are the efforts of MT. Al-Ikhlas in helping to strengthen the mentality of the congregation during the pandemic and the extent to which the congregation has benefited from these efforts. The purpose of the research is to find out the adjustment of the implementation of the MT Al-Ikhlas program in general during the Covid-19 wave and explain MT's efforts. Al-Ikhlas in helping to strengthen the mentality of the congregation and the benefits felt by the congregation for these efforts.The analytical knife used is the concept of Zakiah Daradjat's mental development to dissect mental health development. This study uses a descriptive analytical qualitative research method. Data were collected from observations, semi-structured interviews and documentation studies. Data analysis was carried out based on the steps described by John W. Creswell.
The data obtained were analyzed using the theory of rebuilding Zakiah Darajat. In addition to showing that there are adjustments made by MT. Al-Ikhlas Subang in implementing the program, it turns out that in the whole program there is implicit mental strengthening from the practice of individual worship and social worship. Furthermore, efforts to strengthen the mentality of the congregation are sought by venting as a mental consultation with a religious approach, discussion guidance as well as lectures tailored to the needs of the congregation. That way, this research can fill in the gaps in discourse related to the impact of the pandemic, mental health and the role of the Majelis Taklim in strengthening and mental development on the basis of public education.NIM.: 20200011103 Ajeng Pertiwi Rahmawati2023-02-08T06:58:43Z2023-02-08T06:58:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55984This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559842023-02-08T06:58:43ZSTRATEGI KORPS MUBALIGH MAHASISWA MUHAMMADIYAH
BANYUMAS DALAM PEMBINAAN RELIGIUSITAS KADERTesis ini bertujuan untuk mengkaji fenomena penggunaan jenis strategi
dakwah Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas dalam rangka
pembinaan religiusitas kader. Penelitian ini berkontribusi terhadap kajian psikologi
pendidikan Islam, organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan
perkembangan dakwah mahasiswa.
Pendekatan psikologi positif dengan konsep lima dimensi religiusitas dari
Rodney S dan C.Y. Glock, serta tiga konsep strategi dakwah dari abu al-Fath al-
Bayanuni digunakan dalam penelitian untuk memahami jenis strategi pada program
kerja Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas dalam rangka
pembinaan religiusitas kader. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
teknik analisis deskriptif-interpretatif, dan teknik pengumpulan data berupa
observasi semi partisipasif, wawancara semi terstuktur, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa Korps Mubaligh Mahasiswa
Muhammadiyah Banyumas menerapkan program kerja pelatihan mubaligh dasar,
malam bina iman dan takwa, pembuatan silabus kajian, training of fasilitator,
kunjungan kader, video dakwah, quotes dakwah dan optimalisasi media sosial
sebagai strategi pembinaan religiusitas kader. Adapun strategi pada dimensi
keyakinan terletak pada saat pemaparan materi ketauhidan, kajian iman, video
keutamaan berdzikir, dan quotes dakwah. Strategi pada dimensi praktik agama
terletak pada saat praktik wudu, shalat fardu, video minum sambil berdiri, dan video
balasan kebaikan. Strategi pada dimensi penghayatan terletak pada saat tadarus alquran,
renungan malam, tadabur alam, kajian antara covid dan tauhid, dan video
sahabat bawel. Strategi pada dimensi pengetahuan terletak pada saat pemaparan
materi mubaligh ikatan, nonton bareng, pembuatan silabus kajian, kajian adab
sosial media, video saat bertiga, dan optimalisasi media berbentuk activity of KM3
squad. Strategi pada dimensi konsekuensi terletak pada saat pemaparan materi
retorika dakwah, praktik dakwah, kunjungan ke rumah kader, video mari
berdakwah, dan optimalisasi media berbentuk pamflet kajian. Dalam taraf
pelaksanaan program kerja, berbagai hambatan diatasi dengan cara pendekatan
personal dan pendekatan organisatoris. Pendekatan personal berdasarkan kultur
sosio-budaya setempat dilakukan dengan cara kunjungan kader, menjadi teman
berjuang, dan memberi apresiasi kepada kader prestasi. Sedangkan pendekatan
organisatoris berdasarkan mekanisme kerja pimpinan dilakukan dengan cara
melakukan pendekatan lebih jauh kepada pengurus Korps Mubaligh Mahasiswa
Muhammadiyah Banyumas, pendekatan kepada seluruh komisariat di Banyumas,
serta pendekatan kepada Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Banyumas. Adapun terkait prestasi kader, Korps Mubaligh Mahasiswa
Muhammadiyah Banyumas memberi apresiasi penguatan dengan cara apresiasi
melalui ucapan lisan sebagai ungkapan bangga terhadapnya, kemudian memposting
profil kader prestasi di media sosial, dijadikan sebagai teladan bagi para kader,
diberi rekomendasi untuk melanjutkan jenjang perkaderan, dijadikan sebagai
narasumber kegiatan, diangkat menjadi pimpinan, serta diberi sertifikat kepadanya.NIM.:19200012003 Heri Bayu Dwi Prabowo2023-01-18T22:21:32Z2023-01-18T22:21:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55588This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/555882023-01-18T22:21:32ZPengaruh Pola Asuh Authoritarian Orangtua terhadap Munculnya Agresivitas RemajaPola asuh authoritarian orangtua ialah pengasuhan normal yang mencakup usaha untuk mengontrol dan berinteraksi dengan anak yang memberikan konsekuensi hasil dan akibat yang menekankan pada kepatuhan anak. Agresivitas remaja ialah perilaku yang berasosiasi negatif yaitu mengarah pada perilaku menyakiti orang lain. Terdapat pengaruh positif yang signifikan pola asuh authoritarian orangtua terhadap perilaku agresif remaja.- Khamim Zarkasih Putro2022-12-08T02:40:33Z2022-12-08T02:40:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55424This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/554242022-12-08T02:40:33ZKECENDERUNGAN POLA PERILAKU AGRESIF DAN EKSPLOSIF REMAJA (STUDY KASUS PERILAKU DELINKUENSI PELAJAR DI YOGYAKARTA, PERSPEKTIF SOSIO-RELIGIUS-EDUKATIF)This study aims to determine the tendency of aggressive and explosive behavior of adolescents (student delinquency actors) in the Yogyakarta area, which in this case the researchers conducted research at the Sleman Police, Class 1 Child Correctional Center (BAPAS) and the Youth Social Protection and Rehabilitation Center (BPRSR). ) Yogyakarta in Sleman.
This qualitative research in collecting data using in-depth interviews / indept interview, observation / observation and documentation. The data analysis applies Miles and Hubermen's theory, with the following steps: data reduction, data display, verification.
The results showed that the tendency of adolescent aggressive and explosive behavior had elements of revenge and trial and error. The factors causing aggressive and explosive behavior are caused by the underdevelopment of adolescents regarding the development of social cognition, the development of moral reasoning and the development of a lack of understanding of religion. Besides that, family attention that is not optimal and the negative influence of "gang" are also factors that greatly influence this aggressive and explosive behavior. The solutions that the researchers offer are strengthening education in the family (the power of family), strengthening religious values, developing skills and there is a follow-up on the guidance program provided from the BPRSR at home, in this case guided by the family.- Nurrohmah- Subiyantoro2022-11-29T01:48:05Z2022-11-29T01:48:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55243This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/552432022-11-29T01:48:05ZPENINGKATAN KETRAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA KREATIF PUZZEL DI BA.AISYIYAH MRANGGEN 01 SRUMBUNG KELOMPOK B TAHUN PELAJARAN 2011/2012Latar belakang masalah penelitian ini adalah ketrampilan motorik halus merupakan salah satu pengembangan dasar di TK/BA. Kegiatan motorik halus meliputi penggunaan jari-jari tangan. Perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Seringnya anak melakukan kegiatan motorik halus dan dengan didukung media kreatif atau alat pembelajaran yang digunakan akan lebih mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul ini adalah karena menghadapi masalah tentang pembelaJaran tentang motonK nams paoa ana.K m 0A.A1sy1yan 1V1ranggt:11 v 1 .
Srumbung. Sedangkan kelompok B adalah anak yang dipersiapkan untuk kelas I maka anak harus mempunyai ketrampilan motorik halus, karena kemampuan motorik halus adalah dasar yang harus dimiliki dalam proses pembelajaran,kemampuan motorik halus akan semakin berkembang jika guru dapat memberikan perhatian dan dorongan kepada anak. Sementara di BA.Aisyiyah Mranggen 01 Srumbung anak kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran terutama dalam materi tentang motorik halus. Ketika guru menjelaskan, anak kurang tertarik.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan metode kreatif puzzle dalam peningkatan ketrampilan motorik halus anak setelah metode tersebut diterapkan.Penelitian ini bersifat kualitatif dengan mengambil latar BA.Aisyiyah Mranggen 01 Srumbung, pengambilan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan : media kreatif puzzle efektif digunakan pada peningkatan ketrampilan motorik halus kelompok B di BA.Aisyiyah Mranggen 01 Srumbung, hal tersebut terbukti dari aganya peningkatan motivasi dan keaktifan siswa terlihat pada rasa senang, perhatian, ketertarikan, antusiasme, rasa ingin tahu, bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan pendapat orang lain, antusias dalam mengerjakan tugas, kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat. Pada aspek motivasi siswa siklus I 55%, kemudian pada siklus II 70%, dan pada siklus III 90%. Jadi secara keseluruhan peningkatan ketrirmpilan motorik halus mengalami peningkatan 35% dan peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dari kategori sedang dan akhirnya menjadi tinggi.NIM.: 09411166 Titin Setiawati2022-10-14T02:04:29Z2022-10-14T02:04:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54153This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/541532022-10-14T02:04:29ZHUBUNGAN AKIDAH DENGAN PERILAKU DISIPLIN SANTRI DI MADRASAH ASSALAFIYYAH YOGYAKARTAThe purpose of this study was to determine the relationship between faith and disciplinary behavior of students in Assalafiyyah Madrasah, Mlangi, Yogyakarta. Discipline is defined as a form of behavior and attitude that runs according to the rules of a particular institution or organization that comes from self-awareness or coercion to obey the rules. The background of this research is based on the results of interviews with boarding school administrators and preliminarity data where there are still violations committed by students both in boarding schools and in schools. This is because students who violate the rules do not obey the rules set by the Islamic Boarding School.
The type of research uses a quantitative approach. The sampling method used cluster random sampling. The number of samples is 90 from a total population of 800 students. Technique of data collection using the Scale of Faith with a reliability coefficient of 0,701 and the discipline behavior scale with a reliability coefficient of 0,718. Data were analyzed using the Product Moment technique.the results of a correlation coefficient (rxy) of 0.434 and sig (1-tailed) = 0.000 (p <0.005). Based on the results of this study, it can be concluded that there is a positive and significant relationship between aqidah and disciplined behavior in students at Madrasah Assalafiyyah. This means that the higher the level of faith possessed by the students, the higher the level of discipline behavior of the students. The effective contribution between aqidah and disciplined behavior is 18.8%, while 81.2% is influenced by other factors.NIM.: 15710039 Alfiyah Roro Maghfiroh2022-09-28T04:18:22Z2022-09-28T04:18:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53573This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/535732022-09-28T04:18:22ZISLAMIC PARENTING EDUCATION DI TKIT SALMAN ALFARISI YOGYAKARTAModernitas zaman memberikan tantangan dalam dunia pendidikan untuk lebih
memperhatikan perilaku anak. Berbagai media menyodorkan beragam perilaku amoral
yang dilakukan oleh anak-anak; mulai dari bullying, ngelem, sikap intoleran, hingga
kasus pornografi yang menjaring anak-anak. Mengingat apa yang dikatakan oleh
Kuntowijoyo bahwasanya di balik perkembangan ilmu dan teknologi, zaman yang
modern menyimpan sesuatu yang bisa menghancurkan martabat kemanusiaan. Oleh
karenanya, pendidikan yang diberikan perlu dikuatkan juga dari dalam keluarga dengan
lebih meningkatkan perhatian pada pendidikan spiritualitas. Yang disayangkan, tidak
semua orang tua memahaminya. Maka menurut Zakiah Daradjat, orang tua
membutuhkan bantuan orang lain, dalam hal ini sekolah menjadi lembaga yang
kredibel dan kompatibel untuk memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai
pengasuhan dan pendidikan untuk anak. Atas dasar itulah, penelitian ini mengkaji
bagaimana konsep Islamic parenting education dan bagaimana parenting education
dalam pendekatan spiritualitas Islam.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus
terhadap program Islamic Parenting Education yang dilaksanakan di TKIT Salman Al-
Farisi Yogyakarta. Data-data dikumpulkan melalui wawancara secara langsung (face
to face) maupun via daring. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, 3
orang guru serta 10 orang tua siswa TKIT Salman Al-Farisi. Selain itu, data-data juga
didapatkan melalui observasi dan dokumentasi di TKIT Salman Al-Farisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islamic parenting education di TKIT
Salman Al-Farisi memiliki sebutan khusus yakni SOS (Sekolah Orang Tua Salman).
SOS merupakan bentuk pendidikan untuk orang tua yang mencakup perihal
pengasuhan anak dengan pendidikan agama dan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam.
Yang lebih ditekankan dalam SOS mengarah kepada perhatian terhadap ibadah dan
adab dengan mencontohkan, berusaha merutinkan, dan membiasakan kepada anak.
Adapun spiritualitas masih kurang mendapat perhatian dalam SOS. Sehingga
menunjukkan bahwa spiritualitas menjadi urgensi dalam pelaksanaan SOS yang perlu
diseimbangkan dengan kedua aspek sebelumnya. Hal ini supaya ada pemaknaan dalam
pengasuhan dan pendidikan yang diberikan kepada anak dengan keterhubungan pada
Tuhan (muraqobah). Agar kemudian dapat terimplementasikan pada penumbuhan
kecerdasan dan kearifan anak yang dipenuhi kelembutan dan kasih sayang dalam
muraqobah.NIM.: 20200011119 Murniyati Djufri, S.Ag2022-09-27T03:47:14Z2022-09-27T03:47:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53486This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/534862022-09-27T03:47:14ZRELIGIOSITAS, PEER INFLUENCE DAN FAKTOR DEMOGRAFI SEBAGAI PREDIKTOR PERILAKU PROSOSIAL SANTRI MAHASISWA STID SIRNARASA CIAMISEntering children into islamic boarding schools is one of the ways parents could do so their children get formal lessons and learn religious knowledge. And to prevent them from delinquency and aggressive behavior that leads to antisocial behavior. Prosocial behavior is one of the aspects needed to minimize these behavior. In Islamic boarding schools, this behavior is very easy to find and has become entrenched. Including helping each other, donating, working together to build a dormitory and others. There are many predictors of prosocial behavior including religiosity, peer influence and demographic factors. The aim of this study is to examine the effect of the religiosity, peer influence, and demographic factors on santri's prosocial behavior. Respondents on this research were santri from Sirnarasa Islamic Boarding School at same time as STID Sirnarasa's College Students. The method used quantitative corelation method. The population in this study was 93 respondents and all of them became the sample of research, it because of they were less than 100 respondents. The data collection used modification scales of Prosocialness Scale For Adults, Scale of Religiosity 1 & 2, and Peer Influence Scale. Multiple regression was performed to analyze the data. The finding showed there is a significant influence of religiosity, peer influence, and demographic factors on prosocial behavior with 0,000b significance with the acquisition of R Square of 0,501 or 50,1%. The 49% comes from variables outside this research. There one independent variable whom having significant coefficient regression value was peer influence with effective contribution of 43%. Meanwhile the dimension of aqidah provides an effective contribution of 17,1%, the dimension of ibadah provides an effective contribution of 13,3%, the dimension of amal or akhlak provides an effective contribution of 24%, the dimension of ihsan provides an effective contribution of 6,3%, the dimension of knowledge provides an effective contribution of 0,02% and demographic factors provides an effective contribution of 1,9%.NIM.: 19200012017 Eva Syarifatul Jamilah, S.Pd2022-09-26T01:51:08Z2022-09-26T01:51:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53411This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/534112022-09-26T01:51:08ZMODEL PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI PENURUNAN MOTIVASI BELAJAR SELAMA PANDEMI COVID-19 DI MTs NEGERI 4 SLEMANBerdasarkan latar belakang masalah yang ada, pada masa pandemi covid 19 pembelajaran daring dilakukan sebagai solusi dalam sistem akademik, namun hal tersebut membuat sebagian siswa mengalami perasaaan jenuh dan prokrastinasi akademik terhadap kegiatan belajar daring. Karena selama pembelajaran dilaksanakan secara online komunikasi antara siswa dan guru menjadi terhambat sehingga keaktifan siswa yang dirasa kurang maksimal dan motivasi belajar siswa mengalami penurunan. Di samping itu, peran orang tua dalam pendampingan belajar siswa selama pembelajaran daring di rumah sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif. Dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan subjek penelitian ini adalah orang tua siswa MTs Negeri 4 Sleman dengan latar belakang anak yang mengalami penurunan motivasi belajar di masa pembelajaran daring. Hal tersebut dapat memudahkan penelitian ini untuk mencari model pendampingan orang tua yang digunakan dalam mengatasi penurunan motivasi belajar anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Pendampingan yang digunakan dalam pendampingan belajar yaitu pertama, Permisif, subjek membiarkan anak untuk belajar sendiri tanpa adanya kontrol dari orang tua secara langsung tetapi dalam situasi tertentu subjek cenderung bersifat otoriter atau otoritatif. Kedua Otoriter, orang tua memberlakukan waktu belajar sesuai dengan otoritas orang tua. Ketiga Otoritatif, orang tua membantu anak ketika menemukan kesulitan, tidak menuntut anak harus berprestasi, merespons hasil belajar anak dengan bijak, membangun motivasi belajar anak, dan memahami kelebihan dan kekurangan anak selama pembelajaran daring. 2) Bentuk-bentuk pendampingan orang tua bagi siswa di MTs Negeri 4 Sleman yakni dengan mengatur waktu belajar, mengawasi kegiatan belajar, dan menyediakan fasilitas belajar. Dan 3) Upaya orang tua mengatasi permasalahan dalam pendampingan belajar di rumah. Mengutamakan waktu pendampingan belajar anak dibanding pekerjaan rumah, mengawasi proses belajar dengan memperhatikan tugas yang diberikan, mengkondisikan suasana dan tempat belajar yang nyaman, memberikan fasilitas belajar dan orang tua lebih update.NIM.: 18200010077 Muslikhul Ibad2022-09-22T07:20:18Z2022-09-22T07:20:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53352This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533522022-09-22T07:20:18ZHUBUNGAN KONTEKS SOSIAL DAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL DENGAN PEMBELAJARAN SISWA SMK PADA MASA PANDEMI, MASA TRANSISI, DAN MASA ADAPTASI BARUPembelajaran dinilai sangat penting bagi seseorang, termasuk pada usia remaja yang sedang mengalami perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional. Pembelajaran pada usia remaja ini dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satunya adalah perkembangan sosioemosional dan konteks sosial. Namun, pandemi telah merubah sendi-sendi kehidupan, termasuk dalam aspek pendidikan. Porsi perkembangan sosioemosional dan konteks sosial juga ikut berubah dalam pembelajaran masa pandemi menuju normal baru. Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan perkembangan sosioemosional dan konteks sosial dengan pembelajaran siswa SMK pada masa pandemi, masa transisi, dan masa adaptasi baru.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaf. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling dengan melibatkan 117 reponden siswa SMK N 1 Godean sebagai sampel penelitian. Rancangan survey digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun teknik pengujian hipotesis dilakukan dengan uji analisis regresi dan uji korelasi menggunakan perangkat IBM SPSS Statistic 20.
Hasil penelititan menunjukkan bahwa, pertama, tidak ada hubungan antara konteks sosial dan pembelajaran masa pandemi, dikarenakan aspek teman sebaya dan sekolah pada konteks sosial tidak berfungsi semestinya dan rendahnya intimasi komunikasi siswa-guru dan siswa-teman. Kedua, tidak ada hubungan antara konteks sosial dan pembelajaran masa transisi, dikarenakan rendahnya intimasi komunikasi dan absennya kehadiran teman sebaya dan sekolah pada konteks sosial yang berperan pada siswa SMK. Ketiga, ada hubungan yang positif antara konteks sosial dan pembelajaran masa adaptasi baru. Intimasi komunikasi yang sempat hilang antara siswa-guru dan siswa-teman sebaya meningkat ketika PTM. Peran aspek sekolah dan teman sebaya sebagai konteks sosial juga kembali berjalan ketika PTM dilaksanakan. Total kontribusi konteks sosial terhadap pembelajaran masa adaptasi baru adalah 27,2%. Keempat, tidak terdapat korelasi antara perkembangan sosioemosional dan pembelajaran masa pandemi. Rendahnya intimasi komunikasi antara siswa-teman sebaya dan siswa-guru menjadikan kurang terdukungnya perkembangan identitas, perkembangan moral, harga diri, dan coping stress pada siswa SMK ketika melakukan PJJ. Kelima, adanya korelasi positif antara perkembangan sosioemosional dan pembelajaran masa transisi. Intimasi komunikasi sedikit meningkat dan mendukung aspek-aspek dalam perkembangan sosioemosional terbentuk, seperti perkembangan identitas, perkembangan moral, harga diri, dan coping stress pada siswa SMK ketika PTMT dilaksanakan. Total kontribusi perkembangan sosioemosional terhadap pembelajaran masa transisi adalah 6,7%. Keenam, terdapat korelasi positif antara perkembangan sosioemosional dan pembelajaran masa adaptasi baru. Intimasi komunikasi antara siswa-teman sebaya dan siswa-guru meningkat dan mendukung aspek-aspek dalam perkembangan sosioemosional terbentuk, seperti perkembangan identitas, perkembangan moral, harga diri, dan coping stress pada siswa SMK ketika PTM dilaksanakan Total kontribusi pekembangan sosioemosional terhadap pembelajaran masa adaptasi baru adalah 22,5%.NIM.: 18200010015 Alfi Nur Hidayati2022-09-22T06:54:13Z2022-09-22T06:54:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53132This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/531322022-09-22T06:54:13ZPENGARUH MENONTON TAYANGAN
FILM LASKAR PELANGI DAN FILM SANG PEMIMPI
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA
SMA IT BAITUSSALAM YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh film Laskar Pelangi dan film Sang Pemimpi terhadap Motivasi Belajar dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada siswa SMA IT Baitussalam Yogyakarta. Hipotesis peneitian ini adalah terjadi interaksi secara signifikan antara Kelompok, Gender, dan Motivasi Belajar (selama masa perlakuan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan desain penelitian Multiple Comparison Procedure for Comparing Several Treatments with a Control. Desain penelitian ini dipilih karena ingin membandingkan perlakuan pada masing-masing kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Bayesian Repeated Measures ANOVA. Hasil dari analisis yang telah dilakukan, secara keseluruhan aspek dalam Motivasi Belajar, diketahui bahwa pada model Waktu, model Waktu + Perlakuan, model Waktu + Gender dan model Waktu + Perlakuan + Gender tidak ada yang mempunyai nilai BF10 > 20. Ini berarti bahwa umtuk keseluruhan aspek dalam motivasi belajar tidak mempunyai pengaruh atau peningkatan yang signifikan. Kemudian, analisis dilanjutkan menggunakan uji Bayesian Repeated Measures ANOVA per aspek motivasi belajar. Dari setiap aspek dalam motivasi belajar, model Waktu + Perlakuan + Gender memberikan pengaruh pada Aspek Cara Memandang Tugas (Task Value) dengan nilai BF10 : 60.238 (BF = 20-150 : Bukti yang kuat atau signifikan). Hal ini berarti bahwa setiap kali Subjek dilakukan penilaian pada Pre-Test, Post-Test1 dan Post-Test2, dengan melibatkan Perlakuan antara Kelompok Eksperimen 1 (menonton film saja), Kelompok Eksperimen 2 (menonton film + diskusi) dan Kelompok Kontrol (tidak menonton film) dan dengan melibatkan Gender antara Laki-laki dan Perempuan, untuk Aspek Cara Memandang Tugas (Task Value) dalam Motivasi Belajar didapati terjadi pengaruh atau peningkatan yang signifikan.NIM.: 17107010123 Muhamad Azis Darmawan2022-07-04T03:10:18Z2022-07-04T03:10:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51611This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/516112022-07-04T03:10:18ZHUBUNGAN ANTARA KESEHATAN MENTAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI DI ERA NEW NORMAL COVID-19 SISWA KELAS XI SMKN 1 KASIHAN BANTULLatar belakang penelitian ini adalah kondisi motivasi belajar pada mata
pelajaran PAI di era new normal covid-19 pada siswa kelas XI SMKN 1 Kasihan
Bantul. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, salah
satunya adalah faktor psikologis yaitu mengenai keadaan kesehatan mental siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesehatan
mental dengan motivasi belajar PAI di era new normal covid-19 siswa kelas XI
SMKN 1 Kasihan Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMKN 1 Kasihan Bantul sebanyak 288 siswa yang terdiri
dari 10 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling
yaitu dengan jumlah sampel sebanyak 90 siswa. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan skala kesehatan mental dan skala motivasi
belajar PAI. Serta menggunakan data sekunder berupa wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Uji prasyarat analisis meliputi analisis validitas, reliabilitas,
normalitas dan linearitas. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif dan korelasi Product Moment.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Motivasi belajar PAI termasuk dalam
kategori “sedang” karena terletak pada interval 42-62 dengan persentase 74.4%,
(2) kesehatan mental siswa termasuk dalam kategori “baik” karena terletak pada
interval 30-47 dengan persentase 76.7%. (3) Ada hubungan yang positif dan
sangat signifikan antara kesehatan mental dengan motivasi belajar PAI di era new
normal covid-19 siswa kelas XI SMKN 1 Kasihan Bantul dengan ( xyr = 0,299, p
(two tailed) = 0,000 < 0,01).NIM.: 18104010089 Salsabila Rifdah Qonita2022-07-04T03:09:51Z2022-07-04T03:09:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51606This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/516062022-07-04T03:09:51ZANALISIS PSIKOLOGIS PEMBELAJARAN FIKIH SECARA DARING PADA PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA 1 MAN 2 SLEMAN YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini adalah pembelajaran Fikih yang pada awalnya dilaksanakan secara luring kemudian dialihkan menjadi daring. Dari berbagai survey yang dilakukan oleh satgas covid-19 menyatakan bahwa 47% anak mengalami kebosanan di rumah, 35% anak merasa khawatir akan ketertinggalan dalam pelajaran, 20% anak merindukan teman-teman sekolahnya, 15% anak merasa tidak aman, dan 10% anak merasa khawatir terhadap perekonomian yang menimpa keluarganya. Hal tersebut berkaitan dengan permasalahan yang peneliti temukan saat melaksanakan praktik PPL di MAN 2 Sleman dimana peserta didik jarang bergaul dan berkomunikasi dengan teman sebayanya, kemudian permasalahan lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran adalah peserta didik kurang memiliki motivasi saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh para guru dalam memperlakukan peserta didik secara tepat. Maka dari itu, peneliti berupaya untuk mengkaji lebih terhadap permasalahan tersebut dan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Psikologis Pembelajaran Fikih Secara Daring Pada Peserta Didik Kelas XII MIPA 1 MAN 2 Sleman Yogyakarta”
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana dalam penelitian ini peneliti menggambarkan suatu situasi atau kejadian. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini antara lain, guru Fikih, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wali kelas XII MIPA 1, dan peserta didik kelas XII MIPA 1 MAN 2 Sleman. Pada bagian analisis data peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yakni dengan cara mengumpulkan dan menyusun berbagai data, kemudian dilakukan analisis dan mendapat penafsiran terhadap data tersebut.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pemahaman pembelajaran Fikih secara daring pada peserta didik Kelas XII MIPA 1 MAN 2 Sleman Yogyakarta dapat dikategorikan cukup baik, peserta didik mendapatkan nilai pada ulangan harian dengan rata-rata angka 82,32, peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan seperti menjelaskan materi kembali, menguraikan materi dengan kata-kata sendiri, merangkum, memberikan contoh, dan menyimpulkan 2) Dinamika emosi dalam pembelajaran Fikih secara daring pada peserta didik Kelas XII MIPA 1 MAN 2 Sleman Yogyakarta ditunjukkan dengan perubahan emosi yang terlihat dari peserta didik dari yang awalnya senang menjadi badmood, malas, bosan, tidak bersemangat yang diakibatkan proses pembelajaran Fikih secara daring 3)
Hubungan interpersonal pembelajaran Fikih secara daring pada peserta didik Kelas XII MIPA 1 MAN 2 Sleman Yogyakarta ditunjukkan dengan beberapa perilaku interpersonal seperti merespon baik saat pembelajaran, kemampuan menggunakan ketrampilan berkomunikasi dengan baik, adanya sikap prososial dan keterbukaan dari peserta didik, serta kepekaan dan pemahaman peserta didik dalam mencari pemecahan masalah yang efektif.NIM.: 18104010046 Muhammad Ubaidillah Hanan2022-05-30T04:07:07Z2022-05-30T04:07:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51137This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/511372022-05-30T04:07:07ZMAKNA SESAJI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN
DALAM TRADISI NYALAMAK DILAUQ (SELAMATAN LAUT)
DI DESA TANJUNG LUAR PROVINSI NTBPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam makna simbol-simbol sesaji pada pelaksanaan ritual Nyalamak Dilauq, dan menganalisis nilai-nilai pendidikan dalam tradisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, alasan menggunakan pendekatan ini karena bermaksud untuk mendeskripsikan fenomena sosial pada aktivitas Nyalamak Dilauq dalam masyarakat Suku Bajo Desa Tanjung Luar. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data diambil dari para informan orang yang terlibat serta yang di anggap mampu untuk menjelaskan makna simbolik dari sesaji serta nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi tersebut, yang berjumlah dua belas informan, terdiri dari Aparat Desa, sesepuh, sandro, dan tokoh masyarakat. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari Miles dan Huberman. Model yang diawali dengan reduksi data, data display (penyajian data), dan conclusion drawing / verification (kesimpulan/ verifikasi).
Hasil temuan dari penelitian ini yakni: pertama, sesaji sebagai simbol dan memiliki berbagai macam harapan yang baik di dalamnya untuk masyarakat Tanjung Luar. Makna simbolik sesaji kepala kerbau (rajin, kuat, pekerja keras, dan lambang kemakmuran), makna simbolik 7 mata air (jumlah hari dan kenikamatan hidup), makna simbolik jajanan pasar (keramaian), simbolik minyak bauq (cinta kasih pada sesama), simbolik parai bente (kesucian jiwa), simbolik karunjawa (jenis-jenis makhluk hidup di laut), simbolik pisang raja (hidup bermanfaat), dan bendera empat warna (simbol suku perantauan dan kerukunan). Kedua, nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam tradisi Nyalamak Dilauq yang dapat dipetik diantaranya: nilai religius, nilai kultural, nilai silaturrahmi, nilai gotong royong dan nilai rukun.NIM.: 19200010005 Iza Syahroni2022-04-27T07:12:59Z2022-04-27T07:12:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50858This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508582022-04-27T07:12:59ZPENDIDIKAN KARAKTER JUJUR PADA PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH WAHID HASYIM YOGYAKARTAHonesty is being truthful, genuine, sincere, trustworthy, loyal, fair and up-right as the suitability of speech or what is stated with reality and expressed with awareness from the heart. The aims of this research are to: 1) Knowing the description of the implementation of honest character education for students at Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta. 2) Knowing what factors are supporting factors and inhibiting factors in implementing honest character education for students at Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta. This study uses a qualitative research method with a case study approach namely by conducting in-depth exploration of events, processes, activities of one or more people. The data collection techniques used is the interview method, documentation method and observation method. The informants 1 headmaster, 1 vice principal for curriculum, in this study were 1 homeroom teacher, 2 student guardians, 2 students. The results showed that the implementation of honest character education for students of Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta was realized through 3 main things including: 1) Planning, namely the implementation of honest character education for students in accordance with the vision of Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta namely “Cultivating Akhlakul Karimah” through the dhuha prayer program and reading and writing the Al-Qur‟an; 2) Implementation, namely learning honest character at Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta using a learning integration program where the approach is used so that students can actively participate in learning and encourage students to form their own knowledge; and 3) Evaluation, the cultivation of honest character to students at Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta shows that there are supporting factors for inculcating honest character to students at Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta.NIM.: 18107010006 Muhammad Ariel Pratama2022-04-20T06:16:27Z2022-04-20T06:16:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50645This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/506452022-04-20T06:16:27ZMAKNA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF BAGI MAHASISWA DENGAN GANGGUAN
BIPOLARThis thesis examines the phenomenon of shifting meaning about subjective wellbeing
felt by students with bipolar disorder. This research contributes to the study
of educational psychology, and students with bipolar disorder in the city of
Bandung. A positive psychological approach with Ed Diener's subjective wellbeing
theory is used in this study to understand how the meaning shifts, the way in
which it is obtained, and what factors affect subjective well-being in students with
bipolar disorder. This study uses a qualitative method with phenomenological
interpretive analysis techniques, and data collection techniques in the form of
participatory observation in the Indonesian Bipolar Care community, semistructured
interviews, and documentation. This study found that subjective wellbeing
in students with bipolar disorder is related to self-acceptance, self-love,
feeling stable emotions, achieving goals, and fulfilling social, biological,
psychological and spiritual aspects. In this case, some students with bipolar
disorder are quite able to feel well-being/happiness even though they still feel a lot
of negative emotions. But on the other hand, there are still some respondents who
do not feel prosperous, this is because the financial aspects have not been achieved,
such as still debt, unfinished studies, unsupportive work environment, and assume
that bipolar is a self-identity that sticks for life. Meanwhile, the way they get their
subjective well-being is by engaging in more meaningful and positive activities such
as participating in mental support communities, doing hobbies and being active in
off-campus activities. In evaluating positive and negative affect, respondents must
keep both camps to an appropriate level, so as not to fall back into impulsive and
depressive behavior. So that a cognitive evaluation that includes good problem
solving is needed to obtain calm and improve the quality of life that is more useful.NIM.: 19200010157 Sari Puteri Deta Larasati2022-03-01T01:55:01Z2022-03-01T01:55:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49670This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496702022-03-01T01:55:01ZKONFORMITAS BUDAYA BELAJAR DI SALAM
(SANGGAR ANAK ALAM) KASIHAN BANTULTesis ini mengkaji tentang konsep budaya belajar di SALAM (Sanggar Anak Alam) yaitu “merdeka belajar” dilihat dari sudut pandang konformitas masyarakat terhadap budaya belajar SALAM. Kajian-kajian sebelumnya tentang SALAM adalah seputar latarbelakang konsep belajar yang menjadi trigger utama berdirinya budaya merdeka belajar tersebut. Penelitian lapangan ini akan lebih berkontribusi dalam sumbangsing pengukuhan unik dan pentingnya budaya “merdeka belajar”, baik dari segi latar pemikiran yang mempengaruhinya dan juga konvergensi budaya tersebut pada sikap konformis masyarakat. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif berdasarkan studi lapangan yang dilakukan selama empat bulan. Penelitian ini berisi tentang hasil wawancara dengan fasilitator, murid, orangtua, serta alumni SALAM. Kemudian bersamaan dengannya juga dilakukan observasi bagaimana kondisi sebenarnya yang terjadi. Sehingga pengumpulan data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Tesis ini menunjukan bahwasanya dalam penyelenggaraan budaya belajar, SALAM memiliki konsep dasar yang kuat terkait pendirian dan independensi yang dilakukan SALAM. Di dalamnya sangat erat kaitannya dengan pendidikan pembebasan (liberasi), juga dengan pendidikan memanusiakan manusia (humanistis), segala aspek yang ada di SALAM seperti kurikulum, silabus, fasilitas, metode, strategi, maupun standar capaian belajar, telah disesuaikan dengan konsep yang dipegangnya. Semangat independensi tersebut juga mendapatkan penerimaan dari masyarakat, terbukti ketika SALAM berniat melakukan formalisasi sekolah pun ditentang oleh masayarakat. Bahkan konsep seperti ini telah diikuti oleh komunitas-komunitas lain. Perlu digaris bawahi bahwasanya SALAM bukanlah sekolah perlawanan mereka hanya mendeklarasikan dirinya sebagai sekolah nonformal dengan format PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang juga termasuk dari program pendidikan pemerintah Indonesia.NIM.: 19200010038 Fatah Saiful Anwar2022-02-24T04:34:26Z2022-02-24T04:34:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49680This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496802022-02-24T04:34:26ZPENINGKATAN KINERJA GURU MADRASAH
DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI MADRASAH ALIYAH SWASTA MA’HADUT THOLABAH BABAKAN)Teacher perf0rmance during the pandemic is necessary t0 supp0rt students' learning success. L0cal realities, h0wever, sh0w that teachers' perf0rmance is declining during the pandemic. 0ne 0f the fact0rs that influences teacher perf0rmance is leadership. Leadership is an eff0rt t0 influence 0thers t0 carry 0ut activities t0 achieve c0mm0n g0als. This study aims t0 reveal the impr0vement in teacher perf0rmance during the pandemic. This study ad0pts qualitative meth0ds, ad0pts descriptive naturalism and data c0llecti0n techniques in the f0rm 0f 0bservati0n, interview and survey, then perf0rms critical analysis and interpretati0n in three ways, namely simplificati0n 0f data, data presentati0n and verificati0n 0r the making 0f c0nclusi0ns. This study f0und that the perf0rmance 0f Ma'hadut Th0labah Babakan Tegal Private Madrasah teachers during the pandemic was still n0t 0ptimal, including that they c0uld n0t create a p0sitive and critical learning atm0sphere f0r students during the C0vid-19 pandemic. Then the researchers f0und. Vari0us fact0rs that influence teacher perf0rmance include the availability 0f facilities and infrastructure, a c0mf0rtable 0rganizati0nal envir0nment, the value 0f t0getherness between religi0us principals, teachers and all religi0us sch00l staff, teacher appreciati0n and teacher self-renewal. The leadership r0le 0f the head 0f madrasah MAS Ma'hadut Th0labah is an effective type 0f leadership. As an educat0r, manager, administrat0r, supervis0r, leader and m0tivat0r, he plays a very imp0rtant r0le in impr0ving planning and implementati0n perf0rmance. evaluati0n.NIM.: 19200010152 Nur Azizah, S.Sos2022-02-24T04:12:51Z2022-02-24T04:12:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49681This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496812022-02-24T04:12:51ZKONTRIBUSI HARAPAN, SPIRITUALITAS DAN PENGASUHAN TERHADAP GRIT PADA MAHASISWA YANG LULUS TEPAT WAKTUPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh harapan, spiritualitas dan pengasuhan terhadap grit pada mahasiswa lulus tepat waktu. Subjek penelitian adalah mahasiswa S1 angkatan 2015 yang lulus tahun 2019, 2016 yang lulus tahun 2020 dan 2017 yang lulus tahun 2021 di Pulau Jawa. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 5.594.800 dan sampel minimal sebanyak 400 orang yang diambil menggunakan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan dengan 4 skala yaitu skala grit, skala harapan, skala spiritualitas dan skala pengasuhan yang dibuat oleh peneliti. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harapan, spiritualias dan pengasuhan terhadap grit pada mahasiswa lulus tepat waktu dengan signifikansi 0,000. Selanjutnya, ditemukan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara harapan dengan grit, spiritualitas dengan grit serta pengasuhan dengan grit pada mahasiswa lulus tepat waktu. Harapan, spiritualitas dan pengasuhan bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 58,7%. Harapan memberikan sumbangan efektif sebesar 57,4%, spiritualitas sebesar 1,1% dan pengasuhan sebesar 0,4% terhadap grit pada mahasiswa lulus tepat waktu.NIM.: 19200010153 Adhetya Cahyani2022-02-24T03:46:31Z2022-02-24T03:46:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49686This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/496862022-02-24T03:46:31ZPENYESUAIAN DIRI DALAM PERILAKU BERHENTI MEROKOK
DI KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK DESA BONE-BONE, ENREKANGPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya daerah di Sulawesi Selatan yang berhasil menerapkan larangan merokok sejak tahun 2000. Menariknya, hanya dalam jangka beberapa tahun, Bone-Bone dinyatakan sepenuhnya bebas dari asap rokok. Berdasarkan fenomena ini, tesis ini akan menggali dinamika penyesuaian diri para perokok terhadap adanya larangan merokok di wilayah desa Bone-Bone dan seperti apa mekanisme pendisiplinan yang dijalankan dalam Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Bone-Bone, Enrekang.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, digunakan teori penyesuaian diri (personal-adjustment) berdasarkan pemetaan yang dikemukakan oleh Albert dan Emmons dan kuasa disiplin (disciplinary power) Michel Foucault. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis deskriptif. Jumlah informan penelitian ini sebanyak tujuh informan yang dipilih berdasarkan teknik porposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan model wawancara tidak terstruktur. Adapun analisis data dilakukan berdasarkan tiga langkah Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini: pertama yaitu penyesuaian diri perokok di Bone-Bone adalah sebagai upaya pemenuhan terhadap tuntutan larangan merokok dalam wilayah Bone-Bone. Faktor internal yang mempengaruhi penyesuaian diri mereka adalah kematangan emosional, religiusitas, dan kepribadian yang ditandai dengan adanya keinginan mereka untuk berhenti merokok. Adapun faktor eksternal berupa edukasi tentang dampak merokok yang dijalankan secara berkelanjutan dan lingkungan yang kondusif. Kedua, mekanisme pendisiplinan yang dilakukan pemerintah Bone-Bone yaitu pengawasan hierarkis, normalisasi dan examination atau pengujian. Mekanisme pendisiplinan dijalankan tanpa diketahui oleh masyarakat bahwa dirinya sedang dalam pemantauan orang terdekatnya. Ketika ditemukan ada yang merokok, maka mereka diberikan ganjaran karena dianggap tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Kemudian untuk memastikan pendisiplinan berjalan, pemerintah memeriksanya dengan melibatkan pihak lain untuk memastikan masyarakatnya sudah maksimal menjalankan larangan merokok tersebut. Salah satunya lewat pelibatan peran anak-anak sebagai bagian dari pengawasan untuk memeriksa seberapa dominan wacana larangan merokok terinternalisasikan dalam masyarakat. Keberhasilan pendisiplinan perokok di Bone-Bone karena ditopang oleh panopticon yang bekerja secara optimal sehingga melahirkan individu yang sebenarnya (the real subject), berguna, bermanfaat dan bertanggung jawab.NIM.: 19200010021 Khairul Huda, S.Pd.2022-02-21T02:36:59Z2022-02-21T02:36:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49460This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/494602022-02-21T02:36:59ZHUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN DARING SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN GUNUNGKIDULThis research aims to find out the relationship between adjustment and motivation to study state high school students in Gunungkidul regency on e-learing. This research uses quantitative approaches and data collection methods in the form of questionnaires / questionnaires. The measuring instrument used in this study is a psychological scale in the form of a likert scale. The research population is students of class X, XI, XII from various State High Schools in Gunungkidul Regency. The sample in this study, as many as 392 students, was taken using nonprobability sampling techniques of snowball sampling. The data was collected using a self-adjustment scale and a learning motivation scale. The data analysis technique used is a non parametic test of rho spearmen. The results of the analysis showed that "there is a positive relationship between learning motivation to adjustment in State High School students in Gunungkidul Regency on online learning" with a significance level of 0.000. The higher the level of adjustment of students, the higher the student's learning motivation in following online learning. Vice versa, if the level of adjustment of students is low then the learning motivation that students have will also be low in following online learning. The adjustment variable contributed an effective contribution of 28.3% to the motivation to study in State High School students in Gunungkidul Regency followin e-lerningNIM.: 17107010012 Mully Aya Sofia Mikenda2022-02-02T04:38:22Z2022-02-02T04:38:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49065This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/490652022-02-02T04:38:22ZANNYEONGHASEO AYYUHANNAAS! APROPRIASI DAN ADAPTASI HALLYU DALAM INTERNALISASI NILAI AGAMA DI KALANGAN KOMUNITAS XKWAVERS YOGYAKARTAThis thesis examines the phenomenon of internalizing religious values in the Xschool program held by the Xkwavers community for Hallyu-loving teenagers by appropriating and adapting elements of Korean culture with Islamic values and their implications for shifting the meaning of behavior of program participants who are domiciled in Yogyakarta and its surroundings. This research contributes to the study of educational psychology, Muslim youth and their relationship to pop culture. The social psychology approach with Abraham Maslow's theoretical concept of humanistic learning (hierarchy of needs) and the concept of Fogg behavior model are used in this study to understand how the shift in the meaning of Hallyu lovers’ behavior is influenced by the presence of the Xschool class from the Xkwavers community in changing their thought and behavior based on basic humanistic needs approach and behaviour model. This study uses qualitative methods with descriptive-analytic techniques and data collection techniques in the form of participatory observation in the Xschool class, interviews with Xschool Yogyakarta participants, and documentation of social media and teaching materials from the Xschool class. This study found that the internalization of religious values carried out by the Xschool class was able to cause significant behavioral changes to Hallyu lovers with a unique approach, including optimizing the presence of social media, K-Popers-style speakers, using various terms that are only understood by Korean culture lovers, using instruments and even Korean songs as a distraction, as well as producing Xkwaver's signature merchandise. In addition, this community not only uses doctrinal methods to provide religious learning but also provides various logical evidences and builds critical thinking. This study confirms that there are changes in cognitive, affective and conative behavior based on an understanding of religious values that are instilled in Xschool class participants from the Xkwavers community in order to reduce fanaticism towards Korean culture experienced by today's generation Z teenagers. A novelty obtained from this research is that the internalization of religious values through an emotional and rational approach was able to change the attitude of group fanaticism (obsessive enthusiasm) towards certain cultures.NIM.: 19200012047 Sarah Busyra, S.Ag2022-01-28T07:03:04Z2022-01-28T07:03:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48901This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/489012022-01-28T07:03:04ZNILAI KEISLAMAN DALAM BUDAYA MANGAYUN SEBAGAI PARENTING EDUCATION PADA MASYARAKAT TAPANULI SELETANBudaya mangayun berasal dari kebiasaan orang tua dalam mendiamkan
anak yang sedang menagis dan menidurkannya dalam sebuah ayunan yang diikuti
dengan nyayian. Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa alasan peneliti
yaitu: Pertama, Mangayun merupakan kebiasaan masyarakat dalam menidurkan
anak-anak yang mengahasilkan suatu budaya yang dilaksanakan kepada anak lakilaki
maupun perempuan. Kedua,Budaya Mangayun merupakan hasil dialektika
antara hukum Islam dengan hukum adat, di mana tahap-tahapannya: Aqiqah,
Makkobar, Shalawat, Mata Ni Horja, dan Mangupa. Ketiga Budaya Mangayun
yang mengakar dalam masyarakat Tapanuli Selatan sebagai media interpretasi
nilai-nilai parenting education. Dengan demikian, Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan akulturasi ajaran agama Islam dalam budaya Mangayun dan
menbentuk nilai-nilai parenting education pada masyarakat Tapanuli Selatan.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan etnografi yang mengambil subyek data sebanyak 10 orang yang
terdiri dari Raja Adat, Hatobangon, orang tua, dan masyarakat umum. Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu observasi dan wawancara, dan
untuk analsis data peneliti melalui: pengumpulan data, membaca data,
mengkoding data, membuat tema, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan.
Sedangkan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
interpretasi Clifford Geertz yang memandang dua hal penting dalam proses
penelitian agama dan budaya yaitu: Pertama, Adanya inkulturasi ajaran Islam
kedalam budaya. Kedua, Munculnya upanya–upanya kerja sama yang dialogiskomplementer
dalam konstruksi kehidupan masyarakat.
Hasil penelitian mendeskripsikan yaitu: Pertama, Budaya Mangayun
merupakan salah satu proses akulturasi antara agama dan budaya dalam
kehidupan masyarakat Tapanuli. Sehingga peleburan-peleburan budaya lama
mangayun seperti mangalingin na sorang, manjangit parompa sadun, serta
mangupa-upa, diintegrasikan dengan aturan agama tentang kelahiran anak seperti
‘aqiqah, doa, dan lainya. Mengenai Islam dan budaya Mangayun merupakan
dualisme entitas yang hidup berdampingan dengan harmonis. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya inkulturasi ajaran Islam kedalam budaya dan munculnya
upaya–upaya kerja sama yang dialogis dalam membangun konstruksi kehidupan
masyarakat Tapanuli Selatan. Kedua, Nilai-nilai budaya Mangayun dapat
dimanifestasikan sebagai parenting education terhadap perkembangan anak dan
nilai-nilai tersebut juga dapat direalisasikan orang tua dalam membangun keluarga
harmonis dan sejahtera. Adapun nilia-nilai parenting education dalam budaya
Mangayun yaitu: pemberian pendidikan, menjaga komunikasi dengan baik,
membangun kepercayaan diri, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, serta
mengembangkan bakat dan kreativitas anak.NIM.: 19200010086 Umaruddin Nasution2021-11-25T06:50:41Z2021-11-25T06:51:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47187This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/471872021-11-25T06:50:41ZPSIKOLOGI PENDIDIKANBuku Psikologi Pendidikan merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa Prodi PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, sebagai bekall para salon guru dalam mengajar.Eva Latipah2021-11-23T03:54:45Z2021-11-23T03:54:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47059This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/470592021-11-23T03:54:45ZRELIGIUSITAS SISWA MUSLIM DI SD KRISTEN DUKUH PURBO DESA JOLOTIGO KECAMATAN TALUN KABUPATEN PEKALONGANReligiusitas pada anak dapat dibentuk sejak sedini mungkin melalui peran keluarga. Semakin bertambahnya perkembangan pada anak maka dibutuhkan peran kelompok masyarakat, institusi pendidikan, dan aspek sosial budaya. Dengan demikian anak berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya di sekolah. Hal ini berbeda dengan siswa Muslim SD Kristen Purbo wajib mengikuti pembiasaan keagamaan Kristen seperti renungan dan tata cara berdoa sesuai yang diterapkan di sekolah serta wajib mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti. Dengan mendapatkan pengetahuan agama Kristen di sekolah maka konsep pemahaman beragama pada anak menjadi ganda. Meskipun demikian, hal tersebut tidaklah membuat keimanan pada anak tergoyahkan dan belum ditemukan kasus di SD Kristen Purbo yang siswa Muslimnya berpindah ke agama Kristen dikarenakan faktor pendidikan di SD Kristen Purbo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan religiusitas siswa Muslim SD Kristen Purbo dan menjelaskan alasan serta cara siswa Muslim SD Kristen Purbo mampu mempertahankan keyakinan beragamanya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling, di mana subjek penelitian ini adalah siswa Muslim SD Kristen Purbo dari kelas 4 sampai kelas 6, orang tua siswa Muslim SD Kristen Purbo, kepala sekolah SD Kristen Purbo, guru kelas SD Kristen Purbo, tokoh agama Islam Dukuh Purbo, guru mengaji di TPQ Al-Hidayah, dan pembimbing kegiatan barzanji untuk anak-anak. Penggalian data dilakukan dengan wawancara secara mendalam dan terbuka, observasi, dokumentasi, dan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas siswa Muslim SD Kristen Purbo masih sama pada umumnya anak Muslim yang disesuaikan dengan perkembangannya, seperti masih sulitnya untuk ibadah salat fardu, dan masih bersikap egosentris. Anak akan lebih tertarik dengan ibadah yang sifatnya tahunan, seperti puasa Ramadan, Hari Raya kebesaran Islam. Selain itu, anak juga lebih tertarik pada kegiatan keagamaan yang sifatnya kolektif dan menghibur bagi anak. Meskipun anak mendapatkan pengetahuan agama Kristen di sekolah, dan kegiatan renungan, tetapi tidak menggoyahkan keimanan anak. Hal ini dikarenakan pertama, adanya resiliensi dari diri anak yang berupa dorongan dan kemauan kemauan yang kuat dari dalam diri anak untuk tetap beragama Islam. Dan yang kedua, terbentuknya identitas keagamaan Islam yang kuat dan mapan di Dukuh Purbo.NIM.: 18200010184 Muhammad Khoiruzzadi, S.Pd.2021-11-03T08:04:24Z2021-11-03T08:04:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46282This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/462822021-11-03T08:04:24ZMOTIVASI BELAJAR KELAS XI MADRASAH ALIYAH RIYADLUL
MUTA’ALIMIN CIKARAMATPenelitian ini menjawab pertanyaan seberapa tinggi tingkat motivasi
belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Riyadlul Muta’alimin Cikaramat dan
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut.
Pertanyaan tersebut muncul dari sebuah persoalan beberapa siswa yang tidak
masuk lebih dari 3 kali dalam kurun waktu bulan Juli September 2020.
Kemudian berdasarkan pemaparan para guru, ada dua sampai tiga siswa tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed method) dengan strategi
eksplanatoris sekuensial (explanatory sequential strategy). Sampel penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI MA Riyadlul Muta’alimin Cikaramat. Dengan
rincian, 36 siswa sebagai responden dalam pengumpulan data kuantitatif dan
5 Informan dalam pengambilan data kualitatif. Adapun kelima informan
tersebut terdiri dari 1 siswa bermotivasi tinggi, 1 siswa bermotivasi sedang, 1
siswa bermotivasi rendah, dan 2 guru kelas XI. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas atau 72,2% siswa kelas XI bermotivasi belajar sedang. 19,4%
siswa bermotivasi tinggi, dan 8,3% siswa bermotivasi rendah. Motivasi belajar
siswa kelas XI dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah cita-cita,
kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa. secara umum di lapangan factor yang paling
mempengaruhi siswa adalah faktor kondisi lingkungan khususnya kondisi
sosial ekonomi keluarga.NIM.: 16250026 Muhamad Hasan Saepuroohman2021-11-01T04:12:35Z2021-11-01T04:12:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46153This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/461532021-11-01T04:12:35ZANALISIS KOMPETENSI HOTS DALAM BUKU PAI SD KELAS I-III (TINJAUAN DARI PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN)The aim of the 2013 curriculum is that students can think at high levels (HOTS). The reality is that students' HOTS are low, this can be seen from the learning outcomes of elementary school (SD) students at INAP (Indonesian National Assessment Program) in 2016. In the PAI subject, this is lacking, this is evidenced by their low cognitive knowledge. According to Krathwohl, there are indicators in measuring HOTS that are included in the bloom taxonomy from the KKO (Operational Verb) form, namely C4 (analysis), C5 (evaluation) and C6 (creating). PAI SD grade I-III development age (7-9 years). At this age, children enter into intellectual child psychology. This study aims to determine how the HOTS components are in the SD PAI class I-III books and to find out how the developmental psychology perspective views HOTS components in the SD PAI books for grades I-III.
This research uses library research or library research. The data collection technique in this research is documentation. Data analysis techniques in this study use research content or content analysis, thinking methods and drawing conclusions.
The results of this study are the HOTS component in the SD PAI book referring to the 2013 curriculum for grades I-III using operational verbs to analyze (C4), link (C4) and create (C5), in which the students' reasoning is good in understanding pictures, situations, interpreting a situation by analyzing, synthesizing, associating and drawing conclusions to create critical and creative ideas. A review of the developmental psychology perspective on HOTS learning material in the SD PAI book refers to the 2013 curriculum for grades I-III, there is a mismatch between HOTS material and the developmental psychology of elementary school children of grade I-III who are 7-9 years old. This is because children are able to do reasoning, problem solving and can think logically, but his thinking is limited to concrete operations. Children can understand the quality, sort and clarify real objects. However, children cannot reason about things that are abstraction and assumptions so that they have difficulty solving problems verbally that are abstract in nature. So that there is an imbalance between the psychology of child development and the HOTS material in the PAI class I-III.NIM.: 18204011037 Cintya Sukma Widita2021-11-01T03:57:50Z2021-11-01T03:57:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46152This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/461522021-11-01T03:57:50ZPENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) PESERTA DIDIK MELALUI SISTEM FULL DAY SCHOOL (STUDI DI SD MUHAMMADIYAH KEBUMEN)Nowadays, there are many schools using the full day school system that are implemented in Indonesian Islamic Elementary Schools. The full day school system is also in great demand. The reason that usually arises is because the time to study at school is longer. This concept is considered capable of developing the spiritual and scientific abilities of students more precisely so that it can improve children's abilities, because in reality the application of the spiritual intelligence abilities of children in this country is still not optimal.
This study aims to describe (1) a model for developing spiritual intelligence through the full day school system at SD Muhammadiyah Kebumen (2) the strategy for developing spiritual intelligence through a full day school system at SD Muhammadiyah Kebumen (3) the implications of models and strategies in developing spiritual intelligence. through the full day school system at Muhammadiyah elementary school, Kebumen. This research uses a qualitative approach. data collection method is done by interview, documentation and observation. Technical data analysis is carried out through the individual site stage and cross-case and uses an interactive analysis model which includes 4 components, namely, collecting data on data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results showed that. (1) The values developed to build spiritual intelligence at SD Muh Kebumen are as follows: Inculcating the values of love and affection, instilling self-confidence, applying the values of justice, values of independence, applying the values of honesty , Application of the values of generosity, Inculcating values in the aspects of patience and gratitude, instilling the values of cleanliness are part of faith. (2) The strategy of developing students' spiritual intelligence through the full day school system at SD Muhammadiyah Kebumen is as follows: Through the process of assigning tasks, through nurture, through knowledge, through creativity, through brotherhood, through leadership. (3) The impact of the spiritual intelligence of SD Muh Kebumen students on their behavior At Muhammadiyah Elementary School Kebumen as follows: students in school and at home are more religious, have a tolerant attitude towards fellow human beings, Students of SD Muhammadiyah Kebumen always refrain from violating laws that have been implemented in schools, students have a very high sense of love for the school environment, honesty is a trait that is instilled in students to make children have good personalities and morals, always grateful for the blessings that Allah gives, have have a trustworthy nature and always be responsible, anti-violence, have thrifty behavior, have an attitude of generosity, are creative and innovative, are friendly and are easy to socialize in a new environment.NIM.: 18204011029 Amri Jati Viatwan2021-10-23T07:27:39Z2021-10-23T07:27:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45805This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/458052021-10-23T07:27:39ZGERAKAN DAMAI DI DUNIA MAYA: STUDI KASUS
YOUNG INTERFAITH PEACEMAKER COMMUNITY YOGYAKARTATesis ini mengkaji upaya pembangunan perdamaian yang diinisiasi oleh salah satu komunitas pemuda antaragama bernama Young Interfaith Peacemaker Community. Tesis ini menunjukkan bahwa kegiatan Young Interfaith Peacemaker Community melahirkan sebuah identitas baru yang membentuk identitas kolektif di dalam diri individu yaitu rasa kebersamaan dalam kelompok, dan diaktualisasikan melalui perannya dalam upaya membangun perdamaian. Identitas baru tersebut mendorong mereka untuk terlibat dalam upaya-upaya perdamaian khususnya di dunia maya. Ihwal tersebut tampak dari program-program yang mereka rumuskan seperti Student Interfaith Peace Camp (SIPC), kajian tematik dan kajian scriptural reasoning, penyebaran nilai a common word yang bekerja sama dengan berbagai institusi dan organisasi damai lainnya. Selain itu, Young Interfaith Peacemaker Community juga melakukan program-program yang di aktualisasikan secara online di media social seperti menyebarkan konten-konten nilai perdamaian yang mengajak pengguna media sosial untuk melakukan dialog-dialog lintas agama secara online. Data dari penelitian ini diambil dari wawancara yang dilakukan para aktivis Young Interfaith Peacemaker Community dan konstituen merekaNIM: 18200010141 Ririn Musdalifah2021-10-23T07:22:59Z2021-10-23T07:22:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45804This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/458042021-10-23T07:22:59ZKEBERMAKNAAN HIDUP PARA JAMAAH MAJELIS TAKLIM
DI DESA TERAS KABUPATEN BOYOLALILatar belakang penelitian ini adalah kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan agama Islam serta pembinaan moral dan karakter bagi masyarakat. Sifat majelis taklim yang fleksibel dan dinamis dalam menyampaikan materi, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mendalami ilmu agama. Oleh karena itu lahirlah beberapa kegiatan majelis taklim di Desa Teras, kabupaten Boyolali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan ilmu agama. Karena dengan pengetahuan ilmu agama, manusia akan mengetahui hakikat dirinya serta mempunyai tujuan dalam hidupnya, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan fenomenologi. Penetapan subyek berdasarkan beberapa spesifikasi dengan informan berjumlah empat orang dari jamaah majelis taklim. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun analisis yang digunakan yakni melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kemudian penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan majelis taklim dari persyarikatan Muhammadiyah dan yayasan MTA di desa Teras Boyolali merupakan wadah pembinaan keagamaan seperti pembinaan akidah, pembinaan ibadah dan pembinaan akhlak melalui kajian keaagamaan dilakukan secara rutin di tengah masyarakat. Pendidikan Islam di majelis taklim memiliki peran strategis bagi pembentukan karakter para jamaah yang sangat dibutuhkannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Gambaran kebermaknaan hidup para jamaah ditandai dengan kebebasan para jamaah untuk melakukan aktivitasnya sesuai dengan syariat yang berlaku. Makna hidup para jamaah adalah sikap penghambaan dan pengabdian tulus kepada Allah, karena para jamaah sadar bahwa tujuan hidup mereka hanya untuk beribadah kepada Allah. Sumber makna hidup para jamaah terwujud pada kegiatan majelis taklim yang diikuti hampir setiap hari, karena dengan kegiatan tersebut para jamaah dapat mengetahui pedoman hidup manusia di dunia. Adanya dimensi noetic pada setiap jamaah, maka para jamaah mampu melakukan transendensi diri yang terjadi pada saat shalat. Kebermaknaan hidup para jamaah majelis taklim dipengaruhi beberapa faktor yaitu: pola berpikir yang positif, pengetahuan tentang nilai moral yang menjadi kontrol atas segala sesuatu yang dilakukan jamaah, keyakinan terhadap kekuasaan Allah dan hubungan antar teman majelis taklim yang selalu memberi dukungan untuk menjadi lebih baik.NIM. 18200010136 Ma'ruf Bin Husein2021-10-23T07:13:17Z2021-10-23T07:13:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45802This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/458022021-10-23T07:13:17ZPERAN AGENSI PADA NEGOSIASI KONFLIK ANTAR PEMELUK AGAMA DI KARET, PLERET, BANTULRelasi Islam dan Kristen selalu mempunyai sisi yang menarik untuk
diperbincangkan pada dewasa ini. Antar kedua umat beragama ini selalu
mengalami pasang surut dalam berelasi. Tidak hanya menjalin relasi yang baik,
tetapi seringkali pula muncul dalam bentuk negatif. Tak terkecuali yang terjadi di
dukuh Karet, Pleret, Bantul. Sikap intoleran yang muncul di Karet menjadi latar
belakang hadirnya tesis ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
negosiasi muka dan sikap agensi yang dilakukan oleh warga Karet terhadap warga
non Muslim yang ada di dukuh Karet.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Informan merupakan warga dukuh Karet dengan jumlah subjek 4
orang. Dalam menetapkan subyek penelitan, peneliti menggunakan purposive
sampling karena informan dipilih dengan melihat kriteria tertentu secara sengaja.
Proses pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teori yang dipakai adalah teori negosiasi muka dan teori agensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada lagi peristiwa yang
mencoreng nama baik salah satu agama yang mendiami di dukuh Karet, baik itu
Islam maupun Kristen. Hal ini tidak lepas dari peran agensi yang hadir sebagai
upaya untuk mendamaikan tegangan konflik tersebut. Adanya peraturan intoleran
yang dibuat oleh warga dukuh Karet memunculkan polemik yang apabila tidak
segera ditengahi akan menimbulkan masalah yang berkepanjangan. Maka
diperlukan adanya negosiasi untuk meredam dan memperbaiki hubungan antar
kedua umat beragama yang sempat renggang, sehingga mewujudkan harmoni
dalam bentuk kedamaian dan ketentraman. Ada tiga bentuk pola negosiasi yang
dilakukan oleh masyarakat lintas agama di dukuh Karet. Facework
ketimbangrasaan, facework solidaritas, dan facework pujian, yang mana ketiga
pola negosiasi tersebut berjalan dengan baik. Begitu pula dengan penerapan teori
pembelajaran sosial dengan konsep modeling dalam proses negosiasi konflik antar
pemeluk agama di Karet sudah terlaksana dengan baik karena peran model dalam
hal ini adalah tokoh agama atau tokoh masyarakat telah melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan konsep modeling, yaitu: aspek perhatian
(attention), mengingat (retention), produksi (production), dan motivasi
(motivation).NIM: 18200010125 Luthfil Hakim Hasan, S.Psi.2021-10-23T07:06:59Z2021-10-23T07:06:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45801This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/458012021-10-23T07:06:59ZMITOS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI PERANG
TIMBUNG SUKU SASAK LOMBOK TENGAHTesis ini mengkaji mitos dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
tradisi perang Timbung suku Sasak Lombok Tengah. Penelitian ini berkontribusi pada
kajian mengenai mitos yang berkembang pada pelaksanana tradisi perang Timbung di
Desa Pejanggik yang dapat dipetik nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam
pelaksanaannya dan menjadi tradisi yang diselenggarakan setiap tahunnya. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi dan life story yang
dilakukan secara intensif selama empat bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan
mewawancarai lima belas orang yang terdiri dari pemerintah Desa, tokoh adat,
sesepuh, serta masyarakat Desa Pejanggik. Selain itu, pengumpulan data juga
dilakukan dengan teknik observasi terhadap pelaksanaan kegiatan perang Timbung
sebelum penelitian sebagai tahap awal dan kemudian dilanjutkan dengan observasi
terhadap pelbagai lokasi yang berkaitan dengan penelitian, serta mengumpulkan data
dari pelbagai dokumen, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat suku Sasak Desa
Pejanggik Lombok Tengah hingga saat ini masih mempertahankan tradisi perang
Timbung dan meyakini mitos-mitos yang terkandung di dalamnya, seperti perang
Timbung diyakini sebagai jalan penolak bala, ajang pencarian jodoh, dan air suci
sebagai obat. Dalam pelaksanaan tradisi perang Timbung nilai-nilai pendidikan yang
dapat dipetit adalah nilai-nilai pendidikan sipiritual dalam berbagai bacaan dan prilaku
yang mengiringi tradisi perang Timbung dengan nuansa Islam, nilai-nilai pendidikan
kultural (budaya) dalam prilaku budaya secara keseluruhannya, nilai-nilai pendidikan
sosial yang dapat ditemukan dalam prilaku budaya saat pelaksanaan tradisi perang
Timbung yang mengandung nilai silaturrahim, nilai gotong royong, dan nilai
kerukunan.NIM. 18200010124 Khairul Khalqi, S. Pd2021-10-22T08:25:40Z2021-10-22T08:25:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45785This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/457852021-10-22T08:25:40ZKONSEP PREVENTIF PERILAKU HOMOSEKSUAL DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD BIN IBRAHIM AL-HAMD DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Kajian Kitab AL-JARIMAH AL-KHULUQIYYAH ‘AMALU QAUMI LUT SUBULU AL-WIQAYAH WA AL-‘ILAJ )Latar belakang masalah penelitian ini adalah karena permasalahan
homoseksual sudah sampai dalam ranah pendidikan, sehingga peserta didik harus
mendapatkan perlindungan pada akidah dan akhlak mereka agar tercegah dari
perilaku homoseksual. Kitab Al-Jarimah Al-Khuluqiyyah ‘Amalu Qaumi Lut – Subulu Al-Wiqayah wa Al-‘Ilaj sebagai kitab yang khusus membahas perilaku homoseksual memiliki konsep preventif yang dibutuhkan agar peserta didik
terhindar dari perilaku homoseksual. Maka diharapkan konsep preventif yang ada dalam kitab tersebut dapat diterapkan dan mampu mencegah dari bahayanya
perilaku hmoseksual. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis dan sosiologis.
Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan metode deskriptif analitik. Peneliti dalam penelitian ini mengungkapkan konsep preventif perspektif Syekh Muhammad bin Ibrahim al-
Hamd, kemudian merelevansikan konsep tersebut dengan Pendidikan Agama Islam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: 1) Konsep preventif perilaku
homoseksual yang diberikan oleh Syekh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd terbagi menjadi 3 konsep pokok yaitu: Pertama Konsep Hablumminallah yaitu konsep
yang berhubungan dengan keimanan, ibadah, dan akhlak terhadap Allah Ta’ala,
sehingga tercipta hubungan baik antara seorang hamba dan Allah Ta’ala yang akan mencegah seorang hamba dari perilaku homoseksual. Kedua Konsep Hablumminanas yaitu konsep yang berhubungan dengan akhlak dan sosialisasi
terhadap sesama manusia, sehingga akan tercipta hubungan yang baik berdasarkan norma-norma agama Islam dan akan mencegah dari perilaku homoseksual. Ketiga
Konsep Mujahadah An-Nafs yaitu konsep upaya dalam diri pribadi dalam menjauhi segala keburukan termasuk perilaku homoseksual. 2) Terdapat relevansi antara konsep preventif dalam kitab Al-Jari>mah Al-Khuluqiyyah ‘Amalu Qaumi
Lut{ – Subulu Al-Wiqa>yah wa Al-‘Ilaj terhadap Pendidikan Agama Islam di Indonesia dari segi tujuannya dan standar isi.NIM.: 14410164 Wisnu Utomojati2021-10-21T11:48:35Z2021-10-21T11:48:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45738This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/457382021-10-21T11:48:35ZIDENTITAS DAN PENGAKUAN: RESPONS WARIA MUSLIM DALAM MENGHADAPI DISKRIMINASIThis thesis examines the dynamics of the lives of Muslim transgenders to obtain the legality of their gender identity. This research contributes in order to develop theoretical studies in understanding the existence of transgenders as minorities and their relation to negative stigma. This study used a phenomenological qualitative method which was carried out for six months. Data collection in this study used interview, observation and documentation techniques. Interviews were conducted with eleven transgenders, from three transgender organizations in Yogyakarta, both as members and administrators of these transgender organizations. Observation was carried out intensively in relation to transgender activities both inside and outside the organization's secretariat. Finally, data collection with documentation is from various printed and online documents, especially related to this research.
This research shows that, discrimination against transgenders stems from family rejection of transgender gender identity. The efforts made by transgenders in dealing with such discrimination are to use self defense mechanisms of rationalization and compensation. A form of transgender rationalization is to acknowledge that their gender identity is innate, while the form of transgender compensation is to not dress up like a woman with a reason to maintain the good name of the family. This research also shows that, transvestites individually cannot assert their identity in the public sphere, then this effort is carried out on an organizational basis, namely the Kebaya Foundation, Iwayo, and the Waria Al-Fatah Islamic Boarding School. This identity negotiation is carried out by making advocacy division, providing training in the form of skills to transgenders to be able to work in sectors that are more receptive to the community, participating in commemorating holidays, participating in providing assistance to people infected with HIV and AIDS (ODHA), providing education through seminars or discussions, collaborating with various universities and religious leaders, creating an internal institution, the Family Support Group, with the aim of negotiating transgender identity into the public domain that their religious identity is recognized.NIM: 17200010068 Harpan Reski Mulia, S.Pd2021-10-13T07:41:04Z2021-10-13T07:41:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45390This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453902021-10-13T07:41:04ZKESEHATAN MENTAL SISWA DI TENGAH BENCANA DAN IMPLIKASINYA PADA PRESTASI BELAJARConsidering the many disasters that have occurred in the motherland, it is inseparable from the mental condition that has begun to decline both in the school environment and in the community. Students who are affected by the disaster may experience stress as a result of losing something valuable and result in an imbalance in terms of physical, psychological, mental and spiritual health. Therefore, educational institutions are a good place to renovate the shortage of students who are affected in rearranging various aspects that have begun to decline, especially in learning. One of the important factors for students is their mental health, because from there will emerge both positive and negative effects in achieving learning achievement.
The purpose of this study was to determine whether there was an effect of students' mental health on learning achievement in the midst of a disaster. This type of research used in this research is quantitative research. With the research subject, namely 220 students in the school. The data collection method used was a mental health questionnaire scale and learning achievement.
The results of this study indicate that the mental health of students is very influential on learning achievement in the midst of a disaster. It is known that the rxy value is 0.878, then this value is consulted with the Product moment r table (0.138) at the 5% significance level with N = 220, it can be said that the results of data analysis in this study are significant, there is an influence or relationship, with a positive r value which means more the higher the mental health of students, the higher the learning achievement in the midst of a disaster. And there is no sgnificant difference in the mental health level of male and female studentsin the midst of the disaster.NIM.: 18200010239 Rosadi2021-10-13T07:34:00Z2021-10-13T07:34:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45389This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453892021-10-13T07:34:00ZPENGARUH GRIT (KEGIGIHAN) DAN KEBERSYUKURAN TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA PERANTAUThis study aims to determine the effect of grit and gratitude on subjective
well being of overseas students at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. This study
uses quantitative research methods with multiple regression analysis with a
population of 368 students from UIN Sunan Kalijaga and a sample of 79 students.
The sampling technique used was non random sampling. Data were collected
using an instrument in the form of a grit scale consisting of 10 items, a gratitude
scale consisting of 18 items and a subjective well being scale consisting of 19
items. The data analysis technique in this study used multiple regression with
SPSS for Windows 22.
The results of data analysis showed a positive and significant relationship
between Grit and Gratefulness towards the Subjective Well Being of 79 students
of UIN Sunan Kalijaga. This is evidenced by the results of multiple regression
analysis which obtained the value of F_ (count) of 13.821 with a significance of
0.000 and the acquisition of a score of F_ (table) with a significance level of 5%
of 3.12. This shows that Fcount is positive and is greater than Ftable (13.821>
3.12). The contribution of relativity and effectiveness was 26.7% and the
remaining 73.3% was influenced by other factors.NIM.: 18200010231 Lauditta Soraya Husin2021-10-13T06:49:35Z2021-10-13T06:49:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45386This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453862021-10-13T06:49:35ZKONSEP DIRI MAHASISWA PENARI ANGKLUNG MALIOBORO: KAJIAN KRITIS FENOMENOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi serta menganalisis konsep diri dan academic achievement terhadap mahasiswa yang berprofesi sebagai penari angklung yang melakukan pertunjukan di sepanjang jalan Malioboro. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi, guna mengungkap segala bentuk pengalaman yang dialami manusia dalam bentuk perspektif individu dengan kongkrit dan nyata. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak tiga orang dengan menggunakan teknik purposive sampling yang harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu a) Penari angklung yang melakukan pertunjukan di Malioboro, b) Mahasiswa, c) Serta, beragama. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur, observasi tak terstruktur yang bersifat fully virtual, dan dokumen. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi (gabungan) teknik pengambilan data sebagaimana yang telah disebutkan. Dari hasil analisis menggunakan teori interaksi simbolik Mead, tesis ini menunjukkan bahwa mahasiswa penari angklung Malioboro memiliki konsep diri positif terlepas dari permasalahan yang dapat mempengaruhinya. Selain itu fakta menjelaskan bahwa tanggapan negatif dari orang lain tidak selalu menghasilkan konsep diri yang negatif pula, begitupun sebaliknya. Hal tersebut bergantung bagaimana subjek memproses informasi yang ia dapat, dan secara tidak langsung agama juga turut andil dalam proses tersebut. Uniknya dilihat dari sisi lingkungannya, yang paling memberikan dampak terhadap subjek adalah orang-orang yang memiliki keintiman dalam hubungan sosialnya, dan hal itu tidak harus dengan orang tua, akan tetapi bisa dari pasangan, kakek, atau bahkan teman kerja subjek. Menjadi mahasiswa penari angklung Maliboro dapat memberikan beberapa dampak terhadap subjek, mulai dari dampak positif hingga negatif.NIM.: 18200010210 Nailil Maslukiyah2021-10-13T06:32:45Z2021-10-13T06:32:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45374This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453742021-10-13T06:32:45ZSTRATEGI COPING STRES MAHASISWI S3 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja sumber stres yang dialami oleh mahasiwa S3 dalam menjalani peran ganda, selain itu untuk mengetahui bagaimana strategi coping stres pada mahasiswi S3 berperan ganda yang dijalaninya, dan faktor apa saja yang mempemgaruhi coping stres yang dijalani oleh mahasiswi S3 berperan ganda. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah 3 Mahasiswi S3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, sumber stress yang dialami oleh mahasiwi S3 yaitu berada pada keluarga lebih–lebih pada anaknya, stress yang paling intens adalah yang berasal dari diri sendiri karena tuntutan akademik dan tugas domestik yang kadang berbenturan. Kedua, dalam menyelesaikan masalahnya informan penelitian sering kali menggunakan dua model strategi coping, yakni problem-solving focused coping dan emotion focused coping dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Ketiga, faktor yang mempengaruhi coping stres pada informan tak lepas dari dukungan sosial yang diterima. Terutama dukungan dari suami. Dalam penelitian ini, bentuk dukungan yang diberikan suami kepada mahasiswi S3 berperan ganda yaitu berupa: Nasehat, materi, motivasi, toleransi, dan saling memahami satu sama lain.
Jadi mahasisi S3 yang menjalani peran ganda dalam proses penggunaan copingnya untuk mengatasi sumber stress tidak hanya menggunakan satu strategi coping saja, tapi semuanya dapat terpakai namun menyesuaikan dengan masalah yang dihadapi. Untuk itu seseorang akan tetap memiliki kecenderungan strategi mana yang di gunakan.NIM.: 18200010201 Aisyatin Kamila2021-10-13T06:29:09Z2021-10-13T06:29:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45373This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453732021-10-13T06:29:09ZPERAN PENGASUHAN SOSIO EMOSIONAL ORANGTUA TERHADAP MOTIVASI DAN MINAT ANAK PADA SAAT BELAJAR DI RUMAH SELAMA MASA PANDEMI COVID-19Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengaruh pengasuhan sosio emosional terhadap motivasi anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19, (2) bagaimana pengaruh pengasuhan sosio emosional orangtua terhadap minat anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19, (3) bagaimana pengaruh motivasi terhadap minat anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan regresi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis data regresi sederhana. Adapun tahap pelaksanaan analisis meliputi: 1) analisis deskriptif, 2) uji asumsi klasik, dan 3) uji hipotesis dengan bantuan SPSS Windows versi 26.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh signifikan sebesar 7,3% antara peran pengasuhan sosio emosional orangtua terhadap motivasi anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19. (2)terdapat pengaruh signifikan sebesar 18,4% antara peran pengasuhan sosio emosional orangtua terhadap minat anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19. (3) terdapat pengaruh signifikan sebesar 64% antara motivasi terhadap minat anak pada saat belajar di rumah selama masa pandemi covid-19.NIM.: 18200010200 Mabid Barokah, S.Pd.2021-10-13T06:17:14Z2021-10-29T04:08:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45370This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453702021-10-13T06:17:14ZSUBJECTIVE WELL-BEING MAHASISWA PENYANDANG DISABILITAS DI BULUKUMBA SULAWESI SELATANPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa penyandang disabilitas mempunyai kestabilan rasa kebahagiaan dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu juga untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa penyandang disabilitas agar bisa hidup well-being. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data analisis deskriptif yang diperoleh melalui hasil observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah enam mahasiswa penyandang disabilitas tunadaksa, seorang tunanetra, serta ketua komunitas penyandang disabilitas Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat subjective well-being seseorang dapat dilihat dari beberapa dimensi seperti menerima keadaan diri, berdamai dengan diri sendiri, dan mengatur emosi yang akan membawa ketenangan tersendiri pada mahasiswa penyandang disabilitas. Semakin mereka menerima segala kekurangan dan menyadari tentang takdir yang sudah ditentukan maka mahasiswa penyandang disabilitas akan mampu mengontrol emosi negatifnya, sehingga dampak positif akan meningkat. Selain itu, mereka juga memiliki tujuan hidup dimana para mahasiswa penyandang disabilitas memiliki motivasi untuk mencapai impian dan cita-cita mereka. Dapat dilihat melalui aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari, di mana subjek mulai mandiri, tidak bergantung pada orangtua mereka ataupun orang lain. Strategi yang dilakukan oleh mahasiswa penyandang disabilitas agar bisa well being: (1) Bergabung dengan komunitas juga mampu membawa mereka untuk selalu optimis, percaya diri, dan memiliki tujuan hidup, ikhlas, dan bersyukur. (2) Dukungan sosial, keluarga, teman-teman kampus dan masyarakat merupakan salah satu faktor yang juga menentukan kebahagiaan, karena dukungan mereka mampu membangkitkan semangat hidup. (3) Mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa juga merupakan faktor penting agar mahasiswa penyandang disabilitas mampu well-being. (4) Menyibukkan diri di kampus untuk melakukan hal-hal positif dan menggali potensi mereka.NIM.: 18200010186 Sumarni2021-10-13T05:18:47Z2021-10-13T05:18:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45365This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453652021-10-13T05:18:47ZPENGASUHAN KELUARGA NAHDLIYIN DALAM PENDAMPINGAN PERILAKU BELAJAR SISWA DI MASA PANDEMI COVID-19Dalam proses pengasuhan selama pandemi Covid-19, warga Nahdliyin memiliki peranan penting dalam memberikan pendampingan belajar bagi siswa. Banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh siswa lebih-lebih di daerah terpencil. Hal ini menuntut orang tua mengambil peran penting di dalam proses belajar, yang sebelumnya semua proses belajar mengajar diserahkan kepada pihak sekolah. Saat ini mau tidak mau mereka harus mengambil peran nyata. Berdasarkan hal tersebut ada dua rumusan masalah. Pertama pengasuhan keluarga Nahdliyin dalam pendampingan perilaku belajar siswa di MTs Nurul Ijtihad NU Al-Ma'arif Lenser selama pandemi Covid-19. Kedua, apa yang menjadi faktor penghambat dan pendorong pengasuhan keluarga nahdliyin selama pandemi covid-19. Ketiga, bentuk-bentuk perilaku belajar siswa MTs Nurul Ijtihad NU Al-Ma'arif Lenser selama pandemi Covid-19.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Adapun metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa komponen pengasuhan orang tua dalam pendampingan perilaku belajar siswa MTs Nurul Ijtihad adalah adanya upaya memenuhi kebutuhan anak, upaya memberikan bimbingan dan nasihat, dan upaya memberikan pengawasan selama proses pembelajaran. Ungakapan Sak Sewajarn Dendek Berlebihan (yang sewajarnya jangan berlebihan), Pacu-pacu, Solah, Seneng (baik-baik, bagus, dan bahagia), dan endeng dirik, solah mut gawek solah mut dait (sadari diri, baik yang dikerjakan baik pula yang didapatkan), merupakan konsep yang muncul dalam pengasuhan dalam keluarga Nahdliyin. Sedangkan perilaku belajar yang muncul selama proses belajar dari rumah yang meliputi kebiasaan belajar, keaktifan belajar, dan upaya memahami pelajaran jarak jauh adalah adanya kebiasaan membaca, menonton video, membuat rangkuman, mengulang-ulang belajar, dan mengerjakan tugas.NIM.: 18200010171 Roy Bagaskara, S. Pd2021-10-13T03:56:54Z2021-10-13T03:56:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45351This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453512021-10-13T03:56:54ZDUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGATASI STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA S2 TERLAMBAT LULUSStres juga dapat terjadi pada mahasiswa S2, khususnya mahasiswa S2 yang masa
studi idealnya sudah lewat atau dapat dikatakan mahasiswa S2 yang terlambat lulus.
Mahasiswa S2 memiliki beban tanggungan akademik yang banyak. Kemudian
mahasiswa S2 yang mayoritas berada pada usia dewasa yang sudah dianggap
mampu untuk mandiri secara finansial, tidak jarang membuat mahasiswa S2
mengambil pekerjaan di luar jam kuliahnya. Hal ini apabila individu mahasiswa
tersebut tidak bisa mengelola waktu yang baik akibatnya beban akademik menjadi
semakin berat. Beban akademik yang berat ini tak jarang menjadikan mahasiswa
S2 terlambat lulus dari waktu yang seharusnya direncanakan. Tuntutan masa studi
yang harus segera diselesaikan namun mahasiswa tersebut masih juga terhambat
beban akademik dapat mengakibatkan timbulnya stres dalam diri mahasiswa. Hal
ini menjadikan individu mahasiswa tersebut perlu untuk mengatasi stres dalam
dirinya. Terdapat faktor internal dan eksternal yang bisa mengatasi stres yakni
hubungan harmonis dengan manusia lain (salah satunya teman sebaya) dan
memiliki kecerdasan emosional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial
teman sebaya dan kecerdasan emosional dalam mengatasi stres akademik pada
mahasiswa S2 terlambat lulus. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang
mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga yang tergolong terlambat lulus (angkatan masuk
2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis metode
survei. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dari instrumen
yang telah dibuat peneliti sendiri berdasarkan teori yang sudah ada.
Hasil dari penelitian ini yaitu dukungan sosial teman sebaya tidak berpengaruh
terhadap stres akademik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada variabel
dukungan sosial teman sebaya adalah sebesar 0,569 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa S2 yang notabene sudah berada di usia dewasa tidak begitu
banyak berinteraksi secara intens dengan teman sebayanya. Sehingga dukungan
sosial dari teman sebaya tidak mereka dapatkan. Kecerdasan Emosional memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap stres akademik. Nilai signifikansi (0,007 <
0,05). Yang berarti kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap stres
akademik. Selanjutnya nilai t sebesar -2,774 (Bilangan 2,774 > 1,984). Tanda
negatif menandakan pengaruh yang diberikan kebalikan, yang artinya semakin
tinggi kecerdasan emosional seseorang maka semakin rendah stres akademiknya
begitupun sebaliknya. Variabel bebas dukungan sosial teman sebaya dan
kecerdasan emosional secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap stres akademik. Nilai signifikansi sebesar 0,024. Nilai tersebut lebih kecilNIM.: 18200010166 Lia Dwi Tresnani2021-10-13T03:40:39Z2021-10-13T03:40:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45350This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453502021-10-13T03:40:39ZPARENTING SALAFI DI SURAU TV PADANG SUMATRA BARATAParenting Salafi adalah suatu gerakan baru yang ditawarkan oleh
kelompok Salafi, melalui kekuatan kanal Surau TV sebagai pengedar ajaranajarannya,
di dalam menyebarkan nilai-nilai pengasuhan berdasarkan kaidahkaidah
syara’. Surau TV sebagai media utama gerakan Salafi, menggunakan
kekuatan teknologi dengan mengedepankan media sosial seperti, Instagram,
Facebook, Telegram, hingga Youtube. Ulasan-ulasan tentang pengasuhan seperti
yang diserukan di dalam ajaran agama Islam, menjadi tema program unggulan
Surau TV. Oleh karenanya, penelitian ini adalah upaya mengelaborasi dakwah
parenting yang dilakukan oleh Surau TV di dalam upaya memperjuangkan
keluarga yang Islami.
Penelitian ini oleh karena itu, mengkaji bagaimana dakwah parenting
Salafi di Surau TV, dan sejauhmana ajaran Salafisme sebagai landasan utama
digunakan dan mempengaruhi metode parenting di Surau TV. Penelitian ini
merupakan field research (penelitian lapangan). Data-data yang digunakan di
dalam penelitian ini meliputi: wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah: Surau TV melakukan proses parenting dengan
menggunakan dua pendekatan yakni, pendekatan psikologis dan pendekatan
budaya dan bahasa. Temuan lain penelitian ini menggambarkan bahwa, ajaran
Salafisme mempengaruhi program-program Surau TV, baik di kanal televisi dan
media sosial lainnya, di mana kaidah-kaidah Salafi berhasil menjadi alasan utama
yang mendongkrak ketertarikan para audiens Surau TV.NIM.: 18200010162 Wahyu Hidayat, S.Pd2021-10-06T07:56:59Z2021-10-06T07:56:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45062This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450622021-10-06T07:56:59ZPEMERTAHANAN NILAI MORALITAS: PENDIDIKAN DAN KONSTRUKSI SOSIAL DUSUN MLANGIPenelitian ini mengkaji bagaimana pendidikan moral, konstruksi moral serta
pemertahanan moral di Dusun Mlangi. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk menguji
keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi data dan member checking.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori konstruksi
sosial Peter L Berger dan Luckmann dan pendidikan nilai moral Islam.
Hasil penelitan ini menyipulkan tiga poin, yaiut: 1) pendidikan nilai moral di dusun
Mlangi memuat nilai-nilai islami sebagaimana terdapat pada Alquran surat AlLuqman
ayat
12-19
melalui
model
pendidikan
formal
maupun
nonformal;
2)
Nilainilai
moral
yang
ada
di
Dusun
Mlangi
itu
dikontruksi
melalui
beberapa
proses,
yaitu
melalui
momen
internalisasi,
objektivikasi
dan
eksternalisasi;
dan
3)
Upaya-upaya
yang
dilakukan warga Mlangi dalam mempertahankan nilai moral, di antaranya
melalui pembinaan dan pengembangan nilai moral di lingkungan keluarga,
pendidikan dan sosial. Sementara itu, strategi pemertahanan nilai moral yang ada
di dusun Mlangi adalah berpegang teguh pada adat istiadat warisan leluhur,
musyawarah dan silaturahmi.NIM.: 18200010140 Enjang Jaenudin2021-10-06T07:53:18Z2021-10-06T07:53:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45060This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450602021-10-06T07:53:18ZMENIGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK
MELALUI SENAM SI BUYUNG PADA KELOMPOK B
DI TK DHARMA WANITA CANTEL KEC. PITU KABUPATEN NGAWIDalam dunia pendidikan anak usia dini terdapat enam aspek, salah satu aspek yang harus di kembangkan adalah aspek motorik anak. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan gerak yang dilakukan anak dalam segala aktivitasnya. Pertumbuhan motorik anak baik motorik kasar maupun motorik halus, tidak mungkin berkembang begitu saja, akan tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan praktek, bimbingan, latihan dan motivasi dari guru. Hal tersebut menjadi latar belakang peneliti untuk mengkaji mengembangkan motorik kasar anak dengan senam Si Buyung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perkembangan motorik kasar anak sebelum dilakukan kegiatan senam Si Buyung, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan senam Si Buyung kelompok B di TK Dharma Wanita Cantel, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B di TK Dharma Wanita Cantel setelah dilakukan kegiatan senam Si Buyung.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan mengambil data yang dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Adapun urutan pelaksanaan penelitian ini mencangkup (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Analisi data yang digunakan yaitu deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari menganalisis hasil catatan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh dari menganalisis data observasi berdasarkan penyajian tabel dan presentase. Penentuan kriteria dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Djemari Mardapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mengembangkan motorik kasar anak kelompok B TK Dharma Wanita Cantel sebelum tindakan sebesar 30 % (kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik).(2) Pelaksanaan senam Si Buyung di TK Dharma Wanita Cantel itu sendiri terbukti dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak pada awal observasi terkategori rendah hingga observasi siklus II pertemuan ketiga mencapai kategori sangat tinggi meliputi berdiri satu kaki, lari, melompat, koordinasi lengan dan kaki serta kelentukan. (3) setelah diterapkan kegiatan senam Si Buyung, terjadi peningkatan perkembangan motorik kasar anak pada siklus I sebesar 50% (kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik) dan meningkat pada siklus II menjadi sebesar 90% (kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik).NIM.: 17104030003 Annis’sa Athus Sholikah2021-10-06T04:46:27Z2021-10-06T04:46:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45032This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450322021-10-06T04:46:27ZMEMBENTUK KESADARAN SPIRITUAL MASYARAKAT MARGINAL DI
PONDOK PESANTREN ORA AJI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini mengkaji pembentukan kesadaran masyrakat marginal yang
ada di pondok pesantren ora aji. Jumlah santri dari keseluruahn berjumalah 196
dan masih terus bertambah , namun terdapat santri yang latar belakngnya
marginal 20 orang yang memiliki berbagai macam kasus tindak kriminal maupun
antisosial sehingga memerlukan spiritual dalam merubah pola hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui seberapa penting kesadaran
spiritual untuk masyrakat marginal yang ada di pondok pesantren. (2) bagaimana
peran dan model pembentukan kesadran spiritual yang berhasil memperbaiki
tinggakah laku bagi santrinya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan yang
berjumalah 10 orang yang terdiri dari 4 ustadz dan 6 santri masyrakat marginal.
Dalam menetapkan subyek penelitian, peneliti menggunakan purposive sampling
karena informan dipilih dengan melihat karekteia tertentu secara sengaja. proses
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dandokumentasi, teori
yang digunakan fakuliti dan metafisika.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembentukan kesadaran masyrakat
marginal di Pondok Pesantren Ora Aji yang dibentuk oleh para ustadz dengan
mengunakan pembelajaran dengan dipadukan dengan penuh rasa (emosi) seperti
kasih sayang terhadap masyarakat marginal. (2) sabar terhadap para santri. (3)
memotivasi kepada seluruh santri agar mempunyai mindset tumbuh. (4)
memperbaiki mental para santri yang menjadikan gerbang utama untuk
memunculkan rasa spiritual. Keberhasilan Model dan peran yang diterapkan
para ustadz juga tidak bisa lepas dengan tekad yang kuat untuk bertoubat para
santri serta keinginan untuk belajar dengan metode pembelajaran yang di
terapkan oleh ustadz di pondok pesantren tersebut. Impact kesadaran spiritual
tersebuat adalah mempunyai hubungan sosial yang baik serta mempunyai mental
yang baik. Perubahan tersebut tercermin dari aktivitas kesaharian seperti
melakukan ibadah wajib serta sunnah dan bergaul baik dengan para santri
maupun masyrakatNIM.: 18200010085 Ahmad Ainun Najib, S.Sos.2021-10-06T04:13:26Z2021-10-06T04:13:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45020This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450202021-10-06T04:13:26ZMETODE PEMBELAJARAN PICTURE AND GRAPH TECHNOLOGY SEBAGAI PENGUATAN STIMULASI KOGNITIF ANAK USIA DINI (STUDI DI 9 TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA YOGYAKARTA)Based on the existing literature, the use of learning technology so far is
only seen as a learning medium. While its utilization as a structured learning
method to strengthen cognitive stimulation is still quite a step. Considering this
need, researchers recommend Picture & GraphTtechnology Learning Methods. In
this case, an initial assessment is required to determine the level of the educator's
view of early childhood cognitive stimulation, also, it is also necessary to know
the level of understanding of the technology and its use in early childhood
learning.
To find out the results, this research uses a quantitative approach with
descriptive types. In data collection using internet-based survey methods and data
analysis using descriptive-analytical techniques. While the research subjects were
educators in 9 kindergartens accredited "A" who fostered early childhood aged 46
years
in
the
city
of
Yogyakarta.
In
facilitating
data
calculation,
statistical
tools
are
used in
the
form of
computer
programs
SPSS
16.0.
The results showed that the variables of kindergarten educators' views in
Yogyakarta on cognitive stimulation fall into high and moderate categories. This
means that educators are well aware of the importance of providing cognitive
stimulus too early childhood. The variables of understanding learning technology
fall into a high category, which means educators are quite good at understanding
learning technology. While the variables of using learning technology fall into the
medium category, it means that educators are quite capable of using learning
technology. These results assume that kindergarten educators can stimulate early
childhood cognitive by utilizing learning technology. Therefore, Picture and
Graph Technology method as a structured learning method in utilizing multimedia
needs to be introduced. For the sake of effectiveness, the method is required initial
preparation, starting from determining the objectives and themes of learning,
choosing the multimedia to be used, and determining interactive learning models
that suit the needs of learning. After all the needs are met, then the
implementation of learning starts from pre-learning activities, core activities,
closing, and assessment.NIM.: 18200010045 Muhammad Alimul Hanif2021-10-06T04:04:44Z2021-10-06T04:04:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45018This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/450182021-10-06T04:04:44ZPENYESUAIAN DIRI IBU RUMAH TANGGA DALAM PERNIKAHAN DINI KARENA KEHAMILAN TIDAK DIINGINKANPernikahan dini merupakan satu fenomena yang masih sering dijumpai di
Indonesia, baru-baru ini Mahkamah Konstitusi mengkaji kembali penentuan batas
minimal usia pernikahan antara laki-laki dan perempuan di usia 19 tahun. Faktor
penyebab pernikahan dini beragam salah satunya ialah kehamilan tidak diinginkan.
Pernikahan di usia dni akibat kehamilan tidak diinginkan merupakan pernikahan
yang tidak di idealkan di lingkungan masyarakat, hal inilah yang melatar belakangi
hadirnya tesis ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih dalam
mengenai penyesuaian diri ibu rumah tangga dalam pernikahan dini karena
kehamilan tidak diinginkan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus, informan dalam penelitian ini merupakan 4 orang ibu rumah tangga yang
menikah di usia kurang dari 19 tahun karena kehamilan tidak diinginkan. Proses
pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan
informan dan observasi di wilayah tempat tinggal informan. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan teori penyesuaian diri yang dikemukakan oleh
Spainer dan attachment theory milik Bowbly untuk melihat bentuk kelekatan yang
ada antara informan dan pasangannya.
Kesimpulan dari penelitian ini yakni, terdapat tiga pola penyesuaian diri
dan kelekatan yang dimiliki oleh pasangan yang menikah diusia dini karena
kehamilan tidak diinginkan yaitu: Dissmissing Attachment Style with Dyadic
Consensus (Gaya kelekatan menolak dengan bentuk penyesuaian diri yang selaras
sehingga dapat memecahkan permasalahan rumah tangga bersama) , Secure
Attachment Style with Dyadic Consensus (gaya kelekatan aman dengan
penyesuaian diri yang selaras sehingga mampu memecahkan masalah dalam rumah
tangga bersama), dan Preocuppied Attachment Style with Dyadic Cohesion (gaya
kelekatan yang terikat dan dengan penyesuaian diri yang sangat lekat sehingga
memiliki hubungan yang sangat intim dengan pasangan).NIM.: 18200010043 Ridlawati Wahyuningsih, S.Pd2021-09-16T05:31:01Z2021-09-16T05:31:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44449This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/444492021-09-16T05:31:01ZPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN SELF EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) apakah ada pengaruh
positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa; 2) apakah
ada pengaruh positif self efficacy terhadap hasil belajar matematika siswa; 3) apakah
ada pengaruh positif kecerdasan emosional dan self efficacy secara bersama-sama
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional-kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di MTs Negeri 1 Yogyakarta pada kelas IX E dan IX F tahun ajaran
2020/2021. Sampel yang digunakan sebanyak 52 siswa, dengan metode
pengambilan sampel yaitu menggunakan judgement expert sampling. Adapun
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala kecerdasan
emosional dan skala self efficacy. Teknik analisis data pada penelitian ini, yaitu
menggunakan analisis regresi ganda dimana peneliti melakukan uji asumsi klasik
dan uji hipotesis.
Hasil analisis menunjukkan: 1) terdapat pengaruh positif kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar matematika siswa; 2) terdapat pengaruh positif self
efficacy terhadap hasil belajar matematika siswa; 3) terdapat pengaruh positif
kecerdasan emosional dan self efficacy secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika siswa.NIM.: 16600064 Yuhaniz2021-09-08T14:24:46Z2021-09-08T14:24:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44063This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/440632021-09-08T14:24:46ZDINAMIKA KONSEP DIRI DI TENGAH INTENSITAS
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA IBU RUMAH TANGGA
(KAJIAN FENOMENOLOGIS DEKSRIPTIF)This research is motivated by the growing phenomenon of most housewives who are very active at home using social networks, be it WA, TIK-TOK, Instagram, Telegram, or FB. In fact, the activity of accessing social networks or social media has become a routine or habit that cannot be missed which has an impact on changing self-concept. With the occurrence of this phenomenon, the researcher wants to know more about what factors cause housewives to use social media, then how are the dynamics of housewives 'self-concept, besides why social media affects housewives' self-concept, and what are the impacts the use of social media on the family felt by housewives. In answering the questions described above, the researcher used a qualitative approach with phenomenological methods and the theory that researchers used in self-concept research was Carl Rogers' theory. The subjects in this study were ten housewives who actively use social media.
Based on the results of the study, obtained some field data related to the dynamics of the self-concept of house-wives who use social media, namely: (1). The researcher found that social media greatly influenced self-concept, where the ten informants had positive and negative self-concepts. The informant's self-percentage to himself that he is a good person, friendly, humorous, also acceptable in the community and the people around him. informants can reach out and see their self-image through other people's assessments of them and have the ability to evaluate themselves. On the other hand, researchers still find that there are still housewives who feel inferior both in terms of family and in terms of life after using social media. (2) From the interviews, there are three motivations for urban and rural housewives in accessing social media, namely for updating information, connecting with old and new friends, and also for entertainment. (3) The results of the interview show that there is a gap between the reality and expectations of the informants, but some are helped through social media. Like the positive impact obtained, namely the increased insight about parenting and religion on housewives. The negative impact caused is to make the person individualistic, time-consuming and give birth to a desire to exceed others in terms of life and compare one's own life with others.NIM: 19200010101 Nenden Elista Fauziatunisa S.Sos2021-09-06T22:21:20Z2021-09-06T22:21:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43915This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/439152021-09-06T22:21:20ZDINAMIKA HABITUASI DAN KONDISI PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH ALTERNATIF SANGGAR ANAK ALAM (SALAM)
BANTULSejalan dengan penamaannya, sekolah alternatif muncul sebagai lembaga pendidikan yang memberikan tawaran berbeda dari model persekolahan pada umumnya. Sekolah alternatif memberikan pendekatan berbeda terhadap peserta didik; pendidikan yang mereka nilai lebih humanis dibanding dengan cara yang diterapkan oleh sekolah formal pada umumnya. Tulisan ini mengkaji proses pembelajaran di Sanggar Anak Alam (SALAM), salah satu lembaga pendidikan alternatif di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, beserta kondisi psikologis peserta didiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Saya turut terlibat dalam proses pembelajaran untuk mengetahui keadaan selama pembelajaran. Proses wawancara saya lakukan dengan pendiri sekolah, kepala sekolah, pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Pengumpulan data juga dilakukan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, seperti: buku, video, atau tulisan online terkait penelitian ini. Dengan menggunakan teori “Positif Psikologi” Martin Seligman dan “Habitus” Bourdieu sebagai pisau analisis, penelitian ini menunjukkan proses habituasi yang dilakukan di SALAM beserta tinjauan dampak psikologis yang dialami peserta didik. Dalam penelitian ini, proses habituasi yang dilaksanakan di SALAM antara lain: freedom (kebebasan), exploration (eksplorasi), religiosity (religiositas), caring (kepedulian), dan collaboration (kolaborasi). Sedangkan proses habituasi di SALAM berupa: developing positive emotion (mengembangkan emosi positif), building engagement (membangun keterlibatan), building relationship (menjalin hubungan baik), searching for meaning (mencari makna), reaching accoplishment (meraih pemcapaian).NIM: 17200010013 Wakhid Hasyim, S. Pd. I.2021-09-06T15:08:56Z2021-09-06T15:08:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43912This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/439122021-09-06T15:08:56ZPOLA KOMUNIKASI REMAJA DAN ORANG TUA
PADA KELUARGA GURULatar belakang penelitian ini adalah masa remaja merupakan masa mencari
jati diri sehingga memiliki keinginan kuat untuk melepaskan diri dari orang tua dan
lebih mengakrabkan diri dengan teman sebaya. Dampak atas kondisi ini, komunikasi
antara remaja dan orangtua seringkali menjadi masalah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola komunikasi orang tua dengan
anak remaja, berorangtua guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak lima orang
yang diambil menggunakan purposive sampling. Pengambilan data penelitian ini
melalui wawancara mendalam, sebagai observasi dan dokumentasi. Untuk menguji
keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknis triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pola komunikasi antara remaja dan
orang tua berkeluarga guru menggunakan pola konsensual yakni komunikasi yang
memiliki percakapan tinggi dan saling terbuka serta kepatuhan anak tinggi. Selain
itu pengasuhan yang digunakan dalam pola konsensual adalah pengasuhan
demokratis. Faktor yang mempengaruhi pola komunikasi remaja dan orang tua pada
keluarga guru disebabkan oleh rasa kasih sayang yang tinggi, pendidikan orang tua
dan pemahaman dalam norma agama.NIM. 1620010098 Mahrisa Arzaqi2021-08-20T04:23:40Z2021-08-20T04:23:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43390This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/433902021-08-20T04:23:40ZMANAJEMEN PEMBINAAN ANAK ASUH PANTI ASUHAN YATIM PUTRI 'AISYIYAH
DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL JAWATENGAHpembinaan anak asuh yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Putri 'Aisyiyah Sukorejo
Kendal meliputi: aspek pendidikan dan pelatihan, mental dan keagamaan, fisik
dan kesehatan, kepeloporan dan kewiraswastaan, dan sikap sosial anak asuh. Di samping
menampung dan membiayai anak yatim untuk masuk dalam pendidikan formal (SD, SMP, SMA) Panti
asuhan Yatim Putri 'Aisyiyah Sukorejo Kendal juga memberikan pembinaan mental
spiritual yang merupakan pondasi bagi kehidupan anak, di antaranya belajar bersama yang
mengkaji tentang materi ke-Islaman yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masing
masing anak, mengikuti pengajian, diadakannya renungan malam sebagai bahan untuk mengevaluasi
diri dan kegiatan di bulan Ramadhan.NIM.: 01240473 Gina Khanani2021-06-22T05:47:09Z2021-06-22T05:47:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42529This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/425292021-06-22T05:47:09ZHUBUNGAN PENYESUAIAN DIRI DAN KECENDERUNGAN STRES AKADEMIK PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH JEPARAThe aim of this research was to understand the relationship beetwen
adjustment with tendency of academic stress. This research was conducted in the AlFalah Islamic Boarding School Jepara, in which 88 students respondents. The
research use work the tendency of academic stress behaviour measurment consisted
of 16 item (rx = 0,799) and adjustment measurment consisted of 18 item (rx = 0,746).
The data which obtained through work tendency of academic stress scale, and the
adjustment scale were analyzed statistic metodh with product moment analysis.
Result of analyzed data obtained pearson correlation = -0.357 with p = 0.001
(p<0.05). As it showed that there was significant negative correlation between the
adjustment and the tendency of academic stress. This means that the higher
adjustment, the lower the tendency for academic stress. Conversely, the lower the
adjustment, the higher the tendency for academic stress.NIM.: 12710089 Nashihah2020-10-19T03:40:05Z2020-10-19T03:40:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38658This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/386582020-10-19T03:40:05ZHUBUNGAN ANTARA KELEKATAN MURID-GURU DAN
PEMBELAJARAN VARIASI HURUF-WARNA DENGAN KEMAMPUAN
MEMBACA PADA MURID SEKOLAH DASARPenelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan
murid-guru dan pembelajaran variasi huruf-warna dengan kemampuan membaca
pada murid sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah 4 siswa; 2 siswa tergabung
dalam kelompok eksperimen dan 2 siswa tergabung dalam kelompok kontrol.
Karakteristik subjek adalah: 1) siswa kelas 4-6 SD 2) siswa tersebut belum lancar
membaca. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berbentuk factorial
experimental design. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama
mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan variasi huruf-warna, tetapi
yang memberikan pembelajaran pada kelompok eksperimen adalah Guru
(memiliki attachment), sedangkan pada kelompok kontrol yang memberikan
perlakuan adalah instruktur (tidak perlu ada attachment). Pembelajaran dengan
variasi huruf-warna diberikan dalam tiga sesi. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan skala attachment untuk mengukur tingkat
kelekatan murid-guru serta menggunakan paragraf yang berjumlah 412 huruf
untuk mengukur kemampuan baca subjek. Metode analisis data yang digunakan
adalah statistik nonparametrik dengan menggunakan teknik Mann Whitney U
untuk menguji perbedaan 2 kelompok, sedangkan pada masing-masing kelompok
digunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil Mann Whitney U menunjukkan
bahwa p = 0,121 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kelekatan muridguru
dengan kemampuan membaca. Sedangkan untuk melihat pengaruh
penggunaan variasi huruf-warna dengan kemampuan membaca digunakan
Wilcoxon Signed Rank Test, dengan hasil p = 0,068 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan variasi huruf-warna
dengan kemampuan membaca. Meskipun dua hipotesis penelitian ini tertolak,
skor kemampuan membaca yang diperoleh subjek pada saat pretest dan posttest
meningkat baik yang ada pada kelompok eksperimen (dengan attachment)
maupun kelompok kontrol (tanpa attachment). Artinya, skor kemampuan
membaca subjek meningkat dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan
meskipun peningkatan yang terjadi tidak signifikan. Sedangkan kelekatan gurumurid
pada murid tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kemampuan
baca anak di usia 11 tahun ke atas (late-children). Kekurangan dari penelitian ini
adalah terbatasnya jumlah subjek yang mana siswa kelas 4-6 SD yang belum bisa
membaca dan cenderung sulit ditemukan.NIM: 17200010034 Taufiq Ahmad Syauqi, S. Psi2020-09-18T06:56:09Z2020-09-18T06:56:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38501This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/385012020-09-18T06:56:09ZRELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
DALAM KITAB WAẒĀIF AL-MUTA’ALLIM KARYA KH. ZAINAL ABIDIN MUNAWWIR DENGAN ASPEK JIWA PADA PSIKOLOGI ISLAMABSTRAK
RATNA DWI ASTUTI. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Waẓāif al-Muta’allim Dengan Aspek Jiwa Pada Psikologi Islam. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2019.
Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah bahwa seharusnya pendidikan dapat membentuk kepribadian dan akhlak yang mulia pada peserta didik. Namun pada kenyataannya dalam dunia pendidikan justru menunjukkan semakin berkembangnya berbagai bentuk perilaku yang tidak sesuai bahkan kontradiktif dengan nilai-nilai moralitas. Untuk itu, pemikiran dan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab karya para ulama tradisional kiranya dapat dikaji ulang dan disertakan atau dimasukkan dalam kurikulum pendidikan saat ini dengan muatan upaya sungguh-sungguh menanamkan nilai- nilai pendidikan akhlak dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis terhadap nilai-nilai pendidikan akhlak yang diuraikan dalam kitab Waẓāif al-Muta’allim karya KH. Zainal Abidin Munawwir dalam rangka merumuskan nilai pendidikan akhlak yang ideal, serta mengetahui apakah nilai-nilai tersebut relevan dengan aspek jiwa pada psikologi Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi serta analisis data menggunakan metode analisis isi (content analysis), karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan sehingga dapat dengan mudah menganalisis dengan mengkaitkan antara isi teks dengan relevansi konteks, khusunya dengan aspek jiwa pada psikologi Islam.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Nilai- nilai pendidikan akhlak dalam kitab Waẓāif al-Muta’allim terangkum dalam dua puluh delapan pasal yang dikemas dengan sistematis. Diantara materi satu dengan lainnya terdapat keserasian sebagai langkah dalam mencapai kompetensi pendidikan akhlak dengan cara penanaman nilai-nilai terhadap peserta didik maupun pendidik. 2) Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Waẓāif al-Muta’allim ini sangat relevan dengan aspek jiwa pada psikologi Islam, karena materi yang ada di dalam kitab tersebut dapat dijadikan referensi atau rujukan dalam pembelajaran pendidikan Islam yang sesuai dengan kondisi kejiwaan peserta didik maupun pendidik, yang mana penanaman nilai pendidikan akhlak ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.16410080 Ratna Dwi Astuti2020-09-03T04:39:20Z2020-09-03T04:39:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40809This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/408092020-09-03T04:39:20ZMODEL KEPEMIMPINAN PEMUKA AGAMA DALAM MEMBENTUK KESALEHAN SOSIAL: STUDI PADA KOMUNITAS HAMKA DARWIS YOGYAKARTAPenelitian ini mengkaji model kepemimpinan pemuka agama dalam membentuk kesalehan sosial dengan studi kasus pada Komunitas Hamka Darwis di Yogyakarta. Komunitas yang berjumlah 2.418 orang ini memiliki angka kenakalan remaja (juvenile delinquency) dan kriminalitas (criminality) yang kuat sehingga memerlukan model kepemimpinan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat model kepemimpinan yang cenderung digunakan dalam membentuk kesalehan sosial mereka. (2) Mengetahui sebab-sebab pola kepemimpinan di komunitas Hamka Darwis yang berhasil meningkatkan kesalehan sosial para anggotanya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan yang berjumlah 9 orang tokoh senior dan 1 orang pemimpin komunitas Hamka Darwis. Dalam menetapkan subyek penelitan, peneliti menggunakan purposive sampling karena informan dipilih dengan melihat kriteria tertentu secara sengaja. Proses pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori utama yang dipakai adalah teori kepemimpinan James Mcgregor Burns dan House
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemuka agama komunitas Hamka Darwis menggunakan model kepemimpinan karismatik. Kepemimpinan karismatik ini dibangun dengan kepribadian atau sikap teladan yang kuat oleh pemimpinnya. Sikap teladan tersebut adalah (1) Lima sikap integritas yang terdiri dari: jujur, tanggung jawab, disiplin, mandiri, berani). (2) Memiliki kecakapan-kecakapan khusus yaitu, mampu menyesuaikan kepatutan sosialnya dengan para anggotanya yang mayoritas memiliki kenakalan remaja dan angka kriminalitas yang kuat, (3) Tujuan ideologis yang digunakan oleh pemimpin sesuai dengan iklim komunitas yaitu, penyelesaiaan masalah berbasis komunitas, (4) Mengomunikasikan harapan dengan para pengikutnya untuk memperbaiki tingkah laku. Model kepemimpinan karismatik komunitas ini menjadi khas karena diperkuat dengan dua komponen. Pertama, komponen pengakuan yang merujuk pada pengakuan pengikut kepada pemimpin yang didasarkan pada persepsi yang mereka miliki atas pemimpin mereka. Kedua, komponen perilaku yang merujuk pada observasi pengikut akan perilaku pemimpin mereka. Impact kepemimpina tersebut adalah kesalehan sosial yang dimaknai sebagai bentuk ekspresi filantropis dengan perubahan akhlaq dan kaidah sosial sehingga akan secara otomatis memperbaiki hubungan dengan masyarakat melalui kegiatan sosial kemasyarakatan. Perubahan tersebut tercermin dalam kegiatan tadarus sosial yang dilaksanakan oleh anggota yang mayoritas memiliki angka kenakalan remaja (juvenile delinquency) dan kriminalitas (criminality) yang kuat.NIM: 18200010108 Herlambang Andi Prasetyo Aji, S.Ag.2020-08-19T08:03:08Z2020-08-19T08:03:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40446This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/404462020-08-19T08:03:08ZUPAYA SUAMI DALAM MEMPERTAHANKAN
PERNIKAHAN PASCA TERUNGKAPNYA
PERSELINGKUHAN ISTRIPernikahan merupakan suatu peristiwa sakral dan sangat penting dalam
kehidupan manusia. Suami-istri yang menikah tentu terdiri dari dua individu yang
berbeda. Perbedaan tersebut bisa berupa latar belakang pendidikan, keluarga,
pemikiran dan kepribadian. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya
beragam konflik dalam kehidupan suami-istri. Salah satu konflik fenomenal yang
ditemukan dalam kehidupan suami-istri di desa Salambue Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara adalah adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh
istri maupun suami. Namun, mayoritas perselingkuhan di desa Salambue lebih
banyak dilakukan oleh suami, hanya sekitar 15% istri terlibat dalam kasus
perselingkuhan sebagaimana yang disampaikan oleh Abdurrahman selaku Kepala
Desa Salambue. Menurut kebiasaan yang terjadi, suami akan cenderung
menceraikan istri pasca terungkapnya perselingkuhan istri dan segera mencari
wanita lain yang bisa setia mendampingi mereka. Karena mayoritas suami yang
identik dengan harga diri tidak akan bisa menoleransi perselingkuhan istri.
Namun, fenomena yang ditemukan di desa Salambue tidak demikian, mereka para
suami korban perselingkuhan, memiliki berbagai upaya dalam mempertahankan
pernikahan meskipun telah diselingkuhi istri.
Penelitian ini merupakan penelitian hasil lapangan yang penulis lakukan
selama kurang lebih 3 bulan di Salambue Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Pengumpulan data primer yang dilakukan penulis dengan depth interview
(wawancara mendalam) baik secara terstruktur maupun non struktur, kepada para
(suami yang survive dalam pernikahan pasca terungkapnya perselingkuhan istri.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suami tetap berupaya
mempertahankan pernikahan pasca terungkapnya perselingkuhan istri. Adapun
upaya-upaya yang dilakukan oleh suami untuk mempertahankan pernikahan pasca
terungkapnya perselingkuhan istri adalah dengan: Menyadari riwayat keluarga,
Memaafkan kesalahan istri dengan maksud melindungi status sosial dan menjaga
nama baik keluarga, Marangin: Meninggalkan istri kurang lebih selama tiga bulan
(tanpa mengikrarkan talak), Tidak Bersedia Menggauli istri dan Mendampingi
istri berdagang.17200010157 Nur Cahaya Nasution2020-08-19T05:59:15Z2020-08-19T05:59:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40251This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/402512020-08-19T05:59:15ZPROGRAM CIRCLE TIME DALAM MENURUNKAN MISBEHAVIOUR
SISWA SD MUHAMMADIYAH MANTARAN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program circle
time, mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
program circle time, mengidentifikasi solusi dalam pelaksanaan program circle time,
serta mendeskripsikan hasil dari program circle time di SD Muhammadiyah Mantaran
Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan staf Administrasi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data
yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data yang
digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tujuan Program circle time adalah untuk
mencegah dan meminimalisir misbehaviour atau perilaku yang tidak baik pada
siswa yang ada di SD Muhammadiyah Mantaran Sleman Yogyakarta dengan cara
guru sebagai pendidik mampu menghadirkan dunia nyata di dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan, pengalaman, dan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan program circle time dilakukan
oleh wali kelas dan diikuti oleh semua siswa kelas tersebut. Faktor pendukung
pelaksanaan program circle time yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai,
tempat yang nyaman untuk melingkar dan berkumpul, dukungan dari orangtua
siswa, karena guru memanfaatkan waktu di sela pembelajaran. Faktor penghambat
pelaksanaan program circle time yaitu waktu, siswa, dan pengawasan diluar sekolah
yaitu rumah serta lingkungan dan tontonan baik itu televisi, youtobe, dan media
sosial. Solusi mengatasi hambatan ini adalah evaluasi wajib seminggu sekali pada
hari jum‟at, pendekatan personal guru dengan siswa dan mengkomunikasikan dengan
orangtua. Hasil dari pelaksanaan program circle time yaitu penurunan perilaku
misbehaviour, peningkatan karakter siswa, dan saling menghormati1520011046 Asep Mu’mar Fauzi2020-08-07T06:34:17Z2020-08-07T06:34:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38257This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/382572020-08-07T06:34:17ZHUBUNGAN AKIDAH DAN REGULASI EMOSI PADA
MAHASISWI YANG TINGGAL DI PESANTREN
MAHASISWI DARUSH SHALIHATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
tergantung berupa regulasi emosi dengan variabel bebas akidah.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara
akidah dengan regulasi emosi pada mahasiswi yang tinggal di
Pesantren Mahasiswi Darush Shalihat. Penelitian ini melibatkan subjek
berupa mahasiswi yang tinggal di Pesantren Mahasiswi Darush
Shalihat Yogyakarta sejumlah 67 orang. Penelitian ini berupa penelitian
kuantitatif yang menggunakan skala sebagai metode pengumpulan
datanya. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala regulasi emosi yang dimodifikasi dari Handayani (2011) dengan
aspek dari Thompson (1994) dan skala akidah yang dikembangkan oleh
Muslimin (Kusdiana, 2019) berdasarkan aspek-aspek dari Al-Banna
(1983). Data dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan SPSS
22 for Windows dengan tehnik Spearman Rho. Hipotesis penelitian ini
diterima yaitu hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
positif yang signifikan antara akidah dengan regulasi emosi pada
mahasiswi yang tinggal di Pesantren Mahasiswi Darush Shalihat
dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,264 dan taraf signifikansi (p)
sebesar 0,015 atau p < 0,05. Adapun besar sumbangan efektif variabel
bebas akidah terhadap variabel tergantung regulasi emosi adalah
sebesar 7,4%, sedangkan 92,6% lainnya dipengaruhi faktor-faktor
lainnya.
Kata kunci: akidah, regulasi emosi. pesantren mahasiswi.NIM 15710121 Nadhifah Dzati Cahyani2020-01-14T07:09:58Z2020-01-14T07:10:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37386This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/373862020-01-14T07:09:58ZPENDAMPINGAN ORANG TUA MELALUI PROGRAM PARENTING UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN MENGENAI PENGASUHAN ANAK
USIA DINIPendidikan yang baik merupakan pendidikan yang mampu membentuk karakter
dan kepribadian anak terutama pada anak usia dini. Psikoedukasi adalah salah satu cara
yang efektif untuk membekali orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak usia dini.
Peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini akan memberikan dampak pada anak
terutama pada pembentukan karakter anak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak usia dini di dusun Onggopatran
dan memberikan intervensi yang cocok dalam permasalahan yang ada. Dalam penelitian yang
sudah dilakukan, didapatkan bahwa Psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan orang
tua dalam mendampingi anak usia dini.
Kata kunci: Psikoedukasi, parenting, anak usia diniKartika Endah SaffitriUlfa Nur KhasanahFithratun Nisa’ NurillahHommi Triawan2020-01-10T02:38:55Z2020-01-10T02:38:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37322This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/373222020-01-10T02:38:55ZLIVING GUSDURIAN: PENCARIAN IDENTITAS DIRI
PADA KOMUNITAS SANTRI GUS DUR
(Studi Fenomenologi Aktivis Gusdurian Yogyakarta)This study aims to determine the search processes and the factors that influence the formation of self-identity Gusdurian activist in Yogyakarta. This research was conducted with a phenomenological approach, which is an approach that has a focus of study on the subjective views of research informants. The informants of this study are active members of the Community of Santri Gus Dur Yogyakarta. The results of this study indicate that the process of finding self-identity of students of Gus Dur is a transformation of self-identity from identity formed in a homogeneous environment to a more open self-identity. The change of identity is formed after the individual experiences an identity crisis while in the city of Yogyakarta which is more diverse than the previous environment in the pesantren. The process of finding self-identity of students of Gus Dur tends to be more quickly formed in students who since early adolescence have succeeded in forming the degree of openness of their innate identity.NIM. 15710047 M. FAKHRU RIZA2019-12-17T01:40:12Z2019-12-17T01:40:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37022This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/370222019-12-17T01:40:12ZINTERNALISASI NILAI-NILAI KESALEHAN PADA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DI SMPIT ABU BAKAR YOGYAKARTAKurangnya mutu pendidikan di Indonesia dengan rendahnya kualitas hasil output berupa SDM yang disebabkan oleh penerapan sistem di Indonesia yang masih salah dan munculnya arus global serta modernisasi yang berdampak pada pergaulan siswa yang salah. Munculnya permasalahan tersebutlah yang memicu pemerintah memunculkan sebuah kebijakan terkait dengan sistem pendidikan baru yaitu full day school sesuai dengan perundangan terbaru yaitu Undang -Undang RI Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 1 ayat 1 dengan tujuan diberikannya pendidikan terbaik baik bagi anak didik atau siswa dari aspek akademik dan non akademik serta memberikan perlindungan bagi anak dari pergaulan bebas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan triangulasi sebagai metode uji keabsahan data.
Terdapat Terdapat tiga pendekatan dalam Internalisasi Nilai-Nilai Kesalehan di SMPIT Abu Bakar Yogyakarta yaitu pendekatan mikro dengan permasalahan yang didapatkan adalah kurang fokusya siswa pada suatu kegiatan, manajemen waktu, dan tidak adanya waktu untuk bersosialisasi dengan teman. Dengan munculnya permasalahan tersebut, pihak SMPIT Abu Bakar Yogyakarta berupaya untuk melakukan pendampingan melalui guru BK secara face to face. Pendekatan meso dilakukan dengan pembiasaan saat berangkat ke sekolah, Pembiasaan Saat upacara hari senin, Pembiasaan saat Kegiatan Belajar Mengajar di kelas, Pembiasaan saat istirahat, dan beberapa kegiatan lainnya. Sedangkan pendekatan makro dilakukan di SMPIT Abu Bakar Yogyakarta adalah dengan dilakukannya kolaborasi dan keterlibatan orang tua serta masyarakat sekitar dalam proses pembentukan karakter. Salah satunya adalah dengan dilakukannya kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Dengan demikian beberapa internalisasi yang dapat diterapkan di SMPIT Abu Bakar Yogyakarta adalah nilai kemandirian, nilai kedisiplinan, nilai kepemimpinan, nilai religious, dan beberapa nilai lainnya. Dalam prakterknya terdapat beberapa faktor yang mendukung seperti latar belakang peserta didik, kartu Mutaba’ah Yaumiyah, pelaksanaan iqab (Hukuman), dan dukungan dari orang tua peserta didik.sedangkan faktor penghambatnya adalah perbedaan desain program sekolah, keberagaman peserta didik, dan kemajuan teknologi.
Terdapat tiga pendekatan yang digunakan SMPIT Abu Bakar Yogyakarta dalam menginternalisasikan nilai kesalehan yaitu mikro, meso dan makro dengan pembiasaan – pembiasaan yang dilakukan dalam kegiatan setiap harinya. Lebih mengintensifkan komunikasi dua arah yaitu kepada siswa maupun orang tua dan wali siswa sehingga pelaksanaan program program sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal.NIM. 1520011049 Muhammad Mursyid2019-06-11T02:13:58Z2019-06-11T02:13:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32742This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/327422019-06-11T02:13:58ZPRESENTASI DIRI:
DILEMA, NEGOSIASI DAN TANTANGAN PEREMPUAN
BERCADAR DI YOGYAKARTATesis ini mengkaji dilema, negosiasi dan tantangan yang dihadapi
perempuan bercadar di kalangan mahasiswi. Penelitian ini menunjukkan
bahwa perempuan yang memutuskan menggunakan cadar mengalami
situasi yang tidak mudah. Mereka mengalami dilematis yang kuat antara
memilih melepaskan cadar, atau tetap menggunakannya. Di satu sisi
mereka membutuhkan cadar sebagai perlindungan, namun di sisi lain
perempuan yang menggunakan cadar mendapat stigma negatif dari
masyarakat. Keadaan yang dilematis tersebut mengharuskan perempuan
bercadar melakukan negosiasi, misalnya; mereka mengenakan cadar pada
saat tertentu dan melepaskannya. Dalam hal tersebut penulis berpendapat
bahwa cadar yang digunakan perempuan masa kini, berada di antara tren,
sebagai pelindung, dan simbol kesalehan.
Tesis ini diharapkan dapat berkontribusi dalam diskusi tentang
kehidupan perempuan bercadar yang ada di sekeliling kita dan dapat lebih
memahami kondisi kehidupan perempuan bercadar. Data penelitian ini
diperoleh dengan kerja lapangan selama empat bulan, melalui observasi,
wawancara kepada mahasiswi yang mengenakan cadar di Yogyakarta.
KATA KUNCI: Dilema, Negosiasi, dan Tantangan Perempuan
Bercadar.NIM : 1620010099 Nabawi Sakdiah2019-06-11T02:13:51Z2019-06-11T02:13:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32741This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/327412019-06-11T02:13:51ZPENERAPAN METODE LANGUAGE SKILL PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI YAYASAN PAUD SEKOLAH
KHUSUS TUNARUNGU KARNNAMANOHARA
YOGYAKARTAPendidikan merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas
untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan yang pencapaiannya dilakukan dengan terencana, terarah dan
sistematis. Keberhasilan di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam
mengantar peserta didik tidak lepas dari aspek perkembangan yang terkait di
dalamnya. Pendidikan menunjukkan tinggi kemajuan bangsa, dan aspek-aspek
pendidikan sebagai faktor yang sangat menentukan keberhasilan yang akan
dicapai pada satuan pendidikan. Pada kemudiannya akan menentukan mutu
pendidikan berkualitas yang maksimal oleh siswa, yaitu hasil belajar dalam
bentuk nilai berkembang secara maksimal dan mampu untuk tumbuh menjadi
anak yang cerdas bukan hanya cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara
spiritual. Metode language skill pada Anak Berkebutuhan Khusus dengan
menggunakan metode percakapan reflektif (MMR) yang bersumbu pada
percakapan khususnya anak tunarungu. Percakapan ini akan menghasilkan anak
tersebut dapat bersikap oral dengan lancar, artikulasinya jelas, dan berani bergaul,
serta mencapai kemampuan berbahasa yang maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan
penguasaan guru agar dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan melalui
metode language skill pada Anak Berkebutuhan Khusus, sehingga perubahan
perilaku serta sikap pada anak-anak dapat diketahui. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dianalisis secara deskriptif.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu purposive sampling dan
snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
observasi partisipatif, teknik wawancara mendalam dan diperkuat dengan teknik
dokumentasi, melalui teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data
dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) metode language skill pada
anak berkebutuhan khusus dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
pada anak yang terjadi pada perilaku serta sikap anak berkembang sangat baik. (2)
metode language skill pada anak berkebutuhan khusus dapat mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan melakukan perubahan yang terjadi pada perilaku
serta sikap anak berkembang secara maksimal.
Kata Kunci : Metode Language Skill, Anak Berkebutuhan Khusus.NIM : 1620010095 Miska Zulfa2019-04-04T04:29:32Z2019-04-04T04:29:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34342This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/343422019-04-04T04:29:32ZKencan Islami:
Studi Antusiasme Mahasiswa Mengikuti Kajian dan Praktik Ta’aruf di Rumah
Ta’aruf Majelis Calon Ayah Amanah YogyakartaTesis ini menjelaskan tentang kajian dan praktik ta’aruf di Rumah Ta’aruf
MCAA (Majelis Calon Ayah Amanah). Rumah Ta’aruf MCAA merupakan sebuah
lembaga kajian yang secara khusus mengkaji masalah-masalah yang berkaitan
dengan bagaimana membangun keluarga menurut Islam, salah satunya ta’aruf.
Ta’aruf merupakan proses perkenalan dalam Islam yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan sebelum mereka melakukan proses lamaran dan menikah. Kajian ta’aruf
merupakan kajian yang selalu diikuti dengan antusiasme yang tinggi oleh kalangan
mahasiswa Muslim. Mereka menilai upaya mengenal calon pasangan melalui ta’aruf
lebih terhormat dan lebih Islami daripada perkenalan yang dilakukan lewat pacaran.
Rumusan masalah yang diangkat dalam tesis ini adalah mengapa mahasiswa
antusias mengikuti kajian dan praktik ta’aruf dan apa problem yang
melatarbelakangi tingginya antusiasme mereka?, sejauhmana keberadaan Rumah
Ta’aruf Majelis Calon Ayah Amanah mengubah persepsi mahasiswa Muslim dalam
mencari dan menemukan calon pasangan sehingga mereka memilih ta’aruf daripada
pacaran? Tesis ini bertujuan mengetahui problematika mahasiswa Muslim terkait
perjodohan di tengah merebaknya budaya pacaran dan masifnya kajian ta’aruf.
Tesis ini bertumpu pada teori psikologi sosial mengenai tindakan beralasan,
khususnya tentang sikap dan norma subjektif. Selanjutnya tesis ini menunjukkan
bahwa antusiasme mahasiswa mengikuti kajian dan praktik ta’aruf di Rumah Ta’aruf
Majelis Calon Ayah Amanah dipengaruhi oleh sikap penerimaan mereka terhadap
ta’aruf. Sikap penerimaan tersebut muncul oleh adanya faktor-faktor antara lain
media sosial, kepanikan moral, pergeseran otoritas keluarga, publikasi yang masif
dan menarik, aspek ketokohan seseorang, kuasa stigma dan impian menggapai rumah
tangga Islami dan menjadi Muslim kaffah. Faktor tersebut menjadi norma subjektif
yang membentuk lahirnya sikap penerimaan mahasiswa terhadap ta’aruf sehingga
mereka antusias mengikuti kajian tersebut.NIM. 1620010070 Rusdi2019-04-04T04:09:58Z2019-04-04T04:09:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34341This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/343412019-04-04T04:09:58ZTRANSENDENSI DIRI DALAM AKTUALISASI
Pelajar Pengikut Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan di Lombok TimurThis study explaind the phenomenon of students who are follow the
tarekat Hizib Nahdlatul Wathan congregation by exploring the mystical
experience, psychological dynamics, and self-actualization in the social order of
society.
The formulation of the problem research in this study is: how are the
transcendenc experience of students during the rituals of the tarekat Hizib
Nahdlatul Wathan congregation? how is the change in the psychological dynamics
of students who undergo the ritual of the Hizib Nahdlatul Wathan Order? to what
extent are students' self-actualization after taking part in the wider Hizib
Nahdlatul Wathan congregation in the social scope of society? While the purpose
of this study is to find out the phenomenon of experience of self-transcendence
that occurs in post-conscious students, and this study also to know are students'
actualization in the social scope of society.
This research refers to five months of fieldwork by delving deeply into
experiences related to religious mysticism, psychological dynamics, selfactualization
among students after entering the tarekat Hizib Nahdlatul Wathan
congregation. This shows that the mystical experience that occurs in students rests
on practice, deep appreciation of the religious (exoteric) provisions and values
contained in the practice of remembrance of the tarekat Hizib Nahdlatul Wathan
congregation. all of that has influenced the psychological changes in the context
of perfection as a human (insane al-Kamil) and the perfection is actualized in
three aspects that cover the life of society, namely the aspects of education, social,
and da'wah.NIM. 1620010016 Muh. Irawan Zuliatul Apri, S.Pd.i., QH.2019-03-20T02:13:59Z2019-03-20T02:13:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33306This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/333062019-03-20T02:13:59ZDAMPAK PENERAPAN LIMA HARI SEKOLAH TERHADAP
PEMBERDAYAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini berawal dari kurang berdayanya Pendidikan
Agama Islam di sekolah-sekolah umum dalam mengantarkan anak didik menjadi
insan yang beriman, bertakwa dan berbudi luhur. Hal ini disebabkan oleh pendidikan
agama di sekolah-sekolah umum baru berhasil mengantarkan peserta didiknya pada
tingkat ranah kognitif dan belum banyak menyentuh aspek sikap dan perilaku
beragama islam, sehingga menyebabkan rendahnya karakter dari peserta didik.
Merespon dari permasalahan tersebut maka SMP Negeri 8 Yogyakarta
memberdayakan Pendidikan Agama Islam melalui school religious culture dengan
menekankan sikap dan pengalaman keberagamaan untuk menanamkan karakter yang
religious terhadap siswa. Akan tetapi setelah berjalannya program pemberdayaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, kemudian pada tanggal 9 Juni 2017
pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
membuat kebijakan Lima Hari Sekolah (LHS) dengan menerbitkan Peraturan
Mendikbud (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Padatnya
kegiatan pembelajaran di sekolah ditambah dengan penerapan kebijakan Lima Hari
Sekolah yang diselenggarakan dari pagi hingga sore hari, maka penulis ingin
mengetahui lebih lanjut bagaimana dampak penerapan Lima Hari Sekolah (LHS)
terhadap pemberdayaan Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar
belakang SMP Negeri 8 Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah
ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data
dengan membandingkan data hasil wawancara dengan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan sistem Lima Hari Sekolah (LHS) di
SMPN 8 Yogyakarta dimulai dari jam ke-0 yaitu jam 06.30 - 15.15 dan telah berjalan
dengan efektif dikarenakan telah memenuhi persyaratan yaitu: kecukupan pendidik
dan tenaga kependidikan, ketersediaan sarana dan prasarana, kearifan lokal, dan
pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama. Pemberdayaan PAI di SMPN 8
Yogyakarta meliputi: Pertama: Memberdayakan orang tua dalam membina
keagamaan siswa, Kedua: Memberdayakan pendidik dalam meningkatkan mutu guru
PAI, Ketiga: Pemberdayaan PAI melalui pendekatan integratif afektif, psikomotorik
dan kognitif, melaui religious culture. Dampak lima hari sekolah terhadap
pemberdayaan pembelajaran pendidikan agama Islam dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya yaitu, 1.
Pengalaman keberagamaan siswa lebih banyak, 2. Mengurangi resiko kenakalan
remaja, 3. Efektif dalam memberikan pembelajaran PAI. Sedangkan dampak
negatifnya yaitu, 1. Pendidik maupun siswa akan merasakan kejenuhan, 2. padatnya
waktu kegiatan di sekolah, 3. Pencermatan dan fokus guru berkurang.
Kata Kunci: Lima Hari Sekolah, Pemberdayaan Pendidikan Agama IslamNIM. 1620410059 Feri Riski Dinatahttp://digilib.uin-suka.ac.id/32498/1.hassmallThumbnailVersion/SAMPUL%20-%20KARWADI%20-%20KECERDASAN%20EMOSIONAL%20DALAM%20PEMIKIRAN%20PENDIDIKAN%20ISLAM%20Telaah%20Pemikiran%20Hasan%20Langgulung.jpg2019-01-17T06:25:55Z2019-01-17T06:25:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32498This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/324982019-01-17T06:25:55ZKECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM: Telaah Pemikiran Hasan LanggulungBuku dengan judul “KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM (Telaah Pemikiran Hasan Langgulung)” ini pada awalnya merupakan penelitian disertasi penulis ketika menyelesaikan studi pada Program Doktor (S3) Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga tahun 2009. Dalam rentang yang cukup panjang setelah penyelesaian studi keinginan untuk menerbitkan disertasi tersebut menjadi buku belum pernah terwujud karena berbagai alasan teknis. Akhirnya setelah “terpendam” lama, file disertasi yang sebelumnya “mati suri” digugah kembali dan selanjutnya diterbitkan menjadi buku yang sekarang ada di hadapan pembaca. Secara substantif, buku ini sepenuhnya sama dengan isi disertasi. Tidak ada perubahan data dan infromasi, kecuali pada beberapa aspek teknis. melalui berbagai pertimbangan,
Buku ini dapat diterbitkan karena bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak ada kata lain yang pantas diucapkan kecuali ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinggnya kepada mereka semua, yaitu: Rektor UIN Sunan Kalijaga, Direktur PPS UIN Sunan Kalijaga, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, para kolega sesame dosen di FITK, pada staf dan pegawai, dan juga para mahasiswa yang telah menjadi mitra diskusi di kelas maupun di luar kelas.- KARWADI2018-12-19T02:48:52Z2018-12-19T02:48:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32085This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/320852018-12-19T02:48:52ZREGULASI DIRI SISWA PENGHAFAL AL-QURAN
DI SDIT LUQMAN AL HAKIM SLEMAN YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini adalah seorang penghafal al-Quran harus
mampu mengatur diri untuk mencapai tujuan yang diinginkan. SDIT Luqman Al
Hakim Sleman merupakan sekolah yang mempunyai program unggulan tahfidz
dengan target hafalan 10 juz dengan tahsin yang baik. Akan tetapi berdasarkan
data yang diperoleh bahwa terdapat siswa yang berhasil mencapai target hafalan
dan ada siswa yang belum berhasil mencapai target hafalan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui regulasi diri siswa penghafal al-
Quran yang sudah melebihi target hafalan, yang sudah mencapai target hafalan
dan yang belum mencapai target hafalan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk menjelaskan dan
memahami perspektif individu terhadap sesuatu,. Jumlah subjek penelitian ini
sebanyak lima subjek yang diambil menggunakan purpose sampling.
Pengambilan data penelitian ini melalui wawancara mendalam, observasi
partisipan dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Berdasarkan lima subjek
penelitian di SDIT luqman Al Hakim Sleman mengenai regulasi diri siswa
penghafal al-Quran yang terdiri dari tiga aspek, yaitu metakognisi, motivasi dan
perilaku. Untuk menghasilkan regulasi diri yang baik, ketiga aspek tersebut harus
saling bersinergi dan tidak dapat dipisahkan, karena ketiga aspek tersebut saling
melengkapi satu sama lain 2) Problematika yang dialami siswa penghafal al-
Quran di SDIT luqman Al Hakim Sleman saat meregulasi diri yaitu berasal dari
dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. problem yang berasal dari dalam diri
siswa adalah rasa bosan, mood yang berubah, belum bisa membaca al-Quran,
tidak percaya diri, tidak sabar, sulit membagi waktu, sulit berkonsentrasi, mudah
putus asa dan kondisi fisik yang mudah lelah. Adapun problematika yang berasal
dari luar diri siswa adalah gangguan teman, tidak ada dukungan dari orang tua,
ayat-ayat al-Quran yang sering tertukar, padatnya kegiatan sekolah. 3) Faktorfaktor
yang mendukung keberhasilan regulasi diri siswa penghafal al-Quran di
SDIT Luqman Al Hakim Sleman secara garis besar dikelompokan kedalam tiga
bagian yaitu pertama, faktor individu meliputi sifat-sifat yang dimiliki subjek
yang dapat mendukung regulasi diri. Kedua, faktor perilaku meliputi penetapan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam menghafal al Quran. ketiga,
faktor lingungan yang sangat mendukung adalah lingkungan keluarga yaitu
adanya motivasi dari orang tuaNIM. 1620011014 RISMA NUR AMALINA2018-12-19T01:56:26Z2018-12-19T01:56:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32080This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/320802018-12-19T01:56:26ZEFEKTIFITAS METODE ART THERAPY GROUP DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK DIDIK
DI TK IT ASSALAM MURTIGADING SANDEN BANTUL
YOGYAKARTAThe aim of this research is to know the significant difference of emotional social
capability between group which is learned through the method of art therapy group with group
which is taught through conventional learning of class B students of TK IT Assalam Murtigading
Sanden Bantul Yogyakarta. The type of this research is Quasi Experimental research which the
population of all students in class B in IT TK Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta,
amounting to 16 students in class B group Strobery and B students of group B Mangga group
which amounted to 16 students.
The emotional social capability data of the students is obtained by an emotional social
test instrument equipped with an assessment rubric. The result of the final test of learning (posttest)
is known that the average value of emotional social capability of experimental group is
70,06 and control group is 62,93. The data is then analyzed using T test statistic, obtained t_
(count t_table) (5,158 2,042)
Then there is a significant difference in emotional social capability between groups that
are learned through the method of art therapy group with groups that are taught through
conventional methods in learning aspects of emotional social skills of students B grade TK IT
Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta. So it can be concluded that emotional social
learning with the method of art therapy group affects the emotional social skills of students B
class in kindergarten IT Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta.NIM. 1620010087 BAGUS MAHARDIKA2018-12-19T01:18:17Z2018-12-19T01:18:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/32079This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/320792018-12-19T01:18:17ZEFEKTIFITAS METODE ART THERAPY GROUP DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK DIDIK
DI TK IT ASSALAM MURTIGADING SANDEN BANTUL
YOGYAKARTAThe aim of this research is to know the significant difference of emotional social
capability between group which is learned through the method of art therapy group with group
which is taught through conventional learning of class B students of TK IT Assalam Murtigading
Sanden Bantul Yogyakarta. The type of this research is Quasi Experimental research which the
population of all students in class B in IT TK Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta,
amounting to 16 students in class B group Strobery and B students of group B Mangga group
which amounted to 16 students.
The emotional social capability data of the students is obtained by an emotional social
test instrument equipped with an assessment rubric. The result of the final test of learning (posttest)
is known that the average value of emotional social capability of experimental group is
70,06 and control group is 62,93. The data is then analyzed using T test statistic, obtained t_
(count t_table) (5,158 2,042)
Then there is a significant difference in emotional social capability between groups that
are learned through the method of art therapy group with groups that are taught through
conventional methods in learning aspects of emotional social skills of students B grade TK IT
Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta. So it can be concluded that emotional social
learning with the method of art therapy group affects the emotional social skills of students B
class in kindergarten IT Assalam Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta.NIM. 1620010087 BAGUS MAHARDIKA2023-07-28T03:07:19Z2023-07-28T03:08:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6310This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63102023-07-28T03:07:19ZHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERBAHASA ARAB DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII (TUJUH) SMP MBS PRAMBANANABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berbahasa Arab dengan penyesuaian diri siswa kelas VII (tujuh) SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kemampuan berbahasa Arab dengan penyesuaian diri.
Subjek penelitian adalah 95 siswa kelas VII SMP MBS Prambanan. Alat pengumpulan data menggunakan skala penyesuaian diri dan dokumentasi nilai Mid dan Akhir semester berupa raport. Analisis data dengan menggunakan tehnik korelasi dari pearson's product moment dengan program SPSS 16.00 for Windows.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kemampuan berbahasa Arab dengan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP MBS Prambanan dengan r = 0,198 dan p = 0,036 (0,01 p 0,05). Artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berbahasa Arab dengan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP MBS Prambanan. Kemampuan berbahasa Arab mempengaruhi penyesuaian diri sebesar 3,9 %. divNIM.: 05710018 SIGIT SUPRIYADI