Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T22:11:43ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2024-02-06T06:23:19Z2024-02-06T06:23:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63481This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/634812024-02-06T06:23:19ZHUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN
KECEMASAN INTERAKSI SOSIAL PASCA COVID-19
PADA MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTACovid-19 is an event where a virus that claims many lives. Because of the danger level of the virus, the whole world implements a policy of karatina (social distancing), wearing masks and washing hands as a prevention of being exposed to the virus. The policy runs for 2 years from 2019 to 2022 which changes learning habits. After the release of the policy and starting to apply the learning system as usual, many students feel anxiety about interacting socially in the campus environment because they are still afraid of contracting the virus. The purpose of this study was to determine the relationship between resilience and post-covid-19 social interaction anxiety in UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta students. The type of research used is a quantitative approach. The research subjects received a total of 306 subjects who were students of UIN Sunan Kalijaga who were affected by the covid-19 policy while still active students with the following conditions, a) active undergraduate students of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, b) have done online learning during the covid-19 pandemic, c) students from the class of 2019, 2020, 2021 and 2022, d) willing to become research respondents. The instrument in this study used a resilience scale with a total of 21 items and a social interaction anxiety scale with a total of 20 items. Data analysis was carried out using the non-parametric spearmen correlation hypothesis test with the help of the IBM SPSS 22 for Windows application. Based on the above test, the correlation coefficient is obtained with a value of -0.335 with a 2 tailed sig significance showing 0.000 p <0.05, which means that there is a significant negative relationship with a fairly strong relationship level. With the conclusion that the higher the resilience value, the lower the social interaction anxiety value. Vice versa, the lower the resilience value, the higher the social interaction anxiety value. In addition to resilience, there are also other factors that can affect social anxiety / social interaction anxiety, one of which is self-efficacy, self-concept and self-confidence.NIM.: 20102020082 Wafid Dzul Fikar2024-02-01T02:33:35Z2024-02-01T02:33:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63354This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/633542024-02-01T02:33:35ZKEMATANGAN BERAGAMA UMAT ISLAM DAN KRISTEN DI DESA GONDANGMANIS BAE KUDUSGondangmanis merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Kudus. Berbeda dengan desa-desa lainnya, Desa Gondangmanis menjadi salah satu desa yang dalamnya dilatarbelakangi oleh umat beragama. Agama yang dianut oleh masyarakat desa bermacam-macam, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Penganut agama Islam dan Kristen memiliki popularitas yang sangat tinggi di desa ini. Jika dilihat secara sekilas kehidupan yang ada bisa dikatakan harmonis, damai, dan toleransi. Tetapi sebagai masyarakat awam tentu saja kurang mengerti mengenai istilah kematangan beragama. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana munculnya bentuk harmonis, damai, dan toleran. Kemudian menganalisis bagaimana kematangan beragama umat Islam dan Kristen di Desa Gondangmanis Bae Kudus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendekatan Psikologi Agama. Dengan pendekatan tesebut peneliti mencoba mendeskripsikan bagaimana kematangan beragama umat Islam dan Kristen di Desa Gondangmanis Bae Kudus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah pengumpulan data tahap selanjutnya yaitu reduksi data, menyusun data, dan menganalisis data menggunakan teori kematangan beragama Gordon Williard Allport.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: Pertama, kehidupan dan interaksi sosial masyarakat Desa Gondangmanis layaknya kehidupan pada umumnya. Tetapi dengan latar belakang umat beragama, masyarakat desa memiliki rasa toleran yang sangat tinggi. Keadaan sosial menjadi bentuk dukungan bagi masyarakat sehingga bisa melakukan kerja sama. Seperti halnya terjadinya PHBN (peringatan hari besar nasional) dan PHBA (peringatan hari besar agama). Bentuk dukungan yang ada menjadikan masyarakat dapat bekerja sama, gotong royong dalam kegiatan yang sifatnya nasionalis maupun agamis. Sehingga dengan melaksanakan kegiatan secara bersama masyarakat Desa Gondangmanis dapat menumbuhkan rasa keharmonisan dan kedamaian dalam lingkungan desa. Kedua, Kematangan beragama masyarakat Desa Gondangmanis jika melihat dengan kriteria Allport sudah matang dalam beragama. Namun dari sebagian masyarakat kematangan beragama merupakan salah satu pengetahuan baru dan sudah dijalankan dalam kesehariannya. Dari jumlah keseluruhan, semua informan setuju dengan enam kriteria yang dipaparkan oleh Allport. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa masyarakat desa sudah matang dalam beragama, dan mampu mengaplikasikan ke dalam hidupnya sehari-hari baik umat Islam dan umat Kristen di Desa Gondangmanis Bae Kudus. Perihal tersebut berhubungan dengan interaksi sosial yang dalam individual masyarakat bisa mengamalkan sikap keberagamaan. Begitu juga dengan matangnya beragama masyarakat dapat intropeksi diri, memiliki rasa toleransi, dan memahami lingkungan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.NIM.: 19105020030 Izzul Huda Afifi2024-01-19T01:56:45Z2024-01-19T01:56:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63091This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/630912024-01-19T01:56:45ZPENGARUH RELIGIUSITAS DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI DUDA PASCA BERCERAI DENGAN SELF ESTEEM SEBAGAI VARIABEL MEDIASIManusia sebagai mahluk sosial tidak luput dari permasalahan kehidupan
termasuk dalam mengarungi rumahtangga. Berbagai permasalahan yang terjadi salah
satunya fase kehilangan pasangan hidup akibat perceraian. Banyaknya kasus
perceraian, terjadi tidak adanya kesiapan dalam membina rumah tangga secara
finansial. Ketimpangan kurangnya pemasukan kepala rumahtangga terhadap
kebutuhan keluarga yang membengkak sehingga memunculkan konflik yang berakhir
perceraian dan memperoleh status baru sebagai duda. Identitas duda secara tidak
langsung menjadi tantangan dalam diri. Kurangnya kemauan untuk bangkit disebabkan
merasa kehilangan pasangan hidup pasca bercerai serta seterotipe lingkungan menekan
psikologis duda. Perlunya bangkit dari permasalahan bercerai sebagai penanggulangan
dampak negatif dengan resiliensi. Tinggi rendahnya resiliensi dipicu dari faktor internal
meliputi religiusitas dan self esteem, faktor eksternal seperti dukungan sosial.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara
langsung dan pengaruh tidak langsung dari religiusitas dan dukungan sosial terhadap
resiliensi dengan self esteem sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitaif dengan jenis explanatory research. Lokasi penelitian di Pengadilan
Agama Banyuwangi dengan total 204 responden. Teknik pengumpulan data dengan
empat skala terdiri dari skala religiusitas mengacu dari Gotlieb, skala dukungan sosial
mengacu dari Sarafino, skala self esteem mengacu dari Coopersmith, dan skala
resiliensi yang mengacu dari Grotberg dengan pengukuran kuesioner menggunakan
skala likert dan dianalisis smartPLS.
Adapun hasil yang ditemukan: 1)Ada pengaruh langsung religiusitas terhadap
resiliensi dengan nilai 0.015<0.05. 2)Ada pengaruh langsung dukungan sosial terhadap
resiliensi dengan hasil 0.005<0.05. 3)Ada pengaruh langsung self esteem terhadap
resiliensi dengan nilai 0.000<0.05. 4)self esteem mampu memediasi religiusitas
terhadap resiliensi dengan nilai 0.000<0.05. 5)self esteem tidak dapat memediasi
dukungan sosial terhadap resiliensi dengan hasil p-values 0.232>0.05.NIM.: 21200012028 Frinda Dewi Pertiwi2024-01-12T02:48:43Z2024-01-12T02:48:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62771This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/627712024-01-12T02:48:43ZPENGARUH PENERIMAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI PANTI ASUHAN YATIM DAN DHU’AFA MAFAZA YOGYAKARTAThe purpose of this research is to find out whether there is an influence between
self-acceptance and social support on adolescent learning motivation in the
orphanage of orphans and dhu'afa Yogyakarta. The hypotheses of this study are
three, namely, first there is an influence between self-acceptance on the motivation
to learn of adolescents in orphanages and dhu'afa Yogyakarta. Second, there is an
influence between social support on adolescent learning motivation in orphanages
and dhu'afa Yogyakarta. Third, there is an influence between self-acceptance and
social support on adolescent learning motivation in orphanages and dhu'afa
Yogyakarta. Respondents in this study amounted to 100 foster children who were
in the orphanage orphanage and dhu'afa mafaza Yogyakarta. The sampling
technique in this study used a saturated sample technique. The type of research used
is quantitative research with data collection techniques using three scales, namely
the self-acceptance scale, social support, and learning motivation. Data analysis in
this study used multiple regression models with the help of SPSS 18.0 for windows
software. The results of this study indicate that first there is no significant influence
between self-acceptance on adolescent learning motivation in orphanages and
dhu'afa Yogyakarta with the results of sig level = 0.076 (P < 0.05). Second, there is
a significant influence between social support on adolescent learning motivation in
orphanages and dhu'afa Yogyakarta with the result of sig level = 0.001 (P < 0.05).
Third, there is a significant influence between self-acceptance and social support
on adolescent learning motivation in orphanages and dhu'afa Yogyakarta with the
result of sig level = 0.000 (P < 0.05).NIM.: 20102020054 Fikri Taufiq Firdaus2024-01-10T01:49:12Z2024-01-10T01:49:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62828This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/628282024-01-10T01:49:12ZPEMAKNAAN SENIORITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PARA SANTRI DI PESANTREN MADRASAH HUFFADH 1 AL- MUNAWWIR, KRAPYAK, YOGYAKARTADalam perspektif masyarakat khususnya di Indonesia, senioritas selama ini seringkali dipahami sebagai sebuah perilaku negatif yang cenderung mengarah pada kekerasan. Salah satu penyebab utama dari munculnya stigma negatif terhadap senioritas di Indonesia adalah karena maraknya perilaku kekerasan dalam dunia pendidikan yang seringkali dilatar belakangi oleh adanya unsur senioritas. Pesantren sebagai salah satu bentuk dari lembaga pendidikan di Indonesia yang berfokus pada pembelajaran tentang keilmuan agama, faktanya juga tidak luput dari adanya praktek senioritas. Meski begitu, dengan adanya perbedaan kultur serta adanya sebuah konsepsi yang berbeda tentang senioritas dalam kultur sosial pesantren, menyebabkan adanya pemaknaan tersendiri terhadap senioritas dalam dunia pesantren bagi para santrinya. Sebagaimana adanya senioritar yang ada pada Madrasah Huffadh 1, Pp. Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui bagaimana hubungan senioritas dimaknai oleh para santri senior dan junior Madrasah Huffadh 1 Pp Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. 2) Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan terhadap senioritas tersebut berpengaruh terhadap interaksi sosial para santri senior dan junior Madrasah Huffadh 1 Pp Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan sebagai landasan utama dalam penelitian ini adalah Interaksionisme Simbolik, yang berfokus pada gagasan George Herbert Mead yakni Pikiran (Mind), Diri (Self), dan Masyarakat (Society).
Hasil dari penelitian ini adalah, para santri Madrasah Huffadh 1 memaknai hubungan senioritas sebagai 3 hal, yakni alat stabilitas sosial, pembimbingan atau pendidikan karakter, dan juga penindasan. Pemaknaan terhadap senioritas tersebut juga menunjukkan adanya sebuah pola, dimana terdapat kecenderungan dalam memaknai senioritas pada fase tertentu (fase santri junior dan fase santri senior). Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman yang mereka miliki terkait senioritas di Madrasah Huffadh 1, sebagai santri junior dan senior. Yang mana umumnya santri senior memiliki perspektif yang lebih luas terkait senioritas tersebut, dikarenakan keberagaman pengalaman yang dimilikinya yakni ketika menjadi santri junior dan setelah menjadi santri senior. Sehingga hal tersebut dapat memicu perubahan terhadap cara memaknai senioritas.
Pemaknaan terhadap senioritas tersebut nampaknya turut mempengaruhi bagaimana interaksi sosial yang terjalin antara kelompok santri senior dan santri junior. Karena dengan adanya persepsi bahwa seorang santri senior merupakan sosok yang lebih superior, hal tersebut menjadikan adanya kekakuan dalam interaksi sosial terjadi, karena adanya sebuah batasan tertenu yang menjadi sekat antara kedua kelompok sosial tersebut (santri senior dan junior). Selain itu, dengan adanya persepsi terkait perbedaan power tersebut nampaknya turut menyebabkan adanya perbedaan perilaku yang diterima oleh santri senior dan junior. Hal ini tidak lain berkaitan dengan adanya kebiasaan manusia menciptakan sebuah gambaran- gambaran peristiwa dalam pikiran mereka sebelum mereka melakukan kegiatan interaksi sosial. Sehingga dengan adanya gambaran-gambaran yang mereka peroleh berdasarkan cara mereka memandang senioritas di Madrasah Huffadh 1 itulah yang pada akhirnya mempengaruhi cara mereka berinteraksi sosialNIM.: 18107020045 Ibrahim Fatih Ali2024-01-08T04:35:53Z2024-01-08T04:35:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62761This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/627612024-01-08T04:35:53ZINTERAKSI SOSIAL PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU (TPST) KALURAHAN SITIMULYO KAPANEWON PIYUNGAN KABUPATEN BANTULPemulung merupakan suatu profesi dimana mereka mencari nafkah dengan cara memungut dan memanfaatkan barang-barang bekas yang masih memiliki nilai jual seperti kardus, kaleng, botol bekas minuman, plastik dan lain sebagainya. Setelah mengumpulkan hasil pungutannya tersebut, kemudian mereka menjualnya kepada pengepul yang akan mendistribusikan dan mengolahnya kembali menjadi barang komoditi. Pemulung dalam melangsungkan kehidupan dan dalam kegiatan pekerjaannya itu tidak terlepas dari perilaku berinteraksi dengan sesama pemulung lain dan juga perangkat lainnya yang terlibat dalam proses mereka bekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latar belakang kehidupan sosial pemulung di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Dusun Ngablak, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan Kabupaten Bantul, serta bagaimana interaksi sosial pemulung yang terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Dusun Ngablak, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul? Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat kualitatif, dimana data yang dikumpulkan adalah dengan melalui proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dan diolah dengan menggunakan metode deskriptif dan analitis dengan pola pikir yang induktif.
Hasil dari penelitian ini, menunjukan bahwa Interaksi sosial yang terjadi pada pemulung di TPST Piyungan, Bantul ini terjalin dengan baik, rukun, dan juga damai. Hal ini dapat ditandai dengan fenomena sikap yang muncul diantara seluruh pemulung dengan wujud saling bersinergi, serta orang-orangnya juga yang tidak membeda-bedakan antara pemulung yang telah lama bekerja dilingkungan tersebut dari mulai awal didirikannya TPST Piyungan dengan pemulung pendatang yang juga berasal dari daerah-daerah yang cukup jauh.NIM.: 19102050033 Ani Nuralwiya2023-11-29T03:54:38Z2023-11-29T03:54:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62354This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/623542023-11-29T03:54:38ZDAKWAH HUMANIS GUS MIFTAH TERHADAP PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR KEMBANG (SARKEM) YOGYAKARTADakwah di tempat prostitusi bukan hanya unik dan terasa berbeda, tetapi juga dianggap kontroversial oleh sebagian masyarakat. Banyak yang menganggap tempat prostitusi bukanlah tempat yang baik untuk melakukan dakwah, sebab di sana menjadi sarang bagi perilaku kemaksiatan. Gus Miftah adalah sedikit di antara para da’i di Indonesia yang mau meluangkan tenaga dan pikirannya untuk berdakwah di tempat prostitusi. Penelitian ini mengakaji tentang sepak terjang perjuangan dakwah Gus Miftah terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pasar Kembang (Sarkem) Yogyakarta dengan secara khusus melihat aspek dakwah humanis dalam dakwahnya.
Penelitian ini berbasis pada model penelitian lapangan. Sementara metode yang digunakan menggunakan model metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan sebagai berikut: pertama, awal mula dakwah Gus Miftah di Sarkem terjadi di tahun 2000-an, ketika itu beliau secara sengaja datang ke Sarkem dengan niat ibadah dan berdakwah, kehadiran Gus Miftah ternyata disambut baik oleh warga Sarkem dan selanjutnya Gus Miftah secara rutin melakukan dakwah di tempat tersebut hingga sekarang. Kedua, motivasi terbesar Gus Miftah dalam melakukan dakwah terhadap para PSK di Sarkem adalah agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar dan memberi kesempatan kepada para PSK untuk mempelajari Islam. Dalam keyakinan Gus Miftah, kasih sayang Tuhan tidak hanya diberikan kepada orang yang taat beragama, tetapi juga ke semua makhluk, termasuk kepada para pelaku maksiat. Ketiga, dakwah Gus Miftah yang bercorak humanis tercermin dalam perilaku dakwahnya yang selalu mengedepankan touching of heart (sentuhan hati). Dalam berdakwah, Gus Miftah selalu mengedepankan aspek persamaan (kesetaraan) dan kemerdekaan kepada semua kalangan. Gus Miftah juga mengedepankan aspek cinta dan kasih sayang dalam menyikapi para PSK dalam setiap dakwahnya.NIM.: 17200010058 Hadi Prayitno, S.Pd2023-11-22T01:31:35Z2023-11-22T01:31:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62322This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/623222023-11-22T01:31:35ZINTERAKSI SOSIAL JAM’IYYAH TA’LIM WA AL-MUJAHADAH DENGAN MASYARAKAT KRAPYAK YOGYAKARTAJami’iyah Ta’lim Wa Al- Mujahadah merupakan Majelis Dzikrullah yang
dilaksanakan setiap malam jum’at Pon di Pondok Pesantren Al- Munawir
Krapyak Yogyakarta. Jami’iyah Ta’lim Wa Mujahadah dalam gerak dakwahnya
lebih banyak menekankan pada bagaimana beriman dan beramal shaleh yang
sesuai dengan ajaran agama. Jami’iyah Ta’lim Wa Al- Mujahadahmerupakan
lembaga non formal yang bergerak dibidang sosial- keagamaan yang anggotanya
terdiri dari santri dan masyarakat umum. Kegiatan dari Jami’iyah Ta’lim Wa Al-
Mujahadah berupa pengajian.Shalat tasbih dan dzikir bersama. Jami’iyah Ta’lim
Wa Al- Mujahadah juga mengadakan kegiatan berupa pengelolaan hewan Qurban
dan terapi, baik berupa terapi jiwa maupun terapi obat- obatan. Jami’iyah Ta’lim
Wa Al- Mujahadah membantu menghilangkan, mengendalikan, dan
mengantisispasi segala permasalahan atau penyakit emosional yang bertujuan
untuk memperbaiki pola tingkah laku dan meningkatkan perkembangan
kepribadian yang positif.Majelis Jami’iyah Ta’lim Wa Al- Mujahadah mempunayi
tujuan mengajarkan nilai- nilai agama menuju jalan yang diridha’i Allah dengan
menampilkan berbagai macam amaliyah keagamaan yang tentunya sesuai kaidah
ajaran Islam.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode interview, observasi dan
dokumentasi dan pendekatan sosiologis, penulis mencoba mengangkat persoalan
pola interaksi Jami’iyah Ta’lim Wa Al- Mujahadah dengan masyarakat Krapyak
Yogyakarta dalam bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial
budaya dalam usahanya untuk mwlakukan perubahan dalam bidang sosial
keagamaan, bidang sosial kemasyarakatan, dan bidang sosial budaya sangat
didukung oleh masyarakat Krapyak setempat didalam aktifitasnya. Majelis selalu
melibatkan warga masyarakat setempat dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan
sehingga apa yang telah dilaksanakan oleh majelis bisa dirasakan oleh
masyarakat.NIM.: 04541725 Munawaroh2023-11-01T08:11:33Z2023-11-01T08:11:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61010This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/610102023-11-01T08:11:33ZPERILAKU PHUBBING DALAM INTERAKSI SOSIAL DI ORGANISASI MAHASISWA DAERAH (STUDI DESKRIPTIF PADA ANGGOTA MAHASISWA HIMPUNAN MAHASISWA KEDIRI YOGYAKARTA ANGKATAN 2022 - 2023)Phubbing is the tendency of someone who chooses to play with a smartphone rather than interact with the people around them. Phubbing behavior occurs among student organizations that should understand how to create effective communication. By raising the title "Phubbing Behavior in the Communication Process in Regional Student Organizations (Descriptive Study on Members of the Yogyakarta Kediri Student Association Class of 2022 - 2023)", this thesis aims to examine and describe the influence of Phubbing behavior on social interaction in the communication process in student organizations. The type of research used is descriptive research with a qualitative approach. Methods of data collection using interviews, observation, and documentation. The theory used in this research is Media Dependency Theory. The results of this study indicate that the Yogyakarta Kediri Student Association has an addiction to smartphones because they cannot be far from smartphones. However, the phubbing that occurs is relatively low because members of the association apply communication ethics when interacting directly. The effects of phubbing among members of the Kediri Student Association include Wrong communication, decreased value of delivering messages, decreased quality of social relations, social exclusion, being the subject of conversation, reduced empathy, loss of information, and wasted time.NIM.: 19107030140 Muhammad Faris Wilfary2023-10-17T03:05:24Z2023-10-17T03:06:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61348This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/613482023-10-17T03:05:24ZMODEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MILIK SAUDAGAR BUGIS DI SULAWESI SELATANThe company's business activities are inseparable from wide
ranging obligations, covering economic, social, and environmental
aspects. The company's obligations as stated in the Triple Bottom Line
concept are implemented through Corporate Social Responsibility
(CSR) activities. CSR programs are generally carried out using three
models, namely circles, intersecting circles, and concentric circles. For
this reason, this study seeks to carry out a comparative analysis of the
three models in three companies owned by Bugis traders in South
Sulawesi. The comparative analysis is intended to explore the CSR
model implemented by these companies. In addition, this study also
aims to analyze the implementation of CSR model in companies run
by Bugis traders in South Sulawesi.
Using a qualitative approach, this study was designed to dig up
in-depth information regarding CSR practices in companies of Bugis
traders in South Sulawesi. The data were collected through in-depth
interviews, observation, and documentation, while the data were
analyzed using the triangulation method as is commonly used in
qualitative research.
This research shows that the predetermined Corporate Social
Responsibility (CSR) model in these companies does not fully comply
with one of the widely applied models. These companies owned by
Bugis merchants in South Sulawesi considers religion as the basis to
underpin every aspect of CSR program. Thus, this research offers a
breakthrough model, namely the concentric intersecting circle model.
This model covers four aspects of obligations, namely religion,
economy (profit), social aspects (people), and environmental aspects
(planet).
The CSR implementation of the intersecting circle model for the
companies under study can be implemented using a distributed policy
system (distributed holdings). This system provides flexibility to each
subsidiary or business unit to carry out CSR programs in accordance
with the actual needs and surrounding social environmental conditions. This system makes the foundation as an umbrella
organization for CSR programs carried out by subsidiaries or business
units.NIM.: 1630316001 Ambo Dalle2023-10-09T07:01:57Z2023-10-09T07:01:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60968This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/609682023-10-09T07:01:57ZPERILAKU SHARENTING PADA KELUARGA MUDA DI DESA PURWADADI, KECAMATAN PURWADADI, KABUPATEN CIAMISSharenting dimaknai dengan kegiatan membagikan informasi berupa foto, video, maupun status yang berhubungan dengan anaknya di media sosial. Banyak dari orang tua keluarga muda di Desa Purwadadi yang melakukan sharenting dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial. Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam lagi bagaimana perilaku sharenting selama ini yang dilakukan oleh orang tua keluarga muda di Desa Purwadadi.
Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial dari Max Weber. Weber membagi tindakan sosialnya menjadi empat tipe tindakan sosial yang terdiri dari: tindakan rasional instrumental, tindakan berorientasi nilai, tindakan afektif dan tindakan tradisional. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sesuai dengan persyaratan sampel yang dibutuhkan.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah (1) proses sharenting yang dilakukan oleh orang tua keluarga muda di Desa Purwadadi. (2) Sharenting yang dilakukan di berbagai platform media sosial milik akun keluarga muda. (3) Motif orang tua keluarga muda melakukan sharenting adalah untuk dokumentasi, untuk berbagi tips dan menunjukkan kemampuan mengasuh anak, untuk menerima afirmasi, dan memperkenalkan produk untuk mendapatkan keuntungan. (4) Batasan-batasan orang tua dalam melakukan sharenting adalah pertama, menjaga privasi dan kemanan anak. Kedua, menghindari konten anak yang sensitif. Berkaitan dengan perilaku sharenting ini, dari empat tipe tindakan sosial Max Weber, keempat tipe tindakan sosial relevan dengan hasil penelitian ini. Analisis perspektif sosiologi keluarga terhadap perilaku sharenting berdasarkan pada empat objek kajian, yaitu pola hubungan dengan keluarga, sisitem keluarga, pola-pola keluarga dan faktor eksternal keluarga.NIM.: 19107020063 Luveni Biyul Rahmah2023-10-09T04:42:24Z2023-10-09T04:42:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60950This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/609502023-10-09T04:42:24ZMODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA PERSPEKTIF ROBERT PUTNAM DI OBJEK WISATA TELAGA DESA POTORONO, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTULDesa wisata menjadi sebuah konsep pengembangan daerah yang menjadikan suatu desa sebagai destinasi wisata. Pengembangan desa wisata tidak dapat dilepaskan dari sifat alami masyarakat lokal yang menjadi bagian dalam pengelola objek wisata yang ada. Nilai-nilai kebudayaan lokal pada suatu masyarakat sangat menunjang pengembangan wisata di suatu daerah tertentu.Sejak selesai dibangunnya Objek Wisata Telaga Desa Potorono pada tahun 2018 dengan memiliki berbagai fasilitas penunjang wisata dan pemandangan alam yang asri membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ketersediaan modal sosial menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi maju mundurnya eksistensi suatu wisata. Modal sosial sebagai alat untuk melihat pada penerapan-nya bagaimana masyarakat dalam melakukan manajemen wisata di objek wisata Telaga Desa Potorono.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori modal sosial Robert Putnam. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan dan menceritakan bentuk modal sosial masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan wsiata Telaga Desa Potorono dan dampak sosial ekonomi pengembangan objek wisata Telaga Desa Potorono. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawawancara untuk mendapatkan data informasi melalui proses tanya jawab secara langsung serta dokumentasi melalui pengumpulan data dalam bentuk gambar ataupun tulisan. Analisis data melalui tiga tahap yaitu tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial berperan dalam pengembangan wisata di objek wisata Telaga Desa Potorono. Modal sosial yang ada di objek wisata Telaga Desa Potorono merupakan representasi dari tiga komponen modal sosial yang terdiri dari kepercayaan, norma dan jaringan sosial. Kepercayaan membentuk kesadaran pengelola Telaga Desa Potorono sehingga dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan wisata. Pada aspek norma memiliki peranan dalam pembentukan aturan dan kepatuhan para pelaku wisata terhadap norma-norma sosial yang disepakati dan jaringan sosial memiliki peran sebagai modal sosial untuk pengelolaan dan partisipasi antara pengelola dengan masyarakat desa yang menghasilkan paguyuban bernama Pengelola Telaga Desa Potorono. Komponen modal sosial yang juga tampak dalam pengembangan wisata di objek wisata Telaga Desa Potorono yaitu melalui gotong royong, kerja bakti, musyawarah, tata krama dan kejujuran dalam pengembangan Telaga Desa Potorono. Pengelolaan di objek wisata Telaga Desa Potorono menggunakan sistem wisata berbasis masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kendali untuk mengelola wisata.NIM.: 19107020021 Adela Aulia2023-10-09T04:37:12Z2023-10-09T04:37:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60948This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/609482023-10-09T04:37:12ZAKSI SOSIAL KOLEKTIF BERKELANJUTAN: STUDI PADA WARUNG SHODAQOH DI DUSUN MANDIRO, DESA MOJOPURNO, KECAMATAN NGARIBOYO, KABUPATEN MAGETANAksi sosial merupakan kegiatan yang sudah dikoordinasi dan terdapat tujuan untuk mencapai suatu perubahan, yang berkaitan dalam hal memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, mengoreksi ketidakadilan atau meningkatkan kualitas hidup manusia. Aksi sosial yang muncul saat terjadinya suatu bencana biasanya tidak bertahan lama. Apalagi yang mengadakan dari lembaga atau instansi yang biasanya hanya untuk kepentingan realisasi program. Aksi tersebut kebanyakan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Jika dampak dari bencana tersebut sudah hilang maka aksi tersebut juga berhenti. Aksi sosial Warung Shodaqoh merupakan salah satu hasil gotong royong warga Dusun Mandiro, yang mana pada era pandemi memiliki sasaran kepada warga yang terdampak. Seiring berjalannya waktu dan pandemi covid-19 sudah dinyatakan berakhir, ternyata Warung Shodaqoh memilih untuk tetap bertahan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa motif relawan dalam melaksanakan kegiatan berkelanjutan pada Warung Shodaqoh dan bagaimana strategi relawan dalam mengelola Warung Shodaqoh.
Penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme struktural oleh Talcott Parsons dengan skema AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latent Pattern Maintenance). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari data penerima PKH, bantuan sosial sembako, dan BLT-DD. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Warung Shodaqoh mampu berkelanjutan memiliki strategi yang terdapat pada empat konsep meliputi pertama, kemampuan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan cara menyesuaikan kondisi sumber daya yang terdapat pada masyarakat tersebut. Kedua, konsisten dan berkomitmen dengan tujuan yang telah disepakati bersama. Ketiga, menciptakan harmonisasi antar anggota relawan dan pihak yang terlibat. Keempat, mempertahankan konsep sedekah dan memotivasi anggota agar tetap bertahan. Strategi yang telah dijalankan pada Warung Shodaqoh yaitu adanya donatur tetap dan komitmen dari relawan. Selain itu, aspek kemanfaatan atas keberadaan Warung Shodaqoh tidak hanya sebatas pada pemenuhan aspek material atau kebutuhan makan warga saja. Tetapi juga terdapat motif agama dan sosial didalamnya. Motif agama yaitu menjadi sarana untuk bersedekah. Sedangkan motif sosial yaitu menjadi sarana bagi warga untuk tetap melestarikan nilai gotong royong dan solidaritas sosial.NIM.: 19107020006 Fahma Zufar Luthfia2023-10-09T04:27:00Z2023-10-09T04:27:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60943This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/609432023-10-09T04:27:00ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SPIRITUALITAS DENGAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA PENGHAFAL AL-QUR’ANEarly adulthood is a period of adaptation of a person to new forms of life and social expectations accompanied by feelings of anxiety, emotional tension and fear for their lives. Various pressures experienced by students who memorize the Qur’an as young adults can lead to excessive negative feelings or unhappiness. This study aims to determine the relationship between social support and spirituality with the happiness of students memorizing the Qur’an. The method used in this research is correlational quantitative. Subjects who participated were 117 students who memorized the Qur’an with details of 40 people from PPTQ Al-Hadi komplek Al-Hamra', 33 people from the komplek Madrasah Huffadz 1 PP. Almunawwir, and 44 people from the komplek Aisyah PP. Nurul Ummah was selected using a purposive sampling technique. The three measuring instruments used are adoption scales. Data analysis used multiple linear regression analysis with the results of hypothesis testing showing that there is a positive relationship between social support and spirituality with the happiness of students memorizing the Qur’an. This is indicated by a significance value of p = 0.000 (p <0.05), so the major hypothesis in this study is proven. While the results of the partial test showed that both social support and spirituality obtained a significance value of p = 0.000 (p <0.05). This shows that social support and spirituality each have a positive relationship with the happiness of students memorizing the Qur’an. Therefore, the first minor hypothesis and the second minor hypothesis are proven. The effective contribution (SE) of social support is 27.6% and spirituality is 22.1%, so that the two independent variables influence happiness by 49.7%. This research can represent the happiness of students who memorize the Qur’an, so that the results of this study can be used as an evaluation, both for the pesantren, sources of social support and students who memorize the Qur’an itself.NIM.: 19107010101 Nuraini Fakhriyani2023-10-09T04:07:05Z2023-10-09T04:07:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60940This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/609402023-10-09T04:07:05ZHUBUNGAN ANTARA INTERAKSI PARASOSIAL DAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PADA PENGGEMAR KPOPImpulse buying is rife among KPOP fans. This study aims to determine the relationship between parasocial interactions and celebrity worship with impulsive buying behavior among KPOP fans. The research method used in this research is correlational quantitative. The measurement tools used in this study are the Impulsive Buying scale, the parasocial interaction scale and the celebrity worship scale. The subjects in this study were 170 people from Community X. The sampling technique used was simple random sampling with multiple linear regression data analysis techniques. The result of this study is that there is a significant relationship between parasocial interaction and celebrity worship with impulsive buying behavior. The hypothesis of the relationship between parasocial interaction and celebrity worship with impulsive purchases has a significance value of p=0.000 (p<0.05), which means that there is a significant relationship between celebrity worship and impulsive purchases. The effective contribution of parasocial interaction to impulsive buying behavior is 16.4% and the effective contribution of celebrity worship to impulsive buying behavior is 42.5%. That is, the higher the individual idolizes the artist and performs parasocial interactions, the more impulsive they are to buy merchandise from their idol.NIM.: 19107010080 Yusian Fitri Handayani2023-10-06T04:20:38Z2023-10-06T04:20:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60898This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/608982023-10-06T04:20:38ZHUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PELAKU PERNIKAHAN DINIEvery married couple surely faces domestic issues within their marriage, which can impact the harmony, happiness, and well-being of both the family and the individuals themselves. Furthermore, marriages that take place at a young age have consequences such as stress and anxiety, domestic violence, reproductive health issues, and so forth. These factors can disrupt the happiness and subjective well-being of the individuals involved. This research aims to understand the relationship between religiosity and social support with subjective well-being among early marriage participants. The subjects of this study consisted of 82 individuals who entered into marriages at a young age, sampled using systematic sampling techniques. The Satisfaction with Life Scale and the Positive Affect Negative Affect Schedule were employed to measure subjective well-being. The Centrality of Religiosity Scale was used to measure religiosity, and The Multidimensional Scale of Perceived Social Support was used to measure social support. Data analysis was conducted using multiple linear regression analysis. The results of the data analysis indicated a significant relationship between religiosity and social support with subjective well-being. The t-test analysis results indicated that religiosity had a significant positive relationship with the dependent variable of subjective well-being. Similarly, social support had a significant positive relationship with the dependent variable of subjective well-being. The effective contribution of religiosity to subjective well-being was 9.9%, social support's contribution was 8.4%, and their combined effective contribution to subjective well-being was 18.3%.NIM.: 19107010040 Izzah Istiqomah2023-10-04T01:36:34Z2023-10-06T04:38:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60801This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/608012023-10-04T01:36:34ZINTERAKSI SOSIAL MAHASISWA TULI DAN RELAWAN DALAM PEMBELAJARAN DARING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN (STUDI KASUS PADA MAHASISWA TULI DAN RELAWAN DI UIN SUNAN KALIJAGA)The purpose of this research is to analyze more deeply the symbolic interaction patterns of deaf students and assist them in understanding the material and how deaf students learn when studying online at UIN Sunan Kalijaga. The researcher uses the theory of Symbolic Interactionism from George Herbert Mead which proposes the stages of interaction namely mind, self and society to analyze the patterns of interaction that occur between deaf and deaf volunteers. Researchers used descriptive research with a qualitative approach. Methods of data collection by means of interviews, observation and documentation were carried out on 6 research subjects namely Nadia Kominisie, Dimas Hari Kharisma, Fella Gustian, Lalu Alfian R who is deaf, also Azizul anse and Zidny always volunteers.
Barriers in communicating are felt when deaf students have difficulty understanding dense text messages, besides that the educational backgrounds of deaf and deaf volunteers are different, so there are new terms that are sometimes incorrectly conveyed. Another obstacle is signal access and online reading. Because they use online application, technology fully controls this communication and learning process, so that without qualified human resources, this communication will not work properly. The majority of deaf students have a visual learning type to understand a material, they use pictures and writing in learning. So, during the online learning process this is easier to do as long as there are the right sources for them to learn. Some of deaf students have kinesthetic learning types or are more inclined to learn something by practice, this is an obstacle. Social restrictions and distance when learning is bold result in a decrease in the level of understanding of the deaf.NIM.: 18107030084 Amalia Putri Aisyah Alkis2023-09-08T06:59:54Z2023-09-08T06:59:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60208This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/602082023-09-08T06:59:54ZINTEGRASI SOSIAL PONDOK PESANTREN ORA AJI DENGAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KELURAHAN PURWOMARTANI KAPANEWON KALASAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA)Ora aji Islmaic Boarding School is semi- modern based Islamic boarding school, which stands in the midset of a plural society that has a diversity of cultural and religious aspecst. The student at the Ora Aji boarding school consist of students from MTs, MA, UIN Sunan Kalijaga and UNY students, and there are even some students who only surve in the Islamic boarding school. The existance of Islamic boarding school in the community encourages kyai and students of the Ora Aji Islamic boarding school to relate to the community. However, not all relationships that exist between the two are good. This research was conducted to find out the integration that exist between the Ora Aji Islamic Boarding School and the Purwomartani Community. Especially Padukuhan Tundan so that they are able to live side by side amidst differences. this research is descriptive qualitative in nature, which aims to describe the relationship or social integration that exist between the Ora Aji Islamic Boarding School and the community. The data sources for this research were obtained from several informants, consisting of caretakers of the Ora Aji Islamic Boarding School, secretary of the Ora Aji Islamic Boarding School foundation, chairman of padukuhan Tundan, Head of RW padukuhan Tundan, Head of RT padukuhan Tundan, administrators of Islamic Boarding School social activities, and several students. Data collection techniques in this study are observation, interviews, and documentation. The data analysis technique in this study is descriptive analysis. The results of this study indicate that the integration that exist is in the form of Normative Integration, which is based on social norms or values shared by both parties, both the boarding school and the community through a process of acommodation, cooperation, coordination, and assimilation. As carred out such as Mujahadah Dzikrul Ghofiliin, safari subuh, mutual cooperation and other social activities. In addition, the supporting factors for the formation of this integration are the contributions and relationship that are established in the form of social activites with the community, while the inhibiting factor is the lack of human resources becouse students are not always in Islamic boarding school.NIM.: 19102030066 Nurul Anisa2023-07-12T02:42:12Z2023-07-12T02:42:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59810This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/598102023-07-12T02:42:12ZPOLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT KATOLIK DAN MASYARAKAT ISLAM DI WILAYAH KAPEL KATOLIK SANTO ANTONIUS DUSUN MLESEN PONDOKREJO TEMPELKonflik agama merupakan sesuatu yang menyimpang dari ajaran agama, namun dengan adanya sebuah konflik antar umat beragama tidak menutup kemungkinan terjadinya interaksi sosial yang baik antar umat beragama. Seperti konflik yang terjadi saat pendirian Kapel Katolik Santo Antonius Dusun Mlesen, konflik dipicu oleh sekelompok organisasi masyarakat Islam diluar masyarakat yang menolak pembangunan rumah ibadah di kalangan masyarakat mayoritas Islam. Hal ini yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai interaksi sosial yang terjadi di Dusun Mlesen, apakah dengan adanya sebuah konflik yang pernah terjadi dapat menghambat masyarakat dalam berinteraksi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam menggali data penelitian ini, menggunakan teknik analisis data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung bagaimana interaksi yang terjadi antar kedua agama. Wawancara dilakukan dengan delapan orang informan yang terdiri dari masyarakat kedua agama, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Serta terdapat dokumentasi penelitian berupa foto-foto terkait penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi agama. Penelitian ini secara umum menggunakan teori interaksi sosial yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dimana teori ini mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut individu dengan individu,individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok serta membagi pola interaksi sosial ke dalam dua bentuk yaitu asosiatif dan disosiatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Katolik dengan masyarakat Islam berinteraksi dengan baik. Adapun pola interaksi sosial yang terjadi antar masyarakat adalah interaksi sosial asosiatif yang terlihat dalam bentuk kerja sama seperti gotong royong membersihkan lingkungan, menjaga keamaan, tolong menolong membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan. Interaksi selanjutnya yaitu interaksi yang bersifat akomodasi yaitu penyesuaian dari individu maupun kelompok di masyarakat Dusun Mlesen atas perbedaan agama yang ada di lingkungannya, yang kemudian menuju pada bentuk proses asimilasi dimana masyarakat menerima perbedaan itu tanpa memandang kepercayaan dan keyakinan masing-masing, dimanapun berada saling menyatu. Pola-pola interaksi sosial tersebut diimplementasikan dalam bentuk sosial maupun keagamaan.NIM.: 19105020017 Synta Aulia2023-07-06T04:16:06Z2023-07-06T04:16:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59610This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596102023-07-06T04:16:06ZDINAMIKA SOCIAL LOAFING PADA ANGGOTA ORGANISASI INSAN BPC D.I. YOGYAKARTAAlumni student organizations are a form of activity as a means of self-development of students and a means to broaden horizons and improve competence and personality integrity. If the work program is not optimal in its implementation, the members/administrators may engage in social loafing behavior. that is, the tendency for individuals to exert less effort with other members towards the same goal than working alone. This study aims to explore the dynamics of social loafing in the BPC INSAN organization. Exploring the understanding of members/administrators about the phenomenon of social loafing, descriptions, factors of social loafing, the impact of social loafing and efforts made to overcome the phenomenon of social loafing. The research used is qualitative and has an interpretive phenomenological approach. The research was conducted at a student organization for the alumni of the Santri Buntet Islamic boarding school in the Yogyakarta area named “Alumni Association of Buntet Cirebon Islamic Boarding Schools (INSAN BPC). Retrieval of data using in-depth interview techniques. There were 4 participants who were selected using the purposive sampling method with the criteria of members/administrators who had done social idling, seen and witnessed social idling, could share their experiences and were willing to participate in this study. The results of the study showed that participants understood social loafing as: 1) Deliberately reducing motivation; 2) Lazy members/administrators; 3) Lack of members/administrators to contribute to work tasks in groups/teams; and 4) Committees who don't like to work. Social loafing factors are: 1) Relationship between work groups; 2) motivational factors; 3) Low self-efficacy factor; and 4) Personality factors. The impacts of the social loafing phenomenon are: 1) reduced human resources; 2) the results of the work program have not been maximized; 3) Contributes less when he works in a group than when he works alone; and 4) mutual dependence. Efforts made to overcome social loafing are: 1) Providing rewards; 2) Building a strong family base; 3) Clarify duties and responsibilities; and 4) Setting clear and more specific goals for each task. All changes that occur are returned to the members themselves. The choice to change or continue to do social loafing is also returned to the members themselvesNIM.: 21200011121 Wifaqul Azmi, S. Sos2023-07-06T02:55:37Z2023-07-06T02:55:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59590This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/595902023-07-06T02:55:37ZINTER-ETHNIC RELATIONS DAN HARMONI SOSIAL MAHASISWA PAPUA DI YOGYAKARTA: STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI PESAN-TREND ILMU GIRI DESA KEBANGSAAN IMOGIRIpengakuan dan sikap saling menghargai terhadap eksistensi kelompok minoritas (out-group) menyebabkan adanya stereotype dan perlakuan diskriminatif pada komunitas tertentu. Hal ini memicu timbulnya kesalahpahaman persepsi dan ketidakseimbangan kekuatan yang mengakibatkan gegar budaya (shock culture) di dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks tersebut, penelitian ini melihat adanya fenomena bentuk perubahan perilaku mahasiswa Papua di Pesan-Trend Ilmu Giri Yogyakarta pasca mengalami stereotype dan perlakuan diskriminatif. Untuk melihat fenomena tersebut secara ilmiah, penelitian ini mengidentifikasinya melalui pendekatan pembelajaran berbasis kearifan budaya (cultural wisdom) dan lingkungan (environmental wisdom).
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji inter-ethnic relations dan harmoni sosial mahasiswa Papua di Yogyakarta dengan menyingkap studi kasus pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri Desa Kebangsaan Imogiri Yogyakarta yang memiliki keunikan tersendiri. Pendekatan psikologis dengan konsep teoritis Behavioristik B. F. Skinner dan konsep konflik segitiga ABC (the conflict triangle) Johan Galtung digunakan untuk memahami bagaimana sebuah konflik dipandang sebagai pola integrasi yang memberikan dampak positif terhadap transformasi perilaku, sikap, dan perubahan sosial terhadap komunitas Mahasiswa Papua di Yogyakarta dalam membangun inter-ethnic relations dan untuk mewujudkan keindahan harmoni sosial sesuai dengan pendekatan konflik dan peacebuilding. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif-analitik dan teknik pengumpulan data seperti observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi terhadap mahasiswa Papua dan Pesan-Trend Ilmu Giri.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri memiliki pelbagai keunikan serta adanya implentasi pembelajaran yang mencakup materi, metode dan kurikulum yang berbeda dengan lembaga-lembaga lainnya, (yaitu melalui pendekatan berbasis kearifan kebudayaan-lingkungan, strategi kepemimpinan lingkungan, serta gagasan keberagamaan yang sesuai dengan keyakinan penganutnya) mampu memberikan kontruksi perubahan perilaku yang positif demi mewujudkan interaksi, komunikasi dan harmoni sosial terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta. Penelitian ini juga menegaskan bahwa terdapat performance kondisi psikologis yaitu adanya transformative sikap dan perilaku mahasiswa Papua di Yogyakarta yang didasari oleh aspek-aspek nasionalisme dan patriotisme untuk mencapai taraf kesejahteraan hidup setelah mengikuti pembelajaran di Pesan-Trend Ilmu Giri. Penelitian ini berkontribusi pada kajian psiko-sosial dan Pendidikan kebudayaan di Pesan-Trend Ilmu Giri.NIM.: 19200012008 Muhammad Shofiyyul Muna2023-05-30T08:18:32Z2023-05-30T08:18:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58982This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/589822023-05-30T08:18:32ZPERAN ELIT AGAMA DALAM MEWUJUDKAN KEHARMONISAN SOSIAL MELALUI KEARIFAN LOKAL MEMPOLONG MERENTEN DI DESA TEGAL MAJA KABUPATEN LOMBOK UTARAMempolong Merenten adalah praktik sosial keagamaan dan merupakan semboyan atau slogan pada masyarakat suku Sasak. Pada dasarnya tradisi dan corak praktik sosial keagamaan masyarakat suku Sasak dalam menjalankan Mempolong Merenten untuk mengikat tali persaudaraan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berupa silaturrahmi, saling mengundang dalam acara- acara yang diselenggarakan oleh salah satu umat beragama Islam dan Buddha. Kemudian, Mempolong Merenten juga digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik, dalam arti ketika salah satu umat beragama atau masyarakat dari agama Islam atau Buddha memiliki konflik seperti sikap fanatis antar umat beragama sehingga ada ketersinggungan antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, dapat diselesaikan dengan hanya dengan mengucapkan kata “Mempolong” konflik menjadi reda atau selesai. Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Lombok Utara seperti Kiyai, Pedande, Bante yang memiliki otoritas agama dan berkontribusi dalam mewujudkan keharmonisan umat beragama serta hubungan kekeluargaan.
Penelitian ini berkontribusi terkait diskusi keharmonisan umat beragama yang berimplikasi pada kajian sosiologi pengetahuan Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Penelitian menggunakan metode kualitatif Deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan studi lapangan, dan keperpustakaan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data manusia. Peneliti menggunakan sistem triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data yang dilakukan meliputi reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengisi rumusan masalah terkait dengan nilai Mempolong Merenten dan peran elit agama dalam mewujudkan keharmonisan sosial melalui kearifan lokal mempolong merenten. Keharmonisan beragama dibangun melalui norma-norma sosial diatur dengan Mempolong Merenten sebagai basis toleransi dalam bermasyarakat yang menjadi pedoman hidup sehari-hari yang mencerminkan perilaku berpegang teguh pada nilai persaudaraan, persatuan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, peran para tokoh atau elit agama dalam menciptakan harmoni ada sinergi dalam semua elemen tersebut baik secara keagamaan maupun kebudayaan juga sebagai bingkai keharmonisan beragama yang mengandung nilai kemanusiaan yang dirumuskan dalam sikap sopan, setia kawan, bersatu dan rukun terhadap sesama. Dalam hal ini, Mempolong Merenten sebagai suatu pondasi yang terbangun atas dasar nilai yang kuat dalam menjalin Integrasi sosial yang pertama kali diaplikasikan sebagai basis penanaman toleransi dan keharmonisan beragama.NIM.: 20205021001 Mazani Rosidi2023-05-10T02:53:26Z2023-05-10T02:53:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58455This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/584552023-05-10T02:53:26ZHUBUNGAN MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIY AH DI BALIK UP A CARA SADRANAN (STUDI KASUS DI BEJI, NGAWEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA)Hubungan antara NU dan Muhammadiyah adalah suatu hubungan yang selalu mengalami pasang surut sejak berdirinya masing-masing organisasi ini. Dimana masing-masing organisasi ini memiliki visi dan misi yang berbeda satu sama lainya yang sehingga mengakibatkan perbedaan pula dalam menyikapi segala sesuatu yang berhubungan dengan agama yang melekat pada aturan manusia dalam dunia ini. Perdebatan yang sangat mencolok dari organisasi ini adalah berkaitan dengan hal khilafiyah, yang sejak zaman Nabi Muhammad S.A. W pemah dan telah ada.
Persoalan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai hubungan yang terjadi antara NU dan Muhammadiyah dalam memndang sebuah tradisi upacara adat Sadranan yang ada pada masyarakat Beji. Di Beji terdapat dua organisasi yang berkembang disini, yaitu Muhammadiyah dan NU. Kedua organisasi ini terlihat sama-sama ikut melaksanakan adat tradisi yang ada di masyarakat, Namun dalam hal ini akan dibahas mengenai bagaimana interaksi yang terjadi antara kedua organisasi ini, integrasi yang terjalin antara kedua organisasi ini dan kalau ada konflik yang terjadi antara kedua orgaisasi ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan yang terjadi antara NU dan Muhammadiyah dibalik Upacara Sadranan serta hubungan seperti apa yang terjadi. Tentunya dengan mengetahui bagaimana kedua organisasi ini memandang Upacara Sadranan yang ada di Beji.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penulis menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara yang ditujukan kepada masyarakat NU dan Muhammadiyah yang ada di Beji dan juga kepada tokoh-tokoh adat serta masyarakat yang dianggap memiliki informasi yang diperlukan. Penulis juga menggunakan metode pengamatan atau observasi langsung terhadap pola tingkah laku masyarakat yang ada di Beji serta melakukan penggalian data pada waktu acara adat berlangsung dan yang terakhir adalah dokumentasi, dengan mengumpulkan data yang ada hubunganya dengan penelitian. Sedangkan dalam menganalisis masalah yang ada penulis menggunakan pisau analisis interaksi sosial, integrasi sosial serta konflik.
Dari penelitian tersebut, maka didapatkan suatu informasi bahwa terdapat perbedaan persepsi mengenai Upacara Sadranan di antara kedua organisasi NU dan Muhammadiyah. Perbedaan tersebut muncul didasarkan pada pemahaman masing-masing mengenai sebuah tradisi dan juga didasarkan pada pemahaman keagamaan yang berbeda-beda pula yang tentunya didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadith. Dari perbedaan tersebut nantinya seperti apa interaksi yang terjadi, apakah dari interaksi itu terjadi sebuah integrasi atau justru konflik yang terjadi.NIM.: 08540049 Sugiyono2023-05-09T02:06:44Z2023-05-09T02:06:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58394This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/583942023-05-09T02:06:44ZINTERAKSI SOSIAL FRONT PEMBELA ISLAM DENGAN KELOMPOK KEAGAMAAN LAIN DI KECAMATAN REWULU, SLEMAN, YOGYAKARTADalam tulisan ini, penulis menunjukkan bahwa, gerakan Front Pembela Islam yang muncul pada tahun 1998 merupakan bagian dari respons terhadap berbagai macam peristiwa yang pernah terjadi, sejak era kemerdekaan hingga era reformasi. Respons tersebut muncul didasarkan pada logika teori konspirasi dan ajaran agama, amar ma‟ruf nahi munkar. Tafsir amar ma‟ruf nahi munkar yang mereka gunakan menjustifikasi respons yang mereka lakukan. Respons tersebut kemudian penulis letakkan dalam konteks relasi FPI dengan negara dan masyarakat sipil.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan instrumen pengumpulan datanya melalaui observasi, interview, dan dokumentasi. Analisis data dengan melalui reduksi, display dan verifikasi.
Terinspirasi dari teori Menurut Clifford Geertz, suatu masyarakat dikatakan majemuk jika masyarakat tersebut terbagi-bagi kedalam beberapa sub-sub sistem yang saling berdiri sendiri, namun demikian masing-masing subsistem menyatu dan berada dalam ikatan-ikatan yang bersifat primordial. Dengan bersandar pada pendapat diatas, maka dapat dipahami jika kemudian dalam sebuah bangunan masyarakat majemuk relatif sering mengalami konflik. Namun demikian, secara konseptual, konflik dapat terjadi baik pada masyarakat majemuk maupun homogen. Kondisi konflik merupakan salah satu sisi yang hampir selalu ada pada setiap interaksi sosial. Pada sisi lain, interaksi masyarakat juga selalu mengandaikan adanya kerjasama.
Hasil penelitian menunjukkan Paham keagamaan FPI berbeda dengan aliran keagamaan yang lainnya di antara dalam khutbah Jum‟at di masjid FPI menggunakan bahasa Arab dan setelah shalat Jum‟at baru diterangkan maksud dari khutbah tersebut, warga FPI menghindari berjabat tangan ketika laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim bertemu. Atas dasar pandangan tersebut di atas, kelompok ini berusaha mengadakan keagamaan tersendiri mengadakan kelompok pengajian di mana tujuan utamanya adalah mengadakan telaah kembali terhadap Al-Qur‟an dan Hadist yang dikaitkan dengan permasalahan kehidupan yang dipandangnya sebagai ajaran yang benar. Di samping itu juga terus mengupayakan pengamalan ajaran agama tersebut dalam semua aspek kehidupan.NIM.: 04541754 Kukuh Pambudi2023-05-09T02:01:02Z2023-05-09T02:01:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58392This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/583922023-05-09T02:01:02ZPERSEPSI MAHASISWA DIFABEL TERHADAP KEDIFABELAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP POLA INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA DIFABEL UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAFokus penelitian ini adalah pandangan mahasiswa difabel netra tentang
kedifabelan serta pengaruhnya terhadap interaksi sosial mahasiswa difabel netra
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kedifabelan yang merupakan simbol yang
melekat pada diri kaum difabel menjadikan mereka sebagai kaum yang berbeda.
Dengan pandangan kaum difabel tentang keadaan yang ada pada dirinya, maka
proses interaksi sosial akan terpengaruh oleh pandangan mereka tentang peran
yang akan diambil mereka dalam lingkungan atau dalam masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pengumpulan
datanya melalui tiga cara: pertama, observasi kaum difabel. Kaum difabel adalah
mahasiswa difabel. selain itu, observasi kondisi lingkungan untuk melihat
hubungan sosial mahasiswa difabel dengan lingkungan baik lingkungan kampus,
di PSLD, dan organisasi mahasiswa. Kedua, wawancara kepada mahasiswa
difabel tentang pandangan mereka mengenai perbedaan atau keterbatasan yang
ada pada diri mereka dan interaksi sosial mahasiswa difabel. Ketiga, mencari
dokumentasi, baik berbentuk tulisan, gambar, dan karya monumental yang
berkaitan dengan mahasiswa difabel.
Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut dianalisis dengan mengikuti
asumsi Herbert Blumer yang meliputi manusia bertindak terhadap orang lain
berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, makna diciptakan
dalam interaksi antar manusia, makna dimodifikasi melaluli sebuah proses
interpretatife, individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan
orang lain, konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku, orang
dan kelompok-kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial, struktur
sosial dihasilkan melalui interaksi sosial. Maka, ditemukan hasil analisis bahwa
symbol atau makna mengenai kedifabelan (kecacatan) didapat dari hasil interaksi.
Walupun makna difabel dihasilkan dari struktur sosial dan cenderung negatif
akan tetapi mahasiswa difabel UIN Sunan Kalijaga tidak merasa dendam tapi
sebaliknya mereka ingin memberikan kontribusi pada masyarakat, sikap
mahasiswa difabel tersebut tidak terlepas dari cara pandang mahasiswa difabel
terhadap keadaan yang ada pada diri mereka.NIM.: 04541553 Dede Mulyana2023-05-02T05:34:30Z2023-05-02T05:34:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58228This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582282023-05-02T05:34:30Z“HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANGGOTA KARANG TARUNA X”Perilaku Prososial dikalangan anggota karang taruna yang notabenya mempunyai visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai luntur. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial adalah harga diri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adakah korelasi antara harga diri dengan perilaku prososial pada remaja yang mengikuti karang taruna X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek remaja di organisasi karang taruna X di Yogyakarta. Penelitian ini miliki hipotesis adanya hubungan antara harga diri dengan perilaku prososial pada remaja yang mengikuti organisasi X. Sampel penelitian ini berjumlah 42 orang remaja yang ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan Skala Perilaku Prososial yang berjumlah 22 item dan Skala Harga Diri berjumlah 19 item. Analisis data yang digunakan adalah analisis Product Moment. Hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi rxy= 0.676 dimana (p<0.05) berarti ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan perilaku prososial pada remaja. Semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh remaja maka akan semakin tinggi pula kecenderungan berperilaku prososial. Adapun nilai sumbangan efektif sebesar 45,7%, artinya terdapat faktor lain yang mempengaruhi perilaku prososial diantaranya empathy, situasi, penolong, orang yang membutuhkan pertolonga, kehadiran orang lain, pengorbanan yang harus dilakukan, pengalaman dan suasana hati, kejelasan stimulus, dan norma-norma sosial.NIM.: 18107010013 Taufik Nurfadhi2023-04-28T01:21:25Z2023-04-28T01:21:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58180This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581802023-04-28T01:21:25ZPENGEMBANGAN KECAKAPAN SOSIAL DI PONDOK PESANTREN FADLUN MINALLOH WONOKROMO PLERET BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara
kritis tentang proses pengembangan kecakapan sosial pada santri di Pondok
Pesantren Fadlun Minalloh yang mencakup, latar belakang pelaksanaan program
kegiatan di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, program kegiatan yang
dilaksanakan dan pengembangan kecakapan sosial melalui program kegiatan
tersebut, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran dan pemikiran proses
pendidikan sosial guna membangun kecakapan sosial pada santri di Pondok
Pesantren Fadlun Minalloh Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,
dengan mengambil latar penelitian di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh
Wonokromo Pleret Bantul. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
psikologi sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan berperan serta,
wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membuat
kategori dari makna yang terdapat dalam data, mencari dan menemukan pola atau
hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum melalui penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk program kegiatan di Pondok
Pesantren Fadlun Minalloh antara lain: Kegiatan pembelajaran, antara lain: ngaji
nahwu dan shorof, sorogan Al Qur’an dan kitab, pengajian umum ba’da Maghrib,
pengajian santri ba’da Isya’, dan pengajian ba’da Shubuh, kegiatan perlombaan
dalam rangka Akhirussanah, belajar bersama, latihan khitobah (muhadlarah),
bahtsul masail santri (lebih dikenal dengan “Halaqoh”), pembelajaran praktek,
pelatihan petugas Poskestren, pembagian jadwal ronda di masyarakat, kerja bakti,
sholawat al-Barzanji dan Shimtut Duror, pengajian bulanan, Syawalan dan Reuni
Santri dan Alumni PP Fadlun Minalloh, dan santunan bagi anak yatim, (2)
Pelaksanaan program kegiatan di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Wonokromo
Pleret Bantul bertujuan untuk mendidik dan membangun kecakapan sosial pada
santri agar mereka dapat bersosialisasi dengan baik kepada orang lain di
lingkungannya. Secara umum, metode yang digunakan dalam usaha
pengembangan kecakapan sosial tersebut adalah dengan metode keteladanan,
pembiasaan, nasehat, perhatian atau pengawasan dan hukuman. Kecakapan sosial
yang yang dapat dikembangkan melalui program kegiatan di Pondok Pesantren
Fadlun Minalloh antara lain: kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerjasama,
kecekapan menyesuaikan diri secara sosial, kecakapan berempati, kecakapan
berperilaku prososial, kecakapan mental sosial, kecakapan mempresentasikan diri,
dan kecakapan menyelesaikan persoalan bersama.NIM.: 07410048 Saiful Mujab2023-04-11T06:39:15Z2023-04-11T06:39:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57890This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/578902023-04-11T06:39:15ZINTERAKSI SOSIAL PERANTAU MADURA DAN LAMONGAN DENGAN MASYARAKAT YOGYAKARTAYogyakarta memiliki keistimewaan tersendiri dengan jargonnya sebagai kota
pelajar dan budaya. Hal tersebut menjadi daya magnet bagi para perantau dari Sabang
sampai Merauke untuk datang ke Yogyakarta. Salah satunya adalah perantau yang
berasal dari Jawa Timur yakni perantau asal pulau Madura dan Lamongan. Para
rantau tersebut memiliki tujuan yang beragam termasuk menjadi pelajar dan
melakukan usaha untuk mencari keuntungan ekonomis.
Datangnya perantau asal Madura dan Lamongan tersebut ke Yogyakarta pasti
akan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat asal. Yang menjadi permasalahan
adalah bahwa interaksi antara perantau dengan masyarakat asal dengan membawa
perbedaan-perbedaan seperti bahasa, adat-istiadat dan tradisi masing-masing yang
diyakini dan berkembang di kampung halaman sebelum melakukan rantau.
Penelitian tentang pola interaksi perantau asal Madura dan Lamongan dengan
masyarakat Yogyakarta ini bersifat kualitatif dengan pendekatan Interaksionisme
Simbolik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran deskriptif tentang
permasalahan penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan
participant observation. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kehidupan sosial perantau dan pola interaksi perantau
dengan masyarakat sekitarnya.
Perantau Madura dan Lamongan yang ada di Yogyakarta telah menunjukkan
sikap positif dalam melakukan interaksi sosial dengan masyarakat Yogyakarta.
Antara perantau Madura dan Lamongan masing-masing memiliki pola interaksi yang
berbeda dan juga memahami dan melakukan adaptasi dengan perbedaan tersebut.
Perbedaan pola interaksi, pola perilaku dan adaptasi antara keduanya menandai akan
perbedaan bahasa, budaya dan sebagainya sangat berpengaruh dengan cara individu
atau kelompok dalam menjalankan kehidupan sosial.
Kualitas interaksi sosial lebih ditekankan pada intensitas interaksi perantau
Madura dan Lamongan dengan lingkungan sosial dan masyarakat Jawa Yogyakarta
yang sangat kental, toleransi merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya
mewujudkan pembauran sosial antara para perantau dengan masyarakat sekitarnya
dengan berbagai perbedaan identitas yang dimilikinya. Masing-masing akan berusaha
mempertahankan identitas yang dimilikinya. Jika satu sama lain yaitu antara
perantau Madura dan Lamongan tersebut dan masyarakat setempat tidak berusaha
untuk saling memahami dan menyingkapi perbedaan yang ada maka interaksi sosial
diantara mereka tidak akan berjalan lancar.NIM.: 05720030 Ahmad Zamroni2023-03-31T04:20:37Z2023-03-31T04:20:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57637This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/576372023-03-31T04:20:37ZThe Impact of Phubbing on Generation Z Social InteractionThe invention of smartphones as a form
of advancement in communication and information
technology gave rise to a behaviour called
phubbing. Phubbing is a smartphone- focused
attitude that ignores the interlocutor. This study
aims to know in-depth the impact of phubbing in
social interaction on generation Z. The type of
research used is descriptive studies with qualitative
approaches. Data collection methods are conducted
by interviewing, observation, and documentation.
The informant in this study is a student of the
Communication Science class of 2018. This study
uses the theory of Media Dependence (Media
Dependency). This theory sees the audience's
dependence on the media, where the audience has
different degrees of dependence ranging from
individuals, groups, and even cultures. The higher
the dependence on the media, the greater the
influence of such communication. The results
showed that impacts of phubbing in generation Z
social interactions include: Miss Communications,
decreased value in the message conveyed by the
communicator, decreased quality in relationships,
social exclusion, becoming a topic among students,
decreased empathy towards the interlocutor, losing
information during the ongoing coversation, and
wasting time during the assignment completion.- Aulia Nur Rois- Diah Ajeng Purwani2023-03-01T07:58:34Z2023-03-01T07:58:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56788This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/567882023-03-01T07:58:34ZINTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT PRINGWULUNG, CONDONGCATUR, YOGYAKARTAManusia merupak bagian dari makhluk sosial yang tidak terlepas dari sebuah interaksi baik antarindividu sendiri maupun antar kelompok. Begitu juga dengan konflik sosial yang selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Padukuhan Pringwulung merupakan wajah dengan masyarakat yang memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda yaitu Islam dan Katholik. Perbedaan kepercayaan agama yang terlihat tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat di sana. Namun, justru dalam internal agama Islam memiliki permasalahan yang tidak nampak dikarenakan perbedaan doktrin yang dipercayai masyarakat sekitar. Hal demikian memiliki kaitan erat dengan latent social problem. Pada dasarnya, latent social problem tersebut dikarenakan adanya kebanggaan-kebanggaan individu maupun kelompok terhadap sesuatu yang melekat pada masing-masing diri individu ataupun kelompok, itulah yang dinamakan dengan collective pride.
Penelitian ini menggunakan pisau analisis teori interaksi sosial keagamaan dan collective pride serta menggunakan dua konsep, yaitu interaksi antar dan interaksi internal. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Pringwulung, Kalurahan Condongcatur, Kabupaten Sleman. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi data, penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menghasilkan beberapa data. Pertama, potret interaksi sosial yang terbangun antara masyarakat muslim dengan non muslim di Pringwulung terjalin dengan baik. Beberapa aspek yang mendukung harmonisasi dalam sebuah interaksi yang terjalin yaitu kemanusiaan, saling menghargai dan pecaya. Sedangkan dalam internal agamanya sendiri terbagi menjadi beberapa organisasi keagamaan dan dari situlah timbul persaingan individu maupun kelompok. Kedua, pola interaksi antaragama yang ada di Pringwulung bersifat asosiatif dan internal agama terdapat latent social problem yang menyebabkan munculnya collective pride. Kebanggaan individu atau kelompok bahwa sesuatu yang mereka percayai merupakan suatu kebenaran mutlak yang disampaikan di ranah publik, sehingga memungkinkan terjadi permasalahan yang sifatnya masuk pada ranah individu.NIM.: 18105040052 Adila Tara Nisawanda Duha Alfani2023-02-24T08:47:55Z2023-02-24T08:47:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56593This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/565932023-02-24T08:47:55ZKERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (STUDI BINA DAMAI UMAT KRISTEN DAN UMAT ISLAM DI DUSUN MALATAN, BANSARI, TEMANGGUNG, JAWA TENGAH)Dusun Malatan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Bansari
Kabupaten Temanggung. Terdapat dua agama yang saling berdampingan, namun
mereka tetap hidup rukun dan harmonis dari sejak lama hingga saat ini.
Kerukunan antar umat beragama di Dusun Malatan bahkan kerapkali menjadi
contoh bagi masyarakat luar. Sehingga menjadi menarik untuk dilihat bagaimana
masyarakat Malatan, yang identik dengan masyarakat pedesaan mampu
membangun dan mempertahankan kerukunan tersebut di tengah derasnya
pengaruh luar dan perubahan-perubahan sosial saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana struktur sosial
berimplikasi terhadap bina damai, serta upaya apa saja yang dilakukan masyarakat
Malatan dalam membangun dan mempertahankan kerukunan antar umat
beragama di Dusun Malatan. Sebagai pendekatan penulis memakai pendekatan
sosiologi dan peace studies, dengan menggunakan teori struktural fungsional yang
dikenalkan oleh Talcott Parsons, kemudian untuk melengkapi dan memperkuat
analisis teori, penulis juga memakai teori peace building oleh Johan Galtung.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan bersifat kualitatif, dengan
menggunakan metode observasi langsung, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa struktur sosial berimplikasi
positif dan fungsional terhadap pembangunan bina damai di Dusun Malatan,
kemudian di perkuat dengan upaya-upaya masyarakat untuk merawatnya melalui
gagasan nilai-nilai kerukunan. Nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga, agama
dan budaya menjadikan masyarakat Malatan menyadari perbedaan merupakan
keniscayaan yang harus di hormati bersama. Sebagai bentuk praktek bina damai
yang ditunjukkan masyarakat Malatan adalah, mempraktekkan sikap hormat,
rukun, gotong royong, tolong menolong, merayakan hari besar keagamaan
bersama dan sebagainya. Bina damai yang terdapat pada masyarakat Malatan
merupakan perdamaian positif (positive peace).NIM.: 19205010043 Jalaluddin Hasibuan2023-02-13T01:10:49Z2023-02-13T01:10:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56108This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561082023-02-13T01:10:49ZPERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DITINJAU DARI FAKTOR STATUS SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS DI TK MASYITHOH KARANGWUNI II KABUPATEN KULON PROGO)This research is backgrounded by the factthat the social status of early childhood parents is linked to children's social problems. Many factors cause one of them parents. The success and achievement of the child is influenced by the economic status of the parents, the way of raising the child, the home environment and the extent to which the environment supports or does not support language development and learning, the type and range of future plans that concern the child's education.
The method used is a qualitative descriptive research method with a case study approach. Data triangulation techniques are used to obtain valid data by comparing one data to another. Data collection is carried out through interview, observation, and documentation techniques. Observations were made to determine the application of Environmental Love Character Education in the Concept of Cleanliness in part of the Faith. The subjects of the study were 1 Principal, 2 Teachers, 3 parents / guardians and 50 students of Masyithoh Karangwuni II Kindergarten, Kulon Progo Regency.
The results showed that: 1) The forms of early childhood social emotional development in terms of socioeconomic status factors of parents in Masyithoh Karangwuni II Kindergarten, Kulon Progo Regency, there are 7 aspects, namely fear, shame, anger, jealousy, sympathy, and curiosity. 2) Factors of socioeconomic status of parents affect the socio-emotional development of early childhood in TK Masyithoh Karangwuni II Kulon Progo Regency, namely the level of Education, income and income, employment and livelihood, type of residence 3) Factors of socioeconomic status of parents affecting the socio-emotional development of early childhood in Masyithoh Karangwuni II Kindergarten, Kulon Progo Regency, the greater the socio-emotional development of early childhood TK Masyithoh Karangwuni II Kulon Progo Regency as well as if the lower the social status of economy, the smaller the socio-emotional development of early childhood kindergarten Masyithoh Karangwuni II Kulon Progo Regency.NIM.: 20204032026 Khairani2023-02-08T01:20:44Z2023-02-08T01:20:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55943This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559432023-02-08T01:20:44ZHUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WILADEG KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDULPenelitian ini dilatar belakangi dengan mengingat sejumlah hal yang telah terkemuka. Pada setiap individu memiliki sebuah kemampuan dan potensinya masing-masing, diantaranya memiliki kecerdasan secara umum, kreativitas, minat dan bakat khusus, serta keterampilan yang saling membentuk sebuah pola khas dalam diri individu. Dalam setiap individu dapat memiliki keinginan agar dapat mengenal diri sendiri, memanfaatkan sebuah pemahaman dirinya dengan cara berpikir dengan agar jalannya komunikasi sosial siswa dengan siswa yang berbeda daerah sekolahnya dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, harapannya agar bagian dari sebuah pergaulan sosial dapat terpenuhi dan kemampuan untuk memahami orang secara mendalam. tingkat dan pengetahuan relasional yang diperlukan untuk setiap siswa. Munculnya kebutuhan ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan setiap siswa untuk berkolaborasi dalam menyampaikan suatu pendapat atau berperilaku. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan interaksi teman sebaya pada siswa kelas V Negeri Wiladeg Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul dan mengetahui hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan interaksi teman sebaya pada siswa kelas V SD Negeri Wiladeg Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif ysng bersifat korelasi. Variabel bebas yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan interpersonal dan variabel terikat yaitu interaksi teman sebaya. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas V SDN Wiladeg berjumlah 30 anak. Sampel penelitian ini yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, yaitu 30 anak. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner menggunakan google from. Validitas instrumen yang digunakan yaitu validitas konstruk dan validasi empiris. Uji Prasyarat berupa uji normalitas menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov- Smirnov, Uji linearitas, dan uji homogenitas menggunakan uji Korelasional Product Moment dari Pearson. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regreasi ganda. Analisis data dibantu dengan software SPSS.
Hasil penelitian membuktikan bahwa berdasarkan tabel harga P sekitar 0,005 regresi ganda ini pada penelitian artinya signifikan. Maka dalam hal ini terdapat hubungan yang positif dan signifkan antar kecerdasan emosi dengan interaksi teman sebaya. Sehingga artinya kecerdasan emosi yang semakin tinggi pada siswa membuat mereka berinteraksi dengan teman sebayanya semakin baik. hubungan yang positif dan signifikan antar kecerdasan interpersonal dengan interaksi teman sebaya. Sehingga artinya kecerdasan interpersonal siswa yang semakin tinggi berpengaruh pada interaksi siswa dengan teman sebaya semakin baik jugaNIM.: 16480042 Ibtisamah Khoiri Alfitri2023-02-07T02:03:28Z2023-02-07T02:03:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55897This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/558972023-02-07T02:03:28ZINTERAKSI SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL UMMAH DENGAN MASYARAKAT MUHAMMADIYAH DI PRENGGAN KOTAGEDE YOGYAKARTADesa Prenggan mempunyai keberagaman yaitu NU dan Muhammadiyah dan mayoritas mereka Muhammadiyah. Kedua organisasi ini memiliki pandangan yang berbeda mengenai ibadah. Ditengah-tengah masyarakat Prenggan yang mayoritas Muhammadiyah terdapat sebuah pondok pesantren yang mengikuti paham Nahliyin (NU) yaitu Pondok Pesantren Nurul Ummah sehingga menarik untuk dikaji lebih dalam bagaimana proses dan bentuk interaksi sosial santri Pondok Pesantren Nurul Ummah dengan masyarakat Muhammadiyah di Kalurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta.
Studi ini dilakukan di Kalurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta, tempat Pondok Pesantren Nurul Ummah dan masyarakat Muhammadiyah berada, yang mempergunakan pendekatan riset kualitatif dengan jenis riset lapangan. Penelitian ini menggunakan teori dari Gillin dan Gillin yaitu Interaksi sosial sebagai alat untuk menganalisis fenomena sosial di tempat tersebut. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan nalar induktif yang didukung oleh teknik analisis data kualitatif model interaktif Miles & Huberman.
Hasil studi memperlihatkan berikut ini. (1) Proses interaksi sosial santri Pondok Pesantren Nurul Ummah dengan masyarakat Muhammadiyah Kalurahan Prenggan terjadi dengan cara kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial terjadi secara fisik formal, fisik nonformal, nonfisik formal, dan nonfisik nonformal, yang terbentuk dari orang per orang, orang per orang dengan kelompok atau sebaliknya, dan kelompok dengan kelompok. Komunikasi sosial dilakukan dalam cara komunikasi verbal, nonverbal, dan tulisan. (2) Interaksi sosial santri Pondok Pesantren Nurul Ummah dengan masyarakat Muhammadiyah Kalurahan Prenggan terjadi dalam dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif. Interaksi asosiatif berupa kerja sama, akomodasi, dan akulturasi, sedangkan interaksi disosiatif berupa kontravensi.NIM.: 17107020055 Bahrudin Yusuf2023-02-07T01:56:04Z2023-02-07T01:56:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55894This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/558942023-02-07T01:56:04ZHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN EFIKASI DIRI DENGAN KRISIS SEPEREMPAT KEHIDUPAN PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSIWhen students are in their last year, they experience a crisis caused by the thesis they are working on. It can cause final-year students who working on a thesis to be vulnerable to psychological problems such as stress to depression or commonly referred to as the quarter life crisis phase. This study aims to determine the relationship between social support, self-efficacy, and a quarter-life crisis in students who working on a thesis. The intended population is students from th Special Region of Yogyakarta who working on a thesis with a total sample size of 160 students. This study used correlational quantitative methods with Multiple Regression Analysis and Pearson correlation techniques, while for sampling it used accidental sampling techniques. Data collection used a Likert scale consisting of a quarter-life crisis scale, a social support scale, and a self-efficacy scale. The results of multiple regression analysis showed that there was a relationship between social support and self-efficacy with a quarter-life crisis with a correlation coefficient value (R) of 0.811, an effective contribution of free variables to bound variables of 65.7%, and a significance value of 0.00 or P < 0.05, meaning that the hypothesis in this study was accepted. The higher the social support and self-efficacy, the lower the crisis of a quarter of life experienced and vice versa. The results of model coefficient analysis of social support and a quarter-life crisis showed that there was a relationship between social support and a quarter-life crisis of R of -0.670, an effective contribution of 20.6% and a significance value of 0.00 or P < of 0.05. Furthermore, model coefficient analysis of the variables of self-efficacy and crisis of a quarter of life showed that there was a relationship between self-efficacy and a quarter-life crisis of R of -0.774, an effective contribution of 45.1% and a significance value of 0.00 or P < of 0.05. The mean value of the class of 2016 was 98,037, the class of 2017 was 83,049, and the class of 2018 was 77,432. It means that the earlier the year of the student class working on a thesis, the more severe the quarter-life crisis.NIM.: 17107010087 Winda Putriyani2023-02-07T01:37:02Z2023-02-07T01:37:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55889This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/558892023-02-07T01:37:02ZHUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA DI DIYSelf-confidence for football players is needed to support the success of players in competing. There are many factors that influence this confidence. This study aims to determine the correlation between emotional maturity and social support with self-confidence in youth football school students in DIY. This approach and type of research is correlational quantitative research. The cluster random sampling technique was carried out on a population of 2150 people, resulting in 356 subjects with age criteria of 12-16 years. The methods of collecting the data included a Self-Confidence Scale, an Emotional Maturity Scale, and a Social Support Scale. The results show the following: 1) there was a significant correlation between emotional maturity and social support with someone’s level of self-confidence; a significant of 0,000 (p<0,05) with an effective contribution of 59% in self-confidence, 2) there was a positive correlation between emotional maturity with someone’s level of self-confidence; there was an effective contribution of 54,1% in self-confidence, 3) there was a positive correlation between social support with someone’s level of self-confidence, with an effective contribution of 4,9% in self-confidence.NIM.: 16710051 Yulaikha Eka Putri2023-01-24T07:26:50Z2023-01-24T07:26:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55658This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/556582023-01-24T07:26:50ZHUBUNGAN FILTER BUBBLE TERHADAP FANATISME AGAMA PADA ANGGOTA KEROHANIAN ISLAM FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (KIFS FIS UNNES) ANGKATAN 2021Bubble filters were created for social media to adjust behavior and engagement with content in the media. On the one hand, the bubble filter makes the content that is fed to us only the content that we are interested in and want. On the other hand, because they are used to getting justification containing like-minded thoughts when exposed to different opinions at one time, they will tend to reject these different opinions. From here the fanatical attitude will emerge and become more developed.
This study aims to find out how the filter bubble on social media relates to religious fanaticism in members of the 2021 KIFS FIS UNNES. The theory used in this study is the Use and Effect theory. This study used a quantitative method with data collection techniques through questionnaires which were answered by 30 respondents who were members of the 2021 KIFS FIS UNNES. Data processing in this study was with the IBM SPSS Statistics 25 application.
Based on the results of data analysis, the correlation coefficient value is 0.596. So it can be concluded that there is a relationship that occurs between the filter bubble relationship variable and religious fanaticism in members of the 2021 KIFS FIS UNNES. From the results of the relationship obtained, the conclusion is that the research hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected.NIM.: 17102010087 Devya Ika Puteri Yuliana2023-01-05T03:15:23Z2023-01-05T03:15:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55497This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/554972023-01-05T03:15:23ZPERAN ORGANISASI EKSTRA KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN INTELEKTUAL, MORAL, SOSIAL, BAGI MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
(STUDI KASUS ORGANISASI KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2009/2010)Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, mengenai sejarah dan perkembangan KAMMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Kedua, mengenai peran KAMMI dalam pengembangan intelektual, moral dan sosial mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan para pendiri KAMMI UIN Sunan Kalijaga, Pengurus KAMMI UIN Sunan Kalijaga, serta anggota KAMMI UIN Sunan Kalijaga.
Peran KAMMI di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarata, secara umum adalah sebagai sebuah organisasi ekstra kampus yang memilki kegiatan yang dapat mengembangkan ide dan kreativitas anggotanya. Seiring dengan proses pembelajaran yang ada di UIN Sunan Kalijaga yogyakarata, konsep yang dikembangkan dalam upaya pembinaan dan pengembanagan kegiatan kemahsiswan UIN Sunan Kalijaga, dibangun atas tiga prinsip dasar dalam memandang karakter yang melekat pada diri mahasiswa sebagai agent perubahan. Ketiga prinsip tersebut adalah bahwa mahasiswa adalah insan akademik yang memiliki ide dan kreativitas, sebagai insan akademik, maka mahasiswa yang ideal adalah yang memiliki kaidah moral keislaman dan etika intelektual, serta memiliki kecerdasan yang bermanfaat bagi masyarakat akademis dan masyarakat umum. Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KAMMI yang merupakan turunan dari visi, misi, prinsip ser paradigma gerakan ternyata dapat berjalan seiring dengan apa yang menjadi cita-cita pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktivitas yang dilakukan oleh KAMMI sebagai organisasi mahasiswa ternyata terbukti dapat meningkatkan aspek intelektual, moral serta sosial bagi anggotanya.
Aktivitas KAMMI yang dapat meningkatkan aspek intelektual anggotanya antara lain: Douroh Marhalah, Madrasah KAMMI, Kajian Rutin, Silaturahmi antar Alemen Gerakan Mahasiswa, Douroh Siyasi, Training Menejemen Aksi dan Training Jurnalistik. Adapun aktifitas KAMMI yang meningkatkan aspek moral adalah: Douroh Marhalah, Madrasah KAMMI Khos, Mabit, Douroh Qur’an, Douroh Siyasi, Douroh Militansi, serta Bakti Sosial. Sedangkan kegiatan KAMMI yang dapat meningkatkan aspek sosial anggotanya antara lain: Madrasah KAMMI, silaturahmi Angkatan, Silaturahmi Tokoh, Silaturahmi Antar Elemen gerakan mahasiswa, Bazar Wisuda, Welcom To Campus (WTC), Silaturahmi antar Komisariat, Bakti Sosial dan Kultum Ramadhan.
Adapun untuk mengetahui hasil dari penelitian ini maka digunakan indikator sebagai berikut : Indikator Intelektual antara lain mudah menagkap pelajaran, mudah mengingat kembali, memiliki perbendaharaan kata yang banyak, penalaran tajam, serta daya konsentrasi yang baik. Indikator Moral yang bagus adalah memiliki akhlaq mulia sebagaimana yang diajarkan Islam terwujud dalam hikmah, keberanian, ifah, keadilan, amanah, menepati jani, toleransi, suka menolong, pemurah dan lainnya. Sedangkan indikator baik secara sosial adalah sebagai seorang yang memiliki jiwa sosial yang bagus maka seseorang harus bisa menjadi sosok yang senantiasa mudah bergaul dengan masyarakat serta memiliki kepedulian serta peka terhadap lingkungan.NIM.: 06410013 Nur Hidayati2022-10-27T02:26:25Z2022-10-27T02:29:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54557This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/545572022-10-27T02:26:25ZPERAN UKM ARENA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (STUDI TERHADAP TIGA MAHASISWA AKTIF DALAM UKM ARENA)Pendidikan dan Pengembangan Interaksi Sosial atau Kecakapan Komunikasi di Kalangan Mahasiswa dan Akademisi Harus Mendapatkan Perhatian Khusus Mengingat Perannya Sebagai “Agent of Change” dan UKM Merupakan Salah Satu Wadah Bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan Kecakapan Berinteraksi Antar Sesama karena Bagus Tidaknya Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa Merupakan Cerminan Dari Kualitas Penyelenggaraan Program Pendidikan Di Kampus. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1) Bagaimana peran UKM Arena dalam melatih mahasiswa berinteraksi sosial? 2) Kegiatan apa saja yang dilakukan UKM Arena untuk melatih mahasiwa dalam berinteraksi sosial? Penelitian ini merupakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran UKM Arena dalam melatih mahasiswa berinteraksi sosial dan untuk mengetahui kegiatan apa saja dalam UKM Arena dalam melatih mahasiswa berinteraksi sosial. Subyek penelitian adalah tiga mahasiswa aktif anggota UKM Arena.Metodepengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pemeriksaan keabsahan data dilakukandengantriangulasi data. Hasilpenelitianinimenunjukkan: 1) Sebagai motivator, mediator danfasilitator, UKM Arena memberikan tempat atau wadah bagi paraa nggotanya untuk bias saling bekerjasama dengan baik, bias bersaing secara sehat dan bias menyelesaikan permasalahannya secara bijak demi kemajuan UKM Arena sendiri yang tentunya akan berdampak pada dirinya sendiri di kehidupan bermasyarakat. 2) Kegiatan UKM Arena terbagi menjadi kegiatan primer dan kegiatan sekunder, dan semuanya itu dapat melatihNIM.: 08220040 Dhika Nayoga2022-10-24T04:21:03Z2022-10-24T04:21:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54430This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/544302022-10-24T04:21:03ZKORELASI ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN PERILAKU BERINVESTASI DI KALANGAN PENGGUNA APLIKASI REKSADANA ONLINE “BIBIT”Teknologi finansial merupakan sebuah terobosan baru dalam perkembangan dunia modern. Kemudahan dan efektivitas dari integrasi keuangan dan teknologi mempunyai daya tawar yang tinggi di era serba cepat seperti sekarang ini. Trend menabung dan berinvestasi dengan memanfaatkan teknologi aplikasi di smartphone menjadi bahasan yang hangat di lingkungan masyarakat modern. Salah satunya adalah hadirnya aplikasi “Bibit” yang menjadi platform investasi reksadana secara online. Integrasi dengan sistem perbankan digital pun menjadikan aplikasi “Bibit” semakin mudah dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Pola perilaku berinvestasi masyarakat dapat dipengaruhi dan berkorelasi dengan bagaimana interaksi sosial yang dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara interaksi sosial dengan perilaku berinvestasi di kalangan pengguna aplikasi reksadana online “Bibit”. Teori yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisa penelitian ini adalah teori keterlekatan tindakan sosial ekonomi yang dikemukakan oleh Mark Granovetter. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dibuat dalam bentuk google form yang kemudian disebarkan melalui grup Facebook “Bibit.id – Investasi Reksadana Untuk Pemula” dan juga aplikasi WhatsApp. Metode analisis yang digunakan yaitu uji regresi linear sederhana dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic versi 25 for windows.
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa: hipotesis yang menyatakan bahwa indikator interaksi sosial berkorelasi dengan perilaku berinvestasi dengan pengaruh sebesar 64%, sedangkan pada indikator komunikasi lingkungan sosial berkorelasi dengan perilaku berinvestasi dengan pengaruh sebesar 63,6%. Kemudian turunan dari interaksi sosial, berupa intensitas sumber informasi dan komunikasi lingkungan sosial berkorelasi dengan perilaku berinvestasi di kalangan pengguna aplikasi reksadana online “Bibit” diperoleh nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) yang artinya hipotesis tersebut diterima dan memiliki pengaruh sebesar 72,7%. Pengaruh kedua indikator turunan dari variabel X ini sangat besar karena dipengaruhi antara lain: Semakin banyak sumber informasi dan interaksi sosial yang dilakukan oleh para pengguna aplikasi reksadana online “Bibit” semakin banyak pula pemahaman dan informasi yang diserap, sehingga kebijakan investasi dapat dilakukan dengan lebih serius, analitis dan sistematis. Dan jika diuji secara simultan kedua variabel yaitu interaksi sosial memiliki pengaruh pada perilaku berinvestasi di kalangan pengguna aplikasi reksadana online “Bibit”.NIM.: 18107020070 Toni Fajar Ristanto2022-10-14T02:16:30Z2022-10-14T02:16:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54156This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/541562022-10-14T02:16:30ZHUBUNGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DAN INTENSITAS PENGGUNAAN WHATSAPP DENGAN DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI MEDIATOR PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSIThis study aims to determine whether there is a relationship between psychological well-being and the intensity of WhatsApp use with social support as a mediator variable. This research is considered important to study because it finds data and facts where students have psychological well-being problems when compiling their thesis. Meanwhile, the thesis should no longer be a burden because students who compose it have gone through a series of processes that make them ready to compile it. In addition, students also receive assistance from various parties, as well as facilities and infrastructure. The subjects in this study were students who were compiling a thesis total of 107 subjects. Sampling using an accidental sampling technique and data analysis technique using PROCESS SPSS The measuring instrument used is a Likert scale, where the psychological well-being scale is made by the researcher based on Ryff's theory (1989); the WhatsApp usage intensity scale is modified by Hidayatun (2015); and the social support scale is created by Ni'mah (2014). The results of this study indicate that there is no relationship between psychological well-being and the intensity of WhatsApp use with social support as a mediator. This means that the intensity of WhatsApp use is not indirectly related to psychological well-being through the mediation of social support. These results are seen from the bootstrap nonstandard indirect effect value of -0.004, and the 95% confidence interval (CI) ranges from -0.130 to 0.140. Because zero is included in the 95% confidence interval range.NIM.: 15710072 Afnan ‘Alwan Noor Rofif2022-10-11T03:33:11Z2022-10-11T03:33:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54033This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540332022-10-11T03:33:11ZKIPRAH KIAI AHMAD REKSO DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI KARANGBONG PROBOLINGGO JAWA TIMUR 1951-1964Kiai Ahmad Rekso menjadi salah satu kiai yang memiliki kiprah dalam bidang sosial keagamaan di wilayah Probolinggo. Kiai Ahmad Rekso merupakan sosok kharismatik yang menjadi panutan di masyarakat, menjadi tokoh yang membawa dampak baik terhadap masyarakat sekitar. Kiprah Kiai Ahmad Rekso dalam bidang sosial keagamaan. Dalam bidang sosial meliputi berdirinya sekolah MI Hidayatul Islamiyah, konselor masyarakat, dan bakti sosial. Adapun di bidang keagamaan yaitu mengadakan pengajian di masyarakat, mendirikan pondok pesantren al-hidayah.
Peneliti mengkaji mengenai kiprah dan kontribusi Kiai Ahmad Rekso dalam bidang sosial keagamaan di masyarakat Karangbong tahun 1951-1964. Tujuan dari penelitian ini yaitu: pertama, bagaimana kiprah Kiai Ahmad Rekso di bidang sosial keagamaan. Kedua, apa motif Kiai Ahmad Rekso berkiprah dalam bidang sosial keagamaan. Ketiga, bagaimana kontribusi Kiai Ahmad Rekso bagi masyarakat Karangbong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis-biografis untuk menjelaskan tentang kiprah Kiai Ahmad Rekso di Desa Karangbong. Selain itu, peneliti memaparkan teori tindakan yang dikemukakan oleh George Herbert Mead. Teori tindakan Mead menjelaskan proses tindakan manusia memiliki stimulus-stimulus yang mendahului sehingga kemudian menjadi tindakan seseorang, selain itu jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan kajian literatur dalam memperoleh data penelitian. Metode penelitian menggunakan metode historis. Adapun metode tersebut melalui beberapa tahap yaitu: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (menganalisis data) dan historiografi (penulisan sejarah).
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Kiai Ahmad Rekso berperan penting dalam kehidupan masyarakat dalam bidang sosial kegamaan di Desa Karangbong, Probolinggo, Jawa Timur. Adanya Kiai Ahmad Rekso memberikan dampak perubahan secara signifikan, mengubah masyarakat lebih maju dari yang sebelumnya. Adapun kontribusi Kiai Ahmad Rekso terbagi dalam dua bidang yang meliputi bidang sosial dan keagamaan. Bentuk peranan di masyarakat menurut penulis terbagi menjadi dua bagian. Pertama, dimulai dari basis sosial, yang meliputi MI Hidayatul Islamiyah, konseling dan santunan anak yatim. Kedua, basis keagamaan meliputi pengajian, mendirian pondok pesantren Al-Hidayah.NIM.: 15120026 Sholehuddin2022-09-22T04:09:48Z2022-09-22T04:09:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53338This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/533382022-09-22T04:09:48ZKEBAHAGIAAN DITINJAU DARI PERBANDINGAN SOSIAL DAN HARGA DIRI PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIALHappiness is a form of positive emotion that everyone hopes to find, including students. However, many students still have problems with happiness in their life. Among various factors, self-esteem and social comparisons are some factors that affect students' happiness. Therefore, this study aims to determine happiness in connection with social comparison and self-esteem in university students who use social media. The method of this study is quantitative. The sampling technique in this study is the accidental sampling technique. As for the measuring instruments, this study used a modified PERMA Profiler to measure happiness, a modified Iowa-Netherlands Comparison Orientation Measure to measure social comparison, and a modified State Self Esteem Scale to measure self-esteem. There were 151 college students participated in the research. The data in this study were analyzed using multiple regression with the help of IBM SPSS 26 for windows. The data analysis shows a relationship between social comparison and self-esteem to happiness with a significance value of 0.000 (p <0.05), a negative relationship between social comparison to happiness with a significance value of 0.000 (p<0.05) and a B value of -1.159, and a positive relationship between self-esteem to happiness with a significance value of 0.000 (p<0.05) and a B value of 1.729. The contribution of social comparison to happiness is 8.2%, while self-esteem to happiness is 53.8%. Thus together, social comparison and self-esteem contribute to 62% of happiness.NIM.: 16710064 Nadya Salsabila2022-09-15T02:48:32Z2022-09-15T02:48:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53035This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/530352022-09-15T02:48:32ZHUBUNGAN ANTARA SELF-COMPASSION DENGAN KECEMASAN SOSIAL PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAEarly adulthood is a period of adjustment to life patterns and social expectations. However, individuals often experience fear and anxiety when socializing, known as social anxiety. This phenomenon often occurs in students who show indications of worrying about the final project, shame, negative fear and avoidance of social interactions. These things may have a bad effect on behavior and emotional regulation in students. Handling it requires self-control with kindness and positive thinking known as self-compassion. This study aims to determine the relationship between self-compassion and social anxiety in the final students of the Islamic Banking study at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. The research hypothesis is that there is a relationship between self-compassion and social anxiety. The research sample consisted of 65 students from the 2017 and 2018 batches through the cluster random sampling technique. This research is a quantitative research with correlational method. The measuring instrument used is the self-compassion scale and the social anxiety scale. Data analysis using Product Moment correlation technique from Pearson using IBM SPSS 23.0 for Windows program. The results of the analysis show that there is a negative relationship between self-compassion and social anxiety with a correlation coefficient level of -0.617 with a p-value of 0.000 (p<0.01). This shows that the hypothesis is accepted, namely that there is a very significant negative relationship between self-compassion and social anxiety in students.NIM.: 17102020027 Ashar Aswandi2022-09-08T01:21:10Z2022-09-23T01:46:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52790This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/527902022-09-08T01:21:10ZAT-TAFA’UL AL-IJTIMA’I FI AR-RIWAYAH RIJALUN FI ASY-SYAMS LI GASSAN KANAFANI (DIRASAH TAHLILIYYAH IJTIMA’IYYAH ADABIYYAH LI GEORG SIMMEL)Skripsi berjudul “At-Tafā’ul al-Ijtimā’ῑ fῑ ar-Riwāyah Rijālun fῑ asy-Syams Li Gassān Kanafānῑ (Dirāsah Tahlῑliyyah Ijtimā’iyyah Adabiyyah Li Georg Simmel)” ini bertujuan untuk mengkaji dan memaparkan interaksi sosial yang terdapat dalam novel Rijālun fῑ Asy-Syams karya Ghassan Kanafani. Novel Rijālun fῑ Asy-Syams secara umum menggambarkan tentang kondisi sosial masyarakat palestina ketika terjadi peristiwa Nakba. Penelitian ini menggunakan teori milik Georg Simmel yang beranggapan bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan harus memiliki tujuan mendeskripsikan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan melakukan penyelidikan tentang bentuk hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu teori yang terkenal dari Georg Simmel adalah teori interaksi sosial. Adapun masalah mendasar yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah apa saja tipe sosial serta bentuk interaksi sosial yang digambarkan oleh pengarang dalam novel Rijālun fῑ Asy-Syams karya Ghassan Kanafani.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka. Sumber data data dalam penelitian terbagi menjadi dua yakni sumber data primer berupa novel berjudul Rijālun fῑ Asy-Syams karya Ghassan Kanafani dan sumber data sekunder berupa sumber data sosiologis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik catat sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis dialektis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat tipe sosial menurut Georg Simmel dalam novel Rijālun fῑ Asy-Syams karya Ghassan Kanafani yakni: orang asing, orang miskin, pengelana, dan orang kikir. Adapun bentuk interaksi sosial menurut Georg Simmel dalam novel Rijālun fῑ Asy-Syams karya Ghassan Kanafani berupa: pertukaran, konflik, dominasi, prostitusi, dan sosiabilita.NIM.: 18101010049 Ratna Ayuka Masari2022-07-29T09:19:43Z2022-07-29T09:19:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52335This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523352022-07-29T09:19:43ZPERAN PENDIDIKAN ISLAM MUHAMMADIYAH DALAM MEMBANGUN PERUBAHAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT KUBANGKONDANG CISATA PANDEGLANGThis study aims to describe the religious life of Kubangkondang Village community before the Islamic Education role of Muhammadiyah and how the stages and processes of Muhammadiyah in reforming Islamic Education as well as describing the form of religious social change experienced by the people of Kubangkondang Village after the existence Islamic education Muhammadiyah. This research is a descriptive qualitative research with societal study as intensive study. This research take primary data and secondary data, primary data is direct research result by doing observation and interview, Secondary data come from direct or indirect literature related to subject matter Then reduce the data that have been obtained to facilitate to take conclusion, present data with understand existing problems and analyze meaning and draw conclusions. The result of the research shows, before the existence of Islamic education in the religious social aspect of Kubangkondang society was influenced by the prefabricated Sufistic religious style logic affiliated with a particular tarekat teaching, the community almost entirely work as laborers and peasants with low economic and educational level. Stages and Process of Islamic education refrigeration is done by changing the Al Falah pesantren into a school with the name of MI. Muhammadiyah, followed by the establishment of other schools namely MTs, MA, and ABA Kindergarten. After Islamic education came in Kubangkondang the loss of superstitious, mystical and sufistic rituals, in terms of education and social structure now many people have gone to education level college and switch profession originally just as a farmer, now works as teachers and civil servants.NIM.: 1520411001 Ahmad Khotami2022-07-12T04:38:14Z2022-07-12T04:38:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51896This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/518962022-07-12T04:38:14ZGEJALA SOSIAL DALAM SURAT AN-NASHR ANALISIS SEJARAH SOSIALAl-Qur’an menjalankan misi pentingnya sebagai petunjuk bagi umat
manusia tentu saja tidak lepas dari perubahan sosial. Terlebih lagi al-Qur’an lahir
di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang serba keras. Hal ini tentu saja
menjadi perhatian penting bagi masyarakat yang terkena imbasnya secara
langsung sehingga perlu digali lebih dalam lagi mengenai konteks
kesejarahannya. Ada fakta penting yang perlu digali lebih dalam mengenai surat
an-Nashr lewat konteks sejarahnya biasanya para mufassirin menafsiran an-Nashr
cenderung menghubungakan dengan sejarah Fatḥu Makkah. Penelitian ini lebih
jauh meneliti mengenai an-Nashr dan Fatḥu Makkah dengan analisis sejarah
sosial. Tujuannya mencari tau seberapa jauh perubahan yang terjadi dimasyarakat
Arab waktu itu.
Penelitian an-Nashr ini dianalisis menggunakan sejarah sosial sebagai
bahan kajian untuk mengungkapkan fakta dibalik peristiwa yang terjadi, apa saja
yang melatarbelakanginya sehingga terjadinya pembebasan kota Makkah yang
dipimpin Nabi Muhammad Saw dengan sepuluh ribu pasukan. Hal demikian
merupakan suatu yang sangat sulit bahkan sangat mustahil bagi masyarakat yang
bersuku-suku untuk bersatu membentuk barisan dalam satu komando, tetapi hal
tersebut mampu dilakukan Rasulullah. Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan
tersendiri bagi umat Islam disebabkan dengan adanya Fatḥu Makkah maka
terbebaslah Ka’bah dari kesyirikan. Dalam analisanya penelitian ini menggunakan
pendekatan sinkronik dan diakronik dengan sistem tingkat perkembangan dengan
tujuh tahapan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika an-Nashr turun, ayat
tersebut merefleksikan apa yang terjadi pada masa itu yakni Fatḥu Makkah,
peristiwa yang merubah sejarah kehidupan bahkan cara pandang manusia baik
dari segi akhlak, budaya, maupun agama. Selain itu terjadi perombakan besarbesaran
dalam sejarah kehidupan sosial misalnya dalam kehidupan politik
masalah oligarki dihapuskan diganti pemerintahan yang dipimpin Nabi, dalam
ekonomi sistem pasar diambil alih pemerintah sebagai upaya kemaslahatan
bersama, dalam budaya adanya sistem budak dihapuskan karena tidak sesuai
dengan kemanusiaan, dan dalam kehidupan beragama ajaran politeisme diganti
dengan monoteisme. Dengan demikian penafsiran dalam surat an-Nashr ini
membawa perubahan sosial yang tinggi pada masayarakat dan menjadi nilai
tersendiri bagi agama Islam.NIM.: 15530071 Haibat Hanafi Ramadhani2022-06-29T04:37:25Z2022-06-29T04:37:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51359This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/513592022-06-29T04:37:25ZDAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP PADA
INTERAKSI JAMAAH MAJELIS TA’LIM ASSALAFIYAH DESA
BODELOR KECAMATAN PLUMBON KABUPATEN CIREBONWhatsApp merupakan media sosial yang paling banyak digunakan saat ini
sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi yang memiliki fitur unggulan
berupa chatting. Penggunaan media sosial WhatsApp juga terjadi di kalangan
jamaah Majelis Ta’lim Assalafiyah di Desa Bodelor Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon. Majelis Ta’lim Assalafiyah ini memanfaatkan fitur grup yang
di sediakan WhatsApp sebagai wadah dalam mengumpulkan jamaah secara online.
Pemanfaatan media sosial WhatsApp sebagai alat mekanisme baru di Majelis
Ta’lim Assalafiyah menimbulkan berbagai dampak, baik posistif yang berupa
semakin semangatnya jamaah dalam mengikuti pengajian, maupun dampak
negatif yang menimbulkan persaingan akibat didahului oleh jamaah lainnya.
Dalam penelitian ini juga berusaha untuk menjelaskan dan mengetahui bagaimana
dampak media sosial WhatsApp pada interaksi jamaah Majelis Ta’lim Assalfiyah
Desa Bodelor.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teori yang
digunakan adalah interaksi sosial oleh John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin
yang mengemukakan adanya proses asosiatif yang terdiri dari kerjasama,
akomodasi, dan asimilasi, terdapat juga proses disosiatif yang terdiri dari
persaingan dan kontravensi. Selain itu, penelitian dunia maya/virtual sangat
identik dengan netnografi. Netnografi menyediakan informasi tentang simbolisme,
makna, branding, pola secara online. Peneliti menganggap metode ini adalah
metode yang cocok digunakan untuk meneliti grup WhatsApp. Adapun metode
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer yaitu dari
wawancara dan observasi lapangan dengan ketua Majelis Ta’lim Assalafiyah
Boddelor serta dengan 12 jamaah Majelis Ta’lim Assalafiyah Bodelor. Sumber
data sekunder berasal dari dokumentasi dan rujukan-rujukan yang berkaitan
dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, dengan adanya grup WhatsApp
Majelis Ta’lim Assalafiyah ini maka jamaah lebih mudah berinteraksi dengan
sesamanya yang saling bekerjasama pada program one week one juz dan juga
dapat dengan mudah untuk berusaha menjalin silaturrahmi antar sesama. Hal
tersebut termasuk dalam teori Gillin dan Gillin sebagai suatu proses asosiatif yang
terdiri dari kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Terdapat juga dampak positif
seperti dapat mempermudah jamaah untuk mengikuti kegiatan setoran mengaji
Al-Qur’an bersama, mempermudah akses untuk mendapatkan informasi, Selain
itu juga terdapat dampak negatif yang timbul seperti munculnya perilaku disosiatif
dalam teori Gillin dan Gillin yang terlihat dalam Majelis Ta’lim ini yaitu
kontravensi dan persaingan.NIM.: 15540047 Mukhamad Wildan2022-06-27T07:23:58Z2022-06-27T07:23:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51424This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/514242022-06-27T07:23:58ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES AKADEMIK MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI UIN SUNAN KALIJAGAThe existence of the Covid-19 pandemic has an impact on academic stress on students who are working on thesis. This study aims to determine the relationship between social support and academic stress on students who are working on their thesis during the Covid-19 pandemic at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. The subjects in this study were students of UIN Sunan Kalijaga who were working on an online thesis during the Covid-19 pandemic with a minimum of 6 months of work. This research uses quantitative methods. The data was obtained by spreading the academic stress scale and social support scale to 100 students of UIN Sunan Kalijaga who were working on the thesis using quota sampling technique. The analysis used in this study is a simple regression analysis test. The results of this study indicate a significance level of 0.000 with a correlation coefficient of -0.707. This shows that the hypothesis in this study is accepted. Thus, the higher the social support, the lower the academic stress on students who are working on their thesis, and vice versa. The effective contribution of social support to academic stress is 50%. The implications of the results of this study indicate that there is a need for sufficient social support for students who are working on their thesis in order to minimize the possibility of academic stress.NIM.: 18107010083 Andrias Cahya Purnama2022-05-24T07:55:35Z2022-07-27T02:55:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51131This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/511312022-05-24T07:55:35ZPOTRET HARMONI SOSIAL MAYORITAS HINDU DENGAN MINORITAS MUSLIM DI PANGGUNG TRADISI ROWAH DI KARANG JERO, KELURAHAN KARANG TALIWANG KECAMATAN CAKRANEGARARowah merupakan konstruksi sosial masyarakat Sasak dalam bentuk perayaan atau pesta yang biasanya dilakukan oleh umat Muslim Sasak dalam rangka mengekspresikan rasa syukur, atau mendo’akan sesama, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal. Di Karang Taliwang Rowah tidak hanya dihadiri oleh orang Muslim akan tetapi oleh orang Hindu yang jumlahnya tidak sedikit, dan acara tersebut menjadi ajang presentasi diri atau kesan diri kepada kelompok agama lain agar stabilitas sosial tidak terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosesi rowah yang ada di Karang Jero dan bentuk-bentuk impression management mayoritas Hindu dan minoritas Muslim dalam budaya rowah.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya menggali data secara langsung dan lebih mendalam tentang hubungan di panggung rowah antara komunitas Hindu dan Muslim secara gamblang, tepat dan terukur. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipatif dengan terlibat langsung dalam aktivitas mereka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Erving Goffman tentang Front stage dan back stage yang kemudian digunakan menjadi pisau analisis dalam melihat hubungan sosial di panggung budaya rowah.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ada beberapa proses dalam budaya rowah, yakni menyilaq (mengundang), bekelaq’an (memasak hidangan), begibung, dan ngejot (mengantarkan makanan). Rowah juga ada beberapa jenis, seperti rowah kematian, seperti nyiwaq, metangdase, nyatus, nyeribuq. Ada juga rowah akikahan, khitanan, rowah merariq dan lain sebagainya. dalam proses acara rowah tersebut biasanya ada beberapa bentuk-bentuk impresi yang tunjukkan masing-masing agama, yakni dari hindu memakai batik, mengucapkan salam, menggunakan bahasa Sasak halus, dan memberikan bantuan air dan uang kepada teman-teman yang mengadakan acara rowah. Sedangkan Muslim juga menunjukkan impresinya dengan memakai sapuq dan bebet, memakai bahasa Sasak yang halus, tersenyum dan menyapa ketika menyambut tamu dan menghidangkan makanan yang halal. Dari bentuk-bentuk impresi yang dilakukan masing-masing agama tersebut sangat jelas bahwa rowah sebagai panggung dan konstruksi front stage dan interkasi simbol-simbol antar umat beragama yang berimplikasi terhadap harmoni antar agama mayoritas dan minoritas di panggung budaya rowah dan kehidupan sosial sehari-hari. Di balik tradisi rowah memang ada paralelitasnya dengan nilai-nilai dasar kemasyarakat, seperti nilai gotong royong, etika, silaturrahmi. Namun, dibalik tradisi ini juga berdiri modernitas yang membuat adanya kesenjangan nilai-presentasi identitas masyarakat, apalagi dengan adanya pasar tourisme membuat identitas masyarakat pun hadir dalam wajah yang berbeda, di mana nilai-presentasi identitas seperti yang ada dalam tradisi rowah tidak terimplementasi dengan baik di ruang sosial secara maksimal. Karena memang hadirnya pasar tourisme memberikan celah lahirnya individualitas dalam masyarakat. sehingga diperlukan adanya kolektifitas dalam masyarakat untuk terus mempertahankan eksistensi dari tradisi ini.NIM.: 19205022054 Sukardiman2022-05-11T08:06:33Z2022-05-11T08:06:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50998This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/509982022-05-11T08:06:33ZHARMONI SOSIAL KEAGAMAAN ANTARA NAHDLATUL ULAMA, MUHAMMADIYAH DAN SALAFI DI DESA KALITENGAH, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMENPluralitas masyarakat Indonesia tidak hanya karena keanekaragaman suku, budaya, bahasa, dan ras, tetapi juga agama. Dalam hal agama, survei beberapa tahun terakhir memberi kesan mudahnya agama mejadi alat provokasi terciptanya konflik, baik konflik internal maupun konflik eksternal. Namun, fakta ini berbeda dengan keadaan di Desa Kalitengah yang memiliki masyarakat dengan beragam paham keagamaan tetapi mampu hidup rukun dan harmonis. Oleh sebab itu, keberagaman yang ada di Desa Kalitengah menjadi fakta sosial yang patut untuk dikaji.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research yang menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis deskriptif. Adapun pendekatan yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan sosiologi serta pisau analisis teori fungsional struktural perspektif Talcott Parsons. Penelitian ini menjawab dua rumusan masalah dalam penelitian, yaitu: 1) Apa faktor yang melatar belakangi harmoni sosial keagamaan antara Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Salafi di Desa Kalitengah; 2) Bagaimana bentuk harmoni sosial keagamaan dan cara merawat harmoni sosial keagamaan antara Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Salafi di Desa Kalitengah.
Hasil dari penelitian ini yang pertama, keharmonisan ini tercipta karena adanya keterbukaan masyarakat dan pemerintahan desa; serta implementasi paham keagamaan pada kehidupan sehari-hari. Kedua, perbedaan dalam masyarakat tidak menjadi sebuah halangan untuk hidup harmonis. Masyarakat Desa Kalitengah justru hidup dengan damai dan rukun karena memelihara sikap saling menghargai terhadap perbedaan. Kegiatan sosial dan keagamaan menjadi ajang untuk saling bersosialisasi satu sama lain. Selanjutnya, upaya untuk menjaga harmoni sosial keagamaan di Desa Kalitengan adalah adanya interaksi positif antar masyarakat dan peran kepala desa yang mengatur kebijakan agar sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat.NIM.: 18105020049 Umu Nur Azizah2022-03-16T07:19:41Z2022-03-16T07:19:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50060This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/500602022-03-16T07:19:41ZParenting Patterns and Their Implications for the Development of
Early Childhood Social AttitudesThis study aims to analyze parenting patterns and their impact on the development of early childhood
social attitudes. This research is qualitative research using a case study design in class B Raudhatul
Athfal (RA) Al-Is Syah Hakim Medan, on Jl. Karya Jaya, North Sumatra. This study's primary informants
are the parents of students who carry out their family environment care. Data collection techniques
were using observation, interviews, and documentation. Data analysis was through stages developed
by Miles and Huberman. Checking the validity of the user data was through the triangulation of sources
and techniques. This study indicated that the parenting patterns of early childhood parents of Class B
RA Al-Is Syah Hakim Medan consist of three styles, i.e., permissive, authoritarian, and democratic
parenting. The most dominant style of parenting parents as permissive parenting. Permissive
parenting pattern has implications for the tendency of children to have poor social attitudes.
Authoritarian parenting pattern has consequences for the tendency of children to have anti-social
attitudes. The style of democratic parenting has implications for the tendency of children to have
prosocial attitudes.Sukiman Rahimah2022-03-16T06:52:02Z2022-03-16T06:52:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50055This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/500552022-03-16T06:52:02ZPeningkatan Kemampuan Kerjasama dan Keberanian Melalui Kegiatan Outbound di RA DWP UIN Sunan Kalijaga YogyakartaAbdul Latif Muhammad‘Aziz Hafidh2022-03-14T02:09:27Z2022-03-14T02:09:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49986This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/499862022-03-14T02:09:27ZADAT SEBAGAI SISTEM KONTROL SOSIAL TERHADAP PERILAKU LGBT DI SUMATERA BARAT
(STUDI KASUS TERHADAP ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH DI NAGARI KAMANG MUDIAK)Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku LGBT (Lesby, Gay, Biseksual, Transgender) di Provinsi Sumatera Barat. Bagi masyarakat Nagari Kamang Mudiak, perilaku LGBT dianggap perilaku yang bertentangan dengan falsafah adat Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK). Adat basandi syarak syarak basandi kitabullah sebagai sistem kontrol pada masyarakat Kamang Mudiak. Perlu untuk melihat bagaimana fungsi adat di Kecamatan Kamang Mudiak dalam mengontrol perilaku LGBT. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara kepada tiga orang Penghulu, tiga orang Bundo Kanduang. Pada pemerintahan setempat peneliti mewancari perangkat Nagari yaitu seketaris Nagari. Kemudian peneliti mewawancari tiga orang masyarakat dan tiga orang pemuda-pemudi setempat, kemudian dokumentasi. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan teori AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latent pattern maintenance) dari Talcott Parson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) adat basandi syarak syarak basandi kitabullah menjadi landasan atau pondasi sebagai sistem kontrol bagi masyarakat Nagari Kamang Mudiak, (2) fungsi adat sebagai sistem kontrol terhadap perilaku LGBT di Kamang Mudiak berada ditangan Tigo Tungku Sajarangan. Sosialisasi dan himbauan agar tidak terjerumus dalam perilaku LGBT sudah dilakukan, akan tetapi belum ada PERNAG (Peraturan Nagari) tentang LGBT.NIM.: 17205010080 Annisa Ilhanifah, S.Ag2022-03-11T06:56:30Z2022-03-11T06:57:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49974This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/499742022-03-11T06:56:30ZCHARACTER BUILDING DALAM PERSPEKTIF ORANG RIMBA (STUDI LOCAL WISDOM DI KETUMENGGUNGAN NGGRIP KEDUNDUNG MUDA SAROLANGUN JAMBI)The existence of forestmen (Anak Dalam tribe) is in a dilemma
of continuing to live in a forest with all of its limitations or melting
away. It is uneasy for them to leave the noble values of the ancestors
(nenek puyong) which have been internalized in their identity behind.
Besale and bebalai, two rituals involving their bahelo that leads to
their religiosity are getting more bias due to social changes within their
community. The changes are triggered by forest-narrowing processes
and outsider influences. It is the challenge of maintaining traditions in
the global and modern worlds that stimulates the emergence of new
self-characters of their own and the community.
This qualitative research employed Socio-Antroplogy of
Education and ethnographic approach, while a theory of social change
was used to analyze data and facts drawn from Tumenggung Nggrip,
the chief of Kedundung Muda tribe. Data were obtained from in-depth
interview and life-related document study. Authentic data were gained
from direct observation as the researcher stayed with the community
for a certain period of time.
The results show that living in a National Forest Conservation
Bukit Duabelas of Jambi, the forestmen with their simple things
manage to survive and pass noble values down to their descendants in
a simple way with no complicated techniques – in the form of seloko,
folklores and poets. The powerful social change current is faced with
survival empowerment and well adaptation. All they want is an
independence for their generation to understand and practice
traditions; a generation that can read, write and calculate. The values
of pantang larang (forbidden) the youth are taught can be easily
practiced in daily life both inside and out of the forest. The newest
values of character building process are Family Persistence model thatwill contribute to the National Defence. The values are the foundation
of the children’s character builders and the nation’s cultural treasure
that should be preserved.NIM.: 1430016024 Gunawan Ikhtiono2022-03-04T06:40:09Z2022-03-04T06:52:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49830This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/498302022-03-04T06:40:09ZMEDIA SOSIAL DAN INTERAKSI KEAGAMAAN
Penggunaan Media Youtube Sebagai Interaksi dan Sumber Keagamaan Mahasiswa IAIN SamarindaYoutub di era 4.0 menempati peringkat pertama sebagai media sosial yang paling banyak diakses di seluruh dunia, begitu pula pada mahasiswa IAIN Samarinda. Hal ini memberikan ruang media dan vasilitasnya menjadi sebagai ancaman maupun peluang bagi kegiatan dakwah. Bentuk transforamsi dakwah terlihat dari adanya vasilitas media sosial dan khususnya media YouTube yang memberikan fasilitas untuk penggiat dan konsumen dakwah dalam dunia virtual. Ditambah lagi dengan kondisi pandemi covid-19 yang membatasi gerak dan komunikasi secara langsung. Sehingga kegiatan dakwah konvensional banyak dibatasi dan bahkan dibatalkan, maka diberikan tawaran alternatif untuk menjawab keresahan tersebut dengan melalu vasiltas dengan dakwah dalam dunia virtual. Pengajian pada era modern tidak hanya dilakukan secara face to face namun juga bisa dilakukan dengan menggunakan prantara dunia digital. Segala kemudahan akses dan pemenuhan informasi agama yang ditawarkan media YouTube menjadikan media ini bisa diasumsikan sebagai “ustadz” ataupun “kitab” kontemporer. Mahasiswa IAIN Samarinda sebagai kaum milenial yang terdampak pandemi covid-19 banyak menghabiskan waktu sehari-hari dengan gadget, penuh dengan rasa ingin tahu dan masa penjajakan, menjadikan rentan terserang dan terdampak dari adanya kemajuan teknologi dan komunikasi. Padahal dalam dunia virtual nilai negatif dan postif berdampingan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat fenomena dakwah dalam dunia digital yaitu pada Media YouTube. Penggunaan media Youtube sebagai interaksi dan sumber keagamaan Mahasiswa IAIN Samarinda memungkinkan adanya peran Mahasiswa sebagai konsumen maupun produsen dakwah dalam dunia virtual. Penelitian ini akan membahas seputar interaksi basis virtual dalam media YouTube dan ketersediaan informasi agama. Kemudian penelitian ini juga ingin mengungkapkan ketergantungan mahasiswa pada media YouTube. Hal lain lagi yaitu penelitian ini juga memaparkan kebudyaan dakwah virtual dalam pengalaman dan persepsi mahasiswa IAIN Samarinda.
Hasil penelitian ini memunculkan data bahwa Perkembangan pesat teknologi dan informasi membawa perubahan pada pola interaksi dan keberagamaan mahasiswa. Fenomena media YouTube sebagai sumber informasi tentang agama menjadi trendsetter sejak munculnya era digital yang membawa perubahan pada pola dan struktur dakwah. Aktivitas virtualpun mewarnai pola dakwah yang identik dengan face to face. Aktivitas tersebut merupakan bentuk tuntutan kebutuhan informasi agama di era modern menjadikan mahasiswa beradaptasi dengan melek akan teknologi. Interaksi dengan basis virtual yang melekat pada media YouTube dengan bebas nilainya serta tidak terbatas ruang maupun waktu, menjadikan penggunaan media YouTube sebagai sumber keagamaan sejalan di era informasi yang serba cepat. Dalam media YouTube interaksi memungkinkan untuk terjadi, karena disediakannya beberapa alternative untuk adanya interaksi antara konten creator dan audiens. Interaksi dalam lama komentar, live streaming, dan direct massage diungkapkan dengan tujuan dan motif-motif tertentu. Seperti untuk memberikan dukungan, tanggapan, kritik, ide dan arah konten yang disarankan audiens, eksistensi audiens, dan komunikasi khusu atau secara personal. Dengan demikian kian menjadikan ruang dakwah berbasis virtual memberikan keuntungan bagi penggiat dan penikmat dakwah. Ketergantungan mahasiswa IAIN Samarinda pada media YouTube merupakan sebagai upaya pemenuh informasi maupun nilai agama yang mereka cari. Dengan kemudian didorong oleh faktor diskursus sosial sehingga kebutuhan akan agama berlanjut memerlukan media sebagai prantara. Dengan adanya media yang cenderung memberikan segala kebutuhannya akan informasi agama sehingga membuat mahasiswa memiliki ketergantungan kepada media tersebut yaitu YouTube. Hal ini dikuatkan dengan media YouTube yang menyediakan vasilitas berupa ruang dan waktu yang melahirkan krakteristik efektifitas, efesiensi, dan accessible serta bervariatif. Lahirnya dakwah virtual dari asimilasi dakwah merupakan perpaduan budaya media baru dan budaya ngaji konvensional. Perbedaan pengajian virtual dan konvensional terlihat dari adanya ruang dan waktu yang tak terbatas bagi virtual tetapi tidak bagi pengajian konvensional. Konvensioanl yang memiliki keunggulan berupa adanya hubungan emosional yang
terbangun dengan guru dan audiens namun tidak selalu terjadi pada proses virtual. Kemudian dari lahirnya kebudayaan baru dakwah memberikan beberapa pengalaman dan persepsi bagi mahasiswa IAIN Samarinda yaitu, pengalaman dalam menggunakan teknologi, pengalaman moralitas dan pengalaman sebagai penerima dan penyampai syiar Islam. Persepsi menerima dan terbuka dengan adanya teknologi (melek teknologi), menganggap adanya kebersinambungan dakwah dan teknologi serta bukan hanya menerima namun juga ikut andil atas kemajuan teknologi, dengan adanya teknologi dan kemajuannya merupakan kodrat yang harus dilalui, dikuti perkembangannya dan ikut andil serta bisa berperan aktif didalamnya.NIM.: 18202011001 M. Irpan Nur2022-02-24T03:59:05Z2022-02-24T03:59:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49717This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/497172022-02-24T03:59:05ZBIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN REGULASI EMOSI SISWA TUNALARAS DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi emosi siswa tunalaras, dimana banyak diantara mereka sulit mengendalikan emosinya serta kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya. SLB-E Prayuwana merangsang pembentukan regulasi emosi pada siswa tunalaras melalui bantuan berupa bimbingan pribadi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tahap-tahap bimbingan pribadi sosial terhadap pembentukan regulasi emosi siswa tunalaras di SLB-E Prayuwana Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tahap-tahap bimbingan pribadi sosial terhadap pembentukan regulasi emosi pada siswa tunalaras.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan 3 (tiga) siswa tunalaras yang pernah melakukan layanan bimbingan pribadi sosial terhadap pembentukan regulasi emosi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahap-tahap bimbingan pribadi sosial terhadap pembentukan regulasi emosi siswa tunalaras di SLB-E Prayuwana Yogyakarta adalah; pertama tahap identifikasi masalah, kedua diagnosa, ketiga prognosa, keempat terapi, kelima evaluasi dan follow up. Bimbingan pribadi sosial membentuk regulasi emosi pada siswa tunalaras berupa adanya perubahan pola pikir dan perilakunya. Seperti muncul inisiatif untuk menyapa teman sebayanya meskipun hanya sebatas gurauan, mau bersimpati dengan menawarkan bantuan kepada orang lain, siswa juga menunjukkan emosi positif daripada emosi negatif seperti mau diajak bekerja sama.NIM.: 18102020067 Uswatun Khasanah2022-02-21T03:44:52Z2022-02-21T03:44:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49464This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/494642022-02-21T03:44:52ZPOLA-POLA INTERAKSI SOSIAL SANTRI PONDOK AL-LUQMANIYYAH YOGYAKARTA DENGAN MASYARAKATManusia sebagai makhluk sosial yang Aristoteles menyebutnya sebagai
Zoon Politicon akan selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain, guna untuk
memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dalam hidup bersosial. Proses komunikasi
dan interaksi ini juga terjadi di dalam suatu lembaga pendidikan Pondok Pesantren
Al-Luqmaniyyah Yogyakarta. Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah yang memiliki
karakter tradisional ini berada di tengah kota yang masyarakatnya mempunyai
beragam latar belakang.
Penelitian ini memakai jenis penelitian lapangan kualitatif. Dalam
penelitian ini ada tujuan utama yang peneliti bahas. Pertama, menggambarkan dan
mengungkap (to describe and explore) dan yang kedua, menggambarkan dan
menjelaskan (to describe and explain). Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah interaksionisme simbolik dan juga asosiatif, disosiatif. Subjek penelitian ini
yaitu santri putra Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah, dan masyarakat sekitar
pondok pesantren. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu,
wawancara, observasi, dokumentasi, dan analisis data.
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pola-pola interaksi yang terjadi
antara santri dengan masyarakat ini adalah interaksi asosiatif. Bentuk dari interaksi
ini meliputi kerja sama, seperti ketika para wali santri TPA mempercayakan
anaknya kepada para santri untuk memberikan pendidikan kepada anaknya.
Interaksi selanjutnya yaitu interaksi yang bersifat akomodasi yang merupakan
penyesuaian dari dalam individu maupun kelompok atas perbedaan yang ada di
lingkungannya.
Keikutsertaan santri dalam setiap kegiatan masyarakat merupakan bentuk
partisipasi santri agar dapat diakui keberadaannya di masyarakat. Selain itu,
keterlibatan santri untuk membantu masyarakat merupakan sebuah usaha untuk
mempertahankan citra baik di lingkungan masyarakat, dan juga merupakan langkah
yang dilakukan pesantren untuk mempertahankan keberadaan pesantren.NIM.: 17107020004 Miftahul Kirom2022-02-21T03:22:04Z2022-02-21T03:22:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49469This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/494692022-02-21T03:22:04ZRESILIENSI DITINJAU DARI HARAPAN DAN DUKUNGAN SOSIAL PADA MITRA PENGEMUDI GOJEK DI MASA PANDEMI COVID-19This study aims to know (1) the correlation of hope and resilience; (2) the correlation of social support and resilience; and (3) the correlation of hope and social support with resilience in drivers Gojek during the Covid-19 pandemic. The subjects of this study was 100 drivers Gojek who were taken by quota sampling. The data were collected using a resilience scale that has a reliability of 0,954, and a hope scale that has a reliability of 0,969, then a social support scale that has a reliability of 0,961. The analysis technique used is multiple regression analysis. The results of this study are that there is a positive relationship between (1) hope with resilience has r score of 0,682; (2) social support with resilience has r score of 0,279; and (3) hope and social support with resilience has r score of 0,684. Hope and social support together contributed effectively to resilience of 46,7%, hope contributed effectively to resilience of 46,5%, while social support made on effective contribution to resilience of 7,8%.NIM.: 17107010070 Danar Anggita Sakti2022-02-16T03:19:47Z2022-02-16T03:19:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49276This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/492762022-02-16T03:19:47ZPERANAN SOSIAL-KEAGAMAAN K. H. AHMAD JAILANI DI DESA CANDI, KECAMATAN DUNGKEK, SUMENEP (TAHUN 1962-1989 M.)Desa Candi merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Sumenep, desa tersebut berada di Kecamatan Dungkek. Desa Candi memiliki enam dusun Dusun poja I Dusun Poja II, Leke I Leke II, Gunung I dan Gunung II. Secara keseluruhan masyarakatnya memeluk agama Islam akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak menjalankan syariat-syariat Islam seperti: salat, puasa dan aktivitas keagamaan lainnya. Kondisi keagamaan juga minimnya sarana pendidikan menambah permasalahan yang terjadi di Desa Candi. K. H. Ahmad Jailani berperan dan berkontirbusi terhadap perubahan yang terjadi di Desa Candi khususnya dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Oleh karen itu peneliti merumuskan beberapa pertanyaan dari permasalahan yang terjadi di atas, yaitu: Bagaimana latar belakang Kondisi masyarakat Desa Candi? Bagaimana Sosok K.H. Ahmad Jailani? Apa saja peran dan kontribusi K.H. Ahmad Jailani di Desa Candi?.
Penelitian ini mencoba menerapkan teori peranan sosial yang di kemukakan oleh Gross Masson dan Mc. Eachern. Dimana teori tersebut bertujuan untuk mengkaji apa saja peran yang di lakuan oleh K. H. Jailani terhadap masyarakat Desa Candi. Sedangkan pendekatan biografi digunakan untuk menganalisis latar belakang sejarah K.H. Jailani, sedangkan teori peranan sosial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tindakan yang dilakukan K.H. Ahmad Jailani, sehingga masyarakat mengikuti tindakan dan perilaku tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi: heurustik, verivikasi, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat Desa Candi secara keseluruhan memeluk agama Islam, Juga tingkat pendidikan masyarakat Desa Candi yang rendah dan minimnya lapangan pekerja sehingga rata-rata pekerjaan mereka adalah petani dan pemeras nirah. K.H. Ahmad
Jailani lahir di Desa Candi Kecamatan Dungkek tahun 1945. Ia mulai berperan di masyarakat Desa Candi sejak tahun 1962-1989. Kemudian ia mengawali perjuangannya di bidang keagamaan seperti: ibadah, pengajian dan pemakmuran musala-masjid. Ia juga mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat di bidang pendidikan. Selain pendidikan formal ia juga mendirikan pendidikan salaf dan juga beberapa aktivitas keagamaan seperti ajin kitab dan pembacaan Barzanji.NIM.: 14120088 Ach Qamaruddin2022-01-24T06:51:47Z2022-01-24T06:51:47Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48880This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/488802022-01-24T06:51:47ZPERAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PSIKOSOSIAL ANAK JALANAN (STUDI KASUS DI KAMPUNG TUKANGAN KOTA YOGYAKARTA)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam permasalahan psikososial anak jalanan di Kampung Tukangan Kota Yogyakarta, serta faktor penyebab kurangnya peran dukungan orang tua terhadap permasalahan psikososial anak jalanan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari orang tua anak jalanan, anak jalanan, pendamping anak jalanan dan stakeholder setempat. Pemilihan informan sebagai subjek dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis penelitian, peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengaruh positif bagi anak karena ketertarikannya dengan perkembangan dan kebutuhan yang berkelanjutan. Peran yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan dukungan terhadap permasalahan psikososial anak jalanan dengan menerapkan prinsip menjadi contoh yang baik, mendampingi, memenuhi kebutuhan dan mendidik anak. Namun dalam penerapan peran-peran dukungan orang tua tersebut ada beberapa hal yang menjadi hambatan. Dari sisi pelaksanaan peran-peran orang tua tersebut belum mampu menyesuaikan dengan permasalahan kebutuhan dan hak-hak anak jalanan. Pribadi orang tua untuk mengarahakan perilaku dan pemikiran anak jalanan belum terbentuk dengan baik. Integritas adaptasi peran orang tua dalam memberikan dukungan dengan kepribadian diri anak harus memilki pola yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.NIM.: 18200010164 Asmawati Eka Lestari2022-01-11T07:26:38Z2022-01-11T07:26:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48319This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/483192022-01-11T07:26:38ZINTERAKSI SOSIAL ETNIS TIONGHOA DAN JAWA PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KAMPUNG KETANDAN YOGYAKARTA PASCA REFORMASIInteraksi sosial merupakan bertemunya individu dan individu lainnya yang menyebabkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Interaksi antar manusia telah melalui proses sosial yang disebut “adaptasi”. Di kota Yogyakarta khususnya di Pecinan Kampung Ketandan, bentuk hubungan antar budaya yang terlihat adalah adanya adaptasi budaya. Banyak pendapat mengenai penyebab orang Tionghoa awalnya tiba di Indonesia, tetapi beberapa temuan menunjukkan bahwa hubungan tertentu telah ada antara Indonesia dan Tiongkok sejak zaman kuno. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya dua etnis yang berbeda, dari suku maupun budaya namun, dapat hidup saling berdampingan dan selaras. Penelitian ini dapat mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang ada di Pecinan Ketandan pasca reformasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Agustus 2021 yang bertujuan mengetahui bentuk interaksi sosial yang terjadi antara etnis Tionghoa dengan etnis Jawa yang berada di Kampung Ketandan serta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan interaksi sosial itu terjadi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka interaksi sosial yang terjadi di Kampung Ketandan pasca reformasi ini berbentuk interaksi sosial asosiatif atau hubungan yang saling menyatukan antar individu maupun kelompok masyarakat. Faktor yang mempengaruhi dari hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Jawa di Kampung Ketandan yaitu sugesti, simpati, identifikasi, imitasi, dan empati. Keberfungsian sosial yang ada di Kampung Ketandan telah berjalan dengan baik dan terus berkembang.NIM.: 17102050086 Agung Kurniawan2022-01-10T06:38:35Z2022-01-10T06:39:01Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48236This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/482362022-01-10T06:38:35ZPENGARUH KREDIBILITAS TGB TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MAHASISWA MDQH NW PANCOR DALAM MENERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID-19Pandemi Covid-19 menjadi ancaman serius bagi dunia termasuk Indonesia. Kemunculannya pada akhir 2019 lalu membawa dampak yang sangat signifikan bagi setiap aspek kehidupan terutama kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Oleh karena itu Pemerintah dalam hal ini telah membuat aturan dalam rangka mencegah penularan virus Covid-19, yakni dengan cara mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku seperti memakai masker, menjaga jarak ,menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Namun demikian, adanya aturan tersebut menjadikan masyarakat takut bahkan ada juga sebagian masyarakat yang tidak percaya terhadap adanya Covid-19 yang telah menelan banyak korban jiwa tersebut.
Melihat fenomena tersebut, TGB selaku tokoh agama yang dikenal luas di masyarakat Lombok menjadi salah satu orang yang gencar mendakwahkan tentang penerapan protokol kesehatan khususnya di Ma‘had Daarul Qur‘an Wal Hadits Nahdlatul Wathon (MDQH NW) Pancor. Adapun TGB melakukan ceramah secara langsung dan juga melalui social medianya. Berdasarkan hal tersebut, apakah TGB yang merupakan tokoh agama yang dikenal masyarakat khsusnya Mahasiswa MDQH NW Pancor mampu mempengaruhi kepatuhan Mahasiswa MDQH NW Pancor dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemic Covid-19?
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teori kredibilitas sumber. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Adapun teknik analisis data menggunakan non parametric. Hasil hipotesis yang diukur dengan menggunakan statistic non parametric yakni uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000, dan nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa terdapat pengaruh kredibilitas TGB terhadap keputusan Mahasiswa MDQH NW Pancor dalam Menerapkan Protokol Kesehatan (Hipotesis diterima). Dengan demikian, Kredibilitas TGB dari segi Keterpercayaan (trustworthiness, Keahlian (expertise), dan Daya Tarik (attractiveness) terbukti berpengaruh terhadap kepatuhan Mahasiswa MDQH NW Pancor Dalam menerapkan protokol kesehatan. Dimana protokol kesehatan yang dimaksud berupa anjuran pemerintah yakni 5 M (Mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumuman, dan mengurangi mobilitas) yang dianjurkan pemerintah dalam rangka mencegah penularan Covid-19.NIM.: 17102010002 Evi Pebriana2022-01-06T05:59:41Z2022-01-06T05:59:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47976This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/479762022-01-06T05:59:41ZINTERVENSI METODE BELAJAR MULTISENSORI UNTUK ANAK DISLEKSIAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah yang timbul didunia pendidikan, yang mana isu akan penderita disleksia yang berdampak pada kemampuan berbahasa seorang anak. Selain itu disleksia tidak dapat disembuhkan melainkan ditekan angka ketidak mampuan seorang anak itu sendiri, maka dari itu bermunculanlah sebuah metode belajar yang bertujuan untuk membantu ketidak mampuan anak disleksia salah satunya metode Multisensori, namun metode ini masih diragukan tingkat keberhasilan karena ada banyak metode belajar yang tidak banyak memberikan rekomendasi. Namun penelitian ini mencoba memodifikasikan metode belajar dengan intervensi terlebih dahulu, sebelum melakukan metode multisensori anak terlebih dahulu melakukan intervensi untuk mengetahui kekurangan anak laki-laki YA dan sebab-sebab anak mengalami gangguan belajar, setelah itu baru melakukan tahap multisensori selama empat bulan.
Penelitian ini menggunakan penelian Kualitatif untuk mendeskripsikan dengan tujuan untuk melihat roses intervensi dan multisensori dan melihat tingkat keberhasilan intevesi multisensori, dengan bentuk Studi kasus tunggal single-case studies dengan subjek penelitian Anak Laki-laki YA dengan informan penelitian anak laki-laki YA, orang tua dan juga guru dengan data buku, rapot serta laporan hasil peningkatan. Selain itu menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya teknik wawancara, teknik pengamatan secara langsung, teknik analisis data, dan teknik catat selain itu teknik analisis data dan teknik pengecekan keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik, trianggulasi sumber dan trianggulasi waktu.
Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Intervensi Metode Belajar Multisensori memberikan hasil dimana intervensi dari sebab-sebab anak Laki-laki YA memang memiliki kekurangan bahasa yang dikatakan disleksia dan dari indikator kekurangan anak mengalami kesulitan mengenal huruf, mengeja kata atau pun kalimat, menulis dengan benar serta mengingat dengan baik, dan menghafal dengan baik Dari keseluruhan tahap yang ada anak menujukkan tingkat keberhasilan yang cukup memuaskan walau pun pada tahapan proses menguatkan ingatan anak perlu membutuhkan waktu yang panjang untuk hasil yang memuaskan namun pada kesimpulan akirnya pun peneliti menemukan potensi anak yang bisa dan dapat dikembangkan.NIM.: 17204080043 Yeni Wulandari2022-01-03T07:48:46Z2022-01-03T07:48:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47818This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/478182022-01-03T07:48:46ZKEPEKAAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM KEGIATAN KEAGAMAANWhat lies behind this research is the practice performed by most individuals in the society. They focus on improving their social status to gain honor from the neighborhood, which is completely opposite to social goal, which is accommodating good communication and interaction among members. The practice leads to social gap in the form of social jealousy/ conflict. A synergy among individuals within community is essential to stimulate the members‟ sensitive sense into their neighborhood. In response to it, a further study on the level of sensitivity of both local people and settlers of rt 08 rw 17 Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta to keagamaan activities was conducted.
This qualitative research utilized education sociology approach. Data obtained through observation, interview and documentation were qualitatively analyzed, viz. data reduction, data display, verification and conclusion. Data triangulations – technic triangulation, source triangulation, and time triangulation – were applied to test the validity.
The results show several points. First, Religious activities in local communities resulted in the size of social sensitivity among the community. The existence of religious activities in religion and culture gives value to the quality of the level of social sensitivity of the local community. The social sensitivity of the local community tends to be good for the immigrant community in terms of religion. However, there are several factors that cause the lack of participation of local communities in religion. Second, The sensitivity of the immigrant community is categorized as good, as evidenced by the activeness of the immigrant community in religious activities. This is reflected in the participation of immigrant communities in activities, such as: tahlilan, congregational prayers, weekly studies. And other types of religious activities. And followed by the openness of the local community to the immigrant community in accepting all forms of input and suggestions from the immigrant community. Third, Supporting factors in religious activities include things that can affect people's self-awareness and the environment that supports various community activities, especially in different religious activities and community organizations (ORMAS). While the inhibiting factors are restrictions based on social status, educational backgroundNIM.: 19204010063 Karim Abdillah2022-01-03T07:39:44Z2022-01-03T07:39:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47773This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477732022-01-03T07:39:44ZPERAN PEREMPUAN SINGLE PARENT TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PADA 3 ORANG TUA MURID PAUD JABAL NUR DI KECAMATAN BOJONEGARA KABUPATEN SERANG)PERAN PEREMPUAN SINGLE PARENT TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anak-anak yang
dibesarkan oleh orang tua single parent yang memiliki perkembangan
sosial emosional yang berbeda dengan anak-anak lain yang memiliki
orang tua utuh seperti kurangnya bersosialisasi, kurang percaya diri, dan
pemalu. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
mengenai bagaimana perkembangan sosial emosional anak usia dini
yang diasuh perempuan single parent, untuk mengetahui peran
perempuan single parent dalam mengembangkan sosial emosional anak
usia dini, dan apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
emosional anak usia dini.
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Jabal Nur, Kecamatan
Bojonegara, Kabupaten Serang. Metode yang digunakan yaitu metode
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian 3 orang
tua murid PAUD Jabal Nur yang berstatus single parent dan 2 pendidik
PAUD Jabal Nur. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) dari ketiga anak yang
diasuh perempuan single parent yakni Lulu, Fira, Rizki menunjukan
perkembangan sosial emosional yang cenderung kurang bersosialisasi,
kurang percaya diri, namun cukup mandiri dan bertanggung jawab serta
disiplin (2) terdapat tiga peran yang dijalankan oleh ibu SN, H, dan EY
untuk mengembangkan sosial emosional anak yakni membimbing dan
mengarahkan anak, menjalin komunikasi yang baik dengan anak,
melatih anak untuk bersabar, dan membiasakan anak untuk bersosialisasi
dengan orang lain (3) adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial emosional anak usia dini yaitu keluarga,
kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, kepastian mental, dan
lingkungan.NIM.: 17104030045 Hamsatun2022-01-03T07:25:14Z2022-01-03T07:25:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47616This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/476162022-01-03T07:25:14ZSTRATEGI PONDOK PESANTREN DARUL QUR’AN WAL IRSYAD DALAM MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SANTRI DENGAN MASYARAKAT LEDOKSARI GUNUNGKIDUL DI ERA PANDEMI COVID-19Penyebaran Covid-19 memberikan dampak yang kurang baik di dunia, khususnya Indonesia. Pemerintah Indonesia mengambil langkah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan program social distancing, dimana konsep tersebut menganjurkan agar masyarakat memberi jarak minimal 2 meter ketika berinteraksi, mengurangi kegiatan di luar rumah, dan menghindari bertemu dengan banyak orang. Namun, kebijakan tersebut berimbas pada terbatasnya interaksi sosial yang terjadi di masyarakat.
Salah satunya adalah interaksi sosial yang terjalin antara santri Pondok Pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad dengan masyarakat Ledoksari Gunungkidul. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Pondok Pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad dalam membangun interaksi sosial dengan masyarakat Ledoksari Gunungkidul di era pandemi Covid-19 serta dampak pandemi Covid-19 terhadap kuantitas dan kualitas interaksi sosial antara santri Pondok Pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad dengan masyarakat Ledoksari Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teori proses strategi serta dampak positif dan negatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Semua data yang terkumpul kemudian divalidasi menggunakan teknik triangulasi, kemudian data dianalisis melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang digunakan Pondok Pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad dalam membangun interaksi sosial dengan masyarakat Ledoksari Gunungkidul, yaitu penerapan protokol kesehatan, memilih perwakilan santri untuk berpartisipasi dalam kegiatan, mengalihkan beberapa kegiatan melalui sosial media, dan membangun kerjasama dengan warga dalam kegiatan jual beli. Sedangkan dampak pandemi Covid-19 terhadap interaksi sosial terbagi menjadi dua bagian, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif meliputi meningkatkan rasa kepedulian sosial, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, dan meningkatkan solidaritas sosial. Serta dampak negatif meliputi terbatasnya interaksi sosial antara santri dengan masyarakat, sebagian warga kehilangan mata pencaharian, dan menimbulkan kepanikan bagi masyarakat.NIM.: 17102030027 Muhammad Iqbal2022-01-03T07:23:32Z2022-01-03T07:23:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47602This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/476022022-01-03T07:23:32ZIMPLEMENTASI SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL PADA MASYARAKAT (ANALISIS ISI PESAN MORAL DALAM FILM PENDEK “TILIK’’)Film bisa menjadi media komunikasi dimana pesan yang tersirat di dalam isi cerita tersebut akan sampai kepada komunikannya dan menghasilkan sebuah efek. Selain itu, film juga merupakan sebuah hasil karya seni dimana keseluruhan penciptaan film tersebut menggunakan hasil cipta pola pikir dan rasa manusia. Film juga dapat menjadi sebuah representasi masyarakatnya, dimana dalam isi cerita film tersebut pasti mengambil suatu kebudayaan yang terdapat pada lingkungan dimana film itu diambil.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis dan data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
Hasil dari penelitian ini adalah pesan moral yang pertama dalam film Tilik ini adalah tradisi di masyarakat yang masih erat dipegang tentang keperdulian terhadap sesama. Dalam film ini diperlihatkan bagaimana ibu-ibu desa yang rela menyewa truk warga, hanya untuk menjenguk ibu lurah yang sakit. Meski cuaca panas dan harus menempuh jarak yang jauh, mereka masih tetap memperdulikan salah satu warganya yang tengah tertimpa musibah. Bahkan, mereka juga bersama-sama mengumpulkan uang dan membawa hadiah yang semestinya diberikan kepada bu lurah.NIM.: 14210075 Lutfatul Amalah2021-12-06T07:39:22Z2021-12-06T07:39:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46913This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/469132021-12-06T07:39:22ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN STRES AKADEMIK SISWA SMA SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMIAdapting to the new learning system, namely online learning, should be able to be done by every student. Students who cannot adapt will experience difficulties that ultimately lead to academic stress. Students who experience academic stress will have an impact on student grades and achievement. However, this can be anticipated with the social support of parents during online learning at home. This study aims to determine the relationship between the social support of parents and high school students' academic stress during online learning during the pandemic. The hypothesis of this study states that there is a negative relationship between the social support of parents and student academic stress. This study uses correlational quantitative research methods and the data obtained using scale data, namely the social support scale of parents and the academic stress scale of 118 high school students. Analysis of the data in this study using product moment analysis "Karl person". The results of this study indicate a significance level of 0.00 and a correlation coefficient of -0.390 which means that there is a negative relationship between the social support of parents and high school students' academic stress. The higher the social support given by parents, the lower the academic stress experienced by high school students and vice versa. The effective contribution of social support of parents to students' academic stress is 15.2%.NIM.: 17107010007 Asri Narilah Alam2021-12-06T03:33:36Z2021-12-06T03:33:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46850This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/468502021-12-06T03:33:36ZPERGOLAKAN PEMIKIRAN DAN PERUBAHAN PERILAKU: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP ALUMNI PONDOK PESANTREN AL MUAYYAD SURAKARTA
DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTADi era sekarang banyak alumni pesantren Al Muayyad yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal ini tidak sepaham dengan santri dahulu yang enggan melanjutkan kuliah. Terlebih lagi, ketika menimba ilmu di kampus, tentunya terjadi banyak hal, antara lain perubahan dalam hal kedisiplinan beragama. Dulu ketika belajar di pesantren, mereka diajarkan untuk disiplin dalam mengerjakan sesuatu, seperti rajin shalat berjamaah, menjaga kebersihan, ramah terhadap orang lain dan sebagainya. Harusnya perilaku tersebut tetap berlanjut saat sudah menjadi alumni. Namun, setelah mereka menjadi alumni, ada kecenderungan perilaku mereka berubah, yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang baru. Perubahan tersebut adalah perubahan kedisiplinan beragama, seperti jarang shalat berjamaah maupun perilaku sosial seperti pacaran, merokok dan kurangnya menjaga kebersihan di sekitar.
Penelitian ini menggunakan teori disonansi kognitif Leon Festinger. Diskrepansi atau kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang kemudian menciptakan ketidaknyamanan psikologis serta memotivasi individu untuk mengurangi disonansi kognitif. Penelitian ini dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan metode kualitatif deskriptif yaitu menganalisis data dengan menjelaskan dan menafsirkan data dari hasil penelitian. Pengumpulan data dengan cara, observasi yang dilakukan sebelum diberlakukannya studi online, wawancara dilakukan tanya jawab secara langsung untuk mendapatkan data dan konfirmasi dari mahasiswa alumni pondok pesantren Al Muayyad mengenai latar belakang terjadinya perubahan perilaku. Analisis data melalui tahapan reduksi data, Penyajian (Data Display) dan Penarikan/Verifikasi Kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan sebagian mahasiswa alumni pesantren Al Muayyad mengalami perubahan pada kedisiplinan beragama ketika kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perubahan yang terjadi berupa sholat tidak tepat waktu, tidak sholat berjamaah di masjid, keluar malam, pacaran, merokok, dan ada juga yang mengonsumsi miras. Dalam proses terjadinya perubahan perilaku, mereka mengalami pikiran yang berlawanan sehingga muncul kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang kemudian menciptakan ketidaknyamanan psikologis serta memotivasi individu untuk mengurangi disonansi kognitif.NIM.: 16720042 Zuhria Nurul Fathoni2021-12-06T03:27:19Z2021-12-06T03:27:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46835This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/468352021-12-06T03:27:19ZHUBUNGAN IKLIM ORGANISASI, EFIKASI DIRI DAN KELELAHAN KERJA PADA KEPOLISIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)A police officer must be prepared to be prosecuted professionally in carrying out his duties with all the pressure in the workplace which can cause fatigue. Uncomfortable organizational conditions, the absence of career development causes the quality of the organizational climate to be poor. In addition, burnout is not easy to overcome for some people who have low self-efficacy to solve their problem. High self-efficacy can help police officers to manage any work pressure, thereby minimizing the symptoms of fatigue that occur. This study aims to determine the correlation between organizational climate and self-efficacy on burnout in the Yogyakarta Special Region police. The research method used is using quantitative methods. The number of subjects is 97 members of the police and uses a random sampling technique. This study used multiple regression analysis which showed the following results: 1) there was a negative the correlation between organizational climate and self-efficacy on burnout with a significance value of 0.034 (p <0.05) and had a contribution rate of 17.1% to burnout. 2) there was a negative the correlation between organizational climate and burnout with a significance value of 0.025 (p <0.05) and a contribution rate of 29.5% to burnout. 3) there was a negative the correlation between self-efficacy and burnout with a significance value of 0.011 (p <0.05) and has a contribution rate of 20.3% to burnout.NIM.: 16710089 Rastra Pratama Adi2021-12-06T03:17:08Z2021-12-06T03:17:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46786This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/467862021-12-06T03:17:08ZEFEKTIVITAS SERIAL ‘KOPI PASTE’ EPISODE SATU SEBAGAI MEDIA PROMOSI ASURANSI JIWA DAN KESEHATAN
(ANALISA AISAS MODEL PADA VIEWER SEQUIS OFFICIAL DI YOUTUBE)Nowadays, the internet doesn't just make it easier to communicate more quickly. With the help of the internet we can do various forms of promotion of a product or service. Life and health insurance Sequis Life promotes its services in the form of a short series Kopi Paste on Youtube. Sequis Life sees an opportunity that currently the millennial generation who need education about preparation for future health problems are the largest internet users in Indonesia. This study aims to determine how much the effectiveness of the Kopi Paste series as a promotional media for Sequis Life's life and health insurance services.
This research used descriptive quantitative method. The sample used is the serial audience of Kopi Paste episode one as many as 100 people using random sampling technique. The results of this study are that AISAS (attention, interest, search, action, share) in the Kopi Paste series episode one is categorized as effective with an average score of total variables of 2.56. The effectiveness of the Kopi Paste series episode one enters the attention stage of 3.05 and interest of 3,07. Apart from these variables, the search, action, and share variables fall into the ineffective category. The conclusion of this research is that the Kopi Paste series is effective as a promotional medium for Sequis Life to the point of capturing attention and attracting viewers of the series only.
Keywords: Promotion Media, AISAS Model, Social Media, Youtube, Webseries.NIM.: 15730122 Ashfa Amatullathifi2021-12-06T03:07:08Z2021-12-06T03:07:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46780This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/467802021-12-06T03:07:08ZPENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA BARUThis research aims to determine the relation between social support and emotional intelligence on the adjustment of new students. The subjects in this research were 107 new students of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta and use accidental sampling. The data collection technique in this research is using self-adjustment scale which has an alpha coefficient of 0.915, the social support scale has an alpha coefficient of 0.842, and the emotional intelligence scale has an alpha coefficient of 0.867. Analysis technique in this research is multiple regression. The results showed that there was a positive relation between social support and emotional intelligence on self-adjustment in new students with a significance value of 0.000 (p <0.05). The effective contribution given by social support and emotional intelligence to self-adjustment is in the amount of 62.1%. Furthermore, there is a positive relation between social support and adjustment with an effective contribution of 3.4%. Finally, there is a positive relation between emotional intelligence and self-adjustment with an effective contribution of 58.7%.NIM.: 16710053 Nindya Arum Sari2021-12-06T03:01:14Z2021-12-06T03:01:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46760This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/467602021-12-06T03:01:14ZHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN POLA ASUH ORANGTUA PERMISIF TERHADAP PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAKBOLA LASKAR MATARAM THE MAIDENT
PSIM YOGYAKARTA
SKRIPSIThe phenomenon of aggression currently occurs a lot in everyday life, both in the family environment, where to live, where to play and also at school. The perpetrators of aggressive behavior nowadays do not only occur in students who brawl but also penetrate various groups. One of them is a football supporter. Aggressive behavior that arises in football supporters usually has high fanaticism and excessive support for the club they love and sometimes turns into riots (anarchic) by destroying various facilities, both stadium facilities and public facilities around the stadium for several reasons. This study aims to determine the relationship between self-control and permissive parenting on aggressive behavior among football supporters of The Madient PSIM in Yogyakarta. In this study, simple random sampling was used, which means that the members of the sample were taken randomly regardless of the strata in the population, amounting to 240 supporters. Data collection techniques using a questionnaire. The data analysis technique used analyze-correlate-bivariate test. The results of the hypothesis test showed that each independent variable, namely self-control and permissive parenting, had a significant value of 0.000 (p <0.05), so it could be concluded that there was a relationship between self-control and permissive parenting and aggressiveness in soccer fans Laskar Mataram The Madient PSIM Yogyakarta. The conclusion of this study is that there is a positive and significant relationship between self-control and aggressive behavior in Laskar Mataram soccer supporters at The Madient PSIM Yogyakarta, there is a positive and significant relationship between permissive parenting and aggressive behavior in Laskar Mataram soccer supporters in The Madient. PSIM Yogyakarta, the effective contribution between self-control and permissive parenting on aggressive behavior in Laskar mataram football supporters of The Madient PSIM Yogyakarta is 86.6%. This condition shows that the consistency of the variables of aggressive behavior of Laskar Mataram soccer supporters at The Madient PSIM Yogyakarta
is influenced by self-control and permissive parenting by 86.6% while the remaining 13.4% is influenced by other factors.NIM.: 15710096 Rahmaniar Asysifa Syafira2021-12-06T03:00:34Z2021-12-06T03:00:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46750This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/467502021-12-06T03:00:34ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN AQIDAH TERHADAP
KEBAHAGIAAN REMAJA SANTRIMasa remaja adalah salah satu fase pada rentang perkembangan manusia
yang tidak bisa dihindari. Masa remaja marupakan fase di mana individu
mendapatkan banyak tekanan dari berbagai arah. Belum lagi ditambah dengan
adanya dorongan-dorongan dari dalam diri remaja yang mana mereka harus
melewati masa-masa pubertas. Masalah-masalah yang dihadapi remaja seringkali
membuat mereka kewalahan ketika menghadapinya, hal ini terjadi kepada semua
remaja dan tanpa terkecuali. Santri sebagai remaja juga ikut mengalami hal tersebut
karena berada dalam keadaan dimana mereka bersekolah dengan cara didik yang
khusus. Kebahagiaan bisa menjadi Anteseden atas permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh remaja dan juga mampu menjadi stimulus untuk kesehatan
mental pada remaja. dukungan sosial menjadi salah satu faktor utama yang mampu
mendatangkan kebahagiaan pada remaja. Dukungan oleh orang tua, keluarga dan
teman dekat memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan remaja. Selain dukungan
sosial salah satu faktor yang cukup mempengaruhi kebahagiaan adalah agama.
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, rumusan masalah yang diangkat
peneliti adalah apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan aqidah terhadap
kebahagian pada remaja santri. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini
adalah kuantitatif. Hasilnya adalah Secara simultan variabel dukungan sosial dan
aqidah memiliki nilai korelasi sebesar 0,697 terhadap variabel kebahagiaan yang
mana memiliki arti tingkat hubungan positif yang cukup kuat. Sumbangan efektif
yang diberikan dukungan sosial dan aqidah kepada kebahagiaan remaja santri dapat
dilihat pada nilai kolom R Square yakni bernilai 0,486 dengan nilai presentase 48,6
% kemudian untuk sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diuji dalam
penelitian ini.NIM.: 15710068 Asrar Hannan Sabir2021-12-06T02:38:34Z2021-12-06T02:38:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46679This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/466792021-12-06T02:38:34ZSTRATEGI PEDAGANG LANTAI ATAS SENTRA BELANJA
NANJUNG SARI PANGANDARAN PASCA RELOKASIDalam rangka mewujudkan Pangandaran sebagai tujuan wisata dunia, maka
pemerintah Kabupaten Pangandaran melakukan perbaikan diseluruh sektor
pendukung pariwisata. Relokasipun dilaksanakan guna mendukung keberhasilan
pengembangan dalam upaya pengelolaan pariwisata. Diantaranya sektor ekonomi,
yakni merelokasi pedagang pinggiran pantai ke Sentra Belanja yang telah dibangun
pada tahun 2017. Permasalahan timbul setelah penempatan dan adaptasi pedagang
di Sentra Belanja Nanjung Sari yang tidak berjalan lama disebabkan oleh kurangnya
minat belanja wisatawan untuk naik ke lantai atas, jenis dagangan yang serupa di
dua lantai, struktur bangunan yang kurang memenuhi standarisasi, adanya
kepentingan-kepentingan tersendiri dalam proyek relokasi, dan jumlah kios yang
over fasilitas. Berbagai cara telah dilakukan pedagang, sehingga daripada
menanggung kerugian yang lebih banyak, pedagang lantai atas mengosongkan
kiosnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa saja
yang digunakan pedagang lantai atas sentra belanja Nanjung Sari dalam mengatasi
permasalahan ekonomi dan kehidupan sosialnya pasca relokasi.
Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu Tindakan Rasionalitas Max
Webber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan subjek penelitian ini adalah pihak pelaksana dan penerima
kebijakan. Menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Serta metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pedagang lantai atas sentra belanja
nanjung sari mampu mengatasi keadaan perekonomiannya dengan cara melakukan
strategi baru. Yakni diantaranya menjadi pedagang keliling, menempati area parkir
sentra belanja, menyewa tempat baru, beralih profesi, beralih jenis dagangan, serta
memanfaatkan media sosial dan marketplace sebagai tempat untuk
mempromosikan dagangan. Selain dari adanya strategi baru, dalam keadaan
tersebut rasa kemanusiaan yang berwujud solidaritas dari sesama pedagang
terhadap kondisi sosial pedagang lantai atas tetap berjalan. Hal tersebut dibuktikan
dengan negosiasi yang telah diajukan oleh kelompok pedagang kepada pemerintah
disepakati dengan adanya peraturan sementara yaitu para pedagang terdampak
diperbolehkan menempati area parkir sekitar Sentra Belanja Nanjung Sari.NIM.: 17107020043 Rizkia Annisa Fitri2021-12-06T02:23:41Z2021-12-06T02:23:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46641This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/466412021-12-06T02:23:41ZEFEK PHUBBING PADA INTERAKSI SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI RUANG KELAS
(STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA ANGKATAN 2018-2019)Phubbing is the tendency of someone who chooses to play with a smartphone rather than interacting with the people around them. Behavior Phubbing occurs among Communication Science students who should understand how to create effective communication. Raising the title "The Effect of Phubbing on Social Interaction in the Classroom Learning Process (Descriptive Study on Communication Studies Students of UIN Sunan Kalijaga Class of 2018-2019)", this thesis aims to find out in depth what effects are caused by behavior phubbing. The type of research used is a descriptive study with a qualitative approach. Methods of collecting data by means of interviews, observation, and documentation. The theory used in this research is the Dependency Theory Media (DependencyMedia).The results of this study indicate that Communication Studies students have an addiction to smartphones because they cannot be far from smartphones. However, the phubbing that occurs is relatively low because Communication Science students apply communication ethics when interacting directly. The effects of phubbing among Communication Studies students include: Mis communication, decreased value of delivering messages, decreased quality of social relations, social exclusion, being the subject of conversation, reduced empathy, loss of information, wasting time.NIM.: 17107030144 Aulia Nur Rois2021-12-02T02:08:54Z2021-12-02T02:08:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47416This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/474162021-12-02T02:08:54ZBIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN EKS PSIKOTIK DI PONDOK PEMULIHAN SAHABAT YOGYAKARTAPenelitian ini dilaksanakan berdasarkan adanya perbedaan perlakuan terhadap individu yang mengalami eks psikotik sehingga dapat mempengaruhi interaksi sosial individu. Melalui kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh konselor diharapkan meningkatkan interaksi sosial individu eks psikotik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan juga menganalisis metode bimbingan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial pasien eks psikotik, yaitu interaksi antar pasien di Pondok Pemulihan Sahabat Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah ketua lembaga, 2 orang konselor, serta 3 orang klien eks psikotik di Pondok Pemulihan Sahabat Yogyakarta. Sedangkan objek penelitian ini adalah metode bimbingan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial pasien eks psikotik di Pondok Pemulihan Sahabat Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial pasien eks psikotik di Pondok Pemulihan Sahabat Yogyakarta, yaitu: Pertama, metode langsung dimana konselor yang menjadi pusatnya. Kedua, metode tidak langsung dimana yang menjadi pusatnya adalah klien itu sendiri. Ketiga, metode eklektif dimana konselor dan pasien diharuskan untuk sama-sama berperan aktif.NIM.: 17102020025 Yulia Utari Maharani2021-11-25T03:25:03Z2021-11-25T03:25:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47101This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/471012021-11-25T03:25:03ZINTEGRASI SOSIAL ETNIS ARAB: HAMBATAN DAN SOLUSI (Studi Kasus Di Kelurahan Semanggi Surakarta)Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui proses integrasi sosial yang terjadi antara etnis keturunan arab di Semanggi dengan masyarakat setempat etnis jawa. Latar belakang dari penelitian yakni etnis Arab di Semanggi memiliki cara integrasi sosial untuk mencapai interaksi yang harmonis dengan masyarakat setempat. Tujuan di lakukannya penelitian adaah untuk mengetahui apa saja hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan integrasi sosial antar etnis yang berbeda yang tinggal di satu wilayah yang sama. penelitian ini menggukanan metode kualitatif deskriptif yang menggunakan teknik wawancara, observasi, dan pengumpulan data berupa dokumen sebagai metode pengumpulan data sebagai sumber informasi. Adapun teknik analisa data penulis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penariakan kesimpulaan.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Masyarakat etnis keturunan arab di Indonesia mampu beradaptasi secara baik dengan menerapkan integrasi sosial, sehingga mampu mencapai harmoni sosial dengan masyarakat pribumi. (2) Ada beberapa hambatan integrasi sosial yang di rasakan oleh masing-masing individu dari etnis keturunan arab maupun masyarakat pribumi, namun, hambatan tersebut mampu di tepis sehingga tidak mengarah pada proses disintegrasi sosial yang berujung pada konflik sosial. (3) Rasa toleransi yang tinggi merupakan dasar dari solusi yang harus diterapkan dalam menghadapi adanya hambatan integrasi sosial.
Kedepanya, dalam menerapkan integrasi sosial penulis berharap semua masyarakat dapat bekerja sama dalam proses menjaga integrasi sosial untuk menghindari adanya konflik yang mungkin terjadi yang di timbulkan dari warga Negara sendiri.NIM.: 16250038 Syuha Zukhrufin Al-Firdaus2021-11-02T04:25:41Z2021-11-02T04:25:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46242This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/462422021-11-02T04:25:41ZETIKA SOSIAL KEAGAMAAN AHMAD SYAFII MAARIF DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN SOSIAL KEAGAMAAN DI INDONESIASejarah merekam bahwa banyak umat beragama yang bersikap eksklusif terhadap penganut agama lain, sehingga bangunan etika sosial yang diajarkan dalam agama selama ini kurang memberikan pengaruh dalam kehidupan nyata. Masyarakat masih terfokus pada taraf kesalehan individual yang bersifat transendental, sehingga kesalehan sosial cenderung tidak tersentuh dan terpikirkan. Tingginya permasalahan sosial yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama belum juga menemukan solusi, karena masyarakatnya lebih mengutamakan kepentingan sendiri ataupun kelompoknya sendiri, menjunjung tinggi perbedaan dan intoleransi. Truth claim terhadap ajaran sendiri adalah hal yang tak terhindarkan. Di sisi lain, Buya Syafii merupakan salah satu negarawan, ilmuwan dan Guru Bangsa yang bersikap inklusif, toleran dan egaliter terhadap perbedaan, dan memiliki sumbangsih besar bagi Indonesia. Beliau tidak hanya menggunakan agama dan moralitas untuk kehidupan individual, namun juga untuk menjalani kehidupan sosial. Dalam hal ini, dengan etika sosial keagamaan yang ditawarkan Buya Syafii bagi kehidupan masyarakat, didapati gambaran yang jelas mengenai etika sosial keagamaan tersebut. Makanya, dalam penelitian akan mengkaji tentang mengapa peneliti memilih subjek Buya Syafii, bagaimana pemikiran etika sosial keagamaan Buya Syafii bagi masyarakat yang beragama dan berkeyakinan sama dan bagi masyarakat yang berbeda agama dan keyakinan, serta bagaimana signifikansi penelitian etika sosial keagamaan Buya Syafii bagi masyarakat Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, dengan kerangka teori Anastasia Sukiratnasari tentang etika sosial dalam ruang publik sebagai pisau analisisnya. Dari teori tersebut diharapkan peneliti mampu merumuskan pemikiran etika sosial keagamaan Buya Syafii, sehingga dapat diketahui etika sosial keagamaan Buya Syafii bagi masyarakat seagama dan yang berbeda agama. Langkah pertama dari penelitian ini adalah mengklasifikasikan data-data, kemudian menggambarkannya sesuai data apa adanya dan menganalisisnya dengan kerangka teori yang dipilih.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Buya Syafii adalah tokoh yang memperjuangkan perdamaian manusia tanpa terjun pada politik praktis, tentu hal ini berbeda dengan tokoh-tokoh yang sezaman dengannya. Etika sosial keagamaan Buya Syafii menekankan pada prinsip toleransi, yaitu sebuah sikap lapang dada untuk melakukan dialog dan berujung pada kerja sama. Bagi masyarakat seagama dan satu keyakinan, maka etika sosial keagamaan yang dikembangkan adalah prinsip toleransi teologis; dalam artian melakukan dialog dan kerja sama di internal sebuah agama untuk menyelesaikan permasalahan seputar keagamaan. Sedangkan etika sosial keagamaan bagi masyarakat yang berbeda agama dan kepercayaan adalah dengan mengembangkan prinsip toleransi sosial; dalam artian melakukan dialog dan bekerja sama dengan berbagai pihak yang berbeda agama, tujuannya adalah untuk membahas permasalahan sosial yang menjadi tanggung jawab bersama. Sementara signifikansi penelitian etika sosial keagamaan Buya Syafii bagi masyarakat Indonesia yaitu pertama, secara teologis maka etika sosial keagamaan Buya Syafii akan semakin menguatkan keimanan dan menumbuh kembangkan kesalehan individual seseorang terhadap agama yang diyakininya; kedua, secara sosiologis tepat bagi Indonesia, mengingat bahwa Indonesia dihuni oleh masyarakat yang plural dari segi agama, suku dan budaya. Etika sosial keagamaan Buya Syafii akan menjadikan hubungan masyarakat antar agama, suku dan budaya semakin damai dan harmonis, permasalahan sosial pun akan mendapatkan solusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesalehan sosial masyarakat juga akan meningkat seiring dengan kesalehan individualnya.NIM.: 18205010068 Leni Andariati2021-10-25T06:31:34Z2021-10-25T06:31:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45879This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/458792021-10-25T06:31:34ZPERUBAHAN SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL ORANG MINANGKABAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAThe practice of adapting Javanese culture by the people from
Minangkabau who live in Special Region of Yogyakarta induces a
change in their matrilineality kinship system. In this study the
Minangese is chosen because the system indicates their ethnic identity.
To analyze the system the dissertation focuses on (1) the
matrilineality kinship system itself among Minangese in Yogyakarta,
and (2) why it shifts in this community. This qualitative research
employed anthropology approach to study the issue with negotiation
and Muslim feminism theories as the theoretic framework. Data were
obtained from observation, in-depth interview, and documentation and
were analyzed by reducing, displaying, and concluding methods.
The results showed that: first, the previously extended family
became nuclear one as it was indicated by the role-shift of mamak (MB)
from the sole decision maker in the female-side relatives (SC) to simply
a kind of formality. Second, Minangese-Javanese marriage has ruined
ideal one existed in the matrilineality kinship. This two-culturedmarriage
phenomenon also deprived traditional ceremonies such as
giving custom title to male Minangese.
Third, gender equality existed in a family from which equality
in the rights to work and to take decisions came. Fourth, parent-child
communication pattern melted away to be more permissive and less
tight and not exclusive anymore. Fifth, traditional ceremonies like
music and performances tended to move to new creations. Sixth, a new
inheritance system among Minangese in Yogyakarta emerged and
tended to comply Javanese culture.NIM.: 17300016060 Jufri Naldo2021-10-13T03:56:54Z2021-10-13T03:56:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45351This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453512021-10-13T03:56:54ZDUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGATASI STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA S2 TERLAMBAT LULUSStres juga dapat terjadi pada mahasiswa S2, khususnya mahasiswa S2 yang masa
studi idealnya sudah lewat atau dapat dikatakan mahasiswa S2 yang terlambat lulus.
Mahasiswa S2 memiliki beban tanggungan akademik yang banyak. Kemudian
mahasiswa S2 yang mayoritas berada pada usia dewasa yang sudah dianggap
mampu untuk mandiri secara finansial, tidak jarang membuat mahasiswa S2
mengambil pekerjaan di luar jam kuliahnya. Hal ini apabila individu mahasiswa
tersebut tidak bisa mengelola waktu yang baik akibatnya beban akademik menjadi
semakin berat. Beban akademik yang berat ini tak jarang menjadikan mahasiswa
S2 terlambat lulus dari waktu yang seharusnya direncanakan. Tuntutan masa studi
yang harus segera diselesaikan namun mahasiswa tersebut masih juga terhambat
beban akademik dapat mengakibatkan timbulnya stres dalam diri mahasiswa. Hal
ini menjadikan individu mahasiswa tersebut perlu untuk mengatasi stres dalam
dirinya. Terdapat faktor internal dan eksternal yang bisa mengatasi stres yakni
hubungan harmonis dengan manusia lain (salah satunya teman sebaya) dan
memiliki kecerdasan emosional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial
teman sebaya dan kecerdasan emosional dalam mengatasi stres akademik pada
mahasiswa S2 terlambat lulus. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang
mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga yang tergolong terlambat lulus (angkatan masuk
2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis metode
survei. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dari instrumen
yang telah dibuat peneliti sendiri berdasarkan teori yang sudah ada.
Hasil dari penelitian ini yaitu dukungan sosial teman sebaya tidak berpengaruh
terhadap stres akademik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada variabel
dukungan sosial teman sebaya adalah sebesar 0,569 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa S2 yang notabene sudah berada di usia dewasa tidak begitu
banyak berinteraksi secara intens dengan teman sebayanya. Sehingga dukungan
sosial dari teman sebaya tidak mereka dapatkan. Kecerdasan Emosional memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap stres akademik. Nilai signifikansi (0,007 <
0,05). Yang berarti kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap stres
akademik. Selanjutnya nilai t sebesar -2,774 (Bilangan 2,774 > 1,984). Tanda
negatif menandakan pengaruh yang diberikan kebalikan, yang artinya semakin
tinggi kecerdasan emosional seseorang maka semakin rendah stres akademiknya
begitupun sebaliknya. Variabel bebas dukungan sosial teman sebaya dan
kecerdasan emosional secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap stres akademik. Nilai signifikansi sebesar 0,024. Nilai tersebut lebih kecilNIM.: 18200010166 Lia Dwi Tresnani2021-10-04T08:54:35Z2021-10-04T08:54:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44962This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/449622021-10-04T08:54:35ZREORIENTASI PROGRAM PENDAMPINGAN SOSIAL BURUH MIGRAN:
STUDI KASUS PROGRAM DESA PEDULI BURUH MIGRAN (DESBUMI) DI DESA DAREK KECAMATAN PRAYA BARAT DAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAHPenelitian ini mengkaji tentang signifikansi program Desa Peduli Buruh
Migran (Desbumi) yang dibentuk oleh Migrant CARE dalam memberikan solusi
mengenai perlindungan pekerja migran hingga pada level desa. Dalam
kenyataannya kajian mengenai isu terkait buruh migran masih krusial untuk
diteliti hingga saat ini, mengingat kompleksitas masalah buruh migran
sebagaimana tergambar pada fokus penelitian ini, yakni masyarakat Desa Darek,
Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Praktik perekrutan
buruh migran melalui calo dan jalur tidak resmi (ilegal) lainnya, misalnya, masih
umum dilakukan di wilayah ini. Penelitian ini secara lebih spesifik bertujuan
untuk lebih mendalami sistem perlindungan buruh migran melalui program
Desbumi, baik itu pada penerapan skema penempatan buruh migran, program
pendampingan bagi pekerja buruh dari pra-bekerja hingga mantan buruh migran,
serta program lainnya yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah Desa.
Penelitian ini merupakan bentuk studi kualitatif dengan pendekatan studi
lapangan. Fokus dari penelitian ini adalah Desa Darek, Kecamatan Praya Barat
Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Data dikumpulkan dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini terdiri
dari 3 (tiga) kelompok informan, yakni: Pertama, representasi dari unsur
pelaksana program Desbumi di Desa Darek, di mana dalam hal ini mereka
adalah sumber primer. Kedua, dari perwakilan pemerintah Desa Darek juga
merupakan stakeholders. Ketiga, perwakilan mantan buruh migran yang berasal
dari Desa Darek. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, kategorisasi
dan sintesis data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem perlindungan buruh migran
melalui program Desbumi dilakukan dengan beberapa pendekatan yang terbagi
dalam beberapa unit kerja, seperti pusat informasi, pusat data mobilitas, dan
pusat advokasi kasus. Terkait skema penempatan buruh migran, Desbumi
menerapkan beberapa langkah strategis, antara lain: Pertama, calon buruh
migran yang akan bekerja ke luar negeri harus didampingi oleh pemerintah desa
dan pelaksana dari lembaga Desbumi. Kedua, pendampingan oleh pemerintah
desa harus mengidentifikasi dari awal negara tujuan bekerja para buruh migran
serta melengkapi syarat-syarat migrasi yang dibutuhkan. Ketiga, penyediaan
Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pelatihan bagi calon buruh migran. Keempat,
Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) untuk memverifikasi dokumen bagi calon
buruh migran. Kelima, pengurusan dan pendampingan keberangkatan buruh
migran. Keenam, penempatan buruh di negara tujuan. Ketujuh, pemberdayaan
bagi mantan buruh migran melalui beberapa kegiatan seperti pelatihan soft skill
serta pembentukan kelompok peduli buruh migran yakni Latansa. Sejauh ini
Desbumi menjadi salah satu wadah masyarakat untuk mencari informasi dan
mendapatkan asistensi bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri.
Desbumi juga memberikan advokasi permasalahan buruh migran yang masih
aktif bekerja serta kegiatan pemberdayaan bagi mereka yang telah kembali di
kampung halaman. Data juga menunjukkan bahwa program Desbumi telah
membantu pemerintah Desa dalam upaya mengurangi proses perekrutan buruh
migran melalui jalur-jalur ilegal yang penuh resiko.NIM.: 18200010042 Rohimi, S.Sos2021-09-17T06:11:48Z2021-09-17T06:11:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44516This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/445162021-09-17T06:11:48ZPOLA HUBUNGAN SOSIAL UMAT ISLAM DENGAN UMAT KRISTEN PROTESTAN DI KELURAHAN NGAMPILAN KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTAKerukunan umat beragama menjadi salah satu pilar utama dalam
memelihara persatuan dan kesatuan. Masyarakat Islam dan Kristen Protestan di
kelurahan Ngampilan RW 1, RW 2, dan RW 3 telah membuktikan bahwa di
tengah-tengah perbedaan akan ada harmonisasi kehidupan yang indah.
Masyarakat Islam dan Kristen Protestan di kelurahan Ngampilan RW 1, RW 2,
dan RW 3 mampu membenteng dan membentuk keharmonisan bahkan menjadi
panutan bagi masyarakat yang lain. Keharmonisan di kelurahan Ngampilan
RW 1, RW 2, dan RW 3 terlihat dari pola relasi antar umat beragama dalam
lingkungan masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan pemahaman tentang
pola hubungan sosial umat Islam dengan umat Kristen Protestan di kelurahan
Ngampilan RW 1, RW 2, dan RW 3, kecamatan Ngampilan, kota Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Struktural
Fungsional yang di gagas oleh Talcott Parsons tentang keteraturan dan teori
Civic Engagement Robert D. Putnam untuk melihat kondisi hubungan yang ada
pada masyarakat, khususnya umat beragama di wilayah Ngampilan RW 1,
RW 2, dan RW 3. Adapun metode penelitian ini adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
pola hubungan sosial umat Islam dengan umat Kristen Protestan di kelurahan
Ngampilan?, Pihak mana saja yang berperan penting dalam menerapkan
hubungan sosial antar umat beragama di kelurahan Ngampilan?.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola hubungan sosial yang
menjadi kerukunan masyarakat di kelurahan Ngampilan RW 1, RW 2, dan
RW 3 adalah pertama, adaptasi (adaptation) seperti tidak berdiskusi atau
berbicara terkait dengan masalah agama. Kedua, pencapaian tujuan (goal
attaintment) seperti melakukan penghijauan dan memanfaatkan sampah daur
ulang. Ketiga, integrasi (integration) seperti gotong royong dan pembangunan
sarana. Keempat, pemeliharaan pola (latent pattern maintenance) seperti
melakukan dialog antar agama. Adapun, pihak-pihak yang berperan penting
dalam menerapkan hubungan sosial antar umat beragama di kelurahan
Ngampilan RW 1, RW 2, dan RW 3 yaitu tokoh agama, aparat pemerintah, dan
masyarakat. Selain itu, masyarakat Ngampilan yang selalu berkaca terhadap
hukum dan aturan yang telah di sepakati oleh kedua agama baik itu agama
Islam maupun agama Kristen Protestan untuk menumbuhkan sikap toleransi.
Sehingga, di kelurahan Ngampilan RW 1, RW 2, dan RW 3 kerukunan dan
keharmonisan antar agama selalu terjalin.NIM.: 1620510026 Kamrolah2021-09-01T14:09:44Z2021-09-01T14:09:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43706This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/437062021-09-01T14:09:44ZKIPRAH K.H. AHMAD MUZAMMIL DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI BANTUL, YOGYAKARTA (1997 – 2020)K.H. Ahmad Muzammil adalah seorang pendatang dari Bangkalan, Madura
yang hijrah ke Kretek, Bantul. Kiai Muzammil merupakan tokoh Islam yang aktif
dalam organisasi NU. Kiai Muzammil merasa prihatin akan keadaan NU yang
sekarang. Ia mendirikan Pondok Pesantren Rohmatul Umam. Pondok Pesantren
ini berdiri di tengah masyarakat yang masih awam dan berada di dekat tempat
wisata yang memiliki pengaruh negatif bagi anak usia remaja. Perjuangan K.H.
Ahmad Muzammil cukup berat dalam mengelola pesantren mulai dari awal
pendirian hingga terbentuk beberapa jenjang pendidikan formal dalam pesantren.
Ia memiliki pemikiran yang unik dibandingkan tokoh-tokoh NU lainnya dalam
menyikapi suatu masalah. Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah
bagaimana latar belakang kehidupan K.H. Ahmad Muzammil?, bagaimana
aktivitas sosial K.H. Ahmad Muzammil? dan bagaimana respon masyarakat
terhadap kiprah K.H Ahmad Muzammil?
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi dan biografi. Penekatan
sosiologi untuk menjelaskan tindakan-tindakan sosial yang memngaruhi
masyarakat. Pendekatan biografi digunakan untuk membantu penelitian dalam
memahami dan mendalami kepribadian tokoh berdasarkan latar belakang sosial
kultural tempat tokoh dibesarkan, proses pendidikan yang dilalui, dan watakwatak
yang ada di sekitarnya. Konsep yang digunakan yaitu konsep aktivitas
keagamaan, Kiai, dan pengaruh. Teori yang digunakan adalah teori peranan oleh
Ralp Linton untuk melihat peranan seseorang ketika berhasil menduduki posisi
tertentu dalam struktur masyarakat atau organisasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian sejarah, yang terdiri dari tahap heuristik,
verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Kiprah Kiai Muzammil dapat dilihat dari aktivitasnya dalam
memperjuangkan ajaran Islam dan kehidupan bermasyarakat. Ia aktif sebagai
pendiri Pondok Rohmatul Umam, penyelenggara shalawat Padhang Bulan, ketua
di Lembaga Batshul Masail, Maiyah, serta penggagas forum SKhNU dan
Kegiatan Bina Pribadi Islami. Aktivitas yang ia lakukan mendapat respon
masyarakat baik untuk perkembangan Pondok Pesantren Rohmatul Umam dan
meningkatnya antusiasme dalam menyambut Shalawat Padhang Bulan. Selain itu,
ia juga mampu menyelesaikan persoalan yang dibahas dalam Lembaga Batsul
Masail. Ia juga membuat Maiyah lebih populer. Kiai Muzammil membuat anggota
Forum SKhNU lebih meresapi khittah NU. Kegiatan Bina Pribadi Islami yang ia
gagas juga semakin banyak peminatnya. K.H. Ahmad Muzammil adalah seorang pendatang dari Bangkalan, Madura
yang hijrah ke Kretek, Bantul. Kiai Muzammil merupakan tokoh Islam yang aktif
dalam organisasi NU. Kiai Muzammil merasa prihatin akan keadaan NU yang
sekarang. Ia mendirikan Pondok Pesantren Rohmatul Umam. Pondok Pesantren
ini berdiri di tengah masyarakat yang masih awam dan berada di dekat tempat
wisata yang memiliki pengaruh negatif bagi anak usia remaja. Perjuangan K.H.
Ahmad Muzammil cukup berat dalam mengelola pesantren mulai dari awal
pendirian hingga terbentuk beberapa jenjang pendidikan formal dalam pesantren.
Ia memiliki pemikiran yang unik dibandingkan tokoh-tokoh NU lainnya dalam
menyikapi suatu masalah. Dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah
bagaimana latar belakang kehidupan K.H. Ahmad Muzammil?, bagaimana
aktivitas sosial K.H. Ahmad Muzammil? dan bagaimana respon masyarakat
terhadap kiprah K.H Ahmad Muzammil?
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi dan biografi. Penekatan
sosiologi untuk menjelaskan tindakan-tindakan sosial yang memngaruhi
masyarakat. Pendekatan biografi digunakan untuk membantu penelitian dalam
memahami dan mendalami kepribadian tokoh berdasarkan latar belakang sosial
kultural tempat tokoh dibesarkan, proses pendidikan yang dilalui, dan watakwatak
yang ada di sekitarnya. Konsep yang digunakan yaitu konsep aktivitas
keagamaan, Kiai, dan pengaruh. Teori yang digunakan adalah teori peranan oleh
Ralp Linton untuk melihat peranan seseorang ketika berhasil menduduki posisi
tertentu dalam struktur masyarakat atau organisasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian sejarah, yang terdiri dari tahap heuristik,
verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Kiprah Kiai Muzammil dapat dilihat dari aktivitasnya dalam
memperjuangkan ajaran Islam dan kehidupan bermasyarakat. Ia aktif sebagai
pendiri Pondok Rohmatul Umam, penyelenggara shalawat Padhang Bulan, ketua
di Lembaga Batshul Masail, Maiyah, serta penggagas forum SKhNU dan
Kegiatan Bina Pribadi Islami. Aktivitas yang ia lakukan mendapat respon
masyarakat baik untuk perkembangan Pondok Pesantren Rohmatul Umam dan
meningkatnya antusiasme dalam menyambut Shalawat Padhang Bulan. Selain itu,
ia juga mampu menyelesaikan persoalan yang dibahas dalam Lembaga Batsul
Masail. Ia juga membuat Maiyah lebih populer. Kiai Muzammil membuat anggota
Forum SKhNU lebih meresapi khittah NU. Kegiatan Bina Pribadi Islami yang ia
gagas juga semakin banyak peminatnya.NIM.: 13120084 Rina Mufidah2021-08-31T03:42:46Z2021-08-31T03:42:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43604This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/436042021-08-31T03:42:46ZMemaknai Interaksi dan Identitas Masyarakat Beragama melalui Kajian Interdisipliner Berbasis Bahasa-- Adib Sofia2021-07-23T06:24:59Z2021-07-23T06:24:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42955This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/429552021-07-23T06:24:59ZPENERIMAAN SOSIAL PESERTA DIDIK REGULER TERHADAP TEMAN SEBAYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) (STUDI KASUS DI SD INTIS SCHOOL YOGYAKARTA)Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus-kasus yang banyak diperbincangkan dan diberitakan, mengenai banyaknya buli dan diskriminasi sebagai bentuk penolakan di lingkungan sosial terhadap adanya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), serta munculnya sekolah dengan model penyelenggara
pendidikan inklusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan bagaimana gambaran penerimaan sosial yang
diberikan peserta didik reguler terhadap teman sebaya ABK, dimana terlebih dahulu dijelaskan studi kasus untuk mengetahui gangguan yang terjadi dengan ABK di SD INTIS School Yogyakarta sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Teknik pengecekan keabsahan
data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi adanya diskriminasi meskipun tidak terlalu terlihat karena hanya secara verbal namun tanpa disadari hal tersebut masuk dalam bentuk soft bullying, terjadi iri terhadap teman ABK menjadi hal yang wajar dan sudah sering diperingatkan oleh guru kelas secara verbal dan diajak bagaimana peserta didik reguler ikut merasakan apa yang terjadi pada teman ABK. Melalui studi kasus bahwa pada kelas IV terdapat ABK tunadaksa, slow learner, dan cerdas istimewa, kelas V terdapat ABK epilepsi internal, dan di kelas VI terdapat ABK autis. Berdasarkan
penelitian sekolah telah memenuhi kriteria penyelenggara
pendidikan inklusi, serta pihak sekolah selalu berusaha memperbaiki fasilitas yang dirasa kurang. Ditemukan bahwa penerimaan sosial yang terjadi terhadap teman sebaya ABK di kelas atas berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan atau gangguan yang dialami dan juga kepribadian dari teman sebaya ABK tersebut. Meskipun demikian pada dasarnya peserta didik reguler menerima keberadaan teman sebaya ABK di lingkungan sekolah inklusi meskipun tidak sepenuhnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bentuk kepedulian yaang diberikan seperti membantu ketika kesulitan, meminjamkan barang, memberikan makanan, dan mengajak bermain sesuai kebutuhan teman sebaya ABK, serta hanya beberapa peserta didik saja yang menunjukkan penolakan dan itu tidak terlalu berlebihan.NIM.: 16480016 Salma Ukhrowiyah2021-07-23T04:25:00Z2021-07-23T04:25:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42888This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/428882021-07-23T04:25:00ZPOLA INTERAKSI SOSIAL UMAT BERAGAMA DALAM ANIMASI UPIN & IPIN DI YOUTUBE PADA EPISODE TAHUN BARU IMLEK (ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)The Existence of harmony in human relationships depends on how the interaction occurs. Important aspects such as ethnicity, customs, and religion require good interaction with one another. One of the teachings in religion is to cultvate human
brotherhood, regardless of different groups or races because every religion teaches goodness. This can be seens in the scenes of animation Upin & Ipin Chinese New Year Episode.
This research discusses the patterns of religious social interaction in the animated film Upin & Ipin. The analytical method used is the semiotics / sign system developed by
John Fiske with a qualitative descriptive approach. Using data in the form of scenes in the film and then categorized according to the research subject.
From this research study, it can be concluded that, in the animated shows Upin and Ipin, the Chinese New Year episode has several patterns of religious social interaction. Namely interactions between individuals, interactions between individuals and groups and also interactions between groups. In this interaction pattern, there are three forms of social interaction, namely inter-communal, inter-communal and extra-communal.NIM.: 16210081 Muflihah2021-03-30T01:28:21Z2021-06-28T03:59:33Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42212This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/422122021-03-30T01:28:21ZBIMBINGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP N 2 SEWON BANTULPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keterampilan interaksi sosial siswa yang seharusnya dimiliki oleh siswa kelas VIII dilihat dari perilaku sosial siswa yang rendah terhadap teman sebaya, guru dan lingkungan sekolahnya. dalam mengatasi permasalahan ini, maka guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam komponen penyelesaian masalah. Salah satunya asalah dengan penggunaan bimbingan pendekatan behavioral dengan berbagai teknik-tekniknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan teknik-teknik pendekatan behavioral untuk meningkatkan keterampilan interaksi sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sewon Bantul. Fokus penelitian ini adalah teknik-teknik bimbingan behavioral. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan (field research). Subjek dari penelitian ini adalah 2 guru bimbingan konseling, 1 guru walikelas, dan 2 siswa kelas VIII. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data berupa catatan observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik behavioral yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan interaksi sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sewon Bantul adalah teknik penokohan (modeling), teknik penguatan positif (positive reinforcement), dan teknik hukuman (punishment).NIM.: 15220007 Vivi Rinardi2021-03-24T23:56:38Z2021-06-23T06:57:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42193This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/421932021-03-24T23:56:38ZINTERAKSI SOSIAL WARGA BINAAN DI LAPAS NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTAPokok masalah dalam penelitian ini adalah tentang kompleksitas interaksi sosial warga binaan. Pasalnya, Lapas dianggap gagal dalam membina warga binaan sehingga sistem kehidupan dan segala aturan-aturannya kurang bisa memberi efek jera pada setiap individu warga binaan. Karenanya, penelitian ini penting dilakukan untuk mengurai ketimpangan sosial dan abnormalitas kehidupan sosial di Lapas.
Interaksi sosial merupakan kebutuhan setiap manusia. Artinya setiap manusia tidak lain makhluk sosial, karenanya setiap manusia membutuhkan adanya interaksi dengan sesamanya manusia lainnya. Sementara, interaksi sosial dalam konteks Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta dimaksudkan untuk memahami bentuk-bentuk interaksi sosial di Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah berupaya mengurai apakah bentukbentuk interaksi sosial oleh warga binaan sama dengan bentuk interaksi sosial oleh masyarakat pada umumnya, serta program-program apa saja yang tersedia di Lapas yang dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial warga binaan.
Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori interaksi sosial. Teori ini berfungsi sebagai pendekatan sekaligus pisau analisis untuk mengkaji dan membedah bentuk interaksi sosial warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis, peneliti mencoba menganalisis tentang apakah bentuk interaksi sosial di Lapas Narktoka Kelas IIA Yogyakarta sama dengan bentuk interaksi sosial pada umumnya, serta apakah bentuk interaksi sosial di lapas tersebut bisa disebut sebagai interaksi sosial yang normal. Dengan asumsi ini, peneliti akan menguji keabsahan interaksi sosial di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.
Dalam penelitian ini ditemukan dua hal: pertama, kualitas interaksi sosial di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta ditunjang oleh adanya berbagai program kerja yang disebut sebagai Program Pembinaan Kepribadian. Program-program ini meliputi di antaranya: integrasi sosial, pembinaan kerohanian agama, pembinaan khusus narkotika, pembinaan pengembangan bakat dan kreativitas, kemudian yang terakhir adalah pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara. Program pembinaan kepribadian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas diri dan mengasah kepekaan sosial setiap warga binaan. Kedua, secara garis besar, interaksi sosial di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta memiliki bentuk-bentuk khusus yang betapapun mirip dengan interaksi sosial pada umumnya, tetapi sedikit memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Bentuk interaksi sosial di Lapas tersebut sudah memenuhi syarat sebagai sebentuk interaksi sosial, sebagaimana yang dikaji dalam konteks teori interaksi sosial, yakni meliputi bentuk-bentuk interaksi sosial berbasis pada model asosiatif dan disosiatif.NIM.: 13250085 Agam Gemayel2021-01-27T08:24:31Z2021-06-21T04:21:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41907This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/419072021-01-27T08:24:31ZANALISA KARAKTERISTIK UNGGAHAN INSTAGRAM #UNTILTOMORROW PADA MASA PANDEMI COVID 19Penerapan semi lock down atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia memberikan kebijakan untuk bersekolah, bekerja dan beraktivitas di rumah. Pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan di luar rumah, pandemi Covid-19 membuat pekerjaan itu dipaksa dikerjakan di rumah. Kebijakan itu untuk menekan penyebaran virus Corona yang telah mengakibatkan hampir 500 ribu warga dunia yang dilaporkan meninggal karena virus ini1. Virus ini sangat mudah menyebar hanya dengan droplet (tetesan kecil) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi melakukan aktivitas seperti batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Bila kita berada dalam jarak yang tidak terlalu dekat dapat dengan mudah tertular saat menghirup udara yang mengandung virus karena aktivitas teman yang terinfeksi. Bahkan, kita juga dapat tertular virus Corona disebabkan karena menyentuh permukaan benda yang telah terkontaminasi virus, lalu kita menyentuh mata, hidung, atau mulut dan virus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui aktivitas tersebut. Begitu mudahnya penularan tersebut aktivitas normal menjadi lumpuh dan aktivitas di rumah manjadi opsi yang paling bisa diterima semua pihak.- Rama Kertamukti- Bono Setyo,- Diah Ajeng Purwani2020-12-01T05:50:39Z2020-12-01T05:51:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41408This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/414082020-12-01T05:50:39ZPERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK YANG
TINGGAL DI PONDOK DENGAN ANAK YANG
TINGGAL BERSAMA ORANG TUA DI MI TAHFIDZ
EL MUNA Q KRAPYAK SEWON BANTUL
YOGYAKARTAMey Furi Hariyanti, 15250007, Perkembangan Perilaku
Sosial Anak Yang Tinggal Di Pondok Dengan Anak Yang
Tinggal Bersama Orang Tua Di MI Tahfidz El Muna Q
Krapyak Sewon Bantul Yogyakarta, Skripsi, Yogyakarta
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga
Desember bertujuan untuk mengetahui perkembangan serta
persamaan dan perbedaan perilaku sosial anak yang tinggal di
pondok dengan anak yang tinggal bersama orang tua di MI
Thafidz El Muna Q Krapyak Sewon Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian ini yaitu Wali Kelas 2, Satu Guru Kelas 2,
Dua Pembimbing Anak, dua Orang Tua Wali Murid, serta 2
anak yang tinggal di pondok dan 2 anak yang tinggal bersama
orang tua. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji
keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber. Sedangkan teknik analisi data menggunakan reduksi
data, model data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
perkembangan perilaku sosial anak yang tinggal di pondok
dengan anak yang tinggal bersama orang tua berkembang
sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak mempunyai
kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan tuntunan sosial
dengan melakukan perilaku seperti kerjasama, persaingan,
kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati,
empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, dan perilaku
kelekatan.
Persamaan perilaku sosial anak yang tinggal di pondok
dengan anak yang tinggal bersama orang tua diantaranya
sama-sama memiliki perilaku sosial kerjasama yang baik,
rasa kemurahan hati, empati, sikap ramah, meniru, dan
kelekatan pada pola aman. Sedangkan perbedaannya terletak
pada perilaku sosial persaingan, hasrat akan penerimaan
sosial, simpati, ketergantungan, dan anak yang tinggal di
pondok memiliki pola ambivalen. Hal tersebut terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor perilaku
dan karakteristik orang lain, faktor kognitif, serta faktor
lingkungan dan faktor tata budaya.NIM, 15250007 MEY FURI HARIYANTI2020-11-16T02:27:54Z2020-11-16T02:28:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38770This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/387702020-11-16T02:27:54ZPARTISIPASI KOMUNITAS MOBIL TOYOTA KIJANG CLUB INDONESIA (TKCI) PURWOREJO PADA KEGIATAN-KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATANTerbentuknya sebuah komunitas dilandasi oleh beberapa hal diantaranya adanya kesamaan hobi, kesukaan, senasib sepenanggungan, dan simbiosis mutualisme. Salah satunya adalah adanya komunitas mobil yang bernama Toyota Kijang Club Indonesia atau disingkat menjadi TKCI yang berada di cabang salah satu kota di Jawa Tengah yaitu Kota Purworejo. Lahirnya komunitas TKCI didasari karena adanya persamaan merk mobil yang mereka gunakan. Awal terbentuknya komunitas ini karena dipersatukan oleh kesamaan hobi, kemudian belakangan komunitas ini berpartisipasi kepada kegiatan sosial kemasyarakatan.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi komunitas Toyota Kijang Club Indonesia TKCI Purworejo pada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori partisipasi menurut Britha Mikkelsen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripstif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi komunitas Toyota Kijang Club Indonesia TKCI Purworejo pada kegiatan sosial kemasyarakatan dilakukan dengan mengambil inisitif sendiri, keterlibatan sukarela dari para anggota komunitas, keterlibatan komunitas TKCI Purworejo dalam pemberdayaan masyarakat dan dukungan masyarakat. Terlihat dari antusias para anggota komunitas Toyota Kijang Club Indonesia TKCI Purworejo yang mempunyai jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh komunitas Toyota Kijang Club Indonesia TKCI Purworejo meliputi berpartisi dalam kegiatan donor darah, berpartisipasi memberikan bantuan kepda korban bencana alam, berpartisipasi dalam membagikan takjil pada bulan Ramadhan, dan berpartisipasi dalam menyantuni anak yatim piatu.NIM. (15720045) NURUL ALAM KEUMALAHAYATI2020-09-14T03:32:30Z2020-09-14T03:33:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40979This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/409792020-09-14T03:32:30ZPOLA KOHESIVITAS SOSIAL KEAGAMAAN ANTARA MASYARAKAT
LOKAL DENGAN MASYARAKAT PENDATANG DI PEDUKUHAN
SALAKAN TRIHANGGO GAMPING SLEMANPedukuhan Salakan Trihanggo Sleman Yogyakarta merupakan salah satu
desa yang mengalami aglomerasi perkotaan. Banyaknya bangunan perindustrian
yang berdiri di pedukuhan ini membuat ketertarikan tersendiri pendatang bermukim
di daerah tersebut. Adanya pendatang yang tinggal di Pedukuhan Salakan ini
membuat pola interaksi antara masyarakat lokal dengan pendatang memiliki
karakterisitk yang beragam. Hal ini dikarenakan masyarakat pendatang memiliki
komunitasnya sendiri begitu juga dengan masyarakat lokal. Berbagai pandangan
muncul dari masyarakat lokal terhadap masyarakat pendatang yang cenderung pasif
dan individualis. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan persaingan untuk bertahan
hidup yang lebih besar menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat perkotaan
lebih terlihat jelas dibandingkan di daerah pedesaan. Kondisi yang stabil dan bebas
konflik tidak menjadikan masyarakat Pedukuhan Salakan, terdapat kesenjangan
sosial yang dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan terhadap pelaksanaan
salawat dan zikir. Bagi masyarakat lokal, salawat dilaksanakan dengan cara berdiri
dan pembacaannya menggunakan tembang Jawa, sedangkan masyarakat pendatang
menggunakan irama yang sudah umum dilakukan. Lebih jauh, pelaksanaan zikir
setelah salat berjemaah, bagi masyarakat lokal, dilaksanakan secara bersama-sama,
sedangkan bagi masyarakat pendatang dilaksanakan secara mandiri. Secara
sederhana, masyarakat lokal bersifat loyal terhadap kelompok dan mengidealkan
kebersamaan, sedangkan masyarakat pendatang lebih bersifat individual.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kohevisitas sosial keagamaan dan
pengaruhnya antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal agar dapat
hidup saling berdampingan. Teori yang peneliti gunakan adalah teori interaksi
sosial (timbal balik) dari George Simmel. Menurut pandangannya, masyarakat
dapat terbentuk karena adanya interaksi bukan adanya kelompok orang yang hanya
diam. Jadi, melalui interaksi timbal balik, antara individu dengan individu lainnya
dapat saling berhubungan dan mempengaruhi sehingga akan memunculkan
masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi dan juga dokumentasi.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa; pertama, kohesivitas sosial
keagamaan antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal adalah interaksi
timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Walaupun ada
sedikit kesenjangan sosial atau kecemburuan sosial keagamaan. Kegiatan
keagamaan seperti pengajian, salat Jum’at berjemaah dan kegiatan sosial seperti
kerja bakti, pertemuan RT dan kegiatan olahraga merupakan media interaksi yang
baik antar masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal. Kedua, pengaruh dari
interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal di
Pedukuhan Salakan adalah adanya keikutsertaan masyarakat pendatang dalam
kegiatan di pedukuhan begitu pula sebaliknya. Ketiga, terciptanya kohesivitas
sosial yang harmonis antar masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal
walaupun ada kesenjangan dalam keagamaan.
Keyword: Kohesivitas, Masyatrakat Lokal dan Pendatang, Sosial Keagamaan.NIM. 12540004 S SUTRISNO2020-08-11T03:22:27Z2020-08-11T03:22:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40052This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/400522020-08-11T03:22:27ZPOTRET SOSIAL KEBERAGAMAAN YANG HARMONIS DI PUJA MANDALA, NUSADUA BALITulisan ini menguraikan sebuah potret sosial keberagamaan yang berlangsung harmonis di Puja Mandala, yang terletak di Nusa Dua Bali. Dihuni oleh lima rumah ibadah yang didirikan sejak 1994, puja mandala menjadi sebuah legasi kerukunan antar ummat beragama yang dikerangkai dengan tiga spirit utama yaitu, spirit ko-eksistensi, spirit keberagaman, dan spirit toleransi. Tulisan ini ingin menjelaskan berbagai faktor mengapa ketiga spirit tersebut berlangsung kondusif di tengah kuatnya kebudayaan dominan yang berbasis tradisi hindu. Dengan mengacu kepada pokok masalah: seperti apa profil Puja Mandala dalam menumbuhkan hubungan antar umat beragama yang harmonis, bagaimana potret sosial keberagamaan yang terbangun di Puja Mandala, dan bagaimana keterlibatan antar pemeluk agama dalam menginternalisasi spirit kerukunan, tulisan ini menemukan bahwa keberadaan puja mandala yang diakui sebagai meniatur kerukunan yang dibanggakan masyarakat Bali tak terlepas dari dukungan banyak pihak yang bersinergi dalam melestarikan puja mandala. Partisipasi para tokoh agama, pengurus rumah ibadah, dan paguyuban kerukunan ummat beragama menjadi simpul pemantik terciptanya potret sosial keberagamaan yang harmonis dan kondusif di Puja Mandala.- FATHORRAHMAN2020-07-16T04:27:16Z2020-07-16T04:27:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38147This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/381472020-07-16T04:27:16ZPERSEPSI SISWA DI SMK ISLAM TERPADU ALFURQON
SANDEN TERHADAP VIDEO
PENGEROYOKAN GURU DI MEDIA SOSIAL
(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Jurusan Teknik
dan Bisnis Sepeda Motor)Media sosial merupakan media populer yang banyak
digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hasil
riset We are Social Hootsuite yang diliris pada bulan januari
tahun 2019, pengguna media sosial di Indonesia mencapai
150 juta, atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah
tersebut naik 20% dari hasil survey sebelumnya. Informasi
yang tersebar di media sosial pun sangat cepat dan dengan
mudah dilakukan oleh siapa saja. Salah satu yang sempat
viral di media sosial adalah tentang video pengeroyokan guru
yang terjadi di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal Jawa, dan
sempat memunculkan beragam persepsi di kalangan netizen
pengguna media sosial.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. Objek penelitiannya adalah video
pengeroyokan guru di media sosial, sedangkan subjek
penelitiannya siswa jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
(TBSM) di SMK Islam Terpadu Al-furqon Sanden yang
mengetahui objek penelitian. Teori yang digunakan yaitu
teori persepsi, video, pengeroyokan, dan media sosial. Teknik
analisis data menurut Miles dan Huberman meliputi teknik
reduksi data, proses penyajian data dan proses menarik
xx
kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah persepsi siswa di
SMK Islam Terpadu Al-furqon Sanden khususnya siswa
Jurusan TBSM terhadap video pengeroyokan guru di media
sosial, terdapat perbedaan pendapat, ada yang memiliki
persepsi setuju sebagai video pengeroyokan, dan ada yang
memiliki persepsi tidak setuju sebagai video pengeroyokan,
namun hanya sebagai candaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi siswa yaitu faktor eksternal atensi
dari gerakan pelaku dalam video, faktor internal atensi dari
kognitif siswa, serta faktor ciri kepribadian siswa.
Kata Kunci: Persepsi, Pengeroyokan, Media Sosial.NIM 15210045 SUKARMAN2020-07-14T22:20:24Z2020-07-14T22:20:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39653This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/396532020-07-14T22:20:24ZAmazing Human CommonalitySiti Syamsiyatun2020-07-08T03:01:10Z2020-07-08T03:01:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38031This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/380312020-07-08T03:01:10ZPERANAN PERPUSTAKAAN DALAM UPAYA PEMBINAAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTATujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran secara objektif serta mengetahui bagaimana peranan perpustakaan dalam membantu upaya rehabilitasi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Wirogunan Yogyakarta, dengan lebih rinci. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling dan snowball sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teori dari Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, menyajikan data dan menyimpulkannya. Pengujian keabsahan data menggunakan uji kredibiltas yaitu dengan peningkatan ketekunan, triangulasi dan member check. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan yang terdapat di Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yaitu peranan perpustakaan sebagai penyedia informasi, pusat rekreasi, peranan pendidikan seperti melaksanakan program pemberantasan buta huruf, program kejar paket A, B dan C maupun pendidikan mandiri, sarana komunikasi, dan juga sebagai pusat pengembangan minat baca. Peranan Perpustakaan yang terdapat di Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta ini sangat membantu dalam program pembinaan yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta sendiri baik program pembinaan kepribadian maupun kemandirian. Hambatan atau kekurangan yaitu terdapat dalam hal koleksi perpustakaan. Di perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta ini masih banyak koleksi lama dan koleksi baru sangat sedikit, sehingga mempengaruhi minat kunjung warga binaan. Saran yang diberikan untuk pengembangan perpustakaan di Lapas Wirogunan ini yaitu sebaiknya menambah koleksi-koleksi baru agar warga binaan lebih semangat lagi berkunjung ke perpustakaan, ditambahkannya denda keterlambatan, pembuatan kartu anggota, ruangan perpustakaan di perbesar dan juga pemanfaatan yang maksimal oleh para pegawai lembaga pemasyarakatan.
Kata kunci: peranan, perpustakaan lembaga pemasyarakatan (lapas), warga binaan, pembinaan.NIM. 15140013 Aulia Rahmahyanti Utami2020-04-17T03:36:50Z2020-04-17T03:36:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38070This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/380702020-04-17T03:36:50ZKolaborasi Pustakawan Antar dan Lintas Profesi: Sebuah OpiniSaat ini, profesi pustakawan di Indonesia sudah mulai dikenal, berbeda dengan beberapa waktu yang lalu saat pustakawan Indonesia masih sibuk mencari pengakuan. Banyak perguruan tinggi yang membuka program studi Ilmu Perpustakaan dengan beragam nama program studinya, yang pada intinya adalah mempersiapkan lulusannya untuk menjadi pustakawan dan profesional bidang informasi. Jenjang pendidikannya pun bisa dibilang sangat komplit, mulai dari Diploma (D-I, D-II, D-III, dan D-IV), Sarjana (S-1), Magister (S-2), bahkan saat ini di Indonesia sudah dibuka Program Doktor (S-3) bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yaitu di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Meskipun masing-masing perguruan tinggi memiliki ciri khas keilmuannya masing-masing dalam membekali calon-calon pustakawan, tetapi hal tersebut justru memberikan warna tersendiri bagi dunia kepustakawanan Indonesia. Beragamnya khazanah keilmuan pustakawan di Indonesia dilatar-belakangi salah satunya oleh pendidikan yang ditempuh sebelumnya. Sepengetahuan penulis, sampai saat ini bidang Ilmu Perpustakaan masih terus diperdebatkan inti keilmuannya. Pada salah satu forum yang diikuti penulis bahkan ada yang mengatakan dengan ekstrem bahwa ilmu perpustakaan bukanlah ilmu karena susah sekali membuktikan inti dari keilmuan bidang perpustakaan. Sehingga tidak mengherankan apabila kemudian pendidikan tinggi bidang perpustakaan sangat cair dengan warna institusi yang menaunginya. Filosofi mengenai keilmuan tentu tidak bisa dibahas dalam satu makalah sederhana ini, dan penulis menyadari belum memiliki keilmuan yang cukup untuk membahasnya. Akan tetapi satu hal yang pasti bahwa fenomena tersebut turut menyumbang warna bagi dunia kepustakawanan Indonesia.Thoriq Tri Prabowo2020-02-06T02:55:40Z2020-02-06T02:55:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38035This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/380352020-02-06T02:55:40ZKENDURI DAN NILAI- NILAI SOSIAL KEAGAMAAN
DI DUSUN POTRO, PURWOBINANGUN, PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTAJawa merupakan salah satu pulau yang terkenal dengan keramahtamahan warga masyarakat di dalamnya. Tidak hanya itu, masyarakat Jawa juga masih sangat terkenal dengan tradisi kejawen yang masih kental di dalam masyarakat. Salah satu budaya yang masih dijaga hingga saat ini yaitu kenduri. Kenduri merupakan salah satu adat istiadat, ritual keagamaan yang paling populer di masyarakat Jawa yang telah dijadikan sebuah tradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk memperingati peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Slametan adalah ritus bagi mereka yang hidup, sedangkan ngirim duwa atau sedekah (shadaqah) diperuntukkan bagi mereka yang sudah meninggal. Sehingga dapat dikatakan bahwa kenduri merupakan salah satu tradisi Jawa yang masih dikonservasi hingga saat ini. Tradisi kenduri yang dilaksanakan di dusun Potro ini disebabkan karena di dalam masyarakat kenduri telah menjadi darah daging di masyarakat sehingga sulit untuk dihilangkan. Oleh sebab itu penelitian mengenai kenduri di dusun Potro menjadi hal yang urgen untuk dilakukan.
Tujuan penelitian ini atas dasar untuk mengetahui sebab masyarakat di dusun Potro masih melaksankan kenduri, guna melihat nilai- nilai sosial keagamaan yang terkandung dalam tradisi kenduri tersebut dengan menggunakan teori fungsionalisme Malinowski. Teori ini digunakan untuk melihat cara masyarakat masih menjadikan kenduri sebagai salah satu fungsi sosial di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan penemuan yang tidak dicapai melalui prosedur pengukuran maupun angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara yang terstruktur, dengan menggunakan data Primer yang telah ditetapkan sebagai informan di dusun Potro yang berjumlah 10 orang terdiri dari 1 kaum, 1 kaum pengganti, 1 tokoh agama, 2 tokoh yang dianggap penting di dalam masyarakat, 5 orang selaku warga masyarakat yang masih mengikuti tradisi kenduri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (i) masyarakat masih melaksankan kenduri disebabkan karena masyarakat masih belum mampu meninggalkan budaya lama yaitu kenduri, (ii) masyarakat masih menghormati budaya leluhur dan (iii) masyarakat masih menanganggap bahwa tokoh agama dan tokoh kaum masih dianggap penting di dalam masyarakat tokoh agama berperan penting dalam hal keagamaan, sedangkan tokoh kaum berperan penting dalam hal kebudayaan dan tradisi seperti tradisi kenduri. Hal tersebut dibuktikan dengan masyarakat masih mengikutsertakan tokoh agama dan kaum dalam urusan masyarakat. Sedangkan dalam tradisi kenduri nilai-nilai sosial keagamaan menunjukkan bahwa kenduri merupakan salah satu acara yang masih dianggap penting dalam masyarakat untuk meningkatkan solidaritas masyarakat, dalam hal keagamaan disebutkan bahwa kenduri merupakan salah satu nilai kedermawanan yaitu dengan shadaqah bagi keluarga yang ditinggalkan dan seseorang yang telah meninggal.NIM. 15540078 CITRA ASRI NOPIYANTI2020-02-05T07:40:11Z2020-02-05T07:40:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38020This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/380202020-02-05T07:40:11ZPERAN PANTI ASUHAN DALAM BERINTERAKSI
ANAK DAMPINGAN DENGAN MASYARAKAT UMUM
DI SEWON BANTULBerinteraksinya anak dampingan dengan masyarakat umum merupakan
salah satu tujuan panti asuhanuntuk mendekatkananak dampingan dengan
masyarakat umum. Berinteraksinya anak dampingan dalam arti panti asuhan ikut
serta dalam kegiatan sosial masyarakat di dalam maupun luar panti asuhan. Bukan
hanya itu saja, panti asuhan mempunyai faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor penghambat yang menjadi permasalahan untuk berinteraksi anak
dampingan dengan masyarakat umum yang membuat pengurus keberatan dalam
mendampingi, bersosialisasi dan beberapa hal lainnya. Hal inilah yang melatar
belakangi terjadinya peran panti asuhan dalam berinteraksi anak dampingan
dengan masyarakat umum.
Penelitian ini mengenai peran panti asuhan dalam berinteraksi anak
dampingan dengan masyarakat umum di Sewon Bantul dengan adanya kegiatan
kemasyarakatan yang sudah terjadwal, akan menyajikan deskripsi mengenai
kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan di uraikan dalam penelitian ini
adalah: pengajian rutin minggu kedua, pengajian nuzulul qur’an, pentas seni HUT
RI, santunan dan jalan sehat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teori dari Talcott Parsons yaitu Fungsionalisme Struktural (AGIL).
Hasil penelitian ini bahwa peran panti asuhan anak balita dalam
menjembatani anak dampingan dengan masyarakat umum terbagi dalam empat
fungsi AGIL yaitu : adaptation, goal attainment, integration dan latency.
Adaptation merupakan penyesuaian dari panti asuhan dengan masyarakat dan
anak dampingan maupun sebaliknya. Goal attainment merupakan pencapaian
tujuan dari panti asuhan dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Integration
merupakan mengatur antarhubungan panti asuhan, anak dampingan serta
masyarakat umum. Latency merupakan melengkapi, memelihara, memperbaiki
motivasi dan memberikan perhatian anak dampingan. Faktor pendukungnya ialah
mendirikan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan menyelenggarakan
kegiatan di panti asuhan yaitu adanya gedung LKSA mempermudah ketika ada
acara, menyediakan sarana prasarana dan fasilitas bagi anak-anak, adanya
pembimbing atau dosen yang didatangkan ke panti asuhan untuk menambah ilmu
kepada anak-anak LKSA, lingkungan panti asuhan yang mendukung dan
berpartisipasi adanya kegiatan dan memotivasi anak dampingan supaya tidak
merasa asing ketika berhadapan dengan masyarakat. Faktor penghambatnya ialah
fasilitas kurang maksimal, kurangnya tenaga pengurus atau pendamping, rasa
malas atau kurang kompak ketika mendapat undangan dari donatur dan perlunya
sopir untuk panti asuhan.NIM 15540062 HENA ISHLAKHUL ULFA2020-02-05T07:09:10Z2020-02-05T07:09:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38014This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/380142020-02-05T07:09:10ZINTERAKSI SOSIAL MAHASISWA BATAK
DENGAN MAHASISWA JAWA
DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAYogyakarta merupakan kota multietnis yang ada di Indonesia. Banyak pendatang dari berbagai daerah, dan suku budaya yang datang merantau ke Yogyakarta, di antaranya mahasiswa suku Batak yang melanjutkan pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka dituntut untuk dapat berinteraksi dengan mahasiswa suku lainnya salah satunya suku Jawa. Mahasiswa Batak memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan Mahasiswa Jawa, namun keharmonisan dari keduanya terjalin tanpa menimbulkan konflik yang memicu kekerasan. Hal ini berbeda dengan beberapa suku lain yang juga memiliki karakter yang hampir sama dengan suku Batak, namun memiliki konflik yang cukup besar dan mengakibatkan kekerasan, bukan hanya di kalangan mahasiswa melainkan pada masyarakat Jawa Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat dua masalah, yaitu bagaimana pola interaksi sosial antara mahasiswa Batak dengan mahasiswa Jawa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan bagaimana dinamika konflik dan harmoni dari interaksi mahasiswa Batak dengan mahasiswa Jawa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori perdamaian oleh Johan Galtung, dan untuk menjawab masalah tersebut penulis melakukan pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara mahasiswa Batak dan mahasiswa Jawa memiliki interaksi yang menciptakan keharmonisan. Terlihat dari kerukunan yang terjalin di antara keduanya dalam kehidupan kampus, seperti belajar bersama di perpustakaan, makan bersama dikantis kampus, berbincang dan saling bersenda gurau di kelas. Namun sebelum adanya kerukunan, konflik terlebih dahulu tercipta. Beberapa konflik kecil yang terjadi diantara mahasiswa Batak dan mahasiswa Jawa adalah adanya kesalahpahaman seperti mahasiswa Jawa yang sering salah mengartikan bahasa yang dipakai oleh mahasiswa Batak yang saat berbicara selalu menggunakan intonasi yang keras dan kasar. Adanya perdebatan seperti yang sering terjadi didalam organisasi mahasiswa yang saling menyalahkan karena perbedaan pendapat, mencari kemenangan atau kata lain mempertahankan argumen masing-masing. Terakhir, adanya pertengakaran seperti saat mahasiswa Batak tidak sengaja berbicara yang menyinggung perasaan seseorang, maka hal ini akan mengarah kepada ketidaksukaan yang menyebabkan perdebatan dan saling menjelekkan. Namun, konflik tersebut hanya terjadi diantara individu tanpa menyangkut kelompok etnis. Karena itulah konflik yang terjadi secara cepat dapat diatasi dengan saling menerima perbedaan budaya, sifat, dan karakter, memahami prinsip-prinsip dari setiap suku budaya, dan saling terbuka satu sama lain. Maka dari itu, interaksi yang terjalin diantara mahasiswa Batak dan mahasiswa Jawa menciptakan sebuah interaksi yang harmonis tanpa muncul adanya konflik yang sampai memicu pada kekerasan.NIM. 15540049 Dian Mentari Ginting2020-01-07T06:51:53Z2020-01-07T06:51:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37165This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/371652020-01-07T06:51:53ZKonvergensi simultantif : Skup dan Metodologi Sosiologi Agama KontemporerTulisan tentang tentang Konvergensi simultantif : Skup dan Metodologi Sosiologi Agama Kontemporer merupakan penjelasan singkat tentang batasan dan metode kajian sosiologi agama sebagai sebuah disiplin otonom merupakan cabang sosiologi, memiliki keterkhususan baik pada objek kajian maupun perspektif kajian, namun secara bersamaan menggunakan kaidah-kaidah dasar dari teori-teori besar sosiologi. DjamanuriMUNAWAR AHMAD2019-12-17T06:17:14Z2019-12-17T06:17:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37041This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/370412019-12-17T06:17:14ZANALISIS PENGARUH LITERASI MEDIA TERHADAP PENCEGAHAN BERITA HOAX DI MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAThis research began with the importance of media literacy in social media for net generation so as not to get caught up in hoax news. This thesis will discuss the analysis of the influence of media literacy on the prevention of hoax news on social media in the UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta student of communication science. The purpose of this study is, 1) To determine the level of media literacy in communication studies students. 2) To determine the level of prevention of hoax news on students of communication sciences. 3) To find out how the influence of literacy on prevention of hoax news, 4) To find out whether media literacy partially has a significant effect on the prevention of hoax news. This study uses quantitative research methods. The variables in this study consisted of media literacy variables (X) and news hoax prevention variables (Y). Data analysis in this study used descriptive analysis and simple linear regression. The population of this study is that the students of communication science at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta active in the 2016/2017 academic year carrying out Advertising UIN (ADUIN) activities amounted to 108 students, and the samples taken were 85 students. The results of this study indicate that: 1) The level of media literacy in students of communication sciences is high at 4.07. 2) The level of prevention of hoax news for communication science students is high, which is 3.98. 3) There is a positive influence between media literacy on the prevention of hoax news in students of communication science at UIN Sunan Kalijaga with a regression equation Y = 17,654 + 0.179X which means that if media literacy increases by 1%, then the hoax news prevention value also increases by 0.179. 3) Partially media literacy has a significant effect on the prevention of hoax news. In the t-test obtained sig probability of 0,000 < 0,05 or 0,5781> 1,988 with beta 53,6%. Suggestions given in this study are students of communication sciences at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta who are expected to be able to select information received through social media and have the ability to create and disseminate works. Also, students in understanding the information content they have just received must be critical by looking for other information that is different from the source.NIM. 17200010021 Ardhina Pratiwi,S.IIP2019-12-17T06:04:45Z2019-12-17T06:04:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37039This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/370392019-12-17T06:04:45ZMAKNA SEBUAH EKSISTENSI PADA LANSIA:
Studi Pada Lansia di Kabubaten Sleman Daerah Istimewa YogyakartaPenelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai lansia dalam memaknai eksistensi atau keberadaannya. Pemaknaan terhadap keeksistensiannya direfleksikan dengan adanya tujuan dalam hidup (Purpose of Life) yang jelas dan pemaknaan terhadap kehidupan (The meaning if Life) yang dijalani. Dalam konteks penelitian ini para lansia di Jawa dan di Yogyakarta khususnya mendasarkan tujuan dan pemaknaan terhadap kehidupan pada nilai-nilai budaya (local wisdom) yang ada sebagai landasan atau falsafah hidup yang dipraktekkan dalam kesehariannya. Namun, apakah kemudian yang bisa dilakukan oleh lansia di tengah kemunduran-kemunduran yang yang dialami, baik dari fisik maupun psikologis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan pendekatan fenomenologis dimana hal ini dilakukan untuk bisa memahami apa yang disampaikan dan dirasakan oleh subyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah 5 orang lansia yang masuk dalam kriteria untuk dijadikan subyek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia di Yogyakarta memiliki aktivitas-aktivitas yang dilakukan kemudian memungkinkan mereka untuk dapat mengambil makna dari hal tersebut. Sehingga ketika lansia melakukan hal tersebut ia dapat merasakan makna tersendiri dalam hidupnya dan pemaknaan yang dilakukan adalah merupakan refleksi atau pengejawantahan dari keeksistensiannya. Nilai-nilai budaya juga berperan dalam diri lansia selain sebagai sumber pemaknaan juga sebagai pegangan atau sandaran ketika lansia menemukan permasalahan dalam kehidupannya (meaning in suffering).NIM. 17200010020 Abdul Qadir Jaelani2019-08-05T07:27:59Z2019-08-05T07:27:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36246This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/362462019-08-05T07:27:59ZAKTIVITAS BIARAWATl CAROLUS BORROMEUS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GANJURAN SUMBERMULYO BAMBANGLIPURO BANTULSkripsi ini membahas aktivitas biarawati Komunitas Carolus Borromeus
dalam kehidupan masyarakat Ganjuran Sumbennulyo Bambanglipuro Bantu!
meliputi aktivitas bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang pastoral, yaitu
pastoral paroki, pastoral rumah sakit pastoral sosial dan aktivitas bidang sosial,
yaitu adanya asrama, panti asuhan dan Jnmjungan ke masyarakat.
Penelitian ini penelitian lapangan, dalam menggali data eli lapangan,
penulis menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan tentang interelasi
dari agama dan masyarakat seria uentuk-bentuk interaksi yang tcrj<:ldi ant<:ra
biarawati dan masyarakat. Teori yang digunakan adalah teori motif atau teori
tindakan sosial yang dikemukakan oleh Talcot Parsons dan Max Weber, dimana
tindakan seseorang dijelaskan dalam kerangka tujuan dan cara. Dengan
tindakannya seorang aktor berusaha mencapai suat11 tujuan dengan memanfaatkan
kemungkinan- kemtmgkinan dalam situasinya. Untuk mengtunpuJkan data di
lapangan penulis menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi
observasi, wawancara, dan dok-umentasi. Selain itu, menggunakan metode
analisis data, yaitu data yang terkumpul diolah dengan metode deskriptik ana1itik,
kemudian dijelaskan dan di analisis dengan pola pikir deduktif dan induktif, yakni
pol a pikir berdasarkan fal...'ta yang ada.
Sebagai penganut agama Katolik, kehidupan biarawati Carolus Borromeus
sebari-hari tidak dapat dipisabkan dari biara dan masyarakat sekitarnya Sikap
pe!ayanan yang dilakukan biara Carolus Borromeus mula-mula menyangkut umat
Katolik peroran'W]. Namun demikian, biara juga merupakan suatu lembaga
keagamaan yang memplmyai tempat dan peranannya dalam masyarakat, sehingga
secara keseluruhan biara Carolus Borromeus dituntut tmtuk memperlihatkan
aktivitas pelayanan kepada masyarakat umum yang sudab tentu memptmyai
keyakinan masing-masing.
Para suster Komunitas Carolus Borromeus Ganjuran tidak hanya
membangun aktivitas di bidang kesebatan, pendidikan, pastoral dan bidang
sosial. Biarawati Carolus Borromeus texjun secara konkret menangani berbagai
permasalahan hidup anak-anak terlantar yang berasaJ dari berbagai macam Jatar
belakang sosial yang berbeda,menangani permasalaban masyarakat miskin, yatim
piatu, maupun cacat tanpa membedakan agama, suku, pendidikan dan jenis
kelamin. Mereka berusaba mewujudkan suasana cinta kasib. Melalui pembinaan
pendidikan dan ketrampilan biarawati ruenyiapkan mereka supaya akhimya
menjadi siap sedia untuk mandiri dan kembali hidup di tengah masyarakat.
Hasil penelitian meOWljukkan bahwa tujlll..ll aktivitas b!arawati dalam
kehidupan masyarakat Ganjuran adalah melanjutkan cita-cita Kongregasi, yaitu
memberi pelayanan atau membantu masyarakat yang mengalwni kesesakan hid up,
baik masyarakat miskin, terlantar, yatim piatu mauptm cacat. Juga membangun
relasi dengan masyarakat, yang meliputi usaha membangun persaudaraan dengan
masyarakat, saling membantu, mengadakan simpan pinjam, memelihara dan
merawat anak yatim, juga mengadakan kunjungan ke masyarakat.Melalui
aktivitas tersebut biarawati CB berusaha menjaga keselamatan dan kesejahteraan
khususnya anak- anak miskin, anak terlantar, merawat orang sakit, orang jompo
dan orang cacat.NIM. 01520714 NUR LATIFAH2019-07-24T04:14:14Z2019-07-24T04:14:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35997This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/359972019-07-24T04:14:14ZSTREOTYPE TERHADAP ETNIS CINA PADA TINGKAT LOKAL
(Studi Kasus di Kelurahan Landungsari, Kecamatan Pekalongan
Timur, Kota Madya Pekalongan)Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari suku bangsa,
agama, ras, dan golongan. Indonesia sangat rentan terhadap terjadinya konflik
sosial, baik laten maupun manives. Sepanjang perjalanan bangsa ini, fenomena
kekerasan dan kerusuhan yang dipicu konflik SARA diantaranya adalah
kerusuhan yang terjadi antara kaum pribumi dengan etnis Cina. Stereotip etnis
Cina di masyarakat menambah sulitnya untuk terjadinya asimilasi. Adanya
pemetakan antara pribumi dengan Cina diawali oleh perlakuan pemerintah
kolonial Belanda yang menganak-emaskan etnis Cina sehingga mempengaruhi
tindakan dan perilaku orang Cina terhadap pribumi. Pandangan pribumi terhadap
etnis Cina yang menganggap etnis Cina sebagai kelompok yang eksklusif
menambah jarak antara keduanya menjadi lebih jauh yang berimplikasi terhadap
relasi sosial. Fenomena ini banyak terjadi di kota-kota di Indonesia, pada
umumnya secara ekonomi etnis Cina lebih sukses dari kaum pribumi. Menyimak
kasus di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang "Streotype Etnis Cina oleh
Pribumi Di Kelurahan Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Madya
Pekalongan".
Penelitian tentang stereotip etnis Cina oleh masyarakat pribumi Kelurahan
Landungsari, adalah untuk mengetahui implikasinya terhadap relasi sosial
antara masyarakat pribwni dengan masyarakat Cina di Kelurahan
Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
yaitu suatu penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan
dalam pengumpulan data dengan cara observasi, partisipasi, interview, dan
dokumentasi.
Dari penelitian ditemukan bahwa: Pandangan penduduk pribumii di
Kelurahan Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kotamadya Pekalongan,
memandang etnis Cina sebagai orang asing, pelit, materialitis, individualis, dan
bersifat eksklusif Dari stereotip-stereotip tersebut kemudian menciptakan jarak
sosial yang pada gilirannya mempengaruhi relasi sosial dalam masyarakat.
Disamping itu persepsi masyarakat pribumi di Pekalongan terhadap etnis Cina
tidak lepas dari cara pandang masyarakat yang masih kolot dan eksklusif yang
masih menganggap pihak lain bukan kelompoknya, sebagai musuh yang harus
diperangi sehingga akan menciptakan konflik laten yang sewaktu-waktu bisa
meledak.NIM: 01540696 ANJAR ILIYAHWATI2019-04-15T07:44:28Z2019-04-15T07:45:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34621This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/346212019-04-15T07:44:28ZINTERAKSI SOSIAL ANTARA ETNIS TIONGHOA DENGAN ETNIS JAWA DI KAMPUNG BALONG, KELURAHAN SUDIROPRAJAN, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTAKelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Skripsi: Ilmu Kesejahteraan Sosial. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2019.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018
sampai Januari 2019 dengan tujuan untuk mengetahui bentuk
interaksi sosial yang terjadi antara etnis Tionghoa dengan
etnis Jawa di Kampung Balong serta faktor yang
menyebabkan interaksi sosial tersebut terjadi. Awal
ketertarikan peneliti dilatarbelakangi adanya dua etnis yang
berdasarkan sejarahnya mengalami konflik namun kedua
etnis tersebut mampu hidup berdampingan dalam satu
Kampung sehingga berdampak pada keberfungsian sosial dan
interaksi yang terbentuk di Kampung Balong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tujuh orang tokoh
masyarakat baik dari etnis Tionghoa maupun etnis Jawa.
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Sedangkan
teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama, bentuk
interaksi yang terjadi antara etnis Tionghoa dengan etnis
Jawa yakni asosiatif (mengarah pada pendekatan) berupa
kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi dan disosiatif
(mengarah pada perpecahan) berupa persaingan, kontravensi,
dan pertentangan. Interaksi sosial asosiatif dan disosiatif
keduanya sama-sama terjadi di Kampung Balong namun
lebih dominan ke arah interaksi asosiatif karena banyak
kegiatan masyarakat yang mengarah pada penyatuan seperti
pembentukan “Kampung Kreatif” yang membuat masyarakat
lebih aktif gotong royong di malam hari. Kedua, faktor yang melatarbelakangi interaksi tersebut yakni imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. Dari keempat faktor yang lebih mendominasi yakni adanya imitasi atau saling meniru satu sama lain. Kata kunci: Interaksi Sosial, Antara Etnis Tionghoa dan Etnis JawaNIM 15250029 Dhila Khoirunnisa2023-07-28T03:02:59Z2023-07-28T03:04:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6315This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63152023-07-28T03:02:59ZPERUBAHAN SOSIAL MELALUI BANK SAMPAH (STUDI KRITIS TERHADAP BANK SAMPAH GEMAH RIPAH DI DUSUN BADEGAN BANTUL YOGYAKARTA)ABSTRAK Berbicara masalah lingkungan tentu harus juga membicarakan untuk siapa lingkungan itu diciptakan, yaitu manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang potensial, selain mempunyai sisi individual ketika berhadapan dengan Tuhan, juga memiliki sisi sosial, terkait hubungannya dengan sesama manusia, alam sekitar termasuk hewan, benda mati dan tumbuhan. Manusia diberikan kebebasan untuk menentukan dirinya dan apa yang ia lakukan dengan konsekuensi apa yang ia lakukan memiliki sebuah pertanggungjawaban. Hak yang di beri Allah ( khalifah ) kepada manusia tersebut berguna untuk menjaga alam dan apa-apa yang ada di bumi untuk dijaga.
Perubahan lingkungan yang mengarah kepada rusaknya lingkungan hidup menandakan bahwa manusia tidak lagi bijak dalam memanfaatkan alam, salah satunya masalah sampah yang di angkat dalam skripsi ini Tidak sedikit kota-kota besar yang selalu dipentokkan dengan masalah sampah. Mulai dari tempat pembuangan akhir yang sudah terlalu penuh, hingga pencemaran tiga kawasan yaitu tanah, air dan udara. Selama ini penanganan sampah hanya bersifat kumpulangkut- buang, dan belum ada penerapan solusi yang mumpuni untuk menjawab masalah tersebut, tetapi berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Dusun Badegan RT 12, Bantul, Yogyakarta. Lewat konsep Bank Sampah masyarakat mengolah sendiri sampah mereka dengan sistem 3R ( reduce, reuse, recycling ). Memungkinkan secara mandiri warga memanfaatkan sampah mereka kembali, dan mengolah sampah mereka lewat Bank Sampah. Berangkat dari latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk menjawab tentang latar belakang munculnya Bank Sampah serta dampak apa yang diakibatkan dari kemunculan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Masyarakat Aktif milik Amitai Etzioni, karena teori ini relevan untuk mengkaji fenomena Bank Sampah. Di mana Bank Sampah sendiri muncul dari masyarakat, dikelola dan hasilnya pun kembali ke masyarakat, selain itu melihat bahwa Bank Sampah merupakan sebuah gerakan perubahan sosial kemasyarakatan. Jenis Metode penelitian yaitu kualitatif, teknik pengumpulan data yaitu observasi,wawancara serta dokumentasi. Setelah data terkumpul data dianalisis secara deskriptif-ekplanatif, yaitu metode analiasis data dengan menuturkan, mengambarkan sesuai apa yang di lapangan serta menjelaskana apa yang di dapat tersebut secara lebih terarah.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hal-hal yang mempengaruhi kemunculan Bank Sampah adalah,(1) permasalahan sampah itu sendiri, (2) munculnya BKKL,(3) solidaritas warga,semangat paska gempa.Selain itu faktor kunci yaitu adanya aktor yang mempengaruhi, memiliki pengetahuan tentang masalah lingkungan di mana aktor tersebut juga memiliki tujuan untuk membenahi masalah lingkungan lewat menggerakan warga sekitar. Satu hal yang menarik lagi adalah lewat Bank Sampah ternyata mampu membawa perubahan perubahan baik secara indrawi maupun intelektual kepada warga dusun Badegan dan yang lainya. Disadari maupun tidak, Bank Sampah adalah sebuah tindakan kolektif dari masyarakat aktif, masyarakat yang menjawab permasalahan mereka, yang dalam kasus ini adalah sampah. divNIM.: 07720002 SRI MUHAMMAD KUSUMANTORO2023-07-28T04:22:17Z2023-07-28T04:23:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6283This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62832023-07-28T04:22:17ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI DENGAN STRES MENGHADAPI SKRIPSI PADA MAHASISWAABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel tergantung, yaitu stres menghadapi skripsi pada mahasiswa dengan variabel bebas yaitu Dukungan Sosial Dari Dosen Pembimbing Skripsi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang menghadapi skripsi. Keseluruhan subjek berjumlah 63 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Alat Pengumpulan data menggunakan skala stres dan skala dukungan sosial. Analisis data dengan menggunakan teknik korelasi dari Pearson's product moment dengan program SPSS 16.00 for Windows. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dari dosen pembimbing skripsi dengan stres menghadapi skripsi pada mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi ( r ) yang negatif sebesar - 0.417 dan p = 0.001(p 0,01) dengan demikian hipotesis diterima. Sumbangan efektif dukungan sosial dari dosen pembimbing skripsi terhadap stres menghadapi skripsi pada mahasiswa ditunjukkan dengan koefisiensi determinan ( 2) sebesar 0,174 yang artinya terdapat 17,4% pengaruh dukungan sosial dari dosen pembimbing skripsi terhadap stres menghadapi skripsi, sedangkan 82,6% adalah pengaruh faktor lainnya. divNIM.: 07710020 HUNTER PANDEGA