Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T18:49:10ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2024-02-29T06:52:55Z2024-02-29T06:52:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64187This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/641872024-02-29T06:52:55ZSTRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM
DI SMP IT LUKMAN AL HAKIM INTERNASIONAL BANGUNTAPAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023Latar belakang penelitian ini bahwa dalam proses pembelajaran sering terjadi permasalahan sehingga mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang efektif dan relevan dalam proses pembelajaran agama Islam. Oleh karena itu, fokus penelitian pertama skripsi ini adalah pada pelaksanaan strategi guru PAI baik saat kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan di luar jam pelajaran. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan strategi guru dalam pembelajaran agama Islam serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi guru dalam pembelajaran agama Islam di SMP IT Lukman Al Hakim International Banguntapan Tahun Pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif, subjek yang diteliti adalah Kepala sekolah, guru dan siswa. Yang bertempat di SMP IT Lukman Al Hakim International Banguntapan Tahun pelajaran 2022/2023. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. strategi guru dalam pembelajaran agama Islam di SMP IT Lukman Al Hakim Internasional Banguntapan Tahun pelajaran 2022/2023 memuat beberapa strategi yang diterapkan oleh guru sebagai berikut: a. Menciptakan lingkungan yang menarik b. Interaktif c. Relevan d. Mengembangkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa e. Meningkatkan kualitas dan ke profesionalan guru f. Melakukan bimbingan langsung dan tidak langsung g. Memberikan tugas hafalan h. Tanya jawab selama proses pembelajaran i. Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran j. Menanamkan nilai nilai agama dalam proses pembelajaran. 2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi guru dalam pembelajaran agama Islam di SMP IT Lukman Al Hakim Internasional Banguntapan Tahun pelajaran 2022/2023 meliputi sebagai berikut: Faktor penghambat meliputi a. Kurangnya kemauan siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran agama Islam b. Faktor budaya siswa bervariatif seperti hal nya moddyan c. kurangnya adab terhadap guru d. Kurangnya motivasi dalam belajar agama Islam e. Penggunaan IT dalam pembelajaran agama Islam sehingga dapat menimbulkan efek yang tidak efektif karena setiap siswa dapat mengakses pembelajaran sendiri tapi mereka tidak tau kevalidannya benar atau tidaknya refrensi tersebut f. Kebiasaan belajar yang kurang baik g. Rendahnya daya ingat siswa h. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mempelajari agama Islam i. Kurangnya persiapan guru dalam mengajar j. Waktu yang disediakan masih kurang sehingga guru dalam mengajar pembelajaran agama Islam di kelas terbatas. Faktor pendukung strategi guru dalam pembelajaran agama Islam di SMP IT Lukman Al Hakim Internasional Tahun pelajaran 2022/2023 meliputi para guru bertekad untuk mengubah paradigma pembelajaran agama Islam dengan menciptakan keadaan belajar yang lebih menarik dan relevan bagi siswa serta menggunakan metode yang inovatif, melibatkan orang tua dan masyarakat guna mendukung keberlangsungan pembelajaran agama Islam yang lebih baik.NIM.: 19104010081 Ahyal Khairi2024-02-29T01:47:36Z2024-02-29T01:47:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64123This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/641232024-02-29T01:47:36ZKEMAMPUAN LITERASI DIGITAL, USIA, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KOTA YOGYAKARTADalam era digitalisasi yang cepat, peningkatan kompetensi profesional guru menjadi krusial agar siswa siap menghadapi globalisasi dan revolusi industri. Namun, ada kesenjangan kompetensi di antara guru-guru, terutama terkait literasi digital, keterampilan pedagogik, dan adaptasi terhadap teknologi. Guru-guru muda cenderung lebih terampil dalam literasi digital dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, sementara guru yang lebih tua kurang mahir. Status kepegawaian juga memengaruhi, dengan mayoritas guru non-PNS. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan dalam strategi pembelajaran, di mana beberapa guru masih menggunakan metode tradisional sementara yang lain lebih terbuka terhadap inovasi teknologi. Diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi guru secara merata agar mereka dapat efektif membimbing siswa dalam menghadapi perkembangan zaman. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kemampuan literasi digital, usia, masa kerja, dan status kepegawaian terhadap peningkatan kompetensi profesional guru madrasah ibtidaiyah se-kota Yogyakarta baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental dengan jenis penelitian korelasional yang melihat keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah se-kota Yogyakarta yang berjumlah 70 guru. Adapun sampel penelitian ini ialah seluruh populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis analisis regresi linier ganda. Penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel kemampuan literasi digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru madrasah ibtidaiyah se-kota Yogyakarta. Variabel usia tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru madrasah ibtidaiyah se-kota Yogyakarta. Variabel masa kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru madrasah ibtidaiyah se-kota Yogyakarta. Variabel status kepegawaian tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional guru madrasah ibtidaiyah se-kota Yogyakarta. Kemampuan literasi digital, usia, masa kerja, dan status kepegawaian secara silmutan atau bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi profesional.NIM.: 21204082040 Difa Maulidya2024-02-28T08:29:08Z2024-02-28T08:29:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64110This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/641102024-02-28T08:29:08ZPENGUATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN (KOSP) SEBAGAI PERSIAPAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA DI TAMAN KANAK-KANAK (Case Study: TK Wijaya Danu Yogyakarta)Penelitian ini dilatarbelakangi kurikulum yang berubah untuk direvisi menjadi lebih lengkap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Guru yang professional mampu mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan berbasis kurikulum merdeka serta dapat memainkan peran penting dalam segala kegiatan. TK Wijaya Danu memiliki beberapa upaya yang dilakukan oleh guru dalam pengembangan kompetensi profesionalisme dan menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan berbasis kurikulum merdeka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) melalui kompetensi professional guru, strategi peningkatan kompetensi professional guru dalam penyusunan KOSP sebagai persiapan implementasi kurikulum merdeka, dan implikasi KOSP terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data primer diperoleh dari kepala sekolah dan guru. Sumber data sekunder diperoleh melalui foto atau gambar, catatan atau laporan historis yang didokumentasikan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data dilakukan melalui kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi professional guru dalam penyusunan kosp berbasis kurikulum merdeka diantaranya pemahaman guru terhadap implementasi kurikulum merdeka, kualifikasi pendidikan guru, pemanfaatan teknologi. Strategi meningkatkan kompetensi professional dalam penyusunan kosp melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), Komunitas Belajar (Kombel) dalam sekolah, Workshop, Webinar/Seminar, Study Tiru. Implikasinya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran adalah, terdapat acuan dalam melaksanakan metode dan model pembelajaran, terdapat capaian pembelajaran atau tujuan pembelajaran sehingga pelaksanaan penilaian dapat terukur secara jelas.NIM.: 21204032022 Nadia Farah Amalia2024-02-15T06:05:10Z2024-02-15T06:05:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63733This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/637332024-02-15T06:05:10ZKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI VARIABEL PREDIKTOR AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS VI SDIT SALSABILA BAITURRAHMAN PRAMBANAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2023/2024Dewasa ini kerap kali dihebohkan dengan berita tentang penyimpangan akhlak peserta didik. Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang signifikan dalam mengajarkan nilai- nilai moral peserta didik. Kompetensi kepribadian guru PAI menjadi faktor penting dalam membimbing siswa untuk memahami tentang nilai- nilai agama Islam dan pembiasaan moral yang baik. Berdasarkan hasil observasi kompetensi kepribadian guru sudah baik yaitu sudah memberikan teladan yang baik bagi peserta didik dan menegur ketika peserta didik melanggar peraturan. Namun dalam realitanya, masih terdapat peserta didik yang menyimpang akhlaknya seperti terlambat ke sekolah, berkata kotor, dan mencontek ketika ulangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat akhlak peserta didik kelas VI dan tingkat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam, serta untuk menguji secara empiris kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam sebagai variabel prediktor akhlak peserta didik kelas VI SDIT Salsabila Baiturrahman Prambanan tahun pelajaran 2023/2024. Jenis penelitian yang dgunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SDIT Salsabila Baiturrahman Prambanan Klaten yang berjumlah 85 peserta didik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yaitu skala kompetensi kepribadian guru PAI dan skala akhlak peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) tingkat akhlak peserta didik berada pada kategori baik dengan nilai mean 70,835, nilai standar deviasi 7,836, dan N=85. 2) tingkat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam berada pada kategori baik dengan nilai mean 83,765, nilai standar deviasi 7,913, dan N=85. 3) kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dapat sebagai variabel prediktor akhlak peserta didik. Hal ini dibuktikan dari hasil uji ANOVA diperoleh nilai F sebesar 44,313 dengan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05. Maka berdasarkan hasil tersebut model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel akhlak peserta didik yang artinya kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dapat sebagai variabel prediktor akhlak peserta didik.NIM.: 19104010073 Uswatun Hasanah2024-02-12T01:59:49Z2024-02-12T01:59:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63588This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/635882024-02-12T01:59:49ZUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI KEGIATAN TOILET TRAINING DI KELAS B TK PKK 74 SERUT PAJANGAN, BANTULToilet training merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan kemandirian anak usia dini di TK PKK 74 Serut. Toilet training tidak hanya bagaimana mengontrol buang air besar dan buang air kecil tetapi juga bagaimana melepas dan memakai pakaian kembali, bagaimana membersihkan tubuh area tempat buang air, serta bagaimana menyiram toilet dan mencuci tangan dengan baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan toilet training dalam melatih kemandirian pada anak pra sekolah merupakan tahapan yang sangat penting yang membantu anak untuk mengeksplorasi diri sesuai dengan usianya. TK PKK 74 Serut menerapkan toilet training untuk meningkatkan kemandirian anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data diolah dengan cara reduksi, display data dan menyimpulkan. Kredibilitas data akan diuji dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kemandirian anak melalui kegiatan toilet training di kelas B TK PKK 74 Serut Pajangan ialah (1)guru memberikan penjelasan singkat bagaimana penggunaan toilet training yang baik dan benar, (2)guru memberikan pengarahan dan mencontohkan penggunaan sarana toilet training, (3)guru meminta anak-anak untuk mempratikkan bagaimana penggunaan toilet training dengan urutan-urutan yang baik dan benar. Faktor pendukung program toilet training adalah peran orang tua di rumah. Faktor penghambat program toilet training adalah kurangnya pemahaman anak dan fasilitas toilet.NIM.: 17104030065 Risky Vera Wati2023-12-05T07:42:21Z2023-12-05T07:42:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62501This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/625012023-12-05T07:42:21ZKEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PROFESIONAL USTAZ PENDIDIKAN DINIYAH FORMALPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi ustaz PDF (Pendidikan Diniyah Formal) yang kurang mendapatkan perhatian secara maksimal dari pemerintah, masih minimnya riset tentang kompetensi ustaz PDF, dan masih ditemukannya problematika rendahnya kompetensi ustaz yang mengajar lembaga pendidikan yang ada di pesantren khususnya lembaga PDF. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui landasan hukum, kebijakan beserta hasil kebijakan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam mengembangkan kompetensi profesional ustaz PDF. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan pada penelitian sejumlah 10 orang yaitu: Kepala Subdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, Sub Koordinator Seksi Ketenagaan, Sub Koordinator Seksi Kurikulum, Sub Koordinator Seksi Kesantrian, Sub Koordinator Seksi Sarpras dan Kelembagaan dan tiga ustaz PDF. Adapun teknik analisis data dengan transcript, coding, grouping, comparing, dan contrasting. Kemudian teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa landasan hukum kebijakan pengembangan kompetensi professional ustaz PDF adalah Peraturan Menteri Agama (PMA) No.13 tahu 2014 dan Peraturan Menteri Agama No,31 tahun 2020. Dari landasan hukum tersebut menghasilkan kebijakan pengembangan kompetensi kompetensi professional ustaz PDF yaitu PMA No. 13 tahun 2014 Pasal 31 ayat 1 dan PMA No.31 tahun 2020 pasal 39 ayat 1 dan 2. Adapun hasil dari kebijakan pengembangan kompetensi kompetensi professional ustaz PDF terdapat spillover dan side effect. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian terkait kebijakan pengembangan kompetensi profesional ustaz, dapat membantu pemerintah khususnya Kementerian Agama dalam mengevaluasi kebijakan pengembangan kompetensi profesional ustaz yang dilakukannya, dan membantu ustaz dalam memahami kompetensi yang harus dimilikinya untuk menjadi pendidik profesional pada satuan PDF (Pendidikan Diniyah Formal).NIM.: 19104090032 Alfina Rahmatul Ulya2023-11-29T03:56:36Z2023-11-29T03:56:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62241This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/622412023-11-29T03:56:36ZUPAYA GURU- GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIKNYA DI MTs NEGERI PAKEM SLEMAN YOGYAKARTALatar belakang masalah penelitian ini adalah guru seharusnya dituntut untuk profesional mulai dari mengenali karakteristik peserta didik, merancang rencana pembelajaran, mengimplementasikan rencana dalam proses pembelajaran, mengevaluasi proses dan hasil belajar, dan mengembangkan potensi peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 dan Permendiknas No. 16 tahun 2007 telah disebutkan apa saja yang termasuk kompetensi pedagogik. MTs Negeri Pakem memiliki dua guru mata pelajaran fiqih yang sudah tersertifikasi. Apabila dilihat dari kualifikasi akademiknya kedua guru tersebut sudah profesional. Namun apakah lulus secara kualifikasi akademik dan lulus sertifikasi dua guru fiqih tersebut sudah benar- benar mampu mengimplementasikan kompetensi pedagogik seperti yang disebutkan dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data yang berupa fakta- fakta dari hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dua guru mata pelajaran fiqih di MTs Negeri Pakem belum mampu menguasai karakteristik peserta didik dengan baik. terbukti dari lima belas pertanyaan yang berkaitan dengan peserta didik, guru masih sering menyalahkan peserta didik.. Rancangan pembelajaran hanya dibuat oleh guru fiqih I, sedangkan guru fiqih II belum membuat dengan alasan beliau hanya membantu guru fiqih I. Dalam megelola proses pembelajaran baik guru fiqih I maupun II sama- sama memiliki kompetensi profesional, tetapi untuk kompetensi pedagogik ada beberapa aspek yang masih harus ditingkatkan, seperti penguasaan penggunaan media pembelajaran, dan kemampuan menerapkan strategi pembelajaran yang belum maksimal. Evaluasi baik proses maupun hasil sudah cukup baik, terlihat dari sistem penilaian yang dilakukan oleh guru fiqih I maupun II. Diadakan remidi bagi yang belum mencapai KKM, dan pengayaan bagi yang sudah tuntas KKM. Pengembangan peserta didik dilakukan dengan cara memotivasi dan menyediakan media kepada peserta didik. Upaya yang sudah dilakukan oleh guru mata pelajaran fiqih yaitu dengan mengikuti MGMP fiqih, dan untuk guru fiqih II saat ini sedang melanjutkan ke jenjang Strata II, itu juga merupakan wujud upaya meningkatkan kompetensi keprofesionalan.NIM.: 07410083 Maisyanah2023-11-24T06:57:10Z2023-11-24T06:57:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62383This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/623832023-11-24T06:57:10ZPERAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU AGAMA
DI SEKOLAH KHOIRIYAH WITTAYA MULNITHI
PROVINSI YALA (THAILAND SELATAN)Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kualitas Pendidikan Agama Islam. Hal ini disebabkan karena kurangnya profesionalime guru agama dalam merencanakan pembelajaran dan kurangnya penerapan metode yang tepat seperti metode yang digunakan masih didominasi metode ceramah selain itu penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti buku pembelajaran PAI, LCD, dan lain-lain. Dalam hal ini tentu saja akan menimbulkan permasalahan dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar sekolah Khoiriyah Wittaya Mulnithi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan lima guru agama. Data diperoleh dengan cara dokumentasi, wawancara dan observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan melakukan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang dapat disimpulkan: Pertama. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru agama di sekolah Khoiriyah Wittaya Mulnithi terdiri dari peran sebagai educator kepala sekolah meningkatkan profesionalisme guru dengan mengadakan kegiatan seminar atau workshop dan mengikutsertakan guru dalam workshop. Sebagai manajer, kepala sekolah menggunakan pendekatan keterlibatan agar guru bisa berpartisipasi aktif dalam manajerial sekolah, dan memberdayakan guru melalui sistem kerjasama. Sebagai administrator, kepala sekolah selalu menyusun dan mengelola administrasi. Sebagai supervisor, kepala sekolah melakukan kunjungan kelas (classroom visitation). Sebagai leader, kepala sekolah memberi bantuan guru dengan memberikan petunjuk. Sebagai innovator, kepala sekolah memiliki hubungan yang harmonis dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar, memberi teladan dengan memiliki displin waktu yang kuat, serta mengintegrasikan ilmu agama dan Ilmu Umum yang belum rata. Sebagai motivator, kepala sekolah melakukan pengaturan suasana kerja dan memberi pujian. Kedua. Faktor penghambat yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru agama di sekolah khoiriyah Wittaya Mulnithi adalah perbedaan karateristik masing-masing guru, sebagian guru agama lulusannya tidak berasal dari jurusan kegeruan, adanya guru yang susah berkembang dan fasilitas sekolah yang terbatas. Sedangkan faktor pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru agama di sekolah khoiriyah Wittaya Mulnithi adalah sebagian guru yang mempunyai semangat tinggi, penyelenggaraan seminar dan pelatihan.NIM.: 16410100 Miss Fataheeyah Baso2023-11-13T07:30:15Z2023-11-13T07:30:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62146This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/621462023-11-13T07:30:15ZPENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PAI MELALUI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) BAGI GURU PAI DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan profesionalitas guru
melaui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI yang dilakukan
di SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa tuntutan terhadap
profesionalisme guru PAI yang semakin tinggi Seiring dengan terbitnya Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 tahun 2007 tentang standar akademik dan
kualifikasi guru, maka setiap guru di tuntut meningkatkan profesionalisme guru,
yaitu setiap guru harus meningkatkan kompetensiya, baik kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial maupun profesional. Dengan kompetensi ini guru diharap
dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengn baik, menjadi teladan
bagi siswa, serta mampu mengembangkan profesinya. Dalam penelitian ini yang
menjadi permasalahan adalah peningkatan proesionalitas guru PAI melalui
kegiatan MGMP di sekolah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata hasilnya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI yang dilakukan
di SMP Negeri 5 Yogyakarta dapat meningkatkan profesionalitas guru PAI di
SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Penelitian ini ditujukan kepada Guru PAI di SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang
SMP Negeri 5 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode
analisis deskriptif dan metode berfikir induktif dengan tujuan untuk menganalisis
data yang diperoleh dari objek lapangan kemudia dihubungkan dengn teori yang
relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) PAI yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Yogyakarta dapat
meningkatkan profesionalisme guru PAI di sekolah tersebut.NIM.: 07470046 Umul Khaidaroh2023-11-08T01:32:18Z2023-11-08T01:32:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62120This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/621202023-11-08T01:32:18ZPERAN GANDA GURU PAI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AN-NAJAH SESELA LOMBOK BARAT (PERSPEKTIF SOSIOEDUKATIF)Guru dalam pemahaman masyarakat luas diterima sebagai profesi yang harus
digugu dan ditiru. Pemahaman semacam itu pada gilirannya akan menempatkan
profesi guru sebagai profesi yang mulia dibanding dengan profesi lainnya. Oleh
karena itu, sewajarnya bila dengan pemahaman yang melekat pada masyarakat luas
tersebut seakan guru tidak boleh cacat dan cela. Pada saat bersamaan pula, seorang
guru dituntut memainkan peran ganda tidak hanya peran profesi di madrasah,
melainkan juga dituntut memainkan peran posisi di masyarakat. Sejalan dengan tugas
keguruan yakni tugas dalam bidang profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Penelitian ini mengambil setting di Madrasah Ibtidaiyah (MI) An-Najah
Sesela untuk mengetahui secara deskriptif peran ganda guru PAI, relevansi peran
ganda dan kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dengan menggunakan perspektif
sosioedukatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori
peran dengan pendekatan sosioedukatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, dengan pendekatan ini penulis berusaha untuk mendeskripsikan
segala realitas yang ditemukan di lapangan terkait dengan peran ganda guru PAI.
Sedangkan metode pengumpulan data digunakan metode khas kualitatif yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Metode menganalisa data
digunakan secara berturut-turut yakni reduksi data, display data dan conclusion
drawing.
Setelah dilakukan penelitian ditemukan beberapa temuan, yaitu (1) peran
GPAI di madrasah sebagai tenaga pendidik (educator) dan tenaga kependidikan.
Dalam menjalankan peran yang pertama masih sederhana, monoton dan terkesan
formalitas, demikian juga dengan peran periodik masih belum otonom dalam artian
masih dibantu dengan rekan guru yang lain. Sedangkan peran GPAI di masyarakat
diwujudkan dalam bentuk perannya dalam bidang pendidikan, kegiatan remaja.
Ketiga peran yang dijalankan di masyarakat lebih bersifat pasif (diminta) oleh
masyarakat setempat. (2) Peran yang dijalankan GPAI di madrasah memiliki
relevansi dengan perannya di masyarakat yaitu sama-sama menjadi tenaga pendidik
dan memiliki peran yang terkait dengan pendidikan meraka. (3) Kendala yang
dihadapi di madrasah adalah pola rekrutment, pembagian peran yang kurang cermat,
distribusi mata pelajaran dan mismatch mata pelajaran, kurangnya sarana dan
prasarana. Sedangkan kendala di masyarakat adalah faktor sosiokultural dan bias
gender. Tesis ini menegaskan bahwa sejatinya profesi guru pada umumnya dan guru
PAI pada khususnya tidak boleh tidak menjalankan peran ganda (peran profesi dan
peran posisi) di madrasah dan masyarakat.NIM.: 09.251.027 Riadi, S.Pd.I2023-10-30T07:20:11Z2023-10-30T07:20:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62000This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/620002023-10-30T07:20:11ZMAKNA MUSIK BAGI KIAI: STUDI AKTIVITAS MUSIKAL KIAI MUHAMMAD FUAD RIYADI DI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL FATIHAH PLERET, BANTUL, YOGYAKARTAMakna musik memiliki arti yang luas bagi setiap orang terlebih bagi penciptanya. Musik atau lagu merupakan sebuah simbol yang di dalamnya terdapat makna. Penelitian ini hendak mengungkap makna musik Rofa Band bagi seorang kiai. Selama ini kajian tentang makna musik jarang tersentuh dalam kajian Sosiologi Agama, hal ini dapat dilacak dalam skrpisi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi Agama untuk mengungkap sebuah fenomena mengenai Makna Musik Rofa Band bagi K.H. Muhammad Fuad Riyadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitataif deskriptif dengan menggunakan metode observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan pihak yang terkait dan dokumentasi guna mengungkap aktivitas musik yang terdapat di pondok serta makna musik Rofa Band bagi K.H. Muhammad Fuad Riyadi. Dalam mengungkap makna musik penulis menggunakan teori Agama dan Kebudayaan milik Clifford Geertz yang kaitanya dengan simbol dan makna. Makan dibentuk dari relasi sistem pengetahuan dengan sistem nilai yang hanya dapat dipahami melalui simbol. Sistem simbol membawa dan menyampaikan ide pada orang lain. Simbol sendiri dapat berupa kata, prilaku, benda, musik, lirik, gambar, logo dan sebagainya. Simbol mengandung makna dan intepretatif Sementara makna musik merupakan perpaduan antara pengetahuan dan nilai yang melahirkan simbol berupa lirik lagu serta memiliki makna dibaliknya. Berdasarakan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terdapat beberapa temuan sebagai berikut: Pertama, Musik Rofa Band dibentuk sebagai respon atas paham-paham radikalisme, ekstrimisme, dan Islam puritan yang berkembang dikalangan musisi. Para musisi yang terpapar doktrin Wahabi mereka rata-rata alergi dengan musik dan alat musik, bahkan terdapat salah satu musisi yang sampai membakar alat musiknya. Kedua, terdapat aktivitas musik yang ada di dalam Pondok Pesantren Roudlotul Fatihah seperti musik Hadroh, musik Rofa Band, dan Jagongan bareng Pemusik. Ketiga, pemaknaan musik Rofa Band oleh K.H. Muhammad Fuad Riyadi yaitu sebagai bentuk ekspresi rasa cintanya pada Rasulullah dan melalui syair lagunya ia ingin mengungkapkan kecintaanya tersebut. Dengan demikian makna musik bagi K.H. Muhammad Fuad Riyadi sebagai respon atas paham radikalisme dan disisi lain sebagai ungkapan ekspresi cintanya pada Rasulullah.NIM.: 19105040095 Ferry Fitrianto2023-10-26T06:48:28Z2023-10-26T06:48:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61885This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/618852023-10-26T06:48:28ZRELASI KUASA KYAI TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL DI PONDOK PESANTREN ( ANALISIS WACANA KRITIS YOUTUBE VICE ASIA “ INSIDE ISLAMIC BOARDING SCHOOL’S SEXUAL ABUSE PROBLEM ” )Kekerasan seksual di lembaga keagamaan merupakan kasus yang diantisipasi namun terus terjadi beberapa tahun terakhir terutama ketika pemberitaan media terkait meningkatnya korban kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan yakni Pondok Pesantren. Hegemoni pemilik pesantren dengan santri dalam proses transfer ilmu juga mengantarkan jenis dinamika tertentu termasuk kekuasaan yang bersifat resiprokal membuka ruang relasi kuasa secara struktural di pondok pesantren. Salah satu media yang secara aktif menjelaskan hubungan relasi kuasa dan kasus kekerasan seksual di pondok pesantren adalah media Vice Asia.
Desain utama penelitian ini dengan melakukan analisis wacana oleh Sara Mills dalam media Vice Asia yang bertujuan untuk mempertegas keterkaitan relasi kuasa terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual di Pondok Pesantren. Penelitian ini menyertakan teori Michel Fuocault untuk menarik kesimpulan umum terkait definisi dan konteks relasi kuasa yang berada secara struktural lalu berpedoman pada teori analisis wacana yakni Sara Mills yang memfokuskan pada analisis media Vice Asia pada posisi subjek – objek dan pembaca/ penonton dengan kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, Posisi relasi kuasa di Pondok Pesantren memiliki pengaruh secara struktural karena perannya yang memiliki signifikansi dalam percontohan moril serta keilmuan yang menjafi fondasi pengetahuan keagamaan dalam meneruskan visi dan misi yayasan pondok pesantren. Hal ini menandakan sistem yang dibuat oleh kekuasaan tidak sepenuhnya negatif, namun berbalikan dengan kekuasaan dimaknai dan dipergunakan saat ini pondok pesantren yang dipimpin oleh Kyai atau jajaran strukturan telah mengalami penurunan efektivitas pengetahuan seiring dengan malafungsi kekuasaan yang berbasis pada kekerasan seksual. Kedua, representasi relasi kuasa kyai terhadap kekerasan seksual dalam Channel Youtube Vice Asia “ Inside Islamic Boarding School’s Sexual Abuse Problem ” ialah dinilai dapat memberikan dampak negative bagi para santri, hal ini didasari pada posisi subjek sebagai korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh kyai di Pondok Pesantren.NIM.: 16520014 Lenny Lesthari2023-10-26T01:57:05Z2023-10-26T01:57:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61843This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/618432023-10-26T01:57:05ZPERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU KEAGAMAAN PADA ANAK AUTIS DI YAYASAN PENDIDIKAN AUTISME BINA ANGGITA YOGYAKARTAAnak autis mengalami gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun yang mcmbuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial, mengalami hambatan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal dan kadang dalam beberapa kasus ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri. Penanganan pada masing-masing anak autis sangat berbeda dan memerlukan waktu yang lama, sehingga memerlukan kesabaran, ketelatenan, kerjasama yang baik dan diperlukan keaktifan guru serta lingkungan yang mendukung. Penanganan anak autis oleh guru memainkan peranan penting. Bagaimana seorang guru bisa menumbuhkan perilaku keagamaan pada anak autisme dimana telah kita ketahui bahwasanya mereka mengalami gangguan interaksi sosial, juga mengalami hambatan dalam berkomunikasi verbal dan non-verbal serta kegiatan dan minatnya aneh dan terbatas juga penanganan makanan mereka pun memerlukan perhatian. Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi, interview dan dokumentasi. Kesmipulan penelitian ini adalah: 1. Pendidikan pe1ilaku keagamaan yang dilaksanakan oleh gum di yayasan tersebut adalah: a. Materi untuk kelas dengan kurikulum awal b. Materi untuk kelas dengan kmikulum akademik yaitu materi untuk kemampuan akademik. 2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penumbuhan perilaku keagamaan anak autis di yayasan pendidikan autisme Bina Anggita Yogyakarta. 3. Hasil yang dicapai dari penumbuhan perilaku keagarnaan anak autis di yayasan pendidikan autisme Bina Anggita Yogyakaita adalah: anak dapat melakukan aktivitas dan mempunyai kemampuan sepe1ti anak-anak nonnal seusianya. 4. Peran guru dalam menumbuhkan perilaku keagamaan anak autis di yayasan pendidikan autisme Bina Anggita Yogyakaita adalah: a. Guru sebagai orang tua kedua bagi anak b. Guru sebagai pembimbing bagi anak c. Guru sebagai pengendali emosi anak d. Guru sebagai motivator anakNIM.: 00410117 Nurhayati2023-10-25T01:48:23Z2023-10-25T01:56:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61780This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/617802023-10-25T01:48:23ZKOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA ARAB DALAM MENGEVALUASI HASIL BELAJAR BAHASA ARAB DI MAN KARANGANOM KLATENSalah satu kemampuan profesional yang senng banyak dituntut oleh seorang guru adalah kemampuan dalam menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dalam pendidikan sangat diperlukan evaluasi hasil belajar, karena dengan evaluasi akan mempermudah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologi memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya. Metode penelian ini penulis menggunakan metode kualitatif diskritif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Sumber primer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi bahasa Arab, sedangkan sumber data sekundemya adalah kepala Sekolah dan karyawan. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Dalam rangka pelaksanaan program pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab, para guru bahasa Arab di MAN Karanganom Klaten terlebih dahulu telah membuat perencanaan program pembelajaran (SP) setiap awal tahun ajaran barn. Di dalam SP tersebut telah memuat materi pembelajaran, tujuan pembelajaran khusus (operasional), metode pembelajaran, sarana dan fasilitas pembelajaran, serta evaluasi hasil belajarnya. 2. Guru-guru bahasa Arab MAN Karanganom Klaten memiliki kompetensi (kemampuan) mengajar dan mengevaluasi dengan baik, karena mereka memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan pengalaman mengajar yang cukup, terbukti mereka mampu membuat perencanaan, melaksanakan proses belajar mengajar dan mengevaluasi hasil belajar bahasa Arab siswa dengan baik. 3. Dengan melalui test tertulis dan test lesan dapat diketahui bahwa prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas II semester I MAN Karanganom Klaten tennasuk dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata 6, 18.NIM.: 00420338 Sarining Sekar Andasih2023-10-25T01:32:19Z2023-10-25T01:32:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61777This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/617772023-10-25T01:32:19ZKERJASAMA GURU AGAMA ISLAM DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN IBADAH SHALAT SISW A KELAS II SMK MUHAMMADIYAH II YOGYAKARTASalah satu bentuk konkret pendidikan agama Islam yang diberikan guru agama Islam kepada siswanya adalah pelaksanaan pengamalan ibadah shalat, khususnya shalat zhuhur, shalat jum'at dan shalat sunnah dluha, yang merupakan program kerja guru agama Islam dan kegiatan ekstrakurikuler agama Islam. Pelaksanaan ibadah shalat memerlukan tehnik dan perencanaan yang matang dan tepat, sehingga pelaksanaan berjalan lancar, efektif dan efisien, dan yang paling utama adalah pengamalan ibadah ini dapat membekas pada diri siswa kesadaran pentingnya ibadah shalat bagi mereka, disamping bahwa hukum shalat adalah wajib. Selain menjadi tanggungjawab guru Pendidikan Agama Islam hendaknya adanya guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pelaksanaan ibadah shalat, baik dalam pengamalan maupun tehnik pelaksanaan serta peraturan, menunjukkan bahwa ia berperan dalam program pelaksanaan ibadah shalat. Kerjasama ini tentunya dibutuhkan karena adanya problem ketidakdisiplinan siswa terjadi karena beberapa hal. Penelian ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif. Dalam penelitian ini subyek penelitian utama atau subyek primer adalah guru agama Islam dan guru bimbingan dan konseling. Metode pengumpulan data dengan metode interview, observasi dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian lapangan ini adalah: 1. Bentuk kerjasama antara guru agama Islam dengan guru BK dalam penelitian ibadah shalat siswa kelas II SMK Muhammadiyah II Yogyakarta adalah secara formal dan infornal. 2. Kerjasama formal yaitu kerjasama yang telah diatur dalam bentuk mekanisme antara unit kerja yang berhubungan secara adrninistratif dan konsultatif. Kerjasama formal antara guru agama lslam dengan guru BK ini telah diatur dan dimusyawarahkan dengan kepala sekolah, sehingga terbentuk mekanisme kerja yang jelas. Sedangkan kerjasama infonnal yaitu kerjasama yang tidak diatur, akan tetapi dapat dilaksanakan dan dikembangkan antar personal guna meningkatkan efisiensi kerja. Kerjasama infonnal ini dilakukan melalui diskusi, pemberian saran atau pendapat serta membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan ibadah shalat. Yang dilakukan secara kekeluargaan. Sedangkan pola kerjasama antara guru agama Islam dengan guru BK dalam pembinaan ibadah shalat ini adalah dengan pembagian tugas dan terlibat angsung dalam mengikuti pengamalan ibadah shalat. 3. Hasil yang dapat dicapai berdasarkan data dan analisis tersebut menunjukkan kategori memuaskan. Hal ini dapat di buktikan dari keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan ibadah shalat.NIM.: 00410301 Muttaqinatun2023-10-24T08:12:06Z2023-10-24T08:12:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61764This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/617642023-10-24T08:12:06ZPENGAJARAN BAHASA ARAB Dl MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA III (Analisis Tentang Kompetensi Guru)Guru bahasa Arab adalah bagian dari profesi guru pada umumnya. Guru yang ideal dalam hal ini guru bahasa Arab adalah seseorang guru harus mempunyai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bidang tersebut serta metode penyampaiannya. Akan tetapi dalam prakteknya, guru sering mengabaikan atau menganggap sepele terhadap teori-teori atau aturan yang ada. Sering terjadi kerancuan dalam hal guru pemegang bidang studi tidak sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dan sering pula terdapat pelajaran yang dialihgurukan tetapi kurang tepat, sehingga proses belajar mengajar tidak maksimal dan siswa akan mengalami kejenuhan dalam belajar. Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam bagaimana pengajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta III dan bagaiman kualitas kompetensi guru bahasa Arab yang ada di sana.
Metode yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Dilihat dari kualifikasi pendidikan, guru bahasa Arab MAN Y ogyakarta III adalah alumni dari IAIN Sunan Kalijaga fakultas Adab jurusan bahasa dan sastra Arab dan fakultas Tarbiyah jurusan bahasa Arab dan bahasa Inggris
2. Dilihat dari kompetensi bahasa yang miliki guru bahasa Arab MAN Yogyakarta III telah cukup memenuhi standar kualifikasi sebagaimana disyaratkan oleh Departemen Agama untuk guru/ calon guru bahasa Arab hanya ada beberapa hat yang perlu ditingkatkan yaitu dalam hat wawasan pengetahuan tentang negeri Arab.
3. Dilihat dari kompetensi mengajamya, guru bahasa Arab MAN Yogyakarta III telah memiliki kompetensi mengajar yang cukup baik. Hal ini dilihat dari hasit observasi yang telah penulis lakukan dan juga diperkuat dari hasit penilaian terhadap kompetensi mengajar guru bahasa Arab dengan menggunakan format penilaian kompetensi mengajar guru meskipun masih ada beberapa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, yaitu datam hat penyusunan Rencana Pembelajaran dan datam pengorganisasian waktu dan juga dalam hal pemberian motivasi bagi siswa.NIM.: 00420277 Sudarti2023-10-20T07:37:31Z2023-10-20T07:37:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61611This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/616112023-10-20T07:37:31ZKEMAMPUAN MENGAJAR GURU BAHASA ARAB DI MADRASAH ALIYAH YSPIS REMBANG JAWA TENGAHGuru sebagai pendidik dan pengajar adalah salah satu subjek pendidikan yang mempunyai peran penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Disamping sebagai seorang pendidik guru diharapkan mampu menjadi pendamping dan pembimbing siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar. Dalam penelitian ini rumusan masalah ada 4 yakni: 1). Bagaimana pelaksanaan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah YSPIS Rembang Jawa Tengah perspektif kemampuan mengajar yang dimiliki guru-guru. 2). Apakah Guru-Guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah YSPIS Rembang memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran 3). Apakah Guru-Guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah YSPIS Rembang memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses pengajaran 4). Apakah Guru-Guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah YSPIS Rembang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Pengajaran bahasa Arab di MA. YSPIS Rembang disamping bertujuan sesuai dengan yang ada dalam GBPP bahasa Arab Madrasah Aliyah, juga memiliki tujuan lain yakni agar siswa bisa membaca kitab kuning. Dengan menggunakan metode ; ceramah, diskusi, tanya jawab, latihan, demonstrasi dan cerita. Sedangkan pengajaran bahasa Arab di MA. YSPIS perspektif kemampuan mengajar guru ada beberapa komponen penting dalam pengajaran yaitu ; perumusan tujuan, perencanaan pengajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. 2. Secara obyektif guru bahasa Arab di MA. YSPIS Rembang tidak memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran. 3. Melihat proses pengajaran yang dilaksanakan guru-guru bahasa Arab secara kualitatif guru-guru bahasa Arab di MA. YSPIS Rembang memiliki kemampuan dalam melaksanakan pengajaran dengan baik dengan menggunakan berbagai metode dan performan yang meyakinkan. 4. Secara faktual guru bahasa Arab di MA. YSPIS Rembang memiliki kemampuan yang baik dalam mengevaluasi pengajaran, baik evaluasi sumatif, formatif, dan pengadaan program perbaikan dan pengayaan.NIM.: 00420140 Musthofa2023-10-12T07:46:06Z2023-10-12T07:46:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61204This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/612042023-10-12T07:46:06ZREVITALISASI PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH (Perspektif Sosiologi Pendidikan)Proses pendidikan di dalam suatu masyarakat yang terbuka merupakan suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi yang terjadi tentunya sesuai dengan kemajuan teknologi serta bentuk masyarakatnya yang demokratis dan terbuka. Guru adalah seorang profesional di dalam masyarakat terbuka Apabila profesi guru tidak kompetitif, tidak profesicnal, maka hal itu akan beraki bat matinya profesi tersebut. Kualitas guru yang rendah dan guru yang tidak profesional kerap dikaitkan dengan keterpurukan pendidikan. Guru adalah sosok 'pahlawan tanpa tanda jasa", karena sebagai sebuah profesi, jasa guru tidak mendapatkan penghargaan yang selayaknya. Itulah sekilas gambaran sosok guru saat ini. Guru dalam konsep Islam adalah sumber ilmu dan moral. Ia merupakan tokoh identifikasi dalam hal keluasan ilmu dan keluhuran akhlaknya, sehingga anak didiknya selalu berupaya untuk mengikuti langkahlangkahnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a. Bagaimana pandangan rnasyarakat sekolah (anak didik, kepala sckolah dan guru) terhadap peran guru ? b. Hal-hal apa saja yang perlu direvitalisasi guna meningkatkan kompetensi personal, sosial dan profesional guru dalam pengembangan pendidikan agama islam? Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dalam penulisan ini pembahasan bersifat analisis deskripsi. Kesimpulan penelitian ini adalah 1). Pandangan dari sebagian masyarakat sekolah mengenai peran gum dalam menjalankan tugasnya sebagai pengaJar, pendidik, pembimbing dan pelatih dalam suatu lembaga pendidikan adalah sebagai berikut: a. Anak Didik, b. Kepala Sekolah, c. Guru 2). Sejalan dengan tugasnya sebagai seorang guru, peran guru-pun harus diimbangi dengan kompetensi yang harus dimiliki. Kompetensi itu adalah kompetensi personal, sosiai dan profesional.NIM.: 00410406 Aminah2023-10-12T02:01:35Z2023-10-12T02:01:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61183This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/611832023-10-12T02:01:35ZPERANAN GURU AGAMA DALAM MEMBINA PRIBADI MUSLIM PADA SISWA SLTP MUHAMMADIYAH 2 GAMPING YOGYAKARTASudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa selalu dipengaruhi dengan adanya keberhasilan dalam dunia Pendidikan.
Mengamati fenomena empirik yang ada disekeliling kita maka tampaklah bahwa pada saat ini terdapat banyak kasus kenakalan dikalangan remaja/pelajar. Timbulnya kasus-kasus kenakalan remaja memang tidak semata-mata karena kegagalan pendidikan agama Islam di sekolah yang lebih menekankan pada aspek kognitif, akan tetapi bagaimana semuanya itu dapat mendorong serta menggerakkan guru PAI untuk mencerrnati kembali dan mencari solusi lewat pengembangan pernbelajaran pendidikan agama Islam yang berorientasi pada pendidikan nilai (afektif ). Pelaksanaan belajar-mengajar serta penanaman nilai-nilai Islam di SLTP Muhammadiyah 2 Gamping Yogyakarta dijadikan obyek penelitian ini. SL TP Muhahammadiyah 2 Gamping Y ogyakarta merupakan lembaga pendidikan Islam yang rnencetak siswa yang berpribadi muslim serta rnenjadikan lslam ini sebagai pandangan hidupnya untuk keselamatan dan kesejahtraan hidup di dunia dan akhirat.
Metode penelitian ini adalah dengan kuantitatif dan kualitatif. Cara pengambilan data dengan menggunakan tekhnik non random sampling, yaitu tekhik purposive sampling.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Guru agama SLTP Muhammadiyah 2 Gamping Yogyakarta sudah menjalankan perannya dengah baik karena telah berperan sebagai
a. Fasilitator Sebagai bukti : guru agama selalu meningkatkan keahlian serta mernperluas khasanah pengetahuannya kemudian ditranforrnasikan kepada para murid.
b. Motivator
Sebagai bukti : guru agama memberikan dorongan, nasehat-nasehat serta cerita-cerita kepada siswa.
c. Pembimbing
Sebagai bukti : guru agama bekerjasama dengan guru BP untuk mengatasi rnasalah siswa.
2. Berbagai macam usaha yang diberikan guru agama pada diri siswa baik pada bidang kurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler sangatlah membantu siswa di dalam proses pengembangan kepribadian muslim selanjutnya walaupun masih ada sebagian kecil usaha yang dilakukan oleh guru agama yang belum diterima dengan baik oleh para siswa, ha! ini terbukti dengan jawaban angket yang diberikan oleh siswa. 3. Dari hasil wawancara penulis dengan guru agama tentang metode pembina:rn, seb.gairnana yang telah diuraikan pada bab Ill, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode-metode yang diterapkan oleh guru agama meliputi: a. Metode Ccramah, b. Metode Teladan, c. Metode Praktek, d. Metode Pengawasan, e. Metode Larangan, f. Metode HukumanNIM.: 00410502 Nasrullah2023-10-11T07:26:05Z2023-10-11T07:26:05Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61144This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/611442023-10-11T07:26:05ZSTRATEGI GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS V B MIN 2 BANTUL YOGYAKARTASebuah fenomena bahwa dalam proses belajar mengajar di madrasah masih dijumpai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, terlebih pada kesulitan belajar membaca Al-Qur’an. Diantara kesulitan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an yaitu banyak ayat-ayat panjang yang sulit dibaca, kurang atau tidak lancar, dan tidak fasih dalam membaca Al-Qur’an. Kesulitan itu disebabkan karena ilmu tajwid belum sepenuhnya diajarkan pada level dasar, terkadang peserta didik hanya menghafal melalui bimbingan para guru. Jika kesulitan-kesulitan yang ada tidak diatasi dengan seksama maka akan mempengaruhi pada keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karena itu, berbagai pihak yang bersangkutan berusaha mengatasinya guna tercapainya tujuan pendidikan yang seoptimal mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan bagaimana strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an beserta faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi guru dalam melakukan strategi tersebut.
Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah : 1) Strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an peserta didik di MIN 2 Bantul Yogyakarta adalah dengan memberikan pembelajaran tambahan kepada peserta didik berupa pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ). 2) Faktor penghambat strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an peserta didik adalah guru kurang bersemangat saat mengajar, guru kurang menguasai dalam pengondisian kelas, orang tua yang belum ada waktu untuk mengajari peserta didik membaca Al-Qur’an, peserta didik kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, pembelajaran masih kurang efektif karena masih kurangnya guru yang mengajar, jam pembelajaran masih terbatas, serta dana madrasah untuk ekstra itu masih terbatas. 3) Faktor pendkung strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Qur’an peserta didik adalah kesadaran guru terhadap pentingnya pemebelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ), dukungan serta kontribusi orang tua untuk membantu kelancaran pembelajaran, semangat, antusias, dan keinginan peserta didik untuk bisa membaca Al-Qur’an, serta MIN 2 Bantul merupakan madrasah tahfizh oleh karena itu lulusan MIN 2 Bantul harus sudah bisa membaca Al-Qur’an dan hafal juz 30.NIM.: 19104010102 Lutfi Fauziah2023-10-11T04:44:00Z2023-10-11T04:44:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61130This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/611302023-10-11T04:44:00ZUPAYA PREVENTIF, REPRESIF, DAN KURATIF GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEREDUKSI PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan prokrastinasi akademik yang terjadi pada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Seyegan, Sleman. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda-nunda yang terjadi di dunia pendidikan dan termasuk perbuatan yang dilarang dalam Islam. Jika dibiarkan, perilaku ini akan memberikan dampak buruk bagi siswa sehingga sangat perlu untuk direduksi eksistensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya preventif, represif, dan kuratif guru PAI dalam mereduksi prokrastinasi akademik siswa di SMP Muhammadiyah 1 Seyegan.
Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Informan penelitian ini adalah tiga guru PAI dan siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Muhammadiyah 1 Seyegan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Adapun, teknik analisis data yang digunakan adalah data reduction, display data, dan drawing conclusion/verification. Sedangkan, pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil analisis statistik deskripstif data kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik siswa SMP Muhammadiyah 1 Seyegan berada pada kategori sedang dengan persentase 64%. Adapun, analisis data kualitatif menunjukkan bahwa bentuk-bentuk prokrastinasi akademik siswa adalah: a) melakukan penundaan; b) mengerjakan tugas mendekati tenggat; c) melalaikan tugas; d) datang terlambat; serta e) tidak masuk sekolah tanpa keterangan (alpa). Upaya preventif guru PAI dalam mereduksi prokrastinasi akademik pada siswa adalah dengan: a) mengidentifikasi siswa yang terindikasi melakukan prokrastinasi akademik; b) memberi bantuan siswa yang kesulitan menyelesaikan tugas; c) berkolaborasi dengan guru BK dan orang tua/wali untuk memberikan bimbingan; d) melakukan pembinaan akhlak; e) memberikan nasihat dan motivasi; f) mengadakan variasi pembelajaran; serta g) melatih kedisiplinan siswa. Upaya represif guru PAI dalam mereduksi prokrastinasi akademik pada siswa adalah dengan: a) memberikan teguran, peringatan, dan ketegasan secara lisan; b) memberi sanksi; serta c) melakukan pengawasan. Upaya kuratif guru PAI dalam mereduksi prokrastinasi akademik pada siswa adalah dengan: a) berkolaborasi dengan guru BK untuk memberikan konseling; b) berkolaborasi dengan orang tua untuk memantau perilaku siswa di rumah; c) menciptakan lingkungan belajar yang positif; serta d) meningkatkan kemampuan manajemen waktu siswa.NIM.: 19104010075 Falelia Regitasari Pramaswari Priyatna2023-10-10T06:33:50Z2023-10-10T06:33:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61084This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/610842023-10-10T06:33:50ZKOMPETENSI GURU DALAM MELATIH KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS RENDAH SD NEGERI PERCOBAAN 2 YOGYAKARTAEmosi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar. Seorang guru harus memiliki kecakapan teknis dan kompetensi yang memadai agar ia bisa melatih kecerdasan emosi siswa. Guru dituntut untuk lebih professional dalam segala hal dalam mendidik siswa. Penekanan guru yang berlebihan pada dimensi kognitif dan dimensi psikomotorik serta merendahkan dimensi afeksi, pada akhirnya menghasilkan kualitas peserta didik yang berat sebelah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja masalah-masalah emosi siswa yang dihadapi oleh guru?
2. Bagaimana cara guru melatih kecerdasan emosi siswa?
3. Apa kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan guru dalam melatih kecerdasan emosi siswa?
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan yang sewajamya atau sebagaimana adanya. Metode pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1). Masalah-masalah emosi siswa yang dihadapi guru pada masing-masing jerjang adalah berbeda-beda, sesuai dengan perfa.mbahan usia, tingkat intelektualitas, dan perkembangan pribadi siswa. 2). Nilai-nilai kecerdasan emosi yang dilatihkan guru pada masing-masing jenjang pendidikan kepada siswa, berbeda-beda sesuai dengan masalah emosi yang dominan terjadi. 3). Cara guru melatih kecerdasan emos1 s1swa disesuaikan dengan masalah masalah emosi siswa yang sedang dihadapi guru.
4). Kekurangan guru dalam melatih kecerdasan emosi siswa terutama terletak pada penerapan metode pelatihan yang kurang mengindahkan prinsip-prinsip pelatihan kecerdasan emosi.NIM.: 00410427 Kusyantoro2023-10-10T03:07:16Z2023-10-10T03:07:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61049This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/610492023-10-10T03:07:16ZSINERGI GURU PAI DAN ORANG TUA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DALAM JARINGAN (DARING) DI KELAS V SDN AMBARRUKMO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTAPandemi Covid-19 mengubah metode pembelajaran di sekolah dari luar jaringan (luring) menjadi dalam jaringan (daring). Salah satu yang terdampak perubahan tersebut adalah SDN Ambarrukmo. SDN Ambarrukmo merupakan sekolah yang secara kultural memiliki hubungan yang cukup erat dengan orang tua siswa serta memiliki guru PAI dan wali kelas yang aktif berkomunikasi dengan orang tua dalam proses pembelajaran dan kondisi perkembangan anak. Agar terlaksana dengan baik, pembelajaran PAI dalam jaringan (daring) membutuhkan sinergi guru PAI dan orang tua siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) berbagai bentuk sinergi guru PAI dan orang tua siswa selama pembelajaran PAI dalam jaringan (daring) kelas V SDN Ambarrukmo dan (2) dampak sinergi guru PAI dan orang tua siswa terhadap hasil belajar PAI dalam jaringan (daring) siswa kelas V SDN Ambarrukmo.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ini adalah orang tua siswa, wali kelas V, guru PAI, siswa kelas V, dan kepala sekolah. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan catatan dokumentasi. Keabsahan data memakai triangulasi sumber dan metode. Adapun teknis analisis datanya menggunakan konsep dari Miles dan Hubermen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI melakukan sinergi dengan orang tua siswa dalam pembelajaran PAI secara daring (daring) untuk mengoptimalkan hasil belajar PAI siswa kelas V SDN Ambarrukmo. Bentuk-bentuk sinerginya antara lain : (1) pertemuan wali siswa dan guru PAI untuk evaluasi pembelajaran PAI dan persiapan pembelajaran PAI ke depan ; (2) komunikasi dan koordinasi melalui grup WhatsApp ; (3) memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik ; (4) pendampingan belajar dalam rangka memaksimalkan pemahaman materi ; (5) pemantauan untuk menjaga kedisiplinan siswa ; dan (6) evaluasi pembelajaran. Selanjutnya dampak sinergi pada hasil belajar siswa antara lain : (1) sikap spiritual siswa meningkat, ; (2) pemahaman materi dan tugas pada siswa yang lebih baik ; (3) terbentuknya sikap disiplin siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan tugas ; (4) keterampilan membaca al-qur’an dan praktik salat yang lebih optimal.NIM.: 17104010130 Muhammad Rizaz Fuady2023-10-02T04:26:26Z2023-10-02T04:26:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60736This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/607362023-10-02T04:26:26ZPERAN GURU SEBAGAI MANAJER DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB PADA KELAS AKSELERASI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTASekolah-sekolah Islam baik swasta maupun negeri sejak Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi telah diajarkan Bahasa Arab. Pengajaran Bahasa Arab seperti juga proses pengajaran materi lainnya tidak bisa Iepas dari berbagai komponen yang rnenyertainya, yaitu, tujuan, guru, murid, metode, materi, media, dan evaluasi. Dalam pedoman penyelenggaraan Program Percepatan Belajar yang dibuat Direktorat Pendidikan Luar Biasa Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional disebutkan, program kelas akselerasi adalah program percepatan belajar.. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang dikelola oleh Majlis Pendidikan Dasar Menengah Muhammadiyah yang telah berstatus Disamakan dan melaksanakan program Kelas Akselerasi.
Penelitian ini menggunakan data bersifat kualitatif yang kemudian dianalisis secara deduktif dan induktif. Analisis deduktif adalah cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dengan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
Kesimpulan penelitian ini adalah: 1). Guru belum merencanakan pengajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi secara tertulis, baik rencana tahunan, rencana per semester, rencana harian maupun Analisis Materi Pelajaran. Perencanaan pengajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi merujuk pada perencanaan pengajaran Bahasa Arab untuk kelas reguler dan diadakan penyesuaian mengenai pengelolaan waktunya. Persiapan pengajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi lebih banyak bersifat kondisional, kemudian dalam penerapannya di dalam kelas guru menyesuaikan dengan kemampuan pemahaman siswa dan ketersediaan waktu. 2). Pengorganisasian pengajaran dilakukan guru Bahasa Arab dengan menggunakan buku paket sebagai sumber belajar utama. 3). Guru memotivasi belajar siswa dengan banyak memberikan komentarkomentar atau tanggapan-tanggapan terhadap hasil kerja siswa. Komentarkomentar tersebut kebanyakan bersifat pujian atau penghargaan. Disamping itu, dalam memotivasi siswa guru mengadakan ulangan, memberitahukan nilai tes atau ulangan pada siswa, memberi tugas rumah dan membiasakan iklim kompetisi sehat diantara siswa. 4). Guru mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap pengajaran yang telah berlangsung melalui evaluasi proses yang ditujukan untuk pribadi guru sendiri sebagai masukan apakah pengajaran yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum dan evaluasi hasil belajar berupa ulangan harian, ulangan umum dan ulangan akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung. 5). Dari gambaran-gambaran di atas dapat diketahui bahwa guru Bahasa Arab belum maksimal dalam melaksanakan perannya sebagai manajer dalam pengajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dapat dilihat dari perencanaan yang belum maiang sehingga terkesan bahwa pengajaran Bahasa Arab tersebut dilaksanakan seadanya. 6.) Hal-hal yang menurut responden menjadi penghambat dalam pelaksanaan perannya sebagai manajer dalam pengajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi adalah fasilitas dan lingkungan yang belum sepenuhnya mendukung dalam pengajaran bahasa, waktu yang terbatas, dan pribadi guru sendiri, sedangkan hal yang mendukung adalah siswa kelas akselerasi yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dan sikap kooperatif mereka serta komitmen mereka yang tinggi terhadap tugas-tugas yang diberikah guru.NIM.: 00420268 Miftahus Saadah2023-09-22T02:11:02Z2023-09-22T02:11:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60519This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/605192023-09-22T02:11:02ZPENGARUH MINAT PADA PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TADRIS MIPA FAKULTAS TARBIYAH UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAPenelitian ini berjudul "Pengamh Minat Pada Profesi Guru Dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta".
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya, serta seberapa besar pengaruh minat pada profesi guru dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Tadris MIP A Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta Semester Gasal Tahun Ajaran 2006/2007 sejumlah 187 mahasiswa. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan table dari Robert V Krejcei dan Daryle W Morgan pada taraf signifikansi 5%, dengan tehnik strat(fied random sampling diperoleh sampel 126 mahasiswa.
T eknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yang berbentuk angket, yaitu angket minat pada profesi gum, lingkungan belajar dan motivasi belajar yang masing-masing angket terdiri dari 25 butir petanyaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ( 1) Adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara minat pada profesi guru terhadap motivasi belajar
mahasiswa dengan koefisien korelasi rx1y = 0,404 serta garis regresi Y= 0,433X1 + 42,421, (2) Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Iingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi rx2y = 0,500 dan garis regresi Y= 0,488X2 + 47,568 (3) Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara minat pada profesi guru dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan persamaan
regresi Y= 0,307 X1 + 0,410 X2 + 23,577 dan koefisien regresi ganda ry12 = 0,571
Minat pada profesi gum memberi sumbangan efektif sebesar 17,194 dan lingkungan belajar sebesar 31,183. Sedangkan sumbangan relatif min at pada profesi gum sebesar 35,561 % dan lingkungan belajar sebesar 64,493% .NIM.: 02431386 Siswadin2023-09-20T08:26:54Z2023-10-02T07:28:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60427This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/604272023-09-20T08:26:54ZUSAHA GURU DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KERJASAMA ANAK (STUDI KASUS DI TK ABA CEMPAKA DEMANGAN YOGYAKARTA)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha guru dalam menumbuhkan sikap kerjasama pada anak TK ABA Cempaka Demangan Y ogyakarta dan hasil dari usaha tersebut serta faktor pendukung dan penghambat dalam menumbuhkan sikap kerjasama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang menyangkut sikap kerjasama anak TK dan diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para guru untuk meningkatkan sikap kerjasama pada anak, khususnya para guru TK ABA Cempaka Demangan Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatit dengan mengambil Jatar TK ABA Cempaka Demangan Y ogyakarta. Pengmpulan data yang <lilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi, Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Usaha yang dilakukan guru TK ABA Cempaka dalam menumbuhkan sikap kerjasama pada anak adalah mengelompokkan tempat duduk siswa sesuai dengan umur, mengajarkan kepada siswa untuk tolong menolong dan bantu membantu, menggambar dan mewamai bersama. menyanyi bersama, bermain kolektif, olahraga bersama, serta memberikan cerita yang mencerminkan sikap kerjasama. (2) Hasil dari usaha guru TK ABA Cempaka dalam menumbuhkan sikap kerjasama adalah sebagian kecil dari siswa TK ABA Cempaka sudah memiliki sikap kerjasama yang baik dengan sesama teman. Hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa TK ABA Cempaka suka tolong-menolong, bantu membantu, ramah, terbuka. serta percaya pada diri sendiri. (3) Faktor yang mendukung dalam menumbuhkan sikap kerjasama pada anak adalah (a) Kurikulum dan metode telah tersedia, sehingga guru tinggal menerapkan saja, (b) Bahan pengembangan yang dirancang dalam GBPP sudah dimiliki oleh TK ABA Cempaka. (c) Rata-rata guru yang ada di TK ABA Cempaka telah memiliki pengalaman mengajar yang cukup disamping itu mereka sering mengadakan studi banding ke lembaga yang lebih baik dalam rangka mencari masukan terhadap upaya pengembangan sikap kerjasama, ( d) Alat permainan lengkap. (4) Faktor penghambat dalam menumbuhkan sikap kerjasama adalah (a) Siswa yang ada di TK ABA Cempaka jumlahnya banyak, yaitu 58 siswa. Sedarigkan guru yang ada di TK ABA Cempaka jumlahnya 4 orang. Hal ini menunjukkkan bahwa guru yang ada tidak mencukupi, sehingga pelaksanaan belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan lancar. (b) Kurang kerjasama dari pihak orang tua anak didik di TK ABA Cempaka. Orang tua siswa belum dapat memberikan keteladanan sehingga sulit bagi guru untuk menumbuhkan sikap kerjasama pada anak tanpa adanya bantuan dari wali murid. (c) Belum ada lembaga khusus yang berupaya mengakomodasi dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh anak. didik.NIM.: 01410807 Anis Mu'awanah2023-09-19T01:09:32Z2023-09-27T07:33:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60401This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/604012023-09-19T01:09:32ZKORELASI ANTARA SIKAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN SEMANGAT KERJA GURU (STUDI KASUS DI SMP PIRI NGAGLIK SLEMAN, YOGYAKARTA)Penelitian ini bertujuan untuk mengetalrni sikap kepemimpinan kepala sekolal1 di SMP PIR1 Ngaglik, untuk mengetalrni semangat kerja guru di SMP PIR[ Ngaglik,, dan mengungkap ada tidaknya korelasi antara sikap kepemimpinan kepala sekolah dengan semangat kerja gum di SMP PIRI Ngaglik, sleman, Y ogyakarta.
Penelitian ini mempakan penelitian populasi karena jumlah subjek penelitian kurang dari 100. Populasi penelitian ini adalah semua guru SMP PIRl Ngaglik tennasuk di dalamnya adalal1 kepala sekolal1 dengan junlah keseluruhan yaitu 21 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sikap kepemimpinan kepala sekolah SMP PIRl Ngaglik secara umum dinilai baik. 2) Diketahui bahwa r J.T pada taraf signifikansi 5 % lebih besar dari pada r tabel yakni 0,664 > 0,444. Maka pada taraf signifikansi 5 % hipotesa altematif diterima karena teruji kebenarannya, dan hipotesa nol ditolak. Kemudian pada taraf signifikansi 1 %
r xr adalal1 lebih besar dari pada r tabel, yakni 0,664 > 0,561, maka pada taraf signifikansi 1 % hippotesa altematif dite1ima. Ini mengungkapkan bal1wa pada taraf signifikansi I % itu terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. 3) Terdapat hubungan yang positif antara sikap kepemimpinan kepala sekolal1 dengan semangat kerja guru, hal ini berindikasi bahwa semakin tepat sikap kepemimpinan kepala sekolal1 dalam mengimplementasikan kebijakan, maka semakin tinggi pula semangat kerja yang dilakukan guru di SMP PIRI Ngaglik. 4) Semangat kerja guru di SMP PIRI Ngaglik dinilai baik, ini disebabkan karena kepala sekolah dapat menampilkan sikap terbaiknya kepada guru-guru. 5) Semangat kerja guru temyata dapat terwujud manakala faktor insentif diberikan, hak guru diperhatikan, kebutuhan rohani guru diperhatikan, suasana tempat kerja menyenangkan, guru mendapat posisi yangg tepat sesuai dengan keahliannya, fasilitas mendukung, para guru diberikan kesempatan untuk maju dan terdapatnya komunikasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah.NIM.: 00470514 Ahyan Haerani2023-09-13T02:18:54Z2023-09-13T02:18:54Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60291This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/602912023-09-13T02:18:54ZKOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN PAI DI MTsN WONOKROMO BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang kompetensi profesional guru dalam pembelajaran PAI di MTsN Wonokromo Bantu!. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kuali•i:as pembelajaran PAI tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuaiitatif, dengan mengambil latar MTsN Wonokromo Bantul. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data, rcduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pcmcriksaan kcabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi melalui dua modus, yaitu dcngan mcnggunakan metode ganda dan sumber ganda.
Has ii penelitian menunjukkan bahwa guru-guru P /\I di MTsN Wonokromo dalam pembelajaran telah memenuhi syarat sebagai guru yang mempunyai kompetensi profesional, meliputi kompetensi bidang akademik, bidang metodologi, bidang administrasi serta bidang bimbingan dan penyuluhan. Hal ini didasarkan pada beberapa hal: pertama, kemampuan penguasan bidang studi yang menjadi tugasnya serta materi pendalaman dan pengayaannya. Kedua, kemampuan dalam rnerencanakan dan me!aksanakan pembelajaran serta evaluasi: dalam merencanakan pembelajaran guru-guru PAI mampu menentukan Tujuan Instruksional Khusus, 111enentukan materi, pendekatan, alat, metode, sumber dan eval uasi. Sedangkan dalam melaksc1.nakan proses pembelajaran telah sesuai dcngan pcrencanaan, disertai dengan pcmberian motivasi dan penerapan metode yang 1cpat. Kcmampuan dalam membuat perencanaan evaluasi yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus, melaksanakan evaluasi dan melaksanakan program tindak lanjut melalui pemberian perbaikan dan pengayaan. Ketiga, kemampuan dalam melaksanakan administrasi, yaitu administrasi guru. Hanya saja dalam bidang administrasi ini rnasih terdapat sebagian kecil guru yang tidak menjalankan administrasi kurikulum secara rutin. Keempat, kemampuan dalam melaksanakan bimbingan dan penyu1uhan yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa serta memberikan layanan bimbingan belajar dan bersikap bajk di dalam maupun di luar kelas.NIM.: 00410002 Nisrokhah2023-07-25T06:22:31Z2023-07-25T06:22:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59998This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/599982023-07-25T06:22:31ZPENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SDIT ALAM GOLDEN SCHOOL SOLOK SUMATERA BARATGuru yang memiliki kecakapan dalam mengajar siswa merupakan kunci tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kecakapan yang dimiliki guru tercipta dari proses pembelajaran yang berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan tersebut, guru perlu melakukan pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Namun, di lapangan banyak ditemukan guru memiliki permasalahan dengan kompetensi pedagogik berupa: kurang memahami karakter peserta didik, kurang memahami landasan mengajar, bahkan sebagiannya guru hanya mengedepankan kepentingan administrasi mengajar daripada pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah kompetensi pedagogik guru di SDIT Alam Golden School, mengetahui upaya sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SDIT Alam Golden School dan bagaimana kompetensi pedagogik guru di SDIT Alam Golden School. Lokus penelitian ini SDIT Alam Golden School Solok Sumatera Barat dengan metode penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi meliputi observasi lingkungan sekolah, proses peningkatan kompetensi pedagogik dan proses pembelajran, wawancara mendalam dan dokumentasi administrasi sekolah dan kegiatan-kegiatan. Setelah seluruh data ditemukan maka data diolah dengan analisis kualitatif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data.
Setelah melaksanakan penelitian ditemukan bahwa pertama, guru di SDIT Alam Golden School menghadapi masalah kompetensi pedagogik guru berupa: kurang memahami landasan pendidikan, kurang mampu memahami karakter peserta didik, kurang mampu mengembangkan kurikulum, kurang mampu mengondisikan kelas, merancang pembelajaran dan memanfaatkan teknologi dalam menciptakan media pembelajaran. Kedua, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru terdapat 4 kegiatan dengan kegiatannya adalah 1) melaksanakan kegiatan lokakarya, 2) diskusi terbuka, 3) pelatihan, Kelompok Kerja Guru dan 4) kegiatan evaluasi dan upgrade kemampuan guru dalam mengajar pada kegiatan Human Resource Department (HRD). Upaya meningkatkan kompetensi pedagogik terhadap guru dilaksanakan dalam rangka menciptakan guru yang berkualitas dan membantu tercapainya tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Ketiga, kompetensi yang dimiliki oleh guru setelah mendapatkan pelatihan: 1) guru mengetahui landasan pendidikan berdasarkan aturan negara dan perspektif Islam, 2) guru mampu menciptakan media pembelajaran (worksheet, action plan, timeline, modul, soal yang berbasis HOTS (High Order Thinking Skill), rubrik penilaian, merancang kegiatan dengan basis project based learning, dan power point), 3) guru lebih mampu memahami psikologi dan perbedaan masing-masing karakter peserta didik, 4) mengadakan tindak lanjut dari hasil evaluasi dengan perbaikan, pengayaan dan remedial dan 5) terlatih untuk menjadi teladan dan menggunakan bahasa yang mendidik di dalam maupun di luar kelas.NIM.: 20204012022 Mutia Miftachul Jannah2023-07-18T07:37:44Z2023-07-18T07:37:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59938This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/599382023-07-18T07:37:44ZPERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI TAMAN KANAK-KANAK MASYITHOH GUBUKRUBUH I PLAYEN GUNUNGKIDULPerkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak karena perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan anak. Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki anak untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu. Guru sebagai tenaga pendidik yang bertanggung jawab pada proses pembelajaran dan pengembangan kognitif anak, perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak. Di masa pandemi Covid-19, peran guru sangat penting mengingat proses belajar harus dilakukan secara daring. Guru harus benar-benar berupaya semaksimal mungkin agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Beberapa peran guru yang sangat "urgent" yaitu: (1) Guru sebagai Fasilitator; Guru memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, (2) Guru sebagai Inovator dan Evaluator; Proses belajar yang dilakukan secara online mengharuskan guru untuk menguasai teknologi dan Setelah proses pembelajaran daring dilakukan, guru harus mampu mengevaluasi apa kekurangan dari pembelajaran daring. (3) Guru Sebagai Motivator; Guru tetap memberikan materi atau penugasan terhadap siswa disertai dengan motivasi untuk tetap semangat dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun dan peran guru dalam pengembangan kognitif anak usia 5-6 tahun, serta faktor pendukung dan penghambatnya di TKM Gubukrubuh I Playen Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan dalam pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik pemeriksaan data dengan triangulasi. Hasil penelitian mengenai peran guru dalam pengembangan kognitif anak usia 5-6 tahun di TKM Gubukrubuh I Playen Gunungkidul dapat dikatakan sudah berkembang dengan baik. Peran guru yang dilakukan adalah melalui kegiatan pembelajaran yang memadukan antara berhitung, olahraga, bermain dan bernyanyi. Karena dalam masa pandemi covid-19 maka kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan daring melalui aplikasi WA Group. Faktor pendukung perkembangan anak yaitu adanya dukungan orangtua, guru, lingkungan dan fasilitas, serta tingkat keingintahuan anak dan semangat yang tinggi. Sedangkan faktor penghambat yaitu daya tangkap anak yang bervariasi, tingkat konsentrasi yang berbeda-beda, sinyal internet yang lemah serta boros penggunaan kuota.NIM.: 18104030079 Atikah Fauziyah2023-07-10T01:40:15Z2023-07-10T01:40:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59697This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596972023-07-10T01:40:15ZPOLA PIKIR GURU KELAS DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA DISIPLIN DAN KOMITMEN KERJA PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN PASAMAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pandangan guru kelas dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja pada Sekolah Dasar di kabupaten Pasaman Barat, kedua, memaparkan bagaimana keyakinan guru kelas dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja pada Sekolah Dasar di kabupaten Pasaman Barat, ketiga, bagaimana nilai dasar guru kelas dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja pada Sekolah Dasar di kabupaten Pasaman Barat, keempat, bagaimana budaya disiplin dan komitmen kerja guru kelas pada Sekolah Dasar di kabupaten Pasaman Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun subjek penelitian kepala sekolah dan enam orang guru kelas Sekolah Dasar di kabupaten Pasaman Barat. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa : Pertama, guru kelas memiliki pandangan dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja yaitu sangat penting untuk diterapkan, disiplin dan komitmen kerja kunci utama kesuksesan, displin sebagai sorotan utama bagi seorang guru sebagai parameter, hadir tepat waktu sebagai wujud pembiasaan disiplin dan tolong menolong sebgai wujud komitmen kerja yang tinggi. Kedua, guru kelas memiliki keyakinan dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja yaitu memberikan keteladanan, peningkatan motivasi, penegakan aturan. Ketiga, guru kelas memiliki nilai dasar dalam menumbuhkan budaya disiplin dan komitmen kerja yaitu merumuskan kode etik guru dan mengevalusi kinerja guru. Keempat, budaya disiplin dan komitmen kerja guru kelas di Sekolah Dasar Pasaman Barat yaitu hadir di ruang kelas tepat watu, mematuhi peraturan sekolah, tanggung jawab mengerjakan tugas, kesamaan tujuan, tolong menolong dan mengutamakan kepentingan sekolah.NIM.: 21204081036 Jumadil Akhir2023-07-07T06:58:45Z2023-07-07T06:58:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59643This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/596432023-07-07T06:58:45ZPENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA UNTUK MEWUJUDKAN PAUD BERKUALITAS (Case Study: TK Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar)Penelitian ini dilatarbelakangi bahwasanya kompetensi profesional guru belum sepenuhnya sesuai dengan standar pendidikan nasional. Guru belum mampu menyesuaikan bahan ajar dengan konsep merdeka belajar dalam implementasi kurikulum merdeka. TK Surya Ceria Aisyiyah Karanganyar memiliki beberapa strategi peningkatan kompetensi profesional guru melalui program pengembangan profesional guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi dan implikasi peningkatan kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum merdeka untuk mewujudkan PAUD berkualitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian diperoleh dari data tertulis maupun lisan yang dianalisis kemudian dideskripsikan terkait peningkatan kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum merdeka untuk mewujudkan PAUD berkualitas. Prosedur pengambilan data melalui data primer yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi serta data sekunder dari buku maupun artikel jurnal.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi profesional guru didapatkan dari program pengembangan profesional guru diantaranya in house training, Kelompok Kerja Guru (KKG), Focus Group Discussion (FGD), workshop, seminar/webinar, EPRO SCA (evaluasi program), dan study banding. Kompetensi profesional guru dalam implementasi kurikulum merdeka masih dalam proses penyesuain kegiatan intrakurikuler berbasis Project Based Learning (PBL), pemanfaatan loose parts dan buku cerita pada kegiatan pemantik. Guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pengembangan diri dan peserta didik. Guru juga berperan penting pada kegiatan kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) untuk meningkatkan soft skill dan karakter xi peserta didik. Implikasinya terhadap PAUD berkualitas pada elemen kualitas proses pembelajaran adalah guru mampu merencanakan pembelajaran yang efektif, menggunakan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, muatan pembelajaran selaras dengan kurikulum, dan melakukan asesmen pembelajaran berkualitasNIM.: 21204031035 Nur Istiana Makarau2023-07-05T03:45:17Z2023-07-05T03:45:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59537This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/595372023-07-05T03:45:17ZIMPLIKASI PENGABDIAN MAHASISWA GURU TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIK DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI KAMPUS 2 TAHUN AJARAN 2022/2023Service is an important part in building a better society. Through dedication, make a real contribution to others, develop yourself and build stronger relationships with the surrounding community. Modern Islamic Boarding School Darussalam Gontor implements the obligation to serve all its alumni, one of which is the dedication of Collegian Student. Collegian Student Gontor For Girls Campus Two do not only work as educators, but as students and also serve in the cottage sectors. There are many obligations that must be carried out, can Collegian Student develop competence as educators. Seeing competence is one of the things that educators must have to support the teaching profession. This study aims to determine the Implications of Collegian Student Devotion to the development of educator competence in Modern Islamic Boarding School Darussalam Gontor For Girls Campus Two.
This research is a qualitative research with an educative approach. The technique for determining research subjects used Purposive Sampling and Snowball Sampling Techniques. Research Data Collection Techniques using Observation, Interview and Documentation techniques. While testing the validity of the data is done by triangulating data and data sources. As well as data analysis techniques carried out by data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results showed that: 1) The concept of Collegian Student Service at Gontor For Girls Campus Two, is a Service Teacher who is given three obligations, namely being a Student at Darussalam Gontor University, Teaching at Kulliyyah Al-Mu’allimāt Al-Islāmiyyah (KMI) and serving in sectors cottage. This service activity is to produce nursery teachers who are ready to go into society to become Munẓirul Qoum. 2) Implementation of Collegian Student Service at Gontor For Girls Campus Two is carried out with the following activities: Ta’hīl activities (material training), Distribution of Subjects according to Teacher abilities, Making RPS in each Subject, Making I’dād At-Tadrīs and checking them. 3) Implications of Collegian Student Devotion to the development of educator competence in Modern Islamic Boarding School Darussalam Gontor For Girls Campus Two, Collegian Student are able to make a good contribution in the education and teaching process and develop their own potential. 4) Supporting Factors Implications of Collegian Student Devotion are competent Human Resources, a supportive environment and supporting infrastructure. While the inhibiting factors are individuals with different characters and limited time owned by student teachers.NIM.: 21204011018 Ayu Era Wardhani2023-07-04T04:27:23Z2023-07-04T04:27:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59430This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/594302023-07-04T04:27:23ZUPAYA GURU PAI DALAM EDUKASI DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP TOLERANSI SISWA PENYANDANG DISABILITAS NETRA DI MTS LB/A YAKETUNISPenelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan media sosial yang dilakukan oleh siswa/ siswi penyandang disabilitas tunanetra di MTS LB/ A YAKETUNIS Yogyakarta yang dilakukan secara berlebihan, sehingga mempengaruhi mereka dalam bertoleransi, baik terhadap sesama teman maupun terhadap guru di sekolah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai edukasi dampak media sosial terhadap siswa penyandang disabilitas tunanetra. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui dampak media sosial terhadap sikap toleransi siswa penyandang disabilitas netra di MTs LB/A Yaketunis. Untuk mengetahui upaya bagaimana mengatasi dampak negatif dari perkembangan media sosial terhadap sikap toleransi siswa penyandang disabilitas netra kelas 8 di MTs LB/A Yaketunis. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru pai dalam mengedukasi siswanya yang telah kecanduan media sosial, yang berpengaruh pada sikap toleransi mereka, baik toleransi terhadap guru dan toleransi terhadap sesama siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek guru PAI dan siswa/ siswi penyandang disabilitas tunanetra di MTS LB/ A YAKETUNIS Yogyakarta sebanyak 11 responden. Pengumpulan data menggunakan metode opservasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis triamulasi. Hasil penelitian media sosial membawa dampak positif bagi siswa/ siswi penyandang disabilitas Netra di MTS LB/ A YAKETUNIS. Dengan perkembangan media sosial yang ada sekarang ini, mereka dimudahkan dalam berbagai hal. Akan tetapi, selain berdampak positif, media social juga berdampak negatif. Kebanyakan dari mereka yang telah terlanjur kecanduan dengan media sosial menjadi lupa waktu. Selain itu, media sosial juga membuat mereka berperilaku aneh. Terkadang mereka joget-joget tidak jelas akibat tiktok, berbicara kotor, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya.NIM.: 1810401005 Yusuf Ariyanto2023-06-05T03:42:40Z2023-06-05T03:42:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59041This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590412023-06-05T03:42:40ZPENERAPAN KONSEP TEACHER LIBRARIAN DALAM
PERSPEKTIF FUNGSIONALISME STRUKTURAL DI
SEKOLAH TUMBUH YOGYAKARTARiset ini bertujuan untuk mengenali alasan Sekolah Tumbuh Yogyakarta
menerapkan konsep teacher librarian di perpustakaan sekolah, apa saja
keterlibatan pimpinan dalam penerapan konsep teacher librarian di Sekolah
Tumbuh, serta peran pustakawan dalam konsep teacher librarian di Sekolah
Tumbuh Yogyakarta di analisis dengan teori fungsionalme struktural. Riset ini
memakai metode deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara terstruktur, forum grup diskusi dan dokumentasi.
Sedangkan pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling, yakni
data diambil dari orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok mengenai
topik penelitian, dalam hal ini adalah koordinator teacher librarian, teacher
librarian, dan perwakilan guru-siswa (CSIE Sekolah Tumbuh) Selanjutnya
analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan
kesimpulan. Kemudian untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan
triangulasi teknis dan sumber serta melakukan member check.
Penelitian ini memiliki hasil: (1) Sekolah Tumbuh Yogyakarta yang
memiliki Perpustakaan Sekolah menerapkan konsep teacher librarian tujuan agar
dapat menjadi learning resource untuk seluruh pemustaka Sekolah Tumbuh dan
agar dapat menjalankan peran sebagai pustakawan guru, mitra guru kelas, dan
spesialis informasi, (2) keterlibatan TL teacher librarian dalam konsep teacher
librarian adalah merancang kebijakan literasi dan peran teacher librarian dalam
proses perencanaan, merealisasikan kurikulum literasi yang menjadi dasar acuan
dalam pembuatan program, pembuatan RPP sebagai dasar dalam program kerja
yang akan dijalankan, mengkoordinasi pembuatan RPP yang mengacu pada
kebijakan dan kurikulum yang ada, mengkontrol alur yang telah dilakukan dengan
cara mengadakan evaluasi dilakukan setiap sebulan sekali, (3) kolaborasi antara
pustakawan dan guru adalah hal yang utama dilakukan dalam penerapan konsep
teacher librarian. Dimana pustakawan yang berperan sebagai teacher librarian
dibantu oleh seorang educator yang pada dasarnya memiliki keahlian dalam
mengajar atau memiliki latar belakang sebagai seorang pendidik.NIM.: 18200010228 Dwi Wijatiningsih, S.Hum2023-05-31T07:21:29Z2023-05-31T07:21:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59023This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590232023-05-31T07:21:29ZPENCAPAIAN KEBAHAGIAAN HIDUP MENURUT GURU
SDN KERTIREJO PERSPEKTIF KAWRUH JIWA KI AGENG
SURYOMENTARAMPenelitian ini dilatar-belakangi dari ketertarikan penulis terhadap kebahagiaan
yang menjadi goals bagi kebanyakan orang. Teori kebahagiaan yang dilihat dari
prespektif Ki Ageng Suryomentaram. Beliau termasuk pangeran Yogyakarta yang
tidak mau menyandang gelar pangerannya. Lebih memilih hidup berkelana dan
sederhana. Hingga mencipta sebuah karya kitab Kawruh Jiwa, dijadikan rujukan
kebanyakan orang untuk meraih kebahagiaan. Beliau disebut bapak psikologi
jawa, psikologi humanistik, dan psikologi nusantara. Kebahagiaan universal yang
dapat dirasa oleh kebanyakan orang tanpa melihat strata sosial. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan ingin mengetahui pencapaian kebahagiaan guru SDN
Kertirejo Yogyakarta ketika menjalankan tugas sebagai pendidik, baik di sekolah
dan di lingkungan rumah. Dengan berbagai macam permasalahan yang ditemui di
kehidupannya, seperti KBM yang dilaksanakan secara online dan tatap muka
secara bertahap pada masa pandemic covid-19 yang tentunya mengalami
penyesuaian yang berubah-ubah. Dinamika pencapaian Kebahagiaan, indikator
pencapaian Kebahagiaan serta faktor yang mengkonstruksi kebahagiaan menurut
guru SDN Kertirejo. Penelitian ini termasuk dalam metode kualitatif–dekriptif,
dengan pendekatan psikologi indegenous. Teknik pengumpulan data melibatkan
adanya kunjungan penjajakan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian
analisis data menggunakan tiga rangkaian yaitu reduksi data, penyajian data dan
verifikasi-kesimpulan. Penelitian ini juga melibatkan 3 (tiga) informan yang
menjadi pendidik di SDN Kertirejo Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, pandangan kebahagiaan
guru SDN Kertirejo berorientasi dari kehidupan yang dijalani di lingkungan
sekolah dan rumah. Kedua, indikator pencapaian Kebahagiaan meliputi: tatag,
sesrawung dan jiwa pamomong. Ketiga, dinamika Kebahagiaan melibatkan
proses bungah-susah, mulur mungkret, raos sami, raos langgeng dan nyawang
karep. Keempat, faktor yang mengkonstruksi kebahagiaan guru SDN Kertirejo
yaitu dengan melakukan 3 (tiga) olah gerak (olah raga, olah pikir dan olah rasa)
yang berkaitan dengan semat, drajat dan kramat. Serta menghasilkan olah gerak
yang mempunyai relasi antara sosial dan ranah spiritual.NIM: 18200010237 Atik Ma’rifatun Afifah2023-05-31T05:22:32Z2023-05-31T05:22:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59005This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/590052023-05-31T05:22:32ZKONSER KIAI PANGGUNG : PRESENTASI DIRI DAN DRAMATURGI ABAH ALI DALAM MEMBANGUN KOMUNITAS MAFIA SHOLAWATTesis ini mengkaji tentang presentasi diri kiai panggung KH Muhammad Ali Shodiqin atau Abah Ali menggunakan perspektif dramaturgi. Pertanyaan utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana presentasi diri Abah Ali dalam berdakwah melalui konser pengajian dan bagaimana konser Abah Ali dilihat dari perspektif dramaturgi. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui presentasi diri Abah Ali dalam berdakwah melalui konser pengajian dan melihat proses dramaturgi dari konser pengajian Abah Ali dalam membangun komunitas Mafia Sholawat.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan dengan melakukan observasi mendalam terhadap pengajian Abah Ali dengan hadir secara langsung dan melakukan observasi melalui live streaming video pengajian Abah Ali di Youtube serta melakukan penelusuran data lapangan dengan mengikuti sejumlah aktivitas Abah Ali di akun Instagram pribadinya. Penulis juga melakukan wawancara kepada ustadz ponpes Roudlotun Ni’mah, personil grup hadroh Semut Ireng, pengurus ponpes Roudlotun Ni’mah dan jamaah yang sering mengikuti pengajian Abah Ali.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bicara Abah Ali bertolak belakang antara panggung depan dan panggung belakang. Pada panggung depan Abah Ali berbicara dengan intonasi tinggi, kasar, dan sering mengeluarkan umpatan ketika berceramah. Namun di panggung belakang, Abah Ali justru berbicara dengan lemah lembut, santun, dan sering menggunakan bahasa jawa karma. Gaya bicara yang kasar di panggung depan disebabkan oleh audiens utama Abah Ali yang merupakan pelaku maksiat yang akrab dengan gaya bicara yang kasar, sehingga Abah Ali perlu menyesuaikan diri dengan mereka. Saat di panggung belakang Abah Ali berbicara dengan santun dan lembut karena beliau tau sedang berbicara dan berhadapan dengan orang biasa, dan tanpa ada bingkai ‘konser’ dakwah kepada pelaku maksiat tersebut. Selanjutnya, hasil analisis mengenai proses dramaturgi dengan mengoperasionalkan konsep teknik dramaturgi menunjukkan bahwa Abah Ali menggunakan teknik scripting, staging, pertunjukkan, dan interpretasi untuk membangun dan mengkomunikasikan kekuasaan dan kekuatannya sebagai aktor panggung dakwah kepada jamaah Mafia Sholawat. Melalui teknik scripting, staging, dan pertunjukkan Abah Ali mengarahkan interpretasi jamaah Mafia Sholawat melalui ceramah, tindakan, dan simbol dalam konser pengajiannya, sehingga Abah Ali diakui sebagai aktor panggung dakwah yang memiliki kekuatan dan kekuasaan atas Mafia Sholawat.NIM.: 20200011025 Novita Diyah Ayu Pratiwi, S.Ag2023-05-25T07:53:50Z2023-05-25T07:53:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58872This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/588722023-05-25T07:53:50ZSTRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER LITERASI (STUDI KASUS KELOMPOK B1 TK AISYIYAH 20 PAJANG SURAKARTA)Interest in reading in children is very important to instill and continue to improve from an early age, judging by the low interest in reading in Indonesia, it is necessary to have strategies or methods that are given to children because growing interest in reading in children is far more important than children who read fast. Through literacy extracurricular activities in order to increase children's interest in reading, so that children can add vocabulary, recognize letters, recognize letters, facilitate children in speaking and also prepare or equip children for a higher level.
This research method uses a qualitative research type case study approach. The subjects of this study were school principals, class teachers, and the objects in this study were class B1 TK Aisyiyah 20 Pajang. Data collection techniques using the method of observation, interviews, and documentation. Test the validity of the data using source and technique triangulation. Data analysis went through three stages, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions
The results of the study showed: First, extracurricular literacy can grow and increase interest in reading in children so that children can increase vocabulary, children know letters and numbers, children become fluent in speaking and become a provision for children to go to a higher level. Second , strategies that can increase children's interest in reading through literacy extracurricular activities, namely; preparation of facilities and infrastructure, conveying learning objectives, determining learning procedures, evaluating, meeting children's needs for reading standards, the act of looking for reading books carried out by children, children's interest in reading books, and carrying out writing, reading, speaking and listening activities. Third, the supporting factors in extracurricular activities are that Aisyiyah Kindergarten has teaching staff based on PAUD graduates, there is a library room and reading corner and also the availability of learning media that can support children for literacy extracurricular activities. As for the inhibiting factors, there are a few media such as pop-up books, busy books, bilingual books and puzzles, teacher creativity needs to be increased and there are still some children who arrive late.NIM.: 21204031016 Putri Wijayanti2023-05-25T07:18:36Z2023-05-25T07:18:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58862This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/588622023-05-25T07:18:36ZMEDIATISASI AL-QUR’AN: ANALISIS METAFORA MEDIA ATAS VISUALISASI PESAN AL-QUR’AN DALAM FILM USTAD MILENIALPenelitian ini mengkaji mediatisasi Al-Qur’an yang ditunjukkan dalam Film Ustad Milenial (FUM). Objek material dalam penelitian ini adalah visualisasi pesan ayat Al-Qur’an dalam FUM sejumlah 20 episode. Pemilihan FUM sebagai objek kajian didasarkan pada konsistensinya dalam menggunakan dan menghadirkan ayat-ayat Al-Qur’an di setiap akhir episode. Ayat-ayat tersebut diklaim oleh pembuatnya sebagai basis legitimasi dari penggambaran cerita. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ada tiga. Pertama, bagaimana skema mekanisme produksi FUM? Kedua, bagaimana peran dan fungsi FUM dalam klasifikasi media sebagai bahasa dalam fenomena mediatisasi Al-Qur’an? Ketiga, apa dampak yang diberikan dari mediatisasi Al-Qur’an dalam FUM? Ketiga rumusan masalah tersebut dijawab menggunakan pendekatan mediatisasi agama Stig Hjarvard. Penelitian ini menggunakan teori metafora media Stig Hjarvard dengan menggunakan skema analisis data model interaktif ala Matthew B. Miles dan Michael Hubberman. Hasil penelitian ini meliputi tiga hal. Pertama, mekanisme produksi FUM membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, tim produksi FUM terlibat kerja kolektif dalam mekanisme produksi FUM melalui tiga tahapan, yakni pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Dalam konteks ini, mekanisme produksi FUM menunjukkan adanya dialektika yang terjadi antara Al-Qur’an, masyarakat muslim, dan media baru. Kedua, FUM sebagai bahasa Al-Qur’an memiliki peran dalam formatisasi pesan Al-Qur’an ke dalam dialog dan adegan FUM. Terdapat 26 ayat Al-Qur’an yang terlibat dalam formatisasi pesan Al-Qur’an dalam FUM. Bentuk tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dengan dialog dan adegan lain dalam masing-masing episode yang terhubung dengan episode yang lain sebagai sebuah konstruksi naratif visualisasi pesan Al-Qur’an dalam FUM. Arah visualisasi pesan Al-Qur’an dalam FUM menunjukkan kecenderungan eksplorasi yang tidak sampai pada maksud idealitas ayat. Hal tersebut disebabkan adanya keterlibatan Eko Kristianto sebagai penulis skenario, Hestu Saputra sebagai sutradara, dan Hanung Bramantyo sebagai creative supervisor yang termasuk kalangan masyarakat umum (lay people) dalam melakukan konstruksi atas pesan Al-Qur’an. Selain itu, kesenjangan pemaknaan juga dipengaruhi adanya pertautan ideologi kapitalisme dan film-film pascamodernitas yang bekerja. Film pascamodernitas memiliki kecenderungan dalam mengaburkan dan mencampur-baurkan ragam genre, nilai, isu, antara realitas dan imajinasi, simbolisasi, dan dominasi special effect. Al-Qur’an dalam konteks ini membuka kemungkinan hanya dijadikan sebatas penambah otoritas FUM dan appeal bagi kalangan muda muslim sebagai sasaran utama. Ketiga, kecenderungan yang demikian berdampak pada kesenjangan pemaknaan dari ayat-ayat Al-Qur’an yang dihadirkan FUM. Akhirnya, tesis ini berargumentasi bahwa kecenderungan yang demikian merupakan bentuk pengeksploitasian Al-Qur’an.NIM: 20205032037 Muhammad Arman Al Jufri2023-05-23T01:47:45Z2023-05-23T01:47:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58825This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/588252023-05-23T01:47:45ZPOTRET UPAYA GURU KIMIA DALAM MEWUJUDKAN KELAS INKLUSIFPortrait of a Chemistry Teacher's Efforts in Creating an Inclusive Classroom. The
number of disabled students taking chemistry lessons is increasing, but not all teachers
can support students with disabilities. This study aims to examine the efforts of chemistry
teachers in organizing inclusive learning for students with disabilities in the Special
Region of Yogyakarta. Qualitative descriptive was used as a research method through
written interview sheets given to four respondents selected by purposive sampling. The
results of written interviews with the four respondents indicated that most (79%) agreed
with the flexibility of the curriculum in implementing inclusive chemistry classes, while
13% disagreed and 8% were unsure. The questionnaire results also showed that most
respondents (85%) agreed with using inclusive learning strategies, while 7% disagreed
and 7% were unsure. And finally, the results of interviews with respondents showed that
learning development monitoring and assessment techniques for persons with disabilities
in the implementation of the chemistry inclusion class agreed with an average of 86%,
11% disagreed, and 4% were undecided.NIM.: 18106070028 Fauzan Abrori2023-05-23T01:39:46Z2023-05-23T01:39:46Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58823This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/588232023-05-23T01:39:46ZSTRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DI RA DARUL ILMI ARSHIYA BANGUNTAPAN BANTULKecerdasan spiritual merupakan aspek penting dalam pendidikan anak. Seorang guru harus menanamkan kecerdasan spiritual sejak usia dini agar anak-anak dapat menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupannya. Seperti halnya masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik berhubungan dengan Tuhan, manusia, alam, dan dirinya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Strategi guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak usia dini. (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual. (3) Cara guru dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Sumber data diperoleh dari 11 guru dan 111 anak RA Darul Ilmi Arshiya Banguntapan Bantul. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan temuan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Strategi yang digunakan adalah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang positif seperti, sholat dhuha, baca iqra, hafalan, infaq, cerita islami, membiasakan anak mengucapkan kata terima kasih, maaf, minta tolong, permisi. Dengan memberikan nasihat-nasihat yang mudah dipahami dan dimengerti oleh anak, tentunya nasihat yang sifatnya mendidik. Serta memberikan pemahaman langsung ke anak. (2) Faktor pendukung dalam meningkatkan kecerdasan spiritual yaitu dari pola asuh orang tua, guru, lingkungan anak, serta sarana dan prasarana yang memadai. Jika semua itu tidak berjalan dengan baik dan seimbang justru akan menjadi penghambat untuk anak. (3) Cara dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual yaitu sering melakukan pembiasaan yang baik dengan anak, selalu mengingatkan kepada anak yang baik dan buruk, membangun komunikasi yang baik dengan orang tua anak, dan pastinya sebagai guru harus pandai dalam berucap (berhati-hati).
Implikasi penelitian ini agar guru dapat mengembangkan kualitas pembelajaran dan menjalankan tugas kependidikan, dengan menerapkan strategi guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak usia dini di RA Darul Ilmi Arshiya. Sehingga penerapan strategi guru dalam meningkatkan kecerdasan spiritual dapat terlaksana sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini.NIM.: 18104030066 Elya Fitrotunnisa2023-05-23T01:26:03Z2023-05-23T01:26:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58754This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/587542023-05-23T01:26:03ZMANAJEMEN PENGAWASAN UNTUK GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA
YOGYAKARTASecara garis besar literatur penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan
pengawasan pendidikan belum berjalan dengan optimal. Padahal, pengawasan
dalam pendidikan penting bagi peningkatan profesional guru, karena guru
merupakan kunci kemajuan pendidikan. Maka dari itu, guru perlu memperoleh
pengawasan secara berkala dan terus menerus. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menguraikan manajemen pengawasan guru Pendidikan Agama Islam
di Kemenag Kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di
Pokjawas PAI Kemenag Kota Yogyakarta. Informan penelitian diperoleh
menggunakan teknik purposive dan snowball, berjumlah sembilan orang yang
terdiri dari lima orang pengawas PAI Kemenag Kota Yogyakarta, kepala Seksi
PAIS tahun 2020 dan 2023 Kemenag Kota Yogyakarta serta dua orang guru PAI
binaan Kemenag Kota Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan
dengan transcript, coding, grouping serta contrasting dan comparing. Uji
keabsahan data menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) untuk menguraikan manajemen
pengawasan guru PAI di Kemenag Kota Yogyakarta dapat dilihat dari 3 tahapan
yaitu perencanaan program pengawasan, pelaksanaan program pengawasan dan
evaluasi program pengawasan. Pada perencanaan, pengawas menyusun program
bagi guru PAI yang dilaksanakan selama satu tahun. Pelaksanaan program
pengawasan, pengawas mengimplementasikan program yang telah disusun
sebelumnya. Dan evaluasi program pengawasan, pengawas melakukan koreksi
bagi pelaksanaan program yang belum sesuai rencana. (2) Strategi pengawas PAI
Kemenag Kota Yogyakarta untuk mengefektifkan manajemen pengawasan Guru
PAI melalui pembinaan guru secara individu dan kelompok, jadwal supervisi
mengutamakan guru yang kurang profesional, menyusun program sesuai
kebutuhan guru, memberikan keringanan administrasi, memberikan guru tugas
tambahan, dan melakukan kerjasama dengan kepala sekolah. (3) Aspek yang
mempengaruhi manajemen pengawasan guru PAI di Kemenag Kota Yogyakarta
berasal dari aspek pengawas dan guru. Aspek pengawas yakni kompetensi yang
dimiliki pengawas PAI sehingga mendukung keberhasilan pelaksanaan
manajemen pengawasan. Sedangkan aspek guru merupakan kendala yang dimiliki
oleh guru PAI.NIM.: 16490021 Windhi Erlinda2023-05-19T01:57:32Z2023-05-19T01:57:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58716This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/587162023-05-19T01:57:32ZUPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 3 DEPOK PADA PEMBELAJARAN DARINGPandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia pendidikan di Indonesia, salah satu yang sangat terasa adalah menurunnya disiplin belajar siswa. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi guru akidah akhlak dalam memaksimalkan perannya sebagai pendidik yang profesional dalam membina, memberi contoh teladan, memfasilitasi dan mengarahkan siswa di dalam maupun di luar pembelajaran, sehingga di harapkan mampu untuk meningkatkan kembali kedisiplinan mereka dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi disiplin belajar siswa kelas VIII pada pembelajaran daring dan mengetahui upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII pada pembelajaran daring, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan faktor pendukung dan penghambat guru akidah akhlak dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII pada pembelajaran daring.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian field research. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kedisiplinan belajar di SMP Muhammadiyah 3 Depok pada pembelajaran daring mengalami penurunan, terdapat siswa yang terlambat memasuki ruangan pembelajaran, siswa yang telambat mengumpulkan tugas dan terdapat siswa yang tidak mengumpulkan tugas. (2) Upaya guru akidah akhlak dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII pada pembelajaran daring adalah melalui pemberian keteladanan, pembuatan peraturan dan tata tertib, pembiasaan, dan penghargaan atau reward. 3) Beberapa faktor pendukung untuk mendisiplinkan siswa yaitu keterampilan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua dan fasilitas sekolah yang memadai, faktor penghambat meliputi kurangnya minat belajar siswa, guru tidak bisa mengawasi secara langsung, lemahnya hukuman siswa.NIM.: 17104010032 Fazriyati Situmorang2023-05-04T02:33:37Z2023-05-04T02:33:37Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58288This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582882023-05-04T02:33:37ZKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU YANG IDEAL PERSPEKTIF ABDULLAH MUNIR DALAM BUKU “SPIRITUAL TREACHING”Latar belakang penelitian ini adalah tujuan pendidikan di
Indonesia adalah untuk membentuk manusia seutuhnya yaitu dengan
memiliki karakter atau kepribadian yang baik dan semua itu dimulai dari
seorang guru. karena kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Akan tetapi pada
saat ini masih ada sebagian dari guru yang kurang memperhatikan aspek
kepribadian, yaitu hanya mementingkan materi. Tentunya hal tersebut
akan membawa dampak negatif terhadap anak didik dan
keberhasilannya, misalnya sering terjadi tindakan-tindakan yang
memang tidak pantas dilakukan oleh guru dan banyak dari anak didik
yang tidak berhasil karena dampak dari kepribadian guru yang kurang
mantap. Kepribadian guru yang mantap akan memberikan teladan yang
baik bagi anak didik maupun masyarakat. Karena guru adalah sosok
yang patut digugu (ditaati nasehat dan ucapannya) dan ditiru (dicontoh
sikap dan perilakunya). Maka dari itu penulis sangat tertarik untuk
meneliti kepribadian guru yang memang saat ini kurang diperhatikan
oleh guru.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, yaitu kajian literatur
melalui riset kepustakaan dengan menggunakan data kualitatif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
psikologis pedagogis. Teknik pengumpulan data penulisannya melalui
dokumentasi dan wawancara baik terhadap data primer maupun data
sekunder, data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sehingga
dapat ditarik kesimpulan yang diinginkan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : a) kepribadian guru
yang ideal menurut Abdullah Munir dalam buku Spiritual Teaching,
yaitu kepribadian guru yang dilandasai dengan sikap spiritual yang
artinya menjalankan profesi guru sebagai sebuah profesi yang mulia
yang mengabdikan pekerjaannya kepada Allah SWT. Dengan begitu
sikap keikhlasan akan muncul kemudian guru akan dapat mencintai
profesinya dan menegakan sikap cinta, kasih dan sayang kepada para
anak didik. b) Relevansinya dengan kepribadian guru di Indonesia yaitu
bahwa kepribadian menurut Abdullah Munir mendeskripsikan tentang
sikap kepribadian guru yang mantap dan ideal, terdapat relevansi
terhadap kepribadian guru di Indonesia yang berdasarkan UU No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu kepribadian guru yang
meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana,
beribawa, berakhlak mulia, serta dapat dijadikan teladan bagi peserta
didik.NIM.: 07410319 Lina Setya Pratiwi2023-05-04T02:15:50Z2023-05-04T02:15:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58283This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582832023-05-04T02:15:50ZPERAN GURU PEMBIMBING DALAM PEMBINAA AKHLAK SISWA SMK YPKK I SLEMANperan guru pembimbing dalam pembinaan akhlak siswa SMK YPKK I Sleman
serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Penelitian ini diharapkan akan dapat
dipergunakan untuk mengetahui sejauhmana kinerja guru bimbingan dan konseling dalam
pembinaan akhlak siswa SMK YPKK I sleman. Serta memberikan sumbangan betapa
pentingnya pembinaan akhlak bagi siswa SMK YPKK I SLeman agar dapat terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar SMK
YPKK I Sleman. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan,
wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan
makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik
kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan Trianggulasi.
1. Faktor mengapa akhlak siswa kurang baik yaitu:
a. Faktor pendidikan orang tua yang rendah, masih banyak orang tua peserta
didik yang hanya lulus SD/SMP sehingga sangat minim dalam hal
pendidikan.
b. Faktor televisi, banyak tayangan televisi yang kurang baik dan sebenarnya
belum saatnya dilihat oleh anak-anak tapi malah dilihat berdampak pada
rasa ingin tahu dan ingin meniru apa yang dilihatnya, karena masa-masa
transisi sangat rawan dengan sesuatu yang masih baru.
c. Faktor perhatian orang tua peserta didik yang kurang berdampak pada pola
perilaku peserta didik yang seenak sendiri karena merasa tidak ada yang
memperhatikan.
2. Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam pembinaan akhlak
siswa SMK YPKK I Sleman yaitu
a. Fungsi pemahaman dengan cara mengadakan bimbingan di setiap kelas
pada jam-jam kosong dengan memberikan arhan dan nasihat yang
bermakna.
b. Fungsi pencegahan yaitu dengan cara memberikan materi pada saat jam
kosong, keliling kelas, mengecek presensi.
c. Fungsi perbaikan yaitu dengan cara jika ada siswa yang melakukan
pelanggaran, guru bimbingan dan konseling memanggil dan memberikan
bimbingan arahan secara intensif, tetapi jika pelanggaran itu bersifat berat,
maka guru pembimbing akan memanggil orang tua dan home visit.
d. Fungsi pemeliharaaan dengan cara mengadakan kerjasama dengan guru
agama, dengan orang tua dan dengan guru yang ada di sekolah dan pihakpihak
yang berkaitan dengan peserta didik.NIM.: 07410282 Holidun2023-05-03T02:28:13Z2023-05-03T02:28:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58252This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582522023-05-03T02:28:13ZUPAYA GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK ABA PLUS AL FIRDAUS PANDOWOHARJO SLEMANLatar belakang penelitian ini adalah bahwa usia dini merupakan masamasa
yang paling berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai fakta di
lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian,
psikomotor, kognitif, sosial, maupun kemandirian. Untuk menciptakan generasi
yang mandiri tidak bisa dilakukan secara instan. Kemandirian sangat perlu
ditanamkan sejak anak usia dini. Pada kenyataannya banyak orang tua yang tidak
menyadari pentingnya pembentukan kemandirian anak sejak usia dini. Orang tua
menyerahkan sepenuhnya tugas membentuk kemandirian anak kepada guru.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa secara kritis tentang
upaya yang dilakukan guru dalam membentuk kemandirian anak,
mendeskripsikan kemandirian anak usia dini yang ada di TK ABA Plus Al
Firdaus, dan hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan upaya pembentukan
kemandirian anak usia dini.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar TK
ABA Plus Al Firdaus Pandowoharjo Sleman. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengadakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis
data dilakukan dengan menelaah seluruh data, mereduksinya, menyusunnya dalam
satuan dan mengkategorikannya kemudian memeriksa keabsahan data serta
menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Upaya yang dilakukan guru untuk
membentuk kemandirian anak usia dini di TK ABA Plus Al Firdaus adalah
memberikan contoh, memberikan motivasi, memberikan arahan, latihan dan
bantuan pada anak, mempersiapkan kreatifitas, melakukan pendekatan terhadap
anak, praktek langsung dan pembiasaan, menggunakan berbagai macam metode,
bekerja sama dengan guru, dan bekerja sama dengan orang tua, yang semuanya itu
bertujuan agar anak menjadi mandiri. 2) Secara keseluruhan kemandirian anak
usia dini di TK ABA Plus Al Firdaus baik anak kelas A maupun kelas B cukup
bagus. Kemandirian ini dapat tercermin dalam kegiatan sehari-hari anak di
sekolah, dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Anak sudah dapat melakukan
tugas perkembangannya sesuai tingkat usianya. Indikator-indikator kemandirian
sudah tercapai, baik dari segi kemampuan mengurus diri sendiri atau social life
skill, beribadah, kemampuan akademik, dan sosial. 3) Hambatan yang dijumpai
dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TK ABA Plus Al Firdaus
adalah faktor ekstern yaitu orang tua, guru, lingkungan pergaulan anak, dan faktor
internnya adalah faktor anak itu sendiri.NIM.: 07410178 Ritaningsih2023-05-03T02:24:30Z2023-05-03T02:24:30Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58251This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582512023-05-03T02:24:30ZKREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI TK ABA SILIRAN II GALUR KULON PROGOLatar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa guru dituntut untuk
profesional secara maksimal mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
salah satunya mampu mengelola pembelajaran secara kreatif. Dalam
kenyataannya tidak semua guru mampu mengelola pembelajaran secara kreatif,
permasalahannya adalah bagaimana kreativitas guru dalam pembelajaran Agama
Islam di TK ABA Siliran II ? dan kendala apa yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan kreativitas pembelajaran Agama Islam di TK ABA Siliran II ?
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan, mengkritik, menganalisa, dan
memberikan solusi terhadap kreativitas guru dalam pembelajaran agama Islam.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
membantu guru menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran, baik dari deskripsi
sampai dengan solusinya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil tempat di TK
ABA Siliran II, Galur, Kulon Progo. Penelitian dengan mengadakan pengamatan,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
mengadakan trianggulasi dengan dua modus, yaitu membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Hasil penelitian : (1) Kreativitas guru dalam pembelajaran Agama
Islam dikatakan baik dilihat dari cara belajar siswa saat menerima pelajaran,
metode yang digunakan guru bervariasi yaitu klasikal, ceramah, tanya jawab (2)
Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan kreativitas yaitu berasal dari
siswa yang sulit dikendalikan dalam kelas karena bercanda dengan temannya, juga
menyebabkan kegaduhan di dalam kelas.NIM.: 07410171 Vemi Yuliana2023-05-03T01:25:55Z2023-05-03T01:25:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58240This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582402023-05-03T01:25:55ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MTS AN-NAWAWI 01 BERJAN GEBANG PURWOREJO (STUDI KASUS TAHUN 2010/2011)Latar belakang penelitian ini adalah pembentukan karakter siswa sangat perlu diterapkan di kalangan sekolah, khususnya madrasah. Pendidikan karakter diterapkan di MTs An-Nawawi 01 Berjan mempunyai tujuan untuk merubah kebiasaan siswa yang sering datang terlambat kesekolah walau lokasi tidak jauh dari pondok pesantren. selain dari permasalahan tersebut masih ada permasalahan dari siswa yang menyebutkan bahwa ucapan dan perbuatan saya sering tidak sesuai dengan norma agama dan juga siswa ada yang menyebutkan bahwa saya merasa berdosa sekali. Peran dari seorang guru dalam memberikan pendidikan karakter terhadap siswa baik teori, praktek, maupun keteladanan yang mengarah ke dalam pembentukan karakter siswa MTs An-Nawawi 01 Berjan bukan hanya dari guru agama saja yang mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan karakter, melainkan seluruh warga yang berada di lingkungan sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengajarkannya, sehingga menjadikan siswa lebih baik dari yang di harapkan.Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran guru PAI, dan apa faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru PAI dalam pembentukan karakter siswa di MTs An-Nawawi 01 Berjan Gebang Purworejo. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang peran guru PAI, dan faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru PAI dalam pembentukan karakter siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan pran guru dalam pembentukan karakter siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar MTs An-Nawawi 01 Berjan Gebang Purworejo. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Peran guru PAI sebagai pembentukan karakter siswa MTs An-Nawawi 01 Berjan dapat dilihat dari: Peran guru PAI yang lebih dominan dalam pembentukan karakter siswa adalah peran guru PAI sebagai pembimbing dan teladan (Uswatun Hasanah). (2) Pembentukan karakter yang dilakukan oleh guru ketika mereka melakukan pembelajaran di kelas dengan cara masing-masing guru menyelipkan muatan karakter di dalamnya berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh kepala sekolah dan seluruh warga yang berada di lingkungan madrasah. (3). Faktor pendukung pembentukan karakter siswa adalah adanya dukungan dari masyarakat, adanya sistem apel pagi, kondisi lingkungan masyarakat pesantren, padatnya kegiatan siswa. Sedangkan faktor penghambatnya adalah belum adanya persepsi yang sama antara pengelola (guru), masih belum maksimal penanaman karakter dari guru untuk siswa, kondisi madrasah yang berada di pinggir jalan.NIM.: 07410118 Wahyu Dewi Setyaningrum2023-05-02T04:23:15Z2023-05-02T04:23:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58224This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/582242023-05-02T04:23:15ZSTRATEGI KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KARAKTER ANAK PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH
(Studi Kasus Taman Kanak-kanak Islam Terpadu As-Salima
Kaliangkrik, Magelang)Distance learning is still not optimally implemented at the early childhood education level. Both internal and external obstacles give not only student learning outcomes effect but also the emotions and character formed in children. This study analyzed the communication strategies teachers and parents used in As-Salima Integrated Islamic Kindergarten of Kaliangkrik in character building for children in distance learning that use communication strategy theory and social penetration theory. This research used a case study approach of the qualitative method. Data were collected using observation techniques, in-depth interviews, and documentation. The results showed that teachers-parents interpersonal communication strategies in character building for children in distance learning are implementable. However, it cannot run optimally due to varied obstacles. The strategies include recognizing the audience, composing messages, determining methods, and choosing media usage. Building children's character in distance learning is carried out through habituation, exemplariness, advice or dialogue, and rewards or punishments. In distance learning, all learning activities are child-centered, whereas teachers and parents are role facilitators. Teachers and parents build interpersonal communication through online media to create balanced cooperation as facilitators for children learning from home.NIM.: 16730020 Eri Septi Rahayu2023-04-28T03:25:03Z2023-04-28T03:25:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58198This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581982023-04-28T03:25:03ZRELASI KUASA KYAI DAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN
AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTAPesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional dengan keunikan sistem nilai dan normanya menjadikan pesantren sebagai subkultur masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan dengan sistem asrama, para santri umumnya menghabiskan sebagian besar waktunya di pesantren dengan kegiatan-kegiatan yang rutin dan terjadwal dengan ketat. Bagaimana kehidupan para santri di pesantren sangat erat dengan prinsip-prinsip disiplin dan patuh terhadap segala kebijakan yang ada. Jika dikaitkan dengan gagasan-gagasan Foucault dalam kajian relasi kuasa-pengetahuan-nya, hal tersebut menjadi menarik ditelusuri lebih jauh.
Karena itu, penelitian ini mencoba mencari tahu seperti apa relasi kuasa yang ada di pesantren, dan relasi kuasa itu berlangsung dalam membentuk atau mendisiplinkan para santri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan kerangka teoritis Michel Foucault, pastoral dan disciplinary power. Penelitian dilakukan di pondok pesantren Al-Munawwir Komplek Q Krapyak dengan pertimbangan yakni merupakan komplek pesantren untuk mahasiswa yang terkenal cukup ketat dan disiplin. Data diperoleh dengan cara melakukan wawancara beberapa santri dan juga pihak pengasuh pesantren, serta observasi secara langsung yang dilakukan oleh peneliti, serta memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia.
Hasil penelitian menemukan bahwa relasi kuasa yang berjalan di pesantren yaitu adanya proses kuasa dan pendisiplinan yang unik dengan telah terstruktur dan menjadi kultur dari pesantren itu sendiri. Karena itu, di Komplek Q terdapat relasi kuasa didalamnya yang berjalan tanpa adanya proses pemaksaan dan kekerasan dan menciptakan santri yang bisa lebih memahami pendidikan serta tujuan adanya ikatan dan aturan di lingkungan pesantren. Bagaimana awal kepatuhan sosok santri kepada kyainya terjelaskan sebagai bentuk kekuasaan tradisional seperti gembala-kawanan, kemudian berkembang dan terinstitusikan dalam lembaga pesantren dimana proses-proses discipliner berjalan.NIM.: 17107020001 Halawatun Nashihah2023-04-27T07:33:56Z2023-04-27T07:33:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58164This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581642023-04-27T07:33:56ZSTRATEGI GURU PENGEMBANGAN PENALARAN DAN MINAT BACA (PPMB) DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS X DI MAN YOGYAKARTA IIIPenelitian ini memiliki latar belakang bahwa dalam dunia pendidikan
sangat penting dan bermanfaat adalah membaca karena dengan membaca bisa
mendapatkan informasi yang dapat bermanfaat bagi pembelajaran dan menjadi
seorang siswa kreatif serta selalu memunculkan ide-ide yang baru, tapi ternyata
banyak siswa yang masih rendah dalam minat baca seperti halnya di MAN
Yogyakarta III, walaupun sudah mendapatkan pelajaran PPMB (Pengembangan
penalaran dan minat baca) tapi masih perlu ditingkatkan masalah minat baca siswa
kelas X. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan minat baca siswa kelas X rendah (2) Untuk
mengetahui Cara guru PPMB dalam meningkatkan minat baca siswa kelas X.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang penyajiannya tidak
menggunakan data statistik dengan mengambil objek penelitian yaitu kelas X
yang masih mempunyai minat baca rendah serta cara guru PPMB dalam
meningkatkan minat baca siswa kelas X di MAN Yogyakarta III. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif analitik
dan dengan menggunakan triangulasi data untuk keabsahan data yaitu subyek
guru, siswa dan kepala sekolah serta staf yang bekerjasama dengan guru PPMB di
MAN Yogyakarta III dalam meningkatkan minat baca.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masih adanya siswa kelas X di
MAN Yogyakarta yang perlu ditingkatkan dalam hal minat baca karena adanya
faktor dari dalam diri siswa, padatnya aktifitas ekstra-kurikuler sehingga tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk membaca, ruangan perpustakaan yang
kurang memadai dan faktor dari keluarga yang kurang mendukung dalam
meningkatkan minat baca (2) cara guru PPMB dalam meningkatkan minat baca
siswa kelas X di MAN Yogyakrta III antara lain: Selalu mengajak siswa untuk
keperpustakaan, tidak banyak pembelajaran didalam kelas, menanamkan
kebiasaan belajar mandiri, melakukan promosi buku baru secara intensif,
mengadakan lomba resensi buku, mengadakan lomba karya ilmiah, mengadakan
pemilihan ratu dan raja membaca terbaik, mengadakan wakaf buku, mengadakan
kegiatan MBL (MAYOGA Book Lovers), menambah jam pelayanan
perpustakaan untuk hari Senin-Kamis dan Sabtu dari jam 07.00-16.30 sedangkan
untuk hari Jum’at dari jam 07.00-14.00 dan selalu melakukan berbagai inovasi
dan variasi dalam pembelajaran.NIM.: 06470048 Sri Widiarti2023-04-27T04:48:56Z2023-04-27T04:48:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58158This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581582023-04-27T04:48:56ZPERANAN PENGAWAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI MAN 2 WATES KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peranan
pengawas dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru PAI di MAN 2 Wates
Kabupaten Kulon Progo serta faktor yang mendukung dan faktor penghambat
yang dialami pengawas dalam upaya meningkatkan profesionalisme. Hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan yang
berhubungan dengan peran pengawas sekolah dan menambah khasanah keilmuan
tentang meningkatkan profesionalisme guru PAI.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar
penelitian di MAN 2 Wates. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan metode
diskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data,
penyajian, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan
dengan mengadakan triangulasi melalui dua modus, yaitu dengan metode ganda
(wawancara dan observasi langsung), dan sumber ganda (guru yang bersangkutan,
kepala madrasah dan pengawas).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengawas sangat berperan dalam
meningkatkan profesionalisme guru PAI. Adapun pembinaan yang dilakukan
pengawas adalah: melalui MGMP- PAI (Musyawarah Guru Mata Pelajaran-PAI),
pembinan PBM (Proses Belajar Mengajar sesuai Kemendiknas No. 41 Tahun
2007), pembinaan IMTAQ, supervisi kinerja, supervisi sikap kpribadian dan
supervisi profesionalisme. (2) Upaya dalam peningkatan profesionalisme
dilakukan melalui dua cara. Berupa diklat, seminar/workshop bagaimana
pembelajaran yang efektif (PAIKEMI), membantu menggunakan metode
pembelajaran yang baru, pembinaan mental tanggung jawab terhadap profesi dan
etos kerja. Upaya personal yang dilakukan guru berupa membaca buku yang
berkaitan dengan keprofesionalan, sharing dengan teman sejawat, mengikuti
diklat maupun seminar. Upaya-upaya tersebut masih mengalami kendala, antara
lain: kedisiplinan sebagian guru dalam pemanfaatan waktu yang ada, keterbatasan
sarana prasarana penunjang PBM (Proses Belajar mengajar), alokasi waktu yang
kurang memadai dan intensitas pertemuan dirasa guru masih kurang.NIM.: 06410171 Moh. Riza Fahlefi2023-04-27T02:16:15Z2023-04-27T02:16:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58143This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581432023-04-27T02:16:15ZPENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP ETOS KERJA GURU PAI DI SMP BUDI MULIA DUA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi pedagogik guru
PAI, mengetahui kondisi etos kerja guru PAI dan mengetahui pengaruh kompetensi
pedagogik guru terhadap etos kerja guru PAI di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta.
Subyek penelitan terdiri dari dua orang guru PAI, Kepala Sekolah, 18 siswa
masing-masing dari kelas VII dan VIII.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi di
SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data dilakukan dengan deduktifinduktif.
Pemeriksaan keabsahan data dengan dilakukan dengan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kondisi kompetensi pedagogik di SMP
Budi Mulia Dua Yogyakarta, yang terdiri dari dua orang guru sudah memahami dan
mengaplikasikan komptensi pedagogik dengan kategori cukup baik, hal ini meliputi
aspek pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap
peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi
pembelajaran, evalusi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan beragai potensi yang dimilikinya. (2) Kondisi etos kerja guru PAI
di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta, yang terdiri dari dua orang guru sudah dalam
kategori cukup baik, hal ini didasarkan pada pengamatan peneliti terhadap guru
ditinjau dari aspek tanggung jawabnya dalam mengajar, kedisiplinan dalam mengajar
dan semangat guru dalam mengajar. (3) Pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap etos kerja guru PAI di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta. Penilaian
pengaruh tersebut meliputi tiga aspek sebagai berikut yaitu kerja merupakan
tanggung jawab moral, disiplin, dan semangat kerja. Berdasarkan indikator pengaruh,
ketiga aspek tersebut dapat dikategorikan cukup berpengaruh, hal ini diperkuat
dengan hasil angket yang menunjukkan, bahwa dari 18 siswa dengan sistem respon
sangat berpengaruh 34%, cukup berpengaruh 52%, kurang berpengaruh 12%, dan
tidak berpengaruh 2%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh
kompetensi pedagogik guru terhadap etos kerja guru PAI di SMP Budi Mulia Dua
Yogyakarta dapat dikategorikan cukup berpengaruh. Kategori cukup berpengaruh
tersebut ditinjau dari hasil angket siswa yang mencapai prosentase tertinggi yaitu
52%.NIM.: 05470065 Ni’mah Laily Sulastri2023-04-27T01:52:03Z2023-04-27T01:52:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58135This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/581352023-04-27T01:52:03ZPERAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN HADIST KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata pelajaran Agama Islam di di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dengan berfokus pada peran guru dalam proses pembelajaran dikelas. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan sabagai dasar dalam melakukan proses pembelajaran dengan melihat tahap perkembangan kognitif siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil data Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, pada kelas XI IPA, XI IPS, dan XI MAK. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan memberi arti, makna terhadap data yang telah dikumpulkan dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dalam skripsi ini menggunakan teknik triangulasi yakni dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukan : 1) Guru hanya memerankan peran guru sebagai demonstrator dan evaluator saja, guru belum bisa memerankan peran guru sebagai pengelola kelas, mediator dan fasilitator secara baik. 2) Faktor yang menjadi pendukung adalah kesiapan guru sebelum proses pembelajaran, ketersediaan buku-buku paket yang telah dimiliki para siswa, dan banyak buku pendukung yang tersedia diperpustakaan. 3) faktor yang menjadi enghambat adalah muncul dari para siswa itu sendiri yaitu banyak para siswa yang mengantuk serta tidur didalam kelas, keterbatasan media pembelajaran hadist dan materi pelajaran yang menggunakan bahasa arab.NIM.: 05410126 Andi Rahman Kholiq2023-03-15T06:58:03Z2023-03-15T06:58:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57175This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/571752023-03-15T06:58:03ZKOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AL QURAN HADITS
DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN
KELAS VIII DI MTs NEGERI PIYUNGAN
BANTUL YOGYAKARTALatar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa guru pengampu mata
pelajaran Al Quran Hadits di MTs Negeri Piyungan Bantul pada waktu kegiatan
pembelajaran sering menghadapi kesulitan dalam penyampaian materi secara
maksimal. Hal ini disebabkan karena sebagian besar peserta didik tidak bisa
membaca teks Arab, sedangkan mata pelajaran Al Quran Hadits dalam materi
ajarnya sebagian besar terdapat teks arab sehingga proses pembelajaran terkesan
membosankan bagi peserta didik. Yang menjadi permasalahan ini adalah apa saja
problematika pembelajaran yang dihadapi guru Al Quran Hadits, bagaimana
kompetensi pedagogik guru mata pelajaran Al Quran Hadits dalam mengatasi
problematika pembelajaran serta bagaimana upaya guru Al Quran Hadits dalam
peningkatan kompetensi pedagogik untuk mengatasi problematika pembelajaran di
MTs Negeri Piyungan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis tentang kompetensi pedagogik guru Al Quran Hadits dalam mengatasi
problematika pembelajaran serta upaya guru dalam peningkatannya. Hasil penelitian
ini diharapkan akan dapat dipergunakan untuk terus meningkatkan kompetensi guru
dalam mengatasi problem pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di MTs
Negeri Piyungan Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan triangulasi yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode wawancara, karena dirasa cukup sederhana dan tidak
memerlukan waktu terlalu lama.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Problematika pembelajaran Al Quran
Hadits di MTs Negeri Piyungan Bantul di antaranya kurang cukupnya waktu yang
tersedia untuk penyampaian materi secara maksimal, sebagian besar siswa-siswinya
masih banyak yang tidak dapat membaca teks Arab, kurangnya jumlah guru Al
Quran Hadits, faktor latar belakang sekolah siswa, faktor latar belakang keluarga
siswa, dan faktor kemampuan siswa. (2) Kompetensi pedagogik guru Al Quran
Hadits dalam mengatasi problematika pembelajaran dilaksanakan dengan cara
menganalisis karakteristik siswa. Kegiatan Kompetensi pedagogik guru Al Quran
Hadits dalam mengatasi problematika pembelajaran dengan cara memahami peserta
didik, merancang pembelajaran, melaksanakan dan evaluasi serta mengembangkan
potensi peserta didik. (3) Upaya guru Al Quran Hadits dalam peningkatan
kompetensi pedagogik untuk mengatasi problematika pembelajaran dikembangkan
dalam kegiatan peningkatan kemampuan dalam perancangan pembelajaran,
peningkatan kemampuan mengembangkan potensi siswa, peningkatan kemampuan
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Upaya pihak Madrasah dalam
peningkatan kompetensi pedagogik guru Al Quran Hadits kelas VIII dilakukan
dengan memberi buku pegangan guru, penyediaan alokasi dana khusus, mengadakan
pelatihan TI, dan memberikan motivasi kepada guru pengampu mengikuti MGMP
dan Diklat.NIM.: 06410163 Nuzilatur Rosidah2023-03-14T04:09:32Z2023-03-14T04:09:32Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57123This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/571232023-03-14T04:09:32ZKESESUAIAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN GAYA
BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR FISIKAKurang tepatnya pemilihan gaya mengajar guru dapat membosankan siswa,
hal ini bisa diatasi dengan menyesuaikan gaya mengajar guru dengan gaya belajar
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian antara gaya
mengajar guru dengan gaya belajar siswa, serta untuk mengungkapkan pengaruh
dari kesesuaian tersebut dalam meningkatkan minat belajar fisika.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pengambilan data
secara langsung dari sampel. Metode pengambilan data dengan menggunakan
angket dan observasi. Metode analisa data menggunakan analisis diskriptif yaitu
dengan mendeskripsikan hasil penelitian yang dipersentase sebelumnya.
Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah sekolah yang ada di Yogyakarta yaitu
SMA Muhammadiyah 5, SMA PIRI 1, MA Muallimin Muhammadiyah dan SMA
IT Abu Bakar. Subjek dari penelitian ini adalah guru, siswa dan proses
pembelajaran.
Hasil analisa kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa
dalam meningkatkan minat belajar fisika mengungkap beberapa hal terkait dengan
tujuan penelitian. Penelitian memberikan gambaran bahwa guru memiliki gaya
mengajar yang variatif namun guru mempunyai satu kategori gaya mengajar yang
dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 guru yang menjadi
responden, rata-rata skor untuk masing-masing kategori gaya mengajar yang
dimiliki oleh guru adalah kategori Visual 67%, kategori Auditorial 70% dan
kategori Kinestetik 76%. Gaya belajar siswa menginformasikan, terdapat gaya
belajar yang mendominasi kebanyakan siswa yaitu gaya belajar visual dengan
rata-rata persentase 53,8%. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah berusaha
menyamakan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa. Hal ini terlihat dari
bagaimana guru mensiasati pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan lancar.
Sekitar 85,6% keseluruhan responden menyatakan berminat terhadap
pembelajaran, jadi antara gaya mengajar dan gaya belajar yang sesuai dapat
meningkatkan minat belajar dan bahkan memberikan rasa puas, 69,0%
menyatakan puas terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pertemuan gaya
mengajar dengan gaya belajar yang sesuai dapat memberikan nilai prestasi yang
bagus. Rata-rata nilai siswa pada setiap gaya mengajar kaitannya dengan gaya
belajar menunjukkan bahwa gaya mengajar Visual rata-rata nilai siswa gaya
belajar kategori Visual sebesar 78,90, gaya mengajar kategori Auditorial rata-rata
nilai prestasi siswa gaya belajar kategori Auditorial sebesar 64,15 dan gaya
mengajar kategori Kinestetik rata-rata nilai prestasi siswa gaya belajar kategori
kategori Kinestetik sebesar 77,50.NIM.: 05460026 Joni Agustiyono2023-03-10T06:50:49Z2023-03-10T06:50:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57031This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/570312023-03-10T06:50:49ZUPAYA USTADZ/USTADZAH DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA ANAK DI TPA MASJID NURUL JADID
TROSARI, SALAM, PATUK, GUNUNGKIDULPenelitian ini berangkat dari permasalahan bahwa idealnya sifat jujur dimiliki dan dijiwai setiap muslim, sehingga diperlukan keseriusan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada setiap muslim. Adanya perilaku ketidakjujuran hendaknya bisa dijadikan sinyal bahwa pembiasaan berperilaku jujur bisa dimulai dengan pembiasaan dimasa anak-anak. TPA Masjid Nurul Jadid Trosari, Salam, Patuk Gunungkidul dalam hal ini berupaya menanamkan nilai kejujuran sejak dini kepada anak didik sebagai bentuk partisipasinya dalam mempersiapkan genersi Islam yang berakhlaqul karimah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya ustadz/ustadzah dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak di TPA Masjid Nurul Jadid Trosari Salam, Patuk, Gunungkidul, metode yang diguanakan untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran di TPA Masjid Nurul Jadid Trosari, Salam, Patuk, Gunungkidul dan faktor pendukung serta penghambat penanaman nilai-nilai kejujuran pada anak di TPA Masjid Nurul Jadid Trosari, Salam, Patuk, Gunungkidul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan penerapan metode dan strategi dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang mengambil latar di TPA Masjid Nurul Jadid Trosari, Salam, Patuk, Gunungkidul. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis induktif, yaitu seleksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penanaman nilai-nilai kejujuran pada anak dilakukan dengan pemberian pengertian dan pemahaman tentang keutamaan dan kebaikan sifat jujur melalui kegiatan ceramah, bercerita dan menyanyi dan diperkuat dengan keteladanan para pengajar serta membiasakan dan menasehati santri agar senantiasa bersikap jujur, (2) metode yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada santri adalah dengan metode ceramah, bercerita dan menyanyi yang diperkuat dengan metode keteladanan, pembiasaan dan nasehat, (3) faktor pendukung penanaman nilai kejujuran pada anak adalah keteladan para ustadz/ustadzah, lingkungan belajar yang aman dan nyaman serta dukungan masyarakat dan orang tua santri terhadap kegiatan TPA, sedangkan faktor penghambatnya adalah terbatasnya waktu ustad/ustadzah di TPA, tidak semua ustadz/ustadzah menguasai ilmu mendidik yang baik dan terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan.NIM.: 03410075 Andri Hijeriyanto2023-03-10T01:59:51Z2023-03-10T01:59:51Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57025This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/570252023-03-10T01:59:51ZUPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK DENGAN PENDEKATAN BEYOND
CENTERS AND CIRCLE TIMES
(Studi Kasus di TPA PLUS An-Nuur Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010)Sosial-Emosional anak sangatlah penting untuk dikembangkan melihat
makin kompleksnya permasalahan kehidupan disekitar anak, termasuk di
dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak
serta rentang usia penting pada anak terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: 1) pelaksanaan metode BCCT dalam pembelajaran PAI 2) upaya
guru dalam melaksanakan dan mengembangkan sosial-emosional anak dengan
pendekatan BCCT, 3) hasil dari penerapan pendekatan BCCT bagi perkembangan
sosial-emosional anak usia dini, 4) faktor pendukung dan penghambat penerapan
pendekatan BCCT.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat
kualitatif dengan mengambil latar TPA PLUS An-Nuur. Metode yang digunakan
untuk menganalisis data adalah metode deskriptif-analitik. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan subyek
penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan
dengan pendekatan psikologis. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pelaksanaan dalam
BCCT dimulai dari penyusunan program, persiapan guru, persiapan anak didik,
penyiapan sarana dan prasarana, dan evaluasi. (2) Upaya guru PAUD An-Nuur
dalam mengembangkan sosial-emosional anak usia (4-6 tahun) dilaksanakan
melalui usaha-usaha secara sistematis.Dalam periode persiapan, guru melakukan
koordinasi dengan seluruh elemen sekolah, mendialogkan dengan orangtua/wali
anak didik, dan membentuk tim guru sentra. Dalam penerapannya, guru PAUD
An-Nuur secara khusus membentuk lima sentra, yaitu sentra iman dan takwa,
sentra persiapan, sentra main peran, sentra balok, dan sentra bahan alam. (3)
Pengembangan sosial-emosional anak usia (4-6 tahun) dengan pendekatan BCCT
dilakukan dengan baik oleh para guru, sehingga anak mengalami perkembangan
sosial-emosional yang baik meski dengan corak individual yang masih sangat
tampak. (4) Keberhasilan upaya guru PAUD An-Nuur dalam mengembangkan
sosial-emosional anak usia (4-6 tahun) dengan pendekatan BCCT didukung oleh
kualifikasi guru PAUD An-Nuur yang mumpuni dan komunikasi yang berjalan
dengan baik antara guru dengan orang tua yang dituangkan dalam buku
penghubung. Faktor penghambat pengembangan sosial-emosional anak usia dini
dengan pendekatan BCCT muncul dari perilaku overprotective orang tua terhadap
anak, lingkungan yang kurang baik di rumah, dan pengawasan yang kurang ketat
dari orang tua terhadap anak dalam menggunakan produk tekhnologi.NIM.: 06470002 Elis Sani Siariyah2023-03-09T02:40:59Z2023-03-09T02:40:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57014This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/570142023-03-09T02:40:59ZGURU INSPIRATIF DALAM NOVEL LASKAR PELANGI
KARYA ANDREA HIRATA DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN PAILatar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa sebagian besar guru yang ada
di Indonesia merupakan guru kurikulum, yaitu guru yang sangat patuh pada kurikulum
dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer semua isi buku yang ditugaskan, mereka
terbelenggu oleh ketentuan administratif yang harus dipatuhi seperti target pencapaian
kurikulum, ketuntasan belajar, silabus, RPP dan sebagainya. Sedangkan guru inspiratif
tidak hanya terpaku pada kurikulum, tetapi juga memiliki orientasi yang lebih luas dalam
mengembangkan potensi dan kemampuan para peserta didiknya. Guru inspiratif akan
mampu menghadirkan perubahan dan perbaikan dalam sistem pembelajaran. Novel
Laskar Pelangi merupakan salah satu novel pendidikan yang di dalamnya mengungkap
tentang sosok guru yang inspiratif. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu
mengenai apa saja karakteristik guru inspiratif dalam novel Laskar Pelangi serta apakah
ada relevansinya terhadap pembelajaran PAI.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan semiotik. Sumber data diperoleh dari sumber primer
yaitu film dan novel Laskar Pelangi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi dan pembacaan hermeneutik. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (Content Analysis), dengan
fokus kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah karakteristik guru inspiratif
yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi dan relevansinya terhadap pembelajaran PAI.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Karakteristik guru inspiratif yang terdapat
dalam novel Laskar Pelangi yaitu: memiliki kompetensi kepribadian meliputi: sabar,
tegar, tegas, orang tua sekaligus sahabat, emansipator, lembut dalam bertutur kata,
sederhana, spiritualis, ikhlas, teladan, pekerja keras, demokrattis, disiplin, pendorong
perubahan. Kompetensi sosial meliputi: adanya komunikasi yang baik antara guru dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua peserta didik, serta masyarakat sekitar. Kompetensi
profesional meliputi: guru mampu mengusai materi pembelajaran dan mampu
menyampaikannya kepada peserta didik dengan baik, serta menjadi motivator bagi
peserta didiknya. Kompetensi pedagogik meliputi: totalitas, memberi kesempatan, kreatif.
(2) Karakteristik guru inspiratif dalam novel Laskar Pelangi dengan pembelajaran
pendidikan agama Islam mempunyai kaitan yang relevan, yaitu: Suatu pembelajaran akan
tercapai apabila didukung pendidik atau guru yang inspiratif dan kompeten di bidangnya,
dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi dua arah antara pendidik dengan
peserta didik, guru inspiratif selalu berusaha mengembangkan potensi, wawasan, cara
pandang, dan orientasi hidup para peserta didiknya, sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional. Keduanya (guru inspiratif dan pembelajaran PAI) senantiasa berusaha
menginternalisasikan nilai-nilai agama kepada diri peserta didik. Keberhasilan
pendidikan tidak hanya diukur dari segi kuantitatif atau angka-angka saja, tetapi juga
bagaimana para peserta didik menjalani kehidupannya setelah masa studinya.NIM.: 06410133 Diana Kholidah2023-03-03T07:08:03Z2023-03-03T07:08:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56880This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/568802023-03-03T07:08:03ZBIMBINGAN PSYCHOWRITING BAGI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMANThis thesis explain about guidance psychowriting for group district teacher work (KKG). Seyegan, Regency Sleman. As for purpose from study this is for know, describe, and analyze steps guidance psychowriting for group district teacher work Seyegan, Regency Sleman, supporting factors _ and hinder mentoring programs psychowriting for group district teacher work Seyegan, Regency Sleman. Method used _ in study this is method qualitative descriptive. Data collection using Observation (observation), interview (interview), and Documentation (documentation). Results from study this found exists steps guidance psychowriting there is four stages namely: 1) planning, 2) organizing, 3) implementation, 4) follow-up. There is factor supports and inhibitors in the mentorship program psychowriting namely: external and internal factors. As for the program for group teacher work (KKG) could given fish _ with exists trainings writing work write more scientific _ deep namely the guidance program psychowriting with repair quality from work scientific the before published.NIM.: 18200010179 Nenen Anjansari2023-03-01T08:17:48Z2023-03-01T08:17:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56793This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/567932023-03-01T08:17:48ZPRAKTEK DETERMINASI SUPERIORITAS MASYARAKAT BERAGAMA (Studi Konsep Hierarki Kepatuhan Terhadap Guru Ngaji Pada Masyarakat Beragama Desa Talang Sumenep)Struktur sosial masyarakat Talang memberikan posisi yang cukup tinggi terhadap tokoh keagamaan sepertihalnya guru ngaji. Kepatuhan yang terbentuk dalam masyarakat, tentunya berlandaskan pada kiprah guru ngaji dalam berbagai ruang keagamaan dalam masyarakat. Bagi masyarkat, guru ngaji sebagai kiai langgar memiliki banyak modal yang diantaranya (modal sosial, modal budaya, modal ekonomi, modal simbolik). Dengan keempat modal inilah guru ngaji bertarung dalam arenanya guna mendapatkan legitimasi sehingga patronase kepatuhan terhadap dirinya terbentu. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menyingkap apa saja modal yang dimiliki guru ngaji dan bagaimana cara memfungsikannya sehingga membentuk hierarki kepatuhan pada masyarakat Desa Talang, Kecamatan Saronggi, Sumenep.
Penelitian ini berupa penelitian lapangan File Research dan bersifat deskriptif kualitatif, observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Selain dari pada itu, disempurnakan pula dengan data primer yang bersumber dari data utama dan pendukung dengan wawancara terhada informan, terkait praktek kepatuhan terhadap guru ngaji di Desa Talang. Data ini juga diperkuat dengan metode pendekatan sosiologis dengan teori struktural konstruktif Pierre-Felix Bourdieu dalam melihat sejauh mana proses terbentuknya hierarki kepatuhan terhadap guru ngaji pada masyarakat beragama di Desa Talang. Dengan konsep penting habitus, modal, dan arena/ranah/medan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya fungsionalisasi keempat modal guru ngaji (modal sosial, modal budaya, modal ekonomi, modal simbolik) dalam ruang lingkum masyarkat beragama, menjadi alasan atas terbentuknya kepatuhan terhadap dirinya bahwa ia menjadi figur yang layak untuk dihormati sepertihalnya tokoh agama lainnyaNIM.: 18105040072 Moh. Afif Rohman Hakim2023-03-01T07:50:59Z2023-03-01T07:50:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56785This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/567852023-03-01T07:50:59ZKEKUATAN KIAI DALAM PENGEMBANGAN EKOLITERASI SANTRI DI PONDOK PESANTREN LINTANG SONGO PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTAPerubahan sosial yang terjadi di masyarakat biasanya di picu oleh setiap individu maupun kelompok. Kiai sebagai agent of change yang ada di masyarakat memberikan perubahan melalui santri maupun masyarakat secara langsung. Santri yang menjadi orang terdekat Kiai dibandingkan dengan lapisan masyarakat lainnya, memiliki kepercayaan penuh kepada Kiai dan selalu patuh kepada Kiai. Hal ini menjadikan Kiai sebagai pemegang kendali terhadap perkembangan pengetahuan santri, dan dengan hal tersebut, Kiai bisa memberikan pembelajaran tentang hal baru tanpa dipertanyakan keabsahan dan kepentingan hal tersebut oleh para santri. Penelitian ini dilakukan dengan memfokuskan kekuatan Kiai dalam pengembangan ekoliterasi santri.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, untuk mengumpulkan data primer yang didapatkan secara langsung melalui wawancara dengan K.H Heri Kuswanto, Lurah Pondok, dan santri Pondok Pesantren Lintang Songo dan observasi di Pondok Pesantren Lintang Songo dan data sekunder di kumpulkan melalui jurnal, artikel, dan penelitian sudah ada, kemudian di analisis dengan reduksi data, display data, verifikasi data, dan pernarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian tersebut diperoleh data bahwa kekuatan Kiai berperan besar dalam mengembangkan ekoliterasi santri di Pondok Pesantren Lintang Songo dan pengembangan pesantren melalui adanya jejaring sosial yang di dapatkan Kiai baik dengan masyarakat, pejabat publik, santri, wali santri, dan alumni. Jejaring sosial yang di landasi dengan adanya kepercayaan antar satu sama lain, menghasilkan bantuan berupa moril maupun materil untuk pengembangan pesantren maupun santri. Bantuan moril yang diberikan Kiai kepada santri memberikan dorongan untuk santri berpartisipasi pada kegiatan pondok, salah satunya adalah ber-ekoliterasi, dan bantuan materil yang didapatkan melalui kekuatan Kiai menjadi penutup kebutuhan santri dan Kiai untuk berkegiatan di pondok pesantren.NIM.: 18105040046 Indana Izzatus Sholikhah2023-03-01T01:58:50Z2023-03-01T01:58:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56740This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/567402023-03-01T01:58:50ZPERAN KIAI KAMPOENG DALAM MEMBANGUN BINA DAMAI
(Studi Analisis Kiai Kampoeng di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep)Kiai Kampoeng merupakan komponen keagamaan yang paling berperan dalam membangun Binadamai di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Kehidupan kiai akan sangat erat sekali hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan dimasyarakat, salah satunya yang penting adalah mengenai pengembangan budaya islam dimasyarakat. Peran dan pengaruh kiai Kampoeng dalam membangun binadamai juga menjadi patokan besarnya sumbangsih kiai Kampoeng dalam kehidupan masyarakat. Membangun binadamai menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam kerukukan, oleh sebat itu peran dan pengaruh kiai Kampoeng untuk menyatukan masyarakat agar tidak ada perbedaan yang membuat perpecahan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Fiel research) dengan beberapa rumusan masalah yakni Bagaimana pengaruh kiai Kampoeng dalam bina damai di Desa Panagan kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep serta Mengapa peran kiai Kampoeng berpengaruh besar dalam membangun bina damai. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pemerolehan sumber data dari data primer (secara langsung) data tersebut merupakan hasil dari field research (penelitian lapangan) serta kajian literature lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data yaitu dengan interview, observasi dan dokumentasi. Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan sosiologi serta pisau analisis teori dari Max Weber tentang Karismatik. Dan juga analisis konflik yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau keadaan dalam kehidupan masyarakat di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
Hasil penelitian ini yaitu, menemukan dua hal berikut ini : pertama, kiai Kampoeng membangun peran sosialnya pada aspek-aspek sosial keagamaan. pada aspek ini, kiai Kampoeng memerankan diri sebagai orang tau masyarakat yang membina kehidupan sosial harmoni sesuai dengan tuntutan norma keagamaan, hal ini tanpa pengeloaan perbedaan madzhab (Syi’ah, Sunni), konflik personal, keluarga maupun tindakan-tindakan patologi masyarakat. Kedua, Kiai memiliki pengerauh dan peran yang kuat dalam masyarakat, selain karena kiai Kampoeng hidup dalam ruang kultur agraris yang komunal, juga di topang oleh pengetahuan keagamaan, nasab dan Geniologi keilmuan kiai Kampoeng yang tersambung dengan sanad keilmuan pesantren tertentu yang di hormati di Madura.NIM.: 18105020018 Ainur Khalis2023-02-22T02:59:56Z2023-02-22T02:59:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56531This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/565312023-02-22T02:59:56ZSTRATEGI GURU AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN DAN
BAHASA ARAB (ISMUBA) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK
DI SMA MUHAMMADIYAH MARTAPURAGuidance on the attitude of students to become noble people is the responsibility of
parents and teachers at school. Most of the current generation of youth is easily
carried away by negative behavior in the surrounding environment. In this case the
teacher has a big contribution to the formation of spiritual attitudes and social
attitudes of students. Therefore, this study aims to highlight the ISMUBA teacher's
strategy in improving the spiritual and social attitudes of students. The type of
research used in this research is field research using qualitative research methods. The
subjects of this study were ten students, ISMUBA teachers, and the principal. Data
collection techniques using interview techniques, documentation and observation.
The data analysis in this case is done by reviewing all the data and condensing the
data, presenting the data and drawing conclusions. The results of this study indicate
that: 1) ISMUBA teacher strategies in improving students' spiritual and social
attitudes by adjusting the attitude learning model, namely the consideration model,
cognitive moral development and value clarification technique (VCT). It can be seen
from the learning strategies used by ISMUBA teachers in the form of expository,
cooperative, contextual and indirect learning strategies. 2) The implications of the
ISMUBA learning strategy in improving the spiritual and social attitudes of students
can be viewed from two directions. First, the relationship to Allah Subhanahu Wa
Ta'ala which is based on Islamic religious education so as to create obedient worship
behavior by purifying all practices only to Him, including prayer, fasting, tadarus Al-
Qur'an, trust and patience. Second, the relationship between fellow beings or the
social attitudes of students that depart from the ISMUBA teacher's learning strategies
include the emergence of honest, disciplined, mutual cooperation, polite and
responsible attitudes in carrying out the mandate. All of these attitudes are in
accordance with the attitude assessment indicators on the national learning standards.NIM.: 19204010041 Muhammad Ridha2023-02-17T03:45:09Z2023-03-08T04:21:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56388This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/563882023-02-17T03:45:09ZUPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN STIMULASI LITERASI DINI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AN-NUR 1 MAGUWOHARJOPeran guru penting dalam pengembangan stimulasi literasi dini. Hanya saja tidak mudah bagi guru dalam mengembangkan kemampuan literasi anak usia dini. Hal ini dipengaruhi banyak faktor baik secara eksternal maupun internal. Guru TK An-Nur 1 Maguwoharjo berupaya mengoptimalkan dalam pengembangan stimulasi literasi dini melalui pemebelajaran literasi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya guru, faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam pengembangan stimulasi literasi dini anak usia 5-6 tahun di TK An-Nur 1 Maguwoharjo.
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Proses penelitian ini melibatkan upaya penting dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang telah peneliti susun. Sumber data ini melibatkan dua orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara bersama ibu Y dan ibu I, observasi terhadap bagaimana upaya guru dalam pembelajaran literasi di kelas dan dokumentasi dengan mengambil data dan mencatat hal-hal pokok. Analisis data dilakukan dengan model analisis Miles dan Huberman. Setelah data terkumpul lalu direduksi dengan memilih data yang dibutuhkan dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya guru dalam perannya mengembangkan stimulasi literasi dini kelompok B5 anak usia 5-6 tahun di TK An-Nur 1 Maguwoharjo meliputi: (a) Mengajak anak berbicara, (b) Membaca dongeng atau buku cerita, (c) Bermain peran, (d) Bermain mengenali lingkungan, (e) Bernyanyi, (f) Menulis. (2) Adapun Faktor pendukung dalam pengembangan stimulasi literasi dini kelompok B5 anak usia 5-6 tahun meliputi: (a) Minat literasi anak, (b) Media pembelajaran, (c) Metode pengenalan literasi, (d) Kepala sekolah, (e) Guru, (f) Sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penghambat upaya guru dalam pengembangan stimulasi literasi dini kelompok B5 anak usia 5-6 tahun di TK An-Nur 1 Maguwoharjo kurangnya peran keterlibatan orang tua mendukung anak dalam belajar literasi.
Kesimpulan dari penelitian ini upaya guru dalam pengembangan stimulasi literasi dini yakni dengan pembelajaran yang dirasa oleh anak sebagai bermain bukan belajar melalui aktivitas membaca cerita, bermain peran, bermain mengenali lingkungan, dan bernyanyi. Adapun faktor pendukung dan penghambat itu sendiri berasal dari metode pengenalan, cara guru mengajar, dan individu peserta didik.NIM.: 18104030054 Hafidzotul Muslihah2023-02-17T03:10:31Z2023-02-17T03:10:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56380This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/563802023-02-17T03:10:31ZUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
LAMBANG BILANGAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI BUSTANUL
ATHFAL AISYIYAH 4 TEGAL SEPUR KLATENPenelitian ini dilatarbelakangi adanya keingin tahuan peneliti terhadap
upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan dan apa saja faktor pendukung dan penghambat guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun
di Bustanul Athfal Aisyiyah 4 Tegal Sepur Klaten.
Metode penelitian ini kualitatif. Subjek penelitian ini kepala sekolah, guru
dan murid kelompok A yang berusia 4-5 tahun berjumlah 22 murid. Metode
pengumpulan data menggunakan ; (1) observasi untuk memperoleh data mengenai
upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan pada anak usia 4-5 tahun, faktor pendukung dan penghambat guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun;
(2) wawancara untuk memperoleh data mengenai upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun,
faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun; (3) dokumentasi untuk
memperoleh data mengenai upaya guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun, faktor pendukung dan
penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan
pada anak usia 4-5 tahun. Teknik analisis data menganut teori Miles dan
Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian : (1) Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan pada anak usia 4-5 tahun diantaranya menggunakan
media kartu angka, bernyanyi, menebalkan, engklek, dan metode demonstrasi ; (2)
Faktor pendukung guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan pada anak usia 4-5 tahun diantaranya lingkungan sekolah, kecerdasan
tiap anak, kondisi fisiologis sedangkan faktor penghambatnya adalah kematangan
dan kesiapan setiap anak dalam menerima materi, minat dan bakat setiap anak.NIM.: 18104030036 Lubna Zharifah Ghaniyyah2023-02-15T06:36:04Z2023-02-15T06:36:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56273This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562732023-02-15T06:36:04ZUPAYA GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DISABILITAS
NETRA PADA PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADITS DI MAN 2 SLEMANSkripsi ini membahas tentang Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Disabilitas Netra Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MAN 2
Sleman. Latar belakang pada penelitian ini yakni masih banyak guru hususnya guru
PAI yang belum mampu mengupayakan secara optimal dalam mengatasi kesulitan
belajar di lembaga pendidikan yang berbasis inklusif. Dalam praktiknya, masih
banyak pembelajaran yang mengalami suatu kendala ataupun hambatan yang
dialami para siswa disabilitas netra. Seperti halnya pada pembelajaran Al-Qur’an
Hadits dimana pembelajaran ini menekankan ranah membaca, menulis,
menghafal, serta mengartikan dan memaknai Al-Qur’an Hadits dengan baik dan
benar. Tentunya ini akan mengakibatkan timbulnya kesulitan yang dialami oleh
para siswa disabilitas netra sekaligus menjadi tugas penting bagi para guru
hususnya guru PAI dalam mengatasi kesulitan yang dialami oleh para siswa
disabilitas netra. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya
guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa disabilitas netra pada
pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualiatif. Adapun terdapat 2 jenis subjek penelitian
yakni primer dan skunder. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan metode model Miles
dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
metode.
Hasil Penelitian ini adalah : 1) Pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa
disabilitas netra di MAN 2 Sleman yakni, dalam pembelajaran guru PAI telah
menggunakan tahapan-tahapan, yakni tahapan perencana, pelaksanaan dan
penilaian. 2) Kesulitan belajar siswa disabilitas netra dalam pembelajaran Al-
Qur’an Hadits, menunjukkan bahwa siswa disabilitas netra mengalami kesulitan
membaca dan menulis. serta terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kesulitan tersebut. 3) Upaya Guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
disabilitas netra dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits yakni Guru telah
mengupayakan dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis. Serta sekolah
mengupayakan untuk menekan angka kesulitan pada kegiatan pembelajaran yang
dialami siswa disabilitas netra.NIM.: 18104010064 Nurul Khoirun Nisak2023-02-14T06:56:19Z2023-02-14T06:56:19Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56221This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562212023-02-14T06:56:19ZPENGARUH FORGIVENESS DAN SPIRITUALITAS TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING TENAGA PENDIDIK TIDAK TETAP DI SMKN SE-KOTA YOGYAKARTAHappiness is an important thing in life because everyone needs to feel
comfortable with happiness. Psychological theory and research prefer to use a
more precise and operationally defined term, namely subjective well-being. The
purpose of this study is to explain the effect of forgiveness and spirituality on
the subjective well-being of non-permanent educators. The research subjects
used non-permanent teaching staff at SMK N in the City of Yogyakarta. The
data collection tool uses the forgivenessscale, spirituality scale and subjective
well-being , each of which has an alpha coefficient (reliability) of 0.769, 0.915
and 0.888. Sampling uses the saturated sample method, which is a sampling
technique when all members of the population are used as samples. Methods of
data analysis using multiple linear regression. The results of the study show that
(1) the variable forgiveness on subjective well-being has an r value of 0.338 and
a significance value or p=0.000. If the significance value = 0.000 (p <0.005) it
means that there is a positive effect between and forgiveness subjective wellbeing
. The more positive forgiveness , the higher the subjective well-being of
non-permanent educators. (2) The variable spirituality on subjective well-being
has an r value of 0.301 and a significance value or p=0.000. If the significance
value = 0.000 (p <0.005) it means that there is a significant positive influence
between spirituality and subjective well-being . The more positive the level of
spirituality, the more positive the subjective well-being of non-permanent
educators.variables Forgiveness and spirituality subjective well-being has an r
value of 0.608 and a significance value or p = 0.000. If the significance value =
0.000 (p <0.005) it means that there is a positive effect of forgiveness and
spirituality on the subjective well-being of educators who are not
simultaneously significant. The higher the value of forgiveness and spirituality,
the higher the value of subjective well-being of non-permanent educators. Thus
the hypothesis in this study is accepted. The effective contribution of the
forgetfulness and spirituality variables to subjective well-being is 0.369
(36.9%), meaning that the higher the forgiveness and spirituality they have, the
higher the subjective well-being of non-permanent educators.NIM.: 20200012057 Radhyatul Hamidah2023-02-14T06:40:49Z2023-02-14T06:40:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56224This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562242023-02-14T06:40:49ZUPAYA GURU DALAM MENANGANI ANAK TERLAMBAT
MENGENAL HURUF ABJAD KELOMPOK B DI TK PELANGI JEKANIMengenal huruf merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dikembangkan untuk anak. Oleh karena itu keterlambatan mengenal huruf dapat
mempengaruhi perkembangan permulaan anak. Penelitian ini dilatar belakangi
adannya hambatan yang didasari oleh kekeliruan siswa dalam mengenal huruf
abjad. Dalam hal ini, pendidik dan orangtua harus mampu bekerjasama mengatasi
permasalahan yang terjadi, tentunya dengan cara berbeda-beda berdasarkan faktor
penyebabnya. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan secara mendalam tentang
upaya guru dalam menangani anak yang terlambat mengenal huruf abjad pada
kelompok B di TK Pelangi Jekani dan mengetahui faktor pendukung dan
penghambat apa saja yang dapat mempengaruhi keterlambatan anak dalam
mengenal huruf abjad pada Kelompok B di TK Pelangi Jekani.
Metode penelitian ini yaitu kualitataif deskriptif. Subyek penelitian ini
adalah anak kelompok B yang berjumlah 19 anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki
dan 5 anak perempuan. Obyek yang diteliti adalah keterlambatan pengenalan huruf
Abjad. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan model Miles dan
Huberman yaitu data reducation, data display dan data conclusion
drawing/verivication, sedangkan uji keabsahan data menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan (1) upaya guru menangani anak yang terlambat
mengenal huruf abjad pada kelompok B di TK Pelangi Jekani dilaksanakan melalui
tahapan yaitu: kegiatan pembelajaran mengenal huruf abjad, menggunakan media
pembelajaran dan les privat bagi anak yang terlambat mengenal huruf abjad. (2)
Faktor pendukung dalam menangani anak yang terlambat mengenal huruf abjad
yaitu: penyediaan media main, pemberian tugas, selalu diberi motivasi. Sedangkan
faktor penghambat dalam menangani anak yang terlambat mengenal huruf abjad
yaitu pertemuan tatap muka terbatas dan kebiasaan anak yang berubah.NIM.: 16430012 Eva Asngadzatul Afifah2023-02-14T06:34:15Z2023-02-14T06:34:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56214This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/562142023-02-14T06:34:15ZPERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN INKLUSI : STUDI KASUS DI SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN DAN SMP NEGERI 15 YOGYAKARTAThe implementation of inclusive education is one of the educational models that exist in Indonesia, even throughout the world. Inclusive education is an educational model that provides facilities for ABK students to be able to participate in learning activities together with non-ABK students in schools and regular classes. The purpose of holding this educational model is to realize the right to education for all people and eliminate all acts of discrimination that discriminate against a person's background. In the world of education, guidance and counseling teachers (BK) have an important role in the success of activities at school. Therefore, their presence at school is needed to provide guidance and counseling services to students. Everything that is done by someone is sometimes based on the perception of that person. In this case the researchers conducted research related to the perceptions and implementation of counseling teachers on inclusive education. The goal is to understand how far the guidance and counseling teacher's view of inclusive education is and also to know the implementation of the guidance and counseling teacher's implementation in implementing inclusive education. The research method used is a descriptive qualitative approach. With the research subjects, namely four guidance and counseling teachers (BK) and three special accompanying teachers (GPK). The locations that were used as research were Taman Adult Middle School Ibu Pawiyatan and Yogyakarta 15 Public Middle School. Data collection techniques by way of documentation and in-depth interviews. The results obtained from the research conducted were that counseling teachers from both schools had a good perception of inclusive education, and even had an understanding of the characteristics of ABK and the concept of inclusive education. However, in implementing counseling teachers for inclusive education, in both schools everything related to students with special needs and inclusive education will be handled and regulated by a special accompanying teacher (GPK). This means that in general, counseling teachers do not have a major role in implementing inclusive education. It's just that the counseling teacher will always work together and coordinate with GPK in overcoming the problems faced by students, both ABK students and non-ABK students.NIM.: 20200012023 Ahmad Fasya Alfayyadl, S.A2023-02-13T04:27:20Z2023-02-13T04:27:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56150This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561502023-02-13T04:27:20ZPENGARUH SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 BANTAN KEC. BANTAN, KAB. BENGKALISThis research was backgrounded by the Influence of Academic Supervision of School Supervisors on Teacher Performance at SMA Negeri 1 Bantan. The objectives of this study are 1) To find how the level implementation of Madrasah Supervisor's Academic Supervision on Teacher Performance at SMA Negeri 1 Bantan. 2) To find how the level of teacher performance at SMA Negeri 1 Bantan. 3) To find how the academic supervision of school supervisors affects the performance of teachers at SMA Negeri 1 Bantan.
The method is quantitative research with a causal correlation method (causal). The population in this study is all educators and education staff at SMA Negeri 1 Bantan. With a total sample is 39 people and the sample is entirety of the total population or commonly called total sampling. The instrument is a questionnaire for data collection techniques for academic supervision of school supervisors and teacher performance. The data analysis techniques is a quantitative descriptive statistics and simple linear regression.
Based on descriptive statistical data analysis techniques, the academic supervision of school supervisors at SMA Negeri 1 Bantan is in the category of 72.76%, and the teacher performance is very good category of 87.22%. Meanwhile, the results of a simple regression analysis showed a calculated t value of 2.376 greater than the table t value with a value of 2.10 with a signification level (2.216 > 2.10) = (calculated > ttabel) this means that the academic supervision of school supervisors has a significant influence on teacher performance, but there are many other factors that influence teacher performance that were not studied in this study.NIM.: 2020409216 Ilmiah Sholikhah Oktafiani2023-02-13T04:14:28Z2023-02-13T04:14:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56149This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561492023-02-13T04:14:28ZPENERAPAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NURIL ISLAM PACITANThe background of this research is that the implementation of the managerial abilities of school principals in improving teacher performance has not been carried out optimally. This is because the principal has not been able to cooperate with teachers to use existing learning facilities. Whereas the principal has a planning, organizing, actuating and controlling role.
The aims of this research are as follows: (1) To describe the managerial implementation process of the principal at SD Nuril Islam Pacitan; (2) To find out the supporting and inhibiting factors in the managerial implementation process of the principal in improving teacher performance at SD Nuril Islam Pacitan. This research is a type of qualitative research. Data collection was carried out using observation (participant observation), interviews (in-depth interviews), and documentation. While data analysis uses data reduction techniques, data presentation (data display), and conclusion drawing (verification). Checking the validity of the data through triangulation of sources and triangulation of techniques.
Based on the results of the study entitled Application of Principal Managerial Capability in Improving Teacher Performance at SD Nuril Islam Pacitan, it was found that: (1) The managerial implementation of the principal on teacher performance, seen from the planning that the principal had made, the results were not optimal. Managerial implementation of improving teacher performance has been carried out in accordance with the plan but the results have not been as expected. The school principal has carried out managerial monitoring and evaluation to improve teacher performance with the aim of finding deficiencies in implementation so that improvements are made for future planning. (2) With supporting factors, namely the existence of teachers, a conducive environment, adequate facilities and infrastructure and the support of the school community. While the obstacles are the limited learning media, some teachers have not mastered educational technology and the learning methods used are not appropriate.NIM.: 20204092015 Nurul Qhoimah2023-02-13T03:52:02Z2023-02-13T03:52:02Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56147This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561472023-02-13T03:52:02ZMANAJEMEN MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MTs NEGERI 9 BANTUL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0This research was conducted at MTs N 9 Bantul Yogyakarta which focuses on madrasah
management in improving Teacher Professionalism with the aim of: 1) Describing the
implementation of teacher professionalism in the implementation of learning in the era of the
Industrial Revolution 4.0 in MTs Negeri 9 Bantul, 2) To analyze the madrasa management
process in improving the professionalism of teachers in the era of the Industrial Revolution
4.0 in MTs Negeri 9 Bantul, 3) Analyzing the impact of teacher professional development in
the era of the Industrial Revolution 4.0 in MTs Negeri 9 Bantul.
This research uses qualitative methods, this research approach is a critical analysis
that provides an overview and describes a problem under study. With a critical analysis
approach, the analysis obtained is in the form of (words, images and behavior) and is
presented in the form of narrative descriptions. Data collection techniques use observation,
interviews and documentation. Then the data is analyzed in a described way. In this study, the
main resource persons were teachers, principals, and deputy heads of madrasahs as
supporting data. The data is verified using the validity of the data in the form of triangulation,
then the data is analyzed by reducing the data, presenting the data and the last stage of
drawing conclusions.
The results of research Madrasah Management in Improving the Professionalism of
Teachers MTs Negeri 9 Bantul in the Era of the Industrial Revolution 4.0 are 1)
Professionalism of teachers in the implementation of revolution-era learning: all
competencies include (a) Pedagogic Competence (b) Personality Competence (c) Social
Competence (d) Professional Competence, already running well and optimally 2) Madrasah
management in improving the professionalism of teachers of MTs Negeri 9 Bantul in the era
of the industrial revolution 4.0, namely, (a) Planning in the form of: Planning teacher needs,
program analysis and implementation analysis. (b) Organizing in the form of: Defining
programs, creating teams, assigning assignments. (c) Implementation in the form of: Training
and coaching teachers in the IT field, implementation of training and MGMP. (c) Evaluation
in the form of; periodic assessment of teacher competencies. 3) The impact of madrasa
management in improving the professionalism of teachers in the 4.0 era in MTs Negeri 9
Bantul is the improvement of the quality of education in MTs Negeri 9 Bantul. This is evidenced
by the many achievements achieved by students every year both at the local and national levels
who are guided directly by professional teachers in accordance with their qualifications in
MTs Negeri 9 Bantul. In addition, MTs Negeri 9 Bantul is also one of the schools that is in
demand by the community as evidenced by the large number of student registrations for each
new teaching.NIM.: 20204092007 Rosyidah Dzunur’aini2023-02-13T03:44:23Z2023-02-13T03:44:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56145This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561452023-02-13T03:44:23ZSTRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMA KRAMAT DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBONThis research is motivated by the principal's leadership strategy in improving teacher performance which has not been optimal. This is because the school principal only supervises once a year, does not provide motivation to teachers, and lacks infrastructure. Even though a school principal must have a strategy so that gruu performance can increase.
This research is a qualitative descriptive study. Data collection was carried out using in-depth interview techniques, observation and documentation. For data analysis using data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of the study, 1) The principal's leadership strategy in improving teacher performance at Kramat Dukuntang High School by dividing teacher assignments, directing teachers to make lesson plans, increasing teacher capacity through the MGMP program, monitoring and evaluating teacher performance improvements. 2) Constraints that occur in the principal's leadership strategy in improving teacher performance at Kramat Dukuntang High School, some teachers are late for school, leave earlier than the specified time in ending the school teaching and learning process, are not motivated to improve performance, do not respond to exemplary leadership and supervision at Kramat Dukuntang High School it is held only once a year, there is a lack of school infrastructure, the superintendent has little role in coaching. 3) The way the principal overcomes obstacles in improving teacher performance at Kramat Dukuntang High School is to increase discipline, provide motivation in developing human resources, the principal supervises once a quarter and coordinates with related parties to complete learning infrastructure.NIM.: 20204092001 Muhammad Yasir Arafah2023-02-13T02:53:25Z2023-02-13T02:53:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56131This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561312023-02-13T02:53:25ZGAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIK KIAI H. IMAM SUYONO DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI PONDOK PESANTREN AL-BAROKAH PONOROGOKyai leadership is an important factor in carrying out activities at Islamic boarding
schools and the success of education at Islamic boarding schools cannot be
separated from the success of the kiai leadership in managing the educational staff
available at Islamic boarding schools, especially in improving teacher performance
as an indicator of the success of a Islamic boarding school. This thesis research was
conducted at the Al-Barokah Islamic Boarding School, Ponorogo. The research
objectives are: 1) To describe the charismatic leadership style of Kiai.H. Imam
Suyono in the Al-Barokah Ponorogo Islamic boarding school. 2) Describe the
implementation of Kiai.H.'s charismatic leadership style. Imam Suyono in
improving teacher performance at the Al-Barokah Ponorogo Islamic boarding
school and 3) Describing the strengths and weaknesses of the Kiai's charismatic
leadership style.H. Imam Suyono in improving teacher performance.
The type of research used by researchers is field research (field research) The
approach used is the Human Ethology or Human Ethology approach which is
qualitative which aims to study human behavior in natural conditions. The data
collection techniques through observation, interviews and documentation. While
data analysis uses data reduction techniques, data presentation (display data), and
checking the validity of the data through triangulation and then drawing conclusions
The results of research on the charismatic leadership style of Kiai.H Imam Suyono
at Islamic boarding schools show that:First,Charismatic Leadership Style Kiai. H.
Imam Suyono can mobilize others by taking advantage of his features or strengths
in personality and having supernatural arguments and having a large number of
followers.Second,Implementation of Kiai.H Imam Suyono's charismatic leadership
style for teacher performance includes having a vision and mission, communicating
expectations, strengthening teacher confidence, having good communication and
teacher belief in leadership.Third1) The advantages of charismatic leadership in
improving teacher performance are that it can increase teacher commitment, foster
teacher performance motivation, foster sacrificial behavior, and foster a sense of
meaning and satisfaction in teachers. 2) teachers depend on leaders, leaders do not
motivate and encourage substitutes, teachers do not have the opportunity to develop
programs, leaders decide their own opinions, and leaders tend to be rigid because
of their authority and charisma.NIM.: 20204091002 Ahmad Mushthofa2023-02-13T01:30:26Z2023-02-13T01:30:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56115This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561152023-02-13T01:30:26ZPENGARUH LITERASI DIGITAL DAN PENGETAHUAN PEDAGOGIK TERHADAP TPACK GURU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MATERI DAN MOTIVASI YANG BERBEDA DI MIN SE-KOTA BANJARMASINTechnological developments can be used as a way to improve the quality of learning by a teacher, in this case the teacher needs to have competence in order to be able to implement it into certain teaching materials. This study aims to determine the effect of pedagogic digital knowledge literacy on TPACK teachers who have material knowledge and motivation.
This research was conducted with a quantitative approachtative (correlational). Data collection techniques using questionnaires as an instrumenton lineby usingGoogle forms.Data analysis usingsmart PLS software3.2.9. The measurement model is carried out through evaluating the measurement model (outer model) and evaluating the structural model (inner model). The results of this study indicate that: (1)digital literacy has no effect on TPACK with p-values 0.115> 0.05, (2) digital literacy has no effect on pedagogical knowledge with p-values 0.885> 0.05. (3) pedagogical knowledge has no effect on TPACK with a p-value of 0.437>0.05, (4) material knowledge has no effect on TPACK with a p-value of 0.453>0.05, (5) motivation has an effect on TPACK with a p-value -values 0.000 <0.05, (6) digital literacy has an effect on motivation with p-values 0.024 <0.05, (7) pedagogical knowledge has no effect on material knowledge with p-values 0.416> 0.05, (8 ) digital literacy has no effect on TPACK moderated by material knowledge with p-values 0.161> 0.05, (9) pedagogical knowledge has no effect on TPACK moderated by material knowledge with p-values 0.067> 0.05, (10) digital literacy has no effect on TPACK moderated by motivation with p-values 0.761 > 0.05, ( 11) pedagogical knowledge has no effect on TPACK moderated by motivation with p-values 0.502> 0.05. Impact can develop learning components that are in accordance with what is needed by students and the first steps that can be taken before making a design that leads to metaverse learning. (11) pedagogical knowledge has no effect on TPACK moderated by motivation with p-values 0.502> 0.05. Impact can develop learning components that are in accordance with what is needed by students and the first steps that can be taken before making a design that leads to metaverse learning. (11) pedagogical knowledge has no effect on TPACK moderated by motivation with p-values 0.502> 0.05.
The findings in this research show that there is a significant influence on the motivation variable on TPACK and digital literacy on motivation. There is no significant effect on the variable digital literacy on TPACK, digital literacy on pedagogic knowledge, pedagogic knowledge on TPACK, material knowledge on TPACK, and pedagogic knowledge on material knowledge. There is no influence in Moderation by Knowledge material between digital literacy on TPACK, and pedagogical knowledge on TPACK. There is no influence in moderation by motivation between digital literacy on TPACK, and pedagogical knowledge on TPACK. The impact of this research is 1) teachers need to improve TPACK competence again and, 2) schools are expected to provide guidance and facilities to teachers.NIM.: 20204081006 Ahmad Saufi Al Hadisi2023-02-13T01:13:27Z2023-02-13T01:13:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56109This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/561092023-02-13T01:13:27ZSTRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA DINI (STUDI KASUS TK TUNAS MUDA SUKARAME BANDAR LAMPUNG)Children's linguistic intelligence is one part of an important problem to study. Linguistic intelligence must be honed from an early age because it is a tool used to interact, express opinions, and communicate with others. This research was conducted to find strategies carried out by teachers in developing children's linguistic intelligence. As the place of this study is that the child's linguistic intelligence is well developed.
This type of research is carried out with a descriptive qualitative approach. The data collection techniques used are observation, documentation, and interviews. Data analysis techniques include three stages, namely data reduction, data, display data, and drawing conclusions.
The results of this study are: (1) linguistic intelligence in terms of vocabulary with the existence of strategies and methods prepared by the teacher can develop speech skills and enrich children's vocabulary / vocabulary, the vocabulary they have can become a sentence, and the sentence becomes something that is easy to understand by the interlocutor. (2) the problem of teacher strategies in developing linguistic intelligence occurs because the demands of parents require that children if they are further schooled can already know letters and be more able to read, and the demands of elementary schools that can read and write count. (3) the teacher's strategy in developing linguistic intelligence is by habituation, communicative, and competition and using the applied methods, such as storytelling, storytelling, doing question and answer, and singing together every day and using gymnastics learning. Media used such as speakers, props, and storybooks. (4) The implications of teacher strategies in developing early childhood linguistic intelligence consist of teacher and student creativity, teacher readiness, media, out-of-school activities and support from student guardians. The impact of teacher strategies in developing early childhood linguistic intelligence in Tunas Muda Sukarame Kindergarten Bandar Lampung is that teachers can be skilled in using a strategy that is in accordance with the material to be delivered, and can help children's linguistic intelligence achievements increase.NIM.: 20204032027 Diani Deka Rusanti2023-02-09T01:50:40Z2023-02-09T01:50:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56002This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/560022023-02-09T01:50:40ZPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK KELOMPOK B1 DI TK TUNAS PANCASILA KRASAKAGENGPenelitian ini dilatarbelakangi oleh anak kelompok B1 di TK Tunas Pancasila
yang tidak memperlihatkan perkembangan sosial emosionalnya dengan baik ketika
mereka kembali melakukan kegiatan belajar di sekolah, hal tersebut dikarenakan pada
saat pandemi covid-19 anak diharuskan belajar di rumah. Oleh karena itu, guru
memiliki peran penting dalam mengembangkan sosial emosional anak Kelompok B1
di TK Tunas Pancasila Krasakageng.
Tujuan penelitian ini untuk mendekripsikan: (1) perkembangan sosial
emosional anak Kelompok B1 di TK Tunas Pancasila Krasakageng; (2) peran guru
dalam mengembangkan sosial emosional anak Kelompok B1 di TK Tunas Pancasila
Krasakageng; (3) faktor pendukung dan faktor penghambat peran guru dalam
mengembangkan sosial emosional anak Kelompok B1 di TK Tunas Pancasila
Krasakageng. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
yang dijabarkan secara deskripstif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2022 yang bertempat di TK Tunas
Pancasila Krasakageng pada Kelompok B1. Subjek penelitian ini adalah kepala
sekolah, wali kelas dan anak Kelompok B1. Teknik pengumpulan data dilaksankan
dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Sedangkan uji keabsahan data
yang digunakan adalah triangulasi teknik dan sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) perkembangan sosial emosional anak
Kelompok B1 di TK Tunas Pancasila menunjukkan hasil mulai berkembang. Hal
teebut dibuktikan dengan hasil persentase perkembangan sosial emosional anak
Kelompok B1 yaitu, terdapat 3 anak (BB), 10 anak (MB), 5 anak (BSH) dan 0 anak
(BSB); (2) Peran guru dalam mengembangkan sosial emosional anak Kelompok B1
dinilai cukup baik karena peran guru dalam mengembangkan sosial emosional anak
usia dini sudah berperan sebagai informator, organisator, motivator, pembimbing,
inisiator, fasilitator, mediator, dan evaluator; (3) faktor pendukung lingkungan yang
kondusif dan adanya buku komunikasi, sedangkan faktor penghambat terbatasnya
jumlah guru dan mood anak yang sering berubah. Dapat disimpulkan hasil penelitian
perkembangan sosial emosional pada anak di Kelompok B1 telah menunjukkan
perkembangan mulai berkembang, peranan guru dalam mengembangkan sosial
emosional anak Kelompok B1 sudah berperan dengan baik, dan jumlah guru yang
sedikit serta emosi anak yang sering berubah menjadi faktor penghambat bagi peran
guru dalam mengembangkan sosial emosional anak Kelompok B1.NIM.: 18104030007 Kurnia Mufalakhah2023-02-08T02:07:28Z2023-02-08T02:07:28Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55957This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559572023-02-08T02:07:28ZPERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA PADA ANAK USIA DINI DI KELOMPOK B2 DI TKIT SALSABILA AL MUTHI’IN YOGYAKARTAMembaca merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Menumbuhkan minat baca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak masih kecil. Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan minat baca pada anak. Sebagai upaya menumbuhkan minat baca seorang guru turut membantu dengan memberikan peranan dalam meningkatkan minat anak. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui studi kasus minat baca anak di Kelompok B2 TKIT Salsabila Al-Muthi’in Yogyakarta. Aspek-aspek yang menjadi fokus adalah: (1) Bagaimana peran dan upaya guru dalam meningkatkan minat baca pada anak kelas B2 di TKIT Salsabila Al-Muthi’in? (2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Baca Pada anak di Kelas B2 TKIT Salsabila Al-Muthi’in? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam merangsang dan meningkatkan minat anak agar selalu terlibat dan mau terus membaca.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Wawancara, observasi dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data, yang kemudian dianalisis dalam beberapa langkah, yaitu; Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tkit Salsabila Al Muthi'in Yogyakarta. Uji keakuratan data melalui triangulasi teknis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) minat baca anak di Kelompok B2 TKIT Salsabila Al-Muthi’in Yogyakarta dapat dikatakan dalam keadaan cukup baik, hal ini berdasarkan pada upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat baca anak Kelompok B2 TKIT Salsabila Al-Muthi’in Yogyakarta diantaranya adalah: mengadakan pembiasaan membaca sebelum pembelajaran dimulai, mendengarkan ketika anak menceritakan apa yang telah dibacanya, yang mana hal ini juga termasuk sebagai dorongan untuk anak bercerita tentang apapun, menuntun anak untuk bertukar buku bacaan dengan temannya, membacakan buku cerita atau dongeng, memberikan penghargaan yang membangun semangat anak agar terus membaca. dan lain-lain. (2) Faktor-faktor yang mendorong minat baca anak di Kelompok B2 TKIT Salsabila Al-Muthi’in Yogyakarta diantaranya adalah faktor keluarga, lingkungan, akademik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, kebiasaan anak, buku bacaan yang manarik, dan antusias dari guru.NIM.: 17104030033 Singgih Putri Nurjannati2023-02-08T02:03:36Z2023-02-08T02:03:36Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55956This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559562023-02-08T02:03:36ZUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA ANAK KELOMPOK B3 DI TK AISYIYAH HJ. ALFIAH ZAINI SLATRIPenelitian ini dilatar belakangi oleh penulis yang melihat masih adanya beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam menulis. Terhadap hal ini penulis ingin melakukan penelitian lebih dalam terkait bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya yang guru lakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak dan untuk mengetahaui apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya guru meningkatkan kemampuan menulis anak. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan mengambil lokasi di TK Aisyiyah Hj. Alfiah Zaini Slatri. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas B3. Pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data lalu memverifikasi data. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis pada anak di TK Aisyiyah Hj. Alfiah Zaini Slatri khususnya kelompok B3 sudah cukup baik. Sebagian anak mampu menulis dan membacakan namanya masing-masing sesuai dengan indikator dan standar kemampuan yang tercantum pada permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini. Adapun kegiatan belajar mengajar di TK Aisyiyah Hj. Alfiah Zaini dilakukan setiap hari senin sampai sabtu. Kegiatan pada hari Senin sampai Kamis di isi penuh dengan kegiatan belajar sedangkan Jum’at dan Sabtu kegiatan belajar dilakukan setelah kegiatan lainnya. Kegiatan lain di sini adalah anak melakukan tahfiz terlebih dahulu sebelum akhirnya belajar. Terdapat tiga upaya yang diterapkan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis anak yaitu: menggunakan prinsip pengulangan dimana guru melakukan pengulangan beberapa kali baik sebelum kegiatan menulis maupun setelah kegiatan menulis, prinsip penguatan dimana guru memberikan pujian dan kata-kata positif saat anak mau dan berhasil mengerjakan tugas, dan menggunakan metode menulis diantaranya: 1) latihan menggerakan tangan, 2) latihan menatap bentuk tulisan, 3) latihan menghubungkan titik-titik, dan 4) latihan menyalin, yang disesuaikan dengan tahap kemampuan anak. Dengan menggunakan media yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan menulis anak seperti pensil, pensil warna, buku, papan tulis dan lain sebagainya.NIM.: 17104030013 Nizli Khoerunisa2023-02-07T03:43:00Z2023-02-07T03:43:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55927This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/559272023-02-07T03:43:00ZSTRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF KYAI DALAM PROSES PEMBINAAN ROHANI PADA ANGGOTA ORMAS SAJAM (SEDULUR ANAK JALANAN MERAPI MERBABU) DI MAGELANGThe purpose of this study is to learn the persuasive communication techniques that Kyai does in the process of spiritual building in the ormas Sajam members of Magelang. This type of research is qualitative descriptive research with a persuasive approach to communication. The gathering of data is by observing, interviewing, and documenting. As for the data source that is the primary data, the interview results data. Data analysis techniques for data reduction, data presentation, and deduction drawing. Triangulation to data validity, the results of research on persuasive Kyai communication strategies in the process of spiritual development on the ormas Sajam members in Magelang is by inserting studies,tahlil and prayer in routine activities such as clean and clean, by using family systems, and by bringing mindset to the Kyai, and by instilling a mindset by giving thoughtful and meaningful jargon. Based on the strategic psicokeach strategy, sociocultural strategy, strategic the strategic the construction. It is intended to get an answer to the problem as to how a Kyai strategy works in the process of spiritual development on a Sajam member in Magelang.NIM.: 18107030123 Muhammad Fajrul Falah2023-01-24T06:50:41Z2023-01-24T06:50:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55655This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/556552023-01-24T06:50:41ZPENGARUH PROGRAM LITERASI DIGITAL TULAR NALAR MAFINDO TERHADAP KOMPETENSI CRITICAL THINKING
(Survei pada Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta)The development of digitalization is a challenge in managing increasingly complex information. Digital literacy is a way to protect someone from the flow of media so that they have the ability to think critically and be able to express and participate in media. This study aims to determine the influence of MAFINDO's Tular Nalar digital literacy program on the critical thinking competence of high school teachers in the Special Region of Yogyakarta. The subjects of this study were participants in the MAFINDO Tular Reason program, middle/high school teachers in the Special Region of Yogyakarta, totaling 190 teachers. In this study using quantitative methods with sampling techniques that is random sampling. Research data collection was carried out using a digital literacy scale and a critical thinking scale. Data analysis in this study used a simple regression analysis technique. The results of this study indicate that Mafindo's Digital Literacy Tular Reason influences Critical Thinking. Meanwhile, in the coefficients tabel, a partial correlation value of 0.808 is obtained. The (+) sign on the partial correlation value indicates that there is a pattern of positive relationship. There is the influence of the MAFINDO Tular Nalar digital literacy program on the critical thinking abilities of high school teachers in D.I.Y. So it can be concluded that the hypothesis (Ha) is "accepted" and Ho is "rejected".NIM.: 18107030015 Fidya Laela Sarie2023-01-13T03:18:52Z2023-01-13T03:18:52Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55560This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/555602023-01-13T03:18:52ZKOMPETENSI SOSIAL GURU FIKIH KELAS VIII DI MTs NEGERI MAGUWOHARJO KABUPATEN SLEMAN TAHUN AKADEMIK 2011/2012Latar belakang penelitian ini adalah: salah satu keberhasilan dalam pendidikan adalah terjalinnya pergaulan yang efektif dan harmonis antara guru dengan masyarakat madrasah, satu diantaranya adalah dengan peserta didik. Hal ini karena di beberapa madrasah kurang menerapkan kompetensi sosial, termasuk diantaranya adalah di MTs Negeri Maguwoharjo Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang kompetensi sosial guru Fikih kelas VIII di MTs Negeri Maguwoharjo Sleman tahun akademik 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar MTs Negeri Maguwoharjo Sleman. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan melalui pola berpikir induktif. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi melalui dua modus yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan membandingkan keadaan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Kompetensi sosial guru Fikih kelas VIII sudah cukup baik walaupun belum maksimal. Hubungan guru dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan kepala satuan pendidikan terjalin dengan baik, hal ini bisa dilihat dari rasa saling menghormati dan menghargai diantara sesama. Hubungannya dengan peserta didik masih perlu diperbaiki lagi, hal ini karena kurangnya keakraban dan kedekatan diantara keduanya. Dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum fungsional, hal ini karena belum tersedianya fasilitas yang tersedia. Interaksi yang terjalin antara guru Fikih kelas VIII dengan masyarakat sekitar berjalan dengan harmonis, hal ini ditunjukkan dengan partisipasi aktif beliau dalam beberapa kegiatan di masyarakat. 2)Upaya yang dilakukan guru Fikih kelas VIII dalam meningkatkan kompentensi sosial adalah dengan menerapkan prinsip keseimbangan antara guru dan orang tua, berusaha menjadi pendidik disenangi, mendorong siswa aktif, mengikuti MGMP, seminar dan rapat rutin. 3)Faktor yang mendorong kompetensi sosial guru Fikih kelas VIII adalah adanya kesadaran penuh dari dalam diri untuk memperhatikan keberhasilan pendidikan, terlaksananya kegiatan madrasah yang menuntut kebersamaan, terjalinnya kerja sama antara guru dengan wali peserta didik. Faktor yang menghambat kompetensi sosial guru Fikih kelas VIII adalah belum tersedianya teknologi pembelajaran di setiap kelas, dalam pelaksanaan seminar masih terbatas diluar madrasah, belum ikut serta dalam seminar yang secara khusus membahas tentang kompetensi sosial, tidak lagi menjabat sebagai wali kelas, dan respon masyarakat yang kurang mendukung.NIM.: 08410094 Rochanah2023-01-12T07:48:34Z2023-01-12T07:48:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55553This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/555532023-01-12T07:48:34ZPERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KORBAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI 2010 DI SD NEGERI 1 BALERANTE KLATENLatar Belakang Penelitian ini adalah ketika pasca letusan Gunung Merapi
2010 menyebabkan siswa di SD Negeri 1 Balerante Klaten mengalami dampak
trauma yang menyebabkan perubahan motivasi belajar siswa di SD Negeri 1
Balerante Klaten. Dalam situasi tersebut, guru dituntut memanfaatkan perannya
dalam memotivasi belajar siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
agar dapat menciptakan peserta didik yang aktif dan menghilangkan dampak
trauma siswa korban bencana letusan Gunung Merapi 2010 di SD Negeri 1
Balerante Klaten. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis
secara kritis tentang keadaan motivasi belajar siswa, peran guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa serta faktor pendukung dan penghambat
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SD Negeri 1 Balerante Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di
SD Negeri 1 Balerante Klaten. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara analisis yang cenderung
menggunakan kata-kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang didapatkan.
Selain analisis deskriptif kualitatif penelitian ini juga menggunakan data
kuantitatif yaitu untuk mencari prosentase motivasi belajar siswa korban bencana
letusan Gunung Merapi 2010.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Motivasi belajar siswa korban
bencana letusan Gunung Merapi di SD Negeri 1 Balerante Klaten meliputi
26,67% masuk kategori tinggi, 46,67% sedang, 23,33% rendah, 6,67% Sangat
rendah, adapun nilai rata-rata masuk dalam kategori Sedang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah faktor internal meliputi: minat, sikap
dan motivasi siswa sedangkan faktor eksternal meliputi: keluarga, lingkungan dan
guru. 2) Usaha guru untuk meningkatkan motivasi belajar adalah menjelaskan
tujuan belajar kepada peserta didik, menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, memberi pujian, membentuk kebiasaan belajar yang baik, memberi
hadiah dan hukuman, memberi tugas, memberikan pemulihan trauma, dan
membantu kesulitan belajar siswa. 3) Faktor pendukung dalam meningkatkan
motivasi belajar di SD Negeri 1 Balerante Klaten adalah adanya komunikasi yang
baik antara guru dengan siswa, kepedulian Instansi Pemerintah dan Lembaga
Sosial Masyarakat serta guru menguasai bahan ajar. Sedangkan faktor
penghambat adalah lingkungan, terbatasnya media pembelajaran dan kurang
tersedia buku pelajaran.NIM.: 08410170 Ridha Eka Nugroho2022-12-09T04:09:34Z2022-12-09T04:09:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55444This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/554442022-12-09T04:09:34ZUPAYA GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 KALASANLatar belakang penelitian ini adalah bahwa idealnya bagi siswa SMP
harus sudah bisa membaca Al-Quran meski bacaannya masih tertatih-tatih. Dalam
kenyataannya membaca Al-Quran adalah salah satu permasalahan yang ada di
SMP N 2 Kalasan, dimana lebih dari sebagian siswa belum mampu membaca Al-
Quran. Untuk itu guru PAI dituntut untuk berupaya mengatasi permasalah
tersebut sehingga tujuan pendidikan yang tersusun dalam rencana pembelajaran
dan tujuan pendidikannya akan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan
mendiskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Quran, tingkat kemampuan membaca
Al-Quran serta faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca Al-Quran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di
SMP N 2 Kalasan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi,
wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan cara analisis yang cenderung menggunakan katakata
untuk menjelaskan fenomena atau data yang didapatkan. Dalam penelitian ini
penulis menetapkan sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi 204 yaitu 30
siswa dengan ketentuan penarikan sampel yaitu purposive sampling. Analisis juga
dilakukan secara sistematis agar data-data yang dikumpulkan dapat dibaca dan
dimengerti dengan menggunakan komponen reduksi data, penyajian data serta
penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan
menggunakan trianggulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Upaya guru PAI dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca Al-Quran pada siswa kelas VIII SMP N 2 Kalasan
yaitu melakukan bimbingan individu, penerapan strategi mengeja, seringnya
memberikan tugas rumah, selalu memberikan motivasi serta memperbanyak
latihan (drill). 2) Tingkat kemampuan membaca Al-Quran siswa kelas VIII SMP
N 2 Kalasan dikatakan beragam karena siswa memiliki kemampuan membaca
yang berbeda-beda, hasil tes membaca Al-Quran siswa kelas VIII SMP N 2
Kalasan yang dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu dengan
rata-rata nilai 60,83 masuk kedalam kategori cukup. 3) Faktor pendukung upaya
guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al-Quran adalah
tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran Al-Quran serta adanya
ekstrakurikuler qiraah dan tartil. Sedangkan faktor penghambatnya adalah
lemahnya pemahaman siswa terhadap huruf hijaiyah, kurangnya perhatian orang
tua, alokasi waktu pembelajaran yang sedikit, lemahnya kemauan siswa untuk
belajar membaca Al-Quran serta pergaulan siswa di lingkungan masyarakat.NIM.: 08410182 Muh. Alif Kurniawan2022-12-09T03:42:59Z2022-12-09T03:42:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55439This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/554392022-12-09T03:42:59ZHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII (STUDI KORELASI DI MTS NEGERI BANYUSOCA PLAYEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012)Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi dalam
kehidupan kita, yaitu latar belakang pendidikan guru bahasa Arab yang tidak
sesuai dengan bidang studi yang diajarkan (bahasa Arab). Hal ini berdasarkan
pada UU No.16 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik minimum yaitu latar belakang keguruan yang sesuai dengan
program studi mata pelajaran yang akan diampu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kompetensi guru bahasa Arab menurut persepsi siswa dan
prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Banyusoca Playen Gunungkidul,
serta mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru bahasa
Arab dan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Banyusoca Playen
Gunungkidul.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Banyusoca
Playen Gunungkidul. Namun, penulis hanya menggunakan sampel, yaitu kelas
VIII B. Instrumen penelitian ini berupa angket kompetensi guru bahasa Arab dan
tes prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, angket, tes dan dokumentasi. Pengkajian instrumen dalam rangka
menguji keampuhan instrumen menggunakan uji validitas dengan rumus product
moment dan uji reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha. Sedangkan untuk
menguji hipotesis, penulis menggunakan rumus product moment dan semua
dengan bantuan SPPS 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Dua kompetensi guru bahasa
Arab di MTs Negeri Banyusoca Playen Gunungkidul, yaitu kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori
cukup berkompeten. 2) prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Banyusoca
Playen Gunungkidul termasuk dalam kategori baik. 3) Berdasarkan hasil analisis
uji hipotesis, disimpulkan bahwa “ terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi siswa tentang kompetensi guru bahasa Arab dengan prestasi belajar siswa
kelas VIII di MTs Negeri Banyusoca Playen Gunungkidul ”. Hal ini ditunjukkan
dengan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,019 yang berarti lebih kecil daripada
taraf kepercayaan 0,05. Sedangkan hubungan antar kedua variabel ini ditunjukkan
dengan nilai korelasi sebesar 0,455 yang termasuk dalam kategori sedang.NIM.: 08420060 Miftahul Maghfirah2022-11-08T07:14:58Z2022-11-08T07:14:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54900This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/549002022-11-08T07:14:58ZMANAJEMEN PENGEMBANGAN USTADZ-USTADZAH DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM GATEN CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN YOGYAKARTAManajemen merupakan sebuah ilmu yang mengatur atau mengelola segala
aspek yang ada didalam sebuah organisasi. Dengan adanya manajemen maka
organisasi akan mampu melaksanakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga dengan ini semua seluruh program yang akan
di munculkan nantinya akan selalu terpantau dengan adanya ilmu manajemen, dan
harapannya ialah nantinya organisasi akan bisa mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari skripsi ini adalah :
bagaimanakah penerapan Manajemen Pengembangan Ustadz-ustadzah di
Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok
Sleman Yogyakarta, kemudian manajemen merupakan bentuk dari sistem
pengelolaan terbaru yang melibatkan seluruh sumber daya organisasi yang ada,
sehingga target-target akan dapat dicapai dengan mudah dan sesuai dengan
prosedur.
Metode penelitian yang di gunakan penulis adalah metode penentuan
subjek, metode pengumpulan data yang meliputi observasi, interview dan
dokumentasi. Kemudian metode analisis data yang terdiri dari metode deskriptif
analisis dan analisis data kaulitatif.
Madrasah Diniyah merupakan lembaga non formal yang
menyelenggarakan pendidikan agama secara klasik, dengan sasaran program yaitu
terealisasi penyelenggaraan pendidikan dibidang agama secara optimal, baik segi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi serta
tercapainya pemberdayaan sumber daya manusia secara maksimal, seperti ustadzustadzah.
Dengan tujuan yang mulia itu maka sistem pengelolaan program
Madrasah Diniyah mampuh dimanajemen pengembangan ustadz-ustadzah dengan
baik, maka tujuan akan tercapaiNIM.: 08240013 Sarmah2022-10-31T02:27:27Z2022-10-31T02:27:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54617This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/546172022-10-31T02:27:27ZPERANAN PONDOK PESANTREN NURUSSALAM TERHADAP PENYIARAN AGAMA ISLAM DI MASYARAKAT DESA SIDOGEDE KECAMATAN BELITANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATANLembaga pendidikan seperti pesantren memang bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia, sistem pondok pesantren memang telah lama ada. Karena perubahan dan perkembangan masyarakat, maka pesantren masih mempertahankan eksistensinya, namun ada juga yang karena situasi dan kondisi terpengaruh oleh keadaan. Semua itu tergantung sang kyai sebagai pimpinan pondok dalam menerima perubahan. Salah satu pondok pesantren menjaga eksistensi pesantren dan eksistensi masyarakat secara keseluruhan adalah Pondok Pesantren Nurussalam.
Subyek penelitian adalah terdiri dari kyai dan para ustadz/ustadzah yang ada dalam lingkungan Pondok Pesantren Nurussalam, para anak didik atau santri yang tengah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurussalam dan tokoh kemasyarakatan di Desa Sidogede Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.
Hasil penelitian ini adalah:
1. Peranan Pondok Pesantrw Nurrusalam meblui kcrjasama dengan masyaraka desa
2. Peranan Pondok Pesantren Nurrusalam dengan mengembangakan kesadaran lingkungan
3. Pondok pesantren Nurussalam ya:1g berlokasi di desa Sidogede kecamatan Belitans kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatra Selatan telah berperan secara nyata dalam kegiatan-kegiatan dakwah yang ditujukan kepada masyarakat dalam upaya dan usahanya untuk mcngembangkan syiar agama Islam meliputi kegiatan-kegiatan: Pendidikan, Pengajian Rutin dan Peringatan Hari Besar Islam, Badan Zakat dan Pengiriman santri-santri ke desa desa sekitar pondok pesantren Nurussalam.
4. Peranan pesantren Nurussalan melalui kegiatankegiatannya terhadap penyiaran agama IslamNIM.: 95211894 Ali Taufiq2022-10-27T04:22:44Z2022-10-27T04:22:44Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54568This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/545682022-10-27T04:22:44ZDESAKRALISASI KYAI DALAM PANDANGAN SANTRI (STUDI DI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM YOGYAKARTA)Kyai merupakan sosok tertinggi dalam pesantren. Kyai dianggap mempunyai berbagai keistimewaan-keistimewaan khusus yang dianugerahkan Allah kepadanya. Masyarakat pesantren selalu sendiko dawuh terhadap semua perintah dan larangan kyai. Bahkan kyai diperlakukan dengan penghormatan khusus yang dilakukan masyarakat pesantren. Seperti cium tangan saat bersalaman dengan kyai, jalan menunduk saat berpapasan dengan kyai, makan sisa minuman dan makanan kyai dan lain sebagainya. Hal-hal itu dilakukan tidak lain untuk mengharapkan berkah dengan memuliakan kyai. Perilaku yang kemudian membudaya di pesantren ini menjadi sisi lain yang unik di dalam pesantren.
Berkaitan dengan fenomena di atas, ternyata penulis menemukan fenomena lain tentang penghormatan santri terhadap kyainya. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Penulis melihat telah terjadi perubahan cara pandang dan perilaku santri terhadap kyainya yang berbeda dan tidak seperti kondisi santri yang penulis gambarkan di atas. Budaya-budaya santri dalam menghormati kyai seperti di atas sudah jarang sekali ditemui di pesantren ini. Kesakralan kyai sudah tidak lagi sekuat sebelumnya. Telah terjadi perubahan cara pandang santri terhadap kyai, kesakralan kyai mulai terkikis dengan berkembangnya pola pikir modern atau dengan kata lain telah terjadi sebuah desakralisasi kyai. Fenomena ini kemudian menjadi hal baru yang kemudian menimbulkan konsekuensi yang baru pula.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mencoba membaca langsung apa yang sebenarnya terjadi, kaitanya dengan fenomena desakralisasi kyai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebab terjadinya desakralisasi dan bagaimana dampak dari desakralisasi kyai di pesantren tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya desakralisasi kyai disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun di dalam faktor internal itu sendiri disebabkan oleh latar belakang pendidikan santri yang beranekaragam, model kepemimpinan kyai dan lemahnya peraturan pesantren. Faktor eksternal disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar pesantren dan pengaruh lingkungan kampus. Beberapa faktor itulah yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku santri sehingga terjadi sebuah desakralisasi.
Dampak dari proses terjadinya desakralisasi kyai ini adalah pertama, kurangnya ketaatan santri terhadap peraturan pesantren, berubahnya pemahaman konsep Sami’na Wa Ato’na. Kedua perilaku/ sistem nilai santri tradisional semakin hilang dalam keseharian perilaku masyarakat pesantren dan terjadi pemahaman lain terhadap konsep berkah.NIM.: 08720034 Muhammad Zamroni2022-10-17T02:37:34Z2022-10-17T02:37:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54217This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/542172022-10-17T02:37:34ZKEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KIAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ YANBU’UL QUR’AN REMAJA BEJEN KUDUS JAWA TENGAHPenelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kinerja guru dalam
lembaga pendidikan pesantren. Kinerja guru perlu ditingkatkan untuk menunjang
keberhasilan proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di
pesantren. Peningkatan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh peran seorang Kiai
sebagai pemimpin yang demokratis sehingga dapat memberikan bimbingan dan
arahan serta memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangakan
kompetensi dan kreatifitasnya.
Peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang hasil dari penerapan
pola kepemimpinan demokratis Kiai dan upaya-upaya yang dilakukan Kiai dalam
meningkatkan kinerja guru di Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Remaja
Bejen Kudus Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan mengambil
lokasi di Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Remaja Bejen Kudus Jawa
Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik dan
sumber. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data seta penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kiai Pondok Pesantren
Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Remaja Bejen Kudus sudah menerapkan pola
kepemimpinan demokratis, dibuktikan dengan selalu melibatkan guru dalam
musyawarah untuk mengambil keputusan bersama, bersedia menerima kritik,
saran dan pendapat guru, bersedia melakukan kerjasama dengan guru dalam
meningkatkam potensi santri. 2) upaya Kiai Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’u
Qur’an Remaja Bejen Kudus dalam meningkatkan kinerja guru melalui
kompetensi pedagogik yaitu evaluasi pembelajaran, pemahaman karakteristik
santri dan kunjungan ke halaqah/kelompok ngaji; kompetensi kepribadian adalah
dengan menanamkan sikap yang berakhlaqul karimah dan kedisplinan;
kompetensi sosial adalah adanya rapat guru dan pertemuan walisantri; kompetensi
profesional adalah dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi,
mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan, workshop dan study banding
untuk menambah wawasan serta mengembangkan kreativitas guru; penilaian
kinerja guru yang dilakukan untuk mengukur kemampuan dan kedisplinan guru;
motivasi, reward dan punishment sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja
guru. 3) Hasil yang dicapai dari kepemimpinan demokratis Kiai dalam
meningkatkan kinerja guru yaitu adanya peningkatan kinerja guru sehingga
prestasi santri juga meningkat.NIM.: 15490051 Nevia Husniannida2022-10-17T02:09:34Z2022-10-17T02:09:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54209This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/542092022-10-17T02:09:34ZSTRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI PASCA PANDEMI COVID-19 DI PAUD TERPADU JOGJA CITRAPenelitian ini dilatarbelakangi oleh perilaku anak didik pada masa pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan kurangnya tangggung jawab, takut dalam melakukan sesuatu, tidak bisa melakukan permasalahan sendiri, serta kurangnya kemandirian anak didik dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Dengan demikian karakter mandiri sangat penting ditanamkan pada anak usia dini kelas A1 PAUD Terpadu Jogja Citra.
Fokus yang ditelaah dalam penelitian ini yaitu : (1) stratetgi guru dalam menanamkan karakter kemandirian anak usia dini pasca pandemic Covid-19 di PAUD Terpadu Jogja Citra (2) Faktor penghambat dan pendukung strategi guru dalam menanamkan karakter kemandirian anak usia dini pasca pandemi Covid-19 di PAUD Terpadu Jogja Citra (3) Hasil strategi guru dalam menanmkan karakter kemandirian anak usia dini pasca pandemic Covid-19 di PAUD Terpadu Jogja Citra.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru dalam menanamkan kemandirian anak usia dini pasca pandemi Covid-19 di kelas A1 PAUD Terpadu Jogja Citra yaitu dengan stratetgi pembiasan sudah dilakukan dengan baik. Dimulai dari perencanaan kemudain pelaksanaannya sangat berperan dalam pembentukan karakter mandiri anak didik. Faktor pendukungnya meliputi : sarana dan prasarana yang cukup memadai, Alat Permainan Edukatif yang lengkap. Faktor pendukung berikutnya adalah kondisi pasca pandemi yang pembelajarannya di lakukan secara normal di sekolah sehingga guru bisa menerapkan strateginya dengan mudah dan bisa memantau serta memberi stimulasi secara optimal untuk anak didik. Sedangkan untuk faktor penghambatnya terdapat pada beberapa orang tua yang masih memanjakan anaknya. Orang tua juga masih kurang percaya dengan kemampuan anaknya sehingga stimulasi kemandirian tidak berlanjut saat anak berada di rumah. Hasil dari strategi guru dalam menanamkan karakter kemandirian anak usia dini pasca pandemi Covid-19 di kelas A1 PAUD Terpadu Jogja Citra adalah kemandirian anak pasca pandemi saat pembelajaran dilakukan di sekolah dan menggunakan strategi pembiasaan maka kemandirian anak berkembang dengan baik dan terstimulus secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang didapat peneliti bahwa anak-anak kelas A1 dapat melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru secara mandiri.NIM.: 15430072 Reni Noviasari2022-10-14T07:07:11Z2022-10-14T07:07:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54191This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/541912022-10-14T07:07:11ZANALISIS METODE GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGAJARKAN IBADAH MAHDHAH PADA SISWA TUNANETRA DI
SLB/A YAKETUNIS YOGYAKARTASetiap orang tua mengharapkan anak yang dilahirkan tumbuh menjadi anak yang
menyenangkan, terampil, dan pintar yang nantinya akan menjadi penerus keluarga dan
bermanfaat bagi masyarakat. Namun terbatasnya kemampuan penglihatan membuat orang
yang mengalami gangguan panca indera menggunakan indera yang lain dalam menerima dan
memproses informasi yang diperoleh. Dalam kacamata pendidikan, siswa yang tunanetra
adalah mereka yang penglihatannya terganggu sehingga menghalangi dirinya untuk berfungsi
dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam sekolah bagi siswa berkebutuhan khusus tidak
hanya mengajarkan ilmu-ilmu umum dan keterampilan, tetapi guru juga berperan dalam
mendidik psikologi siswa agar percaya diri, bersemangat, dan produktif termasuk dalam
pendidikan agama khususnya ibadah mahdah.Ibadah mahdah merupakan aktivitas atau
perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya.SLB/A Yaketunis Yogyakarta
merupakan sekolah yang fokus terhadap siswa yang berkebutuhan khusus, maka tujuan
penelitian ini untuk menganalisis metode guru Pendidikan Agama Islam tunanetra dalam
mengajarkan ibadah mahdhah bagi siswa tunanetra.
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawanacara dan dokumentasi yang dilakukan di SLB/A Yaketunis Yogyakarta.
Hasil penelitian ini adalah. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran ibadah
mahdhah ada dua macam yaitu metode ceramah dan metode direct Instruction.Pada setiap
metode tentunya memiliki manfaat dan hambatan dalam penerapanya. Metode ceramah,
seorang guru tidak memerlukan banyak alat bantu dalam pelaksanaannya, namun
hambatannya guru harus memberikan perhatian lebih terhadap siswa. Sedangkan metode
Direct Instruction lebih efektif dan hambatannya pengetahuan siswa tergantung dari
pemahaman guru.NIM.: 15410016 Achmad Zakky Mubarok2022-10-14T02:49:56Z2022-10-14T02:49:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54165This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/541652022-10-14T02:49:56ZPROSES INSTITUSIONALISASI KHARISMA PONDOK PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG, DESA KARANGBONG, KECAMATAN PAJARAKAN, KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMURKyai merupakan tokoh keagamaan yang memiliki peran vital
dalam struktur sosial masyarakat. Sebagai penyi’ar ajaran agama Islam,
kyai kerap dipandang sebagai seorang tokoh kharismatik bukan hanya
karena kecakapannya dalam berdakwah tetapi juga karena karamah
(kelebihan) yang dimiliki olehnya sehingga sosoknya dianggap sebagai
sumber barokah (kebaikan) bagi masyarakat. Kharisma tersebut tidak
hanya melekat kepada sosok seorang kyai sebagai pemuka agama
sekaligus pemimpin pondok pesantren tetapi juga kepada keturunannya
bahkan kepada lembaga pondok pesantren itu sendiri, seperti yang
terjadi pada Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Kharisma yang dimiliki oleh KH. Mohammad Hasan atau yang lebih
umum dikenal masyarakat sebagai Kyai Hasan Sepuh atau Kyai Hasan
Genggong kini turut melekat kepada keturunannya para Kyai pengasuh
ponpes Zainul Hasan Genggong dan mengalami pelembagaan sehingga
ponpes Zainul Hasan kemudian dikenal serta diyakini oleh masyarakat
sebagai pondok seribu barokah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
institusionalisasi kharisma tersebut serta faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya proses institusionalisasi kharisma di Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong. Penelitian dirancang menggunakan
metode kualitatif dengan teknik analisis data desktriptif yang dipilih
untuk mengungkap data dan fakta lapangan yang tidak dapat
digambarkan hanya dengan statistik dan data angka-angka pengukuran.
Teori yang digunakan sebagai kerangka pikir adalah teori otoritas
kharismatik Max Weber sebagai salah satu tipe legitimasi otoritas
kepemimpinan.
Dari penelitian yang dilakukan kemudian diketahui bahwa
institusionalisasi kharisma kyai terhadap ponpes Zainul Hasan
Genggong terjadi dengan beberapa tahapan proses. Pertama diawali
dari pengakuan masyarakat akan barokah Kyai Hasan Genggong
sebagai pemimpin yang kharismatik, kemudian penanaman doktrin
agama kepada masyarakat dan penyebarluasan cerita kekaramahan
Kyai Hasan Genggong untuk menjaga otoritas kharismatik, tahap
terakhir adalah rutinisasi Kharisma Kyai Hasan Genggong kepada
generasi kepemimpinan penerusnya untuk mempertahankan otoritas
kharismatik dan citra barokah lembaga pondok pesantren yang
diwarisinya. Beragam faktor yang mempengaruhi institusionalisasi
kharisma tersebut diantaranya terdiri atas faktor internal yang meliputi
figur Kyai Hasan Genggong, figur pengasuh penerus kepemimpinan
xiv
Kyai Hasan Genggong dan santri serta alumni ponpes Zainul Hasan
Genggong. Sedangkan Faktor eksternal terdiri dari kepercayaan dan
pengakuan masyarakat terhadap barokah ponpes Zainul Hasan
Genggong dan para Kyai penerus ponpes Zainul Hasan Genggong.NIM.: 15720047 Rodiea Toezzahra2022-10-11T03:33:11Z2022-10-11T03:33:11Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54033This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/540332022-10-11T03:33:11ZKIPRAH KIAI AHMAD REKSO DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI KARANGBONG PROBOLINGGO JAWA TIMUR 1951-1964Kiai Ahmad Rekso menjadi salah satu kiai yang memiliki kiprah dalam bidang sosial keagamaan di wilayah Probolinggo. Kiai Ahmad Rekso merupakan sosok kharismatik yang menjadi panutan di masyarakat, menjadi tokoh yang membawa dampak baik terhadap masyarakat sekitar. Kiprah Kiai Ahmad Rekso dalam bidang sosial keagamaan. Dalam bidang sosial meliputi berdirinya sekolah MI Hidayatul Islamiyah, konselor masyarakat, dan bakti sosial. Adapun di bidang keagamaan yaitu mengadakan pengajian di masyarakat, mendirikan pondok pesantren al-hidayah.
Peneliti mengkaji mengenai kiprah dan kontribusi Kiai Ahmad Rekso dalam bidang sosial keagamaan di masyarakat Karangbong tahun 1951-1964. Tujuan dari penelitian ini yaitu: pertama, bagaimana kiprah Kiai Ahmad Rekso di bidang sosial keagamaan. Kedua, apa motif Kiai Ahmad Rekso berkiprah dalam bidang sosial keagamaan. Ketiga, bagaimana kontribusi Kiai Ahmad Rekso bagi masyarakat Karangbong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis-biografis untuk menjelaskan tentang kiprah Kiai Ahmad Rekso di Desa Karangbong. Selain itu, peneliti memaparkan teori tindakan yang dikemukakan oleh George Herbert Mead. Teori tindakan Mead menjelaskan proses tindakan manusia memiliki stimulus-stimulus yang mendahului sehingga kemudian menjadi tindakan seseorang, selain itu jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan kajian literatur dalam memperoleh data penelitian. Metode penelitian menggunakan metode historis. Adapun metode tersebut melalui beberapa tahap yaitu: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (menganalisis data) dan historiografi (penulisan sejarah).
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Kiai Ahmad Rekso berperan penting dalam kehidupan masyarakat dalam bidang sosial kegamaan di Desa Karangbong, Probolinggo, Jawa Timur. Adanya Kiai Ahmad Rekso memberikan dampak perubahan secara signifikan, mengubah masyarakat lebih maju dari yang sebelumnya. Adapun kontribusi Kiai Ahmad Rekso terbagi dalam dua bidang yang meliputi bidang sosial dan keagamaan. Bentuk peranan di masyarakat menurut penulis terbagi menjadi dua bagian. Pertama, dimulai dari basis sosial, yang meliputi MI Hidayatul Islamiyah, konseling dan santunan anak yatim. Kedua, basis keagamaan meliputi pengajian, mendirian pondok pesantren Al-Hidayah.NIM.: 15120026 Sholehuddin2022-08-16T08:51:10Z2022-08-16T08:51:10Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52558This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/525582022-08-16T08:51:10ZSTRATEGI PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI SANTRI BARU DI PONDOK PESANTREN WALI SONGO PUTRA NGABAR PONOROGOPenelitian ini dilatarbelakangi adanya beberapa kasus santri baru yang terjadi akibat dari kurangnya kemandirian dan kepercayaan diri di Pondok Pesantren Wali Songo Putra Ngabar Ponorogo seperti belum bisa mencuci baju, menata kotak, menata kasur yang rapi, baca al-Quran dengan suara pelan dan kurang berinteraksi dengan santri baru lain bahkan condong menyendiri. Dengan penerapan strategi yang digunakan dalam membentuk kemandirian dan kepercayaaan diri santri baru melalui kegiatan-kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang ada, sehingga akan menghasilkan santri baru yang memiliki kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang sasaranya adalah seluruh pihak yang terkait dalam pembentukan kemandirian dan kepercayaan diri santri baru. Pengumpulan data mengunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data mengunakan triagulasi sumber dan teknik. Analisis data yang digunakan adalah Miles dan Huberman yang terdiri reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Tujuan penelitian akan mengukapkan strategi pembentukan kemandirian dan kepercayaan diri santri baru di Pondok Pesantren Wali Songo Putra Ngabar Ponorogo.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa srategi yang digunakan di Pondok Pesantren Wali Songo Putra Ngabar Ponorogo dalam membentuk kemandirian dan kepercayaan diri santri baru dengan enam strategi yaitu, pembinaan, keteladanan, pembiasaam, kedisiplinan, merasakan, dan melakukan diimplementasikan pada kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler dengan managemen POACE (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengontrolan, dan evaluasi) dalam mengawal dari setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga menghasilkan santri baru yang mandiri dan percaya diri. Implikasi dari strategi tersebut yang berimplikasi pada masyarakat, pesantren dan wali santri dan santri.Implikasinya yaitu bertambahnya trust masyarakat kepada pendidikan di PPWS yang berdampak bertambahnya santri baru yang daftar setiap tahunnya, berkurangnya santri baru yang keluar dari PPWS, wali santri merasa puas atas pendidikan yang diberikan di PPWS dan santri memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain serta memiliki mental baja dan public speaking yang bagus.NIM.: 20204011026 Ahmad Khoirun Nasir2022-08-15T08:41:34Z2022-08-15T08:41:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52522This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/525222022-08-15T08:41:34ZSTRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI RA ANNUR YPI BPHBPI PTPN KAYU AROReligiosity is one of the most important elements in life. High religiosity is characterized by a belief in the existence of God, which is manifested in the personal process of learning knowledge about the teachings that are believed and behavior that is in accordance with religious teachings, at RA ANNUR YPI BPHBPI PTPN VI Kayu Aro, there are several things that show that behavior has not been seen yet. reflects an obedient attitude to the implementation of religious teachings adopted in early childhood. The research objectives are (1) to know the teacher's strategy in increasing the religiosity of children aged 4-5 years, (2) to know the factors supporting the teacher's strategy in increasing the religiosity of children aged 4-5 years, (3) to know the inhibiting factors of the teacher's strategy in increasing the religiosity of children aged 4-5 years. 4-5 years at RA ANNUR YPI BPHBPI PTPN VI Kayu Aro.
This research uses a qualitative approach with the type of case study research. The use of data collection applies interview, observation, and documentation techniques. The data analysis applies the interactive model of Huberman and Miles which includes: (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) drawing conclusions or verification.
The conclusions of this study are as follows: (1) The strategy used by the teacher in increasing the religiosity of children by designing tools and practicing four learning methods, including: (a) the exemplary method, (b) the habituation method, (c) the storytelling method, and (d) the field trip method. (2) The factors supporting the teacher's strategy in increasing the religiosity of children aged 4-5 years are (a) parental and community support, (b) the distance from home to school. (3) The inhibiting factors of the teacher's strategy in increasing the religiosity of children aged 4-5 years are (a) the lack of facilities and infrastructure, (b) the limited knowledge of parents' religion.NIM.: 18104030081 Ghidza Farhana2022-08-15T07:27:57Z2022-08-15T07:27:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52518This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/525182022-08-15T07:27:57ZPENGEMBANGAN VIDEO PEMBUATAN INDIKATOR SINTETIS (FENOLFTALEIN, AMILUM, TOLLENS, DAN FEHLING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PRAKTIKUM
CALON GURU KIMIAKompentensi membuat indikator sintesis sangat dibutuhkan saat menjadi guru kimia di SMA agar pelaksanaan praktikum di sekolah dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Namun, waktu pembelajaran yang terbatas membuat percobaan praktikum di perguruan tinggi tidak dapat dilaksanakan sehingga diperlukan media pengemasan praktikum pembuatan indikator sintetis agar calon guru memiliki kompetensi membuat indikator sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video praktikum pembuatan indikator sintetis dan mengetahui kualitas video yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Produk merupakan video praktikum pembuatan indikator sintetis berbentuk mp4 berisi pembuatan indikator fenolftalein, amilum, tollens, dan fehling. Produk divalidasi oleh satu ahli materi, satu ahli media, dan empat reviewer. Hasil penilaian kualitas produk oleh ahli media mendapatkan persentase 100% dengan kategori Sangat Baik (SB), ahli materi mendapatkan persentase 95% dengan kategori Sangat Baik (SB), dan guru kimia SMA/MA mendapatkan persentase 98,33% dengan kategori Sangat Baik (SB). Video direspon positif oleh calon guru kimia dengan persentase sebesar 100%. Berdasarkan hasil penilaian, dapat disimpulkan produk yang dikembangkan layak digunakan untuk membantu proses pembelajaran calon guru dalam meningkatkan kompetensi praktikum pembuatan indikator sintesis calon guru kimia.NIM.: 18106070018 Ana Mustafidatul Laili2022-08-10T05:33:53Z2022-08-10T05:33:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52489This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/524892022-08-10T05:33:53ZUPAYA GURU PAI DALAM MENGATASI PERILAKU HATE SPEECH DI MEDIA SOSIAL TERHADAP SISWA KELAS XII SMK ISLAM TERISI KABUPATEN INDRAMAYUPenelitian ini berangkat dari maraknya penggunaan kalimat hate speech di media sosial yang dilakukan oleh kalangan remaja sebagai dampak negatif media sosial. Adapun di antara pelakunya ialah siswa SMK Islam Terisi. Berdasarkan persoalan tersebut, maka perlu adanya upaya agar fenomena tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAI dalam mengatasi perilaku hate speech di media sosial terhadap siswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara semi terstruktur, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk-bentuk hate speech di media sosial yang dilakukan ialah melontarkan kata kasar dan kotor dan menyebarkan berita bohong (2) Faktor penyebab siswa melakukan hate-speech di media sosial adalah dari diri sendiri, lingkungan pertemanan dan kurangnya kontrol orang tua (3) Upaya yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi perilaku hate speech di media sosial dibagi menjadi dua bentuk, yaitu upaya preventif berupa memanfaatkan kurikulum pendidikan karakter, mengaitkan materi pembelajaran dan menyibukkan siswa dengan tugas, dan upaya kuratif berupa menasihati dan kerjasama dengan guru lain.NIM.: 18104010025 Abdurrahman2022-08-01T06:12:53Z2022-08-01T06:12:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52362This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523622022-08-01T06:12:53ZPERAN GURU DALAM MENGENALKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK USIA DINI DI TK QURROTA A’YUN DESA BELUK KABUPATEN PEMALANGBanyak anak-anak belum mendapatkan pendidikan seks yang benar, utuh dan lengkap. Anak-anak justru mendapatkan informasi tentang seks dari teman sebaya, internet, dan majalah, padahal sumber informasi tersebut belum tentu benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Masalah kejahatan seksual yang menimpa anak-anak karena mereka tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan perlakuan buruk masalah seks. Oleh karena itu, pendidikan seks yang tepat untuk anak usia dini sangat perlu agar anak-anak mendapat bekal memadai. Pengenalan pendidikan seks di TK Qurrota A’yun desa Beluk masih minim, guru masih merasa risih dalam mengenalkan pendidikan seks, maka dari itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana peran guru dalam mengenalkan pendidikan seks pada anak usia dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mengenalkan pendidikan seks pada anak usia dini di TK Qurrota A’yun, dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung guru dalam mengenalkan pendidikan seks pada anak usia dini di TK Qurrota A’yun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan mengambil lokasi di TK Qurrota A’yun desa Beluk, Pemalang. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data lalu memverifikasi data. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi Teknik.
Hasil penelitian peran guru dalam mengenalkan pendidikan seks pada anak usia dini di TK Qurrota A’yun desa Beluk, sudah cukup baik, hal ini dapat diketahui melalui 1) peran guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilitator. Guru mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsinya, mendidik anak dalam usaha pencapaian kedewasaan dan kemandirian anak serta memberikan fasilitas pendidikan seperti poster atau gambar untuk memudahkan pembelajaran. 2) faktor pendukung dalam mengenalkan pendidikan seks diantaranya adalah memanfaatkan adanya lagu dan poster tentang pendidikan seks, sedangkan faktor penghambatnya adalah guru yang masih merasa risih dalam mengenalkan pendidikan seks dan wali siswa yang tidak semuanya menerapkan pendidikan seks ketika di rumah.NIM.: 17104030037 Novi Khairini2022-07-29T08:01:00Z2022-07-29T08:01:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52358This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523582022-07-29T08:01:00ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROGRAM PENCEGAHAN KLITIH DI SMP N 2 BANGUNTAPAN BANTULPenelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti tentang guru PAI dan program pencegahan klitih di SMP N 2 Banguntapan Bantul yang bekerjasama dengan pihak kepolisian setempat, dinas pendidikan setempat, dan masyarakat dalam mencegah aksi klitih. Hal ini merupakan program untuk menjadikan peserta didik terhindar dari perilaku klitih. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana guru PAI dan program pencegahan klitih di SMP N 2 Banguntapan Bantul.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Pendidikan Agama Islam dan mengambil latar SMP N 2 Banguntapan Bantul. Subjek penelitian ini terdiri dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru PAI, Guru BK, Guru Wali Kelas, Perwakilan siswa, Perwakilan Orang Tua Siswa SMP N 2 Banguntapan Bantul. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode obsevasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Untuk mengolah data peneliti menggunakan analisis reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa: (1) Program SMP N 2 Banguntapan dalam mencegah klitih terdiri dari program kegiatan intrakurikuler contohnya adalah sosialisasi pencegahan klitih, pembinaan siswa, dan pembiasaan doa rutin pagi, kegiatan kokurikuler contohnya adalah ikrar anti klitih dan apel pagi, kegiatan ekstrakurikuler contohnya adalah imtaq. (2) Peran guru PAI dalam mendukung upaya sekolah mencegah klitih yaitu guru PAI sebagai pembimbing, pengajar dan pendidik, penasihat, dan motivator.NIM.: 17104010106 Zura Septi Afifah2022-07-29T06:20:21Z2022-07-29T06:20:21Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52349This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523492022-07-29T06:20:21ZUPAYA GURU UNTUK MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV MI
AL MUHSIN II BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL19 peserta didik dalam proses belajarnya mendapatkan bantuan orang tua
pada saat penugasan. Namun, ketika pembelajaran sudah dimulai seperti biasa
dengan pertemuan langsung, peserta didik merasa tidak mampu mengerjakan
tugas karena kurang kepercayan diri dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal
tersebut menimbulkan permasalahan di dalam proses belajar sehingga peneliti
tertarik untuk meneliti hal tersebut. Tujuan Penelitian untuk mendeskripsikan
Upaya guru dalam mengembangkan kemandirian kelas IV MI Al Muhsin II di
Bangunjiwo Kasihan Bantul dan mengetahui kendala dalam mengembangkan
kemandirian belajar peserta didik kelas IV MI Al Muhsin II di Bangunjiwo
Kasihan Bantul.
Metode penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan
data menggunakan tiga metode yaitu obsevasi, wawancara, dan dokumentasi.
Untuk mengecek keabsahan data yaitu dengan menggunakan triangulasi sumber
dan triangulasi teknik. Adapun analisis data menggunakan pengumpulan data,
mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan upaya guru dalam menembangkan
kemandirian kelas IV MI Al Muhsin II di Bangunjiwo Kasihan Bantul adalah: 1)
melakukan pembiasaan aktivitas sehari-hari untuk mengembangkan kemandirian
peserta didik, 2) mengenalkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik, 3)
memberikan penghargaan peserta didik bertujuan agar beperan aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung, 4) memberikan motivasi kepada peserta didik supaya
memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung, 5)
mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, 6) mendorong peserta
didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, 7)
memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi lingkungan
sekitar madrasah, 8) wali kelas harus bias menerima kekurangan maupun
kelebihan yang dimiliki peserta didik, 9) wali kelas harus memiliki hubungan
yang harmonis dengan peserta didik dan orang tua wali. Sedangkan kendala
dalam mengembangkan kemandirian belajar peserta didik kelas IV MI Al Muhsin
II di Bangunjiwo Kasihan Bantul antara lain: 1) penurunan prestasi peserta didik
dalam hasil belajar.NIM.: 15480025 Nur Hidayat2022-07-27T07:15:24Z2022-07-27T07:15:24Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52308This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523082022-07-27T07:15:24ZUSAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN IBADAH SHOLAT PADA SISWA KELAS III SD N 3 PANGGANG KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
SEMESTER IILatar belakang penelitian ini adalah bahwa lemahnya pengetahuan
tentang agama menyebabkan semakin banyaknya perilaku penyimpangan
dilakukan bahkan didunia anak-anak. Perilaku menyimpang seperti kebiasaan
menyelesaikan masalah dengan kekerasan, tidak amanah, berbohong untuk
mendapatkan apa yang diinginkan kepada orang tua, guru, teman sebaya hal ini
menghawatirkan kemudian sikap seperti ini menjadi suatu budaya yang
bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan tentang kejujuran, kasih
saying, amanah dan lain sebagainya, pendidikan agama sebagai wahana
membentuk manusia yang agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah
dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadimanuisa yang bertaqwa
pada Allah SWT. Ibadah shalat merupakan rukun Islam kedua yang wajib
dilaksanakan bagi setiap muslim. Shalat sebagai tiang agama menjadi sangat
penting untuk mengendalikan diri dari perilaku yang bertentangan dengan agama.
Perlu adanya upaya untuk meningkatkan ibadah shalat sejak dini melalui
pendidikan, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan nilainilai
kebaikan pada anak termasuk didalamnya upaya dalam meningkatkan ibadah
shalat peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian lapangan
(Field Research) dengan mengambil latar belakang SD N 3 Panggang Kabupaten
Bantul. Subjek penelitian Kepala sekolah, guru PAI dan Peserta didik SD N 3
Panggang Kabupaten Bantul. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
observasi, wawancara, dokumentasi. Karena objeknya tentang pendidikan, maka
subjek yang digunakan adalah orang yang memiliki data dan informasi akurat
tentang desain penelitian. Analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu :
klasifikasi data, reduksi data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan. Teknik
penyimpulan data dengan metode induktif yaitu mencari data sebanyakbanyaknya
lalu disimpulkan (umum-khusus).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha guru dalam meningkatkan
ibadah shalat telah tertuang dalam kegiatan berupa KBM (indoor) yaitu kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas dan kegiatan (outdoor) berupa kegiatan
peringatan hari besar (PHBI) seperti peringatan Isra’mi’raj nabi Muhammad
SAW, rangkaian kegiatan Ramadhan, shalat dhuhur berjamaah dan pembiasaan
shalat dhuha. Usaha guru dalam meningkatkan ibadah shalat pada siswa sudah
cukup baik namun terdapat beberapa faktor pendudukung dan penghambat,
namun demikian dengan adanya pembiasaan dan keteladanan yang baik maka
anak akan terbiasa kemudian menjadi sebuah kesadaran dalam dirinya.NIM.: 12415338 Sri Amirah2022-07-20T02:04:03Z2022-07-20T02:04:03Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52114This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/521142022-07-20T02:04:03ZPENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR
BAHASA ARAB PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
ARAB FITK UIN SUNAN KALIJAGA ANGKATAN 2014 TERHADAP
KESIAPAN MEMASUKI PROFESI GURU BAHASA ARABUU Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa
guru dinyatakan sebagai pekerja profesional. Akan tetapi, Muhadjir Effendy
menyebutkan bahwa profesionalisme guru masih belum memenuhi harapan.
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab bertujuan untuk mempersiapkan calon-calon
guru bahasa Arab yang profesional yang siap terjun ke dunia pendidikan. Akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak mahasiswa tingkat akhir maupun alumni
jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang belum siap memasuki profesi guru bahasa
Arab disebabkan beberapa faktor. Melihat adanya permasalahan tersebut, maka
perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan tersebut. Tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris tingkat minat
menjadi guru, motivasi belajar bahasa Arab, dan kesiapan memasuki profesi guru
bahasa Arab; pengaruh minat menjadi guru dan motivasi belajar bahasa Arab
terhadap kesiapan memasuki profesi guru bahasa Arab pada mahasiswa jurusan
bahasa Arab FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2014; serta untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 jurusan Pendidikan
Bahasa Arab yang sudah mengikuti magang 3 dengan jumlah 96 mahasiswa serta
menjadikan seluruh mahsiswa tersebut sebagai sampel. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, dokumentasi, dan
wawancara. Hasil dari pengumpulan data tersebut kemudian dianalisis secara
deskriptif dan uji hipotesis dengan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kesiapan memasuki
profesi guru bahasa Arab terletak pada kriteria sedang yaitu sebesar 37,5%,
tingkat minat menjadi guru terletak pada kriteria sedang yaitu sebesar 37,5%, dan
tingkat motivasi belajar bahasa Arab terletak pada kriteria sedang yaitu sebesar
49%. (2) Minat menjadi guru berpengaruh positif terhadap kesiapan memasuki
profesi guru bahasa Arab dengan nilai korelasi product moment rxy 0,714; serta
nilai koefisien beta 0,592. (3) Motivasi belajar bahasa Arab berpengaruh positif
terhadap kesiapan memasuki profesi guru bahasa Arab dengan nilai korelasi
product moment rxy 0,675; serta nilai koefisien beta 0,416. (4) Hasil uji ANOVA/
Uji F (simultan) dan uji determinasi menunjukkan bahwa minat menjadi guru dan
motivasi belajar bahasa Arab secara bersama-sama memberikan pengaruh positif
yang signifikan terhadap kesiapan memasuki profesi guru bahasa Arab pada
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab FITK UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta angakatan 2014 sebesar 58,5%.NIM.: 1620410033 Astri Deliany Nurlestary2022-07-04T03:10:08Z2022-07-04T03:10:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51609This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/516092022-07-04T03:10:08ZSTRATEGI GURU AKHLAK TASAWUF DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL SISWA KELAS XI MAN PK MAN 1 YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini adalah ketidakmampuan remaja dalam menampilkan tingkah laku yang sesuai dengan lingkungannya sehingga remaja cenderung berperilaku menyimpang. Hal tersebut berkaitan erat dengan self control siswa yang rendah, guru Akhlak dituntut untuk bisa menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan self control siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana self control siswa, merumuskan apa saja strategi yang digunakan guru, menganalisis bagaimana hasilnya, dan menganalisis faktor pendukung serta faktor penghambat guru dalam meningkatkan self control siswa kelas XI MAN PK MAN 1 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah 1) Self control siswa kelas XI MAN PK adalah dari 24 siswa terdapat 20,83 % siswa yaitu 5 siswa memiliki self control yang baik atau appropriate control dan 80,17 % siswa yaitu 19 siswa memiliki self control kurang baik atau under control. Adapun perilaku under control siswa berdasarkan aspek-aspek self control yaitu terlambat masuk kelas, malas, berbohong, mengejek teman, lupa mengerjakan tugas, terlambat mengumpulkan tugas, menyontek saat ujian, menyontek tugas teman, keluar asrama tanpa izin, merokok, membolos pelajaran di asrama, dan tidak mengumpulkan HP saat di asrama. 2) Strategi guru Akhlak Tasawuf dalam meningkatkan self control siswa yaitu menggunakan strategi mengajar yang menyenangkan melalui strategi pembelajaran diskusi yang di modifikasi, memberikan hadiah (reward) dan hukuman (punishment), membantu menyelesaikan masalah siswa, menerapkan konsep belajar dari pengalaman, menerapkan pembiasaan, melalui keteladanan, dan melalui pemberian nasihat, teguran, dan peringatan. 3) Hasil yang dicapai guru Akhlak Tasawuf dalam meningkatkan self control siswa yaitu sebagian besar siswa sudah menyadari kesalahannya sehingga siswa sudah menunjukkan perilaku baik, namun untuk perilaku menyimpang terlambat masuk kelas dan keluar asrama tanpa izin, masih ditemukan siswa yang melanggar, sifat siswa masih berubah-ubah belum konsisten. 4) Faktor pendukung guru Akhlak Tasawuf dalam meningkatkan self control siswa yaitu keteladanan guru Akhlak Tasawuf, sistem tata kelola madrasah yang baik, dan strategi pembelajaran guru Akhlak Tasawuf. Faktor penghambatnya yaitu teman sebaya dan pemberian hukuman yang kurang tegas.NIM.: 18104010069 Antin Rista Yuliani2022-06-24T04:01:08Z2022-06-24T04:01:08Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51398This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/513982022-06-24T04:01:08ZUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
ANAK DI KELOMPOK B TK ABA KALIBULUS NGEMPLAK SLEMAN
TAHUN AJARAN 2019/2020Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam
meningkatkan keterampilan sosial anak serta faktor pendukung dan penghambat
keterampilan sosial anak di kelompok B TK ABA Kalibulus Ngemplak Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bertujuan mendeskripsikan
dan mengambarkan mengenai keadaan di tempat penelitian menggunakan
rangkaian kata-kata dengan mengambil subyek penelitian anak-anak kelompok B
TK ABA Kalibulus Ngemplak Sleman yang berjumlah 26 anak.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Sedangkan dalam menguji keabsahan data menggunakan
triangulasi teknik, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan keterampilan sosial anak di kelompok B TK ABA Kalibulus
Ngemplak Sleman yaitu diantaranya: (1) Membiasakan anak mengucap “tolong”,
“maaf”, dan “terima kasih”, (2) Kegiatan bermain bersama atau bermain sosial,
(3) Kegiatan makan bersama, dan (4) Kegiatan bercerita. Berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial anak tentu tidak
berjalan dengan mudah. Guru juga menemukan beberapa hal yang menjadi faktor
pendukung dan penghambat dalam meningkatkan keterampilan sosial anak.
Faktor pendukungnya adalah teladan baik dari guru, media pembelajaran yang
memadahi, peran serta orang tua dalam mendidik anak. Ada pula faktor
penghambatnya adalah kesehatan anak yang kurang baik, anak yang pendiam
yang menarik diri dari lingkungan sosial, anak yang sulit mengikuti aturan dan
pola asuh orang tua yang salah.NIM.: 15430101 Ika Puji Astuti2022-06-23T08:33:34Z2022-06-23T08:33:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51263This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512632022-06-23T08:33:34ZPERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PROFESIONALITAS GURU
(Studi Penerapan fungsi manajemen kepala sekolah di MAN I Garut)Peran kepala sekolah merupakan faktor penting dalam mengembangkan profesionalitas guru. Oleh karena itu, bila peran ideal tidak diaplikasikan di dalam realitas pendidikan, maka akan berpengaruh pada tingkat profesionalitas guru. Tidak sedikit kepala sekolah dijabat oleh seorang pribadi karena tuntutan struktur dan senioritas dalam pendidikan. Padahal senioritas tidak selalu berarti mampu berperan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan, terutama profesionalitas guru, sehingga keadaan pendidikan bersifat stagnan dan menjalani rutinitas saja. Bila profesionalitas guru meningkat akan secara otomatis memberikan kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana peran dan upaya kepala MAN 1 Garut dalam mengembangkan profesionalitas guru dari perspektif manajemen kepala sekolah di MAN 1 Garut.
xiii
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data diperoleh dengan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah bahwa peran kepala MAN 1 Garut dalam mengembangkan profesionalitas guru di antaranya: pertama, kepala MAN 1 Garut sebagai pejabat formal, berperan dalam menjalan tugas dan tanggung jawabnya, berusaha menciptakan hubungan yang baik dengan para guru, staf dan peserta didik, Kedua, sebagai manajer, peran kepala MAN 1 Garut memberdayakan kerja sama (cooperation) dengan pihak lain terkait pelaksanaan kegiatan, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dengan penataran dan lokakarya, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun proses belajar mengajar. Ketiga, peran sebagai pemimpin, kepala MAN 1 Garut menerapkan tipe kepemimpinan secara kondisional, memimpin bidang kurikulum, personalia, dan di bidang publik relation. Keempat, kepala sebagai pendidik, yaitu memberikan nasihat dan dorongan dengan memajukan 4 nilai, yakni mental, moral, fisik, dan artistik serta memberikan bimbingan kepada guru untuk menyusun,
xiv
melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis program pengajaran dan bimbingan dan konseling, melaksanakan program pengayaan dan perbaikan, mengevaluasi tugas ketatausahaan, pesuruh, satpam, tukang, dan laboran. Upaya kepala MAN 1 Garut dalam meningkatkan profesionalisme guru di antaranya: pertama, melakukan kerja sama dengan guru dalam penyusunan kurikulum (silabus dan RPP). Kedua, mendorong guru untuk melakukan perbaikan tugasnya; ketiga, peningkatan keterampilan guru, Keempat, penyediaan sumber dan fasilitas pembelajaran untuk guru. Kelima, Pembentukan lingkungan sekolah yang kondusif. Keenam, memberikan pelayanan dan akses untuk menyelesaikan problem guru dan pemberdayaan guru dan staf kependidikan.NIM.: 13490061 Yedi Humaedi2022-06-23T05:41:12Z2022-06-23T05:41:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51257This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512572022-06-23T05:41:12ZPENGARUH PENDIDIKAN SOFT SKILL
TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN
DAN KOMPETENSI SOSIAL CALON GURU
( Studi pada Prodi PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga YogyakartaLatar belakang penelitian ini adalah idealnya mahasiswa terutama calon guru dengan adanya Pendidikan Soft Skill sebagai mata kuliah dalam Prodi PAI, diharapkan kemampuan lunaknya meningkat. Kemampuan yang dimaksud yaitu kompetensi kepribadian dan sosial. Akan tetapi masih ada mahasiswa yang belum mencerminkan kompetensi kepribadian dan sosial dengan baik. oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai pengaruh pendidikan soft skill terhadap kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui proses pendidikan soft skill di Prodi PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2) Untuk mendekripsikan tingkat pendidikan soft skill di Prodi PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3) Untuk mendekripsikan tingkat kompetensi kepribadian dan sosial calon guru PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga. 4) Untuk mengetahui pengaruh pendidikan soft skill terhadap kompetensi kepribadian dan sosial calon guru PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi mahasiswa Prodi PAI yang mengikuti mata kuliah Pendidikan Soft Skill yaitu sebanyak 69 mahasiswa. Dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan metode angket, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Hasil Penelitian menunjukkan: 1) Proses pembelajaran Pendidikan Soft Skill di Prodi PAI lebih banyak menggunakan metode ceramah interaktif dan refleksi yaitu melakukan project untuk mengubah diri sendiri (intrapersonal) maupun yang berhubungan dengan orang lain (interpersonal). 2) Tingkat Pendidikan Soft Skill di Prodi PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta secara umum dapat dikategorikan sedang dengan presentase sebesar 62,3%. 3) Kompetensi kepribadian calon guru PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta secara umum dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 75,4%. Sedangkan kompetensi sosialnya secara umum dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 72,5%. 4) Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari pendidikan soft skill terhadap kompetensi kepribadian calon guru PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,307. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh pendidikan soft skill terhadap kompetensi kepribadian sebesar 30,7%. Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari pendidikan soft skill terhadap kompetensi sosial calon guru PAI, FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien dterminasi (R square) sebesar 0,225. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh pendidikan soft skill terhadap kompetensi sosial sebesar 22,5%.NIM. 16410084 Neneng Hariyani2022-06-20T08:47:43Z2022-06-20T08:47:43Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51239This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512392022-06-20T08:47:43ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ERA DIGITAL DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI
DI SMP N 1 BANTULLatar belakang penelitian ini adalah seiring dengan meluasnya akses informasi dan semakin bervariatifnya media penyebaran propaganda ekstrimisme beragama dan liberalisme akibat revolusi digital, menuntut peningkatan kemampuan dan kompetensi literasi digital guru PAI di SMP N 1 Bantul. Kerangka kompetensi ini diperlukan agar guru PAI dapat memahami isu, gejala dan fenomena mengenai penyebaran propaganda yang dimaksud lebih cepat dan efisien. Hal ini menjadi urgent bagi guru PAI di SMP N 1 Bantul mengingat kondisi sekolah SMP N 1 Bantul sendiri yang memiliki hampir seribu siswa heterogen dan tergolong siswa generasi z yang sudah akrab dengan gadget dan teknologi sejak kecil. Sehubungan dengan itu, guru PAI di SMP N 1 Bantul berusaha merespon kemajuan teknologi dengan memperkuat kemampuan literasi digital, kemudian menerapkannya dalam pembelajaran PAI yang moderat bercirikan pandangan masyarakat madani. Berdasar latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang peran dan langkah-langkah guru PAI di SMP N 1 Bantul dalam mewujudkan masyarakat madani pada era digital.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, bertempat di SMP N 1 Bantul. Sumber data penelitian ini adalah kepala sekolah SMP N 1 Bantul, guru PAI SMP N 1 Bantul serta siswa sebagai pembanding. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik menguji keabsahan data menggunaka teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) guru PAI memiliki peran menciptakkan pembelajaran yang relevan dengan perubahan psikolgis maupun sosiologis siswa sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Peran selanjutnya adalah membentuk karakter siswa sekaligus mengantisipasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari revolusi digital dalam rangka mewujudkan masyarakat madani. (2) Langkah-langkah yang diterapkan guru PAI di SMP N 1 Bantul sesuai indikator mayarakat madani yang dirmuskan Nurcholish Majid diantaranya egaliterianisme, keterbukaan, Penegakan hukum dan keadilan, Toleransi dan kemajemukan, serta Musyawarah. (3) Hasil yang telah dicapai dapat diamati dari terciptanya lingkungan yang harmonis antar umat beragama dan tumbuhnya jiwa toleransi siswa, meningkatnya kemampuan dan semangat perilaku keIslaman siswa, meningkatnya minat baca siswa, meningkatnya minat belajar siswa melalui pembelajaran yang tidak konvensional. Meskipun hasil-hasil ini masih perlu dievaluasi namun perbaikan tetap dilakukan seiring berjalanya waktu.NIM.: 14410124 Nur Muhammad Syarif2022-06-20T08:25:31Z2022-06-20T08:25:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51231This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/512312022-06-20T08:25:31ZKONSEP ADAB GURU DALAM KITAB AT-TIBYAN FI ADABI HAMALATIL QUR’AN KARYA IMAM AN-NAWAWI DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU MENURUT PMA NO. 16 TAHUN 2010 SKRIPSIPenelitian ini dilatar belakangi perlunya seorang guru mengembangkan
kompetensi kepribadiannya dari pengalaman hidup, buku kontemporer, serta kitab
klasik yang di dalamnya tersimpan mutiara nilai Islam. Diharapkan akhlak peserta
didik akan terbentuk ketika seorang guru juga berkarakter sesuai nilai Islam.
Karena guru merupakan panutan lingkungan sekitarnya. Adapun tujuan penelitian
ini adalah: (1) untuk mengetahui konsep adab guru menurut Imam an-Nawawi
dalam kitab At-Tibyan fI Adabi Hamalatil Qur’an; (2) mengkaji relevansi konsep
adab guru menurut Imam an-Nawawi dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil
Qur’an dengan kompetensi kepribadian guru menurut PMA No. 16 Tahun 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kepustakaan (Library
research). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan terhadap sumber data
baik primer maupun sekunder, berupa buku-buku, artikel, atau dokumen yang
berkaitan dengan bidang penelitian. Analisis data dilakukan dengan memberikan
makna terhadap data yang ada, yang kemudian akan ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian yang harus dimiliki
seorang guru dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an antara lain adalah
1) adab guru terhadap diri sendiri (niat karena Allah, tidak berharap hasil duniawi,
menjaga hati dari sifat sombong, dan berakhlakul karimah), 2) adab guru terhadap
ilmu (menekuni ilmu), 3) adab guru terhadap murid dan dalam pengajarannya
(bersikap rendah hati, mendidik adab mulia, tidak pilih kasih, mengajar dalam
keadaan suci, dan semangat dalam mengajar). Konsep adab guru menurut Imam an-
Nawawi tersebut relevan dengan kompetensi kepribadian guru yang ada dalam
PMA No. 16 Tahun 2010 yakni, tindakan yang sesuai dengan norma, pribadi yang
jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik, pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, memiliki etos kerja, taggung jawab, bangga menjadi guru,
serta menghormati kode etik guru. Guru Pendidikan Agama Islam sudah seharusnya
berpegang pada peraturan yang ditetapkan pemerintah disertai menambah referensi
sekaligus meneladani beberapa nasihat tokoh terdalulu dalam bidang pendidikan
yang dapat diaplikasikan dalam menjalankan tugas kesehariannya dalam rangka
membenahi moral anak bangsa.NIM.: 13410159 Laila Zuliani Ma'rifah2022-04-28T03:52:22Z2022-04-28T03:52:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50890This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508902022-04-28T03:52:22ZOPTIMALISASI PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR KELAS A DI TK HANG TUAH 16
KOTA TEGALTeachers have a very important role for the development of children both physically and spiritually. The teacher's role as a facilitator and motivator is expected to be a milestone in developing the potential of students, especially those related to gross motor skills, namely how the teacher's role can introduce and train movements that involve the child's large muscle abilities.
The method used in this research is qualitative. The research instruments used were observation, interviews, documentation, data analysis, and checking validity. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusions.
Researchers found two important things in this study: first, teacher optimization in developing gross motor skills for class A students at Hang Tuah Kindergarten 16 Tegal City in general has been running optimally, because from certain aspects of children's gross motor development, the teacher has done well, this is very influential in the physical motor development of grade A children in Hang Tuah 16 Kindergarten, Tegal City. Second, the supporting and inhibiting factors in developing gross motor skills for early childhood grade A in Hang Tuah 16 Kindergarten, Tegal City, there must be intervention from teachers, parents, peers, and the environment.NIM.: 17104030021 Anggie Fransicka2022-04-28T03:45:29Z2022-04-28T03:45:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50888This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508882022-04-28T03:45:29ZPERAN GURU PAI & BP DAN ORANG TUA DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VIII SMPN 1 NGRAYUN PONOROGO DI MASA PANDEMI COVID-19Latar belakang penelitian ini yaitu akhlak memiliki pengaruh yang besar terhadap individu manusia. Pendidikan akhlak memiliki tujuan agar anak dapat bersikap serta berperilaku dengan baik sesuai dengan ajaran Agama Islam dan norma-norma sosial di masyarakat. Persoalan pandemi Covid-19 membuat segala aktivitas harus dilakukan dari rumah, termasuk sekolah. Seluruh siswa harus belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Adanya pembelajaran daring masih banyak menimbulkan kendala dan berakibat pula pada pembinaan akhlak siswa. Maka dari itu, perlu diteliti tentang peran guru PAI & BP dan orang tua dalam pembinaan akhlak siswa di masa pandemi Covid-19.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di SMPN 1 Ngrayun Kabupaten Ponorogo dengan guru PAI & BP, orang tua dan siswa kelas VIII sebagai subyek penelitian. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dengan metode triangulasi dan bahan referensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI & BP dan orang tua memiliki peran yang sangat signifikan dalam membina akhlak siswa di masa pandemi covid-19. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru PAI & BP dan orang tua mampu membuat akhlak siswa menjadi lebih baik dan telah menerapkan sesuai yang diajarkan oleh orang tua dan guru PAI & BP. Faktor yang mendukung pembinaan akhlak yaitu pola komunikasi yang berjalan dengan baik, dukungan dari seluruh elemen, dan rasa hormat siswa kepada guru PAI & BP dan orang tua. Sedangkan faktor penghambatnya adalah alokasi waktu pembelajaran yang minim, kendala teknis, serta watak negatif siswa.NIM.: 17104010090 Bella Ayu Nurhalizah2022-04-28T02:29:40Z2022-04-28T02:29:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50875This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508752022-04-28T02:29:40ZUPAYA GURU TAHFIDZ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN SISWA KELAS IX
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 6 SLEMANMenghafal Al-Qur’an tidaklah semudah apa yang dipikirkan, dalam menghafal Al-Qur’an sangat berbeda seperti menghafal buku, teori dan lain sebagainya karena untuk mencapai titik menghafal Al-Qur’an seseorang harus mempelajari cara membaca dan pengucapan Al-Qur’an dengan baik. Program tahfidz Al-Quran di MTsN 6 Sleman ini menjadi magnet terhadap berbagai kalangan seperti sekolah-sekolah lain yang berada di Sleman dan bahkan di luar kota untuk berkunjung dan berbagi ilmu tentang program tahfidz karena dilihat dari prestasi serta pencapaian target hafalan Al-Qur’annya. Namun hal ini tidak terlepas dari sosok seorang guru yang kedudukannya sebagai orang tua kita di dalam lingkungan sekolah sangat dibutuhkan dalam proses penghafalan Al-Qur’an karena guru yang akan membimbing, memotivasi serta membenarkan bacaan Al-Qur’an yang akan dihafal, mulai dari tajwidnya, makhorijul hurufnya dan guru yang akan mengajarkan metode atau cara menghafal dengan mudah. Namun dalam hal ini seorang guru tidaklah mudah dalam membimbing hafalan peserta didiknya, tentu guru harus memiliki cara, strategi, dan upaya tersendiri untuk mengajarkannya kepada siswanya agar siswanya mudah untuk menerima apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana upaya guru tahfidz dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an siswa kelas IX di MTsN 6 Sleman dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru tahfidz dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an siswa kelas IX MTsN 6 Sleman terdapat sebagai berikut: 1), Penguatan tim guru tahfidz, 2), memotivasi siswa, 3), membimbing para siswa untuk tetap muraja’ah, 4), menggunakan metode yang bervariasi. Terdapat beberapa faktor pendukung sebagai berikut: : 1), solidnya tim dalam program tahfidz, 2), Apresiasi dari Kementerian Agama, 3), dukungan dari orang tua, 4), Alokasi waktu yang cukup. Dan Terdapat faktor penghambatnya sebagai berikut: 1), pandemic Covid-19, 2), cuaca yang tidak stabil, 3), Bacaan Al-Qur’an siswa yang kurang baik, 4), Motivasi siswa yang naik nurun, 5), Kondisi guru yang dapat menganggu kegiatan belajar mengajar seperti sakit atau terkena musibah.NIM.: 18104010010 Aldi Wijaya Dalimunthe2022-04-27T07:43:50Z2022-04-27T07:43:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50868This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508682022-04-27T07:43:50ZPERAN GURU PAI TERHADAP PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH
SISWA KELAS VII PADA MASA PANDEMI CORONA
DI SMPN 3 SEKINCAU KABUPATEN LAMPUNG BARATLatar belakang masalah dalam penelitian ini adalah, peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia, khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam. Karena, guru PAI tidak hanya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saja, tetapi juga memberikan contoh yang baik dan menanamkan moralitas kebaikan kepada murid-muridnya, apalagi di masa pandemi corona seperti sekarang ini, siswa benar-benar harus mendapatkan pembinaan akhlakul karimah agar siswa menerapkanya. Oleh karena itu peran seorang guru PAI dalam proses pembelajaran terhadap pembinaan akhlakul karimah di masa pandemi ini sangatlah diperlukan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan langkah utama dalam penelitian, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di masa pandemi. Guru PAI tetap melaksanakan tugasnya dalam mengajar dan mendidik anak meskipun tanpa harus bertatap muka langsung dengan peserta didik. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) dalam peran guru dalam pembinaan akhlakul karimah dalam proses pendidikan memakai ranah pengetahuan (kognitif) dan ranah sikap (afektif). Dalam proses mengajar secara online dengan memakai aplikasi WhatsApp dengan selalu memakai etika yang baik. Dalam proses membimbing siswa selalu diberikan nasehat-nasehat dalam pendekatan personal agar siswa nyaman sehingga bisa dibimbing dengan baik. Dalam proses mengarahkan guru PAI selalu memberi arahan agar siswa memegang sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari, dan jangan sampai salah pergaulan. Dalam proses melatih guru PAI selalu membiasakan siswa untuk rajin beribadah, rajin belajar dan membantu orang tua. Kemudian dalam menilai guru memberikan tugas latihan soal atau praktek ibadah dan memperhatikan sikap mereka ketika mengumpulkan tugas di sekolah, dan dalam mengevaluasi gurupun selalu memberikan bimbingan dan mengevaluasi sehingga peserta didik dikatakan berhasil dalam berakhlakul karimah yang baik. 2) dalam faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran terhadap pembinaan akhlakul karimah di masa pandemi yang dilaksanakan di SMPN 3 Sekincau yaitu: alat pendukung pembelajaran handphone, mengunakan media aplikasi WhatsApp, pengawasan dari orang tua, dan mendapat kuota internet gratis. Kemudian dalam faktor-faktor penghambatnya yaitu: terkendala jaringan internet, semangat siswa berkurang, dan terbatas fasilitas kuota internet.NIM.: 18104010014 Dwi Lestari2022-04-27T07:06:34Z2022-04-27T07:06:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50857This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/508572022-04-27T07:06:34ZPERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KIAI DENGAN SANTRI DALAM PROSES PEMBELAJARAN KALIGRAFI QUR’AN (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI PESANTREN SENI RUPA DAN KALIGRAFI AL-QUR’AN MODERN KUDUS)The title of this research is "The Role of Kiai Interpersonal Communication with Santri in the Learning Process of Qur'an Calligraphy at the Quranic Art and Calligraphy Islamic Boarding School of Modern. PSKQ Modern Kudus is one of the qur'an calligraphy boarding school in Indonesia. Santri PSKQ Modern Kudus have won many qur'an calligraphy competitions, besides that, there are also students who don't succeed or are lazy when they are in the lodge. This contradictory phenomenon cannot be separated from the role of the kiai's interpersonal communication with the santri in the Qur'anic calligraphy learning process. The purpose of this study was to find out how the role of kiai's interpersonal communication with students in the process of learning qur'an calligraphy at PSKQ Modern Kudus.
This study uses a qualitative descriptive method with data collection through interviews and in-depth documentation with the research subject, as well as using interpersonal communication theory. The subjects taken as research samples were 1 kiai or pesantren caregiver, 1 head of the pesantren and 1 santri at the pesantren. The results of this study indicate that the kiai at PSKQ Modern Kudus build interpersonal communication with their students in the Qur'an calligraphy learning process well, as evidenced by the kiai using approaches that are in accordance with the existing approach to interpersonal communication, namely openness, empathy, support, attitude positivity and equality.NIM.: 17107030081 Dian Syaeful Mokhlis2022-03-10T07:06:45Z2022-03-10T07:06:45Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49928This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/499282022-03-10T07:06:45ZKONSEP AKHLAK GURU MENURUT KITAB IHYA’ ULUMUDDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI GURU
MENURUT UU NO 14 TAHUN 2005Latar belakang penelitian ini adalah apabila kita membahas tentang pendidikan, kita tidak akan pernah lepas dari kata guru. Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan, sehingga guru menjadi suatu elemen yang sangat penting dalam pendidikan. Dengan begitu, sudah seharusnya guru adalah sosok yang bisa menjadi tauladan bagi semua peserta didiknya serta menjadi fasilitator bagi peserta didiknya. Untuk menjadi guru yang baik bagi peserta didiknya, seornag guru harus memiliki akhlak yang bagus terhadap muridnya serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005. Oleh karena itu, perlu adanya penelitianyang membahas tentang bagaimana akhlak guru terhadap peserta didik serta apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Adapaun pengumpulan datanya menggunakan metode pengumulan data kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis isi (content anlysis).
Dari hasil penelitian menujukkan bahwa: 1) Imam al-Ghazali memiliki pemikiran mengenai cara menjadi guru yang ideal bagi muridnya, pemikirin beliau lebih menitik beratkan kepada kepribadian seorang guru. Bagi beliau, menjadi guru yang baik bagi muridnya adalah guru yang bisa mengenalkan dunia sebagai pijakan menuju akhirat. 2) Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Dengan peran yang sangat penting itu, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu untuk menjadi seorang guru yang ideal bagi peserta didiknya, oleh karena itu pemerintah membuat Undang-Undang No 14 Tahun 2005 yang mengaturkan standart kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Adapun kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. 3) Pemikiran Imam al-Ghazali mengenai konsep akhlak guru terhadap murid masih sesuai dengan situasi pendidikan zaman sekarang, semua itu terbukti dengan UU No 14 Tahun 2005 yang menuliskan dalam BAB IV pasal 10 yang nantinya akan diperjelas lagi dalam peraturan pemerintah No 74 Tahun 2008.NIM.: 16410021 Muhammad Mamba’ul Mursidin2022-03-01T03:00:18Z2022-03-01T03:00:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49772This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/497722022-03-01T03:00:18ZKIAI DAN GERAKAN POLITIK BARU DI MEDIA SOSIALDalam sejarah masyarakat Indonesia, tokoh agama atau Kiai adalah sosok manusia yang berpengaruh hingga ia sangat disegan dan dihormati, seringkali Kiai menjadi rujukan dan mampu memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi. Akan tetapi di sisi lain, besarnya modal sosial yang dimiliki seorang Kiai dalam masyarakat, tidak lantas membebaskan Kiai dari tudingan-tidungan yang meragukan kemampuan Kiai dalam berpolitik.
Zaman berkembang secara dinamis membawa perubahan signifikan dalam cara berkomunikasi dan memobilisasi massa. Kecanggihan dan efektivitas teknologi dan media sosial ini semakin nyata terlihat kala sebuah gerakan sosial baru mampu memanfaatkannya. Dalam hal ini peneliti membahas bagaimana pola dan bentuk gerakan politik seorang Kiai dan gerakan politik baru di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif fenomenologis, menggunakan pendekatan sosiologis historis. Sumber data pokok dalam penelitian ini diperoleh dari hasil temuan dimedia sosial dalam bentuk literatur, foto, dan video terkait gerakan politik kiai di dukung dengan teori gerakan sosial baru.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterhubungan antara Kiai dan Masyarakat bersifat sangat cair di mana satu individu bisa berinteraksi dengan berbagai sumber. Model masyarakat terhubung inilah yang kemudian membawa dampak besar dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu gerakan sosial baru itu dapat dilihat dari respon kyai dalam gerakan politk baru yang berhasil memanfaatkan media sosial secara maksimal dalam gerakannya memobilisasi massa.NIM.: 17105040029 Nur Rizal Al Hadqi2022-02-25T05:50:22Z2022-02-25T05:50:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47884This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/478842022-02-25T05:50:22ZANALISIS PERBANDINGAN SENSITIVITAS DENGAN
METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
DAN TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY
SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM
PEMILIHAN USTADZ TELADAN PADA PONDOK
PESANTREN WAHID HASYIM YOGYAKARTAKeteladanan adalah semua tingkah laku baik seseorang, yang
dijadikan contoh oleh orang lain. Untuk menjadi ustadz yang
teladan harus memiliki seperangkat kompetensi. Hal ini
mengakibatkan pihak dari Pondok Pesantren Wahid Hasyim
kesulitan untuk menemukan kandidat ustadz teladan. Proses
pengambilan keputusan dalam kasus ini sangat dibutuhkan.
Namun, pada umumnya pengambilan keputusan sering kesulitan
menemukan metode penyelesaian masalah yang tepat dalam suatu
kasus.
Pada penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis
perbandingan pada metode Simple Additive Weighting (SAW) dan
Technique For Others Reference By Similarity To Ideal Solution
(TOPSIS) dalam pemilihan ustadz teladan pada Pondok Pesantren
Wahid Hasyim Yogyakarta. Analisis yang digunakan dalam
perbandingan dua metode ini adalah analisis sensitivitas. Analisis
sesitivitas dilakukan pada 10 kali percobaan dengan menaikan
bobot kriteria yang berbeda.
Hasil proses analisis sensitivitas pada 10 kali percobaan
dalam penelitian ini menunjukan bahwa metode TOPSIS
memiliki kecenderungan nilai presentase yang lebih tinggi
dibandingkan metode SAW. Pada metode TOPSIS menghasilkan
perubahan rangking sebanyak 27.002 dan presentase perubahan
rangking sebesar 41.613%. Sedangkan metode SAW memiliki
perubahan rangking sebanyak 19.003 dan presentase perubahan
rangking sebesar 32.062%. Sehingga pengambilan keputusan
yang relevan dalam pemilihan ustadz teladan pada Pondok
Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta dapat dilakukan dengan
Metode TOPSIS.NIM.: 16650063 Dea Nur Nafi’2022-02-18T08:05:40Z2022-02-18T08:05:40Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49404This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/494042022-02-18T08:05:40ZKIAI DAN PERUBAHAN SOSIAL DI MADURA, 1935-1955Research on social change in Madura is an attempt to reveal the role and struggle of the kiai by examining the influence and leadership patterns of the kiai, along with their impact on the socio-political life of the people in Madura in 1935-1955. The main problem of this research is the kiai as a setter in socio-political change in Madura. The typology of kiai adopted in this study is kiai Pesantren, because the type of kiai pesantren in Madura is more systematically measured in its influence on the wider community due to the religious role of the kiai, also driven by the genealogical network of knowledge of the kiai with his students or students and the genealogy of kinship. Obtained by the kiai from the inter-family marriage system (indogamy).
This research is about social history, so a socio-political approach is used, especially with regard to the social and political relations of the kiai, in line with the context of social change in the Madurese community, (1935-1955). The concept and theory used is Selo Soemarjan's Theory of Social Change. This research was conducted using the following historical methods: heuristic stages of primary and secondary sources; the criticism or verification stage is carried out to test historical data to match the research topic (kiai-pesantren). Then the interpretation stage is carried out on textual sources to obtain several variant patterns regarding the general picture of social change, clarifying the position and role of the kiai. The historiography stage is carried out systematically, chronologically, diachronically and periodically.
The results of this study indicate that: First, during the colonial period (1935-1941), the shift in the position of the kiai from being a religious leader to a political leader was driven by awareness of the kiai's political role which underwent social evolution; Second, in the era of the Japanese occupation (1942-1945), the role of the kiai in the fields of religion, economy and politics has brought a shift in the position of the kiai from structure to culture in the form of critical partners (bureaucracy); and Third, the role and pattern of kiai leadership as regulators or setters of socio-political changes have occurred in the social system unit. Post-independence (1945-1955), the kiai's religious capital which in turn brought the kiai to the top of the (pragmatic) platform of power politics, was the kiai's political-religious orientation as an effort to achieve positive cultural transformation.NIM.: 19201022011 Ach Riadi2022-02-17T07:02:15Z2022-02-17T07:02:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49249This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/492492022-02-17T07:02:15ZHUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SIRAMAN QALBU MNCTV DENGAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEBONPEDES ATAS METODE PENYEMBUHAN ALA USTADZ DHANUThis research entitled "The Relationship between the Intensity of Watching Siraman Qalbu MNCTV and the Kebonpedes Community Trust in Ustadz Dhanu's Healing Method" was made to find out how much intensity the Kebonpedes Community has in watching the Siraman Qalbu MNCTV Ustadz Dhanu, to find out how the Kebonpedes community believes in Ustadz Dhanu's treatment, and how the relationship between the two. The population used in this study is the Kebonpedes Community with a sample of 100 people.
Sources of analysis of this research data include primary and secondary data. Where the primary data used is direct research by distributing questionnaires to respondents and secondary data obtained from literature, journals, and other supporting data. The research instrument used was a questionnaire in the form of a questionnaire and documentation. Finally, the data collection techniques used in this study include instrument testing, normality test, linearity test, simple linear regression analysis, and F test.
Based on the results of the method used in this study, the intensity of watching Siraman Qalbu Ustadz Dhanu is quite large. This is evidenced by the correlation between the intensity and confidence of 67.8%. The majority of respondents believed in this healing method but did not practice it. This means that there is a significant influence in the relationship between the intensity of watching the Siraman Qolbu MNCTV program on the Kebonpedes community's belief in Ustadz Dhanu's healing method.NIM.: 14210103 Hariz Fahmi Ash-Shiddiqi2022-02-16T03:32:04Z2022-02-16T03:32:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49307This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/493072022-02-16T03:32:04ZK.H. ABDUL ROZAQ; PRESTASINYA DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN NURUL FALAH TEGAL RANDU SRUMBUNG MAGELANG TAHUN 1979-2017MPesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam. Sejarah pesantren merupakan bagian yang tak dipisahkan dari sejarah pertumbuhan masyarakat Islam Indonesia. Pada awal penyebaran Islam para tokoh Islam menggunakan pesantren sebagai sarana untuk mengenal ajaran-ajaran Islam. Lahirnya Pondok Pesantren Nurul Falah Tegal Randu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, pada awalnya merupakan respon terhadap gerakan gerakan kristenisasi dari kelompok kelompok atau agama lain. Latar belakang berdirinya pesantren ini diawali dengan sebuah keprihatinan seorang Kiai terhadap nasib kaum muda dan masyarakat pada umumnya yang hendak menghambakan diri kepada Allah SWT, namun tidak memiliki basis pengetahuan keagamaan yang kuat. Berdasarkan alasan itulah lalu muncul tokoh yang memperjuangkan nasib kaum muda dan masyarakat maka dari itu harus diketahui bagaimana sosok tokoh yang memperjuangkan serta bagaimana latar belakang berdirinya pondok pesantren dan bagaimana strategi K.H Abdul Rozaq dalam mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Falah Tegal Randu Srumbung Magelang
Untuk menguraikan hal di atas maka peneliti menggunakan pendekatan sosiologi, teori peranan sosial yang dikemukakan oleh Peter Burke. Selain itu peneliti menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi sehingga dapat membantu dalam mengungkapkan peristiwa secara kronologis, sistematis serta sesuai dengan fakta sejarah.
Hasil dari penelitian ini bahwa kiai Abdul Rozaq adalah sosok yang cerdas dan berasal dari keluarga yang agamis dan pejuang pendidikan sehingga wajarlah kalau selanjutnya ia mendirikan Pondok Pesantren Nurul Falah. Sebelum berdirinya pondok pesantren, sudah ada majlis taklim dengan sistem pengajarannya secara ribathiah. Sementara itu strategi K.H Abdul Rozaq dalam mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Falah di bidang lembaga Pendidikan (mendirikan Mts, MA, Madrasah Diniyah), di bidang ekonomi dengan mendirikan koperasi simpan pinjam, dan di bidang pengelolaan manajemen pondok pesantren adalah mampu mengorganisasikan kinerja secara transparanNIM.: 14120104 Fuad Naim Baihaqi2022-02-16T02:41:04Z2022-02-16T02:42:00Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49329This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/493292022-02-16T02:41:04ZMODUL PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (GPAI)Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan pelatihan
penguatan dan peningkatan kapasitas bagi Guru Pendidikan
Agama Islam (GPAI) baik secara pedagogic, humanism maupun
wawasan berbangsa dan bernegara yang telah dirancang oleh
INFID bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka)
Yogyakarta dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia
(AGPAII) Modul ini juga dirancang untuk pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI), memperluas aktor Gerakan Islam toleran
dan damai, membangun narasi alternatif (penguatan wawasan
keislaman, ideologi Pancasila, kebangsaan dan kearifan local,
serta menguatkan kompetensi pengembangan komunitas
bagi GPAI, sehingga diharapkan mampu mengembangkan
pengajaran PAI secara kritis, moderat dan metodis sebagaimana
prinsip Islam Rahmatan lil ‘Alamin (ISRA)- Abdur Rozaki, dll2022-01-24T07:02:50Z2022-01-24T07:02:50Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48883This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/488832022-01-24T07:02:50ZPRIBUMISASI PEKERJAAN SOSIAL : MENGULIK PRAKTIK INTERVENSI PENGOBATAN MELALUI USTAD/KYAI PADA MASYARAKAT PANTI KABUPATEN JEMBERPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Mengulik Praktik Intervensi Pengobatan melalui Ustad/Kyai pada Masyarakat Panti Kabupaten Jember. Adapun fokus penelitian ini yakni terkait latar belakang masyarakat memilih meminta tolong kepada Ustad/Kyai, dan bagaimana proses intervensi yang dilakukan oleh Ustad/Kyai ketika melakukan praktiknya. Sudah kita ketahui bahwa setiap wilayah tentunya memiliki sosok penyembuh lokal seperti Ustad/Kyai di Panti-Jember, menurut masyarakat Panti Kab. Jember sosok Ustad/Kyai memiliki posisi yang tinggi baik dalam kasta ataupun dalam struktur bermasyarakat. Karena menurut pandangan masyarakat Panti Kab. Jember seorang Ustad/Kyai memiliki kekhususan atau kemampuan yang tidak dimiliki oleh masyarakat umum. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh Ustad/Kyai sebagai seorang penyembuh lokal, dalam membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, itu berasal dari keturunan/ warisan, juga berasal dari hasil belajar kepada seseorang yang memiliki keahlian dalam hal penyembuhan, serta didapati melalui mimpi. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-kualitatif, untuk memperoleh data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi, subyek penelitian adalah Ustad/Kyai yang melakukan praktik pertolongan dan masyarakat Desa Panti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi masyarakat lebih percaya untuk meminta tolong kepada Ustad/Kyai; a) Keyakinan Masyarakat terhadap Kekuatan Supranatural dan Kemampuan Ustad/Kyai, b) Faktor Ekonomi, c) Kondisi pandemic, d) Penafsiran Mimpi. Dalam melakukan praktiknya Ustad/Kyai di Kab. Jember tidak melibatkan siapapun (seperti roh-roh nenek moyang, dll), akan tetapi jika kehadiran keluarga masih dibutuhkan. Dalam artian mereka murni menggunakan kekuatan do‘a, pembacaan ayat-ayat suci al- Al-qur,an serta amalan-amalan yang diyakini mengandung kekuatan Tuhan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pasien baik psikis maupun fisik. Adapun salah satu model pertolongan yang digunakan oleh Ustad/Kyai dalam melakukan intervensi terhadap pasiennya adalah dengan menggunakan sebuah terapi; seperti halnya terapi melalui bacaan ayat-ayat al-qur‘an maupun do‘a-do‘a, bimbingan ataupun konseling, pengobatan tradisional seperti bekam, dan lain-lain. Dalam praktiknya mulai dari membangun relasi hingga penanganan itu dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat yakni saat pertama kali tatap muka dan bagian tubuh yang terasa sakit ketika dipegang. Pada saat itu juga Ustad/Kyai akan menentukan penanganan yang sesuai dengan keluhan pasien.NIM.: 18200010212 Siti Humairoh, S.Sos2022-01-24T06:55:25Z2022-01-24T06:55:25Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48881This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/488812022-01-24T06:55:25ZPOLITIK KRISIS EKOLOGI: RESPON KIAI DAN PESANTREN TERHADAP WACANA KRISIS LINGKUNGAN DI SUMENEPTesis ini mengkaji tentang krisis ekologi di Sumenep, Madura. Fenomena krisis ekologi,
yang terjadi di Sumenep dalam 10 tahun terakhir, tidak dapat dilepaskan dari gerakan lingkungan
yang diinisiasi oleh kiai dan pesantren. Gerakan lingkungan kiai dan pesantren, merupakan sebuah
bentuk respon terhadap apa yang mereka sebut sebagai krisis ekologi. Dalam hal ini, kiai dan
pesantren, menjadi orkestrator yang menentukan terhadap wacana krisis ekologi di Sumenep.
Kemudian, studi ini diletakkan dalam dinamika lanskap politik lokal Sumenep, yang berubah total
saat ini. PDI Perjuangan, untuk pertamakalinya sejak Pasca Reformasi, berhasil mendominasi PKB
yang berafiliasi dengan kelompok-kelompok kiai dan pesantren, yang terbukti membantunya
bercokol di puncak kekuasaan, dalam rentang waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu, situasi
politik ini, menjadikan gerakan lingkungan kiai dan pesantren, sangat sulit untuk dihindarkan dari
aroma kekecewaan dan kepentingan politik sektoral. Kritik keras gerakan lingkungan kiai dan
pesantren, ditujukan kepada pemerintah di bawah tatanan politik baru, dengan melemparkan
wacana Perda RTRW 2013-2033, sebagai kebijakan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Walaupun pada kenyataannya, Perda ini diproduksi oleh PKB di bawah pimpinan kiai Busyro
Karim, yang sebelumnya dibiarkan oleh kiai dan pesantren.
Pada posisi ini kemudian, gerakan lingkungan kiai dan pesantren, tampak lebih berhasrat
menyeret wacana krisis ekologi ke dalam ranah dimensi politik. Akibatnya, diskursus tentang
ekologi di Sumenep, tidak mampu diletakkan ke dalam konteks wacana yang lebih luas atau global
oleh kiai dan pesantren, misalnya ke dalam wacana antroposen atau SDG’s, dan lain sebagainya.
Motivasi gerakan hijau, yang dimobilisasi oleh kiai dan pesantren oleh sebab itu, tidak
menghasilkan sebuah diskursus baru tentang lingkungan di Sumenep, serta tidak mampu
mengedukasi masyarakat secara lebih luas terhadap kesadaran lingkungan.
Penelitian ini merupakan studi kualitatif, dengan mengkaji data yang digali dari beberapa
informan, observasi offline dan online diskusi lingkungan di Sumenep. Tesis ini, menunjukkan
bahwa, gerakan lingkungan yang dimotori oleh kiai dan pesantren pada satu sisi, dapat menjadi
sebuah gerakan yang mendorong kesadaran lingkungan secara lebih luas di tengah masyarakat
Sumenep. Akan tetapi di sisi yang lain, gerakan lingkungan kiai dan pesantren, tidak bisa
dilepaskan dari kepentingan politik lokal Sumenep. Wacana krisis ekologi, di dalam masyarakat
religius Sumenep oleh karena itu, tidak bertumbuh menjadi sebuah diskursus baru. Ia tidak dapat
menerangkan bahwa, krisis ekologi di Sumenep merupakan sebuah fakta empiris, dan benar-benar
merugikan masyarakat kecil, seperti petani dan nelayan. Kenyataan ini, merupakan sebuah fakta
bahwa, gerakan lingkungan kiai dan pesantren, tidak mampu merekonstruksi stand of crisis
masyarakat terhadap lingkungan. Sehingga, upaya kiai dan pesantren untuk membangun kesadaran
lingkungan, hanya meNIM.: 18200010181 Shohebul Umam2022-01-24T04:05:13Z2022-01-24T04:13:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48848This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/488482022-01-24T04:05:13ZKIAI KAMPUNG: MEDIA BARU, PENERIMAAN DAN OTORITAS DI DESA WATUKARUNG PACITANaIn recent years, the relationship between religious authorities and new media has been heavily discussed by many researchers. Some figures use new media as a field to build their popularity or as a means to preach, such as uploading videos of regular religious learning (pengajian). Different from ulama who use new media for da'wah, peripheral authorities, such as the local religious leaders (kiai kampung) in Watukarung, Pacitan, who only take care of the langgar or mosque in their village and around it, even use the new media as a source of information for them. Based on this narrative, this thesis attempts to re-examine the relationship between religious authorities and new media by focusing attention on the kiai kampung. In this thesis, the researcher has three important questions that are the subject of discussion, namely a) how does the kiai kampung preach following their contact with new media? b) how is the community's acceptance of the da'wah of the kiai kampung? and c) what is the impact of the da'wah on the authority of the kiai kampung?
In this research which is still within the scope of religious authority, the researcher also includes the theory of religious authority in a power from Max Weber. To gather the data, the researcher made several visits to the village of Watukarung. In the village, the researcher met some main informants, such as the kiai kampung, and other informants who could be considered as ordinary people without authority. During the visit, the researcher sought information through casual conversation that was informal in nature and was also equipped with supporting documentation. After getting all the information, the researcher also sought additional information from several websites.
Based on the combination of offline and online observations, this thesis shows that the kiai kampung utilizes a new media in the form of YouTube by accessing Gus Baha' videos of religious learning as a source or material for da'wah that will be delivered to the local village community through Friday sermons and religious lectures during the regular Islamic study group (pengajian) organized by local village women. In addition, he also often slips his messages when chatting casually "njagong". The response or acceptance of the village community to the da'wah of the kiai kampung has two models, namely active acceptance and passive acceptance. However, the results of the da'wah carried out by the kiai kampung were able to strengthen their charisma and authority in the community, both in the religious field and in the local governmentNIM.: 17200010025 Hasbulloh Alfian F.D., S.S.2022-01-21T04:30:56Z2022-01-21T04:30:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48785This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/487852022-01-21T04:30:56ZPENGARUH ORGANISASI IKATAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (IGRA) DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU RA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN DELI SERDANGThis research is motivated by the difficulties experienced by teachers. These difficulties include the learning system that often changes. In addition, government policies were not conveyed. This affects the teacher's performance. Therefore, these problems can be solved through the organization of the Raudhatul Athfal Teachers Association (IGRA) and the transformational leadership of the principal. The purpose of the study was to determine the effect of the Raudhatul Athfal Teacher Association (IGRA) organization and the principal's transformational leadership on the performance of RA teachers.
The research method uses a survey method with a quantitative approach. The research population was 1909 teachers and a sample of 95 respondents consisted of RA teachers in Deli Serdang Regency. Data collection techniques using documentation studies and questionnaire techniques filled through the google form application. The data analysis technique used multiple linear regression analysis.
The results showed that the calculated F value was 40,496 while the table F value was 3,10. Then it is known that the calculated F value > F table with a significance value of 0.000 <0.05. Therefore, it was concluded that the organizational variable of the Raudhatul Athfal Teachers' Association (IGRA) and the transformational leadership of the principal simultaneously (simultaneously) had a significant effect on the performance of RA teachers.NIM.: 19204030034 Novi Cynthia Yusnita2022-01-21T02:34:22Z2022-01-21T02:34:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48766This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/487662022-01-21T02:34:22ZPROBLEMATIKA GURU PAI MIS ISLAMIYAH SUNGGAL DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19This research is based on the problem of online learning experienced by PAI MIS teacher Islamiyah Sunggal. This school is an option because the effectiveness of online learning is not effective, it is due to the limitations of facilities and other support. The purpose of this study is to discuss the problem of PAI teachers in MIS Islamiyah Sunggal in the implementation of online learning during the Covid-19 pandemic and its solutions. Academic analysis of pai learning problems online and solutions based on data in the field contribute to the development of PAI learning.
This type of research is field research with a descriptive qualitative approach. The subject of the study consisted of Islamic religious education teachers, principals and several class I-VI learners. The data collection techniques used are observation, interview, documentation and triangulation. Discourse analysis is used as a method in the analysis of research data.
The results of this study showed that: (1) The implementation of online learning in MIS Islamiyah Sunggal uses whatsapp application as a learning medium. Educators and learners are members of whatsapp groups based on the class of learners. The learning process is done through whatsapp, starting from the provision of materials in the form of videos, photos, modules and summary sketches, about exercises and also other tasks. (2) The problem of PAI MIS teacher Islamiyah Sunggal in online learning includes external and internal problems. Internal problems of learners who are apathetic (indifferent) during the learning process, irregular and structured learning situations, lack of understanding of the material delivered and assessment of learning outcomes that are not objective because parents participate in completing the student's tasks. The solution is for teachers to create fun learning by increasing creativity and teaching skills in designing subject matter, improving classroom management techniques and giving reprimands, collaborating and intensification of communication with parents to provide supervision and control over learners, improving the quality of competence in teaching in using methods, media and strategies by utilizing technology (ICT). Assessment is done through aspects of discipline and class activity. External problems are the limitations of learning advice, namely mobile phones and uneven internet network stability and the large need for internet quotas for learners. The solution is to have learners come directly to school to be given guidance and direction, provide assistance means such as internet quota assistance from the government or from school operational assistance funds or conduct limited meetings at school or at the teacher's home.NIM.: 19204010125 Muhammad Alpin Hascan2022-01-21T02:18:29Z2022-01-21T02:18:29Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48763This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/487632022-01-21T02:18:29ZPERAN PARTAI POLITIK DALAM MEMAJUKAN PENDIDIKAN ANALISIS PERAN PARTAI GOLKAR DALAM PROGRAM INSENTIF GURU MADRASAH DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANTUL.The problem of teacher welfare is a crucial problem that must be resolved immediately. Various parties must be involved in finding solutions to these problems. Including political parties that are the mouthpiece of the people in a democratic system. The Golkar Party is one of the major parties with a large number of supporters. As a political party with a large mass of people, the Golkar party must be involved in finding a solution through effective policies to improve the welfare of madrasa teachers. The formulation of the problem in this study are 1) What is the role of the Golkar party in the Madrasah Teacher Incentive Social Program in Bantul Regency and 2) Why does the Golkar party play a role in the Madrasah Teacher Incentive Social Program in Bantul Regency?
This research is a qualitative research with descriptive analysis technique. The method of data collection is done by interview and documentation. Interviews were conducted with the head of the Golkar Party DPD in Bantul Regency, Head of the Ministry of Religion in Bantul Regency, madrasa teachers in Bantul Regency, and school principals in Bantul Regency, while the documents used in the study were documents related to madrasa teacher incentive policies such as Decrees, regional regulations on madrasa teacher incentives and other related supporting documents.
The results of this study indicate that 1) the Golkar Party plays a very important role in the madrasa teacher incentive program. There is a main role of the Golkar Party in the madrasa teacher incentive program, namely the role of the Golkar Party in the party aspect and the role in the aspect of being a people's representative in the legislature. 2) The reason the Golkar party plays a role in the madrasa teacher incentive program is due to two reasons, namely first, wanting to improve the welfare of teachers which is still very low and carrying out the vision of the Golkar party, namely wanting to prosper the community.NIM.: 19204010122 Khoiri Mustafa2022-01-14T07:00:34Z2022-01-14T07:00:34Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48513This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/485132022-01-14T07:00:34ZNILAI-NILAI DEDIKASI GURU YANG TERKANDUNG DALAM FILM GURU-GURU GOKIL DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAIKualitas hasil pendidikan sangat ditentukan oleh kepribadian guru, karena guru dalam proses belajar mengajar tetap memegang peranan penting, posisi guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan dengan alat atau teknologi, teknologi merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sebab dalam proses belajar mengajar lebih diutamakan unsur manusiawinya seperti sikap, nilai, perasaan, motivasi, kepribadian, karakter, kebiasaan, yang mendukung dan diharapkan dilaksanakan oleh siswa setelah proses belajar mengajar selesai. Dengan kata lain teknologi dapat menjadi alat belajar materi tapi tidak dengan sikap dan kepribadian.
Skripsi ini termasuk kepada penelitian Literer atau kepustakaan dengan sumber penelitian yang digunakan adalah Disk film guru-guru gokil yang disutradarai oleh Sammaria sari simanjuntak, dirilis pada 17 Agustus 2020 dan sumber pendukung lainnya. Untuk teknik analisis data yang digunakan pada skripsi ini terdiri atas reduksi data, penyajian data (display data) dan menarik kesimpulan (conclusion drawing).
Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa nilai dedikasi yang ada dalam film yakni a) keberadaannya bermakna b) Tujuan utama mengabdi bukan materi c) Mampu menginspirasi orang lain d) Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi sesuai dengan indikator kompetensi kepribadian guru PAI yakni a) Tindakan yang sesuai dengan kebudayaan nasional Indonesia, serta indikator penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyrakat, b) kepmilikan kepribadian atas penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, c) penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, d) penghormatan terhadap kode etik guru.Kualitas hasil pendidikan sangat ditentukan oleh kepribadian guru, karena guru dalam proses belajar mengajar tetap memegang peranan penting, posisi guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan dengan alat atau teknologi, teknologi merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sebab dalam proses belajar mengajar lebih diutamakan unsur manusiawinya seperti sikap, nilai, perasaan, motivasi, kepribadian, karakter, kebiasaan, yang mendukung dan diharapkan dilaksanakan oleh siswa setelah proses belajar mengajar selesai. Dengan kata lain teknologi dapat menjadi alat belajar materi tapi tidak dengan sikap dan kepribadian.
Skripsi ini termasuk kepada penelitian Literer atau kepustakaan dengan sumber penelitian yang digunakan adalah Disk film guru-guru gokil yang disutradarai oleh Sammaria sari simanjuntak, dirilis pada 17 Agustus 2020 dan sumber pendukung lainnya. Untuk teknik analisis data yang digunakan pada skripsi ini terdiri atas reduksi data, penyajian data (display data) dan menarik kesimpulan (conclusion drawing).
Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa nilai dedikasi yang ada dalam film yakni a) keberadaannya bermakna b) Tujuan utama mengabdi bukan materi c) Mampu menginspirasi orang lain d) Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi sesuai dengan indikator kompetensi kepribadian guru PAI yakni a) Tindakan yang sesuai dengan kebudayaan nasional Indonesia, serta indikator penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyrakat, b) kepmilikan kepribadian atas penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, c) penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, d) penghormatan terhadap kode etik guru.NIM.: 17104010052 M. Firman Hidayat2022-01-13T08:10:58Z2022-01-13T08:10:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48475This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/484752022-01-13T08:10:58ZUPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH MELATI PUTIH TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTULPendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting bagi kehidupan anak,dengan pemberian rangsangan yang baik maka seluruh aspek perkembangan anak akan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Hal lain yang mempengaruhi kelancaran jalannya pendidikan yakni peran guru dalam proses pendidikan itu sendiri. Guru harus bisa mengarahkan dan memfasilitasi anak sesuai dengan kemampuan yang anak miliki. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak akan terulang dimasa yang akan datang.Pada masa emas tersebut anak usia dini memiliki keinginan belajar yangluar biasa. Setimulus yang tepat dari orangtua, guru maupun lingkungan sekitar anak harus diberikan untuk mengembangkan kemampuan, kreativitas dan keberbakatan anak. Kreativitas anak yang distimulus sejak dini berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Anak yang memiliki kreativitas dapat menjadikannya sosok mandiri dan kuat sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan keadaan yang penuh dengan tantanganserta kemajuan yang pesat dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.NIM.: 14430010 Eni Nur Safitri2022-01-13T08:02:57Z2022-01-13T08:06:56Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48474This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/484742022-01-13T08:02:57ZUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI AKHLAK MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI DI TK SUNAN GUNUNG JATI NGRAME KASIHAN BANTULMeningkatkan nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak usia dini perlu di berikan stimulus yang baik. Sebagai seorang guru dalam memberikan stimulus kepada anak-anak saat kegiatan pembelajaran dapat menjadikan daya tarik tersendiri bagi anak dalam meningkatkan nilai-nilai akhlak. Dengan metode cerita ini cukup efektif untuk meningkatkan daya ingat anak usia dini. Hal ini perlu meningkatkanpembelajaran nilai-nilai akhlak seperti aga dan moral .
Penelitian ini merupakan tindakan kelas, penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai mingkatkan nilai-nilai akhlak seprti agama , moral sesuai dengan ajaran di sekolah, dan proses meningkatkan nilai- nilai akhlak pada anak usia dini sebagaimana proses yang dapat diterapkan dengan benar dan tepat.
Hasil penelitian ini menujukan (1) peningkatan nilai-nilai akhlak ketika melalui pra tindakan kategori berkembang sesuai harapan 7,5%. (2) penerapan metode bercerita terbukti dapat meningkatkan nilai-nilai akhlak, hal ini dapat dilihat dari kategori rendah pada siklus I menjadi kategori tinggi pada siklus II. Hal ini terbukti bahwa dapat meningkatkan nilai-nilai akhlak dengan melalui dua siklus dan sesuai dengan apa yang di harapkan.NIM.: 14430009 Anis Sulistianingrum2022-01-11T08:11:58Z2022-01-11T08:11:58Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48333This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/483332022-01-11T08:11:58ZFENOMENOLOGI TRANFORMASI DAKWAH: KIAI, RELASI GENDER DAN PERUBAHAN SOSIALSebagaimana yang kita ketahui bahwa lingkungan santri masih tabu terhadap akses
pengedukasian tentang kesetaraan dan keadilan gender, hingga terjadi subordinasi
gender didalamnya. Sosok santri; kiai tidak jarang disebut “kolot”, “primitif” dan
konservatis terhadap agama, hingga penolakan terhadap kajian-kajian modernitas,
seperti feminisme. Produk ilmiah disertasi Clifford Geertz tentang Religion of Java
(1960), menjadi salah satu bukti adanya stigma atas diri santri dan kiai yang hanya
berkutat pada hal-hal konvensional, tradisional dan kaum taat-tekstual. Hingga
sampai abad 20 menjadi abad lahirnya kembali konservatisme agama di beberapa
negara di dunia, tak terlepas di Indonesia, seperti fundamentalisme agama; maraknya
gaya hidup syariah, berbasis halal, massifnya poligami, dan orientasi politik khilafah.
Sehingga pembahasan terkait peran kiai sebagai entitas seorang santri yang
transformatif dari salah satu sisi perlu diungkap, dalam kajian gender misalnya.
Mulai dari bagaimana bangunan nalar berfikir kiai terhadap keadilan gender, hingga
membaca aktivitas dakwahnya yang mencerminkan keadilan gender. Maka,
penelitian lapangan (field research) ini difokuskan pada diri kiai yang bernama KH.
Muhammad Husaini yang memiliki Majelis Taklim dan Sholawat Al Khair Wal
Barokah di Pekalongan dengan ratusan santri didalamnya. Penelitian kualitatif ini
ditempuh melalui analisis fenomenologi - komunikasi, yaitu membaca fenomenafenomena
yang ada di dalam diri Kiai, baik proses produksi pesan dakwahnya
kepada santri, hingga aktivitas-aktivitas di dalam Majelis Taklimnya yang menjadi
wujud dakwahnya tersebut.
Melalui teknik partisipatoris dengan melibatkan diri penulis secara langsung bersama
objek penelitian, dan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi mampu
menghasilkan beberapa bukti adanya kredibilitas kiai terhadap pesan-pesan keadilan
dan kesetaraan gender, seperti pemahaman kiai yang didapat dari historisnya,
keilmuwan yang memiliki sanad, serta penggunaan nalar berpikir yang kompleks
(bayani, burhani, irfani). Selain itu, adanya bentuk-bentuk pesan dakwah di dalam
majelis taklim yang responsif terhadap gender, seperti sistem dan aturan yang adil
dan setara, penjelasan-penjelasan yang tidak mendiskreditkan keduanya, kebijakan
yang mengeksplorasi potensi kedua gender, serta ditemukannya perubahanperubahan
sosial baik dalam diri santri maupun masyarakat sekitar yang semakin
memperkuat keberadaan transformasi dakwah oleh kiai. Baik transformasi kiai
terhadap perubahan sintesa tentang sosok santri; kiai yang diungkap oleh Geertz
lampau, maupun pengungkapan peran ganda kiai sebagai wujud transformasi dakwah
itu sendiriNIM.: 19202012016 Nur Kumala2022-01-06T05:26:53Z2022-01-06T05:26:53Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/48049This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/480492022-01-06T05:26:53ZPERAN USTAD DALAM DOMINASI KYAI DI DESA LARANGAN
BADUNG, KECAMATAN PALENGAAN, KABUPATEN PAMEKASANMasyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang religius, dan tokoh
agama merupakan tokoh yang sangat dihormati terutama figur kyai, selain kyai
juga terdapat sosok yang dihormati yaitu ustad, keberadaan ustad sebagai alumni
pesantren disambut baik guna memberi pengetahuan keislaman di tengah
masyarakat, namun kekuasaan selalu diperebutkan, realitas tersebut menyediakan
ruang bagi terjadinya kontestasi antar ulama lokal. Penelitian ini bertujuan
mengungkap peran ustad di tengah masyarakat sebagai studi keagamaan.
Persoalan yang menjadi fokus penelitian adalah Bagaimana kontestasi terbentuk
antar kyai dan ustad dalam masyarakat lokal?, serta Apa resolusi yang dapat
meredam konflik kharisma atar keduanya (kyai, ustad)?.
Teori yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah teori
Henry Lifebvre mengenai sirkulsi yang akan menjabarkan mengenai produksi
ruang dalam interaksi sosial, dan juga akan menggunakan teori Pierre Bourdieu
mengenai modal sosial yang dimiliki ustad sebagai agen dan sebagai pelengkap
teori kharisma akan dipakai untuk melihat pengaruh kekuatan religius yang
dimiliki ustad. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan
menggunakan metode pengalaman individu yang secara langsung terlibat di
dalamnya yaitu “live history” dengan demikian proses interview, observasi dan
dokumentasi setidaknya akan melakukan beberapa hal yaitu: mengkaji cacatan
harian atau memoar empat orang ustad yang akan menjadi objek penelitian,
biografi, barang-barang koleksi dan foto-foto, beserta tulisan informan (jika ada).
Untuk analisis data menggunakan metode deskriptif dan penjelasan.
Hasil penelitian ini memaparkan bahwa kehadiran ustad ikut menyertai
perubahan terutama sosial keagamaan dan secara aktif menghidupkan ruang
interaksi melalui majlis ta’lim, pembagunan masjid dan madrasah sebagai sarana
pendidikan di lingkungan masyarakat desa Larangan Badung. Namun, tidak
semua alumni pesantren memiliki kesempatan untuk menjadi ustad, mereka harus
memiliki modal dan keunggulan untuk terjun di masyarakat, disinilah kemudian
mereka saling berebut pengaruh agar keberadaannya diakui. Kontestasi yang
berlangsung antar tokoh agama tersebut dapat diredam melalui sistem zonasi
dimana terdapat pembagian wilayah dakwah didalamnya berdasarkan kesepakatan
yang secara alami terbentuk.NIM.: 17205010031 Khoirun Nisa Urrozi2022-01-06T05:23:49Z2022-01-06T05:23:49Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47963This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/479632022-01-06T05:23:49ZKORELASI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU
BAHASA ARAB ABAD 21 DAN PEMBELAJARAN BELAJAR BAHASA ARAB KOMUNIKATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB KOMUNIKATIF SISWA MAN 1 KOTA PEKALONGANPenelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan abad 21 yang menuntut setiap siswa mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Sebab bahasa Arab termasuk ke dalam bahasa resmi yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa sekaligus bahasa komunikasi masyarakat Islam. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya guru bahasa Arab melaksanakan pembelajaran bahasa Arab komunikatif untuk mengantarkan siswa pada kompetensi komunikatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi guru bahasa abad 21 yang dikembangkan oleh Nastiti, teori pembelajaran bahasa Arab komunikatif B. Bala Nagendra Prasad dan Teori kompetensi komunikasi Canale dan Swain.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana persepsi siswa mengenai kompetensi guru bahasa Arab abad 21? (2) Bagaimana persepsi siswa mengenai pembelajaran bahasa Arab komunikatif? (3) Bagaimana prestasi belajar bahasa Arab komunikatif siswa? (4) Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi guru bahasa Arab abad 21 dengan prestasi belajar bahasa Arab komunikatif siswa MAN 1 Kota Pekalongan? (5) Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi siswa mengenai pembelajaran bahasa Arab komunikatif dengan prestasi belajar bahasa Arab komunikatif siswa MAN 1 Kota Pekalongan? (6) Apakah terdapat korelasi yang
signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi guru bahasa Arab abad 21 dan pembelajaran bahasa Arab komunikatif dengan prestasi belajar bahasa Arab komunikatif siswa MAN 1 Kota Pekalongan?
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data tersebut dengan survey angket. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis korelasi regresi.
Hasil penelitian adalah: (1) Siswa MAN 1 Kota Pekalongan memiliki
persepsi mengenai kompetensi guru bahasa Arab abad 21 yang tinggi dengan ratarata skor 93,9. (2) Siswa MAN 1 Kota Pekalongan memiliki persepsi mengenai kompetensi guru bahasa Arab abad 21 yang rendah dengan rata-rata skor 34,93. (3) Siswa MAN 1 Kota Pekalongan memiliki prestasi belajar bahasa arab komunikatif yang rendah dengan rata-rata skor 51,16. (4) Koefisien korelasi Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Bahasa Abad 21 (X1) dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif (Y) adalah 0,671 (rx1y = 0,671). Selain itu, nilai sign 2-tailed sebesar sebesar 0,000. Dengan demikian α = 0,05 lebih besar dari Sig atau 0.05 > 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Persepsi
Siswa Mengenai Kompetensi Guru Bahasa Abad 21 berhubungan secara signifikan dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif. (5) Koefisien Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif (X2) dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif (Y) adalah 0,634 (rx2y = 0,634). Selain itu, nilai sign 2-tailed sebesar 0,000. Ternyata α = 0,05 lebih besar dari Sig atau 0.05 > 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif berhubungan secara signifikan dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif. (6) Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Bahasa Abad 21 (X1) dan Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif (X2) dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif (Y) dengan koefisien korelasi adalah 0,691 (rx1x2y = 0,691). Selain itu, nilai sign 2-tailed sebesar sebesar 0,000. Ternyata α = 0,05 lebih besar dari Sig atau 0.05 > 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Bahasa Abad 21 dan Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif berhubungan secara signifikan dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif. Selain itu, berdasarkan grafik scatter plot, terlihat titiktitik plot data membentuk pola garis lurus dari kiri bawah naik ke kanan atas. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan yang linier dan positif antar variabel yang mana jika Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Bahasa Abad 21 (X1) dan Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Bahasa Arab Komunikatif (X2) mengalami peningkatan maka Prestasi Belajar Bahasa Arab Komunikatif akan meningkat pula (Y).NIM.: 17204020013 M. Fairuz Rosyid2022-01-03T07:53:31Z2022-01-03T07:53:31Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47839This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/478392022-01-03T07:53:31ZPENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MTs NEGERI 2 BANDAR LAMPUNGThis research has a background where the teacher is the most important element in the implementation of education. The teacher is a determining factor for the success of education. Teachers who master professional competence and have good work motivation can have an influence on the process and quality of student learning outcomes, thereby also influencing the improvement of the quality of education in Indonesia. This study aims to determine (1) the effect of teacher professionalism on teacher performance, (2) the effect of work motivation on teacher performance, (3) the joint effect of teacher professionalism and work motivation on performance. This research was conducted at MTs Negeri 2 Bandar Lampung. The background of this research is to obtain quality student learning processes and outcomes, of course, maximum teacher performance is needed. However, what happens in the field is that there are still teachers who are less than optimal in carrying out their duties, causing learning activities to be disrupted, so researchers discuss how the performance of MTs Negeri 2 Bandar Lampung teachers.
This research is a post expo facto research using quantitative research methods. The population of this research is all teachers at MTs Negeri 2 Bandar Lampung, totaling 86 teachers. The sampling technique used is random sampling with the intention that each subject has the same opportunity to be sampled. Data collection techniques were by using a questionnaire/questionnaire, and documentation. The validity test of the data used was the validity test and the reliability test. The analysis prerequisite test included normality test, and linearity test. The hypothesis test used a simple regression test, namely the analysis by comparing the value ofNIM.: 19204090011 Desi Kurniati2022-01-03T07:48:20Z2022-01-03T07:48:20Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47811This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/478112022-01-03T07:48:20ZKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBINAAN PERILAKU PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 TANAH JAMBO AYEEducators are figures to be followed and nurtured, because everything they did
would surely be imitated by their students. Thus, educators have to have a good
personal competence, in order to foster students behavior. Many educators want
their students to behave well, eventhough educators themselves lack of good
personal competencies. The purposes of this study are, first, to know the personal
competence of PAI educators at SMP Negeri 1 Tanah Jambo Aye. Second, to know
the efforts to develop the personal competence of PAI educators at SMP Negeri 1
Tanah Jambo Aye in fostering student behavior. Third, to find the problems faced
in fostering the personal competence of PAI educators at SMP Negeri 1 Tanah
Jambo Aye in fostering student behavior. Fourth, to know the personal competence
of PAI educators on the implications of fostering student behavior. This research is
based on a theory about the personal competencies and behavior of students. This
type of research is a qualitative research with a descriptive method. Sources of data
for this study were school principal, vice principal and PAI educators. Data
collection methods used are observation, interview, and documentation. The
wetness of the research data was carried out through a triangulation test. Data
processing and analysis techniques are carried out through three stages, which are:
data reduction, data presentation, data verification, and conclusionThis study found
that the personal competence of PAI teachers at SMP Negeri 1 Tanah Jambo Aye
was good in fostering the behavior of students. Teachers have a high sense of
responsibility and authority in carrying out their duties. Efforts to develop teacher
personality competencies are carried out by participating in various training
programs, both held in the school environment and outside the school. Another
effort is to actively evaluate fellow PAI teachers regarding the development of
learning information and the condition of students. Problems with the personal
competence of PAI teachers at SMP Negeri 1 Tanah Jambo Aye in fostering student
behavior are included the lack of participation and awareness of teachers in
coaching. The development of the teacher's personal competence also experienced
problems due to the limited competence of the coaches at SMP N 1 Tanah Jambo
Aye. The implications of the personal competence of PAI educators on the students
behavior development at SMP N 1 Tanah Jambo Aye are; giving advice to students,
practicing discipline in carrying out obligations as teachers, providing guidance on
religious values to students with problems, being honest in giving assessments and
having a sense of belonging and mutual concern for the school environment.NIM:. 19204010034 Teuku Hariski Munazar2022-01-03T07:40:22Z2022-01-03T07:40:22Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47782This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477822022-01-03T07:40:22ZPERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SECARA DARING PESERTA DIDIK KELAS IV SDN SINDUADI 1 YOGYAKARTAThe problems studied in this study are: (1) The impact of Covid-19 in SBdP Learning at SD Negeri Sinduadi 1 as well as the role of teachers to increase motivation to learn arts, culture and crafts of 4th grade students of SD Negeri Sinduadi 1 during the Covid-19 pandemic. (2) Supporting and Inhibiting Factors providing motivation for students' interest in learning online related to class 4 SBdP learning at SD Negeri SInduadi 1 during the Covid-19 pandemic.
This type of research is a qualitative research with a field research design. The data obtained in this study were taken from various sources, including class 4 SBdP teachers, class 4 students, and guardians of class 4 students. Data were collected through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used in this study include data reduction, data presentation and conclusion drawing. The technique of checking the validity of the data is using the triangulation method.
The results showed that the learning process due to the Covid-19 pandemic changed the learning process to online. Changes in the learning process have made many students less interested in learning SBdP. This is because SBdP learning has undergone many changes. To maximize and generate interest in SBdP learning as usual, teachers prepare special strategies in their learning, namely focusing on providing motivation to students, so that they are encouraged to achieve learning goals. Supporting factors in providing motivation to students during the pandemic are gadgets for teachers to convey motivation well and factors from teachers who provide motivation with the right strategy. The teacher as a motivator to students which aims to grow their intrinsic motivation. But there are still factors that hinder the provision of learning motivation to students because the students are separateNIM.: 17104080018 Ravi Dwi Ramandhika2022-01-03T07:37:09Z2022-01-03T07:37:09Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47754This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477542022-01-03T07:37:09ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA SD NEGERI PAGEDANGAN 02 KABUPATEN TEGALPendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan yang ada di SDN Pagedangan 02 sehingga menarik peneliti mengambil judul Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa SDN Pagedangan 02 adalah pada dasarnya guru sudah mencerminkan perilaku yang baik dan dapat dijadikan contoh atau teladan bagi peserta didik, akan tetapi sebagian dari peserta didik memang sulit untuk diarahkan secara langsung, sehingga memerlukan pembinaan akhlak pada peserta didik tersebut.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembinaan akhlak pada siswa SDN Pagedangan 02, serta metode yang digunakan dalam pembinaan akhlak apa saja yang dilakukan oleh guru dalam membina akhlak pada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa SDN Pagedangan 02. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penjamin keabsahan data dianalisis kemudian data dianalisis menggunakan triangulasi dan diambil kesimpulan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina akhlak pada siswa sudah dapat dikategorikan baik dalam pelaksanaannya, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah menerapkan metode keteladanan, nasehat dan pengawasan bagi siswa. Serta peran guru PAI di SDN Pagedangan 02 mencakup ketiga belas poin yang telah sesuai dengan teori yang diterangkan oleh Syaiful yaitu: guru sebagai kolektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelolaan kelas, mediator, supervisor, dan evaluator. 2) Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina akhlak siswa, yaitu: a) Memberikan bimbingan kepada siswa; b) Selalu mencontohkan perilaku yang baik seperti selalu mengucapkan salam, sopan, santun, disiplin; dan c) Memberikan semangat dalam belajar serta mengajarkan sikap rela berkorban. Faktor pendukung dalam membina akhlak pada siswa yaitu: a) Fasilitas; b) Pendidik; dan c) Peserta didik mudah dinasehati.NIM.: 17104010083 Aprilia Ajeng Pertiwi2022-01-03T07:35:59Z2022-01-03T07:35:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47735This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477352022-01-03T07:35:59ZSTRATEGI KEPEMIMPINAN KIAI MENGELOLA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK DI MTs MUTTAQIEN PSM TAKERAN KAB. MAGETANDi era modern ini banyak pesantren telah mengembangkan sistem pendidikanya dengan membuka madrasah- madrasah formal yang terintegrasi langsung dengan pesantren, hal itu dilakukan sebagai jawaban atas tantangan zaman. Selain itu, memetik mahfudhot khas pesantren yaitu “al-muhafadhotu „ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah” memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) yang berada di Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan juga menjadi salah satu pesantren yang mengembangkan Pendidikan Islam sebagai pondok pesantren juga mengikuti sistem Pendidikan Nasional yaitu dengan mendirikan madarsah formal yang menggunakan kurikulum Pendidikan Nasional, mulai dari tingkat RA sampai dengan MA, namun dalam penelitian ini penulis merujuk pada Madrasah Tsanawiyah Muttaqien (MTs Muttaqien) PSM Takeran.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (kualitatif) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah dengan reduksi data, display data, verifikasi, dan trianggulasi data, karena pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kepemimpinan Kiai dalam mengelola madrasah dalam meningkatkan mutu guru di MTs Muttaqien PSM Takeran Kab. Magetan. Tujuan Penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang memadai tentang strategi kepemimpina kiai mengelola madrasah dalam meningkatkan mutu pendidik di MTs Muttaqien PSM Takeran Magetan.
Hasil menunjukkan bahwa 1) Kiai PSM Takeran memiliki karakteristik karismatik yaitu sifat atau karakteristik kepribadian berasumsi bahwa seorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat-sifat atau karakteristik kepribadian yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin.
2) Strategi Kiai PSM Takeran dalam meningkatkan mutu pendidik di MTs Muttaqien – PSM Takeran mulai dari Rutinan Mujahadah Taubat, Musyawarah Kerja Bulanan dan Tahunan, Optimalisasi Koordinasi Stakeholder Madrasah, dan Penguatan Risalah Qaidah sebagai azas hidup setiap warga PSM yang salah satunya adalah pendidik di MTs Muttaqien maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya Kiai PSM Takeran dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia pendidiknya adalah dengan Strategy Implementation tujuan utamanya adalah rasionalitas tujuan dan sumber daya.NIM.: 14490102 Muhammad Heru Satriawan2021-12-14T02:31:16Z2021-12-14T02:31:16Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47729This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/477292021-12-14T02:31:16ZPERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DI TK IT CENDIKIA ACEH TENGAHInstilling spiritual intelligence in children is important to apply from an early age. The role of teachers and parents in instilling spiritual intelligence can shape children into good personalities such as being obedient in worship, and having good morals. That is why, there are three main focuses in this study; they are describing the importance of the role of teacher and parents, the implementation of the role of teacher and parents, the impact of the role of teacher and parents.
This research applies a qualitative study. The subjects in this study are teachers and parents. The data collection method is carried out through observation, interviews and documentation. Techniques used in data analysis are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Furthermore, to determine the validity of the data, the study uses triangulation with a variety of different data collection techniques to get data from the same source.
The results of this study indicate that (1) the role of teachers and parents in educating and guiding children plays crucial role and it needs cooperative work between teachers and parents for mutual relations. (2) the implementation of the role of teachers and parents in instilling children's spiritual intelligence through 6 methods namely exemplary methods, habituation, advice, attention and monitoring, rewards and punishment, telling stories. (3) The impact of the role of teachers and parents in cultivating spiritual intelligence, children are more obedient in worship and they become noble.NIM.: 17204030029 Wulan Suci Maghfirah2021-12-07T08:10:06Z2021-12-07T08:10:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47388This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/473882021-12-07T08:10:06ZKREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENDESAIN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS DIGITAL LEARNING DI SMP NEGERI 4 MAGETANIn some part of the world, digital learning can be considered a new trend begotten from the COVID-19 pandemic. The pandemic leaves every educational institution with no choice except to replace the traditional face-to-face learning method to the digital-based one. Having the pivotal roles in education, teachers need to equip themselves with the skills fitting to the digital era, so that they can better accommodate student’s learning experience despite the limitations inflicted by the pandemic. Departing from that situation, this research attempts to investigate teacher’s creativity in conducting digital-based learning, including its limitations as well as the potential strategies to promote teacher’s creativity.
In investigating the issue, this research used a qualitative method by employing three data collection methods, namely observation, interviews, and documentation. The data were then analyzed using the Moleong model through five analysis stages consisting of data review, data reduction, unit arrangement, classification, and data interpretation.
The results of data analysis show several important findings. First, the finding suggests that teacher’s creativity in designing digital-based learning model includes the making of lesson plans that accommodate digital-based learning, and then followed by the utilization of various learning applications that are in the trend to promote diverse online learning experiences. Moving to the second finding, this research concludes that on one hand, digital-based learning is mainly supported by IT infrastructures, effective communication between teachers, students, and parents, as well as the use of variety of learning models and good discipline. On the second hand, students’ reluctance, negligence, and poor Internet connection have become the impending factors to the success of digital-based learning. Lastly, the research finding indicates that teachers have made various attempts in improving their creativity regarding their IT mastery by attending multiple trainings, workshops, webinars, as well as initiating sharing sessions with fellow teachers of other subjects and conducting evaluations. Aside from that, the school management has also conducted Gnomio seminar and other training sessions, refined the communication quality among school members, and improved school facilities.NIM.: 19204010038 Luthfi Hibatullah2021-12-02T06:22:57Z2021-12-02T06:22:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45400This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/454002021-12-02T06:22:57ZETIKA GURU PERSPEKTIF K.H. HASYIM ASY’ARI DALAM KITAB ADAB AL-‘ALIM WA AL-MUTA’ALLIM
DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DALAM PERMENDIKNAS NOMOR 16 TAHUN 2007Penelitian ini membahas Etika yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam perspektif K.H. Hasyim Asy’ari dan relevansinya dengan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007. Kajian ini berangkat dari pentingnya etika dalam diri setiap orang, termasuk seorang guru. Karena diantara peran seorang guru ialah mencetak peserta didik yang berkarakter. Oleh sebab itu, untuk mencapai peran tersebut, terlebih dahulu seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang mencerminkan etika dan karakter yang baik. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya sumber pengetahuan dan menambah wawasan guru dengan memfokuskan pada topik etika guru dan kompetensi kepribadian guru.
Adapun metode penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian library reseach. Sedangkan metode pengumpulan datanya, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode analisis isi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa etika guru perspektif K.H. Hasyim Asy’ari yang telah dituliskan dalam kitab Adāb Al-‘Ālim wa Al-Muta’allim memiliki karakteristik cenderung pada etika praktis dengan disertai nilai-nilai religius dan sufistik. Adapun pemikiran tersebut dijelaskan oleh K.H. Hasyim Asy’ari ke dalam tiga bagian, yakni etika pribadi seorang guru, etika guru dalam proses belajar mengajar, dan etika guru terhadap murid. Sedangkan relevansinya dengan kompetensi kepribadian guru yang telah ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 yakni, keduanya sama-sama berorientasikan untuk menjaga martabat profesi guru melalui tiga hal. Pertama, mematuhi norma agama dan sosial. Kedua, menghiasi pribadi dengan etika dan akhlak terpuji. Ketiga, semangat dan tanggung jawab dalam menjalankan profesinya.NIM.: 17104010116 Ahmad Zainurrohim2021-12-02T03:22:38Z2021-12-02T03:22:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45391This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453912021-12-02T03:22:38ZKEPRIBADIAN GURU DALAM FILM
JEMBATAN PENSIL DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAMLatar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab diperlukan guru yang kompeten. Seorang guru yang ideal dituntut memiliki empat kompetensi antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dari keempat kompetensi tersebut, kompetensi kepribadian guru penting untuk disoroti karena kompetensi kepribadian guru sejatinya akan mempengaruhi ketiga kempetensi lainnya. Selain itu, kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran serta kepribadian guru yang berakhlak mulia juga akan menjadi teladan bagi peserta didiknya mengingat manusia adalah makhluk yang suka mencontoh. Apalagi bagi seorang guru Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan nilai-nilai agama idealnya memiliki kepribadian yang baik dan konsekuen antara ucapan dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian guru dalam film Jembatan Pensil dan menganalisis relevansi/kesesuaian antara kepribadian guru dalam film tersebut dengan kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research) yang membahas tentang kepribadian guru dalam film Jembatan Pensil dan relevansinya dengan kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam. Adapun dalam pengumpulan datanya menggunakan metode observasi dan dokumentasi yang didasarkan atas data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis isi (content analysis).Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kepribadian guru yang terdapat dalam film Jembatan Pensil antara lain bertakwa kepada Allah SWT, memiliki komunikasi efektif, sopan dan santun, tawadu’ atau rendah hati, sabar, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik, ikhlas, stabil dan optimis, bijaksana, tegas, berani, bertanggung jawab, memiliki sense of humor, dan inovatif, 2) Melihat kepribadian guru dalam film Jembatan Pensil jika dikaitkan dengan kompetensi guru PAI sangat relevan untuk menunjang pengembangan kompetensi kepribadian guru PAI. Hal ini karena kepribadian guru dalam film tersebut merinci dan mendukung konsep kompetensi kepribadian guru PAI dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.NIM.: 17104010095 Sari Asih2021-11-01T10:22:26Z2021-11-01T10:22:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46187This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/461872021-11-01T10:22:26ZPERAN GURU DALAM MENANAMKAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA DINI DI TK IT AZ-ZAHRA TAKENGON ACEH TENGAHStressing social-emotional of children is an important thing to implement from an early age. The role of the teacher in instilling social-emotional can make the children into good personalities such as being independent, responsible, helping, and sharing. There are 3 main focuses in this study, firstly to determine the importance of the role of teachers in instilling social-emotional in early childhood, secondly to determine the implementation of social-emotional cultivation in early childhood, and thirdly to determine the impact of the role of teachers in instilling social-emotional in young children.
This research I qualitative, the subjects of this research are the principal, educators, and students B5. The Methods of data collection using observation, interviews, and documentation. The techniques of the research are used in data analysis are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Furthermore, to determine the validity of the data using triangulation, with various data collection techniques to obtain data from the same source
The results of this study indicate that (1) the role of the teacher in educating children is important in shaping the behavior and knowledge that children learn. (2) implementation of the teacher's role in instilling children's social-emotional through exemplary methods, advice, storytelling, and habituation. (3) the impact of the teacher's role in instilling the children's social-emotional being more independent, obeying class rules, being responsible, helping, and being tolerant.NIM.: 18204030054 Hermawati2021-11-01T03:06:17Z2021-11-01T03:06:17Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46143This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/461432021-11-01T03:06:17ZPENGARUH PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BERSERTIFIKASI DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP HASIL PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KABUPATEN MAGELANGThis study aims to determine: (1) The effect of the professionalism of certified Islamic religious education (PAI) teachers on the results of the Teacher Performance Assessment (PKG). (2) The effect of teaching motivation on the results of Teacher Performance Appraisal (PKG). (3) The effect of the professionalism of certified Islamic religious education (PAI) teachers and teaching motivation on the results of the Teacher Performance Assessment (PKG).
This research is a quantitative research. The variables in this study were the professionalism of certified Islamic religious education teachers (PAI) and teaching motivation as independent variables, while the variable teacher performance appraisal (PKG) was the dependent variable. The population of this study is a certified Islamic education teacher at the junior high school level (SMP) in Magelang Regency, totaling 52 people. The data collection technique used a questionnaire. The analysis method used is multiple linear regression.
The results of this study indicate that: 1) Certified PAI teachers who fall into the category of very good PKG results are 52 teachers (100%). 2) There is a positive and significant effect of GPAI certification professionalism and teaching motivation on PKG results, the relative contribution (SR) of each independent variable, namely, professionalism of GPAI certification contributed 61.3% and teaching motivation contributed 38.7%. The effective contribution (SE) of each independent variable, namely, professionalism of GPAI certification contributed 38.6% and teaching motivation contributed 24.4%. The amount of effective contribution (SE) of the two independent variables to the dependent variable was 63%, while 37% was influenced by other variables not examined in this study.NIM.: 18204011006 Deny Rachman Arif2021-10-29T08:41:35Z2021-10-29T08:41:35Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46038This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/460382021-10-29T08:41:35ZKOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA ARAB KELAS VA DI MI SUNAN PANDANARAN SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana guru bahasa Arab melaksanakan pembelajaran di MI Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta ditinjau dari kompetensi pedagogiknya, yang meliputi memahami peserta didik, perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,mengevaluasi hasil belajar dan mengembangkan poptensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya, serta implementasi kompetensi pedagogik guru bahasa Arab dalam pembelajaran di MI Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif, dengan mengambil lokasi di MI Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, penjelasan data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Guru bahasa Arab di MI Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta sudah memenuhi sebagian besar indikator kompetensi pedagogik, namun masih terdapat catatan di beberapa komponen indikator 2. Implementasi kompetensi pedagogik guru bahasa Arab dalam pembelajaran di MI Sunan Pandanaran Sleman Yogyakarta meliputi a. Memahami karakteristik peserta didik dengan cara pendekatan terhadap peserta didik, komunikasi dengan wali murid, dan tingkat pemahaman peserta didik melalui pre test. b. Melengkapi tugas perencanaan pembelajaran. c. Dalam melaksanakan pembelajaran sudah memenuhi semua indikator yaitu keterampilan penguasaan kelas, membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan materi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan bertanya dan keterampilan melakukan variasi pembelajaran. d. Mengevaluasi hasil belajar mencakup tiga aspek. Pertama aspek kognitif yaitu tanya jawab, ulangan harian, UTS dan UAS. Kedua aspek afektif yaitu dengan melihat kondisi selama pembelajaran di kelas dan pekerjaan rumah. Ketiga aspek psikomotorik menilai dari keaktifan dan kontribusi siswa selama pembelajaran. e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dengan cara pendampingan, kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan dalam perlombaan.NIM.: 15420115 Muthi’ Mahin2021-10-28T04:37:12Z2021-10-28T04:37:12Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46033This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/460332021-10-28T04:37:12ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL (STUDI DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA)This research is motivated by: 1) advancing age development, where surveys say Indonesia’s internet users reached 196.7 million. And the average teens using the internet, asit happens in Junior High School 8 Yogyakarta, there are students whi feel the negative effects of the digital age. 2) the digital age have made the students to use gadget and to access anything they want easily.3) the role of Islamic education teachers in the digital age is essential to instilling religious values.
This research aims to describe the impact of the digital age on school students, a teacher’s strategy on instilling Islamic values in schools and other traditional Islamic values instilled in schools in the digital age. The research used field research type with analytic descriptive qualitative. The data sources of the research included: 1) head of the school, 2) three teachers, and 3) five students participants. In collecting the data, the reasearcher used obeservations, interview and documentation
The result of the research showed that: 1) the impact of the current digital age on participants in Junior High School 8 Yogyakarta it covers a few deviations like play excessive, courting, bullying and viewing of pornographic movies that cause a drop in school grades, but it can be minimized by a rule requiring that all cellphones taken to school be collected in the box that has been provided by a-first period teacher or homeroom teacher. 2) a teacher’s strategy or action in instilling the virtues of Islamic education on a protégé includes: preventative action, through reading the qur’an in the morning before beginning the first lesson, praying at dhuha, praying at dzuhur, the seven minute lecture and the glorious summary of the book akidah; repressive action, through guidance and counsel, establishes school discipline, application of sanctions and parent callings; and qurative actions, through suspension and return of students to parents. 3) the islamic religious values instilled in learners include I’tiqodiyah, through seven minute lecture, praying at dhuha, praying at dzuhur in school; Khuluqiyah values, bu implanting courtesy, discipline and abiding order; and Amaliyah values through reading the qur’an in the morning before beginning the first lesson, praying at dhuha, praying at dzuhur, the seven minute lecture and the glorious summary of the book akidah.NIM.: 18204010006 Izattul Isnaini2021-10-19T03:55:57Z2021-10-19T03:55:57Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45621This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/456212021-10-19T03:55:57ZTINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP JAMINAN PADA PEMBIAYAAN SERTIFIKASI GURU (PNS/ NON-PNS) PT. BPRS BANDAR LAMPUNGIn connection with the function of Islamic banks as an intermediary
institution in relation to providing financing facilities based on Islamic principles,
there are risks. To reduce this risk, UU No. 21 Concerining Islamic Banking
requires banks to participate in collateral in every provision of financing facilities.
Collateral is also a determining indicator used by banks to assess a customer’s
eligibility for the amount of financing to be provided. With this guarantee, the
Islamic bank will have convidence as a condition stipulated by the statutory
provisions concerning prudential standards to create confidence that the debtor
will fulfill his obligations. In this case the teacher certification sharia financing
facility at PT. BPRS Bandar Lampung only requires collateral in the form of a
savings book and an ATM. Based on this background, the authors propose two
problem formulations, namely how to review Islamic law on guarantees in the
form a savings book for certification allowance recipients along with an ATM on
the financing of teacher certification at PT. BPRS Bandar Lampung? And how a
positive legal review of guarantees in the form of a savings book for certification
allowance recipients along with an ATM on the financing of teacher certification
at PT. BPRS Bandar Lampung ?
Judging from the theme of the discussion in this study the author uses
research methods with this type of research belonging to the type of qualitative
research and field research, namely case studies at PT. BPRS Bandar Lampung
with juridical and normative research approaches. Data collection techniques in
this study using interview techniques, observation and documentation. The data
analysis technique used by the writer is qualitative descriptive analysis. In
analyzing the results of this study, the authors link guarantees on the financing of
teacher certification tith the guarantee of a saving book and ATM in terms of
Islamic law and positive law.
The guarantee in the form of a savings book for the recipient of the
certification allowance along with an ATM when viewed from Islamic law is not
a guarantee referred to by the Fatwa DSN MUI but guarantees in Islamic law do
not explain in detail what items/ objects can be used as collateral as in positive
law. The guarantee in the form of a savings book for the recipient of the
certification allowance along with an ATM if viewed from positive law is also not
included in the class of material guarantees based on the prevailing laws and
regulations in Indonesia, but the guarantee fulfills the precautionary principle
based on Law No. 21 of 2008 concerning Sharia Banking, namely banks have
confidence in the ability and willingness of a prospective customer to pay off the
financing facilities they receive.NIM.: 18203010029 Dian Kartika, S.E.2021-10-15T06:20:06Z2021-10-15T06:20:06Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45481This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/454812021-10-15T06:20:06ZPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTAPenelitian ini dilatar belakangi oleh sering terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, untuk itu suatu lembaga pendidikan sangat membutuhkan peraturan atau tata tertib untuk mengatur dan mendisiplinkan siswa. Berangkat dari hal tersebut, pokok permasalahan apa yang terjadi dalam kepatuhan tata tertib dan bagaimana peran yang diterapkan oleh guru PAI dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan kepatuhan yang siswa terhadap tata tertib sekolah, 2) mendeskripsikan peran guru PAI dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, 3) mendeskripsikan hasil dari peran guru PAI dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap Tata Tertib di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan melakukan pengumpulan data dari mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menujukkan : Pertama, kepatuhan tata tertib yang dilakukankan oleh siswa di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta sudah cukup baik, namun tingkat pelanggaran masih tergolong tinggi yaitu 65%, untuk itu masih perlu diadakan upaya peningkatan karena pelanggaran tata tertib siswa masih sering dilakukan. Pelanggaran tata tertib tersebut tidak muncul secara spontan dari dalam diri siswa, melainkan ada faktor dari dalam diri (internal) dan ada faktor dari luar (eksternal. Kedua, terdapat empat peran guru PAI dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, diantaranya guru sebagai teladan (uswah), guru sebagai fasilitator, guru sebagai motivator, guru sebagai evaluator. Ketiga, hasil peran yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta yaitu, memberikan teladan dalam hal berpakaian serta masuk dan keluar pelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan sehingga dapat di teladani oleh siswa, memfasilitasi siswa bila ada yang melanggar yaitu berkonsultasi dengan guru BK untuk mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh siswa sehingga guru PAI dapat melakukan pendekatan personal untuk mengetahui sebab dan akibat siswa melanggar tatatertib, memotivasi dan mendorong siswa dalam hal pelanggaran yang dilakukan, evaluasi terhadap hasil belajar dan kegiatan siswa diluar kelas sehingga mengetahui nilai akhir siswa dan kegiatan yang merugikan siswa di luar kelas perlu dilaksanakan evaluasi kembali.NIM.: 16410020 Rifdathunnisa2021-10-13T06:22:06Z2021-10-29T04:09:38Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45371This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/453712021-10-13T06:22:06ZPERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN WALI KELAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PEUREULAK, ACEH TIMUR)Pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi setiap aspek kehidupan manusia, tidak
hanya terbatas pada perekonomian dan psikologis manusia, namun juga pada
pendidikan. Kini, pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah melalui
kebijakannya agar anak-anak tetap belajar, walaupun dari rumah. Hal ini
dilakukan demi kesehatan peserta didik dan untuk tetap mempertahankan serta
meningkatkan mutu pendidikan bagi generasi bangsa. Pendidikan saat ini sangat
tergantung pada tanggung-jawab dan peran para pendidik. Karena itu, dalam
menanggapi hal ini, peneliti meneliti pendidikan yang ada di SMA Negeri I
Peureulak, Aceh Timur, bertujuan untuk melihat mengapa peran guru bimbingan
dan konseling (BK) dan wali kelas dalam proses pembelajaran di masa pandemic
Covid-19 di SMA Negeri 1 Peureulak dianggap krusial untuk mengatasi
problematika siswa dan meningkatkan performa belajar . Selain itu, penelitian ini
fokus pada metode-metode apa yang digunakan oleh guru bimbingan dan
konseling dan wali kelas dalam proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Proses
penggalian data yang melibatkan 12 responden terdiri dari seorang guru BK,
seorang wali kelas, dan lima siswa laki-laki dan lima siswi perempuan. Hasil
penelitian fokus pada peran guru BK dalam memberikan layanan diantaranya
layanan informasi, konseling individu dan konsultasi. Sementara peran wali kelas
adalah mengajar, memantau, membimbing, membina, dan memecahkan
permasalahan yang dialami oleh siswa. Metode yang digunakan oleh guru BK dan
wali kelas adalah konseling individu, membangun rapport melalui komunikasi
efektif dengan menjadikan siswa sebagai client-centered subjects. Hasil dari
penelitian dapat disimpulkan bahwa guru BK dan wali kelas bertanggungjawab
atas tugas mereka sebagai pendidik dan konselor dalam memberikan informasi,
konseling individu, dan konsultasi bagi siswa secara umum dan mendidik dalam
proses pembelajaran meskipun pada masa pandemi Covid-19.NIM.: 18200010190 Ratna Wulan2021-09-17T04:06:18Z2021-09-17T04:06:18Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44468This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/444682021-09-17T04:06:18ZPERSEPSI GURU MIN 1 BANTUL TERHADAP KELAYAKAN BUKU TEKS TEMATIK KURIKULUM 2013 EDISI REVISI 2018 KELAS I DITINJAU DARI ESTETIKAThe importance of textbooks as teaching materials to be
systematically designed and attractive. The attractive interest in using
textbooks does not escape from aesthetic elements. Observing the quality of
thematic textbooks, it is necessary to know the views or perceptions of the
class teacher. The task of the teacher as the front guard in applying thematic
textbooks deeply understands the needs of students.
The following research objectives: 1) Knowing the teacher's
perceptions of the feasibility of the 2018 revised edition of thematic textbooks
for class I 2) Knowing the teachers' perceptions of the aesthetics of the 2018
revised edition of thematic textbooks.
This research is field research which is a combination of qualitative
and quantitative research methods so that the data obtained is more
comprehensive and objective. The subjects of this study were four first-grade
teachers of MIN 1 Bantul, and the object of this study was the 2019 revised
thematic textbook.
The results of the following research: First, the teacher's perception at
MIN 1 Bantul on the feasibility of thematic textbooks is that in general, they
have met the feasibility of the textbook, namely the feasibility of content,
language eligibility, and feasibility of graphics. Second, the aesthetic element
in the thematic textbook shows the percentage of aesthetic material in class 1
thematic textbook in the form element of the total feasibility score from the
data of class 1 teachers of MIN 1 Bantul with a total score of 90% of the
research results, the total score is included in the Very Appropriate category.
. In the material element the total score is 89.52%, the total score is included
in the Very Appropriate category. In the presentation element, the total score
is 87.27%. The total score is included in the Very Appropriate category.NIM.: 18204080002 Pangestu Cahyo Gumelar, S.Pd2021-07-21T02:04:23Z2021-07-21T02:04:23Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42929This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/429292021-07-21T02:04:23ZIMPLIKASI DAKWAH USTADZ HANAN ATTAKI TERHADAP KEBERAGAMAAN DI KALANGAN MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTASkripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan perilaku keberagamaan
yang terjadi di kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Fenomena tersebut
berkaitan dengan adanya pengaruh dari kajian dakwah Ust. Hanan Attaki. Pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku Keberagamaan yang
terjadi di kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan latar
belakang rumusan masalah yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang
memepengaruhi keberagamaan mahasiswa dan implikasi dakwah Ust. Hanan
Attaki terhadap mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Tujuan penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam acara dakwah Ust.
Hanan Attaki dan implikasinya terhadap keberagamaan mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
psikologis yang diidentifikasi dari pengaruh dakwah Ustadz Hanan Attaki
terhadap aspek internal dan eksternal mahasiswa serta sudut pandang kematangan
beragama Gordon W. Allport. untuk mengidentifikasi perubahan sikap dan
perilaku beragama mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan purposive
sampling yaitu mengambil beberapa sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara,
analisis data serta validitas data meliputi uji validitas, perpanjang pengamatan,
ketekunan penelitian dan triangulasi. Kemudian, penulis menarik kesimpulan dari
hasil informasi yang relevan.
Dari hasil penelitian, pengaruh dakwah Ustadz Hanan Attaki terhadap aspek
internal mahasiswa diantaranya mampu mengendalikan emosi, meminimalkan
perasaan iri, dengki, dan rasa sombong diri, yakin terhadap segala ketetapan Allah
terhadap dirinya. Pengaruh terhadap aspek eksternal diantaranya mereka
menghargai perbedaan pendapat, ikut serta kegiatan keagamaan dilingkungan
masyarakat. Implikasi dakwah Ust. Hanan Attaki terhadap kematangan beragama
mahasiswa ditunjukan dengan kemampuan diferensiasi yaitu membedakan antara
baik dan buruk berdasarkan syariat Islam. Agama sebagai motivasi ditunjukan
dengan kesabaran dalam menghadapi berbagai persoalan dalam perkuliahan dan
kehidupan. Konsistensi moral ditunjukan dengan penerapan hukum Islam dalam
kehidupan sehari-hari, sikap komprehensif ditunjukan dengan pemahaman agama
yang rasional dan mendahulukan dialog ketika terjadi perbedaan pendapat.
Pandangan hidup integral yang mana ditunjukan dengan semakin semangat untuk
mendalami keilmuan islam. sikap heuristik ditunjukan dengan merasa kurang
pengetahuan dan harus lebih memperdalam keilmuan untuk menjadi manusia
yang bermanfaat bagi orang lain.NIM.: 14520006 Rizki Oktika2020-09-10T06:35:48Z2020-09-10T06:35:55Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38367This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/383672020-09-10T06:35:48ZETIKA SANTRI KEPADA KIAI
MENURUT KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM
DI PP. KOTAGEDE HIDAYATUL MUBTADI-IEN YOGYAKARTAABSTRAK
Pendidikan Indonesia saat ini hanya terfokus pada upaya untuk mencerdaskan otak dan keterampilan dalam melaksanakan tugas, sehingga meminggirkan nilai-nilai moral dan akhlak. Absennya nilai-nilai moral dan akhlak ini menunjukkan bahwa terjadi reduksi dalam dunia pendidikan di Indonesia hari ini. Oleh karena itu pendidikan sebaiknya tidak semata-mata hanya berbicara mengenai bagaimana melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada murid, namun juga melakukan transfer nilai-nilai moral dan akhlak yang baik secara menyeluruh. Dengan begitu, guru bukan hanya menjadi sumber ilmu tapi juga suri tauladan. Hanya dengan demikian pendidikan bisa dipahami secara utuh. Pendidikan Islam yang berakar dari budaya masyarakat Indonesia adalah pesantren. Dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren, sosok kiai sangat berpengaruh terhadap kepribadian santri, hal tersebut didasari oleh rasa ta'dzim santri kepada kiai atau biasa disebut dengan istilah tabarukan atau ngalap barokah kiai, sehingga menjadikan para santri sangat mengangungkan dan menghormati kiainya. Materi pembelajaran yang sudah diajarkan di awal pengajaran salah satunya adalah kitab Ta'lim Muta'allim tujuannya ialah menanamkan sikap terpuji atau akhlak terpuji bagi kalangan santri.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, yaitu menganalisis secara cermat tentang pandangan dan tanggapan mengenai etika santri kepada kiai menurut kitab Ta’lim Muta’allim di pondok pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan data primer yang didapat langsung oleh peneliti dari hasil penelitian lapangan dengan instrumen yang sesuai
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa relasi kiai dan santri adalah relasi etis. Yaitu relasi yang memunculkan ketundukan dan kepatuhan. Dua hal ini akan membedekan etika dan etiket. Jika etika menggumuli sikap santri yang tunduk dan patuh, maka etiket menggumuli sikap santri yang sopan lagi santun. Namun demikian, etika santri ini tidak muncul dengan sendirinya. Etika ini muncul karena pengaruh eksternal.NIM. 15510015 Hasyim Wibowo2020-01-22T07:45:15Z2020-01-22T07:45:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37605This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/376052020-01-22T07:45:15ZKEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMOTIVASI SANTRI KALONG DI
PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK GRIYA INSAN
PENGHAFAL AL-QUR’AN (GIPA) AL-QASIM KRAPYAK SEWON
BANTULLatar belakang penelitian ini bermula dari ketertarikan peneliti terhadap
santri kalong dalam Pendidikan di pondok pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kepemimpinan kyai dalam memotivasi santri kalong pondok
pesantren Al-Munawwir komplek Gipa Al-Qasim Krapyak Sewon Bantul.
Penelitian ini merupakan jenis penelitan lapangan dengan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi dan
observasi. Analisis data dengan menggunakan seluruh data yang ditelaah,
mereduksi data, menyajikan data kemudian ditarik kesimpulan dan verifikasi data.
Pengujian keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, yakni triangulasi sumber
dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Tipe kepemimpinan paternalistik dan
tipe kepemimpinan kharismatik yang digunakan kyai dalam mempimpin dapat
menumbuhkan motivasi santri kalong dalam menghafal Al-Qur’an.ِ Kepemimpinanِ
tersebut memberikan timbal balik antara Kyai dengan santri. Sehingga santri
mematuhi Kyai sebagai bentuk rasa hormat kepada guru dan mengharapkan ridho
dari guru akan keberkahan ilmunya. (2) Kyai memberikan motivasi kepada santri
bukan hanya melalui nasihat-nasihat, namun juga memberikan teladan kepada
santri. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap motivasi santri, bahwa
kyai tidak hanya mengajar namun juga mendidik santri dengan karakter keislaman.
(3) Evaluasi target hafalan yang diterapkan di pesantren yang dilaksanakan melalui
metode sorogan kepada kyai. Metode sorogan selain untuk menambah hafalan juga
untuk memperbaiki kefasihan bacaan, serta memotivasi santri untuk selalu
muroja’ah.ِ Denganِ metodeِ soroganِ tersebutِ terbuktiِ bahwaِ perkembanganِ hafalanِ
santri kalong meningkat. Perkembangan santri kalong dalam hafalan tidak terlepas
dari kepemimpinan dan bentuk motivasi yang diberikan kyai dalam membimbing
dan mengarahkan menghafal Al-Qur’an.NIM. 13490020 FATKHURROZAK JOHAN MAULANA2019-08-28T02:59:04Z2019-08-28T02:59:04Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36467This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/364672019-08-28T02:59:04ZMULTIKULTURALISME KYAI PESANTREN
(Studi Pandangan Kyai tentang Persoalan Multikultural
dan Aktualisasinya dalam Pendidikan Pesantren Islamic Center Bin Baz
di Yogyakarta)Some scientists opine that kyai has an important role in directing the social and cultural dynamics of a society especially the traditional religious community. All along, the important role of kyai in a society cannot be sparated from his leadership in a religious and social organization and also in an educational and religious institution such as Islamic Boarding School. Based on the statemen above, it necessary to make a study which engages kyai of an Islamic Boarding School in the context of an issue about actual multiculturalism.
Islamic Center Bin Baz (ICBB) Yogyakarta was chosen as research setting of this study because it is a Salafi Islamic Boarding Schhol that can show great dynamics of educational development. The activities not only related to religious avtivities, but also related to general concern such as establishing STIKES Madani. In addition, the existence of Islamic Center Bin Baz does not bring out any social conflict in the society.
Kata Kunci: salafi, multikulturalisme, kiai, dan pondok pesantren- SABARUDINMahmud Arif2022-12-09T03:54:46Z2022-12-09T03:56:13Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6030This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60302022-12-09T03:54:46ZBUDAYA KAWIN KYAI (STUDI TERHADAP PRAKTEK NIKAH SIRRI DI DESA SINARRANCANG, KEC. MUNDU, KAB. CIREBON)ABSTRAK Regulasi tentang pencatatan perkawinan telah ada sejak lama. Peran aktif negara dalam aspek pencatatan perkawinan dimulai sejak awal kemerdekaan melalui UU. No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk di Jawa dan Madura, kemudian UU. ini diberlakukan di seluruh Indonesia dengan diundangkannya UU. No.32 Tahun 1954. Peran tersebut dipertegas melalui UU. No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaanya yang mengharuskan pencatatan bagi setiap perkawinan demi ketertiban dan kepastian hukum. Namun dalam pelaksanaannya di RT II, V, VII dan X Desa Sinarrancang Mundu Cirebon terdapat 59, 35% dari 246 KK tidak mengindahkan regulasi pencatatan perkawinan dengan menikah secara agama saja amp;#8212;prosedur ini populer di kalangan mereka dengan quot;kawin kyai quot;. Selanjutnya bagaimana pelaksanaan kawin di Sinarrancang? Apa yang melatar belakangi praktek quot;kawin kyai quot;? Dan Mengapa proses pelembagaan hukum pencatatan perkawinan tidak berjalan lancar di Sinarrancang?
Metode penumpulan data yang digunakan adalah penelusuran dokumen, observasi dan interview (wawancara). Melalui penelitian ini deskripsi dan faktor yang melatar belakangi quot;kawin kyai quot; ditelusuri langsung kepada pelaku dan pemangku kepentingan amp;#8212;seperti tokoh masyarakat, pemuka agama, aparatur desa dan pejabat KUA amp;#8212;dengan observasi dan wawancara selanjutnya diolah secara kualitatif. Setelah terjawab maka fenomena quot;kawin kyai quot; tersebut dikaitkan dengan teori sistem hukum dari Friedman berupa 1) subtansi hukum; 2) struktur hukum, dan 3) kultur hukum. Sistem hukum ini dikedepankan untuk menjawab kenapa pelembagaan hukum pencatatan perkawinan tidak berjalan lancar di desa setempat.
Akhirnya penelitian ini menemukan bahwa praktek quot;kawin kyai quot; dilangsungkan dengan dua pola yaitu sebagai pilihan mayoritas masyarakat pada periode awal di bawah tahun 1990-an dan sebagai mekanisme alternatif di era sekarang amp;#8212;dikatakan alternatif sebagai sarana untuk menghindari prosedur pencatatan yang berbelit-belit. Adapun penyebab yang melatar belakangi praktek ini terbagi menjadi dua aspek, pertama penyebab internal: 1) Rendahnya pemahaman tentang pencatatan perkawinan; 2) Paham keagamaan; 3) Sikap tidak acuh; 4) Prosedur yang rumit. Kedua penyebab eksternal: 1) Peran Kyai (lebe' dan penghulu non-resmi); 2) Minimnya sosialisasi; 3) Sulitnya mengakses pejabat pencatat; 4) Kelalaian aparat perwakilan di Desa; 5) Biaya pencatatan; 6) Pandangan masyarakat setempat; 7) Budaya quot;kawin kyai quot; di tengah masyarakat. Sedangkan proses pelembagaan hukum menemukan kendala pada setiap komponen dari sistem hukum, terutama dari aspek sarana pra sarana dan aparaturnya yang berwenang. Temuan ini diperkuat dengan berkurangnya pelaku quot;kawin kyai quot; ketika sarana pra sarana lebih mudah diakses masyarakat Desa Sinarrancang di periode kedua amp;#8212;tahun 1990-an ke atas. divNIM.: 07350023 AL FARABI2016-08-03T07:18:20Z2023-07-11T03:15:15Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21334This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/213342016-08-03T07:18:20ZUPAYA DERADIKALISASI OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 01 BUAY BAHUGA WAY KANAN LAMPUNG TAHUN AJARAN 2022/2023Isu radikalisme berbasis agama -khususnya dengan mengatasnamakan Islam- di Indonesia seringkali dijumpai. Wujud radikalisme berbasis agama tersebut dalam bentuk sikap intoleran disertai dengan kecenderungan untuk mencapai tujuan menggunakan cara-cara kekerasan. Pada tahun 2021 BNPT menangkap 23 pelaku terorisme di Lampung yang salah seorang tersangka tercatat sebagai guru aktif berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Begitu kian mengkhawatirkan fenomena radikalisme karena mulai menyusupi ruang pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauhmana pemahaman radikalisme dan apa saja upaya deradikalisasi yang dilakukan oleh guru PAI di SMPN 1 Buay Bahuga. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan sosiologi. Tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber untuk memeriksa kecocokan data yang diperoleh dari beberapa sumber. Tekhnik analisis data dengan menggunakan proses pengumpulan data, merangkum data, penyajian data secara tersusun, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa guru PAI di SMPN 1 Buay Bahuga menolak adanya kegiatan baik secara pemahaman maupun tindakan yang mengarah ke ajaran yang menyimpang dan memposisikan dirinya untuk andil dalam upaya deradikalisasi. Upaya deradikalisasi oleh guru PAI di SMPN 1 Buay Bahuga melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan monitoring melalui kegiatan maupun pembelajaran. Faktor pendukungnya adalah sarana-prasarana yang memadai dan koordinasi dengan orang tua. Faktor penghambatnya adalah perkembangan IPTEK dan kurangnya jumlah tenaga guru PAI.NIM.: 19104010100 Nur Muhammad Gasmi2023-11-03T06:33:32Z2023-11-03T06:36:48Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6258This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62582023-11-03T06:33:32ZUPAYA GURU DALAM MENGASAH KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) PADA ANAK DI TK PERTIWI II MURUH GANTIWARNO KLATEN JAWA TENGAHABSTRAK TK Pertiwi II Muruh merupakan pendidikan formal yang terletak di Desa, karenanya sebagian besar dari wali siswa tingkat pemahaman tentang kecerdasan spiritual anak masih rendah. Selain itu perilaku anak-anak sekitar TK Prtiwi II Muruh yang masih belum terarah. Hal ini membuka peluang bagi TK pertiwi II Muruh untuk mengupayakan anak cerdas spiritualnya. Selain itu, mengingat betapa pentingnya kecerdasan spiritual diasah sejak dini (masa kanak-kanak). Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian lapangan (field reserch). Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu: metode wawancara, observasi, dokumentasi, angket. Untuk menganalisa data dengan menggunakan analisis deskriptif dari gejala-gejala yang diamati. Sedangkan untuk menganalisa data angket menggunakan analisis kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Di TK Pertiwi II Muruh terdapat 5 program pembelajaran. Pada program pembelajaran mengenal alam dan BTQ merupakan program pembelajaran yang bertujuan untuk mengasah kecerdasan spiritual anak, dan mampu menjadi muslim kamil. Upaya yang dilakukan guru TK Pertiwi II Muruh dalam rangka mengasah kecerdasan spiritual pada anak adalah: mengadakan pendidikan Agama bagi anak, melatih ketrampilan, mengajak anak bermain, mengajari anak gemar berbagi/memberi, dan bimbingan rohani. (2) Kesulitan dalam mengasah kecerdasan spiritual anak adalah: kurangnya kerja sama anatara wali murid dengan guru, kurangnya sarana prasarana, kurangnya tenaga pendidik, beragamnya sifat keagamaan anak, rendahnya tingkat pemahaman orang tua tentang kecerdasan spiritual anak. Solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut: mengadakan pembinaan wali murid, mengadakan iuran, membagi dua kelompok belajar, mengajar sesuai dengan kemampuan anak, mengadakan pengarahan tentang SQ. (3) Hasil dari upaya guru mengasah kecerdasan spirtual anak di TK Pertiwi II Muruh menunjukakan hasil yang memuaskan, yakni mencapai 80%. Hal ini juga berkat kerja keras guru TK Pertiwi II Muruh. Dalam hal ini respon wali siswa terkait upaya guru tersebut beraneka ragam. Namun, kebanyakan dari mereka mendukung upaya tersebut. divNIM.: 07470008 Banu Husni Sya'baniah