Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:45:03ZEPrintshttp://digilib.uin-suka.ac.id/images/sitelogo.pnghttps://digilib.uin-suka.ac.id/2023-08-15T04:31:07Z2023-08-15T04:31:07Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60052This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/600522023-08-15T04:31:07ZHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SPIRITUALITAS DENGAN RESILIENSI PADA IBU SINGLE PARENTIndonesia merupakan negara dengan perceraian tertinggi se Asia-Afrika dengan total 28%dari angka perkawinan dan tercatat 8. 926.387 penduduk berstatus ibu single parent. Ibu single parent akan dituntut kematangan kepribadinya terutama kestabilan emosi. Bagi ibu single parent resiliensi membuat hidup menjadi kuat, karena membuat ibu single parent beradaptasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dan spiritualitas dengan resiliensi pada ibu single parent. Jenis penelitian menggunakan metode kuntitatif korelasional. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 444 ibu single parent dengan usia maksimal 60 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk skala resiliensi, skala kontrol yaitu Brief Self Control Scale (BSCS) dan skala spiritualitas menggunakan alat ukur Daily Spiritualitas Experience Scale (DSES). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikansi antara kontrol diri dan spiritualitas dengan resiliensi pada ibu single parent. Sumbangan efektif kontrol diri terhadap resiliensi pada ibu single parent sebesar 12,29%. Dan sumbangan efektif spiritualitas dengan resiliensi pada ibu single parent sebesar 72,09%. Hasil analisis data diperoleh nilai Adjusted R squre sebesar 0,843. Sehingga kontrol diri dan spiritualitas mempengaruhi resiliensi pada ibu single parent sebesar 84,4%.NIM.: 19107010084 Nastiti Ajeng Prahatsi2023-07-06T03:03:41Z2023-07-06T03:03:41Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59593This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/595932023-07-06T03:03:41ZTRANFORMASI PERAN PEREMPUAN DESA BENDUNGAN SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA KELUARGATransformasi peran perempuan Desa Bendungan sebagai pencari nafkah utama keluarga adalah sebuah fenomena yang menarik untuk diteliti karena menggambarkan perubahan sosial dan ekonomi di daerah pedesaan. Sebelumnya, perempuan di Desa Bendungan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai buruh tani. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan hidup dan tersedianya lebih banyak peluang kerja di sektor industri, perempuan Desa Bendungan mulai banyak yang aktif bekerja sebagai buruh pabrik dan bahkan menjadi pencari nafkah utama keluarga. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengambil sudut pandang perempuan pencari nafkah utama keluarga Desa Bendungan terhadap peran baru mereka serta mencari tahu bagaimana sistem pembagian kerja di dalam rumah tangga.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bendungan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Dalam penelitian ini jenis informan yang terlibat dalam mengatasi masalah yang akan dikaji diantaranya 5 perempuan pekerja, 5 suami dari perempuan pekerja dan 5 masyarakat Desa Bendungan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis gender model Moser dan teori feminis liberal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perempuan Desa Bendungan yang memposisikan perannya sebagai pencari utama keluarga mempersepsikan dirinya dengan perasaan bangga, berdaya dan puas karena mampu memberikan dukungan finansial yang signifikan kepada keluarganya. Pekerjaan mereka hanya sebagai sarana untuk menghidupi keluarganya dan menjauhkan diri dari konsep ibu yang tinggal di rumah. Sistem pembagian kerja di dalam rumah tangga perempuan pencari nafkah utama keluarga Desa Bendungan terdapat perbedaan yakni sistem pembagian kerja setara dan tidak setara. Sistem pembagian kerja setara memberikan kesempatan perempuan untuk berkontribusi secara ekonomi di ranah publik dan menyerahkan pekerjaan rumah tangganya kepada suami. Namun, ada juga sistem pembagian kerja yang tidak setara. Pembagian kerja yang tidak setara ini perempuan sebagai pencari nafkah utama keluarga masih harus menanggung beban kerja rumah tangga tanpa adanya dukungan yang memadai dari suami. Perempuan Desa Bendungan juga memiliki kemampuan dalam melakukan berbagai macam tugas diantaranya produktif, reproduktif, serta partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Perempuan Desa Bendungan terlibat dalam proses pengambilan keputusan serta pengelolaan akses dan kontrol di dalam rumah tangga. Sehingga situasi seperti ini berdampak pada peran ganda yang memengaruhi kehidupan pribadi perempuan Desa Bendungan dan bahkan mengalami kendala internal seperti kelelahan dan rasa jenuh terhadap aktivitas kegiatannya. Walaupun demikian, perempuan Desa Bendungan tetap mampu dalam memperjuangkan hak dan kebebasannya.NIM.: 20200011094 Maqinun Amin2022-09-20T07:03:59Z2022-09-20T07:03:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53269This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/532692022-09-20T07:03:59ZANALISIS GENDER TENTANG BEBAN GANDA PEREMPUAN PEKERJA (STUDI KASUS IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA DI PT HAJMA ARUNA JAVA KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban ganda yang di terima
oleh pekerja perempuan di PT Hajma Aruna Java dan ketidakadilan gender serta
dampak yang ditimbulkan akibat beban ganda yang mereka alami pada kehidupan
rumah tangga. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini diantaranya
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini bahwa masyarakat memiliki persespi yang sama bahwa
peran perempuan adalah menjaga kebersihan rumah, menjaga keluarga, menjaga
pakaian, memasak, pengelola keuangan, dan berbelanja. Karena adanya anggapan
ini perempuan yang sudah menikah dan memilih untuk bekerja karena faktor
ekonomi harus menerima peran ganda yaitu peran domestik dan publik. Adanya
peran ganda yang mereka dapatkan mengakibatkan mereka mengalami beban
ganda. Beban ganda ini terjadi karena total beban pekerjaan dan total waktu
bekerja lebih banyak diterima oleh perempuan dari pada laki-laki khususnya para
pekerja perempuan di PT Hajma Aruna Java. Beban ganda yang dialami
perempuan pekerja di PT Hajma Aruna Java merupakan sebuah ketidakadilan
karena mereka harus menerima beban lebih banyak dari pada laki-laki akibat
norma budaya yang berlaku di masyarakat. Bekerjanya para pekerja perempuan di
PT Hajma Aruna Java juga menimbulkan dampak bagi kehidupan rumah tangga
mereka. Dampak yang yang dihasilkan berupa dampak positif dan negatif.
Dampak positif meliputi, 1) meningkatnya pendapatan keluarga, 2) terpenuhinya
kebutuhan anggota keluarga, 3) stabilnya keuangan keluarga, 4) perasaan bahagia
yang dirasakan oleh pekerja perempuan. Kemudian dampak negatif yang mereka
alami yaitu, 1) masalah kesehatan, 2) perubahan emosional, 3) waktu berkumpul
dengan keluarga yang tidak maksimal. Pekerja perempuan juga mengalami
ketidakadilan gender. Dari lima manifestasi ketidakadilan gender, mereka
mengalami 4 manifestasi, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotipe dan beban
ganda.NIM.: 18102050041 Lia Fuji Astutti2022-08-02T01:59:14Z2022-08-02T01:59:14Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52379This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/523792022-08-02T01:59:14ZPERAN PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA KELUARGA
(STUDI KASUS LIMA SINGLE PARENT DALAM MENSEJAHTERAKAN KELUARGA DI DESA SIDOKUMPUL KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN)Penelitian dengan judul peran perempuan sebagai kepala keluarga (studi kasus
lima single parent dalam mensejahterakan keluarga di desa sidokumpul kecamatan
paciran kabupaten lamongan) ini merupakan upaya yang dilakukan seorang
perempuan sebagai ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga dalam pemimpin dan
membina keluarga. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Peran apa saja
yang dilakukan perempuan sebagai kepala keluarga di Desa Sidokumpul Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan: (2) Hambatan-hambatan apa yang dialami perempuan
sebagai kepala keluarga di Desa Sidokumpul Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan: (3) Bagaimana keberhasilan perempuan selama menjadi kepala keluarga
di Desa Sidokumpul Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Tujuan penelitian
adalah: (1) Untuk mengetahui peran apa saja yang dilakukan perempuan sebagai
kepala keluarga.(2) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami perempuan
sebagai kepala keluarga. (3) Mampu menggambarkan keberhasilan perempuan
selama berperan sebagai kepala keluarga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan (field research).
Lokasi penenlitian ini yaitu di desa Siodokumpul, Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan. Subyek penelitian ini adalah lima perempuan single parent. Fokus
penelitian ini adalah perempuan single parent dalam melakukan perannya sebagai
kepala keluarga dalam mensejahterakan keluarga yang mencakup sebagai pencari
nafkah, pengambil keputusan, mengelola kebutuhan sehari-hari, mendidik anak dan
hambatan serta keberhasilan yang diperoleh perempuan single parent selama
berperan sebagai kepala keluarga. Kemudian untuk teknik pengumpulan data, yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data penelitian
mencakup reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kelima perempuan single parent di desa
Sidokumpul, Kec. Paciran, Kab. Lamongan telah menjalankan perannya sebagai
kepala keluarga yang mencakup sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan,
mengelolah kebutuha sehari-hari, mendidik anak dalam mencukupi kebutuhan hidup
keluarga, yaitu kebutuhan sandang, pangan, papan dan pendidikan. Hambatan yang
dialami kelima informan dalam menjalankan perannya adalah lebih kepada ekonomi,
rendahnya tingkat pendidikan membuat mereka bekerja dengan penghasilan rendah.
Sosial, jarang berinteraksi dengan warga setempat. Agama, jarang mengikuti
pengajian setiap minggunya, dan lebih mempercayakan anak di TPA dalam belajar
agama. Keberhasilan yang di peroleh informan adalah terciptanya keluarga yang
sejahtera, mencakup terpenuhinya kebutuhan dasar akan kebutuhan sandang, pangan,
papan dan pendidikan.NIM.: 10250056 Ulil izzah2022-04-18T06:39:26Z2022-04-18T06:39:26Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50227This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/502272022-04-18T06:39:26ZFEATURES, FUNCTIONS, AND FEATURE CHANGES OF WOMEN’S LANGUAGE IN THRONE OF THE CRESCENT MOON NOVELZamia Badawi is a female main character in Throne of The Crescent Moon novel written by Saladin Ahmed. This novel tells about a story of ghul hunter. The researcher used this novel as an object of study because the female main character, Zamia Badawi, has a man‘s title as a Protector of The Band. This research focuses on analizing the women‘s language features, functions of women‘s language, and feature changes of women‘s language uttered by Zamia Badawi. It is used the theory of women‘s language features by Lakoff and functions of women‘s language by Holmes. This research uses descriptive qualitative method because this research is done in order to analize the women‘s language features, functions, and feature changes by describing words. After analized the data, it can be concluded that Zamia Badawi used eight women‘s language features in her utterance. They are lexical hedges or fillers, tag questions, rising intonation, empty adjectives, intensifiers, hypercorrect grammar, superpolite forms, and emphatic stress. There are six functions of women‘s language in Zamia‘s utterance. They are to express uncertainty, to get response, to soften the utterance, to start discussion, to express feeling, and to emphasize the utterance. Furthermore, there are three feature changes that have been found in Zamia‘s utterance. They are slang word, vulgar word, and strong swear word.NIM.: 16150038 Renita Amara Sasti2021-11-15T04:25:27Z2021-11-15T04:25:27Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46658This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/466582021-11-15T04:25:27ZRESILIENSI PEREMPUAN SINGLE PARENT SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (STUDI DI DESA SEMAYA, KELOMPOK 6, KAB PEMALANG)Penelitian ini dilatar belakangi atas fenomena yang relevan saat ini yaitu adanya
pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia terutama di negara Indonesia dan
berdampak pada segala lapisan masyarakat, tidak terkecuali para perempuan yang
memiliki peran sebagai single parent atau orang tua tunggal. Mereka harus menghadapi
peran ganda di dalam rumah tangga di kondisi yang serba sulit saat ini. Penelitian
dilakukan di Desa Semaya kelompok 6, Kabupaten Pemalang dengan metodelogi
penelitian berjenis kualitatif deskriptif, teori yang digunakan adalah teori resiliensi.
Pengertian resiliensi secara garis besar adalah kemammpuan atau daya lenting individu
dalam menghadapi permasalahan maupun kondisi yang sulit. Rumusan masalah yang
dipakai dalam penelitian ini adalah bagaimana para perempuan single parent sebagai
kepala keluarga dapat bersisiliensi utamanya di masa Pandemi covid-19 ini. Observasi
sudah dilakukan sejak tahun 2020, untuk pengambilan data berupa wawancara dan
dokumentasi dilakukan pada bulan Maret 2021 hingga bulan Juni 2021. Karena pada
kondisi ini para single parent harus bekerja lebih keras dalam proses resiliensi karena
hambatan seperti kondisi ekonomi yang menurun pasca adanya pandemi Covid-19. Hasil
penelitian para single parent mampu beresiliensi dengan baik. 2 dari 5 informan single
parent memiliki level resiliensi berkembang secara pesat, dan 3 lainnya masih dalam
tahap pemulihan. Perbedaan level resiliensi didasarkan atas bebagai faktor analisa kondisi
antara lain faktor pembentuk resiliensi, peranan dalam rumah tangga dan dukungan sosial
oleh lingkungan serta keluarga, serta support keluarga dan masyarakat.NIM.: 17102050071 Aini Rias Pratiwi2021-10-19T05:58:10Z2021-10-28T08:35:39Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45659This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/456592021-10-19T05:58:10ZTINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP ISTRI SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KELUARGA DI DUSUN TEGAL KEMBANG DESA IMOGIRI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTAThis thesis entitled "A Review of the Sociology of Islamic Law About Wives as the Backbone of the Family in Tegal Kembang Hamlet, Imogiri Village, Imogiri District, Bantul Regency, Yogyakarta". Tegal Kembang Hamlet is one of the hamlets that produces quite a lot of handicrafts, such as cotton crafts, wedang uwuh, herbal godok and so on. The craftsmen in Tegal Kembang Hamlet are mostly done by women or wives. Besides doing it as a craft, it is also an income because it is the backbone of the family. If the wife becomes the backbone of the family, it will definitely have an impact, both positive and negative. Therefore, further research is needed on what are the reasons for wives to be the backbone, what is the social impact and how to analyze the sociology of Islamic law on this phenomenon.
This type of research is field research by directly visiting the location of the phenomenon of the wife as the backbone of the family, then the authors use an empirical sociological approach. While the data analysis method used is descriptive analytic. In the data collection method the author uses the method of observation, interviews, and documentation.
The sociology of Islamic law sees this phenomenon as a new social change but does not violate existing Islamic legal rules. Like Tugiyem and Sri Utami who became craftsmen as well as the backbone of the family, but still did not leave their obligations as wives, namely taking care of the household. Meanwhile, Mugiati and Tri Mulyani, who are widows, have become their obligations as the backbone of the family, but they still carry out their duties as housewives in educating their children. This phenomenon is in accordance with Islamic law which regulates the rights and obligations of a wife.
The results showed that the phenomenon of the wife as the backbone of the family in Tegal Kembang Hamlet is a habit that has been around for a long time. This is due to the aim of reducing the burden on the husband, the difficult economic conditions while the number of children and the single parent status. The phenomenon of the wife being the backbone of this family has both positive and negative impacts on the wife's personality, family and the surrounding environment. The positive impact is to change the paradigm of society and at the same time prove that not all wives rely solely on their husbands. This is evidenced by the wives in Tegal Kembang who have little income but are still able to survive and support their children. Meanwhile, the negative impact is the lack of participating in social activities and taking care of children because more time is spent working. The sociological analysis of Islamic law on this phenomenon is a social change that becomes a new order, but in accordance with the times and Islamic law that governs it.NIM.: 18203010107 Abdul Manan, S.H.2019-04-22T02:30:59Z2019-04-22T02:30:59Zhttp://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34618This item is in the repository with the URL: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/346182019-04-22T02:30:59ZDUKUNGAN KELUARGA BAGI PEREMPUAN SINGLE PARENT
(STUDI KASUS DI DESA SINDUADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA)Keluarga adalah sebuah sistem sosial dimana terdapat aturan, kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan secara efektif dan bersama. Namun, kenyataanya, tidak semua keluarga bisa mewujudkan tujuan tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya yaitu kematian pasangan atau perceraian. Dalam hal ini perempuan single parent, baik akibat cerai ataupun diitinggal mati oleh suami menjadi penting untuk mendapat dukungan dari keluarga. Hal tersebut dilakukan agar perempuan single parent tidak mengalami goncangan hebat dalam penyesuaian diri di lingkungan baru dan kecemasan serta keselisahan berlebih. Karena sebagian besar peran single parent yang dijalani oleh perempuan lebih berat daripada laki-laki karena adanya kenyataan perempuan diharuskan menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga sekaligus. Karakteristik masyakarat kota Yogyakarta yang masih adalah terbentuk kepercayaan bahwa tetangga dan masyarakat sekitar adalah keluarga mereka. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga bagi perempuan single parent dalam studi kasus di Desa Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti termasuk penelitian lapangan (field research) yang terdapat pada penelitian deskriptif kualitatif, metode yang digunakan dalam memilih informan adalah purposive sampling, teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Validitas data akan dilihat dengan menggunakan teknik triangulasi data, sedangkan analisis data melalui tiga proses yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan teori dukungan keluarga oleh Friedman berupa dukungan Informal, Instrumental, Penilaian Atau Penghargaan dan emosional berjalan sesuai dengan baik. Dukungan informal yang diberikan berupa saran untuk masalah yang mereka hadapi. Dukungan instrumental berupa kebutuhan finasial dan pangan yang diperlukan perempuan single parent, dukungan penilain atau penghargaan berupa perhatian terlebih untuk kondisi kesehatan perempuan single parent oleh keluarga, dukungan emosional berupa perhatian dan dukungan secara emosi mendengarkan semua keluh-kesah perempuan single parent.
Kata kunci: dukungan keluarga, keluarga, perempuan single parentNIM 14250084 Afrida Nur Chasanah