LIMA TOKOH IAIN SUNAN KALIJAGA: PROF. K.H.R MOHAMMAD ADNAN DAN PEMIKIRANNYA DALAM ISLAM

Abdul Basit Adnan dan Drs. Abdulhayi Adnan, - (2000) LIMA TOKOH IAIN SUNAN KALIJAGA: PROF. K.H.R MOHAMMAD ADNAN DAN PEMIKIRANNYA DALAM ISLAM. In: LIMA TOKOH IAIN SUNAN KALIJAGA. IAIN SUNAN KALIJAGA 2000.

[img]
Preview
Text
Mohammad Adnan.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Prof. K.H.R. Mohammad Adnan lahir pada hari Kamis Kliwon, 6 Ramadlan 1818 (tahun Jawa) atau 1306 Hijriyah, bertepatan dengan 16 Mei 1889 Masehi, di sebuah rumah Pengulon (tempat kediaman Penghulu), kampung Kauman di tengah-tengah kota Surakarta, Jawa Tengah. Anak laki-1aki itu diberi nama Mohammad Adnan alias Shauman. Orang tuanya bemama Kiai Kanjeng Raden Tumenggung Pengulu Tafsiranom V (kelima ), seorang ulama bangsawan, sebagai abdi dalem (pegawai) Keraton Kasunanan Surakarta. Walaupun hidupnya berkecukupan, namun Kiai Kanjeng Penguh ini membiasakan hidupnya secara sederhana dan suka tirakat. Ia mengikuti jejak moyangnya dulu. Pengulu Tafsiranom V adalah keturunan yang secara turun-temurun menjabat pengulu (qadli) di Kraton Kasunanan Surakarta, seperti tertera dalam silsilah keluarga yang diuraikan di bawah ini. Kanjeng Kiai Pengulu Tafsiranom IV, yang menjabat pengulu semasa Pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana (PB) VII--IX, adalah kakek Kiai Pengulu Tafsiranom V yang dimakamkan di Desa Pajang Saripan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Surakarta. Ia berputra sepuluh orang, yakni : 1. Nyai Ajeng Pujodipuro, berputra 6 orang. 2. Raden Haji Affandi Muqoddas, berputra 6 orang.3. Raden Nganten Dipopradoto I, berputra 1 orang. 4. Nyai Ajeng Reksoniti, berputra 2 orang. 5. Raden Nganten Jimat Reksodipo, tidak berputra. 6. Kiai Kanjeng Raden Tumenggung Tafsiranom V, berputra 10 orang 7. Raden Ngabei Projopangripto, berputra 3 orang. 8. Raden Ngabei Dipopradoto ill, berputra 5 orang. 9. Raden Ayu Brotoatmojo alias Abdul Khatam, berputra 1 orang. 10. Raden Nganten Reksoatmojo, berputra 2 orang. Adapun putra dan putri Kiai K.R.T.P. Tafsiranom V yang berjumlah 10 orang itu sebagai berikut: 1. Raden Ngabei Dirjodipuro alias Muhammad Qomar, berputra 4 orang. 2. Raden Ngabei Tondhodipuro (Raden Ketib Cendhono ), alias Muhammad Ridwan, berputra 4 orang. 3. Raden Nganten Mursoko alis Mardiyah, berputra 2 orang. 4. Kiai Haji Raden Mohammad Adnan, alias Shauman, berputra 8 orang. 5. Kiai Kanjeng Raden Tumenggung Pengulu Tafsiranom VI, sebelumnya bergelar Raden Ketib Winong, dan nama kecilnya Sahlan, berputra 7 orang. 6. Raden Ngabei Darmosuroto alias Muhammad Thohar, nama kecilnya Muhammad 'Ishom, berputra 4 orang. 7. Raden Nganten Maknawi, tidak berputra. 8. Raden Nganten Sumodiharjo, alias Siti Maryam, berputra 1 orang. 9. Raden Nganten Projowiyoto alias Marfu'ah, berputra 6 orang. 10. Raden Nganten Condrodiprojo alias Marhamah, berputra 3 orang. Dengan menilik riwayat hidup Kiai Pengulu Tafsiranom V di atas, Kiai Haji Raden Mohammad Adnan temyata merupakan putra ke-4. Muhammad Qomar, kemudian bergelar Tafsiranom V, dilahirkan pada hari Rabu, 17 Rabiul Awal tahun Jimakir 1786 Jawa (1854 M). Ia memangku jabatan pengulu (qadli) ketika Sri Susuhunan ~~ku Buwo~o IX (1861-1893) dan X (1893-1936) berkuasa. Ktai Pengulu Juga menjabat Komisaris Madrasah Manba'ul 'Ulum, sebuah madrasah tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah, yang mendidik calon naib, pengulu, di lingkungan Kasunanan. Kiai Pengulu wafat pada tanggal 21 September 1933 pukul 02.00, dalam usia 79 tahun (Hudaya, 6 Oktober 1933). . Dengan seizin Sri Susuhunan Paku Buwono X, jenazahnya dimakamkan di astana (pemakaman) Imogiri, di sebuah bukit di perbatasan selatan Surakarta dan Y ogyakarta. Astana Imogiri merupakan kompleks makam keluarga raja dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta). Ahli waris dan keluarga al~arhum Tafsiranom V sebenamya lebih senang jika almarhum dimakamkan saja di Makam Pajang Surakarta, yang dengan demtkian akan memudahkan ahli waris dan keluarga untuk pergi berziarah ke makamnya. Namun setelah melewati berbagai pertimbangan, diterima juga pemberian kehormatan itu. Kehormatan yang diberikan itu mengingat jasanya dalam Pemerintahan Kasunanan dan pribadinya yang luhur. Kiai Kanjeng Pengulu berdinas di kraton selama 49 tahun. Diceritakan bahwa almarhum Kiai Pengulu Tafsiranom V selama hidupnya hampir setiap malam tidak pernah tertinggal melakukan shalatul fail (shalat tahajjud, shalat malam). selalu berpuasa sunat Senin dan Kamis. Shalat fardlu lima waktu dilakukannya dengan berjama'ah di Masjid Agung, selalu imamnya.

Item Type: Book Section
Subjects: Biografi Tokoh
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 04 Jun 2014 14:44
Last Modified: 11 Dec 2023 14:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12690

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum