Keberdayaan Pendidikan Islam Telaah Sistematis Historis

Drs. Fahruddin, M.A , NIM. 88099/S3 (1999) Keberdayaan Pendidikan Islam Telaah Sistematis Historis. ["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined] thesis, Pasca Sarjana.

Preview	Text (Keberdayaan Pendidikan Islam Telaah Sistematis Historis) BAB I, VIII, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (Keberdayaan Pendidikan Islam Telaah Sistematis Historis) BAB II, III, IV, V, VI, VII.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (13MB)

Abstract

Disertasi ini memfokuskan bahasan untuk menemukan keberdayaan Pendidikan Islam secara sistematis historis. Kemajuan yang dicapai pada priode kemajuan Islam klasik dipandang sebagai wacana historis untuk menemukan keberdayaan pendidikan Islam yang telah teruji dalam dinamika sejarah. Telaah menggunakan metode pemaknaan dengan tata piker historis interdependen dan reflektif kontekstual serta multi linier agar mendapatkan hal-hal yang mendukung keberdayaan pendidikan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan dalam mengkonstruksi pemberdayaan Pendidikan Islam ke masa depan. Dalam telaah disertasi ini keberdayaan Pendidikan Islam melalui aspek budaya-ekonomi-agama dan politik pada masa klasik itu, berdasar karakteristik perkembanganya terdiri dari tujuh masa, dapat diberi karakteristik-karakteristik sebagai berikut: Masa pembentukan atau masa Kaffah (571-661) cirri utamanya adalah penerapan ajaran Islam secara menyeluruh pada aspek budaya, ekonomi, agama dan politik. Selanjutnya masa peralihan/masa etnosentris (661-750) karakteristik masa ini dipengaruhi sikap politik budaya yang Arabisme dan tertutup dari unsure luar, mengutamakan perluasan wilayah serta menitikberatkan pengembangan disiplin ilmu naqliyah. Kemudian masa kemajuan awal atau masa cosmopolitan (754-814) karakteristik yang menonjol ajaran Islam diaplikasikan dalam semua aspek dan dalam suasana kosmo[polit. Peradaban slam dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, Tingkat kesejahteraan meningkat. Seterusnya kemajuan tengah/masa fanatisme aliran (814-850) kecenderungan utama menonjolkan aliran Muktazilah dan repressif terhadap lainnya sehingga menumbuhkan keretakan masyarakat. Proses diskusi dan kebersamaan menjadi berhenti. Kemudian masa kemajuan akhir/ masa politik kekuasaan (850-950). Karakteristik yang menonjol terjadi pertikaian politik dan perebutan kekuasaan. Seterusnya masa perpecahan/masa dominasi aliran minoritas (950-1050) pada masa ini aliran Syiah mendapat dukunpenguasa. Terakhir masa kemerdekaan/ disintegrasi atau masa dominasi mazhab mayoritas (1050-1253) pada masa ini dominasi mazhab fiqh dan kalam Asy’ariyah sangat dominan. Pendekatan nash dan pendapat ulama sangat diutamakan dan cenderung mengenyampinmgkan ilmu aqliyah dan mengutamakan ilmu diniyah. Dari kondisi itu ternyata pendidikan Islam mendapat keberadaanya yang optimal pada masa yang memiliki karakteristik kaffah, cosmopolitan dan tidak repressif, Sebagai suatu system secara ideographik keberdayaan Pendidikan Islam pada masa tersebut didukung adanya: Wawasan belajar seumur hidup tanpa batas, pemahamn agama yang kaffah, masyarakat yang memiliki kemampuan kerja shalihat dan nomokratis. Proses dan orientasi kependidikan yang terbuka dinamis kreatif, mendorong tumbuhnya penalaran, penelitian, diskusi dengan orientasi pemahaman yang humanism-teistik, sikap tasyakur yang proaktif dan produktif dan tidak reperessif. Pengembangan materi kependidikan dalam bentuk transformasi nilai dalam kerangka Islami, serta system kelembagaan yang terpadu dengan jaringan informasi dankonsorsium ilmu, pusat riset dan pengembangan, Sistem pendanaan yang akurat serta lembaga yang bebas dan penuh komitmen pada kebenaran dan akhlak karimah/kemanusiaan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item