KONFIGURASI IMAN SAHABAT MUHAJIRIN DAN ANSAR

H. MUSLIM A. KADIR, NIM. 92002 (1998) KONFIGURASI IMAN SAHABAT MUHAJIRIN DAN ANSAR. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONFIGURASI IMAN SAHABAT MUHAJIRIN DAN ANSAR)
BAB I, VII, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KONFIGURASI IMAN SAHABAT MUHAJIRIN DAN ANSAR)
BAB II, III, IV, V, VI.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (13MB)

Abstract

Studi ini meneliti perubahan sosial yang berlangsung di Arab dan sekitarnya pada abad ke 7 M dari terkait dengan Rasul Allah. Sebagai salah satu faktor yang memungkinkan perubahan ini, keberagamaan pengikut beliau perlu diteliti. Pokok persoalannya adalah pada tahap mana keberagamaan ini mampu menumbuhkan potensi perubahan tersebut. Sifat data dalam pokok masalah ini menyarankan perlunya pemakaian metodologi penelitian kualitatif dengan tehnik configurational method yang tidak menekankan pada pengukuran numerik. Telaah tentang satuan-satuan data yang semula terisolir tanpa makna, dengan grounded research dapat melahirkan teori. Pemaknaan ini tercapai jika penyimpulan analisis tentang gejala keberagamaan memanfaatkan metode yang mensintesakan unsur doktrin dengan ilmiah sehingga koherensi esensi dengan sumber ajaran terwujud, meskipun tetap dengan keragaman tampilan praktisa dalam kehidupan sosial. Urgensi telaah ini terasa jika kehidupan sosial lain bermaksud mengulangi keberhasilan generasi pertama pengikut Rasul Allah itu. Hasil penelitian yang dapat dicapai adalah temuan teori bahwa jika perkembangan perilaku iman mencapai bentuk konfigurasi maka potensi sosial untuk mengadakan perubahan yang berpeluang mencapai tujuan risalah akan tumbuh dalam masyarakat itu. Sebagai laporan sejarah tentang kehidupan sosial kabilah Arab, kenyataan ini merupakan realitas konstruktif yang diwarnai oleh keberagamaan mereka sebagai pengikut beliau. Gejala ini diawali oleh proses konfersi yang melibatkan perubahan cukup berarti dalam kehidupan spiritual kabilah Arab sehingga mening galkan pola hidup lama. Selanjutnya, proses ini akan menumbuhkan kesadaran baru sebagai respons terhadap aqidah yang diwahyukan Tuhan. Kesadaran iman ini berpeluang untuk menumbuhkan khawathir yang mulai memiliki potensi pembentukan perilaku. Fluktuasi potensi ini tergantung pada tingkat kesadaran iman dalam keberagamaan Muhajirin dan Ansar. Potensi iman ini akan berhasil mempengaruhi proses terbentuknya perilaku jika muatan pembenaran hati mampu menumbuhkan pernyataan lisan dan selanjutnya mengendalikan dan membentuk perilaku praktis. Proses ini baru berlangsung jika kesadaran iman berhasil mendesak dan mengendalikan dorongan dan nilai yang tidak koheren dalam diri orang beriman itu. Nilai dan dorongan yang terdesak kesamping ini tidak hilang, tetapi dikendalikan oleh potensi kesadaran iman yang sekarang menjadi nilai primer. Produk akhir adalah terbentuknya perilaku iman sebagai respon terhadap wahyu tetapi tetap merupakan gejala yang berubah dan berkembang. Sampai pada tahap ini, perilaku iman tudak hanya merupakan kenyataan rasional, tetapi juga menjangkau dataran indrawi yang difatnya empiris. Sebagai tanggapan, wujud praktis ini juga ditentukan oleh sifat dan cakupan ajaran Islam. Sifat ajaran Islam adalah membangun kehidupan sosial yang berhasil mencapai tujuan risalah dengan cakupan kegiatan yang meliputi semua segi kehidupan manusia. Sebagai gejala yang berubah, maka perlu iman baru berpeluang mencapai tahap ini jika ia berhasil membangun kebertautan unsur-unsur internal atas dasar kesadaran iman. Selanjutnya, sifat dan cakupan ajaran Islam yang sekarang sudah menjadi nilai primer akan menumbuhkan potensi untuk mewujudkan perilaku praktis yang mampu menjawab masalah disekitarnya. Sampai pada tahap ini, perkembangan perilaku iman sudah merupakan koherensi unsur-unsur iman yang memiliki ekspresi luar dan dapat diamati oleh indra. Dengan memanfaatkan teori ilmu sosial, gejala ini dapat dikonsepkan menjadi konfigurasi iman sahabat Muhajirin dan Ansar. Tahap perkembangan di atas ini memang sudah mampu menumbuhkan konfigurasi iman yang berpeluang mencapai tujuan risalah karena berhasil melahirkan perilaku yang relatif tetap dalam jangka waktu lama. Akan tetapi gejala ini baru dalam bentuk perorangan yang sifatnya individual. Sifat dan ajaran Islam dalam nilai primer akan mendorong orang beriman untuk mengadakan interaksi sosial, baik dengan arus satu arah ataupun timbal balik. Bentuk pertama akan menjamin koherensi dengan sumber ajaran dan bentuk kedua meningkatkan relevansi dengan masalah sosial. Interaksi iman ini memungkinkan proses sosial atas dasar iman, yang dalam masyarakat mereka memang sudah berlangsung. Proses sosial ini pada saatnya akan menumbuhkan kelompok sosial beriman yang ditandai oleh munculnya kesadaran kelompok sahabat Muhajirin dan Ansar itu. Kesadaran kolektif ini memungkinkan tumbuhnya unsur sistemik dalam perilaku sosial masyarakat, dan pada akhimya nilai primer kelompok atas dasar iman. Sampai pada tahap ini, potensi perilaku iman perorangan menjadi semakin berlipat karena sifat •sosial unsur sistemik dan nilai primer kelompok dalam rnasyarakat mereka. Potensi inilah yang membuka peluang untuk mengadakan perubahan sosial dan mencapai tujuan risalah. Temuan tahap perkembangan perilaku iman yang dikonsepkan menjadi konfigurasi iman ini, tetap mengakui peluang tumbuhnya tipologi lain bahkan tahap lain yang lebih rendah. Pada tahap ini, faktor-faktor lain yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh nilai primer atas dasar iman tetap berpeluang untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku masyarakat Muhajirin dan Ansar. Meskipun demikian, peluang tumbuhnya tahap maksimal perkembangan perilaku iman yang melahirkan potensi pencapaian tujuan risalah merupakan gejala yang tidak dapat diingkari. Sebagai gejala yang berubah dan berkembang, dalam keberagamaan sahabat Rasul Allah ini memang telah tumbuh tipologi konfigurasi yang beragam. Meskipun demikian, keberagamaan ini masih mampu mempertahankan koherensi esensi dengan Al-Qur'an dan Sunnah, sehingga atas dasar kebenaran rangkap pola perilaku iman itu masih dapat diterima. Sebagai suatu gejala sosial, perbedaan unsur dalam masing-masing konfigurasi dapat berkembang menjadi faktor konflik antara pendukung yang satu dengan yang lain, jika situasi sosial berkembang atas dasar perbedaan tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Promotor : Prof. Dr. H. A. Mukti Ali
Uncontrolled Keywords: Iman, Muhajirin, Ansar
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 20 Nov 2014 08:59
Last Modified: 12 Dec 2023 10:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14608

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum