KEPEMIMPINAN SHAH JAHAN DI KESULTANAN MUGHAL ( 1628-1658 M )

M. NASIHUDIN ALI, NIM. 10120052 (2015) KEPEMIMPINAN SHAH JAHAN DI KESULTANAN MUGHAL ( 1628-1658 M ). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEPEMIMPINAN SHAH JAHAN DI KESULTANAN MUGHAL ( 1628-1658 M ))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KEPEMIMPINAN SHAH JAHAN DI KESULTANAN MUGHAL ( 1628-1658 M ))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (651kB)

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian tentang Kepemimpinan Shah Jahan. Ia adalah seorang sultan yang memiliki sifat pemberani, adil, bijaksana, dan kemauan yang keras. Ia sangat mengagumi seni dan arsitektur, terlihat ketika ia mendirikan bangunan dengan gaya campuran dari berbagai budaya, yaitu Turki, India, Persia. Shah Jahan adalah Sultan Mughal kelima setelah ayahnya, Jahangir. Kesultanan Mughal sendiri didirikan oleh Sultan Zahiruddin Babur setelah memenangkan pertempuran Panipatt I. Setelah Sultan Babur wafat, ia digantikan oleh penerusnya seperti, Humayun, Akbar, Jahangir dan Shah Jahan. Pada tahun 1628 M Shah Jahan naik tahta menjadi Sultan Mughal dengan gelar Abdul Muzaffar Shahab-ud-Din Muhammad Sahib Qiran-e-Sani Shah Jahan Padshah Ghazi. Dalam menjalankan pemerintahannya, Shah Jahan masih melanjutkan sistem yang dipakai oleh nenek moyangnya, seperti kekuasaan Pusat, Suba (Provinsi), Sarkar (Kabupaten), dan Parganah (kecamatan). Dalam hal beragama, Shah Jahan lebih ortodox dari pada pendahulunya. Ia mengeluarkan beberapa dekrit untuk menghidupkan kembali keagamaan yang mulai padam. Shah Jahan terus memperluas wilayahnya sampai ke Asia Tengah. Semakin luas wilayah Kesultanan Mughal, maka semakin banyak pendapatan pajak yang diperoleh Kesultanan Mughal. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan sosiologi-politik untuk melihat pola kepemimpinan Shah Jahan dalam pemerintahannya, dengan kerangka teori kepemimpinan Max Weber, yaitu otoritas legal-rasional, otoritas tradisional, dan otoritas kharismatik. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi (pemimpin) dan hubungan kepatuhan (bawahan) karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Permasalahan dalam penelitian ini adalah siapakah Shah Jahan, bagaimana kondisi Kesultanan Mughal pada saat Shah Jahan berkuasa, dan kebijakan Shah Jahan, yaitu di bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang keagamaan terhadap Kesultanan Mughal. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana pola kepemimpinan Shah Jahan, mengungkapkan kebijakan Shah Jahan, serta menjelaskan dampak dari kebijakan Shah Jahan dalam pemerintahannya di Kesultanan Mughal. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola kepemimpinan Shah Jahan ketika ia berkuasa dan kebijakan Shah Jahan di Kesultanan Mughal, serta dampak dari kebijakan Shah Jahan bagi pemerintahan Mughal di bidang seni dan arsitektur.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. M. Abdul Karim,M,A.,M A
Uncontrolled Keywords: kepemimpinan shah jahan di kesultanan mughal (1628-1658)
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 19 Oct 2015 15:52
Last Modified: 19 Oct 2015 15:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/17735

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum