PENAFSIRAN KATA AMANAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT TABATABA'I DAN SAYYID QUTB

Diah Rahmawati 03531384, (2009) PENAFSIRAN KATA AMANAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT TABATABA'I DAN SAYYID QUTB. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Amanah merupakan sebuah konsep penting dalam al-Qur'an yang berkaitan dengan hakikat spiritiual keagamaan muslim. Amanah termasuk salah satu kata yang sering diucapkan, tetapi meski menjadi istilah umum dalam keseharian, masih banyak manusia yang belum sanggup mendalami maknanya. Kedudukan amanah dalam al-Qur'an dan al-Sunnah mengandung bobot yang dalam dan merupakan salah satu kunci dalam konsep syariah, khususnya dalam kaitannya dengan aspek muamalah yaitu aspek yang menyangkut hubungan antara manusia dan manusia dalam hubungan bermasyarakat. Amanah (Ar: am�nah; bentuk masdar dari amanu-ya'munu=jujur atau bisa dipercaya, jamak: amanat). Dalam bahasa Indonesia, amanah berarti kerabat, ketentraman, atau dapat dipercaya; dan amanat berarti pesan, perintah, keterangan, atau wejangan. Dalam kitab-kitab sejarah perjuangan rasul, am�nah merupakan salah satu diantara beberapa sifat yang wajib dimiliki oleh para rasul. Mereka bersifat jujur dan bisa dipercaya, terutama dalam urusan yang berkenaan dengan tugas kerasulannya. Disamping itu, mereka yang bersifat amanah terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, baik lahir maupun batin. Kata am�nah disebutkan al-Qur'an dalam surat al-Baqarah:283 dan surat al-Ahzab: 72, sedangkan amanat dalam surat an-Nisa: 58, al-Anfal: 27, al-Mu'minun: 8 dan al-Ma'arrij: 32. Skripsi yang berjudul penafsiran kata amanah menurut al-Tabataba'i dan Sayyid Qutb ditulis sebagai wujud ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang makna am�nah. Selain itu juga untuk mengetahui penafsiran Tabataba'i dan Sayyid Qutb terhadap kata amanah, apakah di antara mereka terdapat persamaan atau perbedaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode muqaran (perbandingan), karena obyek penelitian ini adalah penafsiran dua orang tokoh tafsir terhadap sebuah tema yang terdapat dalam al-Qur'an. Dari hasil penelitian antara Tabataba'i dan Sayyid Qutb terdapat persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan amanah. Di dalam surat al-Anfal ayat 27, Tabataba'i dan Sayyid Qutb sama-sama mengartikan amanah dengan suatu kewajiban yang telah dibebankan kepada manusia dan kewajiban itu harus dilaksanakan. Jika manusia melaksanakan kewajiban tersebut maka akan mendapatkan pahala, namun apabila kewajiban itu tidak dilaksanakan berarti ia telah berdosa. Namun dalam surat al-Ahzab: 72, mereka berbeda dalam menafsirkan amanah. Ta'abataba'i menafsirkan am�nah adalah sesuatu yang dipercayakan Allah kepada manusia untuk memeliharanya demi keselamatannya, kemudian amanat itu dikembalikan kepada Allah sebagaimana yang dikehendakinya. Sedangkan Sayyid Qutb mengartikan amanah secara umum yaitu sebagai seluruh amanat baik amanat-amanat dalam kehidupan manusia maupun amanat-amanat di dalam agama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. H. Mahfudz Masduki, M.A. Moh. Hidayat Noor, M.Ag.,
Uncontrolled Keywords: Amanah, Sayyid Qutb
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1805

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum