PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN KAWIN DIBARENGNE (STUDI KASUS DI DESA SEMANDING KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN KULONPROGO)

AHMAD ZAINUL ANAM - NIM. 04350021 , (2009) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN KAWIN DIBARENGNE (STUDI KASUS DI DESA SEMANDING KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN KULONPROGO). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Entitas al-fiqh al-muna kah}ah sebagai acuan hukum perkawinan dalam Islam bersifat mapan dan sangat komperehensif, menjangkau tiap ketentuan dalam wilayahnya. Namun pada perjalanannya, undang-undang ini sedikit terusik dengan adanya peraturan (hukum) lain yang tidak tercantum secara s}ori h dalam sumber-sumber Hukum Islam, baik dalam nas}s} al-Qur'an, as-Sunnah maupun Ijma ', juga belum pernah dirumuskan oleh para fuqaha ' melalui ijtiha d. Dalam permasalahan ini larangan adat terhadap kawin dibarengne hadir sebagai aturan diluar Hukum Islam dan berlaku pada masyarakat Desa Semanding. Konsekuensinya, hal tersebut masih menjadi titik perdebatan yang quot;panas quot; pada tataran aplikasinya . Problem inilah yang menjadi objek kajian peneliti. Dengan berlandas pada jalur field reseach, kemudian diadakan eksplorasi total dan massif, mencakup gejala, faktor yang mempengaruhi maupun implikasinya bagi kehidupan, yang mana pendekatan sosiologis dan normatif-fiqhiyyah direkrut sebagai pendekatan utama, hal ini dimaksudkan agar diperoleh data yang terjamin validitasnya dan juga terarah analisisnya pada wilayah fiqh. Bertolak dari data yang diperoleh, larangan adat tersebut dianalisa dengan al-urf, sebagai manha j yang paling realistis menurut peneliti untuk meninjau adat dari perspektif Hukum Islam. Dari proses penelitian ini, kemudian dicari titik jelas, apakah larangan ini dapat berfusi sebagai al-'urf as}-sa} hi} h } dan dapat menjadi Hukum Islam, atau sebaliknya, termasuk dalam kategori al-'urf al-fa sid yang tidak dapat dijadikan salah satu sumber hukum islam (masdar min masa dir at-tasyri '), yang mana dalam perjalanan istinbatnya selalu mengacu pada mas}lahah sebagai akhir tujuan dari at-Tassri ' al-Islami . Setelah diadakan penelitian yang sedemikian serius dengan metode dan kerangka berpikir tersebut diatas, maka diperoleh kesimpulan, bahwasanya terdapat faktor beragam yang melatarbelakangi larangan kawin dibarengne, yaitu; fanatisme, rendahnya tingkat pendidikan, budaya dan loyalitas yang cukup tinggi pada sesepuh. Adapun implikasi negatif dari penerapan kawin dibarengne bersifat absurd, tidak ilmiah. Sehingga pada end of research peneliti menyimpulkan adat tersebut masuk dalam kategori al-'urf al-fa sid yang tidak dapat diaplikasikan di tengah masyarakat dan tidak boleh dijaga eksistensinya. Hadirnya penelitian ini didedikasikan untuk kazanah keilmuan Hukum Islam secara umum, dan seluruh masyarakat Desa Semanding khususnya, diharapkan hasil penelitian tersebut mampu memberikan kontribusi positif yang nyata, baik pada wilayah diskursus maupun praksis, sehingga pada kelanjutannya peneliti mampu mengabdikan karyanya untuk sebuah perubahan menuju yang lebih baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: HJ. FATMA AMALIA, S.AG, M.SI
Uncontrolled Keywords: fiqh al-munakahah, hukum perkawinan Islam, kawin dibarengne, al-'urf as-sahih
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1858

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum