MUHAMMAD DAN KARL MARX TENTANG MASYARAKAT TANPA KELAS

MUNIR ABDUL HARIS, NIM.0023 0274 (2007) MUHAMMAD DAN KARL MARX TENTANG MASYARAKAT TANPA KELAS. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MUHAMMAD DAN KARL MARX TENTANG MASYARAKAT TANPA KELAS)
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (MUHAMMAD DAN KARL MARX TENTANG MASYARAKAT TANPA KELAS)
BAB II, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only until 2 August 2007.

Download (10MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pemikiran Muhammad dan Karl Marx tentang masyarakat tanpa kelas, dan mengetahui perbedaan pemikiran dari kedua tokoh tersebut terutama dalam sudut pandang epistemologis. Penelitian ini termasuk dalam kategori library-research. Metode yangditempuh adalah metode deskriptif dengan pola pembahasan deskriptif-analitikkomparatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiohistoris dan pendekatan hermeneutik. Hasil data yang telah diperoleh baik dari sumber primer maupun sekunder, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis data secara kualitatif dengan menggunakan instrumen analisis deduktif dan interpretatif.Hasil penelitian menunjukkan ( 1 ). Muhammad membangun masyarakat tanpa kelas melalui konsep tauhid yakni menciptakan keadilan dan kebajikan . Beliau menekankan pentingnya keadilan, persamaan, danpersaudaraan berdasarkan keimanan (bukan berdasarkan ekonomi) untuk melawan ketimpangan sosial. Dengan ini diharapkan akan terwujud masyarakat yang bebas dari pengelompokan yang berdasarkan etnis, bangsa, bahasa dankelas (ntasyarakat tanpa kelasc/ass/ess society). Kepedulian, pembelaan, dan perjuangan Muhammad terhadap kaum yang tertindas dari sistem kapitalistikeksploitatif di Makkah Jan Madinah tampak dari penjelasr.nnya tentangsosialisme Islam, tentang kepemilikan bersama, tentang hak-hak tenaga kerja,dan mengenai upah buruh. Sementara itu, pemikiran Karl Marx tentang masyarakat tanpa kelas tampak dari penjelasannya tentang sosialisme, tentang alienasi, tentang kepemilikan atas barang. Ia mendasarkan pengelompokanmasyarakat berdasarkan ekonomi (bukan berdasarkan keimanan). (2). Dilihat dari aspek epistemologis, persamaan pemikiran antara Muhammad dan Karl Marx adalah keduanya sama-sama concern pada nasib kaum lemah dengan memperjuangkan emansipasi kaum budak (proletariat). Sarna-sarna berpikir bahwa kaum lemah tidak boieh diam, melainkan bangkit Melawan dan merubah sistem kapitalisme melalui jihad (menurut Muhammad), dan melalui revolusi (menurut Karl Marx). Perbedaannya: pertama, dilihat dari sumber epistemologisnya pemikiran Muhammad tentang masyarakat tanpa kelas bersumber pada wahyu (al-Qur'an), ijtihad (kekuatan intelektualnya) dalam bentuk hadis. Sedangkan Karl Marx bersumber pada rasional-empiris. Kedua, di lihat dari metodenya, maka metode Muhammad bersifat pra-ilmiah, religius dan teologis. Sedangkan metode Karl Marx bersifat ilmiah dan sosio-ekonomis. (3). Hasil pembacaan terhadap teks sejarah kehidupan Muhammad dan sunahnya, serta pembacaan terhadap teks (karya-karya) Karl Marx yang dilakukan oleh beberapa tokoh Indonesia seperti Haji Agus Salim Haji, Oemar Said Tjokroaminoto, Tan Malaka, Soekarno, dan lain-lainnya mampu mempengaruhi pemikiran serta gerakan revolusioner mereka dalam rangka melawan dan mengusir kaum penjajah (Belanda) dari bumi nusantara, dan dalam rangka menegakkan masyarakat tanpa kelas dari tirani kaum kapitalis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Nashruddin Harahap, SU
Uncontrolled Keywords: Muhammad, Karl Marx, Masyarakat tanpa kelas
Subjects: Pengembangan Masyarakat Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Pengembangan Masyarakat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 08 Jan 2016 16:25
Last Modified: 08 Jan 2016 16:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18878

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum