POLIGINI NABI MUHAMMAD SAW DALAM PANDANGAN ALI SYARI'ATI

NURDIN HIDAYAT - NIM. 04350055 , (2009) POLIGINI NABI MUHAMMAD SAW DALAM PANDANGAN ALI SYARI'ATI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Poligini adalah isu sensitif yang mengundang banyak kontroversi di tengah-tengah masyarakat modern. Sejarah mencatat bahwa Baginda Nabi Muhammad Saw merupakan (The most succesfull of all prophet and religius personality) Nabi dan pemimpin yang paling sukses di dunia diantara para Nabi dan para pemimpin di dunia lainnya, selain itu ia juga merupakan teladan suci manusia, ternyata juga berpoligini. Bangsa barat yang fanatik, orientalis, dan yang membenci Islam, mereka melancarkan sebuah invansi yang sengit kepada Islam, hanya karena poligini, ini mereka jadikan sebagai amunisi yang beracun, bahwa Nabi Muhammad Saw adalah laki-laki pemburu wanita yang bersyahwat tinggi. Ali Syari'ati menepis pandangan orientalis itu, ia mencoba melakukan pembelaan atas poligini Nabi Muhammad Saw dari tudingan-tudingan yang bernada negatifistik. Dengan menulis dalam sebuah bukunya yang berjudul Women in the Eyes and Heart of Muhammad, ia memandang bahwa poligini Nabi Muhammad Saw dengan para isterinya adalah misi sosial, politik dan dakwah yakni menolong para korban (janda) peperangan dan dakwah, namun pada pembahsan khusus untuk poligininya Nabi dengan Zainab, Ali Syari'ati mengatakan bahwa dalam diri Nabi ada cinta dalam hati atau cinta misterius bahkan cinta erotis yang dimiliki Nabi untuk mencintai Zainab, dan ia mengatakan poligini yang dilakukan Nabi dengan Zainab binti Zahsy dikarenakan Zainab binti Zahsy tidak cinta kepada Zaid bin Harisah, sebagai akibat dari perjodohan yang dilakukan Nabi terhadap Zaid dan Zainab, sehingga Nabi dikatakan sebagai orang ketiga yang menjadi penyebab terjadinya perceraian antara Zaid dan Zainab. Penelitian ini merupakan library research yang menggunakan metode kualitatif. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, penyusun menggunakan pendekatan normatif dengan teori maqasid asy-Syari'ah, Pendekatan maqasid asy-Syari'ah ini akan menggunakan teori, yang menyatakan bahwa emaslahatan yang menjadi tujuan Syari'at Islam dilihat dari kepentingan makhluk hidup yaitu nilai-nilai daruriyyat (tujuan-tujuan primer), maqasid al-hajiyat (tujuan-tujuan skunder) dan maqasid at-tahsiniyyat (tujuan-tujuan pelengkap). Dalam hal ini maqasid asy-Syari'ah memiliki lima kepentingan yang harus dilindungi agar kemaslahatan pada mahkluk hidup bisa terwujud di antaranya melindungi: agama, jiwa, akal, harta dan keturunan, dengan harapan apakah pandangan Ali Syari'ati tentang poligini Nabi sesuai dengan maqasid asy-Syari'ah. Setelah meneliti dan menganalisa pemikiran Ali Syari’ati tentang poligini Nabi Muhammad Saw maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemikiran Ali Syari'ati tentang poligini Nabi Muhammad Saw merupakan tanggung jawab dakwah, hal ini sesuai dengan maqasid as-Syari'ah namun tidak bisa menerima jika poligini Nabi Muhammad Saw lebih mengedapankan unsur biologis ketimbang tanggung jawab dakwah dan menolong para janda dan anak-anak akibat perang. Poligini di Indonesia pada saat ini lebih ditekankan pada unsur biologis laki-laki. Akhirnya terjadi pergeseran makna poligini antara masa nabi dengan keadaan sekarang, yaitu nilai daruriyat yang menjadi alasan utama Nabi dalam berpoligini bergeser menjadi nilai tahsiniyat pada zaman sekarang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DRS. OKTOBERRIANSYAH, M.AG
Uncontrolled Keywords: Poligini, isu sensitif, kontroversi, fanatik, orientalis, negatifistik, kemaslahatan, nilai-nilai daruriyyat, maqasid al-hajiyat, maqasid at-tahsiniyyat, maqasid asy-Syari'ah.
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1943

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum