PEMBACAAN 124.000 KALI SURAH AL-IKHLAS DALAM RITUAL KEMATIAN DI JAWA (STUDI KASUS DI DESA SUNGONLEGOWO, BUNGAH, GRESIK, JAWA TIMUR)

IBRIZATUL ULYA, NIM. 12531153 (2016) PEMBACAAN 124.000 KALI SURAH AL-IKHLAS DALAM RITUAL KEMATIAN DI JAWA (STUDI KASUS DI DESA SUNGONLEGOWO, BUNGAH, GRESIK, JAWA TIMUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEMBACAAN 124.000 KALI SURAH AL-IKHLAS DALAM RITUAL KEMATIAN DI JAWA (STUDI KASUS DI DESA SUNGONLEGOWO, BUNGAH, GRESIK, JAWA TIMUR))
12531153_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (9MB) | Preview
[img] Text (PEMBACAAN 124.000 KALI SURAH AL-IKHLAS DALAM RITUAL KEMATIAN DI JAWA (STUDI KASUS DI DESA SUNGONLEGOWO, BUNGAH, GRESIK, JAWA TIMUR))
12531153_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini membahas ritual kematian di Jawa, tepatnya tentang pembacaan 124.000 kali surah al-Ikhlas selama tujuh hari pasca kematian di Desa Sungonlegowo, Kec. Bungah, Kab. Gresik, Jawa Timur. Fokus pembahasan penelitian ini adalah praktik pembacaan 124.000 kali surah al-Ikhlas dan makna praktik tersebut menurut masyarakat Sungonlegowo. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah observasi bebas dan terlibat, wawancara, serta dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskrptif-eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tujuh hari pasca kematian atau yang disebut ngaji kifayah oleh masyarakat Desa Sungonlegowo, telah berlangsung sejak tahun 70-an. Pada waktu itu, jajaran pemerintah desa dan para tokoh sepakat melaksanakan tahlil di tiap-tiap RT setiap malam Jumat dan ngaji kifayah setiap ada kematian. Kegiatan ngaji kifayah ini terdiri dari ngaji kifayah putra dan putri. Pelaksanaannya dengan melibatkan banyak orang yang diundang baik melalui undangan tertulis maupun lisan. Dari awal kemunculannya, kegiatan ngaji kifayah berisi pembacaan surah al-Ikhlas 124.000 kali, pembacaan tahlil dan doa, serta sambutan perwakilan keluarga dan ditambah pengadaan jamuan yang kemudian diganti dengan pengadaan hanya berkat pada hari ketujuh. Pembacaan surah al-Ikhlas sebanyak 124.000 kali ini dilakukan dalam tujuh hari beruntun setelah kematian dan menggunakan biji-bijian sebagai alat hitung. Biji-bijian tersebut diletakkan dalam beberapa mangkuk berlabel awon (jelek). Selain itu, dipersiapkan beberapa mangkuk kosong berlabel sae (baik). Adapun proses pelaksanaannya adalah para undangan membaca surat al-Ikhlas dengan serentak dan dilanjutkan dengan membaca secara pribadi dengan suara lirih. Usai membaca surah al-Ikhlas, masing-masing undangan secara bergantian mengambil beberapa biji dan memindahnya ke mangkuk sae sesuai dengan perolehan surah al-Ikhlas yang dibaca. Satu biji mewakili 10 bacaan surah al-Ikhlas. Terkait dengan makna pembacaan 124.000 surah al-Ikhlas, jika dilihat dengan teori antropologi interpretatif dari Clifford Geertz, dapat disimpulkan bahwa pada praktik itu terdapat beberapa simbol yaitu, surah al-Ikhlas yang dibaca 100.000 kali adalah ‘ataqah kubra (pembebasan dari siksa), pemakaian biji-bijian kelak sebagai saksi bahwa masyarakat telah membaca surah al-Ikhlas, serta tujuh hari setelah kematian adalah waktu orang mati mengalami ujian di alam kubur. Dari simbol-simbol itu, seseorang dipengaruhi oleh ruang sosial yang menyebabkan masyarakat melakukan perilaku, yakni lingkungan warga nahdliyin yang pro terhadap kegiatan tujuh hari pasca kematian, kehidupan di kampung santri yang penuh dengan kegiatan keislaman, serta adanya asas resiprokal dalam masyarakat yang mendorong pelaksanaan kegiatan secara kontinu. Aspek-aspek tersebut mempengaruhi tatanan di dalamnya, bahwa masyarakat meyakini ada konsep ujian dan siksa, serta bahwa orang hidup masih dapat berhubungan dengan orang mati. Dengan keyakinan seperti itu dan didorong oleh perasaan dan motivasi, masyarakat mengaplikasikannya dalam sebuah tindakan sosial, yaitu pembacaan surat al-Ikhlas 124.000 kali dalam ngaji kifayah dan pelaksanaannya menjadi unik karena hidup dalam pola tradisi kelompok masyarakat tertentu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Ahmad Rafiq, Ph.D.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 21 Apr 2016 18:27
Last Modified: 21 Apr 2016 18:27
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20356

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum