PENGANGKATAN MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN SEBAGAI KHALIFAH PERSPEKTIF SIYASAH

ABIDIN LATUA, NIM : 12370010 (2016) PENGANGKATAN MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN SEBAGAI KHALIFAH PERSPEKTIF SIYASAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENGANGKATAN MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN SEBAGAI KHALIFAH PERSPEKTIF SIYASAH)
12370010_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENGANGKATAN MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN SEBAGAI KHALIFAH PERSPEKTIF SIYASAH)
12370010_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Dalam serangkaian sejarah Islam, peristiwa pengangkatan Mu’awiyah bin Abu Sufyan menjadi Khalifah merupakan salah satu peristiwa sejarah islam yang kontroversional di kalangan para penulis sejarah. Sebagian besar menyatakan beliau sebagai manusia yang haus akan kekuasaan. Selain itu pula dalam sistem pemerintahan Mu’awiyah banyak dikritisi oleh para sejarawan, karena ia mengangkat Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra mahkota. Menurut mereka ini merupakan sebuah sistem pemerintahan yang baru dalam Islam. Melihat dari realita yang ada maka Penyusun tertarik untuk mengkaji lebih dalam permasalahan tentang Pengangkatan Mu’awiyah bin Abu Sufyan Sebagai Khalifah Perspektif Siyasah. Adapum rumusan masalah yang penulis gunakan terdiri dari dua rumusan masalah. Pertama, Bagaimana pandangan terhadap pengangkatan Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai Khalifah Prespektif Siyasah ? Kedua, Bagaimana pandangan Siyasah terhadap sistem peralihan pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan ?. Penilitan ini merupakan penilitian pustaka (library research) metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Untuk menganalisa permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teori siyasah, yang mencakup mengenai masalah bai’at dan maslahah almursalah. bai’at adalah kesepakatan politik atau kontrak sosial antara seorang pemimpin atau khalifah dengan rakyatnya. Sedangkan maslahah al- mursalah adalah dapat dijelaskan dengan istilah, yaitu apa yang di pandang baik oleh akal. Selain itupun harus sejalan dengan syara’ dalam menetapkan hukum. Pembaiatan Mu’awiyah yang terjadi pada saat itu di nyatakan sebagai bentuk pengangkatan yang sah, karena melihat umat Islam tidak menolak terpilihnya Mu’awiyah sebagai Amirul Mukminin. Apa lagi terlihat jelas ketika para sahabat, dan tabiin tidak ada yang menentang terpilihnya Mu’awiyah sebagai pemimpin umat. Karena melihat syarat-syarat pemimpin yang terpenuhi Mu’awiyah. Mengenai sistem pemerintahan yang berubah ketika Mu’awiyah menetapkan Yazid sebagai penggantinya, merupakan sebuah keputusan yang tidak dapat dimasalahkan karena dia melandasi atas sebua pemikiran yang berbau akan kemaslahatan umat terutama menghindari perseteruan antara umat Islam. Selama sistem tersebut berjalan di atas nilai kemaslahatanlah yang lebih diutamakan. Terutama upaya yang berkaitan dengan tujuan hukum Islam yaitu, dalam rangka untuk memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Maka sistem tersebut tidak dapat dipermasalahkan. Kata Kunci : Khalifah, Pembaiatan, Maslahah al- Mursalah, Politik Islam

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DR. AHMAD PATIROY, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Khalifah, Pembaiatan, Maslahah al- Mursalah, Politik Islam
Subjects: Jinayah Siyasah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 02 Jun 2016 08:31
Last Modified: 02 Jun 2016 08:31
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20544

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum