SABDA RAJA SULTAN HAMENGKU BUWONO X TENTANG SUKSESI KEKUASAAN DALAM KERATON NGAYOGYAKARTO HADININGRAT

ALVIN NOOR SAHAB RIZAL, NIM: 12370071 (2016) SABDA RAJA SULTAN HAMENGKU BUWONO X TENTANG SUKSESI KEKUASAAN DALAM KERATON NGAYOGYAKARTO HADININGRAT. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SABDA RAJA SULTAN HAMENGKU BUWONO X TENTANG SUKSESI KEKUASAAN DALAM KERATON NGAYOGYAKARTO HADININGRAT)
12370071_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (998kB) | Preview
[img] Text (SABDA RAJA SULTAN HAMENGKU BUWONO X TENTANG SUKSESI KEKUASAAN DALAM KERATON NGAYOGYAKARTO HADININGRAT)
12370071_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Raja adalah wakil Tuhan, oleh sebab itu siapa yang tidak tunduk pada raja sama dengan menentang kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, dalam diri seorang raja tersimpan tela dan kesekten yang memancar, karena seorang raja dapat menyerap kekuatan-kekuatan adikodrati di dalam dirinya. Raja Jawa yang bertahta, pada dasarnya tak bisa dimasuki oleh kalangan dari luar keraton. Dalam konsep Jawa, kekuasaan politik bukanlah sesuatu yang bisa dikontestasikan. Kekuasaan politik adalah sesuatu yang dituruntemurunkan dan bersumber langsung dari wahyu Yang Mahakuasa. Dengan keluarnya Sabda raja Sultan Hamengku Buwono X pada 30 April 2015 dan 5 Mei 2015 memberikan tafsiran baru kepada rakyat. Obyek kajian sabda raja Sultan Hamengku Buwono X diteliti dengan menggunakan pendekatan sejarah. Adapun teori yang dipakai adalah teori epistimologi Islam dan siyasah dusturiyah. Muhammad ‘abid al Jabiri membagi tiga epistimologi Islam. Tiga jenis tersebut ialah Bayani, Irfani, Burhani. Sedangkan teori siyasah dusturiyah membagi tiga bagian yakni, Imam, Tugas Imam, Waliyul ‘Ahdi. Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah, Apa tipologi pemikiran Sultan Hamengku Buwono X dalam memunculkan sabda raja pada 30 April 2015 dan dawuh raja 5 Mei 2015!, Bagaimana pandangan siyasah dusturiyah terhadap pengangkatan putri mahkota sebagaimana dalam sabda raja? Tulisan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari dan mendiskripsikan sabda raja Sultan Hamengku Buwono X tentang suksesi kekuasaan di keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan, yang berupa sumber tertulis, seperti artikel, dan buku-buku, yang di dalamnya didapatkan data kuantitatif, dengan tanpa melewatkan proses verifikasi dan interpretasi. Setelah melaluinya tahap tersebut, maka skripsi ditulis sesuai kaidah penulisan, sistematika pembahasan serta metode ilmiah yang berlaku, yang hasilnya disebut historiografi. Secara garis besar sabda raja Sultan Hamengku Buwono X tentang suksesi kekuasaan dalam keraton Ngayogyokarto Hadiningrat adalah berisi lima hal, tiga berkaitan dengan gelar: mengganti “Buwono” menjadi “Bawono” ,“Sedasa” menjadi “Sepuluh” dan menghilangkan “Khalifatullah”, mengakhiri perjanjian pendiri Mataram antara Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan, serta menyempurnakan Keris Kanjeng Kiai Ageng Kopek (pusaka Sultan) dan Keris Kanjeng Kiai Joko Piturun (pusaka putra mahkota). Serta perubahan gelar salah satu putri Sultan, yaitu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun berganti gelar menjadi GKR Mangkubumi. Key Word: sabda raja, suksesi kekuasaan, Sultan HB X, dan keraton

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. M. NUR, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: sabda raja, suksesi kekuasaan, Sultan HB X, dan keraton
Subjects: Jinayah Siyasah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 01 Jun 2016 08:16
Last Modified: 01 Jun 2016 08:16
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20548

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum