KONSEP SYURA MENURUT PEMIKIRAN MUHAMMAD 'ABID AL-JABIRI TINJAUAN FIQIH SIYASAH

ABDUROHIM NIM: 03370285, (2009) KONSEP SYURA MENURUT PEMIKIRAN MUHAMMAD 'ABID AL-JABIRI TINJAUAN FIQIH SIYASAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Diskursus tentang syura dan demokrasi sampai sekarang masih menjadi tema yang sangat menarik dan banyak dibicarakan oleh para intelektual. Baik dari kalangan intelektual muslim maupun kalangan Orientalis. Sebab sampai sekarang, pemahaman tentang Syura dan demokrasi masih jauh dari harapan. Setidaknya dalam memaknai syura dan demokrasi ada tiga kelompok. Pertama adalah kelompok konservatif, yakni golongan ulama klasik (mereka tidak mau menerima tradisi di luar tradisi Islam). Kedua adalah kelompok moderat (setengah menerima dan setengah menolak). Ketiga adalah kelompok modern (mereka menolak secara mentah-mentah ketika dikatakan bahwa Syura sama dengan demokrasi). Pendapat mereka lebih cenderung di dasarkan pada perbedaan makna dan penerapan Syura dan demokrasi tersebut. Untuk melihat pertarungan antara elit pemikir Islam, maka penulis menyajikan dua rumusan masalah, yaitu bagaimana konsep Syura dalam pengertian Islam? dan bagaimana konsep Syura menurut Pemikiran Muhammad 'Abid al-Jabiri? Dalam penelitian ini penulis menggunakan kepustakaan murni. Semua karya-karya yang terkait dengan penelitian ini dijadikan sebagai bahan rujukan untuk membaca pemikiran tokoh. Untuk menganalisis data penulis menggunakan metode analisis deduktif dan analisis induktif. Sedangkan untuk pengolahan data, penulis mempergunakan metode deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Analitik-analitik artinya menyimpulanya dilakukan secukupnya sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan karakteristik suatu keutuhan yang kongkrit, namun bukan keutuhan itu sendiri. Interpretasi adalah karya tokoh diselami, untuk menangkap arti dan nuansa yang dimaksudkan tokoh secara khas. Dalam segi pendekatan, penulis menggunakan pendekatan sosio-historis yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui latar belakang sosio-kultural dan sosio-politik seorang tokoh, karena pemikiran seorang tokoh merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya itu. Filosofis yaitu melakukan atas bangunan pemikiran sang tokoh al-Jabiri dengan melihat kerangka teoritis yang digunakan dalam menganalisis data-data, maupun fakta-fakta, berkisar problem yang dihadapi sehingga nantinya akan terlihat kerangka maupun alur dari pemikiran tokoh. Normatif yaitu menganalisa data dengan menggunakan pendekatan dalil atau kaidah yang menjadikan pedoman prilaku manusia. Hasil yang didapat adalah, bahwa syura berbeda dengan demokrasi. Entah di lihat dari sejarahnya, maupun penerapannya. Menurut al-Jabiri jika demokrasi: hendak diterapkan di negeri Arab maka dituntut adanya revolusi sejarah. Revolusi sejarah yang di butuhkan Bangsa Arab mencakup Revolusi kesadaran yang berpijak pada pemisahan sempurna antara ke-Esaan di bidang ketuhanan dan sekutu (pluralitas) di bidang kekuasaan dan politik. Revolusi dalam pengangkatan penguasa, yakni pengakatan berdasarkan pertimbangan quot;tokoh quot; menuju pengangkatan berdasarkan idiologi kepartaian. Selain itu, penting bagi bangsa Arab untuk mendirikan quot;blok historis quot;. Penyatuan dua elemen utama masyarakat yang di wakili oleh quot;elit modern quot; dan quot;elit tradisional quot;. Kelemahan gerakangerakan Islam selama ini adalah tidak adanya hubungan baik secara organisatoris maupun emosional antara elit modern dengan masyarakat umum.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. M. Rizal Qosim M.Si. Drs. Ocktoberrinsyah M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Syura, al-jabiri, fiqih siyasah.
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2106

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum