RESPON ORGANISASI MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA TERHADAP TUDUHAN TERORISME TAHUN 2001-2007 DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (STUDI MANAJEMEN KONFLIK)

Moh. Fadli 02241177, (2009) RESPON ORGANISASI MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA TERHADAP TUDUHAN TERORISME TAHUN 2001-2007 DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (STUDI MANAJEMEN KONFLIK). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Masalah utama ummat Islam dewasa ini adalah tantangan yang cenderung melemahkan peran agama dalam segenap aspek kehidupan mengawal perubahan menuju masyarakat industri, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh pengalaman negara industri terkemuka di dunia, selalu di ikuti oleh proses sekulerisasi. Dalam hal ini, ajaran agama dan ummat beragama sering dituduh menjadi pusat konservatisme, fundamentalisme maupun ekstrimisme. Orang-orang yang dianggap berhaluan keras dituduh sebagai teroris yang membahayakan dan menghalangi perubahan. Hal demikian akan menempatkan agama pada posisi pinggiran dalam segenap proses rekayasa sosial, dan bukan sebagai motivator atau sumber inspirasi. Ketika mendengar kata Majelis Mujahidin, tergiang dibenak banyak orang sosok organisasi ini tempat quot;sarang para teroris quot; setelah isu global menerpa –terutama yang dimotori oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya terhadap Islam dan dunia Islam –yang di klaim fundamentalis, radikalis dan ekstrimis sebagai teroris. Salah satu yang mendapat tuduhan teroris tersebut adalah organisasi bertarap internasional; Majelis Mujahidin Indonesian (MMI) yang saat ini dinakhodai oleh seorang ulama kharismatik, Syaikh Abu Bakar Ba’asyir. Idiologisasi Islam yang diusung oleh kalangan aktivis MMI adalah harga final dalam upaya menjawab persoalan modernitas yang cenderung membawa dampak sekulerisasi, liberalisasi, neo-kapitalisme, neo-kolonialisme bahkan ruetnya kebernegaraan (nation state) yang cenderung menyemai rasa ketidak adilan sebagai fakta riil di negeri ini. Bagi MMI, modernitas dan terutama demokrasi tidak membawa perubahan yang berpihak kepada kaum lemah dan miskin bahkan justeru sebaliknya menumbuhkan sifat serakah, menindas dan eksploitatif. Modernitas menambah satu rangkaian masalah yang serius pada tumbuh suburnya sistem kapitalisme global. Demikianlah logika para aktivis MMI menafsirkan gagalnya modernitas beserta anak kandung yang dilahirkannya itu. Watak modernitas dengan sperangkat sistem yang dikandungnya telah menciptakan staknasi sosial yang menggerus nilai-nilai kemanusiaan (dehumanisasi). Dalam abstraksi ini, peneliti mencoba melihat bagaimana Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia merespon isu-isu global terutama terorisme yang menyudutkan ummat Islam dan khususnya Majelis Mujahidin Indonesiai. Konflik tidak hanya menggunakan sarana fisik-destruktif namun media juga turut andil dalam memperparah konflik tersebut. Fakta menyebutkan, penyimpangan berita dan pemutar balikan fakta bukanlah hal yang asing bagi media massa. Lalu, bagaimana Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia menyikapinya. Penelitian ini menempatkan organisasi Majelis Mujahidin sebagai objek penelitian dalam studi Ilmu Manajemen Konflik dalam respon MMI terhadap isu terorisme global yang dituduhkan pada organisasi tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : H. Andy Dermawan, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Organisasi Islam, Teroris
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2136

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum