PERGERAKAN SOSIAL DI KAUMAN SURAKARTA STUDI TENTANG GERAKAN MODERN ISLAM 1901-1926

AHMAD DANY FIRDAUS - NIM. 00120124, (2009) PERGERAKAN SOSIAL DI KAUMAN SURAKARTA STUDI TENTANG GERAKAN MODERN ISLAM 1901-1926. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Keberadaan kampung Kauman adalah sebuah hal yang sangat penting dalam stuktur tata ruang kota di Jawa. Terletak di sebelah barat alun-alun dan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari struktur pemerintahan tradisional Jawa. Penguasa Jawa menjadikan Islam sebagai agama negara dan pada masanya membangun masjid yang terletak di antara barat alun-alun dan di depan keraton, contohnya seperti di keraton Surakarta atau keraton Yogyakarta. Pihak kerajaan kemudian mengangkat beberapa ulama yang diangkat sebagai pejabat keraton yang bertanggung jawab dalam bidang keagamaan untuk mengemban tugas melaksanakan tugas keagamaan dan tradisi keislaman lainnya. Untuk menjalankan tugasnya ini para ulama ini diberi fasilitas berupa areal pemukiman di sekitar masjid agung dan daerah inilah yang kemudian dikenal sebagai kampung Kauman. Pada saat politik etis diterapkan, serta diperkenankannya aktivitas penginjilan di Surakarta, para penginjil mendirikan rumah sakit dan menerbitkan publikasinya sendiri bernama Mardi Rahadjo, hal ini tentu saja sangat menggelisahkan umat Islam dan menggugah kesadaran keagamaan yang lebih besar. Hal ini langsung mendapat reaksi dari kalangan Islam yang kemudian menerbitkan Medan Moeslimin yang diterbitkan di Kauman. Medan Moeslimin diterbitkan oleh dua tokoh kauman yaitu Haji Misbach dan Haji Hisamzaijnie karena pada waktu itu aktivitas Sarekat Islam di Surakarta sedang menurun dikarenakan pindahnya CSI (Central Sarekat Islam) ke surabaya dan sibuknya para tokoh Sarekat Islam di Laweyan dikarenakan melonjaknya harga bahan mentah sehingga mereka lebih memikirkan barang dagangan mereka ketimbang mengurus SI. Jadi, aktivitas penginjilan hanyalah sebagian alasan menggeloranya kemunculan pergerakan modern di Kauman, selain juga motif ekonomi, etnosentris, pendidikan dan politik. Selain sebagai kampung santri, Kauman juga menjadi pusat pergerakan kaum muda Islam Surakarta selain di Laweyan dan Keprabon. Munculnya Sarekat Islam di Laweyan menyebabkan banyak muslim di Surakarta menyalurkan aspirasinya melalui organisasi ini, termasuk masyarakat Kauman. Masyarakat Kauman yang terlibat dalam Sarekat Islam kebanyakan adalah dari golongan pengusaha batik. Tokoh-tokoh pendiri Serikat Islam yang tinggal di kampung ini, seperti H. Bakrie, H. H. Hisamzaijnie. Penelitian tentang kampung Kauman menjadi menarik karena dari sekian banyak kampung yang ada di sekitar keraton Solo, pergerakan di kampung Kauman berjalan lebih dinamis dibandingkan dengan yang terjadi di kampung lain. Diterapkannya politik etis oleh kolonial yang membuka akses pendidikan bagi pribumi. Akses pendidikan juga dirasakan masyarakat Kauman, hal ini bisa jadi dilatarbelakangi oleh keberhasilan industri batik di Kauman yang membuat masyarakat Kauman mampu secara materi, membiayai anaknya untuk mengenyam pendidikan swasta ataupun milik pemerintah. Efek dari pendidikan tersebut adalah munculnya intelektual baru yang menjadi motor pergerakan di Kauman, adapun fokus penelitian ini adalah pada kemunculan organisasi-organisasi seperti Sarekat Islam, SATV (Sidiq, Amanah, Tableg, Vatonah), Moe’alimin dengan segala gebrakannya di kancah pergerakan Surakarta. Serta dinamisasi gerakan modern di Kauman yang kemudian melahirkan Moehammadijah Afdeeling Surakarta dan Nahdlatoel Moeslimat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DRA. HIMAYATUL ITTIHADIYAH, M.HUM
Uncontrolled Keywords: tradisi keislaman, pergerakan modern, Sarekat Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2153

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum