KEMISKINAN SEBAGAI FAKTOR PERCERAIAN MASYARAKAT GUNUNGKIDUL (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA WONOSARI 2005 - 2007)

YAYUK NURHAENI - NIM. 01350729 (2009) KEMISKINAN SEBAGAI FAKTOR PERCERAIAN MASYARAKAT GUNUNGKIDUL (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA WONOSARI 2005 - 2007). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KEMISKINAN SEBAGAI FAKTOR PERCERAIAN MASYARAKAT GUNUNGKIDUL (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA WONOSARI 2005 - 2007))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (909kB) | Preview
[img] Text (KEMISKINAN SEBAGAI FAKTOR PERCERAIAN MASYARAKAT GUNUNGKIDUL (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA WONOSARI 2005 - 2007))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (425kB)

Abstract

Secara normatif maupun yuridis, Islam menghendaki pernikahan yang diadakan untuk selamanya dan langgengnya suatu pernikahan merupakan tujuan yang diinginkan. Namun tidak menutup kemungkinan adanya perceraian, jika dalam kehidupan suami istri terjadi keadaan, sifat serta sikap yang menimbulkan kemaslahatan pada salah satu pihak. Kemiskinan di Gunungkidul menjadi fenomena yang lazim, setiap tahunnya mengalami peningkatan, terkait dengan kondisi sosial-ekonomi nasional yang kian terpuruk. Kenaikan BBM yang secara berkala terus terjadi, menjadikan angka kemiskinan di Gunungkidul membengkak. Dengan demikian, hal tersebut dapat memicu kriminalitas di masyarakat, lemahnya generasi karena tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup; pendidikan tidak terpenuhi, sampai pada tingkat perceraian yang semakin tinggi. Kalau dilihat dalam laporan tahunan Pengadilan Agama Wonosari menunjukkan bahwa angka perceraian terus naik, khsususnya sejak tahun 2005 -2007. Khususnya cerai gugat yang mencapai 1157 kasus dari 1965 kasus perceraian yang telah diputus Pengadilan Agama Wonosari dalam kurun waktu tiga tahun. Kemiskinan sebagai dampak dari krisis ekonomi berperan pada munculnya konflik-konflik dalam keluarga seperti halnya suami atau istri meninggalkan tanggung jawab terhadap keluarga dikarenakan keadaan ekonomi yang sulit dan tidak dapat menopang kehidupan keluarga. Keharmonisan keluarga terganggu, dan pada akhirnya mempengaruhi munculnya krisis akhlak, kawin dibawah umur, penganiayaan, cemburu dan adanya gangguan pihak ketiga. Skripsi ini bersifat deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan normatif yuridis, dengan teori penemuan hukum (rechtsvinding). Teori penemuan hukum (rechtsvinding) digunakan untuk mencari sikap yang diberikan hakim terhadap permasalahan yang diatur dalam undang-undang. Hasil yang diperoleh dari skripsi ini adalah data yang diterima penyusun dari Pengadilan Agama Wonosari menunjukkan bahwa perceraian yang banyak terjadi adalah cerai gugat. Hal tersebut disebabkan karena suami yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, baik mereka bekerja maupun tidak pada akhirnya putus asa dan tidak mau bertanggungjawab atas nafkah lahir. Dengan demikian mereka telah melanggar sigat taklik talak. Ada beberapa suami yang tidak bisa hadir dalam persidangan, dengan alasan yang tidak jelas, atau sebelumnya ia telah pergi tanpa sepengetahuan keluarga tanpa diketahui alamatnya, sehingga terpaksa keputusannya banyak yang verstek. Kemiskinan sebagai gejala sosial telah menjadi faktor perceraian bagi masyarakat Gunungkidul.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. A. Pattiroy, MA.
Uncontrolled Keywords: Kemiskinan, perceraian, masyarakat
Subjects: Peradilan Islam
Peradilan Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 15 Feb 2013 16:27
Last Modified: 19 Apr 2016 14:14
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2476

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum