KETENTUAN IDDAH BAGI ISTRI YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA DALAM KEADAAN HAMIL (MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFII)

MR SULHAKEE BURRAHENG, NIM. 13360052 (2017) KETENTUAN IDDAH BAGI ISTRI YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA DALAM KEADAAN HAMIL (MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFII). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KETENTUAN IDDAH BAGI ISTRI YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA DALAM KEADAAN HAMIL (MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFII))
13360052_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (8MB) | Preview
[img] Text (KETENTUAN IDDAH BAGI ISTRI YANG DITINGGAL MATI SUAMINYA DALAM KEADAAN HAMIL (MENURUT PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFII))
13360052_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Iddah adalah suatu masa yang mengharuskan perempuan yang telah diseraikan suaminya, baik cerai mati atau cerai hidup, untuk menunggu sehingga dapat diyakinkan bahwa dalam rahimnya telah berisi atau kosong dari kandungannya. Itulah sebab utamanya yang harus menunggu dalam masa yang ditentukan. Iddah telah dijelaskan secara eksplisit oleh nash al-Quran maupun Sunnah. Akan tetapi ketika iddah itu bagi wanita yang ditinggal mati suaminyaa sedangkan perempuan tersebut dalam keadaan hamil, maka iddah tersebut menjadi suatu masalah yang perlu dipahami secara rinci, kerana masalah ini ada beberapa ulama Mujtahid berbeda pendapat dalam ketentuan masa iddahnya, maka menjadi sebuah masalah yang membutuhkan pengkajian secara baik dan cermat. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimanakah ketentuan iddah bagi wanita yang di tinggal mati suaminya dalam keadaan hamil menurut Imam Malik dan Imam Syafii 2). Metode apa yang digunakan dalam penetapan masa iddah tersebut dan 3). Apa perbedaannya dan persamaan dari pendapat Imam Malik dan Imam Syafii. Dalam menyelesaikan permasalahan ini, penulis melakukan penelitian secara kualitatif dengan mengumpulkan data-data kepustakaan atau disebut dengan istilah library research. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan analisis yang bersifat “deskriptif” yang berusaha menggambarkan mengenai masalah tersebut. Dan juga penulis menggunakan analisis ‘komparatif’ yang berusaha mencari titik kebersamaan dan perbedaan. Metode ini digunakan dalam ketentuan iddah bagi istri yang ditinggal mati suaminya dalam keadaan hamil menurut pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan adalah; pertama; Pendapat Imam malik yang tercantum dalam kitabnya Al-Muwattha bahwa iddah bagi istri yang ditinggal mati suaminya dalam keadaan hamil yaitu menempuh waktu yang paling lama antara dua waktu iddah itu ‘iddah kematian dan iddah dalam keadaan hamil. Dan pendapat ini juga dikemukan oleh Ibnu Abbas. Kedua; Pendapat Imam Syafii yang terkemuka yang tersebut dalam kitab Al-Ummnya dan berbagai kitab tafsir dan fiqh bahwa “Iddah bagi istri yang ditnggal mati suaminya dalam keadaan hamil adalah sampai melahirkan kandungannya, walau jarak kematian suaminya sangat dekat sekalipun.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Ali Sodiqin, M.Ag NIP. 19700912 199803 1 003
Uncontrolled Keywords: idah isteri yang ditinggal mati, dalam keadaan hamil
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 05 Apr 2017 10:21
Last Modified: 05 Apr 2017 10:21
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24955

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum