KONSEP KEADILAN TUHAN DALAM PANDANGAN MUHAMMAD NATSlR

ARIF BAKHTIYAR, NIM.: 97512528 (2005) KONSEP KEADILAN TUHAN DALAM PANDANGAN MUHAMMAD NATSlR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEADILAN TUHAN DALAM PANDANGAN MUHAMMAD NATSlR)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEADILAN TUHAN DALAM PANDANGAN MUHAMMAD NATSlR)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Pembicaraan keadilan khususnya keadilan Allah bukan sesuatu yang baru, persoalan ini sudah ada semenjak manusia mengenal perbuatan baik dan perbuatan buruk. 7 Namun demikian tidaklah mudah untuk dipahami apalagi dijelaskan dan dikaitkan dengan keadilan Allah. M Qurais Shihab menyatakan bahwa salah satu hal sangat muskil, khususnya hila ingin memuaskan semua nalar, maka hal tersebut, dapat dirasakan sebagai ke Maha besaran dan ke Maha bijaksanaan-Nya. Allah biasanya berkata ada hikmah di batik peristiwa baik dinilai dalam ketidakadilan maupun keadilan itu sendiri.8 Bamng kali perbuatan baik dan buruk inilah yang akan sampai pada persoalan pembahasan tentang perbuatan Allah. Berkaitan dengan pembicaraan masalah keadilan tidaklah lepas tokoh intelektual Islam. Berdasarkan latar belakang masalah di tersebut di atas, maka masalah pokok yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini selanjutnya adalah: 1. Bagaimana keadilan Tuhan menurut pandangan M. Natsir ? 2. Bagaimana relevansi keadilan Tuhan dengan realitas dalam kehidupan menurut M. Natsir ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Untuk: mendeskripsikan dan menganalisa pandangan M. Natsir tentang keadilan Tuhart 2. Mempelajari Pemikiran-pemikirannya dalam menganalisis konsep teologis M Natsir terhadap relevansi keadilan Tuhan dengan realitas dalam kehidupan ini. Dan supaya dapat diuraikan isinya dengan setepat dan sejelas mungkin guna memperoleh pemahaman yang lebih akurat 3. Untuk melatih diri dalam menganalisa, membahas, menginterpretasikan suatu masalah ilmiah dimana pada prosesnya nanti a.kan dituntut untuk berfikir secara metodologis, sistematis, obyektif, dan universal sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. 4. Sebagai salah satu syarat kelulusan guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ushuluddin di lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pembicaraan tentang keadilan Tuhan. M. Natsir menghubungkan perbuatan Tuhan dengan kehendak kuasa mutlak-Nya. Baginya, Tuhan berkuasa dengan sebenar-benamya ~ Dia dapat melakukan apa saja sesuai dengan yang disukai-Nya dengan tidak terbatas. Akan tetapi sebagai Tuhan Yang Maba Pencip~ Dia tidak menzalimi ciptaa.nNya. Dalam perbuatan-Nya, Dia akan memperlakukan hamba-Nya secara adil. Begitu juga Tuhan dalam memberikan beban di luar batas kesanggupan manusia, Dia hanya memberikan tanggung jawab sesuai dengan kesanggupan manusia Demikian halnya dengan Janji-janji-Nya Baginya, Tuhan akan memberikan imbalan bagi yang berhak menerima pahala-Nya, dan Tuhan akan memberikan balasan kepada yang berhak menerima siksa-Nya, akan tetapi dalam menentukan hukuman, Tuhan-lah yang menentukan-Nya. Demilcian hubungan keadilan Tuhan dalam realitas ke.hidupan Muhammad Natsir menghubungkan perbuatan Tuhan dengan akal pikiran. Baginya, Tuhan berkuasa mutlak terhadap ciptaan-Nya, Dia dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kehendak-Nya. Akan tetapi setiap perbuatan Tuhan selalu sesuai dengan akal pikira.n Demikian halnya dengan perbuatan Tuhan yang berhubungan dengan realitas kehidupan. Baginya dalam kehidupan ini manusia diberikan potensi. Sehingga dengan potensi yang dimiliki, manusia diharapkan dapat mengambil pelajaran dengan melihat kejadian alam baik kejadian yang dapat dilihat secara kasat mata ataupun kejadian yang hanya dapat dipahami akal pikiran. Manusia diharapkan dapat mengambil keputusan sendiri tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan demikian M Natsir telah membuktikan bahwa Tuhan dalam perbuatan-Nya sesuai dengan pemahaman akal piki~ dan Tuhan dalam menjalankan kekuasaan-Nya. Dati data tersebut dapatlah di ambil kesimpulan bahwa keadilan Tuhan yang dimaksudkan M Natsir yaitu; 1. Keadilan Tuhan menurut M. Natsir dipahami sebagai keadilan penguasa mutlak (Keadilan Tuhan) 2. Hubungan keadilan Tuhan dalam realitas kehidupan dipahami M. Natsir sebagai keadilan rasional.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr.Muzairi, MA
Uncontrolled Keywords: Keadilan, Tuhan, Muhammad Natsir
Subjects: Keadilan
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 06 Jul 2017 07:51
Last Modified: 06 Jul 2017 07:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25806

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum