TUHAN DALAM PANDANGAN KAHLIL GIBRAN (Studi Terhadap Buku 11Taman Sang Nabi" Karya Kahlil Gibran)

AHMAD JAUHARI, NIM .9751 2502 (2004) TUHAN DALAM PANDANGAN KAHLIL GIBRAN (Studi Terhadap Buku 11Taman Sang Nabi" Karya Kahlil Gibran). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TUHAN DALAM PANDANGAN KAHLIL GIBRAN (Studi Terhadap Buku 11Taman Sang Nabi" Karya Kahlil Gibran))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (TUHAN DALAM PANDANGAN KAHLIL GIBRAN (Studi Terhadap Buku 11Taman Sang Nabi" Karya Kahlil Gibran))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Skripsi ini merupakan suatu bentuk usaha memahami pandangan Kahlil Gibran tentang Tuhan. Upaya membedah pemikiran Kahlil Gibran ini dijembatani melalui salah satu karyanya, yaitu Taman Sang Nabi. Sebagai seorang seniman/ sastrawan Gibran dikenal luas keberpihakannya pada persoalan kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian. Tetapi, tampaknya pandangannya yang cukup mendalam tentang persoalan ketuhanan jarang sekali dikupas. Oleh karena itu skripsi ini berusaha unh1k mengungkapnya. Dalam pandangan Gibran, sejak kelahirannya, manusia telah dibekali dengan intuisi yang menunjukkan suatu kecintaan kepada yang "sakral". Gibran mengamini bahwa manusia dalam inti wujudnya merupakan makhluk religit1s yang memiliki fitrah untuk mengetahui kebenaran tentang Tuhan. Kehadiran Tuhan dapat dirasakan di mana saja, tidak terbatas pada satu wilayah tertentu. Karena itu, untuk mengekspresikan keimanan kepada Tuhan, seseorang perlu mencintai, menghargai, dan menjaga orang lain. Dalam hubungan manusia Aku-Engkau yang autentik, individu "Aku" berhasil menemui, melihat, dan menjumpai yang terungkap dalam benhtk "Engkau" dari manusia. Tuhan adalah hasrat (desire), dan sebagaimana hasrat, Tuhan berkembang di bumi dan manusia. Semenjak saat itu, "hasrat" menjadi sebuah kekuatan kreatif yang mengubah segalanya. Ini merupakan hukum semua hal dan seluruh kehidupan. Tuhan menginginkan manusia dan bumi menjadi seperti Dia, saling berbagi kebahagiaan dengan-Nya. Dan untuk melihat bahwa Dia menjadi pusat gravitasi, Dia memenuhi dalam jiwa manusia dan dunia sebuah "rasa lapar" bawaan unh1k mengangkat serta mencari-Nya. Akan tetapi, Gibran tidak menyamakan Tuhan dengan manusia dan bumi. Dia menganggap manusia dan bumi sebagai "sebuah" bag ian dari Tuhan, yang mengirnplikasikan bahwa Wujud Tertinggi lebih besar dalarn kesempurnaan Ilahiahnya daripada apa yang diciptakan. Lebih jauh, berbicara tentang kehadiran 'T'uhan dalam manusia dan alam, Gibran menggambarkan garis demarkasi antara keilahian manusia dan keilahian rnateri. Tuhan tidak hadir dalam keduanya dengan cara yang identik, dan ini adalah karena dua alasan: Pertama, manusia bersifat aksiologis, evaluator, dan kategoris. Akan tetapi materi tidak memiliki kehidupan etis. Lebih jauh, tujuan eksistensial manusia di dunia ini adalah untuk menemukan kebahagiaan sejati. Kedua, keilahian manusia berbeda dengan keilahian materi atas dasar misteri keabadian yang menjadi sifat khas manusia. Sementara keilahian materi tcrbatas dan temporer.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dt·s. Abdul Basir Solissal M.Ag
Uncontrolled Keywords: Kahlil Gibran, Tuhan
Subjects: Filsafat Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 12 Jul 2017 09:22
Last Modified: 12 Jul 2017 09:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26244

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum