QADA’ SALAT BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL (PERSPEKTIF ‘ULAMA SYAFI’IYAH)

AHMAD RIVADI, NIM. 12360051 (2017) QADA’ SALAT BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL (PERSPEKTIF ‘ULAMA SYAFI’IYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (QADA’ SALAT BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL (PERSPEKTIF ‘ULAMA SYAFI’IYAH))
12360051_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text (QADA’ SALAT BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL (PERSPEKTIF ‘ULAMA SYAFI’IYAH))
12360051_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Salat merupakan ibadah wajib bagi setiap umat Islam. Kewajiban salat berada tepat setelah kewajiban syahadat. Secara historis diperintah kannya salat juga sangat istimewa, karena salat diperintahkan langsung oleh Allah kepada nabi Muhammad dalam peristiwa isra’ mi’raj. Salat harus dilakukan dalam keadaan apapun, baik itu sehat maupun sakit, dilaksanakan dengan berdiri, bila tidak mampu berdiri maka dilaksanakan dengan duduk, bila tidak mampu dilaksanakan dengan duduk maka dilaksakan dengan berbaring, kecuali bagi mereka yang haid dan nifas, mereka tidak harus mengganti salat-salat yang ditinggalkannya. Pada praktik pelaksanaan salat, masih ada sebagian orang yang belum mengetahui tentang tata cara melaksanakan salat ketika dalam keadaan sakit. Sehingga mereka lebih cenderung untuk meninggalkan salat, karena tidak mengetahui tata cara salat dalam keadaan sakit tersebut. Dan pada akhirnya sampai matipun mereka masih meninggalkan tersebut. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengumpulkan pendapat para ulama‟ tentang status salat qada’ ‟ untuk mayit tersebut. Kemudian menganalisa tentang praktik salat qada‟ untuk mayit yang banyak dilaksanakan masyarakat melalui perspektif „Ulama Syafi‟iyyah, mengingat mazhab ini merupakan mayoritas yang ada di Indonesia. Hasil dari pengumpulan pendapat para ulama‟ Syafi‟iyyah adalah: Sebagian ada yang berpendapat boleh untuk melaksanakan qada’ salat untuk mayit, dan sebagian lagi tidak membolehkan qada’ salat untuk mayit. Menanggapi perbedaan ulama‟ tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa qada’ salat untuk mayit merupakan suatu usaha untuk menolong si mayit untuk menebus kesalahnnya. Adapun mengenai apakah amalan tersebut akan sampai pada si mayit ataupun tidak, itu adalah hak Allah semata, sedangkan menurut kajian hukum: qada’ salat untuk mayit menurut „ulama Syafi‟iyyah dapat dikatakan bahwa secara masyhur aturan fikih untuk melaksanakannya merupakan hal yang tidak absah. Hal ini ditinjau dari metode istinbat dalil yang menjadi legitimasi „ulama yang memperbolehkannya dengan cara qiyas secara hierarki tidak seotoritatif yang melarangnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Ali Shodiqin. M.Aq.
Uncontrolled Keywords: Syahadat, isra’ mi’raj, qada’ salat, Syafi‟iyyah
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 26 Jul 2017 13:41
Last Modified: 31 Jul 2017 14:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26888

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum