IDENTITAS KEAGAMAAN MASYARAKAT TIONGHOA PASCA ORDE BARU (STUDI KASUS DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG)

MUCHAMMAD CHOIRUL AZHAR, NIM. 10520035 (2017) IDENTITAS KEAGAMAAN MASYARAKAT TIONGHOA PASCA ORDE BARU (STUDI KASUS DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (IDENTITAS KEAGAMAAN MASYARAKAT TIONGHOA PASCA ORDE BARU (STUDI KASUS DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG))
10520035_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (IDENTITAS KEAGAMAAN MASYARAKAT TIONGHOA PASCA ORDE BARU (STUDI KASUS DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG))
10520035_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Lahirnya Orde Baru yang ditandai dengan kudeta militer, tidak hanya merubah arah perpolitikan dan perekonomian Indonesia, tetapi juga diiringi dengan segenap peraturan ketat dari pemerintahan Orde Baru (rezim Soeharto). Salah satu yang nampak adalah penyempitan ruang gerak terhadap etnis Tionghoa dalam kancah perpolitikan, kebudayaan dan keagamaan. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru seiring dengan kecurigaan keterlibatan etnis Tionghoa dalam peristiwa G-30S. Pemerintah Orde Baru mengeluarkan kurang lebih 64 produk hukum yang mengatur kebebasan berekspresi etnis Tionghoa. Salah satunya adalah TAP/XXVII/MPRS/1966 serta Instruksi Presiden No 14 tahun 1967 tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Tionghoa (pelarangan). Imbasnya, etnis Tionghoa harus meleburkan diri pada tatanan sosial lokal yang sudah ada (asimilasi penuh) termasuk dalam hal agama. Khonghucu yang sudah dianut oleh orangorang Tionghoa harus masuk ke dalam ajaran Tridharma di bawah Budha. Pasca Orde Baru, Presiden Abdurrahman Wahid menghapus TAP/XXVII/MPRS/1966 dan mengembalikan kebebasan berekspresi bagi etnis Tionghoa. Namun, tidak semua dari mereka (masyarakat Tionghoa) kembali pada ajaran nenek moyangnya karena berbagai alasan, salah satunya sudah terlanjur memeluk salah satu dari lima agama resmi versi Orde Baru. Penelitian ini mengupas bagaimana identitas keagamaan masyarakat Tionghoa di kecamatan Parakan kabupaten Temanggung pasca Orde Baru (saat ini) serta mengungkap pandangan masyarakat Tionghoa kecamatan Parakan terhadap agama Khonghucu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Sumber primer diperoleh dari wawancara beberapa tokoh/pengurus Klenteng Hok Tek Tong Parakan serta anggota FKUB kabupaten Temanggung bidang Khonghucu, ditambah dengan sumber sekunder dari buku-buku mengenai Tionghoa Indonesia. Pendekatan sosiologis yang digunakan sebagai teori adalah sosiologi pengetahuan Peter L. Berger yang meliputi eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Adapun tujuan penelitian ini (dengan menggunakan sosiologi pengetahuan) adalah untuk melihat perubahan identitas keagamaan masyarakat Tionghoa di kecamatan Parakan saat terjadinya pergolakan di masa Orde Baru, proses perubahan identitas serta kemunculan entitas baru Tionghoa Parakan. Hasil penelitian menunjukan jika masyarakat Tionghoa Parakan tetap memeluk agama selain Khonghucu maskipun masih menjalankan ritual atau kebudayaan Khonghucu (Tionghoa). Masyarakat Tionghoa di Parakan melihat Khonghucu sebagai sebuah tradisi yang harus dilestarikan, meskipun ada sebagian yang memandang Khonghucu sebagai takhayul. Meskipun terdapat Klenteng yang cukup besar dan bersejarah, agama Khonghucu tidak berkembang dengan baik di Parakan karena tidak adanya lembaga keagamaan Khonghucu. Selain itu, alasan yang paling utama adalah karena masyarakat Tionghoa Parakan sejak lama telah mengamalkan tiga ajaran (Sam Khow Hwee).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Rahmat Fajri, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Orde Baru, Khonghucu, Tionghoa, Sosiologi Pengetahuan
Subjects: Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 08 Jan 2018 14:50
Last Modified: 08 Jan 2018 14:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28921

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum