FALSAFAH PANCA JIWA DAN RELEVANSINYA TERHADAP POLITIK GENDER DI GONTOR

KUNTHI MITASARI, S H I, NIM. 1520310051 (2017) FALSAFAH PANCA JIWA DAN RELEVANSINYA TERHADAP POLITIK GENDER DI GONTOR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (FALSAFAH PANCA JIWA DAN RELEVANSINYA TERHADAP POLITIK GENDER DI GONTOR)
1520310051_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (FALSAFAH PANCA JIWA DAN RELEVANSINYA TERHADAP POLITIK GENDER DI GONTOR)
1520310051_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (970kB)

Abstract

Realita yang terjadi di masyarakat saat ini masih adanya ketimpangan hubungan antara laki-laki dan perempuan karena budaya patriaki yang masih mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Perempuan dipandang mempunyai kedudukan yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki sehingga budaya ini sedikit banyak melahirkan ketidak adilan gender. Dengan adanya bias gender di masyarakat menjadikan kemampuan perempuan tertinggal dibelakang. Masih dapat ditemui kesenjangan partisipasi pembangunan, antara perempuan dan laki-laki, terbatasnya akses untuk perempuan dalam kegiatan public. Maka diperlukan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kwalitas perempuan. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui latar belakang munculnya Falsafah Panca Jiwa dan untuk mengetahui falsafah Panca Jiwa dan relevansinya terhadap politik gender. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Feminis. Pencarian datanya melalui kajian bibliografis, karena itu teknik wawancara dan dokumentasi serta kajian pustaka menjadi rujukan sumber data yang utama. Falsafah Panca Jiwa dalam prakteknya telah melahirkan kesetaraan gender hal ini dapat dilihat melalui: (1) Jiwa keihlasan, dimana setiap santri yang ada dipondok Modern Darussalam Gontor dan santriwati yang ada di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri sama-sama mendapatkan pendidikan tentang keihlasan melalui keteladanan para kiai yang mewakafkan harta mereka untuk Pondok Modern Darussalam Gontor, juga melalui para pengajarnya yang tidak dibayar oleh pondok, agar santri dan santriwati terus menjaga ozon keberkahan melalui keikhlasan ini. (2) Jiwa kesederhanaan, setiap santri dan santriwati mendapatkan pendidikan tentang kesederhanaan melalui kehidupan sehari-hari mereka yang ada di asrama tanpa memandang si kaya dan si miskin, kesederhanaan yang diajarkan kesederhanaan dalam berfikir, yaitu berfikir realitis, berbuat; seperti berpakaian yang rapi tidak perlu mahal, makan makanan yang memenuhi standar kesehatan tidak harus enak-enak dan mahal, tempat istirahat tidak perlu kasur empuk yang penting bisa untuk istirahat. (3)Jiwa kemandirian, jiwa kemandirian ini adalah kunci utama dalam pendidikan yang diajarkan kepada santri dan santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor sejak pertama kali masuk ke pondok, dari jiwa kemandirian ini lahirlah pendidikan kepemimpinan dan ketrampilan, agar santri dan santriwati mampu bertahan diatas kakinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. (4)Jiwa ukwah Islamiyah, santri dan santrwati Pondok Modern Darussalam Gontor dan Gontor Putri, diajarkan tentang ukhwah atau kebersamaan melalui, penggunaan bahasa ketika pertama kali masuk pondok bagi santri dan santriwati kelas satu, setelah setengah tahun diwajibkan berbahasa Arab dan Inggris, setiap setahun dua kali para santri dan santriwati dipindahkan kamarnya secara acak dan tidak dikelompokkan perdaerah. (5) Jiwa kebebasan, kebebasan disini dimaksudkan tidak keluar dari aturan-aturan atau syariat-syariat agama Islam, setiap santri dan santrwati harus berfikir dan bersikap bebas tidak sempit akan tetapi tetap sesuai dengan syariat Islam, dari jiwa kebebasan inilah lahir pendidikan demokrasi, melalui pemilihan ketua rayon, ketua OPPM, dan ketua Koodinator. Adapun implementasi dari politik gender di gontor adalah Maksud dari politik gender disini bukanlah politik gender secara praktis akan tetapi lebih kepada politik gender non praktis yakni tentang pemberdayaan dan konsep terhadap gender, adapun pemberdayaan gender yang dilakukan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri melalui: (1) Pendidikan kepemimpinan, (2) Pendidikan ketrampilan, (3) Pembinaan dan penyadaran tentang hak, kewajiban, dan fitrah sebagai perempuan. Penulis simpulkan bahwa konsep gender yang dibentuk oleh Pondok Modern Darussalam Gontor adalah perempuan yang bertaukhid menaati syariat-syariat agama, mempunyai jiwa keihlasan, kesederhanaan, kemandirian, mempunyai sifat persaudaraan yang kuat, dan berjiwa bebas.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ibnu Muhdir, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Falsafah Panca Jiwa, Politik Gender, Gontor.
Subjects: Hukum Keluarga
Hukum Keluarga > Keluarga Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 25 Jul 2018 14:55
Last Modified: 25 Jul 2018 14:55
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30401

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum