ZAKAT HARTA MILIK ANAK KECIL DAN HARTA MILIK ORANG GILA (STUDI ATAS PEMIKIRAL IMAM ABU HANlFAH)

SUPARJO, NIM. 01380627 (2005) ZAKAT HARTA MILIK ANAK KECIL DAN HARTA MILIK ORANG GILA (STUDI ATAS PEMIKIRAL IMAM ABU HANlFAH). Other thesis, UIN SUNAN KAIJAGA.

[img]
Preview
Text (ZAKAT HARTA MILIK ANAK KECIL DAN HARTA MIILIK ORANG GILA (STUDI ATAS PEMIKIRAL IMAM ABU HANlFAH))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text (ZAKAT HARTA MILIK ANAK KECIL DAN HARTA MIILIK ORANG GILA (STUDI ATAS PEMIKIRAL IMAM ABU HANlFAH))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Zakat merupakan salah satu dari lima rukun islam yang di dalamnya mengandung tiga unsur pokok, yaitu: dimensi ibadah (ubudiyah maliyah), dimensi psikis (nafsiyah), dan dimensi sosial (mu'amalah). Zakat dalam dimensi sosial bertujuan untuk memperkecil kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin. Karena itu zakat menyangkut hak-hak bagi golongan ekonomi lemah, seperti faqir, miskin, dan lain sebagainya. Disamping menyangkut hak, zakat juga terkait erat dengan kewajiban, yaitu diperuntukan bagi yang mampu (aghniyii') dengan ruh.'1m dan syarat yang telah ditentukan oleh syara', seperti baligh, beraka1, merdeka dan lain-lain. Karena itu keberadaan anak kecil dan orang gila secara otomatis menjadi salah satu bagian di dalam kajian hukum islam, sebab keberadaannya dianggap tidak cakap hukum. Imam Abu Hanifah, misalnya, dengan latarbelakang sosio-historis masyarakat yang berbeda, berpendapat bahwa anak kecil dan orang gila tidak dikenai kewajiban zakat atas harta yang mereka miliki. Berbeda halnya dengan Imam Abu Hanifah, tiga imam yang lain beserta sebagian besar jumhur, ber-ijma ', bahwa anak kecil dan orang gila tetap dikenai kewajiban zakat atas harta yang mereka miliki. Pendapat Imam Abu Hanifah yang kontroversi dari pendapat mayoritas, dalam ha1 persoalan apakah harta mi1ik anak kecil dan orang gila tetap dikenai kewajiban zakat atau tidak, merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut memberi kesempatan kepada penyusun untu.k mengkritisi dan mengkaji lebih dalam landasan hukum yang dijadikan pijakan guana memperoleh kejelasan. Dikarenakan kajian ini merupakan kajian hukum islam, maka, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, yaitu ,sebuah model pendekatan dengan cara mendekati masalah yang diteliti dengan merujuk pada al-Qur'an, Hadis, Fiqih, Ushul fiqh dan pendapat ahli. Dengan menggunakan metode deduk'tif, Q.S Az-Zariyat (51): 19, berfungsi sebagai analisis pennasalahan zakat harta milik anak keciL Sedang metode induktif, yaitu dengan mahkum 'alaih digunakan untuk memperoleh kesimpulan mengenai cara pandang lmam Abu Hanifah terhadap anak kecil dan orang gila dalam konstelasi hu.kum islam. Berdasarkan analisis terhadap pandangan Imam Abu Hanifah, terungkaplah bahwa Imam Abu Hanifah dalam melihat permasalahan zakat atas harta milik anak kecil dan zakat atas harta milik orang gila, lebih melihat kepada si-mu::akki (subyek zakat) dan menggunakan illah hukum yang terdapat dalam nas dibanding hikmah yang terkandung di balik pensyariatan zakat. Walaupun alasan-alsan tersebut benar, namm1 jika dilihat secara komperhensif, kewajiban zakat atas harta anak kecil dan orang gila mengandung kemaslahatan sosial yang tidak layak untuk dihilangkan sarna sekali. Apalagi jika menyangkut kepentingan golongan ekonomi Iemah.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: Prof. Dr. KHOIRUDDIN NASUTlON, M. A
Uncontrolled Keywords: Zakat harta, anak kecil dan orang gila
Subjects: Muamalat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Muamalah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 28 Sep 2018 09:38
Last Modified: 28 Sep 2018 09:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30989

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum