AGUS SALIM, NIM. 98383127 (2005) ISLAM TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PANDANGAN NEOMODERNISME ISLAM TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK)
98383127 - BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview |
|
Text (ISLAM TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK)
98383127 - BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Abstract
Secara eksistensial kehadiran lembaga perbankan tidak bisa dipisahkan dari masalah perekonomian umat Islam secara keseluruhan. Umat Islam yang hidup dalam sistem perekonomian modern yang bebas nilai tidak dapat melepaskan diri dari "ketergantungan" dengan lembaga perbankan. Disadari atau tidak lembaga perbankan telah membawa umat Islam sampai kepada suatu kenyataan untuk menerima perbankan dewasa ini atau mencari solusi alternatif lain yang sejalan dengan syariat Islam. Dalam perspektif hukum Islam lembaga perbankan merupakan lembaga keuangan barn yang belum dikenal pada masa awal Islam. Karena itu persoalan lembaga perbankan dengan sistem bunganya dianggap sebagai mas 'alah ijtjhaaiyah yang membutuhkan kajian hukum yang mendalam dan komprehensif. Memang Al-Qur'an telah tegas mengharamkan dba: tetapi apa yang dimaksud ribii'yang dikehendaki Al-Qur'an tidak diungkap secara tegas dan jelas, sehingga ketika dbii' dihadapkan kepada persolaan lembaga perbankan dengan sistem bunganya menimbulkan perselisihan (jkhti!al) dikalangan umat Islam. Perbedaan itu tampaknya terfokus pada salah satu dari permasalahan sentral sebagai berikut, yaitu: pertama, larangan ribii' dipahami dengan menekankan pada aspek rasional, melalui pemahaman ini, unsur ketidakadilan menjadi isu sentral atas pelarangannya. Kedua, larangan dbii' dipahami berdasarkan legal-/(Jrmal sebagaimana yang dikonseptualisasikan dalam hukum Islam (jiqh). Definisi riba sebagai "tambahan" dari pokok modal, mendapat kritikan tajam dari para pemikir hukum Islam kontemporer seperti Rahman. Menurut Rahman definisi semacam itu cenderung memahami dan menafsirkan dengan berangkat dari statemen al-Qur'an "falakum ryiisu amwiilikum" dalam surat al-Baqarah (2) ayat 279. Oleh karena itu, dbii' bagi mereka berputar pada ada tidaknya tambahan saat pengembalian hutang. Lebih jauh Rahman mengatakan bahwa dilarangnya dbii' karena menimbulkan ketidakadilan, sebagaimana statemen al-Qur' an "liitaz/imuna wa iii tuz/amiin" dalam surat al-Baqarah (2) ayat 279. Tampaknya penyebab dilarangnya ribii' karena lebih mengandung unsur eksploitasi terhadap kaum fakir miskin daripada bunganya. Dalam menanggapi masalah bunga bank dalam kaitannya dengan larangan Iibii' dalam al-Qur'an, Rahman berpendapat bahwa suatu sistem ekonomi dapat disusun dimana bunga bank dapat dihapus, akan tetapi dalam masyarakat yang belum direkonstruksi dengan pola Islam (Islami, pen) adalah merupakan langkah bunuh diri bagi kesejahteraan ekonomi dan sistem finansial negara serta juga bertentangan dengan spirit dan tujuan al-Qur'an dan Sunahjika bunga bank dihapus. Berdasarkan kajian Rahman di atas, dapat ditangkap dua hal pertama, untuk melendingkan cita-cita sosial Islam --- tennasuk dalam soal upaya mendirikan bank Islam--- harus dimuali dengan uapaya conditioning umat dalam menerima dan melaksanakan idealitas ajaran Islam. Kedua, secara akomodatif umat Islam diperkenalkan bermuamalah dengan bank konvensional namun secara gradual upaya membangun sistem ekonomi Islam--- tennasuk lembaga perbankan Islam --- harus diupayakan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | 1. Dr. AINUR ROFIQ, M.A. 2. Drs. SLAMET KHILMI |
Uncontrolled Keywords: | NEOMODERNISME, RIBA DAN BUNGA BANK |
Subjects: | Muamalat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Muamalah (S1) |
Depositing User: | Drs. Bambang Heru Nurwoto |
Date Deposited: | 10 Oct 2018 08:40 |
Last Modified: | 10 Oct 2018 08:40 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31101 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |