Kedudukan Anak Hasil Hubungan Incest dalam Kewarisan Islam

Isyarotul Aula, 98353033 (2003) Kedudukan Anak Hasil Hubungan Incest dalam Kewarisan Islam. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (Kedudukan Anak Hasil Hubungan Incest dalam Kewarisan Islam)
98353033_BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (Kedudukan Anak Hasil Hubungan Incest dalam Kewarisan Islam)
98353033_BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Penelitian yang berjudul Kedudukan Anak Hasil Hububgan Incest dalam Kewarisan Islam ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kedudukan anak hasil hubungan incest dalam hukum Islam serta untuk mendeskripsikan bagaimana kedudukan anak hasil hubungan incest ini dalam kewarisan Islam. Dalam pembahasannya penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research) dengan sumber utama buku-buku, kitab dan karya ilmiah lainnya. Adapun tipe penalitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu memaparkan dan mendeskripsikan masalah anak hasil hubungan incest dan mengkaitkannya dengan usaha perlindungannya menurut hukum Islam. Metode pengumpulan data yang diterapkan penulis dalam penelitian ini adalah literair, yaitu dengan menelusuri, mengkaji dan menelaah berbagai literatur serta bahan pustaka lainnya. Dalam menganalisa data, penyusun memakai metode analisa dengan cara berpikir deduktif, dengan pendekatan normatif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) anak hasil hubungan incest dilihat dari kelahirannya yang di luar perkawinan, maka kedudukannya dalam hukum Islam menjadi anak tidak sah atau anak zina. Anak incest hanya mempunyai nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya saja. 2) Ketika anak incest hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya saja, maka dalam hal kewarisan ia hanya mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan keluarga ibunya. Anak incest mempunyai hubungan kewarisan dengan ayahnya hanya jika kedudukannya dipandang sebagai cucu dari ayahnya sendiri dan statusnya hanya sebagai zawi al arham. Demikian juga anak incest yang lahir dari perbuatan incest yang dilakukan oleh seorang anak laki-laki dengan ibu kandungnya, ia hanya mempunyai hubungan kewarisan dengan ayahnya jika dipandang sebagai saudara seibu yang statusnya sebagi zawi al arham. Begitu juga halnya dengan perbuatan incest yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap sudara perempuannya. Maka anak incest mempunyai hubungan kewarisan dengan ayahnya hanya jika dipandang sebagai anak dari saudara perempuan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DRS. H. THOHA ABDURRAHMAN
Uncontrolled Keywords: Anak Incest, Hukum waris, Hukum Islam
Subjects: Hukum Islam > Kewarisan Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 22 Oct 2018 08:11
Last Modified: 22 Oct 2018 08:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31160

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum