PEREMPUAN DALAM PANDANGAN RUMI

Fina Ulya NIM. 05510017, (2009) PEREMPUAN DALAM PANDANGAN RUMI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (PEREMPUAN DALAM PANDANGAN RUMI )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEREMPUAN DALAM PANDANGAN RUMI )
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (642kB)

Abstract

Tasawuf atau mistisisme Islam mewakili sisi batin atau esoterik Islam. Dalam dunia tasawuf Islam tidak mempermasalahkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam pencapaian spiritualitas, karena jenis kelamin merupakan hal profan dan simbol duniawi sehingga sebagian feminis menganggap tasawuf atau mistisisme merupakan suatu aspek dalam Islam yang lebih ramah terhadap perempuan. Walaupun tasawuf terkenal ramah dengan perempuan tetapi ada beberapa sufi yang bersikap antipati terhadap perempuan. Penelitian ini mengambil tokoh Jalaludin Rumi, seorang tokoh yang terkenal dengan konsep cintanya, menebar kedamaian dan cinta-kasih pada sesama. Sebagai seorang tokoh humanis-toleran, bagaimana Rumi memandang perempuan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu 1. deskripsi, menjelaskan bagaimana Rumi tentang perempuan. 2. Interpretasi, mencoba menafsirkan pemikiran Rumi yang berupa syair dan cerita. 3. Analisis, penelitian ini menggunakan analisis gender. Pemilihan analisis gender untuk memperoleh pemikiran Rumi tentang perempuan dalam konteks kesetaraan gender. Beberapa hal yang dibahas seluruhnya mengacu pada kehidupan perempuan, di antaranya ketika perempuan belum berumah tangga, lebih ditekankan kesempatan perempuan dalam mencapai tingkatan tinggi dalam spiritualitas. Selain itu, relasi laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga, terakhir figur seorang ibu. Rumi sangat menghargai seorang ibu karena perjuangannya ketika mengandung, melahirkan dan mendidik anak. Pada sisi lain, ada aspek yang memberikan pandangan negatif terhadap ibu, ketika ibu disandingkan dengan ayah. Hal itu disebabkan karena ayah adalah lambang dari akal sedang ibu merupakan makhluk yang cenderung menggunakan perasaan dibanding dengan akal. Pandangan Rumi tentang perempuan terlihat sangat mendiskreditkan perempuan, walaupun hal tersebut tidak mutlak 100% (seratus persen). Sikap Rumi tersebut tidak terlepas dari pengaruh berbagai pihak, karena Rumi bukanlah tokoh yang terlepas dari ruang dan waktu sehingga kondisi sosial pada saat itu juga memberi pengaruh pada pemikirannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : DR. Fatimah, MA
Uncontrolled Keywords: Perempuan, Pandangan, Rumi
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 14 Sep 2012 16:56
Last Modified: 01 Sep 2016 13:53
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3164

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum