HAK WARIS BAGI AHLI WARIS PEMOHON EUTHANASIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KHOIRI NOOR SIDDIQ NIM: 02351685, (2009) HAK WARIS BAGI AHLI WARIS PEMOHON EUTHANASIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (HAK WARIS BAGI AHLI WARIS PEMOHON EUTHANASIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (878kB) | Preview
[img] Text (HAK WARIS BAGI AHLI WARIS PEMOHON EUTHANASIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (319kB)

Abstract

Dalam sistem kewarisan Islam, terdapat beberapa aturan tentang syarat, rukun, siapa saja yang berhak menerima serta apa saja yang menghalangi seseorang untuk dapat menerima hak warisnya. Dalam skripsi ini, penulis memfokuskan pada pembahasan mengenai hal-hal apa saja yang menjadi mani' bagi seseorang dalam menerima harta warisnya, Khususnya mani' yang berupa pembunuhan. Dari berbagai macam pembunuhan yang telah dijelaskan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, ada hal yang tidak tercover di dalam keduanya yang juga mempunyai efek sama dengan pembunuhan, yakni kematian seseorang, tapi berbeda tujuan dengan pembunuhan biasa. Hal itu terkenal dengan sebutan euthanasia atau biasa disebut dengan mercy killing. Secara sosiologis, euthanasia bisa terjadi karena permintaan dari pasien sendiri, tim medis, atau bisa berasal dari pihak keluarga pasien tersebut. Kondisi pasien yang sudah tidak memungkinkan untuk menerima perawatan, sering kali menjadi alasan bagi keluarga dan tim medis untuk mengakhiri perawatan, yang hal itu seringkali berakibat pada kematian pasien tersebut. Dalam kondisi seperti di atas, keluarganya dihadapkan dengan persoalan yang dilematis, yaitu antara menghentikan perawatan atau melanjutkannya, namun perawatan tersebut sia-sia. Sedangkan melakukan hal yang sia-sia juga dilarang dalam agama. Sementara membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain juga larangan agama. Jika hal itu dilakukan oleh ahli waris terhadap muwarrisnya, tentu, akan berimplikasi terhadap sanksi-sanksi yang akan diterima dan hak kewarisan mereka. Untuk memecahkan masalah ini, ada beberapa teori yang bisa digunakan, yaitu pertama teori 'illat dan hikmah yang mengkaji masalah teks dan konteks Hadis tentang mani' al-irs. Kedua, teori sabab dan mani' dan ketiga adalah pendapat Imam Malik tentang pembunuhan yang dapat menghalangi hak warisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa euthanasia tergolong perbuatan tindak pidana (jarimah), karena telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam jarimah, yaitu kesengajaan menyuntikkan obat yang mengakibatkan kematian. Akan tetapi, tidaklah serta-merta euthanasia dapat menghalangi hak waris sebagaimana pembunuhan pada biasanya. Sebab, pembunuhan yang menjadi penghalang hak waris adalah pembunuhan yang mengandung unsur kesengajaan dan penganiayaan atau 'udwan. Sedangkan tujuan euthanasia tidaklah demikian. Tujuan tersebut sangat bertolak belakang dengan pembunuhan biasa. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan tujuan yang berbeda, maka hasil hukumnya juga bebeda dengan pembunuhan biasa.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Cth. Pembimbing : Prof. Dr. Syamsul Anwar Drs. Supriatna, M.Si.
Uncontrolled Keywords: hak waris, pemohon eutanasia
Subjects: Perdata Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Aug 2012 19:12
Last Modified: 01 Apr 2016 09:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3283

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum