KEBAHAGIAAN DALAM KONSEP MORAL SIGMUND FREUD DAN IMAM AL-GHAZALI

Dia Intan Timur, NIM. 1420510037 (2018) KEBAHAGIAAN DALAM KONSEP MORAL SIGMUND FREUD DAN IMAM AL-GHAZALI. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (KEBAHAGIAAN DALAM KONSEP MORAL SIGMUND FREUD DAN IMAM AL-GHAZALI)
1420510037_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KEBAHAGIAAN DALAM KONSEP MORAL SIGMUND FREUD DAN IMAM AL-GHAZALI)
1420510037_BAB-II_SAMPAI_BAB-IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa realitas masyarakat dalam mengejar kebahagiaan pada saat ini berwujud dalam berbagai rupa. Seperti banyak orang yang mengunggah foto-foto di akun media sosial dalam berbagai aktivitas, demi mengejar kepuasan ketika banyak viewer dan mendapat banyak like. Banyak juga yang mengejar kebahagiaan dengan terlibat dalam penyalahgunaan narkotika, minuman keras, dan melakukan seks bebas diluar nikah. Selain itu, banyak juga yang berbahagia dengan aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti menggalang bantuan sosial untuk korban bencana, menjalankan ritual ibadah, atau menggerakkan pemberdayaan masyarakat. Artinya, kebahagiaan memang sangat penting artinya bagi masyarakat. Sebab itulah banyak tokoh yang membahas mengenai kebahagiaan, yang di antaranya adalah Sigmund Freud sebagai tokoh kondang psikoanalisa dan Imam Al-Ghazali sebagai sosok pemikir muslim yang banyak membahas mengenai kejiwaan manusia dalam banyak karyanya. Karena itulah, penulis hendak meneliti pemikiran tentang kebahagiaan dalam konsepsi moral Sigmund Freud dan Al- Ghazali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemikiran tentang kebahagiaan dalam konsep moral antara Sigmund Freud dengan Al-Ghazali. Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif komparatif dan merupakan penelitian kepustakaan (library research). Metode deskristif komparatif digunakan dalam menggambarkan konsepsi kedua tokoh tersebut, kemudian membandingkannya. Sumber yang dijadikan acuan adalah sumber primer yang meliputi karya-karya kedua tokoh itu, kemudian sumber sekunder seperti ulasan beberapa peneliti mengenai karya kedua tokoh tersebut terkait fokus kajian yang relevan dengan penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahkan kebahagiaan sama-sama menduduki posisi penting dalam bangunan konsepsi moral, baik Sigmund Freud maupun Al-Ghazali. Bahwa bagi keduanya, kebahagiaan adalah sesuatu yang hendak diraih semua manusia. Adapun yang membedakan keduanya adalah bahwa kebahagiaan bagi Sigmund Freud adalah hasil dari penyelarasan antara dorongan prinsip kenikmatan manusia agar sesuai kenyataan dan selaras dengan moralitas masyarakat. Metode meraih kebahagiaannya dengan menjalin hubungan secara emosional dengan manusia, seperti terlibat dalam hubungan saling mencintai; dan mengakrabi keindahan untuk ia senangi, seperti menikmati karya seni. Sementara itu, Al-Ghazali membagi kebahagiaan menjadi dua, yakni duniawi dan ukhrawi. Hakikat kebahagiaan adalah kebahagiaan ukhrawi, sementara kebahagiaan dunia hanyalah semu. Akan tetapi, kebahagiaan semu itu bisa menjadi benar jika hal itu membantu manusia dalam menuju kebahagiaan hakiki, yakni kebahagiaan akhirat. Metode mencapai kebahagiaan hakiki, ada dua tahap yang bisa dilakukan manusia, yaitu ta‘aruf (yaitu mengenali diri yang kemudian mampu mengenali Tuhan) dan mahabbah (mencintai Tuhan). Kata Kunci: kebahagiaan, konsep moral, psikoanalis

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. M. Anis, MA
Uncontrolled Keywords: kebahagiaan, konsep moral, psikoanalis
Subjects: Akhlak - Etika
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat > Filsafat Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 18 Mar 2019 08:19
Last Modified: 18 Mar 2019 08:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33091

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum