ESENSI KEBENARAN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA

LIMPAD TUHU PAMUNGKAS, NIM. 11510007 (2018) ESENSI KEBENARAN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ESENSI KEBENARAN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA)
11510007_BAB-I_SD_BAB-V.pdf - Published Version

Download (13MB) | Preview
[img] Text (ESENSI KEBENARAN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA)
11510007_BAB-II-III-IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Konsepsi kebenaran merupakan diskursus usang yang telah diperbincangkan di sepanjang zaman sejak awal peradaban manusia. Meskipun demikian, konsepsi kebenaran tetaplah merupakan suatu diskursus yang pelik dan rumit. Dalam rekam sejarah dapat dijumpai dengan mudah gejolak-gejolak yang ditimbulkan oleh moda-moda kebenaran tertentu, mulai dari lahirnya kapitalisme, munculnya fasisme, keruntuhan komunisme, berdirinya Turki sebagai negara sekular, revolusi Iran, hingga cita-cita Daulah Islamiyah Iraq wa Syam dan seabrek fenomena sejarah lainnya yang secara determinan membentuk dunia hari ini. Dalam kehidupan beragama sehari-hari, konsepsi kebenaran juga melekat dalam benak umat sebagai perangkat untuk menerima keyakinan secara teguh. Pada titik tertentu ia dapat mewujud menjadi truth claim, yang dalam skala tertentu dapat memicu konflik maupun masalah-masalah lainnya. Selain itu, ketertutupan konsepsi kebenaran dalam iman sebagai dogma pada gilirannya juga dapat mendegradasi agama kejurang banalitas ritual sehari-hari yang kering spiritualitas. Melalui kedalaman dan kejernihan pemikiran Martin Heidegger, segala hal dan ambisi yang didasarkan pada moda kebenaran tertentu, yang telah mati-matian diperjungkan oleh umat manusia di sepanjang sejarah, sejenak menjadi kosong dan kering tanpa makna. Berkaitan dengan perenungan mengenai Ada, esensi kebenaran dikembalikannya kepada dasar ontologisnya. Kebenaran tidak lagi terletak pada correct judgement ataupun lokus kesesuaian lainnya, melainkan pada dasar kemungkinan yang paling primordial dari kebenaran itu sendiri. Ia membongkar makna usang kebenaran sebagai correctness kepada aletheia (ketersingkapan) melalui pembiaran mengada menjadi sebagaimana dirinya (letting beings be the beings they are and as they are). Membiarkan mengada menjadi dalam totalitasnya akan mengantar kepada kesunyian dan keheningan spiritual yang sangat personal, oleh karena membiarkan mengada menjadi pada hakikatnya merupakan suatu perlawanan terhadap diri sendiri. Membiarkan mengada menjadi juga akan membongkar tatanan-tatanan makna yang terandaikan sebelumnya, sehingga membuat orang tidak mudah menghakimi realitas dan memaksakan subjektifitasnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Alim Roswantoro, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Martin Heidegger, esensi kebenaran, kehidupan beragama
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 19 Feb 2019 08:01
Last Modified: 19 Feb 2019 08:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33275

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum