KESENIAN TARI LENGGER DI DESA GIYANTI KECAMATAN SELAMERTA KABUPATEN WONOSOBO

RIRIS FITRIATIN NASIHAH - NIM. 04121774, (2010) KESENIAN TARI LENGGER DI DESA GIYANTI KECAMATAN SELAMERTA KABUPATEN WONOSOBO. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KESENIAN TARI LENGGER DI DESA GIYANTI KECAMATAN SELAMERTA KABUPATEN WONOSOBO)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (569kB) | Preview
[img] Text (KESENIAN TARI LENGGER DI DESA GIYANTI KECAMATAN SELAMERTA KABUPATEN WONOSOBO)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (163kB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Wonosobo merupakan wilayah yang ada di Jawa Tengah. Wonosobo merupakan wilayah pegunungan yang mempuyai berbagai macam seni budaya, salah satunya adalah Kesenian Tari Lengger. Tari Lengger ini adalah tarian yang digemari oleh masyarakat setempat, dipentaskan pada saat pesta rakyat pada siang hari sehingga masyarakat lupa waktu dalam kegiatan.Setelah agama Islam masuk ketanah Jawa yang dibawa oleh Sunan Kalijaga dan ketika Sunan Kalijaga melihat tariaan tersebut, beliau tertarik dan ingin belajar. Kemudian mengubah supaya masyarakat tidak terlarut dalam kesenian itu saja. Dengan demikian tarian ini disebut Tari Lengger yang berasal dari kata elingo ngger. Yang artinya ingatlah nak. Lengger tersebut bermakna petuah atau nasehat agar kita selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Esa, untuk berbuat baik kepada sesama orang. Kesenian Tari Lengger dirintis di Desa Giyanti oleh tokoh kesenian tradisional dari Desa Kecis Kecamatan Selamerta Kabupaten Wonosobo oleh Bapak Gondowinangun pada tahun 1910. Kemudian pada tahun 60-an tarian ini dikembangkan oleh Almarhum Ki Hadi Soewarno. Tari Lengger terlihat atrativ dibanding gaya Solo atau Jogja yang halus bahkan cenderung seperti gaya Jawa Timuran, karena versi ceritanya berasal dari kerajan Kediri. Tari Lengger biasanya dipentaskan dibarengi dengan tari kuda kepang, diiringi gamelan Jawa dan nyanyian yang diyanyikan oleh seorang sinden. Dalam kesenian Tari Lengger ada hal yang sangat unik, yaitu sebelum tarinan dimulai dilakukan ritual pemberian sesaji di tempat yang akan dijadikan tempat pertunjukan, dan pada saat pertunjukan ada penari yang kesurupan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsionalisme Malinowski. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah makna dan fungsi kesenian Tari Lengger. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian budaya dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa pertanyaan atau keterangan bukan berupa angka, yaitu ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari pelaku (subjek). Tahap pengumpulan data meliputi: wawancara, observasi, analisis data, dan laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi budaya yaitu proses pengumpulan data dan mencatat bahan-bahan guna mengetahui keadaan masyatakat yang bersangkutan. Peneliti mengambil kesenian Tari Lengger dikarenakan, Tari Lengger merupakan kesenian tradisonal yang digemari masyarakat Giyanti, namun kebanyakan dari mereka belum memahami makna yang terkandung dalam kesenian Tari Lengger, mereka hanya mengetahui bahwa kesenian Tari Lengger berfungsi sebagai hiburan. Untuk mendapatkan gambaran yang luas, peneliti mengajukan pertanyaan yang salah satunya adalah apa makna yang terkandung dalam kesenian Tari Lengger.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Maharsi, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Kesenian Tari Lengger, ritual, kesenian tradisonal
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 15 Aug 2012 16:39
Last Modified: 22 Dec 2016 09:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3461

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum