PERUBAHAN PEMAKNAAN RITUAL SADRANAN DI KALANGAN MASYARAKAT NGAGRONG BOYOLALI

EMA FAUZIYAH, NIM : 01520509 (2007) PERUBAHAN PEMAKNAAN RITUAL SADRANAN DI KALANGAN MASYARAKAT NGAGRONG BOYOLALI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PERUBAHAN PEMAKNAAN RITUAL SADRANAN DI KALANGAN MASYARAKAT NGAGRONG BOYOLALI)
01520509_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PERUBAHAN PEMAKNAAN RITUAL SADRANAN DI KALANGAN MASYARAKAT NGAGRONG BOYOLALI)
01520509_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Ritual sadranan merupakan sebuah ritus kebuday':um Jawa yang berdimensi sakral dan berdimensi sosial. Berdimensi sakral karena berkaitan dengan nilai-nilai religi kebudayaan dan kepercayaaa, berdimensi sosial karena berkaitan dengan pelestarian budaya dan keselamatan masyarakat. Ritual sadranan juga merupakan suatu kepercayaan yang bersifat tradisional, karena ritual ini sudah ada sejak zaman nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi berikutnya, sehingga sudah menjadi kebiasaan atau adat istiadat yang tidak bisa ditinggalkan. Sadranan merupakan tradisi atau adat suatu masyarakat yang dilakukan pada bulan Maulud dan Ruwah seperti yang dita:cukan ol()h masyarakat Desa Ngagrong. Mereka melaksanakan sadrauan dengan cara mengunjungi makam serta mendoakan arwah para leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal dunia agar mendapat ketenangan dalam kubur, selain itu sadranan juga merupakan sarana untuk mempererat persaudar~n dengan cara bersilatuhrahmi setelah ziarah kubur. Disamping itu pelaksanaan ritual sadranan juga sebagai sarana untuk memohon keselamatan pada Tuhan karena kita naminya jiga akan meninggal dunia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana proses ritual tradisi sadranan yang ada di De3a Ngagrong Boyolali dan upaya mengetahui apa makna yang terjadi menurut generasi tua dan genl"'rasi muda. Penulis melakukan sebuah penelitian mengenai sadranan dengan pendekata""l antropologi melalui teorinya Victor Turner. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi pengamatan. Kemudian data yang diperoleh dikelompokkan dam dianalisis deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pemakaman sadranan di kalangan generasi tua dengan generasi muda. Dikalangan generasi tua sadranan dimaknai sebagai wahana unutk berbuat baik keparla orang tua semasa hidup dan setelah meninggal dunia, dengan cara mendoak~n para arwah nenek moyang atau leluhur yang telah meninggal dunia serta scbagai wahana untuk bersodaqoh yang berupa apa saja. Dengan diadakan sadranan maka mereka sadar akan arti pentingnya bersodaqoh. Sedangkan di kalangan generasi muda, sadranan dimaknai sebatas pelestarian budaya dan merupakan salah satu bentuk budaya religi yang bertujuan untuk mengenang dan mendoakan para arwah para leluhur dan para kerabat yang telah meninggal dunia. Perbedaan pemaknaan di kalangan generasi tua dengan generasi muda menunjukkan adanya pergeseran pemaknaan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Moh Soehadha,S. Sos. M.Hum
Uncontrolled Keywords: Sadranan, ritual
Subjects: Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 05 Aug 2019 14:10
Last Modified: 05 Aug 2019 14:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36244

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum