KEIMANAN PELAKU ZINA [ Telaah Ma'iini al-lfadis atas Hadis Terpisahnya Keimanan ketika Sedang Melakukan Zina ]

MUTTAQIN, NIM: 00530360 (2007) KEIMANAN PELAKU ZINA [ Telaah Ma'iini al-lfadis atas Hadis Terpisahnya Keimanan ketika Sedang Melakukan Zina ]. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEIMANAN PELAKU ZINA [ Telaah Ma'iini al-lfadis atas Hadis Terpisahnya Keimanan ketika Sedang Melakukan Zina ]) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (KEIMANAN PELAKU ZINA [ Telaah Ma'iini al-lfadis atas Hadis Terpisahnya Keimanan ketika Sedang Melakukan Zina ]) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (9MB)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang hadis terpisahnya keimanan seseorang ketika sedang melakukan zina. Hadis yang menyangkut permasalahan tersebut terdapat dalam beberapa kitab hadis. Akan tetapi, penelitian ini difokuskan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan runtutan sanad: Isl)aq bin Suwaid al-Ramliy dari Ibn Maryam dari Nafi' bin Yaz1d dari Ibn al-Had dari Sa'id bin Ab1 Sa'id al-Maqburiy dari Abu Hurairah dari RasUiullah . Penelitian ini menggunakan metode ma 'ani al-(ladls yang dimulai dengan meneliti jalur sanad dan matn hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Hadis tentang terpisahnya keimanan tatkala sedang melakukan zina memiliki permasalahan yang kompleks . Di satu sisi, hadis tersebut menunjukkan pengkhususan pelaku dan keimanan , yang dipahami sebagai keyakinan dalam hati, dibenturkan dengan perbuatan keji, yakni zina. Sedangkan di satu sisi yang lain pernyataan terpisahnya keimanan seseorang mengindikasikan adanya pengkufuran pada pelaku zina. Sehingga hadis tersebut bertentangan dengan hadis yang menyatakan bahwa seseorang yang mengucapkan tiada tuhan selain Allah dan Mubammad adalah utusan-Nya akan masuk surga, walaupun ia telah berzina. Selain itu, redaksi hadis yang dijadikan fokus penelitian dalam skripsi ini menggunakan bahasa metafora (isti 'iirah), dimana keimanan yang terlepas dari seseorang disamakan dengan awan yang berada di atasnya, selama ia melakukan perbuatan tersebut. Terlepas dari adanya pengkufuran pada pelaku zina, hadis tersebut tentunya memiliki pesan moral yang tinggi. Tinjauan lebih luas mendapatkan bahwa banyak perbuatan melanggar moral yang oleh RasUlullah dibenturkan dengan keimanan, sehingga dalam hadis terdapat banyak ungkapan yang menyatakan bahwa tidaklah beriman seseorang yang melakukan pelanggaran­ pelanggaran syari 'at tertentu. Pesan moral yang didapatkan dalam penelitian ini adalah bahwa pernyataan Rasulullah tentang terpisahnya keimanan seseorang ketika seseorang sedang melakukan zina menunjukkan hilangnya rasa malu yang menjadi fitrah bagi setiap orang tatkala ia melakukan zina. Rasa malu ini merupakan buah dari keimanan yang akan dapat membentengi seseorang dari melakukan hal-hal buruk dan keji . Dengan hilangnya rasa malu ini berarti keimanan seseorang tidak sempurna dan bila ia meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah, walaupun ia belum bertaubat, ia akan tetap masuk ke dalam surga setelah menerima balasan atas perbuatannya tersebut . Kemajuan dunia dan tuntutan ekonomi serta tuntutan duniawi lainnya kerap kali mengakibatkan seseorang kehilangan rasa malu. Moralitas }Jayii' , yang diajarkan oleh Rasulullah melalui hadis yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini, yang seharusnya dimiliki sering kali diabaikan sehingga terjadilah berbagai perbuatan-perbuatan nista yang menuruti nafsu hewani di hampir seluruh penjuru dunia . Keberadaan ajaran moralitas }Jayii ' yang terkandung dalam hadis tersebut menunjukkan begitu kuat peran moralitas }Jayii ' dalam menjaga eksistensi dan keutuhan setiap pribadi atau bahkan masyarakat.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item