BODDHISATTVA dalam AGAMA BUDDHA MAHAYANA (Studi Perbandingan Aliran Ch'an di Cina dan Zen di Jepang)

NURUL SYAMSIYAH, NIM: 99522941 (2004) BODDHISATTVA dalam AGAMA BUDDHA MAHAYANA (Studi Perbandingan Aliran Ch'an di Cina dan Zen di Jepang). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (BODDHISATTVA dalam AGAMA BUDDHA MAHAYANA)
99522941_BAB_I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (BODDHISATTVA dalam AGAMA BUDDHA MAHAYANA)
99522941_BAB_II_S.D_BAB_SEBELUM_TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Boddhisattva merupakan tokoh penting dalam doktrin Mahayana, karena seorang Boddhisattva bersedia menunda masuk surga untuk membantu umat manusia mencapai pencerahan sejati. Dalam agama Buddha Mahayana, tiap manusia dapat menjadi Boddhisattva, artinya Boddhisattva adalah seseorang yang sudah memperoleh kebijaksanaan yang melepaskan dirinya dari beban sengsara agar dapat menolong sesama manusia, memimpin manusia dan agar manusia itu bebas. Tiap manusia dalam Buddhisme Mahayana dipercaya dapat mencapai kelepasan sejati dan salah satu caranya adalah dengan bantuan Boddhisattva. Konsep Boddhisattva mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya agama Buddha Mahayana. Di Cina, agama Buddha Mahayana berkembang di bawah bayang ajaran Tao dan Konfusianisme, selain itu pengaruh budaya lokal terhadap agama ini sangat kuat. Pada masa awal berdirinya aliran Ch'an di Cina yang muncul akibat dari ketidak puasan Boddhidharma terhadap penekanan pada teks-teks kitab suci, doktrin tentang Boddhisattva masih sangat berpengaruh bahwa hanya dengan bantuan para Boddhisallva-lah manusia awam dapat mencapai kelepasan sejati, tetapi karena pengaruh budaya lokal dan juga pengaruh ajaran Tao dan Konfusius konsep Boddhisattva dalam aliran Ch'an ini mulai berubah, bahkan peran Boddhisattva telah tergantikan dengan peran master Ch'an yang mengajarkan meditasi sebagai jalan menuju pencerahan sempurna. Begitu juga dengan aliran Zen Buddhisme di Jepang, pengaruh Cina (dimana aliran ini berasal) dan juga pengaruh ajaran Shinto serta budaya lokal di Jepang banyak berpengaruh terhadap doktrin-doktrin Zen Buddhisme. Budaya lokal di Cina dan Jepang banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan aliran Ch'an dan Zen Buddhisme, teori tentang akulturasi budaya menjelaskan tentang akibat dari adanya persapaan budaya yang terjadi di Cina dan Jepang. Bahkan akibat dari persapaan budaya terhadap doktrin ajaran Ch'an dan Zen, konsep Boddhisatfva di kedua aliran ini juga mengalarni perubahan, di mana konsep Boddhisattva telah tergantikan oleh peran para master yang telah mencapai pencerahan dan membentu manusia untuk menemukan jalan Buddha. Tetapi sosok master ini berbeda dengan Boddhisattva karena seorang Boddhisattva tidak menetap, mereka hidup berkelana dan dalam setiap perjalanannya, ia akan membantu manusia yang memerlukan bantuannya untuk mendapatkan kelepasan sejati, sedangkan seorang master hidup secara menetap di Biara dan mereka didatangi oleh umat manusia yang ingin mcncapai kelepasan sejati. Yang menarik dari pcnelitian ini adalah sebuah budaya lokal mampu merubah konsep yang cukup sakral dalam sebuah agama. Bahkan kemudian mampu menggantikan posisi boddhisattva sebagai penolong umat manusia untuk menempuh jalan kebudhaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs.H.Subagyo, M.Ag - Ustadi Hamzah, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: BODDHISATTVA, AGAMA BUDDHA MAHAYANA, Aliran Ch'an Cina, Aliran Zen Jepang
Subjects: Buddha (Buddhism)
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 12 Aug 2019 10:34
Last Modified: 12 Aug 2019 10:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36297

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum