PENAFSIRAN SIMBOLIS SUFISTIK ‘ABD AL-QĀDIR AL-JĪLĀNĪ TERHADAP Q.S. NŪḤ DALAM TAFSĪR AL-JĪLĀNĪ (KAJIAN SEMIOTIKA)

ADE CHARIRI FASHICHUL LISAN, NIM. 17200010114 (2019) PENAFSIRAN SIMBOLIS SUFISTIK ‘ABD AL-QĀDIR AL-JĪLĀNĪ TERHADAP Q.S. NŪḤ DALAM TAFSĪR AL-JĪLĀNĪ (KAJIAN SEMIOTIKA). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN SIMBOLIS SUFISTIK ‘ABD AL-QĀDIR AL-JĪLĀNĪ TERHADAP Q.S. NŪḤ DALAM TAFSĪR AL-JĪLĀNĪ (KAJIAN SEMIOTIKA))
17200010114_BAB I_ V_DAFTAR PUSTAKA. CVpdf.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN SIMBOLIS SUFISTIK ‘ABD AL-QĀDIR AL-JĪLĀNĪ TERHADAP Q.S. NŪḤ DALAM TAFSĪR AL-JĪLĀNĪ (KAJIAN SEMIOTIKA))
17200010114_ BAB II_ III_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Abstract

Praktik penafsiran bernuansa sufistik menyuguhkan dua unsur utama, makna lahir dan batin. Munculnya dua unsur tersebut, meniscayakan keberadaan tafsir sufi sempat diragukan secara epistemologis oleh sejumlah ilmuwan. Faktor utamanya ialah karena penafsirannya yang penuh dengan makna simbolis kebahasaan. Penafsiran model tersebut salah satunya dilakukan oleh ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī melalui karya tafsirnya, bahkan terhadap ayat kisah Alquran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana penafsiran simbolis sufistik al-Jīlānī dalam Tafsῑr al-Jailānῑ terhadap ayat kisah —Q.S. Nūḥ— melalui semiotika Michael Riffaterre, sebagai teori utama, dan semiotika secara umum sebagai teori pendukung. Salah satu alasan mengapa harus ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī, adalah karena identitasnya sebagai sulṭan al-auliyā’ yang karya tafsirnya sempat diragukan ketika muncul dalam khazanah quranic studies, melalui peresmian pertama penerbitan Tafsῑr al-Jῑlānῑ pada tahun 2009 di Istanbul, Turki. Artinya, Tafsῑr al-Jῑlānῑ sebagai tafsir sufistik yang kemunculannya relatif baru. Alasan penggunaan semiotika, salah satunya adalah karena dalam tafsir sufistik memuat beragam abstraksi simbolis secara kebahasaan, dan unsur-unsur sastra yang termuat dalam ayat kisah Nabi Nuh dalam Q.S. Nūḥ. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), dengan pedekatan metode sastra (literary method), dengan memahami simbol-simbol bahasa pada teks Tafsῑr al-Jῑlānῑ. Jadi, penelitian ini mencoba menelusuri bagaimana penafsiran simbolis sufistik ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī dalam Q.S. Nūḥ, sejauh mana kesesuaian semiotika Micahel Riffaterre saat digunakan untuk menelaah penafsiran ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī tersebut, dan argumentasi apa yang menjadikan ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī memunculkan kesufiannya dalam ayat kisah Q.S. Nūḥ. Akhirnya, penelitian ini menemukan hasil, pertama, melalui Q.S. Nūḥ, ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī ingin menegaskan secara simbolis —sebagai pusat makna— bahwa ada dua kelas dalam term dakwah yang harus diyakini dan diikuti bagi orang beriman, terlebih pada tingkat kasyaf. Dakwah tersebut ialah kelas martabah al-nubuwwah wa al-risālah dan martabah al-khilāfah wa al-niyābah. Kedua, ada beberapa titik dimana semiotika Micahel Riffaterre tidak tepat diterapkan dalam sebuah penafsiran Alquran, khususnya pada konsep semiotika terhadap puisi yang bersajak. Ketiga, penafsiran simbolis sufistik ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī tersebut muncul, diantaranya karena identitas kesufiannya, juga sebagai bentuk dakwah sufistik dan sikap resistensi terhadap konteks kenegaraan pada masanya, mengingat bahwa dimungkinkan Tafsῑr al-Jῑlānῑ ditulis sekitar tahun 521-561 H, periode dakwah ‘Abd al-Qādir al-Jῑlānī.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A.,
Uncontrolled Keywords: Penafsiran simbolis sufistik, ‘Abd al-Qādir al-Jīlānī, Q.S. Nūḥ, Semiotika Micahel Riffaterre
Subjects: Studi Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hermeneutika Al Qur'an
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 16 Dec 2019 11:35
Last Modified: 16 Dec 2019 11:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37001

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum