Strategi Komunikasi Masyarakat Wetu Telu dalam Menjaga Relasi Gender di Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Supriadi, S.Kom.I, NIM. 16202010016 (2019) Strategi Komunikasi Masyarakat Wetu Telu dalam Menjaga Relasi Gender di Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (Strategi Komunikasi Masyarakat Wetu Telu dalam Menjaga Relasi Gender di Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB))
16202010016_BAB-1_IV-atau-V_daftar-pustaka.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (Strategi Komunikasi Masyarakat Wetu Telu dalam Menjaga Relasi Gender di Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB))
16202010016_bab-II_sampai-bab-terakhir.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Wetu Telu merupakan pemahaman Islam yang diakulturasikan dengan tradisi-tradisi lokal dan adat sasak. Dalam agama Wetu Telu, yang paling menonjol adalah pengetahuan tentang lokal, tentang adat, bukan pengetahuan tentang Islam sebagai rumusan ajaran yang datang dari Arab. Wetu Telu bermakna tiga kemunculan hidup (metu telu) melahirkan (merangkak), bertelur (menteluk) dan bertumbuh dari biji (mentiuk). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskripsi. Teori yang digunakan adalah budaya gender sebagai alat untuk mengetahui seberapa penting peran perempuan dalam masyarakat Wetu Telu. Relasi gender sebagi alat untuk mengetahui kedudukan perempuan di masyarakat Wetu Telu, dan teori komunikasi persuasif sebagai alat untuk melihat perubahan sikap dalam melakukan komunikasi pada saat melaksanakan kegiatan-kegiatan adat. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Wetu Telu mempunyai kedudukan istimewa. Kedudukan istimewa perempuan Wetu Telu pada acara-acara sebagai Inan Maniq, Inan Pedangan, Menutu, Besok Meniq (mencuci beras), dan masih banyakkegiatan-kegiatan lainnya. Bahwa secara umum seorang laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama dalam sebuah kebudayaan Wetu Telu, sehingga tidak ada lagi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Di sini masyarakat Wetu Telu selalu menjaga kebudayaan yang telah dibangun oleh nenek moyang, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan adat agar nilai-nilai kebudayaan bisa tertanam di masyarakat Wetu Telu. Komunikasi persuasi yang dilakukan untuk menjaga eksistensi budaya adalah dengan cara-cara seperti melakukan: pemberlakuan aturan-aturan secara ketat, melaksanakan kegiatan-kegiatan adat, dan pengangkatan ketua adat. Kata kunci: Masyarakat Wetu Telu, Gender, Komunikasi

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Hj. Alimatul Qibtiyah, MA.,M.Si., Ph.D
Uncontrolled Keywords: Masyarakat Wetu Telu, Gender, Komunikasi
Subjects: Penyiaran Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam (S-2)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 06 May 2020 13:28
Last Modified: 06 May 2020 13:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37637

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum