KONSEP UNTUNG DAN RUGI DALAM TAFSIR AL-QUR'AN (Studi Penafsiran Sayyid Qutb terhadap Terma Falah dan Khusr)

SAID DEDI RAHMAN - NIM. 02531169, (2010) KONSEP UNTUNG DAN RUGI DALAM TAFSIR AL-QUR'AN (Studi Penafsiran Sayyid Qutb terhadap Terma Falah dan Khusr). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Karakteristik penafsiran al Qur'an era modern saat ini adalah cenderung pada menjadikan al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dalam menapaki kehidupan di tengah banyaknya tawaran-tawaran prakmatis. Sudah menjadi tabiat manusia dalam kehidupannya selalu mencari dan menuju jalan keberuntungan dan kebahagiaan. Disaat yang bersamaan juga sudah menjadi tabiat manusia untuk menghindari jalan kerugian dan kebinasaan. Skripsi ini membahas bagaimana menurut pandangan al Qur'an tentang konsep manusia-manusia beruntung dan konsep manusia-manusia yang merugi. Pembahasan terfokus pada ayat-ayat yang mengandung kata falah dan khusr dalam al Qur'an. Penelitian ini murni library (studi perpustakaan). Literatur yang menjadi rujukan utamanya adalah kitab suci al Qur'an. Kitab Tafsir yang digunakan sebagai pegangan sekaligus sebagai objek kajian adalah tafsir Fi Zilal al Qur'an karya Sayyid Qutb. Adapun pemilihan tokoh jatuh pada Sayyid Qutb, selain atas dasar pertimbangan karya tafsir era modern juga melihat dari karakter conteks tafsirnya yang bersifat idiologi dan gerakan. Selanjutnya, obyek studi ini adalah ayat-ayat al Qur'an, maka pendekatan yang dipilih adalah pendekatan ilmu tafsir. Dari keempat macam metode utama dalam penafsiran al Qur'an versi al-Farmawi (tahlili, ijmali, muqarin, dan maudhu'i), penulis memilih metode maudhu'i yang merupakan suatu metode tafsir yang berusaha mencari jawaban al-Qur'an tentang suatu masalah tertentu dengan jalan menghimpun seluruh ayat yang dimaksud, lalu menganalisisnya lewat ilmu-ilmu bantu yang relevan dengan masalah yang dibahas, untuk kemudian melahirkan konsep yang utuh dari al-Qur'an tentang masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata falah yang bermakna beruntung merupakan lawan dari kata khusr yang bermakna merugi. Bentuk keberuntungan dan kerugian bisa terjadi di dunia, namun penekanannya pada keberuntungan dan kerugian yang terjadi di akhirat. Penekanan pada hasil perolehan keuntungan maupun kerugian pada akhir di kehidupan akhirat bukan tanpa alasan, karena memberi kesempatan bagi manusia memanfaatkan potensinya untuk menggapai keberuntungan baik di dunia yang berupa ketenangan maupun di akhirat dengan keridha'an Allah swt. Menurut Sayyid Qutb setiap manusia mempunyai potensi dan kesempatan untuk memperoleh keberuntungan dalam kehidupannya, selama ia mau menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Sayyid Qutb mensyaratkan iman kepada Allah swt. sebagai wahana mencapai keberuntungan hidup di dunia dan akhirat, karena tanpa iman tidak ada yang namanya keberuntungan. Syirik adalah bentuk kezaliman seseorang pada dirinya sendiri yang mengantarkannya pada kondisi kerugian. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa untuk mencapai keberuntungan dalam kehidupan kolektif, Sayyid Qutb mensyaratkan terciptanya suatu sistem atau suasana dimana orang-orang mendapat kemudahan dalam berbuat baik (amal shaleh) sedangkan bentuk-bentuk kezaliman menjadi musuh bersama. Dengan demikian di sana telah di berlakukannya Manhaj Islamai dimana Jamaah Muslim terarahkan dalam mencapai falah dan secara otomatis terhindar dari khusr.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: konsep manusia beruntung merugi, falah dan khusr dalam al Qur'an, tafsir
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3924

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum