TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GULA KELAPA DI DESA LABUHAN RATU IV KECAMATAN LABUHAN RATU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MAMLUATUL HIDAYAH, NIM.: 02381218 (2006) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GULA KELAPA DI DESA LABUHAN RATU IV KECAMATAN LABUHAN RATU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GULA KELAPA DI DESA LABUHAN RATU IV KECAMATAN LABUHAN RATU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) 02381218_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GULA KELAPA DI DESA LABUHAN RATU IV KECAMATAN LABUHAN RATU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) 02381218_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Desa Labuhan Ratu IV yang sebagian arealnya adalah perkebunan kelapa, sangat berpotensi untuk dijadikan usaha home industry yaitu membuat gula kelapa. Namun tidak semua masyarakatnya memiliki modal yang cukup untuk usaha itu. Oleh karena itu banyak di antara mereka mencari modal usaha kepada pedagang gula kelapa yang ada di desa tersebut. Pada saat pedagang gula kelapa memberikan modal usaha kepada pembuat gula, terjadi kesepakatan perjanjian jual beli gula kelapa di antara mereka, yaitu pembuat gula harus secara rutin menjual gula kelapanya kepada pedagang gula pemilik modal, perjanjian dilakukan secara lisan dan dibuat sebagai bentuk kerja sama di antara mereka. Namun setela...1i melihat dari kenyataan yang ada di lapangan, eksistensi dari perjanjian yang telah disepakati temyata tidak menjadikan pembuat gula menaati perjanjian. Tidak sedJcit dari mereka yang melakukan wanprestasi disebabkan berbagai faktor yang ada. Di sinilah penelitian dilakukan, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap wanprestasi tersebut, dengan teknik probability sampling, tepatnya purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan yang diambil oleh peneliti yang dianggap bisa mewakili populasi. Dengan teknik di atas maka dapat ditemukan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya wanprestasi terhadap perjanjian jual beli gula kelapa di Desa Labuhan Ratu IV. Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan para pihak yang terlibat dalam perjanjian(pembuat dan pedagang gula) dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi adalah (1) Adanya persaingan yang tidak sehat (2) Adanya i'tikad buruk/Niat yang tidak baik (3) Adanya kebutuhan mendesak. Hal itu dilakukan oleh pembuat gula. Jika dilihat dari segi pembelian gula kelapa yang dilakukan oleh pemodal (pedagang gula) tid;:tlc menyalahi perjanjian dan tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Akibat wanprestasi tersebut, pemodal (pedagang gula) melakukan tindakan dengan cara: (1) Memberikan peringatan/teguran kepada pembuat gula (2) Setelah peringatan tetap tidak diindahkan, maka pemodal memutuskan perjanjian dengan menarik kembali modal usaha yang sudah dipinjamkan kepada pembuat gula. Dari ketiga faktor penyebab wanprestasi yang ada, tidak satupun dapat dibenarkan dalam hukum lslam, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip umum mu'amalat, yaitu terdapJ.t unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Oleh karena itu wanprestasi yang dilakukan oleh pembuat gula jelas tidak dibolehkan dalam hukum Islam. Mengenai penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh pemodal tetap berpegang teguh pada kesepakatan awal ketika mengadakan perjanjian, ganti ru.i rung ada sebagai risiko yang harus ditanggung oleh pihak yang melakukan wanpresmsi.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item