MAKNA AYAT-AYAT TOLERANSI DALAM PEMAHAMAN TOKOH AGAMA ISLAM DONGGO MBAWA (Studi Living Qur’an di Desa Mbawa, Kec. Donggo, Kab. Bima-NTB)

Misbahul Khairiyah, NIM.: 16530010 (2020) MAKNA AYAT-AYAT TOLERANSI DALAM PEMAHAMAN TOKOH AGAMA ISLAM DONGGO MBAWA (Studi Living Qur’an di Desa Mbawa, Kec. Donggo, Kab. Bima-NTB). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MAKNA AYAT-AYAT TOLERANSI DALAM PEMAHAMAN TOKOH AGAMA ISLAM DONGGO MBAWA (Studi Living Qur’an di Desa Mbawa, Kec. Donggo, Kab. Bima-NTB)) 16530010_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (MAKNA AYAT-AYAT TOLERANSI DALAM PEMAHAMAN TOKOH AGAMA ISLAM DONGGO MBAWA (Studi Living Qur’an di Desa Mbawa, Kec. Donggo, Kab. Bima-NTB)) 16530010_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang pemahaman tokoh agama Islam di Donggo Mbawa terhadap ayat-ayat yang berbicara tentang toleransi beragama. Dalam hal ini objek penelitian difokuskan di Desa Mbawa, Kec. Donggo, Kab. Bima, Prov. Nusa Tenggara Barat (NTB). Secara umum, penelitian ini meneliti tentang bagaimana praktik pengamalan ayat-ayat toleransi dan pemaknaan ayatayat toleransi oleh tokoh agama dan juga masyarakat yang ada di desa Mbawa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pemahaman tokoh agama Donggo Mbawa tentang toleransi beragama? (2) Bagaimana makna ayat-ayat toleransi dalam pemahaman tokoh agama Donggo Mbawa? (3) Bagaimana bentuk-bentuk toleransi dalam masyarakat Donggo Mbawa? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptitif-analitik kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data adalah pertama melakukan observasi dengan terlibat secara langsung dalam beberapa kegiatan yang melibatkan tokoh agama Islam dan juga masyarakat. Kedua, wawancara dengan beberapa sumber, baik sumber utama maupun sumber pendukung. Ketiga, melakukan dokumentasi untuk melengkapi data yang diperlukan. Selain itu, penulis juga menggunakan teori “Sociology of Knowledge” oleh Karl Manheim untuk menelaah dan menganalisa makna pengamalan ayatayat toleransi yang berkembang di masyarakat Desa Mbawa. Makna tersebut meliputi makna obyektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, toleransi dalam pemahaman tokoh agama Donggo Mbawa bukan hanya sekedar konsep teoritis, melainkan kewajiban bersama yang telah Allah tentukan untuk seluruh umat Islam, termasuk masyarakat Mbawa. Toleransi yang berkembang di masyarakat Mbawa juga merupakan tradisi turun temurun dengan menerapkan prinsip mori sama yang telah ada sejak dulu. Sikap saling menghargai, menerima perbedaan telah ditanamkan sejak awal sebelum Islam masuk ke wilayah Donggo, khususnya Desa Mbawa. Kedua, setelah Islam masuk, terdapat korelasi antara konsep toleransi dalam Al-Qur‟an dengan perilaku masyarakat Mbawa yang mencerminkan sikap toleransi itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari QS. Al-Kafiru>n [109]: 1-6, QS. Al-Baqarah [02]: 256, dan QS. Al-H{ujurat [49]: 13. Selanjutnya, makna-makna diambil berdasarkan informasi dan pernyataan dari tokoh agama serta masyarakat Donggo Mbawa itu sendiri, yang dikategorikan menjadi tiga macam makna. Pertama, makna objektif yang ditanamkan kepada seluruh masyarakat Muslim desa Mbawa dan diharapkan akan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara istiqomah dalam menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, makna ekspresif (motif) personal yang kemudian akan ditemukan keragaman pemaknaan mengenai praktik toleransi yang ada di desa tersebut. Ketiga, makna dokumenter yang diperoleh dengan melihat posisi pengamalan al-Qur‟an terhadap konteks.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item