KONSEP KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

SURANTO NIM. 02470989, (2010) KONSEP KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KONSEP KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM)
BAB I,IV.pdf - Published Version

Download (392kB) | Preview
[img] Text (KONSEP KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM)
BAB II,III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (369kB)

Abstract

Peneltian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganaisis secara kriris tentang konsep life skills, dan bagaimana implikasi konsep tersebut dalam pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian literatur, dengan mengambil latar pemikiran tentang life skills. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi terhadap beberapa karya tulis berupa buku maupun beberapa artikel yang ada di situs internet, kemudian dilakukan telaah dan analisa secara kritis terhadap tulisan-tulisan tersebut dengan metode deskripsi, interterpretasi serta korelasi, selanjutnya diambil kesimpulannya. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bahwa konsep life skills ini merujuk pada tiga kategori model pemikiran, yaitu; a) model pemikiran pragmatis; b) model pemikiran realistik-empirik; dan c) model pemikiran idealis-normatif yang pada prinsipnya antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lainnya saling melengkapi.(2) Bahwa konsep life skills adalah konsep yang mengacu dan menekankan pada suatu kecakapan atau kemampuan serta keberanian dalam menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan secara wajar dan menjalani kehidupan secara bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. (3) Life skills ini dipilah ke dalam beberapa kecakapan, yaitu; a) personal skills, suatu kecakapan bagaimana anak didik memiliki physical skills, memiliki kecakapan mengenal diri dan potensipotensi diri dan bagaimana mengfungsikannya. Personal skills ini juga mengarah pada bagaimana anak didik memiliki kecakapan intelektual, emosional, dan spiritual; b) social skills, yaitu suatu kecakapan bagaimana anak didik dapat memiliki kecakapan bagaimana berinteraksi dengan orang lain yang ditunjukkan dengan kecakapan bagaimana berkomunikasi dan bekerjasama. (c) academic skills, yaitu suatu kecakapan dimana anak didik dapat memiliki keterampilan mengidentifikasi variabel dan mengembangkan hubungan antar variabel,memiliki keterampilan menyusun hipotesis, dan memiliki keterampilan bagaimana menyusun dan melakukan penelitian; (d) environmental skills, yaitu suatu kecakapan dimana anak dapat memiliki kecakapan bagaimana mengenali dan menggali, bagaimana mengolah dan memanfaatkan serta bagaimana menjaga dan melestarikan alam; (e) vokational skills, yaitu suatu kecakapan bagaimana anak didik memiliki kecakapan pada bidang pekerjaan tertentu. (4) konsep life skills dalam konteks pendidikan Islam menuntut adanya reorieantasi tujuan. Tujuan pendidikan Islam hendaknya jangan sampai terjebak pada tujuan yang terlalu besar dan abstrak, tetapi gagal dalam menyusun tujuan yang lebih rill dan realistis taraf pencapaiannya. Untuk itu, tujuan membentuk insan yang memiliki kecakapan hidup hendaklah menjadi tujuan pendidikan Islam. Artinya, pendidikan Islam harus mampu mengantarkan anak didik untuk dapat mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupannya yang nyata sarat dengan berbagai persoalan. Disamping itu, guru dalam pendidikan Islam dituntut untuk dapat merubah budaya superioritas ke arah pemberdayaan dengan menempatkan diri guru minimal sebagai fasilitator dan inspirator bagi anak didik. Murid dalam pendidikan Islam juga dituntut untuk dapat melakukan perubahan dari dalam diri. Hal ini mengingat bahwa guru hanyalah guru dan pada hakikatnya muridlah yang memiliki kepentingan untuk berubah. Adapun pembelajaran dalam pendidikan Islam juga dituntut untuk berubah dari pembelajaran yang normatif, kepembelajaran yang kontekstual, dari pembelajaran yang melangit kepembelajaran yang menghargai kehidupan nyata sebagai basis pembelajaran. Disamping itu, dalam persoalan evaluasi, pendidikan Islam dituntut untuk melakukan evaluasi yang lebih komprehensif yang tidak hanya menekankan aspek kognitif, akan tetapi kepada seluruh ranah anak ddik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor atau aspek intelektual, emosional, dan aspek spiritual anak didik. Pendidikan Islam juga dituntut untuk pragmatis dalam pengertian relevan dengan dunia kerja. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa anak didik Islam mau tidak mau pasti akan terjun dalam dunia kerja sebagai bentuk usaha memenuhi hajad hidup pokoknya. Dalam hal ini ada dua opsi yang dapat dipilih, yaitu menciptakan tenaga kerja yang kompetitif atau menciptakan pencipta lapangan kerja.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. H. Suismanto, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Life Skills , Pendidikan Islam
Subjects: Pendidikan Agama Islam
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Kependidikan Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 14 Aug 2012 21:32
Last Modified: 17 Mar 2017 14:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4353

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum