SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPAKAINGE ANTAR UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG

Suhasran, NIM.: 18205010055 (2020) SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPAKAINGE ANTAR UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPAKAINGE ANTAR UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG)
18205010055_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPAKAINGE ANTAR UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG)
18205010055_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi selatan. Soppeng ditilik dari sejarah penamaanya, adalah suatu bekas kota raja yang pada masa lampau mempunyai wilayah kekuasaan serta pengaruh yang cukup luas di antara kerajaan-kerajaan lokal lainya di dataran jazirah, Sulawesi Selatan sebagaimana diungkapkan dalam berbagai catatan kuno orang Bugis yang disebut lontarak. Kabupaten Soppeng dikenal sebagai salah satu kabupaten yang senantiasa menjaga kearifan lokal demi tercapainya kehidupan yang harmoni di tengah perbedaan keyakinan. Salah satu semboyan yang sampai sekarang senantiasa dijaga yaitu Sipakalebbi, Sipakatau, Sipakainge, saling menghargai, saling memanusaiakan manusia, dan saling mengingatkan satu sama lain, inilah salah satu semboyan yang dijaga demi keutuhan antar umat beragama yang ada di kabupaten Soppeng. Penelitian ini menggunakan teori local knowledge yang dikemukakan oleh Clifford Geertz, yaitu, art as a Cultural System, yang sebuah seni terkenal sulit untuk dibicarakan dan tersusun dari kata-kata yang mengandung seni sastra dan filososi yang tinggi, untuk membaca dan menganalisa tanda-tanda kebudayaan dan makna simbolik dari kebudayaan itu diperlukan teori untuk mengkaji lebih mendalam akan hal itu, Teori ini di gunakan untuk membaca simbol dan konsep pemikiran yang ada di Bugis-Makassar yaitu Sipakalebbi, Sipakatau, Sipakainge, yang untuk membaca simbol dan menganalisa di perlukan sebuah teori untuk mengkaji makna dan kandungan dari semboyan tersebut yaitu Sipakalebbi, Sipakatau dan Sipakainge dan kaitanya dengan antar umat beragama di kecamatan lalabata kabupaten Soppeng. Dari Hasil Penelitian yang dihasilkan dilokasi penelitian, ditemukan bahwa satu faktor yang menyebabkan Kabupaten Soppeng tidak mengalami konflik yang bernuansa agama, dikarenakan Raja Soppeng meninggalkan sebuah warisan untuk digunakan oleh anak cucu dan masyarakat Soppeng sebagai pedoman hidup dan landasan untuk hidup rukun dan harmonis, ditengah masyarakat plural, dengan nilai dan makna filosofi yang terkandung di dalam semboyan Sirui Menre’Tessirui No’ artinya tarik menarik ke atas bukan tarik menarik kebawah, Malilu Sipakainge Maingeppi Mupaja, artinya khilaf saling memperingati, ingatkanlah sampai dia benar, maka dari itu masyarakat Soppeng mempunyai sebuah semboyan yang lansung di turunkan oleh Raja Soppeng pada saat itu yang sampai sekang masih terus di lestarikan demi terjaganya kerukunan umat beragama.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Moh.Soehadha, S.Sos.,M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Sipakalebbi, Sipakatau, Sipakainge, Keberagaman Agama, Kearifan Lokal , Perubahan Sosial
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Budaya dan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Agama dan Filsafat (S2) > Studi Agama dan Resolusi Konflik
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 15 Sep 2021 14:10
Last Modified: 15 Sep 2021 14:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44397

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum