K. H. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) SEBAGAI POLITICAL MAN (STUDI KETOKOHAN GUS DUR TAHUN 1999-2000)

MOH. ISHAMUDDIN - NIM. 05370033, (2010) K. H. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) SEBAGAI POLITICAL MAN (STUDI KETOKOHAN GUS DUR TAHUN 1999-2000). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (794kB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (377kB)

Abstract

ABSTRAK K.H. Abdurrahman Wahid, yang akrab dengan panggilan Gus Dur, adalah seorang pemikir dan pejuang demokrasi, pluralisme, tokoh anti kekerasan, membela orang-orang yang termarjinalkan sekaligus pelindung kaum minoritas agama, gender, keyakinan, etnis dan bahkan kalangan sendiri. Dari perjuangan itu satu hal yang menarik adalah bagaimana nasib demokrasi, pluralisme, dan bangsa itu sendiri ketika kekuasaan berada di tangannya. Ada beberapa alasan mengapa ketokohan Gus Dur perlu diangkat yaitu: pertama, gerakan perjuangan Gus Dur yang selalu menuai kontroversial, dan selalu berbeda dengan pemikiran politisi lain, baik kawan maupun lawannya; kedua, gaya politiknya yang unik, dan selalu multitafsir yang mengakibatkan kebanyakan orang sulit memahaminya dan sehingga berbalik menghantam dirinya sendiri, ketiga, isu tentang ketokohan Gus Dur yang muncul dan menjadi perdebatan setelah kepergiannya. Dalam menemukan sisi ketokohan Gus Dur dalam dunia politik di Indonesia salah satunya mensyaratkan penelitian pada buku-buku yang ditulisnya, serta buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang menjelaskan tentang perjalan politik yang dilakoninya. Setelah dilakukan penelitian secara mendalam, penulis berpandangan bahwa ada tiga ide politik yang diperjuangkannya di dunia politik Indonesia. Pertama dalam hal demokratisasi Indonesia, dalam memperjuangkan demokrasi di Indonesia Gus Dur sangat concern dengan kedaulatan rakyat, kedaulatan hukum, pluralisme dan humanisme. Keempatnya dalam pandangan Gus Dur harus berjalan bersama dan seimbangn sehingga dapat tercipta keadilan. Kedua, pluralisme, dalam menjaga dinamisasi keagamaan Gus Dur menolak pluralisme indifferen, paham relativisme yang menganggap semua agama sama. Tetapi Gus Dur menghargai pluralisme nonindifferent yang mengakui dan menghormati keberagaman agama. Dalam memperjuangkan pluralisme di Indonesia, Gus Dur menandaskan perlunya tiga nilai universal yaitu: kebebasan, keadilan, dan musyawarah untuk menghadirkan pluralisme sebagai agen pemaslahatan bangsa. Kesamaan hak dan martabat semua penganut agama dan kepercayaan di bumi nusantara menjadi hal mutlak yang diayomi oleh pandangan inklusifnya. Ketiga, nasionalisme, Gus Dur sebagai nasionalis dalam memperjuangkan dan mempertahankan NKRI selalu berdasarkan Pancasila dan UUD 45, ia selalu berusaha mewujudkan Bhinika Tunggal Ika sebagai bentuk pluralisme yang dibingkai dalam ruh nasionalisme. Di samping itu, dalam memperjuangkan demokrasi dan pluralisme di Indonesia, ia tidak lepas dari konteks ke-Indonesiaan, karena Gus Dur tidak mau ide-ide seperti pluralisme dan demokrasi yang merupakan cangkokan Barat harus mengerus rasa nasionalismenya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. DRS. MAKHRUS MUNAJAT, M.HUM 2. SUBAIDI QAMAR, M.SI
Uncontrolled Keywords: biografi Gus Dur (K.H.Abdurrahman Wahid)
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 25 Jul 2013 15:14
Last Modified: 11 Apr 2016 14:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4462

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum