POLITIK KUASA KANONISASI QIRĀ’ĀT SAB’AH IBNU MUJĀHID DALAM KITAB AL-SAB’AH

Afrida Arinal Muna, NIM. 19200013004 (2021) POLITIK KUASA KANONISASI QIRĀ’ĀT SAB’AH IBNU MUJĀHID DALAM KITAB AL-SAB’AH. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (POLITIK KUASA KANONISASI QIRĀ’ĀT SAB’AH IBNU MUJĀHID DALAM KITAB AL-SAB’AH)
19200013004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (POLITIK KUASA KANONISASI QIRĀ’ĀT SAB’AH IBNU MUJĀHID DALAM KITAB AL-SAB’AH)
19200013004_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Qirā’āt menjadi perdebatan yang tidak bisa dilepaskan dari kajian al- Qur’an, termasuk proses kanonisasi qirā’āt sab’ah yang dilakukan oleh Ibnu Mujahid. Penulis tertarik untuk melihat kembali sejarah penyeragaman qirā’āt serta politik kuasa dalam kanonisasi qirā’āt sab’ah. Saya berpendapat bahwa tidak hanya faktor ingin menyatukan umat Islam dalam hal perbedaan lahjah dalam proses transmisi bacaan al-Qur’an, tetapi juga ada faktor politik dalam kanonisasi ragam bacaan al-Qur’an serta seleksi imam-imam qurrā yang masuk dalam tujuh qurrā tersebut. Penulis menganalisis dengan menggunakan kerangka berpikir dari Foucault mengenai relasi kuasa untuk melihat rezim pengetahuan (episteme) apa yang berkuasa pada masa kanonisasi qirā’āt ini dilakukan (archeology of knowledge) serta menggunakan ilmu jarh wa al-ta’dīl untuk melihat ketersambungan sanad para qurrā sampai Nabi serta kualitas para qurrā’ sebagaimana yang disyaratkan oleh Ibnu Mujahid dalam pemilihan para qurrā’ untuk dimasukkan ke dalam qirā’āt sab’ah. Selanjutnya, penelitian ini merumuskan beberapa pertanyaan, yaitu mengapa Ibnu Mujāhid melakukan standarisasi qirā’āt dalam kitabnya as-Sabʿah; apa parameter Ibnu Mujāhid dalam menilai qirā’āt yang şaḥīḥ; serta apa konteks politik yang melatari kanonisasi qirā’āt oleh Ibnu Mujāhid. Dari hasil penelitian, standarisasi terhadap qirā’āt tersebut dilakukan karena latar belakang Ibnu Mujāhid sebagai qāri’ dan qāḍī pada masanya, sehingga ia mempunyai otoritas dan kredibilitas untuk melakukan standarisasi terhadap qirā’āt. Di antara parameter yang dijadikan pijakan adalah sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan mushaf ‘Uśmāni dan sanadnya bersambung sampai Nabi. Selain tiga parameter tersebut, saya menemukan bahwa Ibnu Mujāhid lebih memilih bacaan dari qāri’ yang lebih masyhur daripada tingginya ṭabaqāt seorang qāri’. Upaya standarisasi yang dilakukan oleh Ibnu Mujāhid ini kemudian menjadi kanonik karena terdapat upaya sistematis oleh kekuasaan yang menopang kanonisasi tersebut. Upaya standarisasi yang dilakukan oleh Ibnu Mujāhid ini kemudian menjadi kanonik karena terdapat upaya sistematis oleh kekuasaan yang menopang kanonisasi tersebut. Pergulatan politik antar penguasa pada saat itu terjadi antara kelompok Hanabilah dan Syafi’iyah. Dikarenakan banyaknya pergolakan mengenai ragam bacaan al-Qur’an, al-Rāḍī memerintahkan Ibnu Muqlah sebagai wazir untuk melakukan kanonisasi qirā’āt yang telah distandarisasi oleh Ibnu Mujāhid yang mewakili kelompok Syafi’iyah. Oleh karena itu, terkanonisasinya qirā’āt ini menjadi sebuah kemenangan kelompok Syafi’iyah atas Hanabilah.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Munirul Ikhwan, Lc., M.A
Uncontrolled Keywords: Qirā’āt Sab’ah, Kanonisasi, Politik Kuasa, Ibnu Mujahid
Subjects: Studi Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 16 Oct 2021 12:23
Last Modified: 16 Oct 2021 12:23
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45524

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum