MEDIA ONLINE: PEMICU REMAJA TERPAPAR RADIKALISME DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI CYBER COUNSELING DERADIKALISASI

Eni Kuswatun, NIM.: 19200010030 (2021) MEDIA ONLINE: PEMICU REMAJA TERPAPAR RADIKALISME DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI CYBER COUNSELING DERADIKALISASI. Masters thesis, SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MEDIA ONLINE: PEMICU REMAJA TERPAPAR RADIKALISME DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI CYBER COUNSELING DERADIKALISASI) 19200010030_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (MEDIA ONLINE: PEMICU REMAJA TERPAPAR RADIKALISME DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI CYBER COUNSELING DERADIKALISASI) 19200010030_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Tesis ini mengkaji fenomena radikalisme di media online dalam mempengaruhi pola pikir remaja menjadi radikal. Fenomena radikalisme di media online tidak bisa dilepaskan dari pengaruh remaja yang sudah diklaim mengalami radikalisasi. Tiga mantan napiter bernama Putri, Deni dan Rahma merupakan remaja yang telah menerima ajaran propaganda dari kelompok radikal melalui media online. Sehingga ia membuat keputusan hijrah ke Suriah, hidup dibawah naungan kelompok radikal. Penelitian ini berkontribusi dalam studi mengenai propaganda radikalsime di media online, faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja terpapar radikalisme dan hijrah ke Suriah kemudian berbalik arah kembali ke Indonesia serta media online kemudian difungsikan sebagai cyber konseling deradikalisasi. Penelitian ini merupakan studi kualitatif terhadap remaja yang mengalami radikalisasi pada tahap pencarian identitas diri. Sumber data didapat dari hasil analisa terhadap @ruangobrolid, facebook @DakwahSyiarIslam, Youtube, sosial media dan blog pribadi narasumber. Proses propaganda kelompok radikal di media online mereka kemas berupa penyebaran ideologi melalui media website, sosial media seperti, facebook, youtube, instagram, twitter yang semakin berkembang dan populer serta menggunakan fitur media interaksi dan komunikasi seperti membuat chatrooms dan forums. Sementara itu, strategi propaganda dalam proses rekrutmen yang dilakukan oleh kelompok radikal menggunakan tipe yang bersifat persuasif dan bersifat ajakan dengan memunculkan pesan-pesan propaganda mereka sehingga menimbulkan rasa tertarik. Propaganda-propaganda yang dikemas dalam berbagai bentuk foto, video, slogan yang tersebar luas di media online dikombinasikan dengan ayat-ayat suci al-Quran dan Hadis. Janji-janji yang diberikan kelompok radikal terhadap remaja begitu meyakinkan melalui media online sehingga membuat Putri, Deni dan Rahma meyakini dengan mereka hijrah ke Suriah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, dan mati dengan keadaan syahid. Setelah melakukan hijrah ke Suriah mereka kemudian berbalik arah meninggalkan radikalisme karena dihadapkan dengan kejadian yang tidak rasional. Mereka tidak menemui adanya forum-forum pengajian yang membahas tentang keislaman, tidak sedikit milisi dari kelompok radikal yang tidak bisa membaca al-Quran, menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh kelompok radikal yaitu melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, dan perempuan yang baru saja haid diajak menikah oleh para mujahid, serta laki-laki wajib berperang. Setelah kepulangan ke Indonesia, ketiga remaja Putri, Deni dan Rahma mengikuti program deradikalisasi yang bertujuan untuk proses penyembuhan. Serta melalui ruangobrol.id di media online para remaja mulai membuat konten-konten alternatif kontra propaganda seperti membagikan pengalamannya selama berada di Suriah sebagai upaya untuk memberikan pemahaman dan mengkampanyekan kepada masyarakat luas mengenai bahayanya radikalisme.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item